Re: [iagi-net-l] edukasi ilmu bumi

2010-01-24 Terurut Topik Wayan Ismara Heru Young
Kalau Mas Andang berkenan sih bisa juga sekalian bahan2 "pelatihan geologi 
untuk pecinta alam" yg baru-baru ini juga menarik untuk di-upload.

Salam, 
Wayan Y.





From: yudi purnama 
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Mon, January 25, 2010 9:49:13 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] edukasi ilmu bumi

Rekans, saya usul kalo bahan yang pernah dipresentasikan oleh IAGI
untuk masyarakat saat Mas Andang masih jadi ketua bisa diupload.
Mungkin tinggal ditambahkan narasinya.

salam.
yudi

2010/1/25 Rovicky Dwi Putrohari :
> Untuk memanfaatkan WEB untuk edukasi ke masyarakat, memang bisa
> sesederhana apa yang dituliskan Mas Trisakti Kurniawan. Mengumpulkan,
> mengelompokkan dan mengupload di web .. beres !! Kalau ingin laris kan
> tinggal "di-iklan-kan".
>
> Kendala yang dihadapi IAGI saat ini (sejak dulu sebenernya), mencari
> relawan yang bersedia mengelola web ini secara persistent (kontinyu
> dan konsisten). Web IAGI (http://iagi.or.id) sedang mencoba muncul
> lagi setelah kena hack ... ya kena hack sehingga rontok. Saat ini IAGI
> web sedang mencoba bangkit lagi. Namun adiknya BlogGeologi
> (http://geologi.iagi.or.id) malah sedang tumbuh kembang dengan
> berbagai info artikel didalamnya.
>
> Apa sih bedanya BLOG dengan WEB ?
> Sebenernya kedua saling terkait. Blog atau WeBLog, isinya berurut
> waktu, bisa berupa berita ataupun artikel. Sedangkan Web biasanya
> dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu.
>
> Kalau anda punya bahan presentasi yang bersifat general ... basic,
> mudah dimengerti masyarakat awam silahkan saja dikirim ke redaksi
> IAGI-net (Paulus atau Bosman Batubara), Atau ke HAGI Administrasi
> Situs & Forum HAGI Hubungi alamat berikut untuk urusan pada situs
> (hagi.or.id) atau forum/milist HAGI * E-mail:
> it.support[at]hagi[dot]or[dot]id
>
> Tertarik bermain-main dengan WeBlog IAGI/HAGI ?
>
> Salam WeBlog !
>
> rdp
>
> 2010/1/25 mohammad syaiful :
>> usulan yg sangat bagus, om trisakti. tinggal dibangkitkan saja
>> bagaimana pelaksanaannya.
>>
>> salam,
>> syaiful
>>
>> 2010/1/22 Trisakti Kurniawan :
>>>
>>>
>>>
>>>
>>>
>>> Bapak dan ibu pengurus HAGI & IAGI,
>>>
>>> Sekedar saran saja..bagaimana kalo di website HAGI atau IAGI dimasukkan 
>>> slide presentasi atau materi video pengenalan mengenai earth science?? 
>>> Pengenalan dunia kerja dan geologi mengenai indonesia pun rasanya menarik 
>>> untuk disampaikan.
>>>
>>> Saat ini memang banyak blog atau web dari rekan2 kita yang memperkenalkan 
>>> hal tersebut tapi nampaknya sebagai organisasi yang menaungi keprofesian 
>>> ini..bisa juga kan??? Bagaimana??? Daripada bingung harus bikin materi 
>>> presentasi buat pengenalan jurusan kepada anak2 SMU..lebih baik kasih aja 
>>> link ke HAGI & IAGI..mantap kan?
>>>
>>> Sipp..salam sukses buat HAGI & IAGI.
>>>
>>> Salam,
>>> Trisakti
>>>
>
> 
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
> 
> Ayo siapkan makalah!
> Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 
> 2010
> Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted 
> on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall 
> IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or 
> indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of 
> use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any 
> information posted on IAGI mailing list.
> -
>
>


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan makalah!
Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 2010
De

Re: [iagi-net-l] Sisi Ironis Pertambangan

2010-01-24 Terurut Topik Wahyudi Adhiutomo
Semua pagi ini terekspose sebagai headline dengan judul "Penambangan
Memprihatinkan" Kompas edisi cetak hari ini.

Kenapa sisi positif penambangan selalu kalah dengan sisi negatifnya ya?


