[iagi-net-l] Alat MT (Magneto Telluric)

2010-04-08 Terurut Topik Luhkito Hadisoemarto
Perusahaan tempat saya nyangkul (PT. POSITION)/www.ptposition.com; mau sewa
alat Magneto Telluric, barangkali ada rekan-rekan yang tahu dimana bisa
sewa, tentunya dengan operatornya sekalian. Saya dengar juga kalau harga
belinya antara 1 - 1,5 M, barangkali ada rekan-rekan yang tahu dimana barang
tersebut dibelinya

Salam,

Luhkito
08122009165, 0817118448
Kantor PT. Position
Jl. Venus Barat No.16 Bandung
Tlp. 022 7513966-67


Re: [iagi-net-l] (Test Email) - Pasar Geosains di LN

2010-04-08 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
On Fri, Apr 9, 2010 at 11:23 AM, Sigit  wrote:

> (Test Email)
> RS


Ini Om Rusdinadar Ziggie yang di Kuala Lumpur itu ya ?
Welkam @ mailist IAGI-net
Gimana cerita pasaran Geologist di LN nih. Setahu saya dulu Om Zigie
mempromosikan rekan-rekan geosaintist untuk "dijual" (skill-nya tentu) ke
manca negara (ke SEAsia, Middle East hingga Afrika).
Apa masih banyak tuh lowongan di masa "sulit" ini ?

Salam

RDP


Re: [iagi-net-l] (Test Email)

2010-04-08 Terurut Topik supardan
Test sukses., sinten niki?
--Original Message--
From: Sigit
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] (Test  Email)
Sent: Apr 9, 2010 11:23

(Test Email)

RS

-- 
This message has been scanned for viruses and
dangerous content by MailScanner, and is
believed to be clean.




Powered by Telkomsel BlackBerry®

[iagi-net-l] (Test Email)

2010-04-08 Terurut Topik Sigit
(Test Email)

RS

-- 
This message has been scanned for viruses and
dangerous content by MailScanner, and is
believed to be clean.



Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?

2010-04-08 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
2010/4/9 sanggam hutabarat 

> Hanya 'unik' nya dari sekian pelamar sekitar 80 orang pada itu,
> penginterview utama (mas Zulmar Z, dimana ya
> sekarang?) memutuskan/bereksperimen hanya 9 orang diterima: 3 dari ITB, 3
> dari UGM dan 3 dari UPN. Enggak sampai sekitar 3-6 bulan?, 5 orang
> 'rontok'   keluar, yang menurut Mas Zulmar semakin memperkuat sinyalemen
> bahwa alumni geologi universitas tertentu akan secara 'alami' /bertendensi
> berkelompok dan bekerja pada employer tertentu pada jenis pekerjaan gelogi
> tertentu..apakah sinyalemen ini masih lanjut??
>

Mnarik Bang Sanggam.
Apakah 5 dari mereka yang "rontok" keluar menjadi non geologist, ataukah
pindah dari "cutting geologist" masuk menjadi "keyboard geologist" ?
Btw, aku sendiri melihat gejala umum generasi Y "if they lost their passion
on their job, they will quit . easily !! "


RDP


Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?

2010-04-08 Terurut Topik Chairul Nas
Mas Nyoto,
Mohon informasinya bila Mas Nyoto dapat alamat atau hp Pak Zulmar Zainudin. 
Beliau adalah teman saya sekelas di SMA Bkt 1967-1969. Jika benar Zulmar Z yg 
saya maksud, kalau nggak salah beliau terakhir sudah pensiun dari perusahaan 
minyak dan bertani di Cisarua Bogor. Beliau adalah alumni Geologi UPN Jogya; 
apa betul ZZ yg dimaksud ?
Terimakasih.
Chairul Nas

--- Pada Jum, 9/4/10, nyoto - ke-el  menulis:

Dari: nyoto - ke-el 
Judul: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi  
>Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Jumat, 9 April, 2010, 6:19 AM

