Re: [iagi-net-l] CBM

2011-11-07 Terurut Topik o - musakti
Maksud saya dari sisi produksi dan rate nya setelah dewatering, abah.untuk saat 
ini sama-sama kecil, sama-sama cocok untuk konsumsi lokal (gak kaya di 
gladstone yang bisa di LNG kan).

Kalau soal air hasil dewatering kan  sudah pernah diskusikan beberapa bulan 
lalu. Meskipun sampai sekarang saya juga belum mudeng, penanganan air CBM 
Indonesia nanti bentuknya bakal seperti apa sih ?

Oh ya Pertanyaan lagi untuk   CBM di tanahair, ditjen mana dari esdm yang 
menanganinya ? Apakah full Migas atau setengah2 dengan pertambangan juga



On Mon, 07 Nov 2011 09:20 ICT Yanto R.Sumantri wrote:




Oki Ke-ekonomiannya , karena menunggu fracting dan dewaterngnya akan
lama sekali , saya ikut kursusnya pak Imam /Lemigas .
Da disitu ,
saya menyadari bahwa teknik produksinya beda banget dengan teknik produksi
migas yang biasa.

si Abah

Saya kira beda banget

On Mon, November 7, 2011 9:12 am, o - musakti wrote:

Saya fikir keekonomian CBM Indonesis tidak akan jauh beda dengan
shallow
 biogenic gas, dalam artian- sama-sama bertekanan rendah
dan Karenanya,
 tanpa compression station (yang mahal)
ekstra, hanya bisa dimanfaatkan
 oleh konsumen yang lokasinya
dekatKecuali mau bikin proyek
 CBM-LNG,
 Dulu
Santos pernah bernegosiasi dengan Indonesia Power untuk menjual

biogenic gas dari Bentu-Korinci PSC ke IPP di daerah Pekan Baru.
Produksi
 gak besar tapi karena gas cukup di pipe beberapa km
saja maka masih
 ekonomis. Mungkin teman-teman dari Kalila bisa
memberikan info lebih
 lanjut soal ini.
 Biogenic gas
dari lapangan2 Santos di Sampang dan Madura PSC pun
 pemasarannya
gampang. Tinggal konek ke pipa dari Pagerungan, wuss
 mengalirlah
itu gas ke gresik. Kalau nanti pulau Madura bikin pembangit
 gas
atau pabrik petrokimia, bakal bangunlah endapan-endapan tidur yang
 sudah ditemukan disana.
 Jadi ya itu, seperti di dunia
real estate, kunci keekonomian CBM adalah:

location-location-location..
 
 --- On Mon, 7/11/11,
Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote:
 

From: Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
 Subject: Re:
[iagi-net-l] CBM
 To: iagi-net
iagi-net@iagi.or.id
 Received: Monday, 7 November, 2011,
7:48 AM
 
 
 
 Rekan
 
 Terus terang saya juga agak menyangsikan
 ke-ekonomian CBM
SAAT ini.
 Dari segi teknologi prodkuksi 
 berbeda
dengan ta konvensional/
 Walaupun demikian dari segi

desivirvikasi energi mau tak mau CBM harus dimanfaatkan , walaupun kita
 sma tahu bahwa indikator keekonomian CBM tidak lebih baik dari
migas .
 
 Sekitar tahun 1990 - an ,sewaktu  masih
bekerja di PTM saya
 pernah mengusulkan PTM untuk membuat pilot
proyek CBM , akan tetapi
 ditolak oleh Direktur  EP waktu
itu dengan alasan BELUM SAAT -
 nya.
 
 Nah
sekarang VICO hanya dengan produksi 0.5 MMSCF/D 
 .jadi
berita ,masih lama kayanya bangsa kita untuk mampu melihat kedepan
 .
 
 Apalagi sekarang Pemerintah hanya memikirkan
bagaimana
 aku bisa melaksanakan program lima tahun .
hik hik hik hik
 
 si Abah
 


From: lia...@indo.net.id

http://mc/compose?to=lia...@indo.net.id

Date:
 Sat, 5 Nov 2011 11:49:20
 To:
iagi-net@iagi.or.id

http://mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.id

 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id


http://mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.id

 Subject: [iagi-net-l] CBM
 Kayaknya CBM akan
 cerah..paling nggak untuk memenuhi
 kebutuhan
listrik yg
 saat ini kelimpungan karena kekurangan
 pasokan gasnya
 ISM


 ===

 Sabtu, 05
 November 2011 pukul
08:10:00
 PLN Manfaatkan Gas CBM

 JAKARTA - PT PLN (Persero) dan Virginia Indonesia

Company
 (VICO) menandatangani nota kesepahaman (MoU)
jual
 beli gas
 metana batu bara (coal bed
methane/CBM) sebesar 0,5
 juta kaki
 kubik per
hari (mmscfd). Kerja sama ini merupakan
 pemanfaatan
 CBM untuk sektor kelistrikan yang pertama kali
 di
Indonesia.
 Direktur Utama PLN, Nur Pamudji,
menyatakan
 dengan
 penandatanganan kesepahaman
ini, VICO akan memasok
 gas CBM yang
 berasal
dari KKS CBM Sanga-Sanga Kalimantan
 Timur dengan jangka
 waktu minimal lima tahun. PLN
 hanya akan
membeli gas dari
 VICO, sedangkan PLN yang akan

mengolahnya menjadi listrik,
 katanya, Jumat
(4/11).
 Menurut dia, gas tersebut akan disalurkan
sebelum 25
 Desember
 mendatang. Gas akan
disalurkan ke pembangkit
 listrik tenaga
 mesin
gas (PLTMG) Sindang Jaya di Kutai
 Kartanegara, Kalimantan
 Timur, yang berkapasitas sekitar
 tiga megawatt
(mw). Namun, PLN
 dan VICO belum menetapkan

harga jual gas. Kami masih
 rundingkan. Akan
segera
 kami tentukan, ujarnya.
 Nur
Pamudji menyatakan, selain
 dari VICO, PLN siap menampung
 gas CBM dari pengembang
 lainnya, mulai dari tahap
dewatering
 sampai fase produksi,
 baik dalam
bentuk listrik maupun gas.
 Fase dewatering adalah
 PLN membeli listrik dari pengembang CBM
 untuk
melistriki
 permukiman warga, khususnya di sekitar lokasi
 pengembangan
 CBM.
 Sedangkan
fase produksi mencakup perluasan pemanfaatan
 CBM, gas
 metana yang dihasilkan akan dibeli PLN bisa dalam

bentuk gas,
 CNG, ataupun LNG. Untuk memasok
pembangkit
 listrik besar
 setempat 

Re: Bls: [iagi-net-l] CBM

2011-11-07 Terurut Topik Ruskamto
Disamping laju produksi, apakah sudah ada indikasi berapa besaran reserves P3 
nya dari masing-2 area ? Karena besaran produksi belum menjamin investasi 
jangka panjang.. Ada bocoran ? Ruskamto 1061
-Original Message-
From: Seno Aji ajis...@ymail.com
Date: Mon, 7 Nov 2011 11:26:17 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Bls: [iagi-net-l] CBM

Dari data migas bahkan sudah mencanangkan untuk produksi CBM di tahun 2011 dari 
berbagai tempat sbb :
lapangan CBM sekayu 1 mmscfd
lapangan CBM barito banjar 1  0.25 mmscfd
lapangan CBM barito banjar 2  0.25 mmscfd
lapangan CBM tanjung enim  1 mmscfd
lapangan CBM sanggata 1 1 mmscfd
lapangan CBM pulang pisau   1 mmscfd
lapangan CBM sanga sanga    1 mmscfd
lapangan pilot project lemigas  0,006 mmscfd

dengan total produksi 5.5 mmscfd atau akan setara dengan 22 MW.





