[iagi-net-l] Alat MT (Magneto Telluric)
Perusahaan tempat saya nyangkul (PT. POSITION)/www.ptposition.com; mau sewa alat Magneto Telluric, barangkali ada rekan-rekan yang tahu dimana bisa sewa, tentunya dengan operatornya sekalian. Saya dengar juga kalau harga belinya antara 1 - 1,5 M, barangkali ada rekan-rekan yang tahu dimana barang tersebut dibelinya Salam, Luhkito 08122009165, 0817118448 Kantor PT. Position Jl. Venus Barat No.16 Bandung Tlp. 022 7513966-67
Re: [iagi-net-l] (Test Email) - Pasar Geosains di LN
On Fri, Apr 9, 2010 at 11:23 AM, Sigit wrote: > (Test Email) > RS Ini Om Rusdinadar Ziggie yang di Kuala Lumpur itu ya ? Welkam @ mailist IAGI-net Gimana cerita pasaran Geologist di LN nih. Setahu saya dulu Om Zigie mempromosikan rekan-rekan geosaintist untuk "dijual" (skill-nya tentu) ke manca negara (ke SEAsia, Middle East hingga Afrika). Apa masih banyak tuh lowongan di masa "sulit" ini ? Salam RDP
Re: [iagi-net-l] (Test Email)
Test sukses., sinten niki? --Original Message-- From: Sigit To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] (Test Email) Sent: Apr 9, 2010 11:23 (Test Email) RS -- This message has been scanned for viruses and dangerous content by MailScanner, and is believed to be clean. Powered by Telkomsel BlackBerry®
[iagi-net-l] (Test Email)
(Test Email) RS -- This message has been scanned for viruses and dangerous content by MailScanner, and is believed to be clean.
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
2010/4/9 sanggam hutabarat > Hanya 'unik' nya dari sekian pelamar sekitar 80 orang pada itu, > penginterview utama (mas Zulmar Z, dimana ya > sekarang?) memutuskan/bereksperimen hanya 9 orang diterima: 3 dari ITB, 3 > dari UGM dan 3 dari UPN. Enggak sampai sekitar 3-6 bulan?, 5 orang > 'rontok' keluar, yang menurut Mas Zulmar semakin memperkuat sinyalemen > bahwa alumni geologi universitas tertentu akan secara 'alami' /bertendensi > berkelompok dan bekerja pada employer tertentu pada jenis pekerjaan gelogi > tertentu..apakah sinyalemen ini masih lanjut?? > Mnarik Bang Sanggam. Apakah 5 dari mereka yang "rontok" keluar menjadi non geologist, ataukah pindah dari "cutting geologist" masuk menjadi "keyboard geologist" ? Btw, aku sendiri melihat gejala umum generasi Y "if they lost their passion on their job, they will quit . easily !! " RDP
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Mas Nyoto, Mohon informasinya bila Mas Nyoto dapat alamat atau hp Pak Zulmar Zainudin. Beliau adalah teman saya sekelas di SMA Bkt 1967-1969. Jika benar Zulmar Z yg saya maksud, kalau nggak salah beliau terakhir sudah pensiun dari perusahaan minyak dan bertani di Cisarua Bogor. Beliau adalah alumni Geologi UPN Jogya; apa betul ZZ yg dimaksud ? Terimakasih. Chairul Nas --- Pada Jum, 9/4/10, nyoto - ke-el menulis: Dari: nyoto - ke-el Judul: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Jumat, 9 April, 2010, 6:19 AM Pak Zulmar sekarang berada di Abu Dhabi, tapi nggak tahu apa companynya ... wass, nyoto 2010/4/9 sanggam hutabarat > Pak Sugeng, eks WSG and Mudlogger > > Lha inti testnya untuk mudlogger masih skala Mohs dan bedain > batuan? interview 25 thn yg lampau oleh Baroid juga hal sama. Musti diubah > dan dimodifikasi donk kalo enggak calon udah bersiap2 jauh2 hari...hehe > > Hanya 'unik' nya dari sekian pelamar sekitar 80 orang pada itu, > penginterview utama (mas Zulmar Z, dimana ya > sekarang?) memutuskan/bereksperimen hanya 9 orang diterima: 3 dari ITB, 3 > dari UGM dan 3 dari UPN. Enggak sampai sekitar 3-6 bulan?, 5 orang > 'rontok' keluar, yang menurut Mas Zulmar semakin memperkuat sinyalemen > bahwa alumni geologi universitas tertentu akan secara 'alami' /bertendensi > berkelompok dan bekerja pada employer tertentu pada jenis pekerjaan gelogi > tertentu..apakah sinyalemen ini masih lanjut?? > > Sanggam > eks logger > > --- On Thu, 8/4/10, Sugeng Hartono > wrote: > > > From: Sugeng Hartono > Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi > >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? > To: iagi-net@iagi.or.id > Date: Thursday, 8 April, 2010, 8:18 AM > > > Pak Syaiful dan