[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Membangkitkan Kembali Teori Undasi (van Bemmelen, 1927-1977)
Menarik sekali tulisannya, Pak Awang. Terlihat sekali akan adanya perkembangan suatu teori dari masa ke masa, dimana teori yang dibahas di bawah sudah tercetus lebih dahulu di tahun 1927, yang kurang lebih 40 tahun lebih tua dari teori tektonik lempeng yang dipopulerkan oleh Wegener yang umum diajarkan kepada para mahasiswa geologi semenjak ~20-30 tahun yang lalu saya kira. Yang menarik adalah, beberapa pembagian dimensi oleh van Bemmelen pada teori tersebut pun sepertinya bisa djelaskan oleh tektonik lempeng dan basin dynamics saat ini begitu juga dengan mekanismenya. Mega-undasi hingga minor-undasi di bawah nampak lebih mengarah kepada uprising suatu mantle plume dan juga intrusive igneous rocks, akan tetapi semua itu saya kira faktor dan trigger utamanya lebih kepada pressure dan temperature related seiring perubahan mineral selama perjalanannya dari high temperature ke low temperature zone, walaupun in reality, proses yang terjadi pada pluming dan intrusive tersebut jauh lebih kompleks dari ini. Untuk teori tektonik gaya berat yang Pak Awang jelaskan di bawah, saya cenderung mendefinisikannya sebagai compensation result yang cenderung pasif dari suatu massa batuan yang terdeformasikan, untuk kasus ini deformasi yang dmaksud adalah relatif ke arah atas sebagai uplifted masses yang structural related (ex: thrusting or uplift) sehingga memberikan suatu nilai tambahan gaya potential pada product dari massa tersebut untuk bergerak gravitationally ke arah depocenter suatu cekungan. Mengenai anomali gaya berat dari triangle zone antara dua sesar mendatar yang mengapit Jawa Tengah tersebut, apakah bisa di lampirkan gambarnya juga Pak? Agak lebih mudah untuk mengemukakannya dengan visual karena bukti sahih dari kedua sesar mendatar yang besar tersebut pun masih dalam perdebatan hingga saat ini. Thanks. Mohon pencerahannya. Regards Vicki Amir From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Tue, 14 September, 2010 10:23:44 Subject: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Membangkitkan Kembali Teori Undasi (van Bemmelen, 1927-1977) Pak Ben, Saya senang mendapatkan tanggapan dari Pak Ben sebagai seorang ahli yang menekuni geologi struktur. Terima kasih atas penjelasan singkat tentang mekanika deformasi. Saya yakin juga deformasinya akan berjalan secara stress lateral, hanya prima causa-nya kelihatannya differential gravity yang lalu secara lateral jadi gravity sliding atau gliding tectonics. Yang paling memuaskan untuk saya saat mengerjakan gravity tectonics adalah pengangkatan Pegunungan Meratus, nanti saya ulas tersendiri. Banyak ahli mengatakan itu ditekan oleh stress lateral dari benturan Buton/Tukang Besi pada Miosen Tengah. Data gayaberat dan penafsiran tektoniknya menunjukkan bahwa Pegunungan Meratus terangkat karena ekshumasi, tak ada kaitan sama sekali dengan benturan mikrokontinen Buton. Memang plate tectonics membawa Meratus ke posisinya sekarang, tetapi pekerjaan pengangkatannya kemudian diselesaikan oleh gravity tectonics. Kalau saya tak salah memahami ulasan Pak Ben, undasi memerlukan efek deformasi regional yang lebih besar. Kita ingat undasi ada kelas-kelasnya dari yang mega-undasi sampai