Re: [iagi-net] Bongkar

2014-09-16 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Mang Okim ysh,Berita itu bocor sebelum artefak sampai ke tangan Pak Ali Akbar. Sekarang sedang dipelajari.   Tentu tadi ketika kunjungan Mendikbud, Wagub, Wabut, artefak itu diperlihatkan dan diuraikan analisa awalnya oleh Pak Ali karena ini salah satu temuan sangat penting. Tadi banyak sekali wartawan yang ingin memotret tentunya, tapi kami tidak perkenankan supaya interpretasi dan spekulasinya menjadi tambah liar. Terimakasih atas pengingatannya. Kami sepaham.Salam,DHN  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: SujatmikoSent: Rabu, 17 September 2014 09:00To: iagi-net@iagi.or.idReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net] BongkarYth Pak Danny,Hatur rebu nuhun atas tanggapannya yang tidak "meliuk-liuk" ( cukup bijak dan sangat berbeda dengan tanggapan Pak Andi Arif yang dengan bumbu bumbu kasar dan pedas, langsung mensomasi mang Okim --- Alhamdulilah, kali ini tidak lewat Ketum IAGI).Sehubungan dengan temuan coin logam, mang Okim menyarankan agar eksposenya tidak berlebihan. Masalahnya, coin tersebut dan juga temuan artekfaktual lainnya (gerabah etc) ditemukan di level yang menurut TTRM , hasil datingnya 13.000 -23.000 tahun. Apakah hal tersebut tidak dikaji dulu oleh  Dr. Ali Akbar --- sebelum disampaikan ke Pak Menteri dan Pres. SBY? Ini sekedar himbauan dari seorang mang Okim lho, bisa dipertimbangkan, bisa juga tidak --- ta' iya !!!Wassalam,Mang OkimTerkirim dari tablet Samsung Danny Hilman Natawidjaja  menulis:Yth Mang Okim,Terimakasih atas tanggapan dan uraiannya yang meliuk-liuk.Alhamdulillah dengan istiqomah dan kerja keras penelitian berjalan baik dan hasilnya cukup sesuai dgn yg diharapkan. Tadi Pak Direktur Purbakala juga Ketua Timnas berkunjung ke GP. Beliau sangat senang dan antusias dengan proses dan hasil2 yang sudah dicapai. Beliau sepenuhnya paham dan setuju dengan penggalian yg sudah dilakukan, tidak ada yg merusak atau menyalahi aturan, bahkan beliau bilang metoda integratif geologi-geofisika-arkeologi di GP patut dijadikan pioneer untuk dikembangkan lebih lanjut di Indonesia.Besok rencananya Bpk Mendikbud dan rombongan akan berkunjung juga ke GP.Wass,DHN  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: SujatmikoSent: Senin, 15 September 2014 11:57To: iagi-net@iagi.or.idReply To: iagi-net@iagi.or.idCc: MGEISubject: RE: [iagi-net] Bongkar












Yth
Pak Danny-Pak Ali Akbar,

 

Setelah mengikuti perkembangan penelitian TIMNAS
Gunung Padang sejak beberapa hari terakhir ini, mang Okim hanya bisa mendo’akan
, semoga yang dicari sejak 3 tahun terakhir ini ketemu, yaitu adanya chamber
atau ruang kosong yang ditengarai ada “brankasnya”, bidang
pemangkasan (batas budaya ?), pintu gerbang 18 meteran, pasir ayakan peredam
gempa, semen canggih mengandung 45 % mineral besi ( semen tercanggih di abad
modern mengandung kurang dari 6 % kadar besi ), industri metalurgi canggih, dan
kemungkinan adanya reaktor listrik hidro di level 4 ( 13.000 – 23.000
tahun yang lalu !!! ).

 

Sekedar informasi, di front page koran Pikiran
Rakyat pagi ini  diumumkan tentang adanya temuan artefak aneh dari batuan
andesit-basalt yang seluruh permukaannya masih terbungkus kulit pelapukan . Pak
Andi Arif dengan bangga memberikan komentar  bahwa artefak tersebut dibuat
dengan menggunakan teknologi tinggi, mengandung serat kawat dari besi
memanjang, memiliki anomaly magnetic tinggi, memiliki hanya satu kutub magnet,
porositas permukaan konsisten, dan mirip senjata kujang. Mang Okim sangat prihatin
atas statemen tersebut karena di batuan yang dianggap artefak ternyata tidak
terlihat adanya bekas bidang pemangkasan alias utuh , sehingga interpretasinya
lebih ke batuan murni sebagai sisa pelapukan. Sekedar catatan, batuan dengan bentuk
yang lebih kurang sama banyak ditemukan di kawasan karst Citatah, dan itu
adalah murni hasil pelapukan alamiah .

 

Mang Okim juga sangat prihatin melihat
foto-foto kegiatan ekskavasi yang melibatkan personel militer dan membongkar
tebing curam .  Mang Okim kurang setuju bahwa secara teknis  dan
prinsip , trenc

Re: [iagi-net] Test

2014-09-16 Terurut Topik nyoto - ke-el
Mbak Parvita, testing nya ok, bisa diterima dg bagus...it should'n be any
problem receiving any email from IAGI-NET...



2014-09-17 11:46 GMT+08:00 Parvita Siregar :

>  Maaf, test, saya sudah tidak terima email dari iagi-net sejak April.
>


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.


Re: [iagi-net] Bongkar

2014-09-16 Terurut Topik Bandono Salim
Somasi itu apa Mang?
Maap kurang paham masalah hukum; apa ada kaitannya dgn perdata?
Hati hati dijalan ya .
Pada 17 Sep 2014 09:01, "Sujatmiko"  menulis:

> Yth Pak Danny,
>
> Hatur rebu nuhun atas tanggapannya yang tidak "meliuk-liuk" ( cukup bijak
> dan sangat berbeda dengan tanggapan Pak Andi Arif yang dengan bumbu bumbu
> kasar dan pedas, langsung mensomasi mang Okim --- Alhamdulilah, kali ini
> tidak lewat Ketum IAGI).
>
> Sehubungan dengan temuan coin logam, mang Okim menyarankan agar eksposenya
> tidak berlebihan. Masalahnya, coin tersebut dan juga temuan artekfaktual
> lainnya (gerabah etc) ditemukan di level yang menurut TTRM , hasil
> datingnya 13.000 -23.000 tahun. Apakah hal tersebut tidak dikaji dulu oleh
>  Dr. Ali Akbar --- sebelum disampaikan ke Pak Menteri dan Pres. SBY? Ini
> sekedar himbauan dari seorang mang Okim lho, bisa dipertimbangkan, bisa
> juga tidak --- ta' iya !!!
>
>
> Wassalam,
>
> Mang Okim
>
>
>
> Terkirim dari tablet Samsung
>
> Danny Hilman Natawidjaja  menulis:
> Yth Mang Okim,
> Terimakasih atas tanggapan dan uraiannya yang meliuk-liuk.
> Alhamdulillah dengan istiqomah dan kerja keras penelitian berjalan baik
> dan hasilnya cukup sesuai dgn yg diharapkan. Tadi Pak Direktur Purbakala
> juga Ketua Timnas berkunjung ke GP. Beliau sangat senang dan antusias
> dengan proses dan hasil2 yang sudah dicapai. Beliau sepenuhnya paham dan
> setuju dengan penggalian yg sudah dilakukan, tidak ada yg merusak atau
> menyalahi aturan, bahkan beliau bilang metoda integratif
> geologi-geofisika-arkeologi di GP patut dijadikan pioneer untuk
> dikembangkan lebih lanjut di Indonesia.
> Besok rencananya Bpk Mendikbud dan rombongan akan berkunjung juga ke GP.
>
> Wass,
> DHN
>
> Sent from my BlackBerry 10 smartphone.
>   *From: *Sujatmiko
> *Sent: *Senin, 15 September 2014 11:57
> *To: *iagi-net@iagi.or.id
> *Reply To: *iagi-net@iagi.or.id
> *Cc: *MGEI
> *Subject: *RE: [iagi-net] Bongkar
>
>  Yth Pak Danny-Pak Ali Akbar,
>
>
>
> Setelah mengikuti perkembangan penelitian TIMNAS Gunung Padang sejak
> beberapa hari terakhir ini, mang Okim hanya bisa mendo’akan , semoga yang
> dicari sejak 3 tahun terakhir ini ketemu, yaitu adanya chamber atau ruang
> kosong yang ditengarai ada “brankasnya”, bidang pemangkasan (batas budaya
> ?), pintu gerbang 18 meteran, pasir ayakan peredam gempa, semen canggih
> mengandung 45 % mineral besi ( semen tercanggih di abad modern mengandung
> kurang dari 6 % kadar besi ), industri metalurgi canggih, dan kemungkinan
> adanya reaktor listrik hidro di level 4 ( 13.000 – 23.000 tahun yang lalu
> !!! ).
>
>
>
> Sekedar informasi, di front page koran Pikiran Rakyat pagi ini  diumumkan
> tentang adanya temuan artefak aneh dari batuan andesit-basalt yang seluruh
> permukaannya masih terbungkus kulit pelapukan . Pak Andi Arif dengan bangga
> memberikan komentar  bahwa artefak tersebut dibuat dengan menggunakan
> teknologi tinggi, mengandung serat kawat dari besi memanjang, memiliki
> anomaly magnetic tinggi, memiliki hanya satu kutub magnet, porositas
> permukaan konsisten, dan mirip senjata kujang. Mang Okim sangat prihatin
> atas statemen tersebut karena di batuan yang dianggap artefak ternyata
> tidak terlihat adanya bekas bidang pemangkasan alias utuh , sehingga
> interpretasinya lebih ke batuan murni sebagai sisa pelapukan. Sekedar
> catatan, batuan dengan bentuk yang lebih kurang sama banyak ditemukan di
> kawasan karst Citatah, dan itu adalah murni hasil pelapukan alamiah .
>
>
>
> Mang Okim juga sangat prihatin melihat foto-foto kegiatan ekskavasi yang
> melibatkan personel militer dan membongkar tebing curam .  Mang Okim kurang
> setuju bahwa secara teknis  dan prinsip , trenching geologi  tidak ada
> bedanya dengan trenching arkeologi. Bocoran berita berikut dari arkeolog
> yang menyaksikan kegiatan di Gunung Padang semoga dapat menjadi
> pertimbangan : “ *Saya sangat sedih melihat perkembangan kegiatan
> penelitian di Situs Gunung Padang hari ini. Kotak ekskavasi dibuka di
> sembarang tempat, tidak mengacu pada kegiatan  penelitian yang sudah
> dilakukan sebelumnya. Beberapa kotak dibuka di lahan yang sangat rawan akan
> longsor.  Begitu juga dengan  hak publik yang datang berkunjung ke situs
> yang telah terampas. Sebagian besar situs ditutup dengan terpal setinggi 2
> meteran. Mau apa  mereka sebenarnya di situs yang kita banggakan ini ???*
>
>
>
> Sebagai insan kebumian ( walau telah dicap sebagai “ geolog gaek “ dan
> “penjahat intelektual”) ,  mang Okim secara konsisten terus mengikuti
> perkembangan penelitian “ piramida “ di G. Lalakon, G. Sadahurip, dan G.
> Padang. Dari hasil pemindaian geolistrik, georadar, dsbnya oleh TTRM,
> hipotesisnya ternyata sama bahwa di perut ketiga gunung tersebut terdapat
>  bidang pemangkasan, ruang kosong, dan bangunan budaya lainnya. Pertanyaan
> mang Okim sangat sederhana : *“Mengapa yang dipilih justru Situs Gunung
> Padang yang telah diakui merupakan Situs Megalitik Punden Berundak terbesar
> di kawasan Asia Tenggara “, d

[iagi-net] Test

2014-09-16 Terurut Topik Parvita Siregar
Maaf, test, saya sudah tidak terima email dari iagi-net sejak April.


Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI

2014-09-16 Terurut Topik Gatot M Soedradjat
Setuju mas Dandy, masalah bukan hanya di tambang rakyat saja, saya yg
bekerja di bidang kebencanaan juga terjadi masalah yg  serupa, masyarakat
di kawasan rawan bencana (gn api, tanah longsor, banjir) contohnya selalu
saja sulit utk di arahkan. Sudah berada di kawasan rawan bencana merusak
lingkungan pula. Berlindung diatas status lingkungan memang paling nyaman,
regulasi sdh banyak, yg sulit adalah implementasi dan monitoring
pengawasan. Gatot MS


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.


Re: [iagi-net] Bongkar

2014-09-16 Terurut Topik Sujatmiko
Yth Pak Danny,

Hatur rebu nuhun atas tanggapannya yang tidak "meliuk-liuk" ( cukup bijak dan 
sangat berbeda dengan tanggapan Pak Andi Arif yang dengan bumbu bumbu kasar dan 
pedas, langsung mensomasi mang Okim --- Alhamdulilah, kali ini tidak lewat 
Ketum IAGI).

Sehubungan dengan temuan coin logam, mang Okim menyarankan agar eksposenya 
tidak berlebihan. Masalahnya, coin tersebut dan juga temuan artekfaktual 
lainnya (gerabah etc) ditemukan di level yang menurut TTRM , hasil datingnya 
13.000 -23.000 tahun. Apakah hal tersebut tidak dikaji dulu oleh  Dr. Ali Akbar 
--- sebelum disampaikan ke Pak Menteri dan Pres. SBY? Ini sekedar himbauan dari 
seorang mang Okim lho, bisa dipertimbangkan, bisa juga tidak --- ta' iya !!!