Pak Zulmar sekarang berada di Abu Dhabi, tapi nggak tahu apa companynya ...


wass,
nyoto





2010/4/9 sanggam hutabarat 

> Pak Sugeng, eks WSG and Mudlogger
>
> Lha inti testnya untuk mudlogger masih skala Mohs dan bedain
> batuan? interview 25 thn yg lampau oleh Baroid juga hal sama. Musti diubah
> dan dimodifikasi donk kalo enggak calon udah bersiap2 jauh2 hari...hehe
>
> Hanya 'unik' nya dari sekian pelamar sekitar 80 orang pada itu,
> penginterview utama (mas Zulmar Z, dimana ya
> sekarang?) memutuskan/bereksperimen hanya 9 orang diterima: 3 dari ITB, 3
> dari UGM dan 3 dari UPN. Enggak sampai sekitar 3-6 bulan?, 5 orang
> 'rontok'   keluar, yang menurut Mas Zulmar semakin memperkuat sinyalemen
> bahwa alumni geologi universitas tertentu akan secara 'alami' /bertendensi
> berkelompok dan bekerja pada employer tertentu pada jenis pekerjaan gelogi
> tertentu..apakah sinyalemen ini masih lanjut??
>
> Sanggam
> eks logger
>
> --- On Thu, 8/4/10, Sugeng Hartono 
> wrote:
>
>
> From: Sugeng Hartono 
> Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi
> >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Thursday, 8 April, 2010, 8:18 AM
>
>
> Pak Syaiful dan semuanya,
>
> Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita
> mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman sbb:
> Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di perusahaan
> mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat menjelaskan
> perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan
> diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan ini
> menerangkan bahwa Shell itu "kerang" atau nama perusahaan minyak Belanda.
> Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun peserta
> yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz,
> korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah
> lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan
> geologist muda.
> Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya
> (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan
> uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi
> kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya).
>
> Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas
> wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist
> yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus
> ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting
> sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam.
> Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi
> mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu
> lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ
> sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat
> penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya
> agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang;
> dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef
> tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di
> mana minyaknya?
>
> Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih
> dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus
> membaca buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan)
> agar supaya ilmunya terus bertambah.
> Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka
> merasa terdesak dengan banyaknya mudlogger dari negeri seberang. Saya pun
> tidak dapat berbuat apa-2 karena mereka, para TKA ini sudah "mengantongi
> ijin kerja" yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
>
> Salam hangat,
> Sugeng
>
>
> - Original Message - From: "mohammad syaiful" <
> mohammadsyai...@gmail.com>
> To: 
> Sent: Thursday, April 08, 2010 7:17 AM
> Subject: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi
> >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
>
>
> ok, sip pak edy.
>
> tambah jelas mau mulai dari mana. saya akan gelitik dulu para pentolan
> bamus ini, semuanya juga 'kan orang2 IAGI, sekaligus kawan2 yg

Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?

2010-04-08 Terurut Topik nyoto - ke-el
Pak Zulmar sekarang berada di Abu Dhabi, tapi nggak tahu apa companynya ...