local-undasi. Karena Pak Ben sudah menyebutkan beberapa struktur di Jawa yang menunjukkan fenomena aneh, saya mengamatinya juga, sehingga ada baiknya saya posting saja kasus pertama yaitu asal Struktur Serayu Utara, yang buat saya sangat menarik. Saya telah cukup lama mengamatinya (dari 2003) dan menafsirkannya. Bahwa ada struktur2 di Jawa yang berhubungan dengan volkanisme (yang tahun lalu papernya dikeluarkan Robert Hall, Helen Smyth, Ben Clemens) sebenarnya telah lama diamati van Bemmelen (1949) dan menarik sekali bahwa van Bemmelen menghubungkannya dengan migration of crustal wave dari Oligo-Miosen ke Mio-Pliosen. Untuk yang ini nanti saya ulas tersendiri sebab itu menunjukkan pergerakan undasi sendiri. Migrasi sesar naik di Jawa Barat yang pernah dikemukakan oleh Pak Suyono (1988), dan juga pengangkatan jalur inversi Majalengka-Banyumas yang papernya kami publikasikan tahun lalu di IPA (Armandita et al., 2009) kelihatannya berhubungan dengan hal ini. Sekali lagi, ini pemikiran alternatif, yang perlu dikaji lagi dan ditantang. Gliding Tectonics Antiklinorium Serayu Utara Serayu Utara membentuk palung lautdalam pada saat Mio-Pliosen bersama dengan palung-palung di sebelah baratnya (Palung Bogor) dan di sebelah timurnya (Palung Kendeng). Palung dalam pengertian ini bukanlah palung penunjaman tempat kerak samudera menunjam di bawah kerak samudera lainnya atau di bawah kerak benua. Palung dalam konteks ini adalah suatu bentuk cekungan yang memanjang (trough). Palung Bogor-Serayu Utara-Kendeng merupakan depresi lautdalam yang memanjang barat-timur di
Re: [iagi-net-l] Membangkitkan Kembali Teori Undasi (van Bemmelen, 1927-1977)
Sebagai geologist produk tahun 80-an saya juga tidak alergi thd. Gravititional Tectonics. Tidak bisa kita abaikan bahwa fenomena itu ada. Hanya yang saya tidak sampai ilmunya, sampai skala berapa Gravititional Tectonics itu terjadi secara sendirian. Saya yakin Gravititional Tectonics ini tidak bisa dipisahkan dari teori2 tektonik lainnya. Mereka menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. Sebagai contoh bodoh saja, akibat tumbukan lempeng akan terbentuk suatu kondisi geologi dengan beda tinggi yang besar. Ada pegunungan, ada palung, ada rifting, dll. Perbedaan itu tentunya akan membuat muka bumi tidak stabil, sehingga dengan kondisi geologi tertentu akan terjadi gerakan2 tektonik yang dipicu oleh gaya gravitasi. Secara skala lebih kecil, hal2 ini juga yang meyakini saya akan terjadinya pergerakan Formasi Merawu ke arah tenggara (?) di North Serayu Basin (antara Banjarnegara - Karangkobar) melalui suatu bidang gelincir sehingga struktur-nya menyimpang dari arah umum struktur regional daerah itu. Maaf kalau bahasanya kurang pas, karena saya bukan ahli tektonik. Apakah slump structure juga bisa digolongkan pada Gravititional Tectonics kalau skalanya besar? Salam, Habash Sent via BlackBerry from Maxis -Original Message- From: bsap...