[iagi-net] “Mining Policy” : Obrolan santai Ketua IAGI dan Ketua PERHAPI

2013-11-28 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
“Mining Policy” : Obrolan santai Ketua IAGI dan Ketua
PERHAPIhttp://rovicky.wordpress.com/2013/11/29/mining-policy-obrolan-santai-ketua-iagi-dan-ketua-perhapi/
Posted on 29 November 2013 by Rovicky

[image: 
InPengKon]http://rovicky.files.wordpress.com/2013/11/inpengkon.jpgKetika
sedang rapat bersama awal pekan, antara IAGI (Ikatan Ahli Geologi
Indonesia) dengan PERHAPI (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia) ada
satu topik bahasan menarik tentang *Mining Policy*,

* [image: :(] “looh emang kita sudah punya ?”*
* [image: :D] “ya justru itu yang mau kita usulkan dibuat. Salah satu
amanah UU no.4 tahun 2009 pasal 6 Butir 1.a adalah dibuat “mining policy”
(kebijakan minerba)”.*

Perhapi dan IAGI harus dapat memberi hal positip ketimbang sekedar ngeluh
dan mengkritik.

Mas Disan, “Sang Provokator”, nyeletuk dengan memberikan tiga pokok bahasan
yang mesti didiskusikan dalam Mining Policy, yaitu Inventory, Pengusahaan
dan Konservasi.
Inventory
[image: Klasifikasi
Sumberdaya]http://rovicky.files.wordpress.com/2013/11/klasifikasisumberdaya.jpg

Klasifikasi Sumberdaya

Apa iya kita saat ini memiliki inventory yang bener tentang bahan material
yang terkandung ditanah air NKRI ? Kita kaya iya, tapi kaya apa saja, dapat
dipakai untuk apa dan untuk siapa ?

Inventory kita masih terlalu mentah kalau hanya mengatakan karena kita
berada dalam *Ring of Fire* dan *Ring of Resources*. Semestinya sudah jauh
meningkat informasi yang dihimpun, kalau memungkinkan semestinya juga
diketahui berapa banyak mineral-meral ikutan ketika menambang emas. Berapa
jumlah grafit, berapa jumlah serpih yang terangkat ketiuka membuka tambang
batubara.

Teori geologi sudah suangat banyak, tetapi sering tidak “*menyentuh*”
berapa besar cadangan atau *reserves*nya, Lah wong kebanyakan masih sebagai
“speculative resource”, Contoh, kita selalu terpesona dengan jumlah energi
geothermal yg “mengaku” 40% dari potensi dunia. Tetapi kita tidak tahu
persis dimana saja yang dapat diproduksikan, dan berapa cadangan yang
ekonomisnya. Kita juga terpesona dengan angka potensi gas serpih (shale
gas) yang keluar dari ESDM sebesar 600Tcf, padahal itu angka “*speculative
resource*“.

Pemerintah semestinya tidak mendasarkan kebijakan pada tataran ini.
Pemerintah paling tidak mendasarkan policy pengembangan wilayah dengan
jumlah Sumberdaya yg *BUKAN SPECULATIVE*. Kalau dalam Migas Pemerintah
semestinya mendasarkan perencanaan pengembangan nya pada inventory
“Lead-Prospect” yang sudah diidentifikasi. Bukan hanya dimana cekungan
migasnya.

Didik (Ardianto) Ketua Perhapi sangat konsen dengan informasi tentang
pemanfaatan dan daya serap serta kebutuhan ini yang perlu diketahui dan
disebarkan ke para pebisnis lokal supaya mampu menciptakan pasar bagi bahan
mineral serta metal yang ada ini. Karena disinilah “*penggerak*” roda-roda
pengusahaan nantinya.