Dari: Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
Kepada: iagi-net iagi-net@iagi.or.id
Dikirim: Senin, 7 November 2011 10:20
Judul: Re: [iagi-net-l] CBM



Oki Ke-ekonomiannya , karena menunggu fracting dan dewaterngnya akan
lama sekali , saya ikut kursusnya pak Imam /Lemigas .
Da disitu ,
saya menyadari bahwa teknik produksinya beda banget dengan teknik produksi
migas yang biasa.

si Abah

Saya kira beda banget

On Mon, November 7, 2011 9:12 am, o - musakti wrote:

Saya fikir keekonomian CBM Indonesis tidak akan jauh beda dengan
shallow
 biogenic gas, dalam artian- sama-sama bertekanan rendah
dan Karenanya,
 tanpa compression station (yang mahal)
ekstra, hanya bisa dimanfaatkan
 oleh konsumen yang lokasinya
dekatKecuali mau bikin proyek
 CBM-LNG,
 Dulu
Santos pernah bernegosiasi dengan Indonesia Power untuk menjual

biogenic gas dari Bentu-Korinci PSC ke IPP di daerah Pekan Baru.
Produksi
 gak besar tapi karena gas cukup di pipe beberapa km
saja maka masih
 ekonomis. Mungkin teman-teman dari Kalila bisa
memberikan info lebih
 lanjut soal ini.
 Biogenic gas
dari lapangan2 Santos di Sampang dan Madura PSC pun
 pemasarannya
gampang. Tinggal konek ke pipa dari Pagerungan, wuss
 mengalirlah
itu gas ke gresik. Kalau nanti pulau Madura bikin pembangit
 gas
atau pabrik petrokimia, bakal bangunlah endapan-endapan tidur yang
 sudah ditemukan disana.
 Jadi ya itu, seperti di dunia
real estate, kunci keekonomian CBM adalah:

location-location-location..
 
 --- On Mon, 7/11/11,
Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote:
 

From: Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
 Subject: Re:
[iagi-net-l] CBM
 To: iagi-net
iagi-net@iagi.or.id
 Received: Monday, 7 November, 2011,
7:48 AM
 
 
 
 Rekan
 
 Terus terang saya juga agak menyangsikan
 ke-ekonomian CBM
SAAT ini.
 Dari segi teknologi prodkuksi 
 berbeda
dengan ta konvensional/
 Walaupun demikian dari segi

desivirvikasi energi mau tak mau CBM harus dimanfaatkan , walaupun kita
 sma tahu bahwa indikator keekonomian CBM tidak lebih baik dari
migas .
 
 Sekitar tahun 1990 - an ,sewaktu  masih
bekerja di PTM saya
 pernah mengusulkan PTM untuk membuat pilot
proyek CBM , akan tetapi
 ditolak oleh Direktur  EP waktu
itu dengan alasan BELUM SAAT -
 nya.
 
 Nah
sekarang VICO hanya dengan produksi 0.5 MMSCF/D 
 .jadi
berita ,masih lama kayanya bangsa kita untuk mampu melihat kedepan
 .
 
 Apalagi sekarang Pemerintah hanya memikirkan
bagaimana
 aku bisa melaksanakan program lima tahun .
hik hik hik hik
 
 si Abah
 


From: lia...@indo.net.id

http://mc/compose?to=lia...@indo.net.id

Date:
 Sat, 5 Nov 2011 11:49:20
 To:
iagi-net@iagi.or.id

http://mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.id

 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id


http://mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.id

 Subject: [iagi-net-l] CBM
 Kayaknya CBM akan
 cerah..paling nggak untuk memenuhi
 kebutuhan
listrik yg
 saat ini kelimpungan karena kekurangan
 pasokan gasnya
 ISM


 ===

 Sabtu, 05
 November 2011 pukul
08:10:00
 PLN Manfaatkan Gas CBM

 JAKARTA - PT PLN (Persero) dan Virginia Indonesia

Company
 (VICO) menandatangani nota kesepahaman (MoU)
jual
 beli gas
 metana batu bara (coal bed
methane/CBM) sebesar 0,5
 juta kaki
 kubik per
hari (mmscfd). Kerja sama ini merupakan
 pemanfaatan
 CBM untuk sektor kelistrikan yang pertama kali
 di
Indonesia.
 Direktur Utama PLN, Nur Pamudji,
menyatakan
 dengan
 penandatanganan kesepahaman
ini, VICO akan memasok
 gas CBM yang
 berasal
dari KKS CBM Sanga-Sanga Kalimantan
 Timur dengan jangka
 waktu minimal lima tahun. PLN
 hanya akan
membeli gas dari
 VICO, sedangkan PLN yang akan

mengolahnya menjadi listrik,
 katanya, Jumat
(4/11).
 Menurut dia, gas tersebut akan disalurkan
sebelum 25
 Desember
 mendatang. Gas akan
disalurkan ke pembangkit
 listrik tenaga
 mesin
gas (PLTMG) Sindang Jaya di Kutai
 Kartanegara, Kalimantan
 Timur, yang berkapasitas sekitar
 tiga megawatt
(mw). Namun, PLN
 dan VICO belum menetapkan

harga jual gas. Kami masih
 rundingkan. Akan
segera
 kami tentukan, ujarnya.
 Nur
Pamudji menyatakan, selain
 dari VICO, PLN siap menampung
 gas CBM 

Re: [iagi-net-l] [Fwd: [Senyum-ITB] Saya besok (8-11) Presentasi di ITB]

2011-11-07 Terurut Topik Agus
Abah, kira kira opo tumon ngresiki ati disambi ngurusi listrik nasional, 
ngurusi migas nasional, ngurusi tambang nasional. 

Salam, gus.hend.89

Sent from my iPad

On 7 Nov 2011, at 09:00, Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote:



Rekan suka 

Rupanya saya tidak sendiri  yang mempunyai pendapat bahwa bangsa kita ada dan 
mungkin cukup banyak yang mempunyai sifat IRIAN.

si Abah

 Original Message 
Subject: [Senyum-ITB] Saya besok (8-11) Presentasi di ITB
From: Widjajono Partowidagdo widjajono_p2...@yahoo.co.id
Date: Mon, November 7, 2011 6:06 am
To: senyum-...@yahoogroups.com senyum-...@yahoogroups.com
--

Mas Akhyar, 
Saya besok presentasi di ITB pada Acara Kelistrikan Nasional, tentang Penyakit 
Hati Sebagian Bangsa Indonesia yaitu ke Bangsa Sendiri Dengki dan ke Bangsa 
Asing Benci. Kalau mau Maju harus Atine Resik... Uripe Becik... atau Hatinya 
bersih... Hidupnya baik
 
Sesudah Presentasi, saya email Bahan Presentasinya. Semoga Bermanfaat.
 
Salam,
widjajono
 
PS: MOU itu baru Kesepakatan Kerja Sama... belum ada Harga, apalagi Keuntungan 
Kontraktor atau Keuntungan Pemerintah... Tolong baca buku saya Migas dan Energi 
di Indonesia, kalau mau tahu Ekonomi Migas... 



Dari: akhyar98 akhya...@yahoo.com
Kepada: senyum-...@yahoogroups.com senyum-...@yahoogroups.com
Cc: senyum-...@yahoogroups.com senyum-...@yahoogroups.com
Dikirim: Minggu, 6 November 2011 19:49
Judul: Re: [Senyum-ITB] Nota Kesepakatan PLN dan Vico tentang Jual Beli CBM 
untuk Kelistrikan. 4-11-11


  
Pak Wid ysh,

Menurut saya lebih bermanfaat jika bapak sharing isi daripada sekedar foto2 
saja. Misalnya materi presentasinya, mou ini di harga beli berapa, apa 
untungnya buat negara, kalau sharing pertemuan apa yang dibicarakan, dll.

Maaf ya pak, selamat bekerja ditempat yang baru.

Salam,

Akhyar

Sent from my iPhone

On Nov 6, 2011, at 7:25 PM, Widjajono Partowidagdo 
widjajono_p2...@yahoo.co.id wrote:


  




 


ESDM Jumat Siang, 4-11-11 jam 14-15:Â  Penandatanganan Nota Kesepakatan PLN 
dan Vico tentang Jual Beli CBM untuk Kelistrikan.







