Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI
Tambang rakyat itu kriterianya bagaimana? Kalau pakai dump truk dan eskavator apa masih bisa disebut tambang rakyat.? Aturan pelaksanaannya harus diperjelas. Tambang dengan alat berat tidak termasuk tambang rakyat. 2014-09-12 8:47 GMT+05:00 S. (Daru) Prihatmoko : > Cak Minarwan dan rekan2 IAGI… > > Kegiatan tambang rakyat sebenarnya sudah ada payung hukumnya spt tercantum > di dalam UU Minerba No.4/ 2009 dan PP turunannya. Ijin yg diperlukan adalah > Ijin Pertambangan Rakyat (IPR) dan tidak perlu mengikuti sistem tender (yg > sedang disiapkan implementasinya oleh pemerintah) seperti jenis tambang > non-rakyat (melalui IUP/ Ijin Usaha Pertambangan). Permasalahannya yg bisa > saya amati dari aspek legal adalah implementasi perijinan ini oleh Bupati > yg biasanya banyak “mbulet”-nya ke sana kemari. Kalau memang pemerintahan > baru mau memakai UU Desa untuk mengakomodasi hal ini, saya kuatir malah > akan saling tabrakan antara UU Minerba dan UU Desa. Dan tentunya akan > menambah panjang birokrasi perijinan yg saat inipun sudah sangat panjang > (apalagi kalau mempertimbangkan overlapping aspek legal dengan UU > Kehutanan, UU Lingkungan, dan UU Tata Ruang). Jadi kalaupun mau dipaksakan > melibatkan UU Desa, saya kira IAGI harus memberikan masukan kpd > pemerintahan baru, kalau perlu pasal-per pasal agar sinkronisasi UU tsb > (Minerba, Desa, Kehutanan, Lingkungan dan Tata Ruang) berjalan dengan baik. > > Nah…fakta nyata di lapangan sangatlah berbeda, rekan-rekan yg kerja di > sektor minerba tentunya sudah sangat tahu, bahwa yg namanya (atau yg > menamakan dirinya) tambang rakyat sebagian besarnya - untuk tidak > mengatakan seluruhnya - adalah tidak murni oleh rakyat setempat dekat > lokasi “tambang”. Selalu saja ada “pemodal" dari luar dan pekerja pendatang > yg sering membuat masalah dng masyarakat setempat. Mungkin di celah ini, UU > Desa bisa disisipkan untuk mengaturnya agar peran masyarakat setempat bisa > dijaga/ ditingkatkan. > > Dampak negatif paling utama dr "tambang rakyat" ini adalah kerusakan > lingkungan yg susah dikontrol (oleh siapa dan bagaimana?) - plus bbrp hal > yg dikemukakan cak Min. Tambahan lagi, tudingan-tudingan oleh LSM-LSM yg > bahkan kadang mencampurkan adukkan antara kerusakan lingkungan oleh tambang > liar/ rakyat dengan tambang resmi. Saya sepakat dng cak Min, bahwa ahli > geologi bisa dan perlu berperan dalam mensupervisi kegiatan tambang rakyat > (yg resmi) terutama pada aspek eksplorasi dan penambangan yg ramah > lingkungan. Langkah nyatanya mungkin IAGI (bisa melalui MGEI) menjembatani > anggotanya untuk bekerja sama dengan kelompok tambang rakyat resmi. Kerja > sama spt ini pernah dijajagi oleh MGEI bbrp tahun lalu saat saya aktif di > sana dengan sebuah LSM yg menjadi advisor pada bbrp kelompok tambang > “rakyat” di Lombok dan Jawa. Walaupun ini belum berjalan dng baik, tetapi > model kerja sama ini perlu terus dikembangkan. Siapa tahu (dan diharapkan) > hal ini akan bisa menyerap tenaga geologists yg sedang banyak dirumahkan > saat ini, spt didiskusikan di tread email yg lain. Detil ttg kerja sama spt > ini tentunya akan sangat bervarias tgt jenis komoditi (logam, non logam > atau batubara) dan besar-kecilnya kelompok penambang yg perlu disupervisi. > > Salam, > Daru > > From: Minarwan > Reply-To: "iagi-net@iagi.or.id" > Date: Friday, September 12, 2014 at 7:14 AM > To: "iagi-net@iagi.or.id" > Subject: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan > kaitannya dengan Pilpres IAGI > > Netters yth., > > Berawal dari diskusi lewat dinding facebook Pak Awang (beberapa minggu > lalu) tentang kondisi lahan bekas tambang di Bangka Barat, saya terus > berpikir apakah ada yang bisa dilakukan IAGI dalam membantu pemerintah > mengatasi berbagai persoalan pertambangan di Indonesia, termasuk salah > satunya adalah soal tambang rakyat (selain isu-isu seksi seperti kontrak > dengan tambang besar yang sebisa mungkin lebih menguntungkan pihak > Indonesia). > > Pagi ini saya ketika mengecek salah satu portal berita, saya menemukan > berita di bawah ini dan tergerak untuk membagikannya ke milis: > > > http://www.nefosnews.com/post/ekbis/seknas-jokowi-janji-legalkan-tambang-emas-rakyat-gunakan-uu-desa > > UU Desa ini mungkin bisa menjadi alat untuk melegalkan tambang rakyat dan > kelihatannya Seknas Jokowi memiliki niat untuk membantu APRI. Namun saya > pikir, persoalan tambang rakyat ini bisa menjadi pisau bermata dua, di satu > sisi membuka kesempatan masyarakat untuk meningkatkan pendapatkan mereka, > namun disisi lain, ada banyak masalah yang mungkin muncul seperti: > 1. Kerusakan lingkungan terutama pencemaran sumber air dan tanah > 2. Masalah sosial ketika lahan tambang menjadi rebutan rakyat. Rakyat ini > jangan dipikir cuma rakyat lokal sekitar namun bisa juga dari daerah/pulau > lain (ada gula ada semut) > 3. Kemungkinan penadah bermodal besar memainkan harga jual mineral yang > ditambang > 4. Ketiadaan data mengenai mineral ikutan apa saja yang ditambang, apakah
Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI
Cak Minarwan dan rekan2 IAGI Kegiatan tambang rakyat sebenarnya sudah ada payung hukumnya spt tercantum di dalam UU Minerba No.4/ 2009 dan PP turunannya. Ijin yg diperlukan adalah Ijin Pertambangan Rakyat (IPR) dan tidak perlu mengikuti sistem tender (yg sedang disiapkan implementasinya oleh pemerintah) seperti jenis tambang non-rakyat (melalui IUP/ Ijin Usaha Pertambangan). Permasalahannya yg bisa saya amati dari aspek legal adalah implementasi perijinan ini oleh Bupati yg biasanya banyak ³mbulet²-nya ke sana kemari. Kalau memang pemerintahan baru mau memakai UU Desa untuk mengakomodasi hal ini, saya kuatir malah akan saling tabrakan antara UU Minerba dan UU Desa. Dan tentunya akan menambah panjang birokrasi perijinan yg saat inipun sudah sangat panjang (apalagi kalau mempertimbangkan overlapping aspek legal dengan UU Kehutanan, UU Lingkungan, dan UU Tata Ruang). Jadi kalaupun mau dipaksakan melibatkan UU Desa, saya kira IAGI harus memberikan masukan kpd pemerintahan baru, kalau perlu pasal-per pasal agar sinkronisasi UU tsb (Minerba, Desa, Kehutanan, Lingkungan dan Tata Ruang) berjalan dengan baik. Nahfakta nyata di lapangan sangatlah berbeda, rekan-rekan yg kerja di sektor minerba tentunya sudah sangat tahu, bahwa yg namanya (atau yg menamakan dirinya) tambang rakyat sebagian besarnya - untuk tidak mengatakan seluruhnya - adalah tidak murni oleh rakyat setempat dekat lokasi ³tambang². Selalu saja ada ³pemodal" dari luar dan pekerja pendatang yg sering membuat masalah dng masyarakat setempat. Mungkin di celah ini, UU Desa bisa disisipkan untuk mengaturnya agar peran masyarakat setempat bisa dijaga/ ditingkatkan. Dampak negatif paling utama dr "tambang rakyat" ini adalah kerusakan lingkungan yg susah dikontrol (oleh siapa dan bagaimana?) - plus bbrp hal yg dikemukakan cak Min. Tambahan lagi, tudingan-tudingan oleh LSM-LSM yg bahkan kadang mencampurkan adukkan antara kerusakan lingkungan oleh tambang liar/ rakyat dengan tambang resmi. Saya sepakat dng