[iagi-net] Sketsa Geologi

2014-03-25 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
"*Sekarang begini, apakah mereka mampu atau tidak membuat sketsa penampang
geologi di lapangan ? Bisakah mereka membuatnya tanpa menggunakan perangkat
lunak di komputer* ?" [Koesoemadinata, 2013 - dalam buku "Spirit Geologi"]

http://rovicky.wordpress.com/2014/03/26/sketsa-geologi/

Salah satu tolok ukur sederhana dalam mengevaluasi "ahli" geologi.

RDP
--


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.


Re: Fwd: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : CATATAN DARI DISKUSI ILMIAH DI LIPI BANDUNG

2014-03-25 Terurut Topik Bandono Salim
Saya perhatikan tiap sengkedan yang agak tinggi di sawah maupun kebun yang
disusun denan bahan batu alam memang sering diantaranya  ada tanah ( lemah
-bhs sunda/jawa), waktu aku tanya ke arsitek yang kukenal,  dia bilang ya
memang begitu, supaya memudahkan mengatur elevasi dan tanah/lemah itu dpt
menjadi "penahan" bila ada pergeseran antar batu.
Saya sendiri belum melakukan telitian ttg itu. Penggunaan tanah baik pasir
maupun lempungpasir atau pasirlempung di beri julukan "ngalelemah"
Salam hormat,  bdn.
Pada 25 Mar 2014 18:10, "Bandono Salim"  menulis:

>
>
> -- Forwarded message --
> From: Danny Hilman 
> Date: Tuesday, March 25, 2014
> Subject: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : CATATAN DARI DISKUSI ILMIAH DI
> LIPI BANDUNG
> To: iagi-net@iagi.or.id
>
>
> Rekan-rekan IAGI dan Pak Miko ysh,
>
> Terimakasih atas apresiasi dan saran-sarannya
>
> Sebagaimana sudah didiskusikan dalam seminar, sejak awal penelitian
> geologi dan geofisikan TTRM di Gunung Padang murni ilmiah tidak ada
> hipotesa aneh-aneh seperti keberadaan pintu Gerbang 18 meter, reactor hidro
> listrik, budaya piramida dll seperti disitir dari mass media oleh Pak Miko.
>
> Perihal 'semen purba' dan ruang-ruang di bawah pun rasanya sudah
> didiskusikan dalam seminar.  Boleh saja berbeda interpretasi dan sebaiknya
> memang diteliti lebih lanjut bukan sekedar di'anti-thesis'kan tanpa
> dukungan data-analisa.  Terusterang saya agak heran mendengar Pak
> Miko masih yakin 100% bahwa material lempung diantara batu columnar joint
> ini hasil pelapukan (mengulit bawang) tanpa pernah melihat singkapan
> segarnya pada kotak gali arkeologi (di bawah permukaan).  Yang pernah
> dilihat dan dideskripsi oleh Pak Miko sebagai fenomena mengulit bawang
> adalah material lempung diantara susunan batu-batu kolom di permukaan pada
> dinding diantara teras 1 dan 2 yang sudah jelas-jelas man-made dan tentunya
> sudah mengalami pelapukan. Namun material lempung tersebut menurut hemat
> kami belum tentu (seluruhnya) karena proses pelapukan mengulit
> bawang.  Peneliti terdahulu (ARKENAS) menganggap  dinding ini satu generasi
> dengan Situs di permukaan (lapisan 1) sedangkan kami mencurigai merupakan
> bagian dari Lapisan 2 di bawah permukaan yang tersingkap,  tentu hal ini
> perlu dibuktikan lebih lanjut dengan sedikit penggalian.  Material lempung
> yang disebut semen purba yang diperdebatkan tidak harus produk olahan yang
> canggih, malah pak Andri SS lebih beranggapan merupakan semen "pozzolan"
> sederhana yang bahan campurannya bisa di dapat dengan mudah dari material
> batuan vulkanik di sekitar situs.  Perihal interpretasi geometri
> ruang-ruang di bawah tanah, Kamipun terbuka apabila diantara rekan-rekan
> ada yang punya keahlian dan penasaran ingin memproses dan menginterpretasi
>  ulang data-data geofisika bawah permukaan, kami persilahkan, tentu akan
> berguna untuk perbandingan, hubungi saya saja.
>
> Hal yang perlu diklarifikasi: perihal apakah material lempung diantara
> batu columnar joint itu merupakan adonan semen atau hasil pelapukan atau
> hasil proses sekunder BUKAN satu-satunya penciri lapisan columnar joint di
> bawah tanah situs alamiah atau tidak seperti yang disinyalir Pak Miko.
> Selain keberadaan material lempung diantara batu-batu kolomnya, fakta yang
> lebih jelas adalah kedudukan arah kolom batu columnar joint-nya terhadap
> bidang perlapisan.  Di Gunung Padang, dari permukaan sampai kedalaman 15
> meter isinya adalah tumpukan/susunan batu columnar joint yang kedudukan
> arah kolom batunya mempunyai pola teratur sejajar dan miring terhadap
> bidang lapisan (~ cooling surface ketika lava/intrusi membeku).  Columnar
> joint alamiah kedudukan arah columnar joint akan selalu tegak lurus dengan
> cooling surface atau arah perlapisan.  Selain itu penciri lain dari formasi
> columnar joint alamiah, ukuran diameter kolom-kolom batunya relative
> homogen dan permukaannya saling mengunci (interlocking), tidak ada material
> lain diantaranya.  Di Gunung padang tidak demikian; ukuran diameter batu
> kolomnya sangat bervariasi, besar dan kecil saling bersebelahan dan tidak
> memperlihatkan "interlocking" seperti yang alamiah meskipun sepintas
> terlihat sangat kompak dan rapih. Ada banyak fakta lainnya yang menguatkan
> bahwa tumpukan batu-batu columnar joint setebal 15 meter itu adalah
> man-made, terutama Lapisan ke-2 (kedalaman 1 - 5 meter) yang sudah digali
> dan sudah menjadi data arkeologi.  Formasi batuan alamiah baru didapatkan
> di bawah kedalaman 15 meteran berupa tubuh batu lava, dengan leher
> intrusi terdapat di lereng tenggara situs dan tubuh batuannya berupa
> seperti lidah berkedudukan memanjang  dan miring ke arah Utara.  Di bawah
> lava adalah batuan tufa vulkanik yang menampakan gejala alterasi yang
> kuat.  Jadi formasi tubuh lava ke bawah inilah yang menurut hemat kami bisa
> dikatakan sebagai bagian dari tubuh gunung api purba.
>
> Indikasi ruang-ruang umumnya berada di bawah level 15 meter (di dalam
> tubuh lava), 

Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : CATATAN DARI DISKUSI ILMIAH DI LIPI BANDUNG

2014-03-25 Terurut Topik Danny Hilman
Rekan-rekan IAGI dan Pak Miko ysh,

Terimakasih atas apresiasi dan saran-sarannya

Sebagaimana sudah didiskusikan dalam seminar, sejak awal penelitian geologi
dan geofisikan TTRM di Gunung Padang murni ilmiah tidak ada hipotesa
aneh-aneh seperti keberadaan pintu Gerbang 18 meter, reactor hidro listrik,
budaya piramida dll seperti disitir dari mass media oleh Pak Miko.

Perihal 'semen purba' dan ruang-ruang di bawah pun rasanya sudah
didiskusikan dalam seminar.  Boleh saja berbeda interpretasi dan sebaiknya
memang diteliti lebih lanjut bukan sekedar di'anti-thesis'kan tanpa
dukungan data-analisa.  Terusterang saya agak heran mendengar Pak
Miko masih yakin 100% bahwa material lempung diantara batu columnar joint
ini hasil pelapukan (mengulit bawang) tanpa pernah melihat singkapan
segarnya pada kotak gali arkeologi (di bawah permukaan).  Yang pernah
dilihat dan dideskripsi oleh Pak Miko sebagai fenomena mengulit bawang
adalah material lempung diantara susunan batu-batu kolom di permukaan pada
dinding diantara teras 1 dan 2 yang sudah jelas-jelas man-made dan tentunya
sudah mengalami pelapukan. Namun material lempung tersebut menurut hemat
kami belum tentu (seluruhnya) karena proses pelapukan mengulit
bawang.  Peneliti terdahulu (ARKENAS) menganggap  dinding ini satu generasi
dengan Situs di permukaan (lapisan 1) sedangkan kami mencurigai merupakan
bagian dari Lapisan 2 di bawah permukaan yang tersingkap,  tentu hal ini
perlu dibuktikan lebih lanjut dengan sedikit penggalian.  Material lempung
yang disebut semen purba yang diperdebatkan tidak harus produk olahan yang
canggih, malah pak Andri SS lebih beranggapan merupakan semen "pozzolan"
sederhana yang bahan campurannya bisa di dapat dengan mudah dari material
batuan vulkanik di sekitar situs.  Perihal interpretasi geometri
ruang-ruang di bawah tanah, Kamipun terbuka apabila diantara rekan-rekan
ada yang punya keahlian dan penasaran ingin memproses dan menginterpretasi
 ulang data-data geofisika bawah permukaan, kami persilahkan, tentu akan
berguna untuk perbandingan, hubungi saya saja.