@bdg.centrin.net.id Date: Tue, 14 Sep 2010 07:26:09 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Membangkitkan Kembali Teori Undasi (van Bemmelen, 1927-1977) Pak Awang, Sangat menarik ulasan ini dan memang betul kita meninggalkan teori geosinklin sangat cepat bahkan dalam text book tahun 90 sudah hampir menghilang. Walaupun vertical stress driving mechanism mulai berkembang dan diargue kembali dengan plume tectonics yang sering disebut sebagai beyond plate tectonics. Dalam sejarah yang saya alami dikampus ITB pertengahan era 80 terjadi perbedaan persepsi dalam mengaplikasi teori dilapsi (dicetuskan oleh Almarhum Prof. Sartono) dalam beberapa kasus geologi di Indonesia. Pak Zaim dan rekan2 yang mengalami sendiri mungkin dapat berbagi mengenai masalah ini. Menurut saya phenomena ini memang ada dan teramati tetapi memerlukan kondisi sangat khusus seperti halnya diapir dan plume sehingga sangat special dalam pengamatan geologi. Mechanics adalah suatu proses fisika yang memerlukan kondisi dan peran materi didalamnya yang sering kita kenal dengan rheologi. Dengan mengunakan pendekatan continumm mechanics (stress dan srtain) para ahli sturktur bisa menjelaskan deformasi umum yang terjadi dalam cekungan sedimentasi misalnya dengan mengunakan sandbox. Untuk mendapatkan gravity driven force diperlukan vertical stress yang besar dimana ini dapat terjadi dari masa yang besar (contohnya pengunungan Himalaya) atau perbedaan densitas yang tinggi (salt, unconsolidate shale). Jelas dalam keadaan normal umumnya sedimentari basin yang dalamnya 0-15 km, material masih strong untuk support stress (dikenal dengan kata brittle) sehinga tidak memmungkin terjadi energi potensial yang bisa menyebabkan deformasi seperti dalam geosinklin teori. Jika in dipandang lebih besar dan melibatkan mantle yang bersifat viscous sirkulasi vertikal memang terjadi sebagai convection current yang menyebabkan plate bergerak menghasilkan tectonic stress lateral, hanya sedikit yang keluar langsung kepermukaan atau menyebabkan pembumbungan yang akhirnya menghasil kan lateral force yang dikenal sebagai ridge-push dalam plate tectonis. Tetap saja gaya yang dihasilka untuk mendeformasi batuan dalam cekungan adalah lateral force. Sebagai tambahan Dari hasil stress analysis banyak tempat didunia (world stress map)normal stress kondisi atau vertikal stress jarang dijumpai dan semuanya pada umumnya berkaitan dengan topography tinggi. Sekali lagi bukan berarti kita tidak mengamati, kalau kita perhatikan peta geologi terbitan GRDC di pulau jawa, ada beberapa kasus dimana sesar anjak yang terjadi mempunyai orientasi berputar mengikuti gunung apai yang ada. Pertanyaannya apakah sesar ini terbentuk oleh karena pengaruh graviti akibat pembentukan gunung api (gravity sliding) atau tereorientasi setelah terbentuk sebelumnya. Pengamatana detail dan pemetaan struktur yang hati sangat diperlukan untuk menjawab hal ini, karena kelemahannya terletak pada data yang tidak kontinu sehingga selalu akan ada interpretasi didalamnya yang sangat dipengaruhi oleh model yang dipilih. Bahkan saat ini saya pribadi sedang mengamati dan akan memodelkan phenomena ini dalam kaitannya menjawab argumen yang diberikan oleh Robert Hall (salah satunya Smith, 2005) mengenai gravity loading akibat magma emplacement untuk pembentukan cekungan kendeng. In sebuah argumen scientific yang sangat baik dan tantangan untuk kita semua terutama para calon geologi yang akan berminat dalam bidang struktur geologi. Pendekatan yang saya pilih adalah mekanik karena untuk menjelas struktur yang terjadi dialam selalu harus mengikuti hukum fisika dan kimia yang berlaku. ..face the chalenge with open minded...