cak Min, bahwa ahli geologi bisa dan perlu berperan dalam mensupervisi kegiatan tambang rakyat (yg resmi) terutama pada aspek eksplorasi dan penambangan yg ramah lingkungan. Langkah nyatanya mungkin IAGI (bisa melalui MGEI) menjembatani anggotanya untuk bekerja sama dengan kelompok tambang rakyat resmi. Kerja sama spt ini pernah dijajagi oleh MGEI bbrp tahun lalu saat saya aktif di sana dengan sebuah LSM yg menjadi advisor pada bbrp kelompok tambang ³rakyat² di Lombok dan Jawa. Walaupun ini belum berjalan dng baik, tetapi model kerja sama ini perlu terus dikembangkan. Siapa tahu (dan diharapkan) hal ini akan bisa menyerap tenaga geologists yg sedang banyak dirumahkan saat ini, spt didiskusikan di tread email yg lain. Detil ttg kerja sama spt ini tentunya akan sangat bervarias tgt jenis komoditi (logam, non logam atau batubara) dan besar-kecilnya kelompok penambang yg perlu disupervisi. Salam, Daru From: Minarwan Reply-To: "iagi-net@iagi.or.id" Date: Friday, September 12, 2014 at 7:14 AM To: "iagi-net@iagi.or.id" Subject: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI Netters yth., Berawal dari diskusi lewat dinding facebook Pak Awang (beberapa minggu lalu) tentang kondisi lahan bekas tambang di Bangka Barat, saya terus berpikir apakah ada yang bisa dilakukan IAGI dalam membantu pemerintah mengatasi berbagai persoalan pertambangan di Indonesia, termasuk salah satunya adalah soal tambang rakyat (selain isu-isu seksi seperti kontrak dengan tambang besar yang sebisa mungkin lebih menguntungkan pihak Indonesia). Pagi ini saya ketika mengecek salah satu portal berita, saya menemukan berita di bawah ini dan tergerak untuk membagikannya ke milis: http://www.nefosnews.com/post/ekbis/seknas-jokowi-janji-legalkan-tambang-ema s-rakyat-gunakan-uu-desa UU Desa ini mungkin bisa menjadi alat untuk melegalkan tambang rakyat dan kelihatannya Seknas Jokowi memiliki niat untuk membantu APRI. Namun saya pikir, persoalan tambang rakyat ini bisa menjadi pisau bermata dua, di satu sisi membuka kesempatan masyarakat untuk meningkatkan pendapatkan mereka, namun disisi lain, ada banyak masalah yang mungkin muncul seperti: 1. Kerusakan lingkungan terutama pencemaran sumber air dan tanah 2. Masalah sosial ketika lahan tambang menjadi rebutan rakyat. Rakyat ini jangan dipikir cuma rakyat lokal sekitar namun bisa juga dari daerah/pulau lain (ada gula ada semut) 3. Kemungkinan penadah bermodal besar memainkan harga jual mineral yang ditambang 4. Ketiadaan data mengenai mineral ikutan apa saja yang ditambang, apakah ada mineral ikutan yang lebih bernilai? Dalam kaitannya dengan peran IAGI, yang terpikir oleh saya adalah pemanfaat tenaga ahli dari bidang geologi untuk menjadi "konsultan" para tambang rakyat ini misalnya lewat mitra seperti "koperasi tambang rakyat" (jika ada). Tentu ada tenaga ahli selain geologi yang dibutuhkan untuk membantu tambang rakyat ini. Selain poin tenaga ahli ini saya belum tahu apa lagi
Re: [iagi-net] Peran IAGI dalam "krisis" unemployement
Rekan-rekan , Kalau kita un-zoom sedikit dan melihat secara lebih luas, industri ekstraksi kita memang dalam kondisi yang sakit parah. Teman-teman di pertambangan sudah mulai terkena imbasnya secara langsung seperti disampaikan rekan-rekan miners. Kondisi yang kurang lebih sama juga sedang dialami rekan-rekan migas. Industri kita saat ini sedang babak-belur... kegiatan eksplorasi turun drastis karena hal-hal yang sifatnya non teknis (PBB, perijinan, tumpang tindih, birokrasi dll)... blok yang ditawarkan sepi peminat... akibatnya jumlah pengeboran eksplorasi juga akan menurun drastis.. Hanya saja dalam konteks global antara dunia mining dan migas saat ini dalam kondisi yang agak berbeda: kelesuan di mining terjadi bukan hanya di Indonesia tapi melanda juga seluruh dunia. Sebaliknya di bidang migas, kelesuan Indonesia masih "tertolong" oleh booming aktifitas eksplorasi di negara lain... itu yang menyebabkan krisis pekerja migas tidak terlihat secara kasat mata... Namun demikian saya sepakat, sesuai amanat AD/ART, IAGI dengan segala kemampuannya harus bisa menjadi jembatan perlindungan bagi anggotanya IAGI menjadi terkenal mungkin perlu, tapi lebih perlu lagi IAGI yang dapat dirasakan manfaatnya bagi para anggota. Kalau tidak maka IAGI akan ditinggalkan kesepian sendirian .. salam, On 9/12/14, lia...@indo.net.id wrote: > Ganti haluan masuk Umar Bakrie yg saat ini lagi dibuka lowongan kesempatan > sebanyak banyaknya untuk mengisi tenaga baru , bisa jadi ilmuwan G&G > untuk memajukan ilmu geologi atau jadi birokrat siapa tahu nanti jadi Ka > BG , Dirjen Migas , Dirjen Minerba terus membuat kebijakan dan regulasi yg > kondusif untuk investasi migas , dan minerba shg ekplorasi meningkat dan > ini kalau terjadi secara otomaris G&G akan banyak terserap > > Ism > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: "Gayuh Nugroho Dwi Putranto - gayuh.putra...@yahoo.com" > > Sender: > Date: Thu, 11 Sep 2014 22:54:02 > To: economicgeol...@yahoogroups.com; > iagi-net@iagi.or.id > Reply-To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: [iagi-net] Peran IAGI dalam "krisis" unemployement Re: > [economicgeology] Fw: > Hasil Survey AusIMM > Selamat malam, > saya coba mengangkat topik ini dari milis MGEI ini ke ranah milis IAGI, > mumpung sedang "hangat" Pemilu Caketum IAGI. Sayang sekali topik ini tidak > sempat dibahas di mimbar Debat Caketum kemarin di Ritz. > > Kalau memang IAGI didirikan dari, oleh, dan untuk anggota, maka sekarang > IAGI kudu berperan dalam "krisis" unemployement di dunia pertambangan, baik > mineral maupun batubara. Menurut hemat saya, ada 2 hal utk menjadi solusi > mendasar, yaitu: > 1. meng-empower (mungkin jika diterjemahkan menjadi "memberdayakan") > anggotanya dengan enterpreneurial skills. Istilah "economic geology" harus > diharfiahkan dengan memberikan (mengenalkan kembali) pengajaran (di kampus) > atau training/workshop tentang economy dan elemen2nya, yaitu business, > trade, money, dan industry. *Note, hanya ada 1 kandidat caketum IAGI yg > semalam tegas bervisi tentang enterpreneurship ini*. Hal ini adalah cara > termudah utk meng-generate (hehe..biasaya dimarahi Pak Syaiful kalo campur > aduk jawa-english begini)ketertarikan di enterpreneur dan bisnis, khususnya > di bidang geologi ini. > > 2. lebih agresif dalam menggandeng pemilik modal/investor untuk berinvestasi > di dunia pertambangan Indonesia. Contoh konkretnya adalah dengan mengadakan > forum semisal "Mines and Money" atau semisal PDAC (Prospectors and > Developers Association of Canada). Geologist-geologist kita ini kan sudah > tahu dan hafal seluk beluk potensi, sumberdaya, dan cadangan di setiap > jengkal republik ini, namun butuh dana untuk mengelola itu semua. Banyak > juga geologist senior yg punya IUP/KP, namun mereka tetap butuh investor utk > mengelola lebih lanjutnya. Tidak semua geologist punya akses (informasi dan > network) ke segunung dana investasi di luar sana. Nah, disini IAGI bisa > berperan utk menjembatani. Kalaupun recently multinational mining corp cabut > dari Indonesia (Rio, BHP, Barrick), berarti saatnya investor lokal utk > menjadi jendral di negeri sendiri. Di acara PIT baik IAGI atau MGEI (annual > convention), bisa juga dibuatkan forum/exhibition utk ini. Ke depannya, > acara ini > boleh terpisah dengan induknya (PIT/AC). > > Sekian, maaf bila ada yg kurang berkenan. CMIIW, semoga bermanfaat. > Wassalam. > > > > Gayuh Nugroho Dwi Putranto (3583) > http://gayuh.putranto.net > > > > > On Wednesday, September 10, 2014 8:05 AM, "yoga suryanegara > yoga_suryaneg...@yahoo.com [economicgeology]" > wrote: > > > > > Bang Silaban, > > Dalam suatu kesempatan semacam seminar, yang waktu itu juga dihadiri oleh > Dirjen Minerba (Pak Sukhyar), saya sempat mempertanyakan dasar pemikiran > pemerintah dan persiapan pemerintah ketika beberapa kebijakan diberlakukan > yang itu berakibat pada hilangnya kesempatan kerja. > Dalam pertanyaan yang saya lontarkan, saya menyisipkan suatu conto
[iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI
Netters yth., Berawal dari diskusi lewat dinding facebook Pak Awang (beberapa minggu lalu) tentang kondisi lahan bekas tambang di Bangka Barat, saya terus berpikir apakah ada yang bisa dilakukan IAGI dalam membantu pemerintah mengatasi berbagai persoalan pertambangan di Indonesia, termasuk salah satunya adalah soal tambang rakyat (selain isu-isu seksi seperti kontrak dengan tambang besar yang sebisa mungkin lebih menguntungkan pihak Indonesia). Pagi ini saya ketika mengecek salah satu portal berita, saya menemukan berita di bawah ini dan tergerak untuk membagikannya ke milis: http://www.nefosnews.com/post/ekbis/seknas-jokowi-janji-legalkan-tambang-emas-rakyat-gunakan-uu-desa UU Desa ini mungkin bisa menjadi alat untuk melegalkan tambang rakyat dan kelihatannya Seknas Jokowi memiliki niat untuk membantu APRI. Namun saya pikir, persoalan tambang rakyat ini bisa menjadi pisau bermata dua, di satu sisi membuka kesempatan masyarakat untuk meningkatkan pendapatkan mereka, namun disisi lain, ada banyak masalah yang mungkin muncul seperti: 1. Kerusakan lingkungan terutama pencemaran sumber air dan tanah 2. Masalah sosial ketika lahan tambang menjadi rebutan rakyat. Rakyat ini jangan dipikir cuma rakyat lokal sekitar namun bisa juga dari daerah/pulau lain (ada gula ada semut) 3. Kemungkinan penadah bermodal besar memainkan harga jual mineral yang ditambang 4. Ketiadaan data mengenai mineral ikutan apa saja yang ditambang, apakah ada mineral ikutan yang lebih bernilai? Dalam kaitannya dengan peran IAGI, yang terpikir oleh saya adalah pemanfaat tenaga ahli dari bidang geologi untuk menjadi "konsultan" para tambang rakyat ini misalnya lewat mitra seperti "koperasi tambang rakyat" (jika ada). Tentu ada tenaga ahli selain geologi yang dibutuhkan untuk membantu tambang rakyat ini. Selain poin tenaga ahli ini saya belum tahu apa lagi yang bisa dilakukan oleh IAGI, mungkin ada yang bisa membantu memberikan ide. Dalam kaitannya dengan pilpres IAGI, saya pikir isu-isu pertambangan akan lebih banyak muncul dalam masa pemerintahan pres/wapres baru jika nanti tambang rakyat akan dilegalkan sehingga saya condong untuk memilih kandidat dari golongan tambang untuk memimpin IAGI nanti. Namun untuk persoalan tambang rakyat ini, menurut hemat saya, semua kandidat pilpres IAGI perlu memikirkan apa yang akan mereka lakukan untuk membantu pemerintah baik pusat maupun daerah sehingga ada "win win solution" untuk pemerintah, rakyat dan dunia tambang di masa depan. Nah, bagaimana pendapat/rencana Mbak Shinta, Mas Sukmandaru, Pak Seno Aji, Mas Aris Setiawan atas isu ini? Mudah-mudahan ada yang berkenan menjawab. Saya ucapkan terima kasih atas waktu yang diberikan untuk menanggapi email ini. Salam minarwan 1590 -- - when one teaches, two learn - http://www.linkedin.com/in/minarwan Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
Re: [iagi-net] Peran IAGI dalam "krisis" unemployement
Ganti haluan masuk Umar Bakrie yg saat ini lagi dibuka lowongan kesempatan sebanyak banyaknya untuk mengisi tenaga baru , bisa jadi ilmuwan G&G untuk memajukan ilmu geologi atau jadi birokrat siapa tahu nanti jadi Ka BG , Dirjen Migas , Dirjen Minerba terus membuat kebijakan dan regulasi yg kondusif untuk investasi migas , dan minerba shg ekplorasi meningkat dan ini kalau terjadi secara otomaris G&G akan banyak terserap Ism Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Gayuh Nugroho Dwi Putranto - gayuh.putra...@yahoo.com" Sender: Date: Thu, 11 Sep 2014 22:54:02 To: economicgeol...@yahoogroups.com; iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Peran IAGI dalam "krisis" unemployement Re: [economicgeology] Fw: Hasil Survey AusIMM Selamat malam, saya coba mengangkat topik ini dari milis MGEI ini ke ranah milis IAGI, mumpung sedang "hangat" Pemilu Caketum IAGI. Sayang sekali topik ini tidak sempat dibahas di mimbar Debat Caketum kemarin di Ritz. Kalau memang IAGI didirikan dari, oleh, dan untuk anggota, maka sekarang IAGI kudu berperan dalam "krisis" unemployement di dunia pertambangan, baik mineral maupun batubara. Menurut hemat saya, ada 2 hal utk menjadi solusi mendasar, yaitu: 1. meng-empower (mungkin jika diterjemahkan menjadi "memberdayakan") anggotanya dengan enterpreneurial skills. Istilah "economic geology" harus diharfiahkan dengan memberikan (mengenalkan kembali) pengajaran (di kampus) atau training/workshop tentang economy dan elemen2nya, yaitu business, trade, money, dan industry. *Note, hanya ada 1 kandidat caketum IAGI yg semalam tegas bervisi tentang enterpreneurship ini*. Hal ini adalah cara termudah utk meng-generate (hehe..biasaya dimarahi Pak Syaiful kalo campur aduk jawa-english begini)ketertarikan di enterpreneur dan bisnis, khususnya di bidang geologi ini. 2. lebih agresif dalam menggandeng pemilik modal/investor untuk berinvestasi di dunia pertambangan Indonesia. Contoh konkretnya adalah dengan mengadakan forum semisal "Mines and Money" atau semisal PDAC (Prospectors and Developers Association of Canada). Geologist-geologist kita ini kan sudah tahu dan hafal seluk beluk potensi, sumberdaya, dan cadangan di setiap jengkal republik ini, namun butuh dana untuk mengelola itu semua. Banyak juga geologist senior yg punya IUP/KP, namun mereka tetap butuh investor utk mengelola lebih lanjutnya. Tidak semua geologist punya akses (informasi dan network) ke segunung dana investasi di luar sana. Nah, disini IAGI bisa berperan utk menjembatani. Kalaupun recently multinational mining corp cabut dari Indonesia (Rio, BHP, Barrick), berarti saatnya investor lokal utk menjadi jendral di negeri sendiri. Di acara PIT baik IAGI atau MGEI (annual convention), bisa juga dibuatkan forum/exhibition utk ini. Ke depannya, acara ini boleh terpisah dengan induknya (PIT/AC). Sekian, maaf bila ada yg kurang berkenan. CMIIW, semoga bermanfaat. Wassalam. Gayuh Nugroho Dwi Putranto (3583) http://gayuh.putranto.net On Wednesday, September 10, 2014 8:05 AM, "yoga suryanegara yoga_suryaneg...