Salam,
WA
--
Hidup itu sederhana. Berani bermimpi lalu mewujudkannya


2010/1/25 ET Paripurno 

> kawan,
> lainnya juga tersirat di sini
> salam
>
> et
>
> -
>
>
> http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/01/24/02400981/jalan.sunyi.si.pejalan.kaki
>
> Jalan Sunyi Si Pejalan Kaki
>
> Minggu, 24 Januari 2010 | 02:40 WIB
>
> Maria Hartiningsih & Brigitta Isworo Laksmi
>
> Ibarat pejalan kaki, ia mengenali dengan baik setiap kelok dan
> kerikil. Jalan yang dipilih itu tak banyak dilalui orang karena rumit
> dan membuatnya harus selalu berjaga.
>
> Sebagai pejalan kaki, Hendro Sangkoyo (53) bisa merasakan nestapa dan
> luka sejarah dari orang-orang yang ditemui, yang ia sapa sebagai
> ”kakek-nenek, ayah-ibu, keponakan, cucu” di kampung-kampung di sudut
> Nusantara; dari wilayah terdalam Kalimantan sampai Papua, Maluku,
> Kepulauan Sunda Kecil, dan Bali. Ia selalu berhenti untuk tinggal
> selama beberapa waktu.
>
> Perjalanan itu dilakukan Yoyok—begitu ia disapa—sejak awal tahun
> 1980-an, di sela tugas-tugas akademis yang harus ia selesaikan sebagai
> tanggung jawab atas pilihannya.
>
> Namun, semua atribut keilmuwanan itu ia lepaskan karena gelar akademis
> tak punya relevansi dengan pembelajaran tanpa akhir sebagai proses
> hidup. Hati dan pikirannya senantiasa terbuka untuk mendengar
> penuturan para tetua dan pemangku di sudut-sudut kepulauan di
> Nusantara ini.
>
> ”Pengetahuan mereka tentang alam sekitar, tentang kehidupan dan
> penghidupan sungguh luar biasa,” ujarnya, di Jakarta beberapa waktu
> lalu, ”Ada yang bisa membaca suara air, berdialog dengan alam untuk
> tahu kapan hujan terakhir turun, menengarai sesuatu terjadi di hulu
> dari rasa air, dan segala macam.”
>
> Itulah living knowledge, yang tak ada tempatnya di dalam seluruh
> praksis dan diskursus modernisme. Sayangnya, pengetahuan itu dibaca
> keliru oleh para antropolog Barat.
>
> Maka, ”Bagi saya ilmu dasar adalah bahasa, bukan matematika, kimia,
> dan fisika,” kata Yoyok, ”Pengetahuan dituturkan dengan bahasa. Saya
> sependapat dengan Chomsky (Noam Chomsky, pemikir, ahli linguistik dari
> Massachusetts Institute of Technology, AS), semua bahasa
> merepresentasikan pengetahuan. Yang perlu diperkenalkan adalah ruang
> bertuturnya sehingga ia masuk ke sistem mana pun tidak asing.”
>
> Ruang bertutur itu menolak semua kaidah positivistik yang membedakan
> mana sains, mana bukan sains. Anggapan hanya ada satu otoritas yang
> berhak menafsirkan kebenaran, mengutip dialognya dengan Chomsky,
> dibangun pemerintah imperial untuk mendorong pemahaman bahwa kemajuan
> harus dimunculkan dari luar. Dampaknya adalah ilusi keterbelakangan
> yang tertanam begitu lama di bawah sadar hampir setiap warga bangsa.
>
> Krisis berkelanjutan
>
> Perjalanannya menyusur sudut-sudut tak bernama dalam peta besar
> wilayah negara, memperjelas penglihatannya tentang praktik-praktik
> pemusnahan kultural yang terus terjadi, khususnya lewat dogma tata
> ruang yang dibawa lembaga internasional sejak tahun 1955-an.
>
> Dogma dari chronotype yang sama sekali berbeda itu diadopsi begitu
> saja oleh para pengurus publik, tanpa mempertimbangkan karakteristik
> sosial-ekologis-geografis pulau-pulau di Nusantara.
>
> ”Posisi sungai yang semula di depan dan menjadi pusat kehidupan
> diputar ke belakang sebagai tempat sampah,” ujarnya, dengan nada
> sinis, ”Di depan, di buat jalan ke surga, atas nama kemajuan. Itulah
> infrastruktur yang asal dibuat.”
>
> Sistem ekonomi-politik mengubah wajah dan kondisi lingkungan
> sosial-ekologis kampung-kampung di banyak wilayah. Yoyok menengarai
> tapak kerusakan sejak tahun 1987. Rezim deforestasi terpimpin
> menganggap hutan hanya sepetak tanah yang hendak diambil rentenya,
> atas nama ”kesejahteraan rakyat”. Seluruh konteks sejarah
> sosial-ekologis dari keberadaan dan kedudukan hutan dalam konteks
> fenotipikal pulau diabaikan.
>
> ”Saya menemukan banyak sungai mati dengan cara sama,” ungkapnya,
> ”Mula-mula diblok dengan jalan logging, sungainya kolaps dalam
> tujuh-delapan tahun. Enggak usah jauh-jauh ngomongin highway 115 di
> Brasil. Semua terjadi di sini.”
>
> Gempuran kebijakan pembangunan yang eksesif di Kalimantan, misalnya,
> menyebabkan proses dehumanisasi, kemiskinan dan pemiskinan, termasuk
> kerusakan sosial-ekologis. Rehabilitasinya rumit karena telanjur
> menciptakan keterasingan di tanah sendiri.
>
> ”Saya tanya kepada beberapa anak muda di sana, kapan terakhir masuk
> sungai, ada yang menjawab mungkin tujuh, delapan bahkan 12 tahun
> lalu,” ungkap Yoyok.
>
> Pada saat bersamaan, praktik pemberdayaan komunitas indigenous justru
> mengadopsi sistem ekonomi uang yang sebenarnya membunuh secara
> sistematis kekuatan mereka. ”Karena tidak dihubungkan dengan basis
> produksi-konsumsi bahan-bahan energi 