Re: Bls: [iagi-net-l] Gn Sinabung meletus juga
Kalau bicara mengenai Volcanology bisa 2 semester Mas Sugeng. Klassifikasinya banyak. Ada yang berdasarkan komposisi magmanya, ada yang basa (membentuk lava basaltic, batuannya basalt, misalnya di Hawaii, viscositas rendah), ada yang intermediate (membentuk lava andesitic, batuannya andesit, viscositas menengah, misalnya Merapi), ada yang bersifat asam (membetuk lava atau piroclastics ya?, lali aku, batuannya Rhyolite), dari semua itu akan memberikan bentuk gn. Api yg berbeda-beda, ada yang kerucut runcing, ada yang luas landai seperti perisai, ada yang berupa rekahan, lavanya mbleber kemana-mana. Khusus wedus gembel Merapi, karena lavanya kental, lavanya membentuk Lava Dome di kepundan. Dome itu terdorong terus oleh magma yang keluar setiap hari saking aktifnya, sehingga dome yang panas itu terdorong dan ambrol ke lereng dan membentuk wedus gembel yang sering disebut Glowing Avalance. Gunung Api di dunia ini yang letusannya mirip Merapi disebut sebagai Merapi Type (Kalau di stratigrafi mungkin seperti type locality). Kadang2 kalau lava panas sudah numpuk dipuncak Merapi dan ada hujan lebat, bisa juga membentuk awan volcanic yang meluncur ke bawah. Mirip dengan kalau kita menyiram arang membara bekas mbakar sate dengan air akan mengepul asap tebal yang membawa partikel2 abu. Intermediate magma umumnya membentuk gunungapi tipe strato karena produk letusannya kadang2 berupa lava, kadang2 berupa piroclastics yang berselang seling secara periodik. Untuk yang mungkin lupa, magma itu begitu nongol ke permukaan bumi, namanya berubah jadi lava! Wah, mudah2an enggak diketawain ahli gunungapi nih! Maaf ya Pak! Soalnya sedang bosen nih ngurusin reservoir minyak melulu, itung2 untuk refreshing. It is open wide for correction when necessary. Salam, Habash, temannya Mas Sugeng dulu! Sent via BlackBerry from Maxis -Original Message- From: Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id Date: Mon, 13 Sep 2010 21:54:38 To: iagi-net@iagi.or.id; iagi-netiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: Bls: [iagi-net-l] Gn Sinabung meletus juga Yth. Abah Yanto dan Ibu Sri, Yang jelas berita gunung Sinabung masuk dalam majalah TIME edisi 13 Sept lengkap dng foto gunung api dengan asap putih yang mengepul dari kawahnya sedangkan bagian kaki gunung nampak bongkah-2 batuan. Ngomong-2 kalau gunung Merapi di Jateng meletus sering dijumpai adanya wedhus gembel (istilah penduduk setempat) yaitu awan putih dengan temperatus +/- 600 C yang melayang-layang ditiup angin. Kalau awan ini menyapu ladang maka hanguslah semua tanaman dis ini. Konon misteri wedhus gembel ini hanya ada di Merapi. Mohon dapat dijelaskan. Trimakasih, Sugeng -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] Sent: Mon 9/13/2010 8:44 PM To: iagi-net Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Gn Sinabung meletus juga Sdr Sri Terima kasih informasinya, sangat bermanfat bagi oang tua yang sudah lama meniggalkan kuliah vulkanomog. si Abah Adanya rekaohan pada puncak gunung api yang dibentuk oleh faktor deflasi dan inflasi magmatik, memungkinkan untuk terjadinya infiltrasi airtanah (airtanah dapat berasal dari infiltrasi air hujan) ke dalam tubuh magma. Kita tahu bahwa meskipun gunung Sinabung merupakan gunung api Tipe B, namun di bawahnya masih ada aktivitas magmatik yang ditandai dengan adanya sulfatara dan fomarola aktif. Besarnya air infiltrasi ke dalam tubuh magmatik dibandingkan dengan sumber magma yang memanaskannya hingga menguapkannya sangat jauh lebih kecil. Makin besar tingkat infiltrasi, makin besar pula pembentukan