Wassalam,

Mang Okim



Terkirim dari tablet SamsungDanny Hilman Natawidjaja  
menulis:Yth Mang Okim,
Terimakasih atas tanggapan dan uraiannya yang meliuk-liuk.
Alhamdulillah dengan istiqomah dan kerja keras penelitian berjalan baik dan 
hasilnya cukup sesuai dgn yg diharapkan. Tadi Pak Direktur Purbakala juga Ketua 
Timnas berkunjung ke GP. Beliau sangat senang dan antusias dengan proses dan 
hasil2 yang sudah dicapai. Beliau sepenuhnya paham dan setuju dengan penggalian 
yg sudah dilakukan, tidak ada yg merusak atau menyalahi aturan, bahkan beliau 
bilang metoda integratif geologi-geofisika-arkeologi di GP patut dijadikan 
pioneer untuk dikembangkan lebih lanjut di Indonesia.
Besok rencananya Bpk Mendikbud dan rombongan akan berkunjung juga ke GP.

Wass,
DHN

Sent from my BlackBerry 10 smartphone.
From: Sujatmiko
Sent: Senin, 15 September 2014 11:57
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI
Subject: RE: [iagi-net] Bongkar

Yth Pak Danny-Pak Ali Akbar,
 
Setelah mengikuti perkembangan penelitian TIMNAS Gunung Padang sejak beberapa 
hari terakhir ini, mang Okim hanya bisa mendo’akan , semoga yang dicari sejak 3 
tahun terakhir ini ketemu, yaitu adanya chamber atau ruang kosong yang 
ditengarai ada “brankasnya”, bidang pemangkasan (batas budaya ?), pintu gerbang 
18 meteran, pasir ayakan peredam gempa, semen canggih mengandung 45 % mineral 
besi ( semen tercanggih di abad modern mengandung kurang dari 6 % kadar besi ), 
industri metalurgi canggih, dan kemungkinan adanya reaktor listrik hidro di 
level 4 ( 13.000 – 23.000 tahun yang lalu !!! ).
 
Sekedar informasi, di front page koran Pikiran Rakyat pagi ini  diumumkan 
tentang adanya temuan artefak aneh dari batuan andesit-basalt yang seluruh 
permukaannya masih terbungkus kulit pelapukan . Pak Andi Arif dengan bangga 
memberikan komentar  bahwa artefak tersebut dibuat dengan menggunakan teknologi 
tinggi, mengandung serat kawat dari besi memanjang, memiliki anomaly magnetic 
tinggi, memiliki hanya satu kutub magnet, porositas permukaan konsisten, dan 
mirip senjata kujang. Mang Okim sangat prihatin atas statemen tersebut karena 
di batuan yang dianggap artefak ternyata tidak terlihat adanya bekas bidang 
pemangkasan alias utuh , sehingga interpretasinya lebih ke batuan murni sebagai 
sisa pelapukan. Sekedar catatan, batuan dengan bentuk yang lebih kurang sama 
banyak ditemukan di kawasan karst Citatah, dan itu adalah murni hasil pelapukan 
alamiah .
 
Mang Okim juga sangat prihatin melihat foto-foto kegiatan ekskavasi yang 
melibatkan personel militer dan membongkar tebing curam .  Mang Okim kurang 
setuju bahwa secara teknis  dan prinsip , trenching geologi  tidak ada bedanya 
dengan trenching arkeologi. Bocoran berita berikut dari arkeolog yang 
menyaksikan kegiatan di Gunung Padang semoga dapat menjadi pertimbangan : “ 
Saya sangat sedih melihat perkembangan kegiatan penelitian di Situs Gunung 
Padang hari ini. Kotak ekskavasi dibuka di sembarang tempat, tidak mengacu pada 
kegiatan  penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Beberapa kotak dibuka di 
lahan yang sangat rawan akan longsor.  Begitu juga dengan  hak publik yang 
datang berkunjung ke situs yang telah terampas. Sebagian besar situs ditutup 
dengan terpal setinggi 2 meteran. Mau apa  mereka sebenarnya di situs yang kita 
banggakan ini ???
 
Sebagai insan kebumian ( walau telah dicap sebagai “ geolog gaek “ dan 
“penjahat intelektual”) ,  mang Okim secara konsisten terus mengikuti 
perkembangan penelitian “ piramida “ di G. Lalakon, G. Sadahurip, dan G. 
Padang. Dari hasil pemindaian geolistrik, georadar, dsbnya oleh TTRM, 
hipotesisnya ternyata sama bahwa di perut ketiga gunung tersebut terdapat  
bidang pemangkasan, ruang kosong, dan bangunan budaya lainnya. Pertanyaan mang 
Okim sangat sederhana : “Mengapa yang dipilih justru Situs Gunung Padang yang 
telah diakui merupakan Situs Megalitik Punden Berundak terbesar di kawasan Asia 
Tenggara “, dan bukan Gunung Lalakon atau Gunung Sadahurip? Mang Okim sungguh 
miris mendengar komentar beberapa anggota militer yang membantu penggalian --- 
bahwa kegiatan ekskavasi tersebut tak ubahnya dengan “ penggalian illegal “.
 
Mang Okim mohon beribu maaf kepada Pak Danny – Pak Ali Akbar dan seluruh 
anggota tim

Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI

2014-09-16 Terurut Topik Bandono Salim
Ajarin rakyat yang menambang dengan teknologi/teknik yang benar.
Mereka kan ahli menambang tapi bukan ahli lingkungan.
Mohoon para ahli geologi lingkungan maupun ahli tambang mengajari mereka.
Kasih contoh dan bukti nyatanya.
Kalo hanya wacana yaa percuma. Kita sesama rakyat yanf bergerak di mineral
harusnya saling bantu;  bukan selalu menyalahkan mereka yang kurang tau.
Bakti .untuk negeri
Salam sejahtera; bdn.
Pada 16 Sep 2014 09:55, "MINARWAN"  menulis:

> Pak Koesoema yth.,
>
> Betul sekali Pak, saya sependapat dengan posisi Bapak, tambang rakyat ini
> memang tidak mungkin ditutup jika kita memikirkan banyak rakyat kecil di
> sekitar area pertambangan ini yang menggantungkan hidup mereka dari hasil
> "mengais tanah".
>
> Saya pikir memang perlu ada "konsultan ahli" entah dari departemen ESDM
> atau pihak terkait lain yang dilibatkan (IAGI bisa masuk/lobby
> pemerintah??) untuk mendidik pelaku tambang rakyat ini agar mereka dapat
> menjalankan prosedur ekstraksi mineral dengan benar (tentunya dengan
> menggunakan alat yang sederhana). Mungkin di sini ada peluang untuk
> melibatkan ahli geologi minerba juga, pada saat lowongan kerja di bidang
> ini konon sedang lesu (berdasarkan informasi yang sekilas saya tangkap di
> milis).
>
> Saya melihat, dari urusan tambang rakyat ini sebenarnya ada peluang bagi
> IAGI untuk melakukan sesuatu bagi anggotanya yang sedang membutuhkan
> peluang kerja dan sekaligus membantu pemerintah dan rakyat kecil.
> Mudah-mudahan nanti Ketua dan pengurus IAGI yang baru akan dapat memainkan
> peran ini, sehingga manfaat IAGI tak hanya dirasakan oleh anggotanya tapi
> juga masyarakat.
>
> Salam
> Minarwan
>
> PS: rasa-rasanya ini pas dengan jargon IAGI lebih MEMBUMI
> 2014-09-15 17:29 GMT+07:00 :
>
>> Pertambangan rakyat tdk mungkin ditutup karena menyangkut hajat orang
>> banyak, terutama orang kecil. Yang diperlukan adalah diakukan
>> pembinaan/penyuluhan secara massive dan massal oleh tenaga-tenaga ahli dari
>> Kementrian ESDM yg diback-up penuh oleh penegak hukum. Para pakar
>> pertambangan harus ditugasi untuk mendesign tambang rakyat yg aman,
>> efisient, ramah lingkungan (penggunaan Hg dilarang) dan menyerap tenaga
>> kerja (ketimbang mesin) dijadikan standard operation prosedur bagi tambang
>> rakyat yang kemudian disebarkan secara blusukan masal dan ke pelosok2 oleh
>> para penyuluh pertambangan rakyat yg telah terdidik untuk itu. Tentu perlu
>> dukungan dari para penegak hukum, dan yg tidk mengindahkan penyuluhan harus
>> ditindak keras, terutama cukong2 yang ada dibelakangnya. Penyuluhan banyak
>> sukses dilakukan di bidang pertanian rakyat. Masalahnya tentu Menteri ESDM
>> yg akan datang mampu melaksanakannya? Juga Jokowi perlu blusukan ke bupati2
>> dimana didaerahnya banyak pertambangan tanpa izin. Kalau ngomong sih
>> gampang seperti yg saya katakan ini
>> Wassalam
>> RPK
>>
>>
>>
>> Mungkin IAGI perlu segera memberikan masukan pada Seknas Pak Jokowi
>> tentang manfaat dan mudharatnya melegalkan tambang rakyat supaya lebih
>> hati2 dalam mengambil keputusan.
>> On Sep 12, 2014 7:15 AM, "MINARWAN"  wrote:
>>
>>> Netters yth.,
>>>
>>> Berawal dari diskusi lewat dinding facebook Pak Awang (beberapa minggu
>>> lalu) tentang kondisi lahan bekas tambang di Bangka Barat, saya terus
>>> berpikir apakah ada yang bisa dilakukan IAGI dalam membantu pemerintah
>>> mengatasi berbagai persoalan pertambangan di Indonesia, termasuk salah
>>> satunya adalah soal tambang rakyat (selain isu-isu seksi seperti kontrak
>>> dengan tambang besar yang sebisa mungkin lebih menguntungkan pihak
>>> Indonesia).
>>>
>>> Pagi ini saya ketika mengecek salah satu portal berita, saya menemukan
>>> berita di bawah ini dan tergerak untuk membagikannya ke milis:
>>>
>>>
>>> http://www.nefosnews.com/post/ekbis/seknas-jokowi-janji-legalkan-tambang-emas-rakyat-gunakan-uu-desa
>>>
>>> UU Desa ini mungkin bisa menjadi alat untuk melegalkan tambang rakyat
>>> dan kelihatannya Seknas Jokowi memiliki niat untuk membantu APRI. Namun
>>> saya pikir, persoalan tambang rakyat ini bisa menjadi pisau bermata dua, di
>>> satu sisi membuka kesempatan masyarakat untuk meningkatkan pendapatkan
>>> mereka, namun disisi lain, ada banyak masalah yang mungkin muncul seperti:
>>> 1. Kerusakan lingkungan terutama pencemaran sumber air dan tanah
>>> 2. Masalah sosial ketika lahan tambang menjadi rebutan rakyat. Rakyat
>>> ini jangan dipikir cuma rakyat lokal sekitar namun bisa juga dari
>>> daerah/pulau lain (ada gula ada semut)
>>> 3. Kemungkinan penadah bermodal besar memainkan harga jual mineral yang
>>> ditambang
>>> 4. Ketiadaan data mengenai mineral ikutan apa saja yang ditambang,
>>> apakah ada mineral ikutan yang lebih bernilai?
>>>
>>> Dalam kaitannya dengan peran IAGI, yang terpikir oleh saya adalah
>>> pemanfaat tenaga ahli dari bidang geologi untuk menjadi "konsultan" para
>>> tambang rakyat ini misalnya lewat mitra seperti "koperasi tambang rakyat"
>>> (jika ada). Tentu ada tenaga ahli selain geologi yang dibutuhka

Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI

2014-09-16 Terurut Topik seno aji
Mas Minarwan, Pak Koesoema, dan teman2,

Masalah tambang rakyat adalah masalah yang krusial. Di satu sisi memang bisa 
jadi akan menaikkan kesejahteraan rakyat setempat, akan tetapi di sisi lain 
juga akan berdampak lingkungan yang tidak termonitor.

Contoh saja dari sekian ribu IUP yang dikeluarkan oleh kabupaten2, monitor 
untuk reklamasi, produksi, dan lingkungan masih kurang, apalagi jika nanti jika 
tambang rakyat di legalkan. 

Namun, jika ada UU yg bisa digunakan oleh pemerintah, dengan dilegalkannya 
tambang rakyat, memang IAGI sebagai organisasi profesi memiliki peran penting 
membantu pemerintah untuk mengawasi, mengarahkan dan memberikan advise kepada 
para penambang lokal melalui anggota IAGI yang berkiprah di dunia tersebut, 
yang tentunya hal ini akan memperbanyak juga lapangan kerja bagi anggota kita.

Semoga saja hal ini bisa berjalan dengan baik, dengan tetap mengedepankan good 
mining practices.

Salam
SA 


Sent from my@smartmail

-Original Message-
From: koeso...@melsa.net.id
Sender: 
Date: Tue, 16 Sep 2014 11:38:54 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat 
 dan kaitannya dengan Pilpres IAGI

Kalau ini adalah aspek legalnya, ya ini adalah  PR untuk Jokowi, dan saya tdk 
bisa berkutik disini. Tentunya pemutihan dapat saja dilakukan atau dibuat UU 
baru tetapi ini  harus diperjuangkan di DPR, dan sulit, karena banyak anggota 
DPR yg punya kepentingan, selain juga dukungan DPR yg minim bagi Jokowi. 
Political will saja tdk cukup.
Wassalam
RPK

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: lia...@indo.net.id
Sender: 
Date: Tue, 16 Sep 2014 18:11:36 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat 
 dan kaitannya dengan Pilpres IAGI