wass,
nyoto





2010/4/9 sanggam hutabarat 

> Pak Sugeng, eks WSG and Mudlogger
>
> Lha inti testnya untuk mudlogger masih skala Mohs dan bedain
> batuan? interview 25 thn yg lampau oleh Baroid juga hal sama. Musti diubah
> dan dimodifikasi donk kalo enggak calon udah bersiap2 jauh2 hari...hehe
>
> Hanya 'unik' nya dari sekian pelamar sekitar 80 orang pada itu,
> penginterview utama (mas Zulmar Z, dimana ya
> sekarang?) memutuskan/bereksperimen hanya 9 orang diterima: 3 dari ITB, 3
> dari UGM dan 3 dari UPN. Enggak sampai sekitar 3-6 bulan?, 5 orang
> 'rontok'   keluar, yang menurut Mas Zulmar semakin memperkuat sinyalemen
> bahwa alumni geologi universitas tertentu akan secara 'alami' /bertendensi
> berkelompok dan bekerja pada employer tertentu pada jenis pekerjaan gelogi
> tertentu..apakah sinyalemen ini masih lanjut??
>
> Sanggam
> eks logger
>
> --- On Thu, 8/4/10, Sugeng Hartono 
> wrote:
>
>
> From: Sugeng Hartono 
> Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi
> >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Thursday, 8 April, 2010, 8:18 AM
>
>
> Pak Syaiful dan semuanya,
>
> Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita
> mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman sbb:
> Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di perusahaan
> mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat menjelaskan
> perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan
> diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan ini
> menerangkan bahwa Shell itu "kerang" atau nama perusahaan minyak Belanda.
> Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun peserta
> yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz,
> korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah
> lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan
> geologist muda.
> Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya
> (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan
> uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi
> kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya).
>
> Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas
> wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist
> yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus
> ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting
> sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam.
> Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi
> mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu
> lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ
> sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat
> penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya
> agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang;
> dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef
> tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di
> mana minyaknya?
>
> Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih
> dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus
> membaca buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan)
> agar supaya ilmunya terus bertambah.
> Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka
> merasa terdesak dengan banyaknya mudlogger dari negeri seberang. Saya pun
> tidak dapat berbuat apa-2 karena mereka, para TKA ini sudah "mengantongi
> ijin kerja" yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
>
> Salam hangat,
> Sugeng
>
>
> - Original Message - From: "mohammad syaiful" <
> mohammadsyai...@gmail.com>
> To: 
> Sent: Thursday, April 08, 2010 7:17 AM
> Subject: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi
> >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
>
>
> ok, sip pak edy.
>
> tambah jelas mau mulai dari mana. saya akan gelitik dulu para pentolan
> bamus ini, semuanya juga 'kan orang2 IAGI, sekaligus kawan2 yg jaga
> perguruan tinggi masing2.
>
> siapa tahu, pak agus hh, om toyo, n om agus g, juga sedang memonitor
> milis tercinta ini. halo?
>
> salam,
> syaiful
>
> 2010/4/8 Bagus :
> > Pak Syaiful,
> > Kabar saya baik2saja, dengan senang hati saya siap Mas Iful. Sejak awal
> IAGI-KNPGI memposisikan diri sebagai partner Perguruan Tinggi dalam
> meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai tambahan informasi, Kepengurusan Bamus
> Geologi (sejak 30 Mei 2005): Ketua : Dr. Agus Handoyo (ITB), Sekretaris :
> Dr. Sutoyo (UPN), Bendahara : Dr. Agus Guntoro (Usakti).
> >
> > Salam,
> > Edy Sunardi
> >
> > --- Pada Rab, 7/4/10, mohammad syaifu

Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?

2010-04-08 Terurut Topik sanggam hutabarat
Pak Sugeng, eks WSG and Mudlogger
 
Lha inti testnya untuk mudlogger masih skala Mohs dan bedain 
batuan? interview 25 thn yg lampau oleh Baroid juga hal sama. Musti diubah dan 
dimodifikasi donk kalo enggak calon udah bersiap2 jauh2 hari...hehe
 
Hanya 'unik' nya dari sekian pelamar sekitar 80 orang pada itu, penginterview 
utama (mas Zulmar Z, dimana ya sekarang?) memutuskan/bereksperimen hanya 9 
orang diterima: 3 dari ITB, 3 dari UGM dan 3 dari UPN. Enggak sampai sekitar 
3-6 bulan?, 5 orang 'rontok'   keluar, yang menurut Mas Zulmar semakin 
memperkuat sinyalemen bahwa alumni geologi universitas tertentu akan secara 
'alami' /bertendensi  berkelompok dan bekerja pada employer tertentu pada jenis 
pekerjaan gelogi tertentu..apakah sinyalemen ini masih lanjut??
 