uapnya, serta makin besar pula penambahan tekanan erupsi. Memang benar, untuk membentuk tekanan freatik diperlukan waktu yang sangat lama; Gunung Tambora membutuhkan waktu ribuan tahun, Gunung Krakatau membutuhkan waktu 600 tahun, dan tidak menutup kemungkinan Gunung Sinabung pun yang sudah 400 tahun tidak aktif secara eksplosif dapat terjadi pula. Makin lama wakti inaktifnya, makin besar kemungkinan erupsi eksplosifnya. Lamanya waktu inaktif suatu gunung api, juga dapat menimbulkan pemisahan magmatik oleh proses crystal settling, dari yang bersifat basaltik-andesitik (paling bawah), kemudian bersifat andesitik-dasitik (karena pengurangan unsur mineral mafik) hingga dasitik-riolitik (bisa saja dijumpai di Sumatera) dan yang paling atas adalah busa magma yang dibentuk oleh campuran uap (airtanah) dengan permukaan tubuh magma. Pada kondisi ini air tidak akan berbentuk fluida, tetapi secara keseluruhan dalam bentuk uap (steam). nah, uap inilah yang membentuk tekanan erupsi, jika volumenya sangat besar maka dapat menimbulkan erupsi yang bersifat sangat eksplosif. OK. ntar dilanjutkan lagi, mau sholat maghrib dulu. Wallahualam bisssawab. Salam Sri Mulyaningsih - Original Message From: Yoga Negara yneg...@caledon.com.au To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wed, September 8, 2010 7:06:25 AM Subject:
Re: Bls: [iagi-net-l] Gn Sinabung meletus juga
Indonesia adalah negara yg memiliki gunungapi aktif terbanyak di dunia. Penyebarannya merata di seluruh Nusantara kecuali di Kalimantan dan tanah Papua. Sudah selayaknya setiap geolog Indonesia memiliki pengetahuan kegunungapian yang cukup kuat sehingga kapan saja ada fenomena volkanik yg terjadi dan ada tetangga yang bertanya geolog tersebut dapat memberi jawaban yg cukup mendalam dan tidak asal bunyi, sebab kita adalah putra2 tanah volkanik. Dari pengamatan saya, banyak geolog profesional kita (termasuk saya) yang wawasan kegunungapiannya hanya sedikit di atas masyarakat awam. Saya kira ada yg salah dengan pendidikan geologi di negeri kita sehingga fenomena geologi yg amat penting ini diabaikan oleh orang2 yg justru khusus menggeluti masalah2 kebumian (di sini jelas faktor fulus berbicara, cabang2 ilmu geologi diklasifikaskan menjadi dua golongan: basah dan kering). Masih banyak geolog Indonesia yg tidak 'ngeh' bahwa letusan Toba adalah salah satu kejadian volkanik terhebat dalam sejarah plsnet bumi. Saat ini salah satu kursus volkanologi yang bergengsi di kawasan Asia Pasifik justru diadakan di Australia, negara tanpa gunungapi aktif, lengkap dengan ekskursi lapangan di daerah Merimbula di mana sekuen batuan volkanik umur Devon tersingkap. Pengajarnya ahli2 volkanologi dari Monash University. Menurut saya kita jelas2 telah kecolongan. Seharusnya Indonesia menjadi salah aatu kiblat volkanologi di dunia, dengan laboratorium alam yg hebat2, bukan sekadar dikenal sebagai lokasi terjadinya 3 fenomena volkanik terhebat dalam sejarah (Toba, Krakatau, Tambora). salam Prianggito --- On Tue, 14/9/10, Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id wrote: From: Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Gn Sinabung meletus juga To: iagi-net@iagi.or.id Received: Tuesday, 14 September, 2010, 5:58 PM Mas Fajri, Trimakasih atas penjelasannya yang rinci, ternyata dalam ilmu gunung api yang sepertinya hanya itu-itu saja ternyata mengandung banyak misteri. Jadi Ibu Bumi kita ini bukanlah benda mati yang diam tetapi benda hidup yang selalu bergerak secara dinamis. Saya suka berpikir, kenapa gunung di Hawaii selalu mengalirkan lelehan lava pijar, sementara gunung-2 yang lain menyemburkan abu panas atau air panas serta bahan volkanik lainnya. Khusus gunung Merapi, muntahan pasirnya dapat memberi nafkah kepada banyak penambang pasir sepanjang waktu Salam hangat, Sugeng (sejak dulu saya selalu dapat menikmati kegagahan Merapi dan Merbabu dari sawah di desa saya, khususnya di pagi hari, 1980 saya berhasil sampi di bibir kepundannya...). - Original Message - From: Muhammad Walfajri walfa...