Kalau bicara dilegalkan artinya harus sesuai dg aturannya
(legal aspeknya  UU  )Dalam UU Minerba 2009 , Pertambangan rakyat harus 
dilakukan di
WPR dg IPR ,salah satu kriteria WPR adalah merupakan wilayah atau tempat
kegiatan tambang rakyat yg sudah dikerjakan sekurang kurangnya
15 tahun, ini artinya tambang tambang rakyat yg muncul akhir
akhir ini tidak bisa dilegalkan atau tidak bisa dijadikan WPR
dan tdk bisa diberikan IPR .
 Disisi lain dipasal pidananya dikatakan Setiap orang yang
 melakukan penambangan tanpa IUP atau IPR dikenakan pidana
 hukuman maksimal 10 tahun atau denda 10 milyar.
Pertanyaannya : mengambil  sirtu di sungai itu itu masuk
Pertambangan rakyat bukan ? ( devinisi tambang rakyat ), kalau
masuk dan tdk punya Ijin Pertambangan Rakyat ( IPR ) bisa bisa
kena pasal ini
ISM



> Pak Kusuma dan rekan2 lain ysh,
>
> Dalam UU 4 /2009 mengenai Minerba, Ijin Pertambangan Rakyat
> (IPR) memang diakomodasikan. Dalam UU dijelaskan bahwa utk
> perorangan maks 1 Ha, Kelompok maks 5 Ha dan Koperasi mask
> 10 Ha. Dan mereka diberi waktu utk eksplorasi dan
> operasi/produksi mask 5 tahun.
>
> Penyuluhan ESDM utk IPR ini memang perlu sekali. Tapi,
> sepengetahuan saya, ini belum pernah dilakukan. Apalagi
> secara masif dan terstruktur. Yg terjadi sekarang, banyak
> penambang2 skala kecil ini melakukan aktifitas nya diatas
> lahan pemilik IUP yang resmi. Dan terkesan adanya pembiaran
> oleh ESDM, mungkin karena menyangkut hajat hidup.
>
> Beberapa waktu yang lalu, ada lembaga nirlaba (LSM), namanya
> kalau tidak salah "Bali Fokus" yang special terjun dalam
> pertambangan emas skala kecil yang ramah lingkungan. Mereka
> punya konsep yang bagus (dari processing sd pasca tambang),
> dan mereka akan menyiapkan pilot project di Lombok, Jabar
> dan Lampung, lokasi2 yang memang sudah terkenal adalanya
> pertambangan emas skala kecil. Bali Focus menawarakan kerja
> sama dengan MGEI sbg advisor dalam pilot project ini.
> Permasalahan nya, lokasi yang mereka tawarkan sbg pilot
> project, berada di lokasi IUP Eksplorasi sebuah Perusahaan.
>
> Belum ada wliayah kerja yang sah dan resmi dan belum ada IPR
> yang
> dikeluarkan oleh Pemerintah (cmiiw). Ini permasalahan nya.
>
> Salm,
>
> aZd
>
>
> Saya tetap berpendapat bahwa ini tetap adalah tugas ESDM yg
> mempunyai anggaran dan perangkat organisasi untuk
> melaksanakannya. ESDM harus mempunyai program yg kongkrit
> mengenai pertambangan. ESDM bisa meminta IAGI dan Perhapi
> bahkan konsultan pertambangan untuk mendesign tambang
> rakyat, yg harus diimplentasikan dan disodorkan kepada
> rakyat oleh para penyuluh pertambangan rakyat yg dididik dan
> dilatih untuk itu, sebagaimana dilakukan di bidang
> pertanian. Rakyat diizinkan menambang mungkin harus melalui
> KUD, sdgkan para cukong hanya bertindak sebagai pembeli
> hasil pertambangan, tentu diback-up oleh para penegak hukum.
> Perlu sosialisasi kepada para bupati, polisi, tentara dsb
> Wassalam
> RPK
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -Original Message-
> From: MINARWAN 
> Sender: 
> Date: Tue, 16 Sep 2014 09:54:53
> To: 
> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu

Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI

2014-09-16 Terurut Topik Dandy Hidayat
Dengan Hormat

Saya lebih melihat dari Askpek LK3-nya apakah perlindungan terhadap pekerja
, lingkungan dan harta benda telah dilakukan,

Pada dasarnya aturan dan undang undangnya jelas , yang sukar dilaksanakan
adalah pengawasan dilapangan . Seringkali (maaf) orang - orang kecil
berlindung di Balik "Status Sosial" sebagai orang miskin

Kalau Perusahaan besar spt TOTAL , CHEVRON ada tumpahan kimia atau minyak
saja , ributnya kemana - mana , kalau Tambang Minyak Rakyat di Blora mau
numpahin minyak ke sungai tidak ada yang menghukum karena orang "kecil"

Sama saja seperti kalau ada pengendara sepeda motor yang melawan arah dan
menabrak Mobil mewah , pasti orang akan menyalahkan si Pengendara Mobil
mewah bukan sepeda motor walau yang terjadi sebenarnya adalah sebaliknya.,

Jadi pembukaan dan legalisasi tambang rakyat bukan masalah boleh atau
tidak,  atau demi alas an "kesejahteraan" maka pasti diperbolehkan , tapi
semua aturan dan persyaratan yang berlaku harus terpenuhi terlebih dahalu .

Minimal setiap tambang rakyat harus memiliki document AMDAL dan SMK3 yang
dapat diaudit dan dapat di control oleh pihak yang Berwenang (Dept
Lingkungan Hidup dan Departement Tenaga Kerja) . Bila terjadi pelanggaran
maka menjadi urusan yang Berwajib (Polisi dan aparat penegak hukum)

Masalah nanti ditutup kemudian orang tak dapat makan itu tidak ada
hubungannya sama sekali . Aturan ditegakkan , baru pekerjaan dilaksanakan.
Fungsi Pemerintah adalah menjalankan aturan bukan membuka lapangan
pekerjaan .

Prinsip dasarnya Jangan sekali kali memberikan kesempatan bagi
pelaku pelanggaran karena sama saja kita membuka jalan menjadi curang.

Salam

Dandy







2014-09-16 10:54 GMT+08:00 MINARWAN :