Re: [iagi-net-l] Dengar Pendapat Umum DPR Komisi VII

2010-01-24 Terurut Topik yanto R.Sumantri



> Sdr KETUM

Khusus dalam MIgas masih banyak hal yang
harus dibenahi al.:
1.Indonesianisasi.
Wlaupun dalam Manajemen
"PUNCAK" KKS/KPS terpampang banyak nama Indonesia ,pada
prakteknya /keseharian sebagian (besar) malahan hanya nerupakan Laisson
Offier untuk mempermudah hubungan dg BP Mgas/Pemerintah/PEMDA,
Contoh
:: Banyak Budget meeting di BP Migas disampaikan oleh expertise
asing/orang yang bukan manjemn puncaknya. Bahkan ada meeting yang GM
Indoesianya pun TIDAK Hadir..
2. Energy Policy .
Sudah harus
difikirkan bahwa sebagian besar porsi produksi migas (termasuk gas Tangguh
umpamanya  terutama yang merupakan porsi Pemerintah untuk
dialokasikan untuk kepentingan domestik.
3. Pemerintah HARUS
mendorong agar supporting bussiness migas di Idonesia berkembang dengan
lebih baik.
Fakta : Sangat sedikit jumlah konsultan /perusahaan
pendukung operasi migas yang dimiliki oleh Pengusaha Nasional (secara
murni !!!). Perlu ebijakan finansial agar perusahan seperti ini dapat
berkembang dan dapat merupakan lahan kerja bagi para ahli Indonesia.
4. Serifikasi Profesi .
Perlu kejelasan dari Pemerintah , apakah
ini domain Asosiasi Profesi atau Pemerintah , kalau ada "campur
tangan" Pemerinyah agar dapat dijelaskan secara lebih transparant
kpd  Asosiasi Profesi.
5. Perlu peningkatan sarana dan prasarana
(termasuk budget dalam APBN/APBD) dala meningkatkan sarana "early
warning system" dari bencana geologi..
6. Pelestarian situs situ
geologi .
Harus ada kebijakan yang dapat memberikan jalan agar ada
dialog antar pemangku kepentingan dalam melstareikan situs situs geologi
yang dianggap sangat penting bagi ilmu geologi. IAGI hars dapat ,melakukan
inventarisasi untuk bahan pertimbangan Pemerintah.
7. Membuat aturan
yang mendorong nilai tambah bagi bahan dari batuan seperti batu mulia
dsb.
8. Mendorong berkembangnya "gologic tourism" dengan
memberikan informasi melalui jalur jalur  yang dimiliki
pemerintah/pemerintah daerah.

Masih banyak pemikiran yang ada
dibenak saya , tapi mungkin sementara ini saja cukup. Nanti Anggota
DPR-nya pusing hehehhe.


Si Abah



   Kawan-kawan
> Hari Selasa, 26 Januari 2010 akan ada
Dengar Pendapat Umum DPR Komisi VII
> dengan IAGI. Topiknya adalah
Perkembangan Industri Migas dan Pertambangan
> Umum. Mohon masukan
dari kawan-kawan sekalian.
> 
> Salam
> Lambok
> 
> 
> 
>

> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5
departemen, banyak biro...
>

> Ayo siapkan makalah!
> Untuk dipresentasikan di PIT
ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober
> 2010
>
Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010
>
-
> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123
0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
or others. In no event
> shall IAGI or its members be liable for
any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or
damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data
or profits, arising out of or in connection with
> the use of any
information posted on IAGI mailing list.
>
-
> 
> 


-- 
___
Nganyerikeun hate
batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada
ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.


Re: [iagi-net-l] edukasi ilmu bumi

2010-01-24 Terurut Topik yudi purnama
Rekans, saya usul kalo bahan yang pernah dipresentasikan oleh IAGI
untuk masyarakat saat Mas Andang masih jadi ketua bisa diupload.
Mungkin tinggal ditambahkan narasinya.