-- 
___
Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma 
hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.
untitled-[2]

PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


Re: Bls: [iagi-net-l] CBM

2011-11-07 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata

Mimpi yang sangat indah, kita tunggu realisasinya!
RPK
  - Original Message - 
  From: hendri harsian 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Monday, November 07, 2011 10:31 AM
  Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] CBM


  Pak,
  Sebagai tambahan keterangan apakah diketahui mulai kapan nih masing2 lapangan 
ini berproduksi? 
  Keliatannya CBM di Indonesia gak perlu banyak waktu buat dewatering, ternyata 
dalam waktu singkat sudah bisa ngalir gasnya...
  salam,
  hendri





--
  From: Seno Aji ajis...@ymail.com
  To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Monday, November 7, 2011 10:26 AM
  Subject: Bls: [iagi-net-l] CBM


  Dari data migas bahkan sudah mencanangkan untuk produksi CBM di tahun 2011 
dari berbagai tempat sbb :
  lapangan CBM sekayu 1 mmscfd
  lapangan CBM barito banjar 1  0.25 mmscfd
  lapangan CBM barito banjar 2  0.25 mmscfd
  lapangan CBM tanjung enim  1 mmscfd
  lapangan CBM sanggata 1 1 mmscfd
  lapangan CBM pulang pisau   1 mmscfd
  lapangan CBM sanga sanga1 mmscfd
  lapangan pilot project lemigas  0,006 mmscfd


  dengan total produksi 5.5 mmscfd atau akan setara dengan 22 MW.







--
  Dari: Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
  Kepada: iagi-net iagi-net@iagi.or.id
  Dikirim: Senin, 7 November 2011 10:20
  Judul: Re: [iagi-net-l] CBM



  Oki Ke-ekonomiannya , karena menunggu fracting dan dewaterngnya akan lama 
sekali , saya ikut kursusnya pak Imam /Lemigas .
  Da disitu , saya menyadari bahwa teknik produksinya beda banget dengan teknik 
produksi migas yang biasa.

  si Abah

  Saya kira beda banget

  On Mon, November 7, 2011 9:12 am, o - musakti wrote:
   Saya fikir keekonomian CBM Indonesis tidak akan jauh beda dengan shallow
   biogenic gas, dalam artian- sama-sama bertekanan rendah dan Karenanya,
   tanpa compression station (yang mahal) ekstra, hanya bisa dimanfaatkan
   oleh konsumen yang lokasinya dekatKecuali mau bikin proyek
   CBM-LNG,
   Dulu Santos pernah bernegosiasi dengan Indonesia Power untuk menjual
   biogenic gas dari Bentu-Korinci PSC ke IPP di daerah Pekan Baru. Produksi
   gak besar tapi karena gas cukup di pipe beberapa km saja maka masih
   ekonomis. Mungkin teman-teman dari Kalila bisa memberikan info lebih
   lanjut soal ini.
   Biogenic gas dari lapangan2 Santos di Sampang dan Madura PSC pun
   pemasarannya gampang. Tinggal konek ke pipa dari Pagerungan, wuss
   mengalirlah itu gas ke gresik. Kalau nanti pulau Madura bikin pembangit
   gas atau pabrik petrokimia, bakal bangunlah endapan-endapan tidur yang
   sudah ditemukan disana.
   Jadi ya itu, seperti di dunia real estate, kunci keekonomian CBM adalah:
   location-location-location..
   
   --- On Mon, 7/11/11, Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote:
   
  
  From: Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
   Subject: Re: [iagi-net-l] CBM
   To: iagi-net iagi-net@iagi.or.id
   Received: Monday, 7 November, 2011, 7:48 AM
   
   
   
   Rekan
   
   Terus terang saya juga agak menyangsikan
   ke-ekonomian CBM SAAT ini.
   Dari segi teknologi prodkuksi 
   berbeda dengan ta konvensional/
   Walaupun demikian dari segi
   desivirvikasi energi mau tak mau CBM harus dimanfaatkan , walaupun kita
   sma tahu bahwa indikator keekonomian CBM tidak lebih baik dari migas .
   
   Sekitar tahun 1990 - an ,sewaktu  masih bekerja di PTM saya
   pernah mengusulkan PTM untuk membuat pilot proyek CBM , akan tetapi
   ditolak oleh Direktur  EP waktu itu dengan alasan BELUM SAAT -
   nya.
   
   Nah sekarang VICO hanya dengan produksi 0.5 MMSCF/D 
   .jadi berita ,masih lama kayanya bangsa kita untuk mampu melihat kedepan
   .
   
   Apalagi sekarang Pemerintah hanya memikirkan bagaimana
   aku bisa melaksanakan program lima tahun . hik hik hik hik
   
   si Abah
   
  
  
  From: lia...@indo.net.id
   http://mc/compose?to=lia...@indo.net.id
   Date:
   Sat, 5 Nov 2011 11:49:20
   To: iagi-net@iagi.or.id
   http://mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.id
  
   Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
  
   http://mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.id
  
   Subject: [iagi-net-l] CBM
   Kayaknya CBM akan
   cerah..paling nggak untuk memenuhi
   kebutuhan listrik yg
   saat ini kelimpungan karena kekurangan
   pasokan gasnya
   ISM
  
  
   ===
  
   Sabtu, 05
   November 2011 pukul 08:10:00
   PLN Manfaatkan Gas CBM
  
   JAKARTA - PT PLN (Persero) dan Virginia Indonesia
   Company
   (VICO) menandatangani nota kesepahaman (MoU) jual
   beli gas
   metana batu bara (coal bed methane/CBM) sebesar 0,5
   juta kaki
   kubik per hari (mmscfd). Kerja sama ini merupakan
   pemanfaatan
   CBM untuk sektor kelistrikan yang pertama kali
   di Indonesia.
   Direktur Utama PLN, Nur Pamudji, menyatakan
   dengan
   penandatanganan kesepahaman ini, VICO akan memasok
   gas CBM yang
   berasal dari KKS CBM Sanga-Sanga Kalimantan
  

Re: [iagi-net-l] CBM

2011-11-07 Terurut Topik fatchur zamil
CBM saat ini dianggap masuk rezim Migas, sehingga untuk mendapat WKnya 
ditangani oleh Dit. Migas dan dalam pelaksanaannya ditangani oleh BP Migas.
Semua WK Migas maupun KP2 Batubara yang ada masih dianggap daerah open untuk WK 
CBM. Pemilik WK Migas ataupun KP2 Batubara tidak otomatis bisa mengelola CBM 
yang ada di areanya sebelum mendapatkan WK CBM, sehingga WK CBM bisa overlap 
dengan WK Migas atau KP2 Batubara, bangkan bisa overlap antara ketiganya 
(Pengelolaan CBM, Migas dan KP batubara), Untuk hal yang seperti ini sebaiknya 
pengelolaan CBM nya dilakukan bersama-sama, sehingga tidak terjadi konflik 
artar pengusaha.
Salam
FZ 

--- Pada Sen, 7/11/11, o - musakti o_musa...@yahoo.com.au menulis:

Dari: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
Judul: Re: [iagi-net-l] CBM
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Senin, 7 November, 2011, 5:16 PM

Maksud saya dari sisi produksi dan rate nya setelah dewatering, abah.untuk saat 
ini sama-sama kecil, sama-sama cocok untuk konsumsi lokal (gak kaya di 
gladstone yang bisa di LNG kan).

Kalau soal air hasil dewatering kan  sudah pernah diskusikan beberapa bulan 
lalu. Meskipun sampai sekarang saya juga belum mudeng, penanganan air CBM 
Indonesia nanti bentuknya bakal seperti apa sih ?