Sanggam 
eks logger
 
--- On Thu, 8/4/10, Sugeng Hartono  wrote:


From: Sugeng Hartono 
Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi 
>Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Thursday, 8 April, 2010, 8:18 AM


Pak Syaiful dan semuanya,

Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita mempunyai 
geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman sbb:
Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di perusahaan 
mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat menjelaskan 
perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan diantara 
mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan ini menerangkan 
bahwa Shell itu "kerang" atau nama perusahaan minyak Belanda.
Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun peserta 
yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz, 
korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah lupa. 
Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan geologist muda.
Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya 
(geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan uji 
dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi kalau tidak 
tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya).

Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas wsg di 
bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist yang kerja 
di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus ditraining di 
wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting sample di shaker 
dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam.
Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi mahasiswa 
geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu lapangan 
minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ sudah dibor 
sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat penampang 
(cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya agak kaget 
karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang; dan lebih kaget 
lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef tetapi justru 
cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di mana minyaknya?

Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih 
dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus membaca 
buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan) agar supaya 
ilmunya terus bertambah.
Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka merasa 
terdesak dengan banyaknya mudlogger dari negeri seberang. Saya pun tidak dapat 
berbuat apa-2 karena mereka, para TKA ini sudah "mengantongi ijin kerja" yang 
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.

Salam hangat,
Sugeng


- Original Message - From: "mohammad syaiful" 

To: 
Sent: Thursday, April 08, 2010 7:17 AM
Subject: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation 
Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?


ok, sip pak edy.

tambah jelas mau mulai dari mana. saya akan gelitik dulu para pentolan
bamus ini, semuanya juga 'kan orang2 IAGI, sekaligus kawan2 yg jaga
perguruan tinggi masing2.

siapa tahu, pak agus hh, om toyo, n om agus g, juga sedang memonitor
milis tercinta ini. halo?

salam,
syaiful

2010/4/8 Bagus :
> Pak Syaiful,
> Kabar saya baik2saja, dengan senang hati saya siap Mas Iful. Sejak awal 
> IAGI-KNPGI memposisikan diri sebagai partner Perguruan Tinggi dalam 
> meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai tambahan informasi, Kepengurusan Bamus 
> Geologi (sejak 30 Mei 2005): Ketua : Dr. Agus Handoyo (ITB), Sekretaris : Dr. 
> Sutoyo (UPN), Bendahara : Dr. Agus Guntoro (Usakti).
> 
> Salam,
> Edy Sunardi
> 
> --- Pada Rab, 7/4/10, mohammad syaiful  menulis:
> 
> Dari: mohammad syaiful 
> Judul: Re: [iagi-net-l] Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar 
> Geologi?
> Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> Tanggal: Rabu, 7 April, 2010, 10:45 AM
> 
> Halo pak Edy Sunardi,
> 
> Apa kabar?
> 
> Terimakasih infonya. Kami juga sempat ng

Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?

2010-04-08 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Mas Sugeng
anda mengingatkan saya ketika masih sering jadi wsg yang kalau pas malas
akhirnya hanya menulis
 - As above -
Ternyata di era dijital saat ini akhirnya diganti " cut and paste ..."
... haddduh !!!

RDP

2010/4/8 Sugeng Hartono 

> Pak Nyoto,
>
> Ketika Amoco ngebor di lepas pantai di selatan Pelabuhanratu, wsg-nya
> manajer
> eksplorasi, sudah sepuh. Agak rewel. Sering mengontrol cara ambil cutting
> samples.
> Sample tidak boleh terbuang sehingga ditampung dng dua ember, semua harus
> terambil.
> Di kamarnya ada mikroskop bagus, sampai semua fosil kecil2 terlihat dng
> jelas.
> Laporannya? Sering sampai 2 meter panjangnya, waktu itu masih ditulis oleh
> radioman,
> dikirim dng telex.
> Sekarang ada mudloggers yang sudah mempunyai contoh deskripsi mis.
> Claystone,
> Sandstone, Shale, Siltstone, Limestone dll. Contoh deskripsi ini ditempel
> di dinding
> dekat mikroskop. Tidak jarang mereka nyontek yang di dinding itu,
>  terkadang tidak
> cocok dng sample yg sedang dilihat.
>


Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?