> Pak Koesoema yth.,
>
> Betul sekali Pak, saya sependapat dengan posisi Bapak, tambang rakyat ini
> memang tidak mungkin ditutup jika kita memikirkan banyak rakyat kecil di
> sekitar area pertambangan ini yang menggantungkan hidup mereka dari hasil
> "mengais tanah".
>
> Saya pikir memang perlu ada "konsultan ahli" entah dari departemen ESDM
> atau pihak terkait lain yang dilibatkan (IAGI bisa masuk/lobby
> pemerintah??) untuk mendidik pelaku tambang rakyat ini agar mereka dapat
> menjalankan prosedur ekstraksi mineral dengan benar (tentunya dengan
> menggunakan alat yang sederhana). Mungkin di sini ada peluang untuk
> melibatkan ahli geologi minerba juga, pada saat lowongan kerja di bidang
> ini konon sedang lesu (berdasarkan informasi yang sekilas saya tangkap di
> milis).
>
> Saya melihat, dari urusan tambang rakyat ini sebenarnya ada peluang bagi
> IAGI untuk melakukan sesuatu bagi anggotanya yang sedang membutuhkan
> peluang kerja dan sekaligus membantu pemerintah dan rakyat kecil.
> Mudah-mudahan nanti Ketua dan pengurus IAGI yang baru akan dapat memainkan
> peran ini, sehingga manfaat IAGI tak hanya dirasakan oleh anggotanya tapi
> juga masyarakat.
>
> Salam
> Minarwan
>
> PS: rasa-rasanya ini pas dengan jargon IAGI lebih MEMBUMI
> 2014-09-15 17:29 GMT+07:00 :
>
>> Pertambangan rakyat tdk mungkin ditutup karena menyangkut hajat orang
>> banyak, terutama orang kecil. Yang diperlukan adalah diakukan
>> pembinaan/penyuluhan secara massive dan massal oleh tenaga-tenaga ahli dari
>> Kementrian ESDM yg diback-up penuh oleh penegak hukum. Para pakar
>> pertambangan harus ditugasi untuk mendesign tambang rakyat yg aman,
>> efisient, ramah lingkungan (penggunaan Hg dilarang) dan menyerap tenaga
>> kerja (ketimbang mesin) dijadikan standard operation prosedur bagi tambang
>> rakyat yang kemudian disebarkan secara blusukan masal dan ke pelosok2 oleh
>> para penyuluh pertambangan rakyat yg telah terdidik untuk itu. Tentu perlu
>> dukungan dari para penegak hukum, dan yg tidk mengindahkan penyuluhan harus
>> ditindak keras, terutama cukong2 yang ada dibelakangnya. Penyuluhan banyak
>> sukses dilakukan di bidang pertanian rakyat. Masalahnya tentu Menteri ESDM
>> yg akan datang mampu melaksanakannya? Juga Jokowi perlu blusukan ke bupati2
>> dimana didaerahnya banyak pertambangan tanpa izin. Kalau ngomong sih
>> gampang seperti yg saya katakan ini
>> Wassalam
>> RPK
>>
>>
>>
>> Mungkin IAGI perlu segera memberikan masukan pada Seknas Pak Jokowi
>> tentang manfaat dan mudharatnya melegalkan tambang rakyat supaya lebih
>> hati2 dalam mengambil keputusan.
>> On Sep 12, 2014 7:15 AM, "MINARWAN"  wrote:
>>
>>> Netters yth.,
>>>
>>> Berawal dari diskusi lewat dinding facebook Pak Awang (beberapa minggu
>>> lalu) tentang kondisi lahan bekas tambang di Bangka Barat, saya terus
>>> berpikir apakah ada yang bisa dilakukan IAGI dalam membantu pemerintah
>>> mengatasi berbagai persoalan pertambangan di Indonesia, termasuk salah
>>> satunya adalah soal tambang rakyat (selain isu-isu seksi seperti kontrak
>>> dengan tambang besar yang sebisa mungkin lebih menguntungkan pihak
>>> Indonesia).
>>>
>>> Pagi ini saya ketika mengecek salah satu portal berita, saya menemukan
>>> berita di bawah ini dan tergerak untuk membagikannya ke milis:
>>>
>>>
>>> http://www.ne

Re: [iagi-net] Bongkar

2014-09-16 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Yth Mang Okim,Terimakasih atas tanggapan dan uraiannya yang meliuk-liuk.Alhamdulillah dengan istiqomah dan kerja keras penelitian berjalan baik dan hasilnya cukup sesuai dgn yg diharapkan. Tadi Pak Direktur Purbakala juga Ketua Timnas berkunjung ke GP. Beliau sangat senang dan antusias dengan proses dan hasil2 yang sudah dicapai. Beliau sepenuhnya paham dan setuju dengan penggalian yg sudah dilakukan, tidak ada yg merusak atau menyalahi aturan, bahkan beliau bilang metoda integratif geologi-geofisika-arkeologi di GP patut dijadikan pioneer untuk dikembangkan lebih lanjut di Indonesia.Besok rencananya Bpk Mendikbud dan rombongan akan berkunjung juga ke GP.Wass,DHN  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: SujatmikoSent: Senin, 15 September 2014 11:57To: iagi-net@iagi.or.idReply To: iagi-net@iagi.or.idCc: MGEISubject: RE: [iagi-net] Bongkar












Yth
Pak Danny-Pak Ali Akbar,

 

Setelah mengikuti perkembangan penelitian TIMNAS
Gunung Padang sejak beberapa hari terakhir ini, mang Okim hanya bisa mendo’akan
, semoga yang dicari sejak 3 tahun terakhir ini ketemu, yaitu adanya chamber
atau ruang kosong yang ditengarai ada “brankasnya”, bidang
pemangkasan (batas budaya ?), pintu gerbang 18 meteran, pasir ayakan peredam
gempa, semen canggih mengandung 45 % mineral besi ( semen tercanggih di abad
modern mengandung kurang dari 6 % kadar besi ), industri metalurgi canggih, dan
kemungkinan adanya reaktor listrik hidro di level 4 ( 13.000 – 23.000
tahun yang lalu !!! ).

 

Sekedar informasi, di front page koran Pikiran
Rakyat pagi ini  diumumkan tentang adanya temuan artefak aneh dari batuan
andesit-basalt yang seluruh permukaannya masih terbungkus kulit pelapukan . Pak
Andi Arif dengan bangga memberikan komentar  bahwa artefak tersebut dibuat
dengan menggunakan teknologi tinggi, mengandung serat kawat dari besi
memanjang, memiliki anomaly magnetic tinggi, memiliki hanya satu kutub magnet,
porositas permukaan konsisten, dan mirip senjata kujang. Mang Okim sangat prihatin
atas statemen tersebut karena di batuan yang dianggap artefak ternyata tidak
terlihat adanya bekas bidang pemangkasan alias utuh , sehingga interpretasinya
lebih ke batuan murni sebagai sisa pelapukan. Sekedar catatan, batuan dengan bentuk
yang lebih kurang sama banyak ditemukan di kawasan karst Citatah, dan itu
adalah murni hasil pelapukan alamiah .

 

Mang Okim juga sangat prihatin melihat
foto-foto kegiatan ekskavasi yang melibatkan personel militer dan membongkar
tebing curam .  Mang Okim kurang setuju bahwa secara teknis  dan
prinsip , trenching geologi  tidak ada bedanya dengan trenching arkeologi.
Bocoran berita berikut dari arkeolog yang menyaksikan kegiatan di Gunung Padang
semoga dapat menjadi pertimbangan : “ Saya sangat sedih melihat
perkembangan kegiatan penelitian di Situs Gunung Padang hari ini. Kotak
ekskavasi dibuka di sembarang tempat, tidak mengacu pada kegiatan 
penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Beberapa kotak dibuka di lahan yang
sangat rawan akan longsor.  Begitu juga dengan  hak publik yang
datang berkunjung ke situs yang telah terampas. Sebagian besar situs ditutup
dengan terpal setinggi 2 meteran. Mau apa  mereka sebenarnya di situs yang
kita banggakan ini ???

