Re: [iagi-net] Bongkar
Mang Okim ysh,Berita itu bocor sebelum artefak sampai ke tangan Pak Ali Akbar. Sekarang sedang dipelajari. Tentu tadi ketika kunjungan Mendikbud, Wagub, Wabut, artefak itu diperlihatkan dan diuraikan analisa awalnya oleh Pak Ali karena ini salah satu temuan sangat penting. Tadi banyak sekali wartawan yang ingin memotret tentunya, tapi kami tidak perkenankan supaya interpretasi dan spekulasinya menjadi tambah liar. Terimakasih atas pengingatannya. Kami sepaham.Salam,DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: SujatmikoSent: Rabu, 17 September 2014 09:00To: iagi-net@iagi.or.idReply To: iagi-net@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net] BongkarYth Pak Danny,Hatur rebu nuhun atas tanggapannya yang tidak "meliuk-liuk" ( cukup bijak dan sangat berbeda dengan tanggapan Pak Andi Arif yang dengan bumbu bumbu kasar dan pedas, langsung mensomasi mang Okim --- Alhamdulilah, kali ini tidak lewat Ketum IAGI).Sehubungan dengan temuan coin logam, mang Okim menyarankan agar eksposenya tidak berlebihan. Masalahnya, coin tersebut dan juga temuan artekfaktual lainnya (gerabah etc) ditemukan di level yang menurut TTRM , hasil datingnya 13.000 -23.000 tahun. Apakah hal tersebut tidak dikaji dulu oleh Dr. Ali Akbar --- sebelum disampaikan ke Pak Menteri dan Pres. SBY? Ini sekedar himbauan dari seorang mang Okim lho, bisa dipertimbangkan, bisa juga tidak --- ta' iya !!!Wassalam,Mang OkimTerkirim dari tablet Samsung Danny Hilman Natawidjaja menulis:Yth Mang Okim,Terimakasih atas tanggapan dan uraiannya yang meliuk-liuk.Alhamdulillah dengan istiqomah dan kerja keras penelitian berjalan baik dan hasilnya cukup sesuai dgn yg diharapkan. Tadi Pak Direktur Purbakala juga Ketua Timnas berkunjung ke GP. Beliau sangat senang dan antusias dengan proses dan hasil2 yang sudah dicapai. Beliau sepenuhnya paham dan setuju dengan penggalian yg sudah dilakukan, tidak ada yg merusak atau menyalahi aturan, bahkan beliau bilang metoda integratif geologi-geofisika-arkeologi di GP patut dijadikan pioneer untuk dikembangkan lebih lanjut di Indonesia.Besok rencananya Bpk Mendikbud dan rombongan akan berkunjung juga ke GP.Wass,DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: SujatmikoSent: Senin, 15 September 2014 11:57To: iagi-net@iagi.or.idReply To: iagi-net@iagi.or.idCc: MGEISubject: RE: [iagi-net] Bongkar Yth Pak Danny-Pak Ali Akbar, Setelah mengikuti perkembangan penelitian TIMNAS Gunung Padang sejak beberapa hari terakhir ini, mang Okim hanya bisa mendo’akan , semoga yang dicari sejak 3 tahun terakhir ini ketemu, yaitu adanya chamber atau ruang kosong yang ditengarai ada “brankasnya”, bidang pemangkasan (batas budaya ?), pintu gerbang 18 meteran, pasir ayakan peredam gempa, semen canggih mengandung 45 % mineral besi ( semen tercanggih di abad modern mengandung kurang dari 6 % kadar besi ), industri metalurgi canggih, dan kemungkinan adanya reaktor listrik hidro di level 4 ( 13.000 – 23.000 tahun yang lalu !!! ). Sekedar informasi, di front page koran Pikiran Rakyat pagi ini diumumkan tentang adanya temuan artefak aneh dari batuan andesit-basalt yang seluruh permukaannya