semuanya, > > Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita > mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman sbb: > Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di perusahaan > mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat menjelaskan > perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan > diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan ini > menerangkan bahwa Shell itu "kerang" atau nama perusahaan minyak Belanda. > Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun peserta > yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz, > korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah > lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan > geologist muda. > Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya > (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan > uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi > kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya). > > Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas > wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist > yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus > ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting > sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam. > Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi > mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu > lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ > sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat > penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya > agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang; > dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef > tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di > mana minyaknya? > > Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih > dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus > membaca buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan) > agar supaya ilmunya terus bertambah. > Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka > merasa terdesak dengan banyaknya mudlogger dari negeri seberang. Saya pun > tidak dapat berbuat apa-2 karena mereka, para TKA ini sudah "mengantongi > ijin kerja" yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. > > Salam hangat, > Sugeng > > > - Original Message - From: "mohammad syaiful" < > mohammadsyai...@gmail.com> > To: > Sent: Thursday, April 08, 2010 7:17 AM > Subject: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi > >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? > > > ok, sip pak edy. > > tambah jelas mau mulai dari mana. saya akan gelitik dulu para pentolan > bamus ini, semuanya juga 'kan orang2 IAGI, sekaligus kawan2 yg
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Pak Zulmar sekarang berada di Abu Dhabi, tapi nggak tahu apa companynya ... wass, nyoto 2010/4/9 sanggam hutabarat > Pak Sugeng, eks WSG and Mudlogger > > Lha inti testnya untuk mudlogger masih skala Mohs dan bedain > batuan? interview 25 thn yg lampau oleh Baroid juga hal sama. Musti diubah > dan dimodifikasi donk kalo enggak calon udah bersiap2 jauh2 hari...hehe > > Hanya 'unik' nya dari sekian pelamar sekitar 80 orang pada itu, > penginterview utama (mas Zulmar Z, dimana ya > sekarang?) memutuskan/bereksperimen hanya 9 orang diterima: 3 dari ITB, 3 > dari UGM dan 3 dari UPN. Enggak sampai sekitar 3-6 bulan?, 5 orang > 'rontok' keluar, yang menurut Mas Zulmar semakin memperkuat sinyalemen > bahwa alumni geologi universitas tertentu akan secara 'alami' /bertendensi > berkelompok dan bekerja pada employer tertentu pada jenis pekerjaan gelogi > tertentu..apakah sinyalemen ini masih lanjut?? > > Sanggam > eks logger > > --- On Thu, 8/4/10, Sugeng Hartono > wrote: > > > From: Sugeng Hartono > Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi > >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? > To: iagi-net@iagi.or.id > Date: Thursday, 8 April, 2010, 8:18 AM > > > Pak Syaiful dan semuanya, > > Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita > mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman sbb: > Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di perusahaan > mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat menjelaskan > perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan > diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan ini > menerangkan bahwa Shell itu "kerang" atau nama perusahaan minyak Belanda. > Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun peserta > yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz, > korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah > lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan > geologist muda. > Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya > (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan > uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi > kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya). > > Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas > wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist > yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus > ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting > sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam. > Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi > mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu > lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ > sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat > penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya > agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang; > dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef > tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di > mana minyaknya? > > Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih > dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus > membaca buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan) > agar supaya ilmunya terus bertambah. > Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka > merasa terdesak dengan banyaknya mudlogger dari negeri seberang. Saya pun > tidak dapat berbuat apa-2 karena mereka, para TKA ini sudah "mengantongi > ijin kerja" yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. > > Salam hangat, > Sugeng > > > - Original Message - From: "mohammad syaiful" < > mohammadsyai...@gmail.com> > To: > Sent: Thursday, April 08, 2010 7:17 AM > Subject: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi > >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? > > > ok, sip pak edy. > > tambah jelas mau mulai dari mana. saya akan gelitik dulu para pentolan > bamus ini, semuanya juga 'kan orang2 IAGI, sekaligus kawan2 yg jaga > perguruan tinggi masing2. > > siapa tahu, pak agus hh, om toyo, n om agus g, juga sedang memonitor > milis tercinta ini. halo? > > salam, > syaiful > > 2010/4/8 Bagus : > > Pak Syaiful, > > Kabar saya baik2saja, dengan senang hati saya siap Mas Iful. Sejak awal > IAGI-KNPGI memposisikan diri sebagai partner Perguruan Tinggi dalam > meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai tambahan informasi, Kepengurusan Bamus > Geologi (sejak 30 Mei 2005): Ketua : Dr. Agus Handoyo (ITB), Sekretaris : > Dr. Sutoyo (UPN), Bendahara : Dr. Agus Guntoro (Usakti). > > > > Salam, > > Edy Sunardi > > > > --- Pada Rab, 7/4/10, mohammad syaifu
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Pak Sugeng, eks WSG and Mudlogger Lha inti testnya untuk mudlogger masih skala Mohs dan bedain batuan? interview 25 thn yg lampau oleh Baroid juga hal sama. Musti diubah dan dimodifikasi donk kalo enggak calon udah bersiap2 jauh2 hari...hehe Hanya 'unik' nya dari sekian pelamar sekitar 80 orang pada itu, penginterview utama (mas Zulmar Z, dimana ya sekarang?) memutuskan/bereksperimen hanya 9 orang diterima: 3 dari ITB, 3 dari UGM dan 3 dari UPN. Enggak sampai sekitar 3-6 bulan?, 5 orang 'rontok' keluar, yang menurut Mas Zulmar semakin memperkuat sinyalemen bahwa alumni geologi universitas tertentu akan secara 'alami' /bertendensi berkelompok dan bekerja pada employer tertentu pada jenis pekerjaan gelogi tertentu..apakah sinyalemen ini masih lanjut?? Sanggam eks logger --- On Thu, 8/4/10, Sugeng Hartono wrote: From: Sugeng Hartono Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? To: iagi-net@iagi.or.id Date: Thursday, 8 April, 2010, 8:18 AM Pak Syaiful dan semuanya, Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman sbb: Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di perusahaan mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat menjelaskan perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan ini menerangkan bahwa Shell itu "kerang" atau nama perusahaan minyak Belanda. Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun peserta yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz, korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan geologist muda. Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya). Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam. Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang; dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di mana minyaknya? Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus membaca buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan) agar supaya ilmunya terus bertambah. Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka merasa terdesak dengan banyaknya mudlogger dari negeri seberang. Saya pun tidak dapat berbuat apa-2 karena mereka, para TKA ini sudah "mengantongi ijin kerja" yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Salam hangat, Sugeng - Original Message - From: "mohammad syaiful" To: Sent: Thursday, April 08, 2010 7:17 AM Subject: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? ok, sip pak edy. tambah jelas mau mulai dari mana. saya akan gelitik dulu para pentolan bamus ini, semuanya juga 'kan orang2 IAGI, sekaligus kawan2 yg jaga perguruan tinggi masing2. siapa tahu, pak agus hh, om toyo, n om agus g, juga sedang memonitor milis tercinta ini. halo? salam, syaiful 2010/4/8 Bagus : > Pak Syaiful, > Kabar saya baik2saja, dengan senang hati saya siap Mas Iful. Sejak awal > IAGI-KNPGI memposisikan diri sebagai partner Perguruan Tinggi dalam > meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai tambahan informasi, Kepengurusan Bamus > Geologi (sejak 30 Mei 2005): Ketua : Dr. Agus Handoyo (ITB), Sekretaris : Dr. > Sutoyo (UPN), Bendahara : Dr. Agus Guntoro (Usakti). > > Salam, > Edy Sunardi > > --- Pada Rab, 7/4/10, mohammad syaiful menulis: > > Dari: mohammad syaiful > Judul: Re: [iagi-net-l] Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar > Geologi? > Kepada: iagi-net@iagi.or.id > Tanggal: Rabu, 7 April, 2010, 10:45 AM > > Halo pak Edy Sunardi, > > Apa kabar? > > Terimakasih infonya. Kami juga sempat ng
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Mas Sugeng anda mengingatkan saya ketika masih sering jadi wsg yang kalau pas malas akhirnya hanya menulis - As above - Ternyata di era dijital saat ini akhirnya diganti " cut and paste ..." ... haddduh !!! RDP 2010/4/8 Sugeng Hartono > Pak Nyoto, > > Ketika Amoco ngebor di lepas pantai di selatan Pelabuhanratu, wsg-nya > manajer > eksplorasi, sudah sepuh. Agak rewel. Sering mengontrol cara ambil cutting > samples. > Sample tidak boleh terbuang sehingga ditampung dng dua ember, semua harus > terambil. > Di kamarnya ada mikroskop bagus, sampai semua fosil kecil2 terlihat dng > jelas. > Laporannya? Sering sampai 2 meter panjangnya, waktu itu masih ditulis oleh > radioman, > dikirim dng telex. > Sekarang ada mudloggers yang sudah mempunyai contoh deskripsi mis. > Claystone, > Sandstone, Shale, Siltstone, Limestone dll. Contoh deskripsi ini ditempel > di dinding > dekat mikroskop. Tidak jarang mereka nyontek yang di dinding itu, > terkadang tidak > cocok dng sample yg sedang dilihat. >