salam.
yudi

2010/1/25 Rovicky Dwi Putrohari :
> Untuk memanfaatkan WEB untuk edukasi ke masyarakat, memang bisa
> sesederhana apa yang dituliskan Mas Trisakti Kurniawan. Mengumpulkan,
> mengelompokkan dan mengupload di web .. beres !! Kalau ingin laris kan
> tinggal "di-iklan-kan".
>
> Kendala yang dihadapi IAGI saat ini (sejak dulu sebenernya), mencari
> relawan yang bersedia mengelola web ini secara persistent (kontinyu
> dan konsisten). Web IAGI (http://iagi.or.id) sedang mencoba muncul
> lagi setelah kena hack ... ya kena hack sehingga rontok. Saat ini IAGI
> web sedang mencoba bangkit lagi. Namun adiknya BlogGeologi
> (http://geologi.iagi.or.id) malah sedang tumbuh kembang dengan
> berbagai info artikel didalamnya.
>
> Apa sih bedanya BLOG dengan WEB ?
> Sebenernya kedua saling terkait. Blog atau WeBLog, isinya berurut
> waktu, bisa berupa berita ataupun artikel. Sedangkan Web biasanya
> dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu.
>
> Kalau anda punya bahan presentasi yang bersifat general ... basic,
> mudah dimengerti masyarakat awam silahkan saja dikirim ke redaksi
> IAGI-net (Paulus atau Bosman Batubara), Atau ke HAGI Administrasi
> Situs & Forum HAGI Hubungi alamat berikut untuk urusan pada situs
> (hagi.or.id) atau forum/milist HAGI * E-mail:
> it.support[at]hagi[dot]or[dot]id
>
> Tertarik bermain-main dengan WeBlog IAGI/HAGI ?
>
> Salam WeBlog !
>
> rdp
>
> 2010/1/25 mohammad syaiful :
>> usulan yg sangat bagus, om trisakti. tinggal dibangkitkan saja
>> bagaimana pelaksanaannya.
>>
>> salam,
>> syaiful
>>
>> 2010/1/22 Trisakti Kurniawan :
>>>
>>>
>>>
>>>
>>>
>>> Bapak dan ibu pengurus HAGI & IAGI,
>>>
>>> Sekedar saran saja..bagaimana kalo di website HAGI atau IAGI dimasukkan 
>>> slide presentasi atau materi video pengenalan mengenai earth science?? 
>>> Pengenalan dunia kerja dan geologi mengenai indonesia pun rasanya menarik 
>>> untuk disampaikan.
>>>
>>> Saat ini memang banyak blog atau web dari rekan2 kita yang memperkenalkan 
>>> hal tersebut tapi nampaknya sebagai organisasi yang menaungi keprofesian 
>>> ini..bisa juga kan??? Bagaimana??? Daripada bingung harus bikin materi 
>>> presentasi buat pengenalan jurusan kepada anak2 SMU..lebih baik kasih aja 
>>> link ke HAGI & IAGI..mantap kan?
>>>
>>> Sipp..salam sukses buat HAGI & IAGI.
>>>
>>> Salam,
>>> Trisakti
>>>
>
> 
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
> 
> Ayo siapkan makalah!
> Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 
> 2010
> Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted 
> on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall 
> IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or 
> indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of 
> use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any 
> information posted on IAGI mailing list.
> -
>
>


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan makalah!
Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 2010
Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke

Re: [iagi-net-l] edukasi ilmu bumi

2010-01-24 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Untuk memanfaatkan WEB untuk edukasi ke masyarakat, memang bisa
sesederhana apa yang dituliskan Mas Trisakti Kurniawan. Mengumpulkan,
mengelompokkan dan mengupload di web .. beres !! Kalau ingin laris kan
tinggal "di-iklan-kan".

Kendala yang dihadapi IAGI saat ini (sejak dulu sebenernya), mencari
relawan yang bersedia mengelola web ini secara persistent (kontinyu
dan konsisten). Web IAGI (http://iagi.or.id) sedang mencoba muncul
lagi setelah kena hack ... ya kena hack sehingga rontok. Saat ini IAGI
web sedang mencoba bangkit lagi. Namun adiknya BlogGeologi
(http://geologi.iagi.or.id) malah sedang tumbuh kembang dengan
berbagai info artikel didalamnya.

Apa sih bedanya BLOG dengan WEB ?
Sebenernya kedua saling terkait. Blog atau WeBLog, isinya berurut
waktu, bisa berupa berita ataupun artikel. Sedangkan Web biasanya
dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu.

Kalau anda punya bahan presentasi yang bersifat general ... basic,
mudah dimengerti masyarakat awam silahkan saja dikirim ke redaksi
IAGI-net (Paulus atau Bosman Batubara), Atau ke HAGI Administrasi
Situs & Forum HAGI Hubungi alamat berikut untuk urusan pada situs
(hagi.or.id) atau forum/milist HAGI * E-mail:
it.support[at]hagi[dot]or[dot]id

Tertarik bermain-main dengan WeBlog IAGI/HAGI ?

Salam WeBlog !

rdp

2010/1/25 mohammad syaiful :
> usulan yg sangat bagus, om trisakti. tinggal dibangkitkan saja
> bagaimana pelaksanaannya.
>
> salam,
> syaiful
>
> 2010/1/22 Trisakti Kurniawan :
>>
>>
>>
>>
>>
>> Bapak dan ibu pengurus HAGI & IAGI,
>>
>> Sekedar saran saja..bagaimana kalo di website HAGI atau IAGI dimasukkan 
>> slide presentasi atau materi video pengenalan mengenai earth science?? 
>> Pengenalan dunia kerja dan geologi mengenai indonesia pun rasanya menarik 
>> untuk disampaikan.
>>
>> Saat ini memang banyak blog atau web dari rekan2 kita yang memperkenalkan 
>> hal tersebut tapi nampaknya sebagai organisasi yang menaungi keprofesian 
>> ini..bisa juga kan??? Bagaimana??? Daripada bingung harus bikin materi 
>> presentasi buat pengenalan jurusan kepada anak2 SMU..lebih baik kasih aja 
>> link ke HAGI & IAGI..mantap kan?
>>
>> Sipp..salam sukses buat HAGI & IAGI.
>>
>> Salam,
>> Trisakti
>>


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan makalah!
Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 2010
Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Sisi Ironis Pertambangan

2010-01-24 Terurut Topik ET Paripurno
kawan,
lainnya juga tersirat di sini
salam

et

-

http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/01/24/02400981/jalan.sunyi.si.pejalan.kaki

Jalan Sunyi Si Pejalan Kaki

Minggu, 24 Januari 2010 | 02:40 WIB

Maria Hartiningsih & Brigitta Isworo Laksmi

Ibarat pejalan kaki, ia mengenali dengan baik setiap kelok dan
kerikil. Jalan yang dipilih itu tak banyak dilalui orang karena rumit
dan membuatnya harus selalu berjaga.