2010-04-08 Terurut Topik nyoto - ke-el
Makanya tka wsg tsb bisa masuk & bekerja di Indo ya, soalnya dia kan sebagai
"specialist processing engineer" bukan sebagai wsg, koq bisa ya ?


wass,

nyoto





2010/4/8 Sugeng Hartono 

> Pak Nyoto,
>
> Ketika Amoco ngebor di lepas pantai di selatan Pelabuhanratu, wsg-nya
> manajer
> eksplorasi, sudah sepuh. Agak rewel. Sering mengontrol cara ambil cutting
> samples.
> Sample tidak boleh terbuang sehingga ditampung dng dua ember, semua harus
> terambil.
> Di kamarnya ada mikroskop bagus, sampai semua fosil kecil2 terlihat dng
> jelas.
> Laporannya? Sering sampai 2 meter panjangnya, waktu itu masih ditulis oleh
> radioman,
> dikirim dng telex.
> Sekarang ada mudloggers yang sudah mempunyai contoh deskripsi mis.
> Claystone,
> Sandstone, Shale, Siltstone, Limestone dll. Contoh deskripsi ini ditempel
> di dinding
> dekat mikroskop. Tidak jarang mereka nyontek yang di dinding itu,
>  terkadang tidak
> cocok dng sample yg sedang dilihat.
> Ada logger (tka) uring-2an, dan sibuk memeriksa gas line dari mudlogging
> unit ke gastrap.
> Kenapa? Karena pembacaan gasnya rendah terus, rupanya dia takut sama
> wsg-nya; dia
> tidak tahu kalau pemboran memang sudah masuk Basement. Mudlogger kawan kita
> hanya senyum-2
> saja. Mau tahu ijin kerja tka ini?: Specialist Processing engineer!
>
> salam,
> sugeng
>
>
> - Original Message - From: "nyoto - ke-el" 
> To: 
> Sent: Thursday, April 08, 2010 8:48 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi
> >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
>
>
> Wah kalau pengalaman mas Sugeng ini betul, yaitu waktu cari geologist muda
> utk mudlogger & ditanya skala mohs aja nggak tahu (lupa), nggak tahu
> bedanya
> antara shale & clay, dan juga nggak tahu beberapa prinsip dasar geologi, ya
> payah juga yach ..?
>
> Mungkin itu gara2 ngejar setoran utk bisa cepet lulus, tapi kwalitas
> lulusannya dilupakan, ya memang sangat memprihatinkan sekali lah.
>
> Disalah satu sumur explorasi yg saya juga sedang "pegang" sekarang ini,
> kebetulan 2 wellsite geologistnya orang2 UK/Inggris, yg sangat2
> berpengalaman > 25 th sbg wsg.  Waktu saya baca deskripsi cutting nya, utk
> mendescribe shale aja sampai menghabiskan 5-6 kalimat, dan panjang2
> kalimatnya, pokoknya detail sekalilah deksripsi serpihnya.  Sampai2
> akhirnya
> para boss kita di head quarter office di Houston sana "meminta" supaya
> deksripsi cuttingnya jangan terlalu ber-tele2, berikan aja yg simple &
> jelas
> apa maksudnya & apa yg membedakan dg shale2 sebelumnya (diatasnya),
> misalnya
> warnanya atau kekompkannya dll, jangan setiap shale didescribe sampai
> berpanjang2 kalimatnya, macem deskripsi utk PhD aja, demikian komentar
> management kita.
>
>
> wass,
> nyoto
>
>
>
>
>
> 2010/4/8 Sugeng Hartono 
>
> Pak Syaiful dan semuanya,
>>
>> Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita
>> mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman
>> sbb:
>> Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di
>> perusahaan
>> mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat
>> menjelaskan
>> perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan
>> diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan
>> ini
>> menerangkan bahwa Shell itu "kerang" atau nama perusahaan minyak Belanda.
>> Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun
>> peserta
>> yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz,
>> korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah
>> lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan
>> geologist muda.
>> Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya
>> (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan
>> uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi
>> kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya).
>>
>> Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas
>> wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist
>> yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus
>> ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan
>> cutting
>> sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam.
>> Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi
>> mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu
>> lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di
>> situ
>> sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk
>> membuat
>> penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya
>> agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang;
>> dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef
>> tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di
>> mana minyaknya?
>>
>

Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi >Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?

2010-04-08 Terurut Topik Sugeng Hartono

Pak Nyoto,

Ketika Amoco ngebor di lepas pantai di selatan Pelabuhanratu, wsg-nya 
manajer
eksplorasi, sudah sepuh. Agak rewel. Sering mengontrol cara ambil cutting 
samples.
Sample tidak boleh terbuang sehingga ditampung dng dua ember, semua harus 
terambil.
Di kamarnya ada mikroskop bagus, sampai semua fosil kecil2 terlihat dng 
jelas.
Laporannya? Sering sampai 2 meter panjangnya, waktu itu masih ditulis oleh 
radioman,

dikirim dng telex.
Sekarang ada mudloggers yang sudah mempunyai contoh deskripsi mis. 
Claystone,
Sandstone, Shale, Siltstone, Limestone dll. Contoh deskripsi ini ditempel di 
dinding
dekat mikroskop. Tidak jarang mereka nyontek yang di dinding itu,  terkadang 
tidak

cocok dng sample yg sedang dilihat.
Ada logger (tka) uring-2an, dan sibuk memeriksa gas line dari mudlogging 
unit ke gastrap.
Kenapa? Karena pembacaan gasnya rendah terus, rupanya dia takut sama 
wsg-nya; dia
tidak tahu kalau pemboran memang sudah masuk Basement. Mudlogger kawan kita 
hanya senyum-2

saja. Mau tahu ijin kerja tka ini?: Specialist Processing engineer!

salam,
sugeng


- Original Message - 
From: "nyoto - ke-el" 

To: 
Sent: Thursday, April 08, 2010 8:48 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi 
>Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?



Wah kalau pengalaman mas Sugeng ini betul, yaitu waktu cari geologist muda
utk mudlogger & ditanya skala mohs aja nggak tahu (lupa), nggak tahu bedanya
antara shale & clay, dan juga nggak tahu beberapa prinsip dasar geologi, ya
payah juga yach ..?

Mungkin itu gara2 ngejar setoran utk bisa cepet lulus, tapi kwalitas
lulusannya dilupakan, ya memang sangat memprihatinkan sekali lah.

Disalah satu sumur explorasi yg saya juga sedang "pegang" sekarang ini,
kebetulan 2 wellsite geologistnya orang2 UK/Inggris, yg sangat2
berpengalaman > 25 th sbg wsg.  Waktu saya baca deskripsi cutting nya, utk
mendescribe shale aja sampai menghabiskan 5-6 kalimat, dan panjang2
kalimatnya, pokoknya detail sekalilah deksripsi serpihnya.  Sampai2 akhirnya
para boss kita di head quarter office di Houston sana "meminta" supaya
deksripsi cuttingnya jangan terlalu ber-tele2, berikan aja yg simple & jelas
apa maksudnya & apa yg membedakan dg shale2 sebelumnya (diatasnya), misalnya
warnanya atau kekompkannya dll, jangan setiap shale didescribe sampai
berpanjang2 kalimatnya, macem deskripsi utk PhD aja, demikian komentar
management kita.


wass,
nyoto





2010/4/8 Sugeng Hartono 


Pak Syaiful dan semuanya,

Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita
mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman 
sbb:
Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di 
perusahaan
mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat 
menjelaskan

perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan
diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan 
ini

menerangkan bahwa Shell itu "kerang" atau nama perusahaan minyak Belanda.
Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun 
peserta

yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz,
korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah
lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan
geologist muda.
Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya
(geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan
uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi
kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya).

Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas
wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist
yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus
ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan 
cutting

sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam.
Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi
mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu
lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di 
situ
sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk 
membuat

penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya
agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang;
dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef
tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di
mana minyaknya?

Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih
dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus
membaca buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan)
agar supaya ilmunya terus bertambah.
Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka
merasa terdesak dengan banyaknya mudlogger dari negeri seberang. Saya pun
tidak dap

Re: [iagi-net-l] Notulen KNPGI-IAGI 2005

2010-04-08 Terurut Topik sri mulyaningsih
Yang penting, kapan bisa ketemuan lagi untuk bareng2 nyusun kurikulum geologi 
itu lagi? kalau bisa secepatnya. Itu penting untuk data anfulen (mahasiswa 
pindahan) masing2 PT (terutama PTS he he he...; karena PTS yang sering ketiban 
sampur dapet anfulen).
 Salam 


Sri Mulyaningsih 



- Original Message 
From: Hendratno Agus 
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thu, April 8, 2010 11:04:01 AM
Subject: [iagi-net-l] Notulen KNPGI-IAGI 2005

Mas Iful, dan kang Edy, ini aku masih menyimpan file notulen rapat IAGI - KNPGI 
- BAMUS di Bandung, Mei 2005, kebetulan saya hadir mewakili ugm saat ini. 
Memang setelah itu, keluar Permen Diknas tentang Kurikulum Dikti.., yang 
akhirnya kampus-kampus cepat-cepat meliberasikan kontent kurikulumnya sesuai 
dengan keunikan kampus-kampus itu. 
salam, Agus Hend.89


Rapat Pembahasan Kurikulum Geologi
Nasional
Oleh : KNPGI – PP.IAGI, Hotel Abadi Asri, Bandung : 30 Mei 2005

Rapat dihadiri oleh :
1.      Jurusan Teknik Geologi ITB
Bandung
2.      Jurusan Teknik Geologi
UGM Yogyakarta
3.      Jurusan Teknik Geologi
UNPAD Bandung (tidak hadir)
4.      Jurusan Teknik Geologi
UPN Yogyakarta
5.      Jurusan Teknik Geologi
STTNAS Yogyakarta
6.      Jurusan Teknik Geologi
UNPAK Bogor
7.      Jurusan Teknik Geologi
USAKTI Jakarta
8.      Jurusan Teknik Geologi
ITM Medan
9.      Jurusan Teknik Geologi
UNHAS Makasar
10.  Jurusan Teknik Geologi
UNDIP Semarang
11.  Jurusan Teknik Geologi
ITATS Surabaya
12.  Jurusan Teknik Geologi
UNSOED Purwokerto
13.  Jurusan Teknik Geologi
STTMI Bandung
14.  Subagyo Pramumijoyo
(KNPGI)
15.  Hindartan (KNPGI - Bamus)
16.  Edy Sunardy (IAGI –
KNPGI)
17.  Prof. Emmy Suparka (KNPGI
– Bamus)

Acara Pendahuluan, 
oleh
: Edy Sunardi (KNPGI) :
    1. KNPGI – komunitas geologi dari perguruan tinggi, industri, dan asosiasi 
profesi.
    2. KNPGI pada 17 April 2002 di Bandung merekomendasikan tentang Usulan 
Kurikulum Inti. Sementara itu, Kurikulum Institusional diharapkan dari 
masing-masing perguruan tinggi, sesuai dengan karakter dan keunikan 
masing-masing (muatan lokal perguruan tinggi).