@yahoo.com [economicgeology]" wrote: Bang Silaban, Dalam suatu kesempatan semacam seminar, yang waktu itu juga dihadiri oleh Dirjen Minerba (Pak Sukhyar), saya sempat mempertanyakan dasar pemikiran pemerintah dan persiapan pemerintah ketika beberapa kebijakan diberlakukan yang itu berakibat pada hilangnya kesempatan kerja. Dalam pertanyaan yang saya lontarkan, saya menyisipkan suatu contoh kebijakan yang diambil oleh pemerintah australia dalam usaha menanggulangi jobless yang terjadi akibat kondisi industri tambang saat ini. Pak Sukhyar menjawab bahkan sempat menegur saya karena mempertanyakan kembali sesuatu yang sudah menjadi keputusan pemerintah dalam rangka menjalankan undang-undang. Pada waktu itu beliau menyampaikan bahwa yang terpenting adalah bagaimana caranya mencari solusi yang jitu dalam rangka menanggulangi ekses yang terjadi akibat dari bergulirnya peraturan-peraturan tsb. Yang sempat bikin saya penasaran adalah, bahwa pada waktu itu beliau tidak secara gamblang memberikan gambaran seperti apa kebijakan atau strategi yang akan diambil dan dijalankan pemerintah untuk menanggulangi permasalahan saat ini. Pertanyaan yang hampir sama pernah juga dilontarkan panelis lain kepada Hatta Rajasa (selaku menko) dalam sebuah seminar menyangkut masalah ini. Jawaban yang waktu itu cukup reasonable adalah: bahwa efek samping dari suatu keputusan kebijakanj pemerintah tentang suatu hal pasti akan ada efeknya baik positif maupun negatif terhadap pelaku bisnis. Waktu itu beliau berujar bahwa jobless yang mungkin terjadi tidaklah akan semasif yang dibayangkan, karena industri mineral sebagai pihak yang akan menerima efeknya, mempekerjakan karyawan/buruh tidak sebanyak industri coal mining. Menurut saya waktu itu beliau tidak memprediksi dengan detil bahwa pada saat beliau bicara, industri coal mining j
Re: [iagi-net] Pemilu IAGI 2014
Mas Budhi Secara resmi nantinya kegiatan IAGI akan dilaporkan saat Munas. Sesuai dengan tata aturan organisasi (AD/ART) yang benar. Nantinya hasilnya juga akan kita publikasikan dalam website sehingga semuanya terrekam dan terbuka. Semoga saja laporan ini akan selesai tersusun pada saatnya nanti. Saya juga sangat konsen dengan pengarsipan di sekretariat IAGI yang perlu dibenahi. Khsusunya publikasi-publikasi yang syukur alhamdulillah sudah dikumpulkan scan semua prosiding yang pernah ada di IAGI. Dan sekali lagi mohon bersabar karena Website IAGI sedang dioperasi ganti wajah sehingga publikasi2 lama ini nantinya akan bisa diakses oleh anggota. Saya tetap akan komitted bekerja hingga hari-hari menjelang serah terima jabatan. Fyi, dalam AD/ART yang akan disahkan nanti, serah terima ketum dilakukan sebulan setelah pemilihan. Dan ini penting juga untuk para calon-calon yang harus segera menyiapkan "kabinetnya" setelah sertijab. Ditunggu di Munas IAGI di Jakarta tanggal 17 September disela-sela PIT IAGI. Rovicky Dwi Putrohari -- "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip". 2014-09-11 22:10 GMT+07:00 budhi kuswansusilo : > Terima kasih pak Rovicky atas informasi sewa kontrak untuk keperluan > sekretariat IAGI selama 3 tahun kedepan. Mohon dipertimbangkan untuk > mendiseminasi program yang sudah dicapai dan yang belum dicapai secara > garis besar, termasuk aset/kekayaan IAGI selama periode kepengurusan saat > ini sehingga diketahui masyarakat geologi Indonesia sebagai bagian dari > budaya keterbukaan informasi publik. Dengan demikian, akan tumbuh kecintaan > dan rasa memiliki karena semakin mengenal IAGI, sehingga tumbuh keinginan > kuat dari anggota untuk berkontribusi bagi IAGI. > > Salam hormat, > Budhi Kuswan Susilo - NPA 2419 > Pengda IAGI Sumsel > On Sep 11, 2014 1:15 PM, "Rovicky Dwi Putrohari" > wrote: > >> Mas Noor dkk. >> Sudah sejak awal keempat Cakektum ini ikut serta memberikan sumbang saran >> khususnya dalam bidang kesekretariatan, ruang kantor. >> Juga sudah dilakukan usulan yg ditulis mas Noor. Bahkan sudah sampai >> penandatanganan kontrak sewa. Artinya ini B-2-B antara PP IAGI dengan >> pemilik gedung/rukan. >> Juga seperti yang diusulkan sudah dilaksanakan untuk masa tiga tahun >> kedepan, pengurus baru tidak perlu risau soal gedung/ kantor sekretariat. >> *(seperti mas noor punya indera ketujuh, kok sudah tahu langkah2 yg sudah >> diambil PPIAGI)* >> >> Bahkan sudah diberitahukan niatan "smooth transition" ini semoga diikuti >> oleh pengurus-pengurus selanjutnya. Bukan sejak terpilih, bahkan sejak >> masih menjadi calon sudah kita ajak untuk ikut memberikan masukan aktif >> dalam keputusan IAGI. Tentunya ini lebih maju dari team transisi dan SBY >> :-) >> >> Khususnya untuk "kepemilikan asset", saya mengerti dan juga mengikuti apa >> yang diusulkan Mas Noor. Sebagai ketua umum saya memang belum memutuskan >> membeli asset perkantoran, karena saya merasa belum siap untuk itu. Selain >> perangkat aturan internal belum ada, belum tercantum dalam AD/ART, juga >> pertimbangan keekonomian,perlu dana cukup besar. AD/ART 2014 baru akan kita >> sahkan nanti dalam munas. >> >> Salam >> rdp >> >> -- >> "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip". >> >> 2014-09-11 7:45 GMT+07:00 noor syarifuddin : >> >>> Rekan-rekan, >>> >>> Saya kira sudah banyak contoh yang bisa "dijiplak"... JSC, HAGI, IPA >>> dll... tidak ada satupun yang punya gedung sendiri selain tidak >>> efisien (pemeliharaan dll), juga memerlukan modal awal yang besar.. >>> >>> Cukup sajalah menyewa di tempat yang representatif... di seputaran >>> Patra Jasa, atau MBAU Pancoran kalau gak salah itu sekitar 70-100 >>> jutaan per tahun... jadi kalau IAGI saat punya uang (yang katanya) >>> sudah di atas 1 M, rasanya gak masalah untuk menyewa sekaligus untuk 3 >>> tahun (1 periode kepengurusan)... syukur kalau bisa per 5 tahun... >>> >>> Dengan demikian "martabat" IAGI akan lebih terangkat.. :-) >>> >>> salam, >>> >>> >>> >>> On 9/11/14, Bandono Salim wrote: >>> > Iuran? Itu masalah organisasi dari jaman manapun. >>> > Lha mari koh Liam kasih jalan pada sekertariat dan anggota spy iurannya >>> > luancar. Memotipasi mereka; seperti iuran perpuluhan di gereja atawa >>> jakat >>> > dan perlimaan di islam dan metode penyaluran dana dari organisasi >>> lainnya. >>> > Salam koh sejahtera selalu. bdn. >>> > Pada 10 Sep 2014 22:39, menulis: >>> > >>> >> >>> >> Ya repot juga ya , masak gratisan dan numpang dikantor apalagi >>> >> kantornya Pemerintah.padahal programnya Go Publik, Go >>> >> InternasionalInilah tantangan utama ( Internal ) penguatan >>> sekretariat, >>> >> sebagai modal untuk menjawab tantangan ekternal. Sekretariat >>> >> sbg pusat kegiatan termasuk kalau ngadain rapat rapat atau >>> >> forum diskusi >>> >> Tantangan lain adalah PIT yg merupakan Forum pertemuan segenap >>> >> anggota untuk mempresenatsikan karya karya geologi para >>> >> anggotanya , harus semakin meriah dan murah , apala
Re: [iagi-net] Pemilu IAGI 2014