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, September 13, 2010 11:04 PM Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Gn Sinabung meletus juga Pak Sugeng yth, Wedhus Gembel (awan panas) adalah merupakan salah satu dari jenis pyroclastic rock yg dimuntahkan oleh gunung api. Awan panas ini bisa berupa awan panas aliran (pyroclastic flow), awan panas hembusan (pyroclastic surge) dan awan panas jatuhan (pyroclastic fall). *Pyroclastic flow* adalah batuan piroklastik yang material penyusunnya tertransport melalui permukaan tanah dengan cara mengalir (flow). Biasanya antar fragmen dalam batuan jenis ini membentuk ikatan terbuka, hampir tidak terjadi kontak antar fragmen. Awan panas aliran ini mengalir turun dan akhirnya mengendap di dalam dan di sekitar sungai dan lembah. *Pyroclastic surge* adalah batuan piroklastik yang material penyusunnya tertransport melalui permukaan tanah tetapi terjadi proses spin (menggelinding atau berputar) sehingga akibat proses spin ini, material penyusunnya cenderung membulat (rounded). *Pyroclastic fall* adalah batuan piroklastik yang material penyusunnya tertransport melalui udara (terbang). Sehingga dapat diasumsikan bahwa material penyusun batuan piroklastik jenis ini adalah material yang ringan semisal material debu vulkanik. Bagaimana membedakan antara *pyroclastic surge* dengan *pyroclastic flow*? Bentuk fragmen *pyroclastic surge* cenderung membulat (*rounded*) sedangkan *pyroclastic flow* cenderung menyudut (*edge*). Utk Gunung Merapi, Wedhus Gembel ini termasuk ke dalam kategori *Pyroclastic flow. *Fenomena wedhus gembel ini tidak hanya milik Merapi, Gunung St. Helens dengan letusannya yg terkenal thn 1980 (memakan korban ahli vulkanologi yg sedang memonitor letusan tsb - kalau tidak salah terkena directed blast, salah satu jenis pyroclastic rock yg lain) dan Gn . Pinatubo juga mempunyai fenomena awan panas seperti ini. Itulah sedikit penelusuran utk mengingat kembali kuliah Vulkanologi dari Dosen2 dari Direktorat Vulkanologi dulu (terima kasih kepada guru2 kami Prof. Adjat Sudradjat, Dr. A.D. Wirakusumah Ir. Igan Sutawijaya, MSc., semoga Allah senantiasa membalas dgn pahala yg berlimpah atas ilmu yg telah bapak2 berikan).
Bls: [iagi-net-l] Peta Geologi Indonesia
Ada Pak peta geologi yang dibuat oleh belanda yang mulai dari tahun 1800 an malah, sekarang baru saya scan semua peta petanya. Bahkan banyak juga peta peta yang rinci kalo daerahnya ada nilai ekonomisnya. Ip --- Pada Sel, 14/9/10, herman.dar...@shell.com herman.dar...@shell.com menulis: Dari: herman.dar...@shell.com herman.dar...@shell.com Judul: [iagi-net-l] Peta Geologi Indonesia Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Selasa, 14 September, 2010, 6:28 PM Kemarin saya coba cari peta geologi Indonesia di Google, dan saya mendapatkan digital file dari peta geologi Indonesia bagian barat yang dibuat oleh The Geographical Society of Japan, tahun 1932. Kualitas peta berwarna ini sangat bagus, paling tidak untuk saat itu. Tentunya peta ini dibuat sebelum R. W. Van Bemmelen 1949, yang semuanya hitam-putih. Timbul pertanyaan saya, siapa saja yang pernah membuat peta geologi Indonesia secara regional? Saya kebetulan punya koleksi peta BEICIP Franlab yang dibuat sekitar tahun 1980an dengan kwalitas yang bagus pula. Cocoknya peta ini digantung di dinding. Apakah Direktorat Geologi punya peta serupa ini? Kalau ada teman-teman yang pernah lihat peta geologi Indonesia regional yang bagus, bisa tolong beri tahu saya? Lebih bagus lagi kalau ada digital file-nya. Herman