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Makanya tka wsg tsb bisa masuk & bekerja di Indo ya, soalnya dia kan sebagai "specialist processing engineer" bukan sebagai wsg, koq bisa ya ? wass, nyoto 2010/4/8 Sugeng Hartono > Pak Nyoto, > > Ketika Amoco ngebor di lepas pantai di selatan Pelabuhanratu, wsg-nya > manajer > eksplorasi, sudah sepuh. Agak rewel. Sering mengontrol cara ambil cutting > samples. > Sample tidak boleh terbuang sehingga ditampung dng dua ember, semua harus > terambil. > Di kamarnya ada mikroskop bagus, sampai semua fosil kecil2 terlihat dng > jelas. > Laporannya? Sering sampai 2 meter panjangnya, waktu itu masih ditulis oleh > radioman, > dikirim dng telex. > Sekarang ada mudloggers yang sudah mempunyai contoh deskripsi mis. > Claystone, > Sandstone, Shale, Siltstone, Limestone dll. Contoh deskripsi ini ditempel > di dinding > dekat mikroskop. Tidak jarang mereka nyontek yang di dinding itu, > terkadang tidak > cocok dng sample yg sedang dilihat. > Ada logger (tka) uring-2an, dan sibuk memeriksa gas line dari mudlogging > unit ke gastrap. > Kenapa? Karena pembacaan gasnya rendah terus, rupanya dia takut sama > wsg-nya; dia > tidak tahu kalau pemboran memang sudah masuk Basement. Mudlogger kawan kita > hanya senyum-2 > saja. Mau tahu ijin kerja tka ini?: Specialist Processing engineer! > > salam, > sugeng > > > - Original Message - From: "nyoto - ke-el" > To: > Sent: Thursday, April 08, 2010 8:48 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi > >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? > > > Wah kalau pengalaman mas Sugeng ini betul, yaitu waktu cari geologist muda > utk mudlogger & ditanya skala mohs aja nggak tahu (lupa), nggak tahu > bedanya > antara shale & clay, dan juga nggak tahu beberapa prinsip dasar geologi, ya > payah juga yach ..? > > Mungkin itu gara2 ngejar setoran utk bisa cepet lulus, tapi kwalitas > lulusannya dilupakan, ya memang sangat memprihatinkan sekali lah. > > Disalah satu sumur explorasi yg saya juga sedang "pegang" sekarang ini, > kebetulan 2 wellsite geologistnya orang2 UK/Inggris, yg sangat2 > berpengalaman > 25 th sbg wsg. Waktu saya baca deskripsi cutting nya, utk > mendescribe shale aja sampai menghabiskan 5-6 kalimat, dan panjang2 > kalimatnya, pokoknya detail sekalilah deksripsi serpihnya. Sampai2 > akhirnya > para boss kita di head quarter office di Houston sana "meminta" supaya > deksripsi cuttingnya jangan terlalu ber-tele2, berikan aja yg simple & > jelas > apa maksudnya & apa yg membedakan dg shale2 sebelumnya (diatasnya), > misalnya > warnanya atau kekompkannya dll, jangan setiap shale didescribe sampai > berpanjang2 kalimatnya, macem deskripsi utk PhD aja, demikian komentar > management kita. > > > wass, > nyoto > > > > > > 2010/4/8 Sugeng Hartono > > Pak Syaiful dan semuanya, >> >> Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita >> mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman >> sbb: >> Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di >> perusahaan >> mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat >> menjelaskan >> perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan >> diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan >> ini >> menerangkan bahwa Shell itu "kerang" atau nama perusahaan minyak Belanda. >> Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun >> peserta >> yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz, >> korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah >> lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan >> geologist muda. >> Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya >> (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan >> uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi >> kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya). >> >> Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas >> wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist >> yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus >> ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan >> cutting >> sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam. >> Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi >> mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu >> lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di >> situ >> sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk >> membuat >> penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya >> agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang; >> dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef >> tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di >> mana minyaknya? >> >