Terima kasih pak Rovicky atas informasi sewa kontrak untuk keperluan sekretariat IAGI selama 3 tahun kedepan. Mohon dipertimbangkan untuk mendiseminasi program yang sudah dicapai dan yang belum dicapai secara garis besar, termasuk aset/kekayaan IAGI selama periode kepengurusan saat ini sehingga diketahui masyarakat geologi Indonesia sebagai bagian dari budaya keterbukaan informasi publik. Dengan demikian, akan tumbuh kecintaan dan rasa memiliki karena semakin mengenal IAGI, sehingga tumbuh keinginan kuat dari anggota untuk berkontribusi bagi IAGI. Salam hormat, Budhi Kuswan Susilo - NPA 2419 Pengda IAGI Sumsel On Sep 11, 2014 1:15 PM, "Rovicky Dwi Putrohari" wrote: > Mas Noor dkk. > Sudah sejak awal keempat Cakektum ini ikut serta memberikan sumbang saran > khususnya dalam bidang kesekretariatan, ruang kantor. > Juga sudah dilakukan usulan yg ditulis mas Noor. Bahkan sudah sampai > penandatanganan kontrak sewa. Artinya ini B-2-B antara PP IAGI dengan > pemilik gedung/rukan. > Juga seperti yang diusulkan sudah dilaksanakan untuk masa tiga tahun > kedepan, pengurus baru tidak perlu risau soal gedung/ kantor sekretariat. > *(seperti mas noor punya indera ketujuh, kok sudah tahu langkah2 yg sudah > diambil PPIAGI)* > > Bahkan sudah diberitahukan niatan "smooth transition" ini semoga diikuti > oleh pengurus-pengurus selanjutnya. Bukan sejak terpilih, bahkan sejak > masih menjadi calon sudah kita ajak untuk ikut memberikan masukan aktif > dalam keputusan IAGI. Tentunya ini lebih maju dari team transisi dan SBY > :-) > > Khususnya untuk "kepemilikan asset", saya mengerti dan juga mengikuti apa > yang diusulkan Mas Noor. Sebagai ketua umum saya memang belum memutuskan > membeli asset perkantoran, karena saya merasa belum siap untuk itu. Selain > perangkat aturan internal belum ada, belum tercantum dalam AD/ART, juga > pertimbangan keekonomian,perlu dana cukup besar. AD/ART 2014 baru akan kita > sahkan nanti dalam munas. > > Salam > rdp > > -- > "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip". > > 2014-09-11 7:45 GMT+07:00 noor syarifuddin : > >> Rekan-rekan, >> >> Saya kira sudah banyak contoh yang bisa "dijiplak"... JSC, HAGI, IPA >> dll... tidak ada satupun yang punya gedung sendiri selain tidak >> efisien (pemeliharaan dll), juga memerlukan modal awal yang besar.. >> >> Cukup sajalah menyewa di tempat yang representatif... di seputaran >> Patra Jasa, atau MBAU Pancoran kalau gak salah itu sekitar 70-100 >> jutaan per tahun... jadi kalau IAGI saat punya uang (yang katanya) >> sudah di atas 1 M, rasanya gak masalah untuk menyewa sekaligus untuk 3 >> tahun (1 periode kepengurusan)... syukur kalau bisa per 5 tahun... >> >> Dengan demikian "martabat" IAGI akan lebih terangkat.. :-) >> >> salam, >> >> >> >> On 9/11/14, Bandono Salim wrote: >> > Iuran? Itu masalah organisasi dari jaman manapun. >> > Lha mari koh Liam kasih jalan pada sekertariat dan anggota spy iurannya >> > luancar. Memotipasi mereka; seperti iuran perpuluhan di gereja atawa >> jakat >> > dan perlimaan di islam dan metode penyaluran dana dari organisasi >> lainnya. >> > Salam koh sejahtera selalu. bdn. >> > Pada 10 Sep 2014 22:39, menulis: >> > >> >> >> >> Ya repot juga ya , masak gratisan dan numpang dikantor apalagi >> >> kantornya Pemerintah.padahal programnya Go Publik, Go >> >> InternasionalInilah tantangan utama ( Internal ) penguatan sekretariat, >> >> sebagai modal untuk menjawab tantangan ekternal. Sekretariat >> >> sbg pusat kegiatan termasuk kalau ngadain rapat rapat atau >> >> forum diskusi >> >> Tantangan lain adalah PIT yg merupakan Forum pertemuan segenap >> >> anggota untuk mempresenatsikan karya karya geologi para >> >> anggotanya , harus semakin meriah dan murah , apalagi PIT ini >> >> adalah Mandatori AD / ART .oleh karena itu harus melibatkan >> >> sebanyak munmgkin anggota , kalau perlu 2 kali setahun , di >> >> Jawa dan di luar jawa. >> >> Anggota IAGI ini kan sdh 4000 an ( ? ) , kalau semuanya bisa >> >> bayar iuran maka akan terkumpul 1 Milyar / tahun , ditambah >> >> ngadain berbagai kegiatan yg bisa diprofit centerkan spt PIT, >> >> Kursus kusrus , luncheon talk , dll , maka saya kira dalam 2-3 >> >> tahun Gedung akan dpat diperoleh. Persoalannya Bagaimana >> >> membuat ( kiatnya ) agar para anggota itu Mau dan Perlu mbayar >> >> iuran. >> >> saya kira ini Program Sederhana , bisa dilaksanakan dan terukur. >> >> >> >> >> >> ISM >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> > Sebagai tanggapan pak Noor ysh, >> >> > >> >> > Sekretariat tidak tergusur dan belum menumpang. >> >> > Hanya ada personil rumah tangga menyampaikan ada rencana >> >> > pemakaian ruangan. Namun saya telah bertemu langsung dengan >> >> > Pak Sukhyar Dirjen Minerba di kantor beliau, dan beliau >> >> > ingin IAGI tetap di sekretariat yang sekarang. >> >> Dan sebagai >> >> > trigger agar kita tidak tertidur pulas diruangan yang gratis >> >> > tapi numpang, maka saya didukung oleh pak ketum mencoba >> >> > untuk
[iagi-net] Peran IAGI dalam "krisis" unemployement Re: [economicgeology] Fw: Hasil Survey AusIMM
Selamat malam, saya coba mengangkat topik ini dari milis MGEI ini ke ranah milis IAGI, mumpung sedang "hangat" Pemilu Caketum IAGI. Sayang sekali topik ini tidak sempat dibahas di mimbar Debat Caketum kemarin di Ritz. Kalau memang IAGI didirikan dari, oleh, dan untuk anggota, maka sekarang IAGI kudu berperan dalam "krisis" unemployement di dunia pertambangan, baik mineral maupun batubara. Menurut hemat saya, ada 2 hal utk menjadi solusi mendasar, yaitu: 1. meng-empower (mungkin jika diterjemahkan menjadi "memberdayakan") anggotanya dengan enterpreneurial skills. Istilah "economic geology" harus diharfiahkan dengan memberikan (mengenalkan kembali) pengajaran (di kampus) atau training/workshop tentang economy dan elemen2nya, yaitu business, trade, money, dan industry. *Note, hanya ada 1 kandidat caketum IAGI yg semalam tegas bervisi tentang enterpreneurship ini*. Hal ini adalah cara termudah utk meng-generate (hehe..biasaya dimarahi Pak Syaiful kalo campur aduk jawa-english begini)ketertarikan di enterpreneur dan bisnis, khususnya di bidang geologi ini. 2. lebih agresif dalam menggandeng pemilik modal/investor untuk berinvestasi di dunia pertambangan Indonesia. Contoh konkretnya adalah dengan mengadakan forum semisal "Mines and Money" atau semisal PDAC (Prospectors and Developers Association of Canada). Geologist-geologist kita ini kan sudah tahu dan hafal seluk beluk potensi, sumberdaya, dan cadangan di setiap jengkal republik ini, namun butuh dana untuk mengelola itu semua. Banyak juga geologist senior yg punya IUP/KP, namun mereka tetap butuh investor utk mengelola lebih lanjutnya. Tidak semua geologist punya akses (informasi dan network) ke segunung dana investasi di luar sana. Nah, disini IAGI bisa berperan utk menjembatani. Kalaupun recently multinational mining corp cabut dari Indonesia (Rio, BHP, Barrick), berarti saatnya investor lokal utk menjadi jendral di negeri sendiri. Di acara PIT baik IAGI atau MGEI (annual convention), bisa juga dibuatkan forum/exhibition utk ini. Ke depannya, acara ini boleh terpisah dengan induknya (PIT/AC). Sekian, maaf bila ada yg kurang berkenan. CMIIW, semoga bermanfaat. Wassalam. Gayuh Nugroho Dwi Putranto (3583) http://gayuh.putranto.net On Wednesday, September 10, 2014 8:05 AM, "yoga suryanegara yoga_suryaneg...