Sebagai pejalan kaki, Hendro Sangkoyo (53) bisa merasakan nestapa dan
luka sejarah dari orang-orang yang ditemui, yang ia sapa sebagai
”kakek-nenek, ayah-ibu, keponakan, cucu” di kampung-kampung di sudut
Nusantara; dari wilayah terdalam Kalimantan sampai Papua, Maluku,
Kepulauan Sunda Kecil, dan Bali. Ia selalu berhenti untuk tinggal
selama beberapa waktu.

Perjalanan itu dilakukan Yoyok—begitu ia disapa—sejak awal tahun
1980-an, di sela tugas-tugas akademis yang harus ia selesaikan sebagai
tanggung jawab atas pilihannya.

Namun, semua atribut keilmuwanan itu ia lepaskan karena gelar akademis
tak punya relevansi dengan pembelajaran tanpa akhir sebagai proses
hidup. Hati dan pikirannya senantiasa terbuka untuk mendengar
penuturan para tetua dan pemangku di sudut-sudut kepulauan di
Nusantara ini.

”Pengetahuan mereka tentang alam sekitar, tentang kehidupan dan
penghidupan sungguh luar biasa,” ujarnya, di Jakarta beberapa waktu
lalu, ”Ada yang bisa membaca suara air, berdialog dengan alam untuk
tahu kapan hujan terakhir turun, menengarai sesuatu terjadi di hulu
dari rasa air, dan segala macam.”

Itulah living knowledge, yang tak ada tempatnya di dalam seluruh
praksis dan diskursus modernisme. Sayangnya, pengetahuan itu dibaca
keliru oleh para antropolog Barat.

Maka, ”Bagi saya ilmu dasar adalah bahasa, bukan matematika, kimia,
dan fisika,” kata Yoyok, ”Pengetahuan dituturkan dengan bahasa. Saya
sependapat dengan Chomsky (Noam Chomsky, pemikir, ahli linguistik dari
Massachusetts Institute of Technology, AS), semua bahasa
merepresentasikan pengetahuan. Yang perlu diperkenalkan adalah ruang
bertuturnya sehingga ia masuk ke sistem mana pun tidak asing.”

Ruang bertutur itu menolak semua kaidah positivistik yang membedakan
mana sains, mana bukan sains. Anggapan hanya ada satu otoritas yang
berhak menafsirkan kebenaran, mengutip dialognya dengan Chomsky,
dibangun pemerintah imperial untuk mendorong pemahaman bahwa kemajuan
harus dimunculkan dari luar. Dampaknya adalah ilusi keterbelakangan
yang tertanam begitu lama di bawah sadar hampir setiap warga bangsa.

Krisis berkelanjutan

Perjalanannya menyusur sudut-sudut tak bernama dalam peta besar
wilayah negara, memperjelas penglihatannya tentang praktik-praktik
pemusnahan kultural yang terus terjadi, khususnya lewat dogma tata
ruang yang dibawa lembaga internasional sejak tahun 1955-an.

Dogma dari chronotype yang sama sekali berbeda itu diadopsi begitu
saja oleh para pengurus publik, tanpa mempertimbangkan karakteristik
sosial-ekologis-geografis pulau-pulau di Nusantara.

”Posisi sungai yang semula di depan dan menjadi pusat kehidupan
diputar ke belakang sebagai tempat sampah,” ujarnya, dengan nada
sinis, ”Di depan, di buat jalan ke surga, atas nama kemajuan. Itulah
infrastruktur yang asal dibuat.”

Sistem ekonomi-politik mengubah wajah dan kondisi lingkungan
sosial-ekologis kampung-kampung di banyak wilayah. Yoyok menengarai
tapak kerusakan sejak tahun 1987. Rezim deforestasi terpimpin
menganggap hutan hanya sepetak tanah yang hendak diambil rentenya,
atas nama ”kesejahteraan rakyat”. Seluruh konteks sejarah
sosial-ekologis dari keberadaan dan kedudukan hutan dalam konteks
fenotipikal pulau diabaikan.

”Saya menemukan banyak sungai mati dengan cara sama,” ungkapnya,
”Mula-mula diblok dengan jalan logging, sungainya kolaps dalam
tujuh-delapan tahun. Enggak usah jauh-jauh ngomongin highway 115 di
Brasil. Semua terjadi di sini.”

Gempuran kebijakan pembangunan yang eksesif di Kalimantan, misalnya,
menyebabkan proses dehumanisasi, kemiskinan dan pemiskinan, termasuk
kerusakan sosial-ekologis. Rehabilitasinya rumit karena telanjur
menciptakan keterasingan di tanah sendiri.

”Saya tanya kepada beberapa anak muda di sana, kapan terakhir masuk
sungai, ada yang menjawab mungkin tujuh, delapan bahkan 12 tahun
lalu,” ungkap Yoyok.

Pada saat bersamaan, praktik pemberdayaan komunitas indigenous justru
mengadopsi sistem ekonomi uang yang sebenarnya membunuh secara
sistematis kekuatan mereka. ”Karena tidak dihubungkan dengan basis
produksi-konsumsi bahan-bahan energi orang-orang di kampung Dayak
itu,” jelasnya.