Oh ya Pertanyaan lagi untuk   CBM di tanahair, ditjen mana dari esdm yang 
menanganinya ? Apakah full Migas atau setengah2 dengan pertambangan juga



On Mon, 07 Nov 2011 09:20 ICT Yanto R.Sumantri wrote:




Oki Ke-ekonomiannya , karena menunggu fracting dan dewaterngnya akan
lama sekali , saya ikut kursusnya pak Imam /Lemigas .
Da disitu ,
saya menyadari bahwa teknik produksinya beda banget dengan teknik produksi
migas yang biasa.

si Abah

Saya kira beda banget

On Mon, November 7, 2011 9:12 am, o - musakti wrote:

Saya fikir keekonomian CBM Indonesis tidak akan jauh beda dengan
shallow
 biogenic gas, dalam artian- sama-sama bertekanan rendah
dan Karenanya,
 tanpa compression station (yang mahal)
ekstra, hanya bisa dimanfaatkan
 oleh konsumen yang lokasinya
dekatKecuali mau bikin proyek
 CBM-LNG,
 Dulu
Santos pernah bernegosiasi dengan Indonesia Power untuk menjual

biogenic gas dari Bentu-Korinci PSC ke IPP di daerah Pekan Baru.
Produksi
 gak besar tapi karena gas cukup di pipe beberapa km
saja maka masih
 ekonomis. Mungkin teman-teman dari Kalila bisa
memberikan info lebih
 lanjut soal ini.
 Biogenic gas
dari lapangan2 Santos di Sampang dan Madura PSC pun
 pemasarannya
gampang. Tinggal konek ke pipa dari Pagerungan, wuss
 mengalirlah
itu gas ke gresik. Kalau nanti pulau Madura bikin pembangit
 gas
atau pabrik petrokimia, bakal bangunlah endapan-endapan tidur yang
 sudah ditemukan disana.
 Jadi ya itu, seperti di dunia
real estate, kunci keekonomian CBM adalah:

location-location-location..
 
 --- On Mon, 7/11/11,
Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote:
 

From: Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
 Subject: Re:
[iagi-net-l] CBM
 To: iagi-net
iagi-net@iagi.or.id
 Received: Monday, 7 November, 2011,
7:48 AM
 
 
 
 Rekan
 
 Terus terang saya juga agak menyangsikan
 ke-ekonomian CBM
SAAT ini.
 Dari segi teknologi prodkuksi 
 berbeda
dengan ta konvensional/
 Walaupun demikian dari segi

desivirvikasi energi mau tak mau CBM harus dimanfaatkan , walaupun kita
 sma tahu bahwa indikator keekonomian CBM tidak lebih baik dari
migas .
 
 Sekitar tahun 1990 - an ,sewaktu  masih
bekerja di PTM saya
 pernah mengusulkan PTM untuk membuat pilot
proyek CBM , akan tetapi
 ditolak oleh Direktur  EP waktu
itu dengan alasan BELUM SAAT -
 nya.
 
 Nah
sekarang VICO hanya dengan produksi 0.5 MMSCF/D 
 .jadi
berita ,masih lama kayanya bangsa kita untuk mampu melihat kedepan
 .
 
 Apalagi sekarang Pemerintah hanya memikirkan
bagaimana
 aku bisa melaksanakan program lima tahun .
hik hik hik hik
 
 si Abah
 


From: lia...@indo.net.id

http://mc/compose?to=lia...@indo.net.id

Date:
 Sat, 5 Nov 2011 11:49:20
 To:
iagi-net@iagi.or.id

http://mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.id

 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id


http://mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.id

 Subject: [iagi-net-l] CBM
 Kayaknya CBM akan
 cerah..paling nggak untuk memenuhi
 kebutuhan
listrik yg
 saat ini kelimpungan karena kekurangan
 pasokan gasnya
 ISM


 ===

 Sabtu, 05
 November 2011 pukul
08:10:00
 PLN Manfaatkan Gas CBM

 JAKARTA - PT PLN (Persero) dan Virginia Indonesia

Company
 (VICO) menandatangani nota kesepahaman (MoU)
jual
 beli gas
 metana batu bara (coal bed
methane/CBM) sebesar 0,5
 juta kaki
 kubik per
hari (mmscfd). Kerja sama ini merupakan
 pemanfaatan
 CBM untuk sektor kelistrikan yang pertama kali
 di
Indonesia.
 Direktur Utama PLN, Nur Pamudji,
menyatakan
 dengan
 penandatanganan kesepahaman
ini, VICO akan memasok
 gas CBM yang
 berasal
dari KKS CBM Sanga-Sanga Kalimantan
 Timur dengan jangka
 waktu minimal lima tahun. PLN
 hanya akan
membeli gas dari
 VICO, sedangkan PLN yang akan

mengolahnya menjadi listrik,
 katanya, Jumat
(4/11).
 Menurut dia, gas tersebut akan disalurkan
sebelum 

Re: [iagi-net-l] CBM

2011-11-07 Terurut Topik ujaytop
Seinget sy dlm uu energi tahun 2007 CBM diklasifikan sbgai energi Baru. 
Kayaknya kedepannya bersama sama energi Baru lainnya akan masuk ke dirjen 
energi Baru dan terbarukan klo mengikuti uu energi tersebut.

Salam,
Ujay
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: fatchur zamil fatchurza...@yahoo.co.id
Date: Tue, 8 Nov 2011 07:55:18 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] CBM

CBM saat ini dianggap masuk rezim Migas, sehingga untuk mendapat WKnya 
ditangani oleh Dit. Migas dan dalam pelaksanaannya ditangani oleh BP Migas.
Semua WK Migas maupun KP2 Batubara yang ada masih dianggap daerah open untuk WK 
CBM. Pemilik WK Migas ataupun KP2 Batubara tidak otomatis bisa mengelola CBM 
yang ada di areanya sebelum mendapatkan WK CBM, sehingga WK CBM bisa overlap 
dengan WK Migas atau KP2 Batubara, bangkan bisa overlap antara ketiganya 
(Pengelolaan CBM, Migas dan KP batubara), Untuk hal yang seperti ini sebaiknya 
pengelolaan CBM nya dilakukan bersama-sama, sehingga tidak terjadi konflik 
artar pengusaha.
Salam
FZ 

--- Pada Sen, 7/11/11, o - musakti o_musa...@yahoo.com.au menulis:

Dari: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
Judul: Re: [iagi-net-l] CBM
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Senin, 7 November, 2011, 5:16 PM

Maksud saya dari sisi produksi dan rate nya setelah dewatering, abah.untuk saat 
ini sama-sama kecil, sama-sama cocok untuk konsumsi lokal (gak kaya di 
gladstone yang bisa di LNG kan).

Kalau soal air hasil dewatering kan  sudah pernah diskusikan beberapa bulan 
lalu. Meskipun sampai sekarang saya juga belum mudeng, penanganan air CBM 
Indonesia nanti bentuknya bakal seperti apa sih ?

Oh ya Pertanyaan lagi untuk   CBM di tanahair, ditjen mana dari esdm yang 
menanganinya ? Apakah full Migas atau setengah2 dengan pertambangan juga



On Mon, 07 Nov 2011 09:20 ICT Yanto R.Sumantri wrote:




Oki Ke-ekonomiannya , karena menunggu fracting dan dewaterngnya akan
lama sekali , saya ikut kursusnya pak Imam /Lemigas .
Da disitu ,
saya menyadari bahwa teknik produksinya beda banget dengan teknik produksi
migas yang biasa.

si Abah

Saya kira beda banget

On Mon, November 7, 2011 9:12 am, o - musakti wrote:

Saya fikir keekonomian CBM Indonesis tidak akan jauh beda dengan
shallow
 biogenic gas, dalam artian- sama-sama bertekanan rendah
dan Karenanya,
 tanpa compression station (yang mahal)
ekstra, hanya bisa dimanfaatkan
 oleh konsumen yang lokasinya
dekatKecuali mau bikin proyek
 CBM-LNG,
 Dulu
Santos pernah bernegosiasi dengan Indonesia Power untuk menjual

biogenic gas dari Bentu-Korinci PSC ke IPP di daerah Pekan Baru.
Produksi
 gak besar tapi karena gas cukup di pipe beberapa km
saja maka masih
 ekonomis. Mungkin teman-teman dari Kalila bisa
memberikan info lebih
 lanjut soal ini.
 Biogenic gas
dari lapangan2 Santos di Sampang dan Madura PSC pun
 pemasarannya
gampang. Tinggal konek ke pipa dari Pagerungan, wuss
 mengalirlah
itu gas ke gresik. Kalau nanti pulau Madura bikin pembangit
 gas
atau pabrik petrokimia, bakal bangunlah endapan-endapan tidur yang
 sudah ditemukan disana.
 Jadi ya itu, seperti di dunia
real estate, kunci keekonomian CBM adalah:

location-location-location..
 