 

Sebagai insan kebumian ( walau telah
dicap sebagai “ geolog gaek “ dan “penjahat intelektual”)
,  mang Okim secara konsisten terus mengikuti perkembangan penelitian “
piramida “ di G. Lalakon, G. Sadahurip, dan G. Padang. Dari hasil
pemindaian geolistrik, georadar, dsbnya oleh TTRM, hipotesisnya ternyata sama bahwa
di perut ketiga gunung tersebut terdapat  bidang pemangkasan, ruang
kosong, dan bangunan budaya lainnya. Pertanyaan mang Okim sangat sederhana : “Mengapa
yang dipilih justru Situs Gunung Padang yang telah diakui merupakan Situs Megalitik
Punden Berundak terbesar di kawasan Asia Tenggara “, dan bukan Gunung
Lalakon atau Gunung Sadahurip? Mang Okim sungguh miris mendengar komentar
beberapa anggota militer yang membantu penggalian --- bahwa kegiatan ekskavasi tersebut
tak ubahnya dengan “ penggalian illegal “. 

 

Mang Okim mohon beribu maaf
kepada Pak Danny – Pak Ali Akbar dan seluruh anggota tim, kalau postingan
ini kurang berkenan. Harapan mang Okim semoga hipotesis yang selama ini
diyakini kebenarannya dapat cepat terbukti dan Situs Gunung Padang tetap eksis
sebagai tujuan wisata unggulan Kabupaten Cianjur. Amiin.

 

Salam cinta Geo-Arkeologi,

Mang Okim

 



From: iagi-net@iagi.or.id
[mailto:iagi-net@iagi.or.id] 

Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI

2014-09-16 Terurut Topik koesoema
Kalau ini adalah aspek legalnya, ya ini adalah  PR untuk Jokowi, dan saya tdk 
bisa berkutik disini. Tentunya pemutihan dapat saja dilakukan atau dibuat UU 
baru tetapi ini  harus diperjuangkan di DPR, dan sulit, karena banyak anggota 
DPR yg punya kepentingan, selain juga dukungan DPR yg minim bagi Jokowi. 
Political will saja tdk cukup.
Wassalam
RPK

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: lia...@indo.net.id
Sender: 
Date: Tue, 16 Sep 2014 18:11:36 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat 
 dan kaitannya dengan Pilpres IAGI

Kalau bicara dilegalkan artinya harus sesuai dg aturannya
(legal aspeknya  UU  )Dalam UU Minerba 2009 , Pertambangan rakyat harus 
dilakukan di
WPR dg IPR ,salah satu kriteria WPR adalah merupakan wilayah atau tempat
kegiatan tambang rakyat yg sudah dikerjakan sekurang kurangnya
15 tahun, ini artinya tambang tambang rakyat yg muncul akhir
akhir ini tidak bisa dilegalkan atau tidak bisa dijadikan WPR
dan tdk bisa diberikan IPR .
 Disisi lain dipasal pidananya dikatakan Setiap orang yang
 melakukan penambangan tanpa IUP atau IPR dikenakan pidana
 hukuman maksimal 10 tahun atau denda 10 milyar.
Pertanyaannya : mengambil  sirtu di sungai itu itu masuk
Pertambangan rakyat bukan ? ( devinisi tambang rakyat ), kalau
masuk dan tdk punya Ijin Pertambangan Rakyat ( IPR ) bisa bisa
kena pasal ini
ISM



> Pak Kusuma dan rekan2 lain ysh,
>
> Dalam UU 4 /2009 mengenai Minerba, Ijin Pertambangan Rakyat
> (IPR) memang diakomodasikan. Dalam UU dijelaskan bahwa utk
> perorangan maks 1 Ha, Kelompok maks 5 Ha dan Koperasi mask
> 10 Ha. Dan mereka diberi waktu utk eksplorasi dan
> operasi/produksi mask 5 tahun.
>
> Penyuluhan ESDM utk IPR ini memang perlu sekali. Tapi,
> sepengetahuan saya, ini belum pernah dilakukan. Apalagi
> secara masif dan terstruktur. Yg terjadi sekarang, banyak
> penambang2 skala kecil ini melakukan aktifitas nya diatas
> lahan pemilik IUP yang resmi. Dan terkesan adanya pembiaran
> oleh ESDM, mungkin karena menyangkut hajat hidup.
>
> Beberapa waktu yang lalu, ada lembaga nirlaba (LSM), namanya
> kalau tidak salah "Bali Fokus" yang special terjun dalam
> pertambangan emas skala kecil yang ramah lingkungan. Mereka
> punya konsep yang bagus (dari processing sd pasca tambang),
> dan mereka akan menyiapkan pilot project di Lombok, Jabar
> dan Lampung, lokasi2 yang memang sudah terkenal adalanya
> pertambangan emas skala kecil. Bali Focus menawarakan kerja
> sama dengan MGEI sbg advisor dalam pilot project ini.
> Permasalahan nya, lokasi yang mereka tawarkan sbg pilot
> project, berada di lokasi IUP Eksplorasi sebuah Perusahaan.
>
> Belum ada wliayah kerja yang sah dan resmi dan belum ada IPR
> yang
> dikeluarkan oleh Pemerintah (cmiiw). Ini permasalahan nya.
>
> Salm,
>
> aZd
>
>
> Saya tetap berpendapat bahwa ini tetap adalah tugas ESDM yg
> mempunyai anggaran dan perangkat organisasi untuk
> melaksanakannya. ESDM harus mempunyai program yg kongkrit
> mengenai pertambangan. ESDM bisa meminta IAGI dan Perhapi
> bahkan konsultan pertambangan untuk mendesign tambang
> rakyat, yg harus diimplentasikan dan disodorkan kepada
> rakyat oleh para penyuluh pertambangan rakyat yg dididik dan
> dilatih untuk itu, sebagaimana dilakukan di bidang
> pertanian. Rakyat diizinkan menambang mungkin harus melalui
> KUD, sdgkan para cukong hanya bertindak sebagai pembeli
> hasil pertambangan, tentu diback-up oleh para penegak hukum.
> Perlu sosialisasi kepada para bupati, polisi, tentara dsb
> Wassalam
> RPK
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -Original Message-
> From: MINARWAN 
> Sender: 
> Date: Tue, 16 Sep 2014 09:54:53
> To: 
> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan
> tambang rakyat dan
> kaitannya dengan Pilpres IAGI
>
> Pak Koesoema yth.,
>
> Betul sekali Pak, saya sependapat dengan posisi Bapak,
> tambang rakyat ini memang tidak mungkin ditutup jika kita
> memikirkan banyak rakyat kecil di sekitar area pertambangan
> ini yang menggantungkan hidup mereka dari hasil "mengais
> tanah".
>
> Saya pikir memang perlu ada "konsultan ahli" entah dari
> departemen ESDM atau pihak terkait lain yang dilibatkan
> (IAGI bisa masuk/lobby
> pemerintah??) untuk mendidik pelaku tambang rakyat ini agar
> mereka dapat menjalankan prosedur ekstraksi mineral dengan
> benar (tentunya dengan menggunakan alat yang sederhana).
> Mungkin di sini ada peluang untuk melibatkan ahli geologi
> minerba juga, pada saat lowongan kerja di bidang ini konon
> sedang lesu (berdasarkan informasi yang sekilas saya tangkap
> di milis).
>
> Saya melihat, dari urusan tambang rakyat ini sebenarnya ada
> peluang bagi IAGI untuk melakukan sesuatu bagi anggotanya
> yang sedang membutuhkan peluang kerja dan sekaligus membantu
> pemerintah dan rakyat kecil.
> Mudah-mudahan nanti Ketua dan pengurus IAGI yang baru akan
> dapat
> memainkan
> peran ini, sehingga manfaat IAGI tak hanya diras

Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI

2014-09-16 Terurut Topik liamsi
Kalau bicara dilegalkan artinya harus sesuai dg aturannya
(legal aspeknya  UU  )Dalam UU Minerba 2009 , Pertambangan rakyat harus 
dilakukan di
WPR dg IPR ,salah satu kriteria WPR adalah merupakan wilayah atau tempat
kegiatan tambang rakyat yg sudah dikerjakan sekurang kurangnya
15 tahun, ini artinya tambang tambang rakyat yg muncul akhir
akhir ini tidak bisa dilegalkan atau tidak bisa dijadikan WPR
dan tdk bisa diberikan IPR .
 Disisi lain dipasal pidananya dikatakan Setiap orang yang
 melakukan penambangan tanpa IUP atau IPR dikenakan pidana
 hukuman maksimal 10 tahun atau denda 10 milyar.
Pertanyaannya : mengambil  sirtu di sungai itu itu masuk
Pertambangan rakyat bukan ? ( devinisi tambang rakyat ), kalau
masuk dan tdk punya Ijin Pertambangan Rakyat ( IPR ) bisa bisa
kena pasal ini
ISM



> Pak Kusuma dan rekan2 lain ysh,
>
> Dalam UU 4 /2009 mengenai Minerba, Ijin Pertambangan Rakyat
> (IPR) memang diakomodasikan. Dalam UU dijelaskan bahwa utk
> perorangan maks 1 Ha, Kelompok maks 5 Ha dan Koperasi mask
> 10 Ha. Dan mereka diberi waktu utk eksplorasi dan
> operasi/produksi mask 5 tahun.
>
> Penyuluhan ESDM utk IPR ini memang perlu sekali. Tapi,
> sepengetahuan saya, ini belum pernah dilakukan. Apalagi
> secara masif dan terstruktur. Yg terjadi sekarang, banyak
> penambang2 skala kecil ini melakukan aktifitas nya diatas
> lahan pemilik IUP yang resmi. Dan terkesan adanya pembiaran
> oleh ESDM, mungkin karena menyangkut hajat hidup.
>
> Beberapa waktu yang lalu, ada lembaga nirlaba (LSM), namanya
> kalau tidak salah "Bali Fokus" yang special terjun dalam
> pertambangan emas skala kecil yang ramah lingkungan. Mereka
> punya konsep yang bagus (dari processing sd pasca tambang),
> dan mereka akan menyiapkan pilot project di Lombok, Jabar
> dan Lampung, lokasi2 yang memang sudah terkenal adalanya
> pertambangan emas skala kecil. Bali Focus menawarakan kerja
> sama dengan MGEI sbg advisor dalam pilot project ini.
> Permasalahan nya, lokasi yang mereka tawarkan sbg pilot
> project, berada di lokasi IUP Eksplorasi sebuah Perusahaan.
>
> Belum ada wliayah kerja yang sah dan resmi dan belum ada IPR
> yang
> dikeluarkan oleh Pemerintah (cmiiw). Ini permasalahan nya.
>
> Salm,
>
> aZd
>
>
> Saya tetap berpendapat bahwa ini tetap adalah tugas ESDM yg
> mempunyai anggaran dan perangkat organisasi untuk
> melaksanakannya. ESDM harus mempunyai program yg kongkrit
> mengenai pertambangan. ESDM bisa meminta IAGI dan Perhapi
> bahkan konsultan pertambangan untuk mendesign tambang
> rakyat, yg harus diimplentasikan dan disodorkan kepada
> rakyat oleh para penyuluh pertambangan rakyat yg dididik dan
> dilatih untuk itu, sebagaimana dilakukan di bidang
> pertanian. Rakyat diizinkan menambang mungkin harus melalui
> KUD, sdgkan para cukong hanya bertindak sebagai pembeli
> hasil pertambangan, tentu diback-up oleh para penegak hukum.
> Perlu sosialisasi kepada para bupati, polisi, tentara dsb
> Wassalam
> RPK
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -Original Message-
> From: MINARWAN 
> Sender: 
> Date: Tue, 16 Sep 2014 09:54:53
> To: 
> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan
> tambang rakyat dan
> kaitannya dengan Pilpres IAGI
>
> Pak Koesoema yth.,
>
> Betul sekali Pak, saya sependapat dengan posisi Bapak,
> tambang rakyat ini memang tidak mungkin ditutup jika kita
> memikirkan banyak rakyat kecil di sekitar area pertambangan
> ini yang menggantungkan hidup mereka dari hasil "mengais
> tanah".
>
> Saya pikir memang perlu ada "konsultan ahli" entah dari
> departemen ESDM atau pihak terkait lain yang dilibatkan
> (IAGI bisa masuk/lobby
> pemerintah??) untuk mendidik pelaku tambang rakyat ini agar
> mereka dapat menjalankan prosedur ekstraksi mineral dengan
> benar (tentunya dengan menggunakan alat yang sederhana).
> Mungkin di sini ada peluang untuk melibatkan ahli geologi
> minerba juga, pada saat lowongan kerja di bidang ini konon
> sedang lesu (berdasarkan informasi yang sekilas saya tangkap
> di milis).
>
> Saya melihat, dari urusan tambang rakyat ini sebenarnya ada
> peluang bagi IAGI untuk melakukan sesuatu bagi anggotanya
> yang sedang membutuhkan peluang kerja dan sekaligus membantu
> pemerintah dan rakyat kecil.
> Mudah-mudahan nanti Ketua dan pengurus IAGI yang baru akan
> dapat
> memainkan
> peran ini, sehingga manfaat IAGI tak hanya dirasakan oleh
> anggotanya tapi juga masyarakat.
>
> Salam
> Minarwan
>
> PS: rasa-rasanya ini pas dengan jargon IAGI lebih MEMBUMI
> 2014-09-15 17:29 GMT+07:00 :
>
>> Pertambangan rakyat tdk mungkin ditutup karena menyangkut
>> hajat orang banyak, terutama orang kecil. Yang diperlukan
>> adalah diakukan
>> pembinaan/penyuluhan secara massive dan massal oleh
>> tenaga-tenaga ahli dari
>> Kementrian ESDM yg diback-up penuh oleh penegak hukum. Para
>> pakar pertambangan harus ditugasi untuk mendesign tambang
>> rakyat yg aman, efisient, ramah lingkungan (penggunaan Hg
>> dilarang) dan menyerap tenaga kerja (ketimbang mesin)
>>