Dari semua ini, apa yang ingin Anda sampaikan?

Krisis sosial-ekologis sudah berlangsung sejak lama dan masih terus
berlangsung karena pada dasarnya manusia punya kecenderungan suicidal.
Makin pintar, makin merusak (pada beberapa kesempatan, ia
mengungkapkan kerisauannya atas pembalakan yang terus terjadi terkait
perubahan tata guna lahan hutan menjadi lokasi pertambangan dan
perkebunan sawit skala besar, berizin resmi).

Re: [iagi-net-l] edukasi ilmu bumi

2010-01-24 Terurut Topik mohammad syaiful
usulan yg sangat bagus, om trisakti. tinggal dibangkitkan saja
bagaimana pelaksanaannya.

salam,
syaiful

2010/1/22 Trisakti Kurniawan :
>
>
>
>
>
> Bapak dan ibu pengurus HAGI & IAGI,
>
> Sekedar saran saja..bagaimana kalo di website HAGI atau IAGI dimasukkan slide 
> presentasi atau materi video pengenalan mengenai earth science?? Pengenalan 
> dunia kerja dan geologi mengenai indonesia pun rasanya menarik untuk 
> disampaikan.
>
> Saat ini memang banyak blog atau web dari rekan2 kita yang memperkenalkan hal 
> tersebut tapi nampaknya sebagai organisasi yang menaungi keprofesian 
> ini..bisa juga kan??? Bagaimana??? Daripada bingung harus bikin materi 
> presentasi buat pengenalan jurusan kepada anak2 SMU..lebih baik kasih aja 
> link ke HAGI & IAGI..mantap kan?
>
> Sipp..salam sukses buat HAGI & IAGI.
>
> Salam,
> Trisakti
>
>
>



-- 
Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
Mobile: 62-812-9372808
Emails:
msyai...@etti.co.id (business)
mohammadsyai...@gmail.com

Technical Manager of
Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan makalah!
Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 2010
Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Bencana sebagai fenomenon sosial-->geologi.iagi.or.id

2010-01-24 Terurut Topik mohammad syaiful
hanya mengingatkan, sebaiknya masalah yg mudah menimbulkan SARA ini,
disudahi saja sampai di sini. tentunya ada milis lain yg lebih tepat
utk mendiskusikan hal tsb.

salam,
syaiful

2010/1/25 Winderasta, Wikan (wikanw) :
> Mas RDP,
>
> Saya kira tidak perlu untuk membenturkan opini kedua tokoh tersebut. Toh 
> pernyataan yang dikemukakan cuma cuplikan dari sebuah berita, yang mungkin 
> sudah tereduksi redaksionalnya. Kalau penasaran sebaiknya diundang saja Pak 
> Tifatul untuk berbicara di forum ilmiah, siapa tahu ada program unggulan dari 
> Departemen Komunikasi dan Informatika terkait dengan permasalahan bencana 
> alam di Indonesia.
>
> Salam,
> ww
>
> -Original Message-
> From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com]
> Sent: Saturday, January 23, 2010 11:21 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Bencana sebagai fenomenon 
> sosial-->geologi.iagi.or.id
>
>> Dari perspektif agama Islam, barangkali apa yang
>> dinyatakan oleh Tifatul memang benar adanya.  Tifatul tentulah lebih tahu 
>> soal ini. Bagi
>> saya yang menarik adalah bahwa pembahasan mengenai bencana melebar, sehingga
>> kalangan agamawan seperti salah satu pegiat Majelis Ulama Indonesia (MUI) 
>> merasa
>> perlu mendukung pendapat Tifatul tersebut. Dengan demikian, bencana telah
>> menjadi fenomenon sosial.
>
> Masih dengan perspektif yang sama (agama Islam), lebih percaya Tifatul
> atau percaya Imam Masjidil Haram ?
>
> Imam Masjidil Haram: Bencana Bukan Hukuman
> Sabtu, 23 Januari 2010, 11:57 WIB
>
> MAKKAH--Imam dan khatib Masjidil Haram, Dr Saleh bin Humaid,
> mengingatkan umat Islam untuk tidak gampang menghakimi atau menuduh
> orang lain terkait fenomena bencana alam. Menurutnya, bukan akhlak
> Rasulullah SAW melakukan perbuatan itu, karena Nabi Muhammad SAW
> sepanjang hidupnya tak pernah berprasangka.
>
> "Nabi masyarakat adalah salah satu masyarakat yang paling saleh yang
> pernah dikenal dalam sejarah Islam," kata bin Humaid Bin saat
> memberikan Khotbah Jumat pekan ini. "Apakah dia pernah menuduh
> teman-temannya menjadi jahat dan berdosa setelah bencana datang?"
>
> Menurut bin Humaid wabah dan bencana juga terjadi pada masa
> pemerintahan khalifah dan sahabat Nabi. Bencana juga terjadi pada kaum
> Muhajirin saat mereka berhijrah, kaum Anshar, juga para pejuang Islam.
> Bencana, katanya, bukan hukuman Allah, melainkan cobaan.
>
> "Orang-orang kuat dalam keyakinan mereka akan semakin dekat dengan
> Allah Yang Mahakuasa. Ia berbalik takut mereka menjadi keamanan,
> kemiskinan menjadi kekayaan dan perpecahan ke dalam kesatuan,"
> tambahnya.
>
> Para ulama terdahulu, katanya, juga menganggap bencana ini bukan
> sebagai hukuman, tetapi sebagai ujian dari Allah Yang Mahakuasa agar
> mereka tunduk kepada kehendak-Nya. "Dia menjadi peringatan bagi
> orang-orang untuk memperbaiki cara hidupnya," katanya. Menghakimi atau
> menuduh, katanya, justru menunjukkan bahwa dia berkeberatan dengan
> takdir Allah dan kebijaksanaan-Nya. "
> Redaksi - Reporter
> Red:
> siwi
> Sumber Berita: arabnews
>
> 
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
> 
> Ayo siapkan makalah!
> Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 
> 2010
> Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted 
> on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall 
> IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or 
> indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of 
> use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any 
> information posted on IAGI mailing list.
> -
>
>
> 
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt 