 --- On Mon, 7/11/11,
Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote:
 

From: Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
 Subject: Re:
[iagi-net-l] CBM
 To: iagi-net
iagi-net@iagi.or.id
 Received: Monday, 7 November, 2011,
7:48 AM
 
 
 
 Rekan
 
 Terus terang saya juga agak menyangsikan
 ke-ekonomian CBM
SAAT ini.
 Dari segi teknologi prodkuksi 
 berbeda
dengan ta konvensional/
 Walaupun demikian dari segi

desivirvikasi energi mau tak mau CBM harus dimanfaatkan , walaupun kita
 sma tahu bahwa indikator keekonomian CBM tidak lebih baik dari
migas .
 
 Sekitar tahun 1990 - an ,sewaktu  masih
bekerja di PTM saya
 pernah mengusulkan PTM untuk membuat pilot
proyek CBM , akan tetapi
 ditolak oleh Direktur  EP waktu
itu dengan alasan BELUM SAAT -
 nya.
 
 Nah
sekarang VICO hanya dengan produksi 0.5 MMSCF/D 
 .jadi
berita ,masih lama kayanya bangsa kita untuk mampu melihat kedepan
 .
 
 Apalagi sekarang Pemerintah hanya memikirkan
bagaimana
 aku bisa melaksanakan program lima tahun .
hik hik hik hik
 
 si Abah
 


From: lia...@indo.net.id

http://mc/compose?to=lia...@indo.net.id

Date:
 Sat, 5 Nov 2011 11:49:20
 To:
iagi-net@iagi.or.id

http://mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.id

 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id


http://mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.id

 Subject: [iagi-net-l] CBM
 Kayaknya CBM akan
 cerah..paling nggak untuk memenuhi
 kebutuhan
listrik yg
 saat ini kelimpungan karena kekurangan
 pasokan gasnya
 ISM


 ===

 Sabtu, 05
 November 2011 pukul
08:10:00
 PLN Manfaatkan Gas CBM

 JAKARTA - PT PLN (Persero) dan Virginia Indonesia

Company
 (VICO) menandatangani nota kesepahaman (MoU)
jual
 beli gas
 metana batu bara (coal bed
methane/CBM) sebesar 0,5
 juta kaki
 kubik per
hari (mmscfd). Kerja sama ini merupakan
 

Re: [iagi-net-l] CBM

2011-11-07 Terurut Topik Ruskamto
Jadi saran Kang Fatchur itu sangat relevan untuk diperhatikan, mumpung belum 
terlanjur tumpang tindih. Namun tantangannya Pemerintah saat ini adalah 
Koordinasi, WK Migas oleh Dirjen Migas, CBM oleh Dirjen Enerji terbarukan, 
Batubara oleh Bupati, belum rancu dg HGU perkebunan.  
Ada WK Migas yang tinggal nongol wellheadnya saja bbrp mtr di udara, karena 
digali oleh WK batubara. Kalau ada semburan liar, siapa yang tanggungjawab ??. 
Kalau akan kerja ulang gak bisa, siapa yg tanggung jawab ? Jawabannya nobody !
Memang menumpang dan menindih adalah ritual hidup, tapi tumpang tindih lahan 
mendefokus usaha peningkatan produksi. Selamat pagi Indonesia. 
Ruskamto 
-Original Message-
From: ujay...@yahoo.com
Date: Tue, 8 Nov 2011 00:01:21 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] CBM

Seinget sy dlm uu energi tahun 2007 CBM diklasifikan sbgai energi Baru. 
Kayaknya kedepannya bersama sama energi Baru lainnya akan masuk ke dirjen 
energi Baru dan terbarukan klo mengikuti uu energi tersebut.

Salam,
Ujay
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: fatchur zamil fatchurza...@yahoo.co.id
Date: Tue, 8 Nov 2011 07:55:18 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] CBM

CBM saat ini dianggap masuk rezim Migas, sehingga untuk mendapat WKnya 
ditangani oleh Dit. Migas dan dalam pelaksanaannya ditangani oleh BP Migas.
Semua WK Migas maupun KP2 Batubara yang ada masih dianggap daerah open untuk WK 
CBM. Pemilik WK Migas ataupun KP2 Batubara tidak otomatis bisa mengelola CBM 
yang ada di areanya sebelum mendapatkan WK CBM, sehingga WK CBM bisa overlap 
dengan WK Migas atau KP2 Batubara, bangkan bisa overlap antara ketiganya 
(Pengelolaan CBM, Migas dan KP batubara), Untuk hal yang seperti ini sebaiknya 
pengelolaan CBM nya dilakukan bersama-sama, sehingga tidak terjadi konflik 
artar pengusaha.
Salam
FZ 

--- Pada Sen, 7/11/11, o - musakti o_musa...@yahoo.com.au menulis:

Dari: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
Judul: Re: [iagi-net-l] CBM
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Senin, 7 November, 2011, 5:16 PM

Maksud saya dari sisi produksi dan rate nya setelah dewatering, abah.untuk saat 
ini sama-sama kecil, sama-sama cocok untuk konsumsi lokal (gak kaya di 
gladstone yang bisa di LNG kan).

Kalau soal air hasil dewatering kan  sudah pernah diskusikan beberapa bulan 
lalu. Meskipun sampai sekarang saya juga belum mudeng, penanganan air CBM 
Indonesia nanti bentuknya bakal seperti apa sih ?

Oh ya Pertanyaan lagi untuk   CBM di tanahair, ditjen mana dari esdm yang 
menanganinya ? Apakah full Migas atau setengah2 dengan pertambangan juga



On Mon, 07 Nov 2011 09:20 ICT Yanto R.Sumantri wrote:




Oki Ke-ekonomiannya , karena menunggu fracting dan dewaterngnya akan
lama sekali , saya ikut kursusnya pak Imam /Lemigas .
Da disitu ,
saya menyadari bahwa teknik produksinya beda banget dengan teknik produksi
migas yang biasa.

si Abah

Saya kira beda banget

On Mon, November 7, 2011 9:12 am, o - musakti wrote:

Saya fikir keekonomian CBM Indonesis tidak akan jauh beda dengan
shallow
 biogenic gas, dalam artian- sama-sama bertekanan rendah
dan Karenanya,
 tanpa compression station (yang mahal)
ekstra, hanya bisa dimanfaatkan
 oleh konsumen yang lokasinya
dekatKecuali mau bikin proyek
 CBM-LNG,
 Dulu
Santos pernah bernegosiasi dengan Indonesia Power untuk menjual

biogenic gas dari Bentu-Korinci PSC ke IPP di daerah Pekan Baru.
Produksi
 gak besar tapi karena gas cukup di pipe beberapa km
saja maka masih
 ekonomis. Mungkin teman-teman dari Kalila bisa
memberikan info lebih
 lanjut soal ini.
 Biogenic gas
dari lapangan2 Santos di Sampang dan Madura PSC pun
 pemasarannya
gampang. Tinggal konek ke pipa dari Pagerungan, wuss
 mengalirlah
itu gas ke gresik. Kalau nanti pulau Madura bikin pembangit
 gas
atau pabrik petrokimia, bakal bangunlah endapan-endapan tidur yang
 sudah ditemukan disana.
 Jadi ya itu, seperti di dunia
real estate, kunci keekonomian CBM adalah:

location-location-location..
 