@yahoo.com [economicgeology]" wrote: Bang Silaban, Dalam suatu kesempatan semacam seminar, yang waktu itu juga dihadiri oleh Dirjen Minerba (Pak Sukhyar), saya sempat mempertanyakan dasar pemikiran pemerintah dan persiapan pemerintah ketika beberapa kebijakan diberlakukan yang itu berakibat pada hilangnya kesempatan kerja. Dalam pertanyaan yang saya lontarkan, saya menyisipkan suatu contoh kebijakan yang diambil oleh pemerintah australia dalam usaha menanggulangi jobless yang terjadi akibat kondisi industri tambang saat ini. Pak Sukhyar menjawab bahkan sempat menegur saya karena mempertanyakan kembali sesuatu yang sudah menjadi keputusan pemerintah dalam rangka menjalankan undang-undang. Pada waktu itu beliau menyampaikan bahwa yang terpenting adalah bagaimana caranya mencari solusi yang jitu dalam rangka menanggulangi ekses yang terjadi akibat dari bergulirnya peraturan-peraturan tsb. Yang sempat bikin saya penasaran adalah, bahwa pada waktu itu beliau tidak secara gamblang memberikan gambaran seperti apa kebijakan atau strategi yang akan diambil dan dijalankan pemerintah untuk menanggulangi permasalahan saat ini. Pertanyaan yang hampir sama pernah juga dilontarkan panelis lain kepada Hatta Rajasa (selaku menko) dalam sebuah seminar menyangkut masalah ini. Jawaban yang waktu itu cukup reasonable adalah: bahwa efek samping dari suatu keputusan kebijakanj pemerintah tentang suatu hal pasti akan ada efeknya baik positif maupun negatif terhadap pelaku bisnis. Waktu itu beliau berujar bahwa jobless yang mungkin terjadi tidaklah akan semasif yang dibayangkan, karena industri mineral sebagai pihak yang akan menerima efeknya, mempekerjakan karyawan/buruh tidak sebanyak industri coal mining. Menurut saya waktu itu beliau tidak memprediksi dengan detil bahwa pada saat beliau bicara, industri coal mining juga menuju ke arah titik nadir. Sehingga akhirnya saat ini yang terjadi adalah chaos jobless yang terjadi dihampir semua aspek industri pertambangan. Saya sangat setuju dengan beberapa pendapat dari rekan2, bahwa siapapun ketua terpilih selanjuutnya, adalah orang yang akan sangat tidak nyaman, dimana ybs harus berjibaku untuk memimpin organisasi ini dan membuktikan kepada anggotanya bahwa iagi bisa memberikan manfaat lebih dan bisa menjadi sekoci penyelamat buat profesional geos ketika chaos industri tambang terjadi. Ini bukan kampanye lho: Ada benarnya bahwa dalam situasi seperti sekarang ini sebaiknya iagi dinahkodai oleh orang yang benar2 tangguh dan mengerti medan juangnya seperti apa, serta sedapat mungkin juga ada dan terlibat langsung dalam pusaran kisruh dan chaosnya industri tam
Re: [iagi-net] Debat Calon Ketua IAGI
Salam Geologi, Mohon izin ikut berkomentar atas ungkapan pak Yoga berkaitan dengan misi mas Seno yang ingin mewujudkan Rumah IAGI. Seingat saya, keinginan untuk memiliki gedung sekretariat PP IAGI sudah muncul ketika Munas IAGI tahun lalu di Medan. Mungkin saja, dikalangan pengurus PP IAGI, hal ini sudah lama dibicarakan. Bagaimana upaya dan usaha yang dilakukan pengurus, mungkin kebanyakan kita tidak mengetahuinya. Kalau untuk mewujudkan terdapat kendala, kita pun tidak tahu. Menurut saya, inilah pentingnya komunikasi atas program yang direncanakan dan program yang sudah dijalankan, serta program yang belum diwujudkan kepada anggota IAGI. Dengan demikian persoalan yang ditanyakan pak Yoga kepada mas Seno selaku Sekjend IAGI saat ini tidak perlu muncul. Persoalan penting berkaitan dengan keterbukaan atas posisi Aset/Kekayaan organisasi yang sering bermasalah ternyata dialami juga oleh IAGI. Barapa sih deposito IAGI, lalu pos-pos apa saja yang dianggarkan untuk dibiayai, misal untuk pembuatan `Berita IAGI`, berapa sih bantuan dana bagi pengda yang hadir pada PIT dan Munas, dan lainnya. Atas keterbukaan ini, tentu kita semua memahami dan mungkin coba berpartisipasi dan berkontribusi sebagai rasa memiliki organisasi ini. Semoga ini menjadi pembelajaran bagi siapa pun yang kelak terpilih sebagai ketua dan pengurus PP IAGI, dan bagi kita semua. Salam hormat Budhi Kuswan Susilo -NPA 2419 Pengda IAGI Sumsel On Sep 11, 2014 4:51 PM, "S. (Daru) Prihatmoko" wrote: > Mas Yoga dkk IAGI-MGEI….. (ini saya cc ke iaginet, semoga bisa masuk….krn > nampaknya bbrp email saya terdahulu ke milist IAGI tidak bisa tembus entah > kenapa…) > > Saya ingin mengomentari point-point umum-nya saja (krn nampaknya diskusi > ini bermula dari pertanyaan ke pak Seno Aji). Mengenai keanggotaan IAGI, > seperti saya ulas di acara debat tadi malam, adalah faktor terpenting untuk > berdiri dan berjalannya organisasi. Kita semua paham bahwa tanpa anggota yg > peduli, merasa butuh dan mencintai IAGI, pasti akan berat sekali bagi > pengurusnya untuk menjalankan roda organisasi. Jadi program-program yg > direncanakan semestinya diprioritaskan lebih berorientasi kpd kepentingan/ > kemanfaatan bagi anggota. Iuran anggota, berapapun jumlahnya, tidak perlu > dipaksakan menjadi prioritas utama (walaupun sebenarnya hal ini diatur di > dalam ART IAGI). Yang lebih penting saya kira adalah bagaimana pengurus > IAGI membuat program yg hasilnya bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh > anggota, dengan kata lain berikan dulu manfaat nyata kpd anggota baru kita > berhitung ttg iuran anggota. Seperti saya paparkan tadi malam, dari 10 > program utama yg saya tawarkan, 2 diantaranya akan menjadi program > prioritas yaitu (1) sertifikasi ahli geologi sesuai bidangnya – > diprioritaskan untuk bidang yg membutuhkan secara mendesak, spt geoologi > teknik, dan (2) pendidikan geologi dengan mengaktifkan KNPGI (tidak perlu > saya ulang detilnya). Dua program ini, kalau berjalan dengan baik, akan > bisa dirasakan manfaatnya oleh anggota apalagi menghadapi AFTA, MEA dsb… > > Tentang sekretariat: sebuah organisasi memang idealnya memiliki kantor > sendiri (bisa menyewa dan syukur-syukur beli), saya melihat hal ini sudah > ditargetkan oleh kepengurusan pak Rovicky, dan saya kira bukan krn > “tertidur dan harus bangun”, tapi saya lebih menganggap sbg susahnya > mencari dana di stuasi sekarang (IAGI kan organisasi non profit yg tdak > boleh berbisnis) dan perlu waktu tidak sebentar kalau hanya mengandalkan > “sisa dana” dari kegiatan rutin IAGI spt PIT, kursus dsb. Jadi usaha yg > dilakukan oleh pengurus sebelumnya hanya perlu diteruskan dan diakselerasi. > > Tentang meningkatnya jumlah geos yg kehilangan pekerjaan di sektor > pertambangan (ini pernah didiskusikan di milist MGEI), saya kira upaya > menyodorkan fakta dan data yg akurat (bisa melalui survey) ttg jumlah > pengangguran terkini (salah satunya akibat kebijakan yg berdampak buruk kpd > kegiatan industri), kita harapkan akan membuka mata perintah untuk lebih > memikirkannya. Di skala organisasi sendiri banyak usulan untuk membuat > program2 kursus/ training teknis bagi geologist dng biaya “terjangkau” > (sukur-sukur gratis) untuk lebih membekali kawan-kawan yg sedang jobless. > Dan usulan lain adalah dengan membebaskan kawan-kawan tsb dari iuran > keanggotaan, atau keringanan biaya pendaftaran utk mengikuti PIT/ > konferensi tahunan agar kawan-kawan ini dpt tetap membuka networking dng > dunia kerja. > > Salam, > Daru > > From: Mailist MGEI > Reply-To: Mailist MGEI > Date: Thursday, September 11, 2014 at 2:27 PM > To: Mailist MGEI > Subject: Re: [economicgeology] Debat Calon Ketua IAGI, SENO AJI CALON > TERMUDA DENGAN MISI YANG PALING TERUKUR > > > > Setuju sekali dengan yang diutarakan oleh Bang Ben, tapi saya justru > mempunyai catatakan khusus tentang hal yang terukur tersebut > > Logikanya begini: > > Dalam struktur organisasi apapun namanya, jabatan sekjen adalah jabatan > yang sangat mengetahui