RE: [iagi-net-l] Bencana sebagai fenomenon sosial-->geologi.iagi.or.id

2010-01-24 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Mas RDP,

Saya kira tidak perlu untuk membenturkan opini kedua tokoh tersebut. Toh 
pernyataan yang dikemukakan cuma cuplikan dari sebuah berita, yang mungkin 
sudah tereduksi redaksionalnya. Kalau penasaran sebaiknya diundang saja Pak 
Tifatul untuk berbicara di forum ilmiah, siapa tahu ada program unggulan dari 
Departemen Komunikasi dan Informatika terkait dengan permasalahan bencana alam 
di Indonesia. 

Salam,
ww

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Saturday, January 23, 2010 11:21 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Bencana sebagai fenomenon sosial-->geologi.iagi.or.id

> Dari perspektif agama Islam, barangkali apa yang
> dinyatakan oleh Tifatul memang benar adanya.  Tifatul tentulah lebih tahu 
> soal ini. Bagi
> saya yang menarik adalah bahwa pembahasan mengenai bencana melebar, sehingga
> kalangan agamawan seperti salah satu pegiat Majelis Ulama Indonesia (MUI) 
> merasa
> perlu mendukung pendapat Tifatul tersebut. Dengan demikian, bencana telah
> menjadi fenomenon sosial.

Masih dengan perspektif yang sama (agama Islam), lebih percaya Tifatul
atau percaya Imam Masjidil Haram ?

Imam Masjidil Haram: Bencana Bukan Hukuman
Sabtu, 23 Januari 2010, 11:57 WIB

MAKKAH--Imam dan khatib Masjidil Haram, Dr Saleh bin Humaid,
mengingatkan umat Islam untuk tidak gampang menghakimi atau menuduh
orang lain terkait fenomena bencana alam. Menurutnya, bukan akhlak
Rasulullah SAW melakukan perbuatan itu, karena Nabi Muhammad SAW
sepanjang hidupnya tak pernah berprasangka.

"Nabi masyarakat adalah salah satu masyarakat yang paling saleh yang
pernah dikenal dalam sejarah Islam," kata bin Humaid Bin saat
memberikan Khotbah Jumat pekan ini. "Apakah dia pernah menuduh
teman-temannya menjadi jahat dan berdosa setelah bencana datang?"

Menurut bin Humaid wabah dan bencana juga terjadi pada masa
pemerintahan khalifah dan sahabat Nabi. Bencana juga terjadi pada kaum
Muhajirin saat mereka berhijrah, kaum Anshar, juga para pejuang Islam.
Bencana, katanya, bukan hukuman Allah, melainkan cobaan.

"Orang-orang kuat dalam keyakinan mereka akan semakin dekat dengan
Allah Yang Mahakuasa. Ia berbalik takut mereka menjadi keamanan,
kemiskinan menjadi kekayaan dan perpecahan ke dalam kesatuan,"
tambahnya.

Para ulama terdahulu, katanya, juga menganggap bencana ini bukan
sebagai hukuman, tetapi sebagai ujian dari Allah Yang Mahakuasa agar
mereka tunduk kepada kehendak-Nya. "Dia menjadi peringatan bagi
orang-orang untuk memperbaiki cara hidupnya," katanya. Menghakimi atau
menuduh, katanya, justru menunjukkan bahwa dia berkeberatan dengan
takdir Allah dan kebijaksanaan-Nya. "
Redaksi - Reporter
Red:
siwi
Sumber Berita: arabnews


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan makalah!
Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 2010
Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan makalah!
Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 2010
Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]

[iagi-net-l] Sisi Ironis Pertambangan

2010-01-24 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Sisi Ironis Pertambangan
http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/01/25/0242141/sisi.ironis.pertambangan
Senin, 25 Januari 2010 | 02:42 WIB

 Oleh Singgih Widagdo

Pertambangan masih menjadi primadona penggerak ekonomi Pulau
Kalimantan. Aktivitas penambangan pola shovel dan truk, 24 jam
berlangsung tanpa henti.

Hutan sebagai sumber daya alam (SDA) yang vital untuk kehidupan justru
dilupakan. Belum lagi bicara karbon, satu hektar hutan mampu menyerap
karbon 200-350 ton. Memang ironis, aktivitas eksplorasi pertambangan
sering kali berbenturan dengan konservasi SDA.