Hal yang perlu diklarifikasi: perihal apakah material lempung diantara batu
columnar joint itu merupakan adonan semen atau hasil pelapukan atau hasil
proses sekunder BUKAN satu-satunya penciri lapisan columnar joint di bawah
tanah situs alamiah atau tidak seperti yang disinyalir Pak Miko.  Selain
keberadaan material lempung diantara batu-batu kolomnya, fakta yang lebih
jelas adalah kedudukan arah kolom batu columnar joint-nya terhadap bidang
perlapisan.  Di Gunung Padang, dari permukaan sampai kedalaman 15 meter
isinya adalah tumpukan/susunan batu columnar joint yang kedudukan arah
kolom batunya mempunyai pola teratur sejajar dan miring terhadap bidang
lapisan (~ cooling surface ketika lava/intrusi membeku).  Columnar joint
alamiah kedudukan arah columnar joint akan selalu tegak lurus dengan
cooling surface atau arah perlapisan.  Selain itu penciri lain dari formasi
columnar joint alamiah, ukuran diameter kolom-kolom batunya relative
homogen dan permukaannya saling mengunci (interlocking), tidak ada material
lain diantaranya.  Di Gunung padang tidak demikian; ukuran diameter batu
kolomnya sangat bervariasi, besar dan kecil saling bersebelahan dan tidak
memperlihatkan "interlocking" seperti yang alamiah meskipun sepintas
terlihat sangat kompak dan rapih. Ada banyak fakta lainnya yang menguatkan
bahwa tumpukan batu-batu columnar joint setebal 15 meter itu adalah
man-made, terutama Lapisan ke-2 (kedalaman 1 - 5 meter) yang sudah digali
dan sudah menjadi data arkeologi.  Formasi batuan alamiah baru didapatkan
di bawah kedalaman 15 meteran berupa tubuh batu lava, dengan leher
intrusi terdapat di lereng tenggara situs dan tubuh batuannya berupa
seperti lidah berkedudukan memanjang  dan miring ke arah Utara.  Di bawah
lava adalah batuan tufa vulkanik yang menampakan gejala alterasi yang
kuat.  Jadi formasi tubuh lava ke bawah inilah yang menurut hemat kami bisa
dikatakan sebagai bagian dari tubuh gunung api purba.

Indikasi ruang-ruang umumnya berada di bawah level 15 meter (di dalam tubuh
lava), namun di satu-dua lokasi terlihat ruang ini berada sebagian di dalam
tubuh lava tapi bagian atasnya di lapisan tumpukan batu-batu columnar joint.
Dari lokasi, posisi dan geometri ruang-ruang inilah kami
menginterpretasikan bahwa ruang-ruang itu sudah menjadi bagian dari
bangunan; Diperkuat juga dengan kenampakan geometri permukaan tubuh lava
yang bentuknya seperti sudah di'pahat' oleh manusia.  Namun dari awalpun
kita tidak pernah mengenyampingkan kemungkinan bahwa ruang-ruang ini
berasal atau di modifikasi dari lava tunel/tube alamiah (hal ini dalam
Seminar tanggal 14 Maret di LIPI sudah dijelaskan secara panjang lebar oleh
Pak Andri SS).  Lava tunel alamiah yang sudah dimodifikasi oleh manusia
juga didapatkan di bawah tanah Easter Island (yang ada patung-patung besar
berbentuk manusia). Di Gunung Padang, untuk pastinya, tentu harus
dibuktikan dengan penggalian ke bawah atau syukur-syukur