Pembahasan Sosialisasi Kurikulum Inti Teknik Geologi, 
oleh : Subagyo Pramumijoyo, Hindartan,
Prof. Emmy Suparka (KNPGI)
    1. Kurikulum inti berdasarkan pada bidang keteknikan (geologi) sehingga 
disebut : Strata S1 Teknik Geologi.
    2. Kurikulum inti : MPK : 6 sks; MKK Dasar Teknik : 20 sks; MKK Geologi : 
29 sks; MKB : 35-36 sks; dan MPB (kuliah lapangan - 4 sks dan kewirausahaan - 2 
sks) : 6 sks.
    3. Kurikulum inti ini mestinya disusun oleh BAMUS GEOLOGI dan dilengkapi 
silabus kurikulum tersebut. 
    4. Maka kunci dari kurikulum inti tersebut ada di BAMUS (pertemuan antar 
ketua jurusan teknik geologi), lalu kemudian diteruskan ke KNPGI.
    5. KNPGI sudah membuat silabus pada tahun 2002 dan telah disosialisasikan 
ke seluruh jurusan teknik geologi, dan kurang mendapat respon (karena 
kesibukan), maka silabus tersebut tetap dipakai sebagai acuan penyusunan 
kurikulum inti.
    6. Basic scienceharus menjadi referensi kurikulum dan harus mewarnai 
rancangan kurikulum masa depan. Sekalipun teknologi bergerak cepat, tetap 
pendidikan geologi di Indonesia harus mengembangkan ilmu dasar keilmuan 
keteknikan dan kegeologian.
    7. Tambahan, bahwa perguruan tinggi harus memberikan muatan lokal dari 
kurikulum inti dan kurikulum institusional. Kemudian dituangkan dalam 
kompetensi dari kurikulum tersebut. 
    8. Bamus Geologi, tetap dihidupkan kembali sebagai bentuk membina dan 
membantu dari jurusan teknik geologi yang sudah maju kepada jurusan teknik 
geologi yang lain. Dan buatlah, Bamus Geologi berguna bagi masing-masing 
jurusan teknik geologi. 
    9. Usulan Kurikulum Inti, Silabus, dan Bamus Geologi.

Diskusi :
    1. Usakti : Lebih baik bicara dulu lokakarya tentang : Pendidikan Geologi 
Indonesia yang melibatkan stake-holders, daripada membahas Draft Kurikulum Inti 
ini dulu. Dasar hukum Bamus Geologi dan KNPGI untuk intervensi ke arah 
kurikulum pendidikan geologi. Kurikulum tersebut disusun oleh : perguruan 
tinggi, asosiasi profesi, dan industri pemakai geologist.
    2. Undip : Anggota Bamus tidak harus mereka yang jadi ketua jurusan tetapi 
mereka yang berkomitmen terhadap pendidikan geologi Indonesia di masing-masing 
jurusan.
    3. IAGI : IAGI sebetulnya tidak terlalu jauh intervensi dalam kurikulum 
pendidikan geologi, tetapi lebih memfasilitasi jurusan teknik geologi untuk 
memikirkan tentang pendidikan geologi. Sementara IAGI, lembaga profesi 
kegeologian nasional, sehingga keikut-sertakan dalam memfasilitasi KNPGI dan 
Bamus ini adalah bentuk tanggung jawab moral. 

Konsensus
: Musyawarah Pendidikan Geologi Indonesia

Pimpinan Rapat : Prof. Emmy Suparka
Agenda
1 : Kepengurusan Bamus Geologi (selesai, jam 12.00 terbentuk pengurus Bamus)
Agenda 2 : 

Karteker (pimp.rapat)              : Prof. Emmy Suparka (ITB)

Pengurus Harian                    
Ketua Bamus Geologi              : Agus Handoyo Harsolumakso (GL-ITB)
Sekretaris Bamus Geologi