[iagi-net] Debat Calon Ketua IAGI
Mas Yoga dkk IAGI-MGEI.. (ini saya cc ke iaginet, semoga bisa masuk.krn nampaknya bbrp email saya terdahulu ke milist IAGI tidak bisa tembus entah kenapa) Saya ingin mengomentari point-point umum-nya saja (krn nampaknya diskusi ini bermula dari pertanyaan ke pak Seno Aji). Mengenai keanggotaan IAGI, seperti saya ulas di acara debat tadi malam, adalah faktor terpenting untuk berdiri dan berjalannya organisasi. Kita semua paham bahwa tanpa anggota yg peduli, merasa butuh dan mencintai IAGI, pasti akan berat sekali bagi pengurusnya untuk menjalankan roda organisasi. Jadi program-program yg direncanakan semestinya diprioritaskan lebih berorientasi kpd kepentingan/ kemanfaatan bagi anggota. Iuran anggota, berapapun jumlahnya, tidak perlu dipaksakan menjadi prioritas utama (walaupun sebenarnya hal ini diatur di dalam ART IAGI). Yang lebih penting saya kira adalah bagaimana pengurus IAGI membuat program yg hasilnya bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh anggota, dengan kata lain berikan dulu manfaat nyata kpd anggota baru kita berhitung ttg iuran anggota. Seperti saya paparkan tadi malam, dari 10 program utama yg saya tawarkan, 2 diantaranya akan menjadi program prioritas yaitu (1) sertifikasi ahli geologi sesuai bidangnya diprioritaskan untuk bidang yg membutuhkan secara mendesak, spt geoologi teknik, dan (2) pendidikan geologi dengan mengaktifkan KNPGI (tidak perlu saya ulang detilnya). Dua program ini, kalau berjalan dengan baik, akan bisa dirasakan manfaatnya oleh anggota apalagi menghadapi AFTA, MEA dsb Tentang sekretariat: sebuah organisasi memang idealnya memiliki kantor sendiri (bisa menyewa dan syukur-syukur beli), saya melihat hal ini sudah ditargetkan oleh kepengurusan pak Rovicky, dan saya kira bukan krn ³tertidur dan harus bangun², tapi saya lebih menganggap sbg susahnya mencari dana di stuasi sekarang (IAGI kan organisasi non profit yg tdak boleh berbisnis) dan perlu waktu tidak sebentar kalau hanya mengandalkan ³sisa dana² dari kegiatan rutin IAGI spt PIT, kursus dsb. Jadi usaha yg dilakukan oleh pengurus sebelumnya hanya perlu diteruskan dan diakselerasi. Tentang meningkatnya jumlah geos yg kehilangan pekerjaan di sektor pertambangan (ini pernah didiskusikan di milist MGEI), saya kira upaya menyodorkan fakta dan data yg akurat (bisa melalui survey) ttg jumlah pengangguran terkini (salah satunya akibat kebijakan yg berdampak buruk kpd kegiatan industri), kita harapkan akan membuka mata perintah untuk lebih memikirkannya. Di skala organisasi sendiri banyak usulan untuk membuat program2 kursus/ training teknis bagi geologist dng biaya ³terjangkau² (sukur-sukur gratis) untuk lebih membekali kawan-kawan yg sedang jobless. Dan usulan lain adalah dengan membebaskan kawan-kawan tsb dari iuran keanggotaan, atau keringanan biaya pendaftaran utk mengikuti PIT/ konferensi tahunan agar kawan-kawan ini dpt tetap membuka networking dng dunia kerja. Salam, Daru From: Mailist MGEI Reply-To: Mailist MGEI Date: Thursday, September 11, 2014 at 2:27 PM To: Mailist MGEI Subject: Re: [economicgeology] Debat Calon Ketua IAGI, SENO AJI CALON TERMUDA DENGAN MISI YANG PALING TERUKUR Setuju sekali dengan yang diutarakan oleh Bang Ben, tapi saya justru mempunyai catatakan khusus tentang hal yang terukur tersebut Logikanya begini: Dalam struktur organisasi apapun namanya, jabatan sekjen adalah jabatan yang sangat mengetahui seperti apa kebutuhan organisasi dalam hal sarana dan prasarananya organisasi dan juga seperti apa kondisi ke-anggota-an organisasi tersebut. Pertanyaannya menjadi seperti ini, apa sebenarnya yang sudah Mas Seno lakukan selama beliau menjabat sebagai sekjen di kepengurusan terdahulu, sehingga yang namanya pengadaan gedung IAGI baru kepikiran hari ini, itu pun setelah diminta pindah oleh pihak ESDM? Jika memang organisasi ini mempunyai dana cash sebesar 1M lebih, apakah tidak terpikirkan untuk menyewa atau yg lainnya? Sayang tadi malam kang Yosi tidak berani mem-forward pertanyaan untuk semua kandidat yang saya sampaikan lewat catatan, saya meminta kang yosi sebagai moderator untuk bertanya ke semua kandidat, apakah ke-empat kandidat bersedia menandatangani satu fakta integritas sebagai janji bahwa ada program jangka pendek untuk bisa mewujudkan gedung IAGI (misalnya program 100 hari). Kenapa saya meminta seperti ini, karena bisa kita bayangkan, IAGI adalah organisasi profesi yang didalamnya berkumpul ahli2 geologi Indonesia, suatu profesi kelas menengah dengan remunerasi juga yang kelas menengah. Juga sebagian besar para anggota dan pengurusnya adalah rekan2 yang bekerja di industri "migas" (industri paling nyaman di negara kita), ditambah lagi organisasi ini sudah berdiri selama 60 tahun? Tragisnya sampai ke akhir-nya kita diminta pindah (halusnya dari diusir) oleh ESDM, kita sama sekali tidak mempunyai gedung sekretariat? tragis? Kemudian ketika berbicara masalah keanggotaan, walaupun indikator pencapaiannya adalah 1000 orang member yang membayar dibanding
[iagi-net] Fw: DPT Akhir Pemilu IAGI 2014
Yth. Calon Ketua Umum IAGI dan Seluruh Anggota IAGI, Berikut kami sampaikan beberapa hal terkait DPT Pemilu IAGI 2014 yaitu: DPT Tambahan 1. DPT Tambahan telah kami tutup pada tanggal 10 September 2014. 2. DPT Tambahan berjumlah 28 Anggota (daftar terlampir) DPT Akhir 1. Jumlah keseluruhan DPT Akhir 1686 Anggota 2. Jumlah yang telah melakukan Pemilihan Melalui E-Mail tercatat 86 Anggota (daftar terlampir) status hingga tanggal 11 September 2014. Demikian informasi DPT Akhir Pemilu IAGI 2014 yang akan digunakan sebagai Acuan Proses Verifikasi dan Penghitungan Suara pada tanggal 17-18 September 2014. Salam, Danu Widhisiadji (Panitia Pemilu IAGI 2014) Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. DPT PEMILU IAGI 2014-Tambahan.pdf Description: DPT PEMILU IAGI 2014-Tambahan.pdf DPT PEMILU IAGI 2014-Pemilih (11-09-14).pdf Description: DPT PEMILU IAGI 2014-Pemilih (11-09-14).pdf
[iagi-net] Laporan Pandangan Mata (versi Seno Aji)