Bagaimana mungkin memiliki keinginan mencari gadolinite kalau tidak tahu
manfaat gadolinium, ketika tidak tahu manfaatnya bagaimana menentukan
harganya ? Berapa royaltinya ? Tentunya Kementrian Perindustrian harus
terlibat juga, kan ?
Pengusahaan

Nah ini mestinya mendiskusikan bagaimana mengambil bahan-bahan mineral
tambang dll. bagaimana cara yang paling efisien, ekonomis dan
menguntungkan. Sepertinya ini masalah paling seksi yang telah dibicarakan
selama ini. Yang ikut diskusi sepakat bahwa saat ini urusan pengusahaan ini
“terlalu” banyak dibahas didiskusikan, diatur regulasinya, dibuat tata
aturan yang sering kali malah mempersulit untuk dilakukan.

Migas walau sering tidak didiskusikan dalam urusan “mining plicy”,
sejatinya mirip dengan minerba, mereka mengekstrasi sumberdaya alam. Migas
sudah sangat rumit aturannya, bahkan ada yang menganggap “*over regulated*”
dibandingkan pengusahaan mineral dan batubara.

Urusan bagihasil, urusan ijin, urusan metode penambangan yg sesuai
kaidah “*good
mining practice*“, sudah sangat lanyah dan lancar keluar dalam seminar,
obrolan dan *eyel-eyelan rebutan kapling*.

Dalam urusan pengusahaan ini masih hanya pengusahaan mineral yang paling
sering dan secara volume banyak dijumpai. Mineral jarang atau rare-earth
tidak atau belum banyak diatur. Padahal kebutuhan di dunia sudah cukup
banyak. Termasuk didalam rare earth ini ya gadolinite itu.
Konservasi,

Untuk pembicaraan konservasi, Mas Disan langsung bilang, jangan hanya
sekedar mikir konservasi keberlangsungan bahwa beproduksi harus terus
mengalir lancar dengan eksplorasi. Itu hanya satu siklus pengusahaan.
Tetapi konservasi ini harus diambil manfaat terbesar dalam *HUMAN CAPCITY !*

Semestinya, bukan hanya sekedar melakukan perhitungan potensi dan cadangan
dan meningkatkan produksi karena ingin memenuhi kebutuhan pasar dan yang
notabene hanya pasar di luar alias *export*. Kita menanam, menuai tapi
orang lain yang memanfaatkan. Jangan lagi ada penjualan mentah-mentahan.
Dan ditipu mentah-mentah. Jual matengnya. dan diinvestasikan balik ke
manusianya.

Jadi kalau keuntungan migas ditanam untuk migas, itu hanya siklus lokal
Kalau 

Re: [iagi-net] Fwd: Press Conference Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) dan Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI)

2013-11-28 Terurut Topik Rahmawan Helmi
Di dukung ya. . .  .
Semoga konsisten dan ada sangsi bagi pelanggar dan ada penghargaan bagi
yang mematuhi-nya

Go Green Energy
Sustainable development

*Rahmawan Helmi*
GeologistNPA3541
GeoUnpad-MIG89
Geotermal.ITB-2011
DisESDM.ProvJabar
+62 853 9542 0580


Pada 29 November 2013 10.28, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.commenulis:

 IAGI bersama Perhapi sore kemarin mengadakan Press Conference bersama
 sehubungan dengan rencana BEI untuk menerima Perusahaan Tambang Eksplorasi
 untuk Go Public. Press Conf ini diadakan di RS Sari Kuring Pukul
 17:00-19:00.

 Terlampir Bahan Press conference.


 RDP
 --
 *Tidak ada satu cara terbaik untuk menyelesaikan masalah bangsa. Tapi
 pasti ada satu langkah kemajuan bila anda ikut serta memperbaikinya.*



 
 Joint Convention Medan 2013 (JCM 2013)
 The 38th HAGI and 42nd IAGI Annual Convention  Exhibition
 Register Now! http://www.jcm2013.com/registration/
 
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
 
 Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 
 Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
 Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
 
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
 In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
 limited
 to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
 resulting
 from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
 the use of
 any information posted on IAGI mailing list.
 




Joint Convention Medan 2013 (JCM 2013)
The 38th HAGI and 42nd IAGI Annual Convention  Exhibition
Register Now! http://www.jcm2013.com/registration/

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.