Bicara soal Kalimantan, dalam hal kerusakan lingkungan, siapa yang
harus bertanggung jawab?

Keserakahan

Pemanfaatan SDA untuk sekadar memenuhi kebutuhan hidup manusia, alam
masih bersahabat. Namun, saat SDA dijadikan komoditas tanpa batas,
alam punya jawaban sendiri. Saat ini, harga hasil tambang sebagai
komoditas bergerak begitu fluktuatif. Bukan hanya atas perhitungan
statistik penawaran dan permintaan, tetapi juga lebih pada permainan
spekulan dalam pasar komoditas tambang. Tidak disadari pelaku
penambangan, kondisi ini menyeret semua aktivitas pertambangan masuk
ke ruang keserakahan.

Sejak UU No 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertambangan sampai diberlakukan otonomi daerah, izin kuasa
penambangan (KP) hanya berjumlah 650-an. Akibat terbukanya kebijakan,
diperkuat ekstrimnya harga komoditas pertambangan, jumlah KP kini
hampir 8.000-an, di luar yang ilegal. Dulu, sebagian komoditas
pertambangan, seperti batu bara, ditempatkan sebagai energi vital dan
strategis sehingga pemerintah pusat terlibat. Kini, batu bara dinilai
sekadar komoditas.

Pada dasarnya, secara teknis, aktivitas pertambangan mustahil dapat
dioperasikan pada luasan konsesi kecil. Ada batasan minimal untuk
infrastruktur opera- si penambangan , khususnya untuk praktik
penambangan yang baik. Saat luasan kecil dipaksakan operasi, mulailah
terjadi kerusakan di sekitar areal tambang yang berpotensi merusak
bentang alam. Pertambangan yang awalnya dibangun untuk meningkatkan
kesejahteraan, sekarang terbalik akibat eksploitasi SDA yang sama
sekali tak mengindahkan lingkungan. Kualitas lingkungan mengalami
penurunan, bahkan menuju kehancuran.

Berbeda dengan penambang skala kecil, penambang skala besar, pemilik
kontrak karya (KK), dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu
bara (PKP2B) lebih mampu mengendalikan dampak kerusakan lingkungan.
Sebetulnya, faktor manusia berperan penting karena rencana eksplorasi
dan eksploitasi, sampai penutupan tambang, selalu diaudit pihak-pihak
kompeten. Namun, meningkatnya jumlah KP tak dapat dihindarkan saat
harga batu bara terus naik.

Ini lebih diperparah oleh pemilihan kepala daerah secara langsung yang
membutuhkan biaya besar. Muncul sikap pragmatis sebagian kepala daerah
yang terpilih untuk mengejar keuntungan. Perhitungan tatanan unsur
lingkungan diabaikan. Kegiatan investasi hanyalah jalan legal
memperbesar pendapatan asli daerah, selain untuk keuntungan
pribadi/kelompok. Daerahpun berlomba mencari alternatif penerimaan
daerah.

Bagi pemda memang tak mudah menemukan alternatif potensi daerah yang
secara instan membawa hasil signifikan. Kekayaan alam yang ada di
depan mata akhirnya memicu semaraknya izin tambang baru. Perilaku
keserakahan ”raja kecil” tidak dapat dihindarkan, bahkan pemerintah
pusat kehilangan kendali.

Dukungan politis pemda, sikap abai terhadap ekosistem, kurangnya
tenaga inspektur tambang, serta eksplorasi dan eks- ploitasi
pertambangan mengakibatkan morfologi dan fisiologi berubah tanpa
rencana, pencemaran sungai, pemotongan vegetasi serampangan, dan
munculnya potensi erosi dan longsor. Optimalisasi SDA meleset. Dalam
jangka panjang, selain masalah lingkungan, muncul pula masalah sosial,
ekonomi, maupun budaya yang seolah jadi tanggung jawab ”raja kecil”
berikutnya.

Solusi ke depan

Masalah Kalimantan akibat aktivitas pertambangan yang kurang
terkontrol sudah sedemikian kompleks. Namun, upaya memperbaiki harus
terus diperjuangkan. Solusinya, mustahil terselesaikan dengan
keluarnya UU Minerba Nomor 4 Tahun 2009, ataupun peraturan pemerintah
yang sampai saat ini belum semuanya keluar.

Saat ini perlu audit lingkungan tambang secara lebih menyeluruh,
memperbesar jumlah inspektur tambang. Dari jumlah izin usaha
pertambangan (IUP), bahkan perlu sekitar 1.000 inspektur tambang untuk
lima tahun ke depan. Selain itu, pemerintah pusat ataupun daerah harus
tegas, tanpa kompromi, mendorong penegakan hukum, terutama kepada
pengusaha yang jelas-jelas merusak lingkungan.

Berlakunya UU Minerba terbaru mengharuskan laporan izin KP, lokasi,
kandungan, dan luasan agar wilayah pertambangan (WP) segera
diselesaikan pemerintah pusat, berkoordinasi dengan pemerintah daerah.
Informasi WP, wilayah pertambangan negara (WPN), dan wilayah
pertambangan rakyat harus secepatnya keluar sebagai masukan dalam tata
ruang nasional. Pola lelang menjadi transparan.

Di sini, good governance akan terwujud. Akuntabilitas, transparansi,
dan