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Pak Nyoto, Ketika Amoco ngebor di lepas pantai di selatan Pelabuhanratu, wsg-nya manajer eksplorasi, sudah sepuh. Agak rewel. Sering mengontrol cara ambil cutting samples. Sample tidak boleh terbuang sehingga ditampung dng dua ember, semua harus terambil. Di kamarnya ada mikroskop bagus, sampai semua fosil kecil2 terlihat dng jelas. Laporannya? Sering sampai 2 meter panjangnya, waktu itu masih ditulis oleh radioman, dikirim dng telex. Sekarang ada mudloggers yang sudah mempunyai contoh deskripsi mis. Claystone, Sandstone, Shale, Siltstone, Limestone dll. Contoh deskripsi ini ditempel di dinding dekat mikroskop. Tidak jarang mereka nyontek yang di dinding itu, terkadang tidak cocok dng sample yg sedang dilihat. Ada logger (tka) uring-2an, dan sibuk memeriksa gas line dari mudlogging unit ke gastrap. Kenapa? Karena pembacaan gasnya rendah terus, rupanya dia takut sama wsg-nya; dia tidak tahu kalau pemboran memang sudah masuk Basement. Mudlogger kawan kita hanya senyum-2 saja. Mau tahu ijin kerja tka ini?: Specialist Processing engineer! salam, sugeng - Original Message - From: "nyoto - ke-el" To: Sent: Thursday, April 08, 2010 8:48 AM Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? Wah kalau pengalaman mas Sugeng ini betul, yaitu waktu cari geologist muda utk mudlogger & ditanya skala mohs aja nggak tahu (lupa), nggak tahu bedanya antara shale & clay, dan juga nggak tahu beberapa prinsip dasar geologi, ya payah juga yach ..? Mungkin itu gara2 ngejar setoran utk bisa cepet lulus, tapi kwalitas lulusannya dilupakan, ya memang sangat memprihatinkan sekali lah. Disalah satu sumur explorasi yg saya juga sedang "pegang" sekarang ini, kebetulan 2 wellsite geologistnya orang2 UK/Inggris, yg sangat2 berpengalaman > 25 th sbg wsg. Waktu saya baca deskripsi cutting nya, utk mendescribe shale aja sampai menghabiskan 5-6 kalimat, dan panjang2 kalimatnya, pokoknya detail sekalilah deksripsi serpihnya. Sampai2 akhirnya para boss kita di head quarter office di Houston sana "meminta" supaya deksripsi cuttingnya jangan terlalu ber-tele2, berikan aja yg simple & jelas apa maksudnya & apa yg membedakan dg shale2 sebelumnya (diatasnya), misalnya warnanya atau kekompkannya dll, jangan setiap shale didescribe sampai berpanjang2 kalimatnya, macem deskripsi utk PhD aja, demikian komentar management kita. wass, nyoto 2010/4/8 Sugeng Hartono Pak Syaiful dan semuanya, Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman sbb: Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di perusahaan mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat menjelaskan perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan ini menerangkan bahwa Shell itu "kerang" atau nama perusahaan minyak Belanda. Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun peserta yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz, korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan geologist muda. Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya). Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam. Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang; dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di mana minyaknya? Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus membaca buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan) agar supaya ilmunya terus bertambah. Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka merasa terdesak dengan banyaknya mudlogger dari negeri seberang. Saya pun tidak dap
Re: [iagi-net-l] Notulen KNPGI-IAGI 2005
Yang penting, kapan bisa ketemuan lagi untuk bareng2 nyusun kurikulum geologi itu lagi? kalau bisa secepatnya. Itu penting untuk data anfulen (mahasiswa pindahan) masing2 PT (terutama PTS he he he...; karena PTS yang sering ketiban sampur dapet anfulen). Salam Sri Mulyaningsih - Original Message From: Hendratno Agus To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thu, April 8, 2010 11:04:01 AM Subject: [iagi-net-l] Notulen KNPGI-IAGI 2005 Mas Iful, dan kang Edy, ini aku masih menyimpan file notulen rapat IAGI - KNPGI - BAMUS di Bandung, Mei 2005, kebetulan saya hadir mewakili ugm saat ini. Memang setelah itu, keluar Permen Diknas tentang Kurikulum Dikti.., yang