[iagi-net-l] Butuh wellsite geologist
Rekan2, Saya membutuhkan SEGERA bantuan satu (1) orang wellsite geologist berpengalaman (minimal 5 tahun) untuk membantu saya dalam pemboran sumur eksplorasi di lokasi Brunei Darussalam. 1. Perkiraan hari kerja selama 2 minggu, berangkat akhir bulan September 2010 atau awal Oktober 2010. 2. Upah harian dalam US Dollar, silahkan negosiasi sendiri dengan pihak user (akan diberi tahu selanjutnya setelah ada konfirmasi kesediaan nya). 3. Mengirimkan CV ke email japri saya (sada...@gmail.com). 4. Mempunyai passport yg masih berlaku. 5. Nantinya akan bekerja bersama saya sebagai partner di wellsite. Mudah2an ada yg dapat membantu saya. Salam, Sad Agus Wellsite Geologist Consultant Email: sada...@gmail.com Web: http://sadagus.com/ http://sadagus.com Mobile: +62 8121027857
Bls: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Membangkitkan Kembali Teori Undasi (van Bemmelen, 1927-1977)
Vicki, Gambar2 yang diinginkan saya lampirkan dalam milis Geo-Unpad karena bisa menerima lampiran, bila tidak bisa diterima, akan saya kirim via japri. Memang van Bemmelen mengemas teori undasinya dalam kemasan geonomy, yang bukan sekedar geologi, sebab geonomy melibatkan seluruh aspek geologi, fisika dan kimia planet Bumi. Jadi yang Vicki sebutkan benar, yaitu semuanya berhubungan dengan penyeimbangan fisika-kimia. Saya mempelajari edisi pertama teori undasi van Bemmelen tahun 1931 1932 (Magma-und Krusten-Undationen: VIe Natuurwetensch. Congres. Bandung September 1931; Uber die moglichen Ursachen der Undationen der Erdkruste: Roy. Academie. Sci. Amsterdam Proc.1932), sebelum van Bemmelen memodifikasinya secara signifikan pada tahun 1970-an dengan masuknya teori tektonik lempeng. Di kedua publikasi itu, van Bemmelen memuat filosofi geonomy undasi. Ringkasannya adalah bahwa dalam mempelajari perkembangan kerak Bumi, kita dapat membedakan dua proses yang mengganggu keseimbangan di kerak Bumi, yaitu proses equilibrioturbal (bhs. Latin 'turbare' -mengganggu) dan reaksi equilibriopetal (bhs Latin 'petere' - berjuang melawannya). Bila equilibrioturbal mengganggu keseimbangan, maka equilibriopetal melakukan penyeimbangan (readjustment) keseimbangan yang terganggu. Ini sebenarnya hanyalah mengikuti Hukum Newton ke-2 : aksi-reaksi. Di kerak Bumi terdapat dua jenis keseimbangan - a. keseimbangan fisiko-kimia antara komponen-komponen yang bergantung kepada komposisi kimia, temperatur dan tekanan di kerak Bumi; dan b. keseimbangan gayaberat (stabilitas gayaberat). Ketika keseimbangan rigiditas kerak bumi terganggu oleh bergeraknya dan naiknya magma yang terjadi karena keseimbangan fisik--kimia terganggu, maka reaksinya adalah berupa penyeimbangan gayaberat dalam bentuk deformasi. Naiknya magma yang mempengaruhi deformasi, van Bemmelen menyebutnya sebagai astenolith, istilah yang diusulkan oleh Willis (1929) - Metamorphic Orogeny, GSA Bull, 40, 557-558. Astenolith adalah material panas dan ringan di astenosfer yang naik ke atas lalu akan mengyebabkan deformasi sebagai respon stabilitas gayaberat. Haarman (1930), pencetus Die Oszillations-Theorie, yang juga menginspirasi van Bemmelen, menyebutkan bahwa naiknya astenolith itu sebagai vertical uplift (primari tectogenesis), sedangkan deformasi berikutnya