 --- On Mon, 7/11/11,
Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote:
 

From: Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
 Subject: Re:
[iagi-net-l] CBM
 To: iagi-net
iagi-net@iagi.or.id
 Received: Monday, 7 November, 2011,
7:48 AM
 
 
 
 Rekan
 
 Terus terang saya juga agak menyangsikan
 ke-ekonomian CBM
SAAT ini.
 Dari segi teknologi prodkuksi 
 berbeda
dengan ta konvensional/
 Walaupun demikian dari segi

desivirvikasi energi mau tak mau CBM harus dimanfaatkan , walaupun kita
 sma tahu bahwa indikator keekonomian CBM tidak lebih baik dari
migas .
 
 Sekitar tahun 1990 - an ,sewaktu  masih
bekerja di PTM saya
 pernah mengusulkan PTM untuk membuat pilot
proyek CBM , akan tetapi
 ditolak oleh Direktur  EP waktu
itu dengan alasan BELUM SAAT -
 nya.
 
 Nah
sekarang VICO hanya dengan produksi 0.5 MMSCF/D 
 .jadi
berita ,masih lama kayanya bangsa kita untuk mampu melihat kedepan
 .
 
 Apalagi sekarang Pemerintah hanya memikirkan
bagaimana
 

Re: Bls: [iagi-net-l] CBM

2011-11-07 Terurut Topik noor syarifuddin
mungkin yang perlu diluruskan: angka-angka laju produksi di bawah itu adalah 
pada proses awal (mungkin masih tahap dewatering atau pilot). Jadi bukan angka 
laju produksi yang sebenarnya.
Kalau angka reserves ya tentunya ada (1P/2P/3P) walaupun belum tentu akurat 
(tergantung tahap proyeknya)...dan yang lbh penting lagi: yang itu tentu bukan 
konsumsi publik...:-)


--- On Mon, 11/7/11, Ruskamto rsoeri...@yahoo.com wrote:


From: Ruskamto rsoeri...@yahoo.com
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] CBM
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Monday, November 7, 2011, 5:39 AM



Disamping laju produksi, apakah sudah ada indikasi berapa besaran reserves P3 
nya dari masing-2 area ? Karena besaran produksi belum menjamin investasi 
jangka panjang.. Ada bocoran ? Ruskamto 1061


From: Seno Aji ajis...@ymail.com 
Date: Mon, 7 Nov 2011 11:26:17 +0800 (SGT)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Bls: [iagi-net-l] CBM



Dari data migas bahkan sudah mencanangkan untuk produksi CBM di tahun 2011 dari 
berbagai tempat sbb :
lapangan CBM sekayu 1 mmscfd
lapangan CBM barito banjar 1  0.25 mmscfd
lapangan CBM barito banjar 2  0.25 mmscfd
lapangan CBM tanjung enim  1 mmscfd
lapangan CBM sanggata 1 1 mmscfd
lapangan CBM pulang pisau   1 mmscfd
lapangan CBM sanga sanga    1 mmscfd
lapangan pilot project lemigas  0,006 mmscfd


dengan total produksi 5.5 mmscfd atau akan setara dengan 22 MW.









Dari: Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
Kepada: iagi-net iagi-net@iagi.or.id
Dikirim: Senin, 7 November 2011 10:20
Judul: Re: [iagi-net-l] CBM



Oki Ke-ekonomiannya , karena menunggu fracting dan dewaterngnya akan lama 
sekali , saya ikut kursusnya pak Imam /Lemigas .
Da disitu , saya menyadari bahwa teknik produksinya beda banget dengan teknik 
produksi migas yang biasa.

si Abah

Saya kira beda banget

On Mon, November 7, 2011 9:12 am, o - musakti wrote:
 Saya fikir keekonomian CBM Indonesis tidak akan jauh beda dengan shallow
 biogenic gas, dalam artian- sama-sama bertekanan rendah dan Karenanya,
 tanpa compression station (yang mahal) ekstra, hanya bisa dimanfaatkan
 oleh konsumen yang lokasinya dekatKecuali mau bikin proyek
 CBM-LNG,
 Dulu Santos pernah bernegosiasi dengan Indonesia Power untuk menjual
 biogenic gas dari Bentu-Korinci PSC ke IPP di daerah Pekan Baru. Produksi
 gak besar tapi karena gas cukup di pipe beberapa km saja maka masih
 ekonomis. Mungkin teman-teman dari Kalila bisa memberikan info lebih
 lanjut soal ini.
 Biogenic gas dari lapangan2 Santos di Sampang dan Madura PSC pun
 pemasarannya gampang. Tinggal konek ke pipa dari Pagerungan, wuss
 mengalirlah itu gas ke gresik. Kalau nanti pulau Madura bikin pembangit
 gas atau pabrik petrokimia, bakal bangunlah endapan-endapan tidur yang
 sudah ditemukan disana.
 Jadi ya itu, seperti di dunia real estate, kunci keekonomian CBM adalah:
 location-location-location..
 
 --- On Mon, 7/11/11, Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote:
 

From: Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] CBM
 To: iagi-net iagi-net@iagi.or.id
 Received: Monday, 7 November, 2011, 7:48 AM
 
 
 
 Rekan
 
 Terus terang saya juga agak menyangsikan
 ke-ekonomian CBM SAAT ini.
 Dari segi teknologi prodkuksi 
 berbeda dengan ta konvensional/
 Walaupun demikian dari segi
 desivirvikasi energi mau tak mau CBM harus dimanfaatkan , walaupun kita
 sma tahu bahwa indikator keekonomian CBM tidak lebih baik dari migas .
 
 Sekitar tahun 1990 - an ,sewaktu  masih bekerja di PTM saya
 pernah mengusulkan PTM untuk membuat pilot proyek CBM , akan tetapi
 ditolak oleh Direktur  EP waktu itu dengan alasan BELUM SAAT -
 nya.
 
 Nah sekarang VICO hanya dengan produksi 0.5 MMSCF/D 
 .jadi berita ,masih lama kayanya bangsa kita untuk mampu melihat kedepan
 .
 
 Apalagi sekarang Pemerintah hanya memikirkan bagaimana
 aku bisa melaksanakan program lima tahun . hik hik hik hik
 
 si Abah
 


From: lia...@indo.net.id
 http://mc/compose?to=lia...@indo.net.id
 Date:
 Sat, 5 Nov 2011 11:49:20
 To: iagi-net@iagi.or.id
 http://mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.id

 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id

 http://mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.id

 Subject: [iagi-net-l] CBM
 Kayaknya CBM akan
 cerah..paling nggak untuk memenuhi
 kebutuhan listrik yg
 saat ini kelimpungan karena kekurangan
 pasokan gasnya
 ISM


 ===

 Sabtu, 05
 November 2011 pukul 08:10:00
 PLN Manfaatkan Gas CBM

 JAKARTA - PT PLN (Persero) dan Virginia Indonesia
 Company
 (VICO) menandatangani nota kesepahaman (MoU) jual
 beli gas
 metana batu bara (coal bed methane/CBM) sebesar 0,5
 juta kaki
 kubik per hari (mmscfd). Kerja sama ini merupakan
 pemanfaatan
 CBM untuk sektor kelistrikan yang pertama kali
 di Indonesia.
 Direktur Utama PLN, Nur Pamudji, menyatakan
 dengan
 penandatanganan kesepahaman ini, VICO akan memasok
 gas CBM yang
 berasal dari KKS CBM Sanga-Sanga Kalimantan
 Timur dengan jangka
 waktu minimal lima tahun. PLN
 hanya akan membeli 