akhirnya kampus-kampus cepat-cepat meliberasikan kontent kurikulumnya sesuai dengan keunikan kampus-kampus itu. salam, Agus Hend.89 Rapat Pembahasan Kurikulum Geologi Nasional Oleh : KNPGI – PP.IAGI, Hotel Abadi Asri, Bandung : 30 Mei 2005 Rapat dihadiri oleh : 1. Jurusan Teknik Geologi ITB Bandung 2. Jurusan Teknik Geologi UGM Yogyakarta 3. Jurusan Teknik Geologi UNPAD Bandung (tidak hadir) 4. Jurusan Teknik Geologi UPN Yogyakarta 5. Jurusan Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta 6. Jurusan Teknik Geologi UNPAK Bogor 7. Jurusan Teknik Geologi USAKTI Jakarta 8. Jurusan Teknik Geologi ITM Medan 9. Jurusan Teknik Geologi UNHAS Makasar 10. Jurusan Teknik Geologi UNDIP Semarang 11. Jurusan Teknik Geologi ITATS Surabaya 12. Jurusan Teknik Geologi UNSOED Purwokerto 13. Jurusan Teknik Geologi STTMI Bandung 14. Subagyo Pramumijoyo (KNPGI) 15. Hindartan (KNPGI - Bamus) 16. Edy Sunardy (IAGI – KNPGI) 17. Prof. Emmy Suparka (KNPGI – Bamus) Acara Pendahuluan, oleh : Edy Sunardi (KNPGI) : 1. KNPGI – komunitas geologi dari perguruan tinggi, industri, dan asosiasi profesi. 2. KNPGI pada 17 April 2002 di Bandung merekomendasikan tentang Usulan Kurikulum Inti. Sementara itu, Kurikulum Institusional diharapkan dari masing-masing perguruan tinggi, sesuai dengan karakter dan keunikan masing-masing (muatan lokal perguruan tinggi). Pembahasan Sosialisasi Kurikulum Inti Teknik Geologi, oleh : Subagyo Pramumijoyo, Hindartan, Prof. Emmy Suparka (KNPGI) 1. Kurikulum inti berdasarkan pada bidang keteknikan (geologi) sehingga disebut : Strata S1 Teknik Geologi. 2. Kurikulum inti : MPK : 6 sks; MKK Dasar Teknik : 20 sks; MKK Geologi : 29 sks; MKB : 35-36 sks; dan MPB (kuliah lapangan - 4 sks dan kewirausahaan - 2 sks) : 6 sks. 3. Kurikulum inti ini mestinya disusun oleh BAMUS GEOLOGI dan dilengkapi silabus kurikulum tersebut. 4. Maka kunci dari kurikulum inti tersebut ada di BAMUS (pertemuan antar ketua jurusan teknik geologi), lalu kemudian diteruskan ke KNPGI. 5. KNPGI sudah membuat silabus pada tahun 2002 dan telah disosialisasikan ke seluruh jurusan teknik geologi, dan kurang mendapat respon (karena kesibukan), maka silabus tersebut tetap dipakai sebagai acuan penyusunan kurikulum inti. 6. Basic scienceharus menjadi referensi kurikulum dan harus mewarnai rancangan kurikulum masa depan. Sekalipun teknologi bergerak cepat, tetap pendidikan geologi di Indonesia harus mengembangkan ilmu dasar keilmuan keteknikan dan kegeologian. 7. Tambahan, bahwa perguruan tinggi harus memberikan muatan lokal dari kurikulum inti dan kurikulum institusional. Kemudian dituangkan dalam kompetensi dari kurikulum tersebut. 8. Bamus Geologi, tetap dihidupkan kembali sebagai bentuk membina dan membantu dari jurusan teknik geologi yang sudah maju kepada jurusan teknik geologi yang lain. Dan buatlah, Bamus Geologi berguna bagi masing-masing jurusan teknik geologi. 9. Usulan Kurikulum Inti, Silabus, dan Bamus Geologi. Diskusi : 1. Usakti : Lebih baik bicara dulu lokakarya tentang : Pendidikan Geologi Indonesia yang melibatkan stake-holders, daripada membahas Draft Kurikulum Inti ini dulu. Dasar hukum Bamus Geologi dan KNPGI untuk intervensi ke arah kurikulum pendidikan geologi. Kurikulum tersebut disusun oleh : perguruan tinggi, asosiasi profesi, dan industri pemakai geologist. 2. Undip : Anggota Bamus tidak harus mereka yang jadi ketua jurusan tetapi mereka yang berkomitmen terhadap pendidikan geologi Indonesia di masing-masing jurusan. 3. IAGI : IAGI sebetulnya tidak terlalu jauh intervensi dalam kurikulum pendidikan geologi, tetapi lebih memfasilitasi jurusan teknik geologi untuk memikirkan tentang pendidikan geologi. Sementara IAGI, lembaga profesi kegeologian nasional, sehingga keikut-sertakan dalam memfasilitasi KNPGI dan Bamus ini adalah bentuk tanggung jawab moral. Konsensus : Musyawarah Pendidikan Geologi Indonesia Pimpinan Rapat : Prof. Emmy Suparka Agenda 1 : Kepengurusan Bamus Geologi (selesai, jam 12.00 terbentuk pengurus Bamus) Agenda 2 : Karteker (pimp.rapat) : Prof. Emmy Suparka (ITB) Pengurus Harian Ketua Bamus Geologi : Agus Handoyo Harsolumakso (GL-ITB) Sekretaris Bamus Geologi