dalam bentuk gliding tectonics sebagai secondary tectogenesis. Analisis saya tentang asal sruktur2 di Serayu Utara tak memasukkan astenolith uplift di Serayu Selatan sebab untuk itu saya harus punya data mantel tomography, tetapi bahwa ada astenolith di wilayah Serayu Selatan sangatlah mungkin sebab itu jalur Old Andesitic volcanism. Serayu Selatan terangkat sampai 2000 m lebih (modeling data gayaberat, berdasarkan nilai +110 mGal) dalam pemahaman saya adalah karena ia merupakan puncak segitiga apitan dua sesar mendatar besar. Bila ada astenolith di bawahnya sangatlah mungkin. Lalu ke utara, menuju Jawa Tengah utara terjadi subsudence yang sangat besar dengan data gayaberat sampai - 10 mGal. Maka, syarat suatu gravity sliding atau gliding tectonics telah dipenuhi, dan terjadilah thin-skinned deformation dari sebelah selatan Karang Kobar sampai ke selatan Brebes. Kita menyebutnya sekarang sebagai toe-thrusting. Memang yang disebutkan Vicki benar, vergency struktur akan selalu ke arah subsided, dan itu terjadi di Serayu Utara, bila ada yang vergency ke selatan, itu hanyalah backthrust-nya. Sementara itu, van Bemmelen menyebutkan bahwa penyesaran Serayu Utara juga didorong oleh astenolith yang bermigrasi ke utara, dalam salah satu plate-nya (van Bemmelen, 1949, bukan di bukunya, tetapi salah satu dari 40 peta lebarnya), disebutkannya sebagai movement of crustal wave, sebenarnya itulah migrasi astenolith. Dalam teori tektonik lempeng, pergerakan 'astenolith' itu tak lain dari partial melting yang bergerak lebih ke arah benua akibat melandainya sudut Wadati-Benioff. Demikian, buat saya, sangat menarik untuk melihat kembali semua asal struktur di Jawa. Ketika volkanisme, magmatisme, struktur dan konvergensi lempeng terjadi bersamaan di satu tempat di sepanjang Bogor-North Serayu-Kendeng-Selat Madura trough yang sangat memenuhi syarat kalau mau disebut suatu geosinklin terpenting di Indonesia, maka sangat perlu kita melihat lagi konsep2 lama dan baru, cek-recek, dan melakukan sintesis. Saya akan memulainya dengan mempublikasikan beberapa kasus bahwa di Indonesia ada beberapa fenonema struktur yang sangat gravitational-tectonic origin, bukan lateral tectonic-origin (PIT IAGI Lombok November mendatang). salam, Awang --- Pada Sel, 14/9/10, vicki amir vickirezkya...@yahoo.com menulis: Dari: vicki amir vickirezkya...@yahoo.com Judul: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Membangkitkan Kembali Teori Undasi (van Bemmelen, 1927-1977) Kepada: geo_un...@yahoogroups.com, iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad
Re: [iagi-net-l] Butuh wellsite geologist
Wah menggiurkan juga boss Powered by Randy Comm BlackBerry® -Original Message- From: Sad Agus sada...@gmail.com Date: Wed, 15 Sep 2010 10:46:15 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Butuh wellsite geologist Rekan2, Saya membutuhkan SEGERA bantuan satu (1) orang wellsite geologist berpengalaman (minimal 5 tahun) untuk membantu saya dalam pemboran sumur eksplorasi di lokasi Brunei Darussalam. 1. Perkiraan hari kerja selama 2 minggu, berangkat akhir bulan September 2010 atau awal Oktober 2010. 2. Upah harian dalam US Dollar, silahkan negosiasi sendiri dengan pihak user (akan diberi tahu selanjutnya setelah ada konfirmasi kesediaan nya). 3. Mengirimkan CV ke email japri saya (sada...@gmail.com). 4. Mempunyai passport yg masih berlaku. 5. Nantinya akan bekerja bersama saya sebagai partner di wellsite. Mudah2an ada yg dapat membantu saya. Salam, Sad Agus Wellsite Geologist Consultant Email: sada...@gmail.com Web: http://sadagus.com/ http://sadagus.com Mobile: +62 8121027857