Re: [iagi-net-l] CBM

2011-11-07 Terurut Topik liamsi
Kalau Dari sisi lain ttg CBM ini :
Isu utama CBM ini cadangannya besar belum dimanfaatkan yah
hampir sama dg isu Geothermal,yg semunaya muaranya ke masalah
investasi dan kecocokan harga.mirip seperti Geothermal , potensinya lebih cocok 
kalau dipakai
didalam negeri khususnya untuk listrik. masalahnya dunia
persetrumann ini ada monopolinya yaitu PLN sehingga hanya ada
single buyer.Kalau diserahkan ke B to B , tentunya pembelinya
akan membeli dg harga versi mereka ( referensi ke yg sdh ada
yaitu dari energi primer lain yg selama ini digunakan). oleh
karena itu masalah harga ini harus ada intervensi dari
pemerintah yg menetapkan harga jual di dalam negeri ( seperti
di Geothermal spt terlampir dibawah ini ) kalau sekarang ini
harga gas kira kira 5USD/mmbtu dan Solar / HSD 7000Rp/liter ,
maka biaya produksi setrum per Kwh untuk Solar sudah kira kira
5 kali lipatnya dari gas per Kwhnya  ( Rp.500 ,- dengan 2500 Rp
/ Kwh ), nah kalau harga gas dari CBM diatas 10USD/mmbtu kira
kira sudah masuk keekonomiannya nggak ya ? jadi felosofinya CBM
untuk subtitusi BBM/Solar dalam pembangkit listrik , ini
mungkin akan lebih ciamiik lagi kalau pembangkitnya yg
didekatkan pada sumbernya dan yg ditransportasikan / disalurkan
setrumnya , bisa juga skema total proyek si produsen bukan jual
gasnya tapi jualannya listriknya, tinggal skem mana yg lbh
ekonomis.Agar CBM ini dapat betul betul bisa berkembang tidak hanya
sekedar bangga dg besarnya Cadangan
ISM

==


EkonomiPemerintah Kaji Harga Jual Energi Panas Bumi
Penulis : Andreas TimotySenin, 07 November 2011 17:21 WIB

MICOM: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah
mengkaji revisi harga jual energi panas bumi kepada PT PLN
(Persero).
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
(Dirjen EBTKE) Kardaya Warnika mengatakan, revisi harga
diperlukan mengingat kondisi alam penghasil energi panas bumi
di setiap daerah yang berbeda-beda.
Lebih baik harga panas bumi yang ditetapkan untuk dibeli oleh
PLN itu tidak sama di seluruh Indonesia. Karena wilayah
Indonesia itu sangat luas dan kondisinya beda-beda, ujar
Kardaya di Jakarta, Senin (7/11).
Meski belum menentukan besaran kenaikan, dirinya menilai akan
lebih menguntungkan sebuah pembangkit listrik menggunakan
energi panas bumi dibandingkan menggunakan bahan bakar minyak
(BBM).
Apalagi Indonesia memiliki potensi energi panas bumi terbesar
di dunia yakni mencapai 29.138 MW. Hingga saat ini baru
dimanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
sebesar 4,05% dari potensinya atau mencapai 1.180 MW.
Daripada harus membakar BBM yang harganya jauh lebih mahal,
kalau memang harga panas bumi itu naik dan tidak melebihi BBM
kenapa tidak. Jadi jangan hanya lihat dari sisi harganya, kata
dia. (Atp/OL-5)


 Bener Abah CBM secara teknis memang DOABLE tapi ya itu
 keekonomian sebagai tonggak sektor riel (baca investor)
 tentu tidak menarik dg IRR sekitar 7-10% dg masa Pay Out yg
 lebih dari 10th
 Ya masak dua pemilu baru balik modal dan
 baru panen setelah itu, buat investor lokal ini berat
 sekali

 Most of Migas project IRRnya diatas 20% itu baru di approved
 loh

 Salam
 Biar anget aja paginya
 Avi Al Haj
 Pengagum Abah Yanto



___
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id




PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.

Re: [iagi-net-l] CBM

2011-11-07 Terurut Topik o - musakti
Term dasarnya WK CBM ini gimana ya ?
Apakah mirip sama PSC, ada exploration period, commerciality declaration, POD 
relinquishment, cost recovery etc? Split nya dengan pemerintah gimana ?

Tx
O'

On Tue, 08 Nov 2011 07:01 ICT ujay...@yahoo.com wrote:

Seinget sy dlm uu energi tahun 2007 CBM diklasifikan sbgai energi Baru. 
Kayaknya kedepannya bersama sama energi Baru lainnya akan masuk ke dirjen 
energi Baru dan terbarukan klo mengikuti uu energi tersebut.

Salam,
Ujay
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: fatchur zamil fatchurza...@yahoo.co.id
Date: Tue, 8 Nov 2011 07:55:18 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] CBM

CBM saat ini dianggap masuk rezim Migas, sehingga untuk mendapat WKnya 
ditangani oleh Dit. Migas dan dalam pelaksanaannya ditangani oleh BP Migas.
Semua WK Migas maupun KP2 Batubara yang ada masih dianggap daerah open untuk 
WK CBM. Pemilik WK Migas ataupun KP2 Batubara tidak otomatis bisa mengelola 
CBM yang ada di areanya sebelum mendapatkan WK CBM, sehingga WK CBM bisa 
overlap dengan WK Migas atau KP2 Batubara, bangkan bisa overlap antara 
ketiganya (Pengelolaan CBM, Migas dan KP batubara), Untuk hal yang seperti ini 
sebaiknya pengelolaan CBM nya dilakukan bersama-sama, sehingga tidak terjadi 
konflik artar pengusaha.
Salam
FZ 

--- Pada Sen, 7/11/11, o - musakti o_musa...@yahoo.com.au menulis:

Dari: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
Judul: Re: [iagi-net-l] CBM
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Senin, 7 November, 2011, 5:16 PM

Maksud saya dari sisi produksi dan rate nya setelah dewatering, abah.untuk 
saat ini sama-sama kecil, sama-sama cocok untuk konsumsi lokal (gak kaya di 
gladstone yang bisa di LNG kan).

Kalau soal air hasil dewatering kan  sudah pernah diskusikan beberapa bulan 
lalu. Meskipun sampai sekarang saya juga belum mudeng, penanganan air CBM 
Indonesia nanti bentuknya bakal seperti apa sih ?

Oh ya Pertanyaan lagi untuk   CBM di tanahair, ditjen mana dari esdm yang 
menanganinya ? Apakah full Migas atau setengah2 dengan pertambangan juga



On Mon, 07 Nov 2011 09:20 ICT Yanto R.Sumantri wrote:




Oki Ke-ekonomiannya , karena menunggu fracting dan dewaterngnya akan
lama sekali , saya ikut kursusnya pak Imam /Lemigas .
Da disitu ,
saya menyadari bahwa teknik produksinya beda banget dengan teknik produksi
migas yang biasa.

si Abah

Saya kira beda banget

On Mon, November 7, 2011 9:12 am, o - musakti wrote:

Saya fikir keekonomian CBM Indonesis tidak akan jauh beda dengan
shallow
 biogenic gas, dalam artian- sama-sama bertekanan rendah
dan Karenanya,
 tanpa compression station (yang mahal)
ekstra, hanya bisa dimanfaatkan
 oleh konsumen yang lokasinya
dekatKecuali mau bikin proyek
 CBM-LNG,
 Dulu
Santos pernah bernegosiasi dengan Indonesia Power untuk menjual

biogenic gas dari Bentu-Korinci PSC ke IPP di daerah Pekan Baru.
Produksi
 gak besar tapi karena gas cukup di pipe beberapa km
saja maka masih
 ekonomis. Mungkin teman-teman dari Kalila bisa
memberikan info lebih
 lanjut soal ini.
 Biogenic gas
dari lapangan2 Santos di Sampang dan Madura PSC pun
 pemasarannya
gampang. Tinggal konek ke pipa dari Pagerungan, wuss
 mengalirlah
itu gas ke gresik. Kalau nanti pulau Madura bikin pembangit
 gas
atau pabrik petrokimia, bakal bangunlah endapan-endapan tidur yang
 sudah ditemukan disana.
 Jadi ya itu, seperti di dunia
real estate, kunci keekonomian CBM adalah:

location-location-location..
 
 --- On Mon, 7/11/11,
Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote:
 

From: Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
 Subject: Re:
[iagi-net-l] CBM
 To: iagi-net
iagi-net@iagi.or.id
 Received: Monday, 7 November, 2011,
7:48 AM
 
 
 
 Rekan
 
 Terus terang saya juga agak menyangsikan
 ke-ekonomian CBM
SAAT ini.
 Dari segi teknologi prodkuksi 
 berbeda
dengan ta konvensional/
 Walaupun demikian dari segi

desivirvikasi energi mau tak mau CBM harus dimanfaatkan , walaupun kita
 sma tahu bahwa indikator keekonomian CBM tidak lebih baik dari
migas .
 