MANTAB sekali pakdhe Benyamin, Laporan Pandangan Mata yang mengulas secara cukup LENGKAP dan runut waktu. Meskipun ber-intonasi "Kampanye" ijinkan saya mengganti judul email sebagai pelengkap email "Laporan Debat Capres IAGI 2014" sebelumnya. Salam, Danu Widhisiadji (belum merdeka) On Thu, 9/11/14, Benyamin Sembiring wrote: Subject: [iagi-net] Fwd: Debat Calon Ketua IAGI, SENO AJI CALON TERMUDA DENGAN MISI YANG PALING TERUKUR To: "iagi-net@iagi.or.id" Date: Thursday, September 11, 2014, 1:28 PM I n i k a m p a n y e ! Debat Calon Ketua IAGI, SENO AJI CALON TERMUDA DENGAN MISI YANG PALING TERUKUR Ritz Carlton 10-9-2014. Debat Calon Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia yang dihadiri oleh keempat kandidat ketua Aris Setiawan, Seno Aji, Shinta Damayanti dan Sukmandaru Prihatmoko, telah diselenggarakan dengan penuh rasa kebersamaan di salah satu ball room hotel dibilangan Mega Kuningan, Ritz Carlton pada pukul 16-20 malam. Acara debat ini merupakan bagian dari rangakian kegiatan pelaksanaan Pemilu Ketua IAGI untuk periode 2014-2017 dimana yang pertama akan dilaksanakan hari ini pada tanggal 10 September 2014 dan yang kedua kalinya pada saat diselenggarakannya PIT IAGI 2014 di Luwansa Hotel Jakarta. Debat kali ini dimulai dengan sebuah presentasi yang sangat menarik dari senior kita HL Ong tentang masalah energi di Indoensia. Tak kurang dari 100 peserta memenuhi ball room Ritz Carlton Hotel yang merupakan anggota IAGI yang bekerja baik itu di industri pertambangan, perminyakan, dosen, pegawai pemerintah dll. Bukan hanya dari berbagai latar belakang profesi namun dari segi usia, senioritas pun terwakili. Kita sebut saja dari senior kita Bp Sumardiman DW, senior yang selama ini konsisten perhatiannya untuk IAGI, menyempatkan hadir di tengah tengah kesibukannya, bahkan mantan ketua IAGI periode 2000-2005, yang saat ini sibuk di Dewan Energi Nasional (DEN) Bp Andang Bachtiar pun tidak mau ketinggalan hadir, bukan hanya mendengar tapi mereka ini juga turut berpartisipasi dalam hal memberikan pertanyaan yang bertujuan untuk menajamkan visi misi yang kelak akan dibawa apabila mendapatkan amanah untuk menjadi ketua IAGI periode 2004-2007. Debat kali ini lebih membahas visi dan misi para calon ketua umum, memberikan gambaran kepada anggota tentang apa-apa yang akan dilakukan kelak salah satu dari mereka akan terpilih. Namun menurut Seno Aji, calon Ketua no 2 ini, debat ini bukan merupakan debat secara berhadap hadapan sebagaimana debat pada umumnya, namun lebih ke arah mengemukakan ide-ide dan capaian-capaian yang akan diaraih kelak. Sebagai Sekjen IAGI saat ini memang nampak bawah alumnus negeri Kangguru ini lebih mengusai informasi tentang IAGI. Acara dipandu dengan cantik oleh Yosi Hirosiadi yang kita kenal aktivitas nya di organisasi profesi ilmu kebumian baik IAGI maupun HAGI. Yosi, meberi kesempatan kepada semua kandidat untuk memaparkan visi, misi dan program-program kerja masing-masing kandidat selamat 15 menit yang dimulai dari nomer urut pencalonan. Aris Setiawan sebagai kandidat no 1 memulai mempresentasikan visi dan misinya, sambil tetap duduk dikursi beliau memaparkan visi dan misinya, Aris mengusung tag line memberdayakan geologi Indonesia. Setelah itu diberikan kesempatan untuk no urut 2 guna memaparkan visi dan misinya. Lain dengan Aris yang sambil duduk memberikan penjelasan, Seno Aji, calon termuda ini, dengan tag line menuju IAGI yang bermartabat dan hebat sigap menyambar mikropon sambil berdiri di depan audiens, suara yang tegas dan jelas terdengar menggambarkan kesiapan beliau untuk menjadi IAGI 1. Satu hal tentang misi Seno Aji yang tidak dimiliki oleh ketiga kandidat, bahkan misi ini bisa dikatakan adalah misi yang paling terukur adalah tetang keinginanya untuk menghadirkan sebuah sekretariat yang permanen, (gedung milik sendiri, red) yang bisa menjadi RUMAH GEOLOGI, rumah kita bersama untuk berkumpul, berdiskusi bahkan hanya untuk sekedar kongko-kongko. Sebuah program yang sangat dinanti nantikan oleh setiap insan geologi di Indonesia dan pantas untuk didukung. Pemaparan semakin hangat, namun karena sudah memasuki waktu sholat magrib, moderator menghentikan acara ini sementara untuk memberikan kesempatan kepada anggota yang ingin menunaikan ibadah. Presentasi dilanjutkan untuk kandidat no urut 3, Shinta Damayanti, yang merupakan satu satunya calon wanita dari keempat calon yang ada memberikan pemaparan dengan sangat ciamik. Mungkin waktunya IAGI butuh sentuhan seorang wanita, dunia lapangan yang keras perlu ada sentuhan tangan tangan lembut seperti ibu kita yang cantik ini. Dengan tag line IAGI bagi negeri, berkarya mendunia Shinta panggilan akrabnya memberikan pemaparan yang meyakinkan dengan suasana kelembutan seorang wanita.
[iagi-net] Fw: Laporan Debat Capres IAGI 2014
Yth. Anggota IAGI, Debat Capres IAGI 2014 Putaran Pertama telah dilaksanakan sesuai rencana yaitu: Tanggal : 10 September 2014 Tempat : Mutiara Ballroom, The Ritz Carlton – Mega Kuningan Jakarta Pukul : 16.30 – 20:30 Kami bermaksud melaporkan kegitan Debat tersebut yaitu: 1. Ucapan terima kasih kepada Team The Jakarta Scout Check Forum: Atas kerjasamanya dan ijin penggunaan Ruangan Multiara Ballroom sehingga IAGI praktis tidak mengeluarkan biaya yang signifikan. 2. Kehadiran Anggota IAGI: Kurang lebih 60-an orang atau setidaknya sebanyak 58 tanda-tangan Anggota pada daftar hadir, melebihi perkiraan alokasi 55 orang. Rangkaian Acara Debat: 1. Pemaparan Bapak Ong Han Ling dengan tema “Integritas Data Mineral Merupakan Tanggung Jawab Anggota IAGI” dimoderatori oleh Bapak Arif Gunawan 2. Debat Capres dimoderatori oleh Bapak Yosi Hirosiadi 3. Pemaparan Visi Misi Bapak Aris Setiawan, Bapak Seno Aji, Ibu Shinta Damayanti dan Bapak Sukmandaru Prihatmoko. 4. Sesi Tanya Jawab dan Penajaman Visi Misi Debat dilaksanakan cukup meriah dengan konsep “Round Table” hingga 55 kursi yang telah disiapkan Panitia tidak cukup menampung antusias Anggota yang hadir antara lain Pak Rovicky, Pak Andang, Pak Noor, Pak Sumardiman, Pak Nanang A Manaf, Pak Hari, Pak Johnson, Pak Tito, Pak Yudie, Ibu Rosalyn, Pak Arif Budiman, Pak Resha, Pak STJ Budisantoso, Pak Fajar, Pak Benyamin, Pak Ramson, Pak M. Syaiful, Pak Yoga, Pak Andiyono dll yang tidak bisa disebutkan satu-per-satu. Acara diawali oleh pak Ong dengan presentasi yang cukup hangat dan terasa memberi sebuah wawasan baru mengenai data dan fakta dengan titik tekan: 1. Kebijakan gas LNG 2. Kebijakan Batubara 3. Kebijakan Energi Alternatif dan Terbarukan Dilanjutkan Istirahat serta menikmati “Coffee Break” berupa coffee, tea dan kue-kue serta racikan Kopi Cappuccino langsung dari bartender Hotel Ritz Carton. Dihidangkan “Light Dinner” berupa Nasi Goreng lengkap Ayam Paha. Acara Debat dilanjutkan termasuk sesi Penajaman Visi Misi Tanya Jawab 4-Sesi, dan rasanya kurang cukup waktu untuk memaparkan seluruh Ide-Ide para Calon. Karena Waktu Telah menunjuk Pukul 20.30, Acara terpaksa dihentikan dan beberapa pertanyaan harus ditunda untuk dilanjutkan dalam sesi Tanya Jawab melalui Milis IAGINet. KESIMPULAN - Pemaparan Pak Ong memberikan wawasan yang lebih luas bagi para Calon khususnya terhadap Data-Data, dan IAGI harus berkontribusi aktif dalam menilai Data&Fakta yang Benar sehingga dapat memberikan masukan kepada pengambil kebijakan secara Akurat. - Seluruh Calon Ketua IAGI berkomitmen Memajukan IAGI. - Seluruh Calon LAYAK dan PANTAS menduduki Jabatan Ketua IAGI periode 2014-2017. SELAMAT MENETAPKAN PILIHAN! Salam, Danu Widhisiadji (Panitia Pemilu IAGI 2014) Catatan: Link Youtube sedang dalam proses Upload dengan menggunakan ID Youtube: http://www.youtube.com/watch?v=24GGopYTHfA&feature=youtu.be Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.