 Sekitar tahun 1990 - an ,sewaktu  masih
bekerja di PTM saya
 pernah mengusulkan PTM untuk membuat pilot
proyek CBM , akan tetapi
 ditolak oleh Direktur  EP waktu
itu dengan alasan BELUM SAAT -
 nya.
 
 Nah
sekarang VICO hanya dengan produksi 0.5 MMSCF/D 
 .jadi
berita ,masih lama kayanya bangsa kita untuk mampu melihat kedepan
 .
 
 Apalagi sekarang Pemerintah hanya memikirkan
bagaimana
 aku bisa melaksanakan program lima tahun .
hik hik hik hik
 
 si Abah
 


From: lia...@indo.net.id

http://mc/compose?to=lia...@indo.net.id

Date:
 Sat, 5 Nov 2011 11:49:20
 To:
iagi-net@iagi.or.id

http://mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.id

 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id


http://mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.id

 Subject: [iagi-net-l] CBM
 Kayaknya CBM akan
 cerah..paling nggak untuk memenuhi
 kebutuhan
listrik yg
 saat ini kelimpungan karena kekurangan
 pasokan gasnya
 ISM


 ===

 Sabtu, 05
 November 2011 pukul
08:10:00
 PLN Manfaatkan Gas 

Re: [iagi-net-l] CBM

2011-11-07 Terurut Topik Eko Prasetyo
Atau everybody.

2011/11/8 Ruskamto rsoeri...@yahoo.com

 **

 Ada WK Migas yang tinggal nongol wellheadnya saja bbrp mtr di udara,
 karena digali oleh WK batubara. Kalau ada semburan liar, siapa yang
 tanggungjawab ??. Kalau akan kerja ulang gak bisa, siapa yg tanggung jawab
 ? Jawabannya nobody !



Re: [iagi-net-l] CBM

2011-11-07 Terurut Topik muharram
Dengar-dengar masih ada kemungkinan bakal ada WK-WK lain yang segera muncul 
pak. WK Shale Gas, WK Tight Sand, dsb...pasti akan lebih membingungkan lagi 
secara teknis pelaksanaan di lapangan, dan bisa diperdebatkan landasan 
hukumnya. Betulkah itu tidak melanggar UU Migas tahun 2001???

Salam,
MJP 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Ruskamto rsoeri...@yahoo.com
Date: Tue, 8 Nov 2011 00:33:58 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] CBM

Jadi saran Kang Fatchur itu sangat relevan untuk diperhatikan, mumpung belum 
terlanjur tumpang tindih. Namun tantangannya Pemerintah saat ini adalah 
Koordinasi, WK Migas oleh Dirjen Migas, CBM oleh Dirjen Enerji terbarukan, 
Batubara oleh Bupati, belum rancu dg HGU perkebunan.  
Ada WK Migas yang tinggal nongol wellheadnya saja bbrp mtr di udara, karena 
digali oleh WK batubara. Kalau ada semburan liar, siapa yang tanggungjawab ??. 
Kalau akan kerja ulang gak bisa, siapa yg tanggung jawab ? Jawabannya nobody !
Memang menumpang dan menindih adalah ritual hidup, tapi tumpang tindih lahan 
mendefokus usaha peningkatan produksi. Selamat pagi Indonesia. 
Ruskamto 
-Original Message-
From: ujay...@yahoo.com
Date: Tue, 8 Nov 2011 00:01:21 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] CBM

Seinget sy dlm uu energi tahun 2007 CBM diklasifikan sbgai energi Baru. 
Kayaknya kedepannya bersama sama energi Baru lainnya akan masuk ke dirjen 
energi Baru dan terbarukan klo mengikuti uu energi tersebut.

Salam,
Ujay
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: fatchur zamil fatchurza...@yahoo.co.id
Date: Tue, 8 Nov 2011 07:55:18 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] CBM

CBM saat ini dianggap masuk rezim Migas, sehingga untuk mendapat WKnya 
ditangani oleh Dit. Migas dan dalam pelaksanaannya ditangani oleh BP Migas.
Semua WK Migas maupun KP2 Batubara yang ada masih dianggap daerah open untuk WK 
CBM. Pemilik WK Migas ataupun KP2 Batubara tidak otomatis bisa mengelola CBM 
yang ada di areanya sebelum mendapatkan WK CBM, sehingga WK CBM bisa overlap 
dengan WK Migas atau KP2 Batubara, bangkan bisa overlap antara ketiganya 
(Pengelolaan CBM, Migas dan KP batubara), Untuk hal yang seperti ini sebaiknya 
pengelolaan CBM nya dilakukan bersama-sama, sehingga tidak terjadi konflik 
artar pengusaha.
Salam
FZ 

--- Pada Sen, 7/11/11, o - musakti o_musa...@yahoo.com.au menulis:

Dari: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
Judul: Re: [iagi-net-l] CBM
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Senin, 7 November, 2011, 5:16 PM

Maksud saya dari sisi produksi dan rate nya setelah dewatering, abah.untuk saat 
ini sama-sama kecil, sama-sama cocok untuk konsumsi lokal (gak kaya di 
gladstone yang bisa di LNG kan).

Kalau soal air hasil dewatering kan  sudah pernah diskusikan beberapa bulan 
lalu. Meskipun sampai sekarang saya juga belum mudeng, penanganan air CBM 
Indonesia nanti bentuknya bakal seperti apa sih ?

Oh ya Pertanyaan lagi untuk   CBM di tanahair, ditjen mana dari esdm yang 
menanganinya ? Apakah full Migas atau setengah2 dengan pertambangan juga



On Mon, 07 Nov 2011 09:20 ICT Yanto R.Sumantri wrote:




Oki Ke-ekonomiannya , karena menunggu fracting dan dewaterngnya akan
lama sekali , saya ikut kursusnya pak Imam /Lemigas .
Da disitu ,
saya menyadari bahwa teknik produksinya beda banget dengan teknik produksi
migas yang biasa.

si Abah

Saya kira beda banget

On Mon, November 7, 2011 9:12 am, o - musakti wrote:

Saya fikir keekonomian CBM Indonesis tidak akan jauh beda dengan
shallow
 biogenic gas, dalam artian- sama-sama bertekanan rendah
dan Karenanya,
 tanpa compression station (yang mahal)
ekstra, hanya bisa dimanfaatkan
 oleh konsumen yang lokasinya
dekatKecuali mau bikin proyek
 CBM-LNG,
 Dulu
Santos pernah bernegosiasi dengan Indonesia Power untuk menjual

biogenic gas dari Bentu-Korinci PSC ke IPP di daerah Pekan Baru.
Produksi
 gak besar tapi karena gas cukup di pipe beberapa km
saja maka masih
 ekonomis. Mungkin teman-teman dari Kalila bisa
memberikan info lebih
 lanjut soal ini.
 Biogenic gas
dari lapangan2 Santos di Sampang dan Madura PSC pun
 pemasarannya
gampang. Tinggal konek ke pipa dari Pagerungan, wuss
 mengalirlah
itu gas ke gresik. Kalau nanti pulau Madura bikin pembangit
 gas
atau pabrik petrokimia, bakal bangunlah endapan-endapan tidur yang
 sudah ditemukan disana.
 Jadi ya itu, seperti di dunia
real estate, kunci keekonomian CBM adalah:

location-location-location..
 
 --- On Mon, 7/11/11,
Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote:
 

From: Yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
 Subject: Re:
[iagi-net-l] CBM
 To: iagi-net
iagi-net@iagi.or.id
 Received: Monday, 7 November, 2011,
7:48 AM
 
 
 
 Rekan
 
 Terus terang saya juga agak menyangsikan
 ke-ekonomian CBM
SAAT ini.
 Dari segi teknologi prodkuksi 
 berbeda
dengan ta konvensional/
 Walaupun demikian dari segi

desivirvikasi energi