masih terbungkus kulit pelapukan . Pak Andi Arif dengan bangga memberikan komentar bahwa artefak tersebut dibuat dengan menggunakan teknologi tinggi, mengandung serat kawat dari besi memanjang, memiliki anomaly magnetic tinggi, memiliki hanya satu kutub magnet, porositas permukaan konsisten, dan mirip senjata kujang. Mang Okim sangat prihatin atas statemen tersebut karena di batuan yang dianggap artefak ternyata tidak terlihat adanya bekas bidang pemangkasan alias utuh , sehingga interpretasinya lebih ke batuan murni sebagai sisa pelapukan. Sekedar catatan, batuan dengan bentuk yang lebih kurang sama banyak ditemukan di kawasan karst Citatah, dan itu adalah murni hasil pelapukan alamiah . Mang Okim juga sangat prihatin melihat foto-foto kegiatan ekskavasi yang melibatkan personel militer dan membongkar tebing curam . Mang Okim kurang setuju bahwa secara teknis dan prinsip , trenc
Re: [iagi-net] Test
Mbak Parvita, testing nya ok, bisa diterima dg bagus...it should'n be any problem receiving any email from IAGI-NET... 2014-09-17 11:46 GMT+08:00 Parvita Siregar : > Maaf, test, saya sudah tidak terima email dari iagi-net sejak April. > Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
Re: [iagi-net] Bongkar
Somasi itu apa Mang? Maap kurang paham masalah hukum; apa ada kaitannya dgn perdata? Hati hati dijalan ya . Pada 17 Sep 2014 09:01, "Sujatmiko" menulis: > Yth Pak Danny, > > Hatur rebu nuhun atas tanggapannya yang tidak "meliuk-liuk" ( cukup bijak > dan sangat berbeda dengan tanggapan Pak Andi Arif yang dengan bumbu bumbu > kasar dan pedas, langsung mensomasi mang Okim --- Alhamdulilah, kali ini > tidak lewat Ketum IAGI). > > Sehubungan dengan temuan coin logam, mang Okim menyarankan agar eksposenya > tidak berlebihan. Masalahnya, coin tersebut dan juga temuan artekfaktual > lainnya (gerabah etc) ditemukan di level yang menurut TTRM , hasil > datingnya 13.000 -23.000 tahun. Apakah hal tersebut tidak dikaji dulu oleh > Dr. Ali Akbar --- sebelum disampaikan ke Pak Menteri dan Pres. SBY? Ini > sekedar himbauan dari seorang mang Okim lho, bisa dipertimbangkan, bisa > juga tidak --- ta' iya !!! > > > Wassalam, > > Mang Okim > > > > Terkirim dari tablet Samsung > > Danny Hilman Natawidjaja menulis: > Yth Mang Okim, > Terimakasih atas tanggapan dan uraiannya yang meliuk-liuk. > Alhamdulillah dengan istiqomah dan kerja keras penelitian berjalan baik > dan hasilnya cukup sesuai dgn yg diharapkan. Tadi Pak Direktur Purbakala > juga Ketua Timnas berkunjung ke GP. Beliau sangat senang dan antusias > dengan proses dan hasil2 yang sudah dicapai. Beliau sepenuhnya paham dan > setuju dengan penggalian yg sudah dilakukan, tidak ada yg merusak atau > menyalahi aturan, bahkan beliau bilang metoda integratif > geologi-geofisika-arkeologi di GP patut dijadikan pioneer untuk > dikembangkan lebih lanjut di Indonesia. > Besok rencananya Bpk Mendikbud dan rombongan akan berkunjung juga ke GP. > > Wass, > DHN > > Sent from my BlackBerry 10 smartphone. > *From: *Sujatmiko > *Sent: *Senin, 15 September 2014 11:57 > *To: *iagi-net@iagi.or.id > *Reply To: *iagi-net@iagi.or.id > *Cc: *MGEI > *Subject: *RE: [iagi-net] Bongkar > > Yth Pak Danny-Pak Ali Akbar, > > > > Setelah mengikuti perkembangan penelitian TIMNAS Gunung Padang sejak > beberapa hari terakhir ini, mang Okim hanya bisa mendo’akan , semoga yang > dicari sejak 3 tahun terakhir ini ketemu, yaitu adanya chamber atau ruang > kosong yang ditengarai ada “brankasnya”, bidang pemangkasan (batas budaya > ?), pintu gerbang 18 meteran, pasir ayakan peredam gempa, semen canggih > mengandung 45 % mineral besi ( semen tercanggih di abad modern mengandung > kurang dari 6 % kadar besi ), industri metalurgi canggih, dan kemungkinan > adanya reaktor listrik hidro di level 4 ( 13.000 – 23.000 tahun yang lalu > !!! ). > > > > Sekedar informasi, di front page koran Pikiran Rakyat pagi ini diumumkan > tentang adanya temuan artefak aneh dari batuan andesit-basalt yang seluruh > permukaannya masih terbungkus kulit pelapukan . Pak Andi Arif dengan bangga > memberikan komentar bahwa artefak tersebut dibuat dengan menggunakan > teknologi tinggi, mengandung serat kawat dari besi memanjang, memiliki > anomaly magnetic tinggi, memiliki hanya satu kutub magnet, porositas > permukaan konsisten, dan mirip senjata kujang. Mang Okim sangat prihatin > atas statemen tersebut karena di batuan yang dianggap artefak ternyata > tidak terlihat adanya bekas bidang pemangkasan alias utuh , sehingga > interpretasinya lebih ke batuan murni sebagai sisa pelapukan. Sekedar > catatan, batuan dengan bentuk yang lebih kurang sama banyak ditemukan di > kawasan karst Citatah, dan itu adalah murni hasil pelapukan alamiah . > > > > Mang Okim juga sangat prihatin melihat foto-foto kegiatan ekskavasi yang > melibatkan personel militer dan membongkar tebing curam . Mang Okim kurang > setuju bahwa secara teknis dan prinsip , trenching geologi tidak ada > bedanya dengan trenching arkeologi. Bocoran berita berikut dari arkeolog > yang menyaksikan kegiatan di Gunung Padang semoga dapat menjadi > pertimbangan : “ *Saya sangat sedih melihat perkembangan kegiatan > penelitian di Situs Gunung Padang hari ini. Kotak ekskavasi dibuka di > sembarang tempat, tidak mengacu pada kegiatan penelitian yang sudah > dilakukan sebelumnya. Beberapa kotak dibuka di lahan yang sangat rawan akan > longsor. Begitu juga dengan hak publik yang datang berkunjung ke situs > yang telah terampas. Sebagian besar situs ditutup dengan terpal setinggi 2 > meteran. Mau apa mereka sebenarnya di situs yang kita banggakan ini ???* > > > > Sebagai insan kebumian ( walau telah dicap sebagai “ geolog gaek “ dan > “penjahat intelektual”) , mang Okim secara konsisten terus mengikuti > perkembangan penelitian “ piramida “ di G. Lalakon, G. Sadahurip, dan G. > Padang. Dari hasil pemindaian geolistrik, georadar, dsbnya oleh TTRM, > hipotesisnya ternyata sama bahwa di perut ketiga gunung tersebut terdapat > bidang pemangkasan, ruang kosong, dan bangunan budaya lainnya. Pertanyaan > mang Okim sangat sederhana : *“Mengapa yang dipilih justru Situs Gunung > Padang yang telah diakui merupakan Situs Megalitik Punden Berundak terbesar > di kawasan Asia Tenggara “, d
[iagi-net] Test
Maaf, test, saya sudah tidak terima email dari iagi-net sejak April.
Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI
Setuju mas Dandy, masalah bukan hanya di tambang rakyat saja, saya yg bekerja di bidang kebencanaan juga terjadi masalah yg serupa, masyarakat di kawasan rawan bencana (gn api, tanah longsor, banjir) contohnya selalu saja sulit utk di arahkan. Sudah berada di kawasan rawan bencana merusak lingkungan pula. Berlindung diatas status lingkungan memang paling nyaman, regulasi sdh banyak, yg sulit adalah implementasi dan monitoring pengawasan. Gatot MS Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
Re: [iagi-net] Bongkar
Yth Pak Danny, Hatur rebu nuhun atas tanggapannya yang tidak "meliuk-liuk" ( cukup bijak dan sangat berbeda dengan tanggapan Pak Andi Arif yang dengan bumbu bumbu kasar dan pedas, langsung mensomasi mang Okim --- Alhamdulilah, kali ini tidak lewat Ketum IAGI). Sehubungan dengan temuan coin logam, mang Okim menyarankan agar eksposenya tidak berlebihan. Masalahnya, coin tersebut dan juga temuan artekfaktual lainnya (gerabah etc) ditemukan di level yang menurut TTRM , hasil datingnya 13.000 -23.000 tahun. Apakah hal tersebut tidak dikaji dulu oleh Dr. Ali Akbar --- sebelum disampaikan ke Pak Menteri dan Pres. SBY? Ini sekedar himbauan dari seorang mang Okim lho, bisa dipertimbangkan, bisa juga tidak --- ta' iya !!! Wassalam, Mang Okim Terkirim dari tablet SamsungDanny Hilman Natawidjaja menulis:Yth Mang Okim, Terimakasih atas tanggapan dan uraiannya yang meliuk-liuk. Alhamdulillah dengan istiqomah dan kerja keras penelitian berjalan baik dan hasilnya cukup sesuai dgn yg diharapkan. Tadi Pak Direktur Purbakala juga Ketua Timnas berkunjung ke GP. Beliau sangat senang dan antusias dengan proses dan hasil2 yang sudah dicapai. Beliau sepenuhnya paham dan setuju dengan penggalian yg sudah dilakukan, tidak ada yg merusak atau menyalahi aturan, bahkan beliau bilang metoda integratif geologi-geofisika-arkeologi di GP patut dijadikan pioneer untuk dikembangkan lebih lanjut di Indonesia. Besok rencananya Bpk Mendikbud dan rombongan akan berkunjung juga ke GP. Wass, DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: Sujatmiko Sent: Senin, 15 September 2014 11:57 To: iagi-net@iagi.or.id Reply To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI Subject: RE: [iagi-net] Bongkar Yth Pak Danny-Pak Ali Akbar, Setelah mengikuti perkembangan penelitian TIMNAS Gunung Padang sejak beberapa hari terakhir ini, mang Okim hanya bisa mendo’akan , semoga yang dicari sejak 3 tahun terakhir ini ketemu, yaitu adanya chamber atau ruang kosong yang ditengarai ada “brankasnya”, bidang pemangkasan (batas budaya ?), pintu gerbang 18 meteran, pasir ayakan peredam gempa, semen canggih mengandung 45 % mineral besi ( semen tercanggih di abad modern mengandung kurang dari 6 % kadar besi ), industri metalurgi canggih, dan kemungkinan adanya reaktor listrik hidro di level 4 ( 13.000 – 23.000 tahun yang lalu !!! ). Sekedar informasi, di front page koran Pikiran Rakyat pagi ini diumumkan tentang adanya temuan artefak aneh dari batuan andesit-basalt yang seluruh permukaannya masih terbungkus kulit pelapukan . Pak Andi Arif dengan bangga memberikan komentar bahwa artefak tersebut dibuat dengan menggunakan teknologi tinggi, mengandung serat kawat dari besi memanjang, memiliki anomaly magnetic tinggi, memiliki hanya satu kutub magnet, porositas permukaan konsisten, dan mirip senjata kujang. Mang Okim sangat prihatin atas statemen tersebut karena di batuan yang dianggap artefak ternyata tidak terlihat adanya bekas bidang pemangkasan alias utuh , sehingga interpretasinya lebih ke batuan murni sebagai sisa pelapukan. Sekedar catatan, batuan dengan bentuk yang lebih kurang sama banyak ditemukan di kawasan karst Citatah, dan itu adalah murni hasil pelapukan alamiah . Mang Okim juga sangat prihatin melihat foto-foto kegiatan ekskavasi yang melibatkan personel militer dan membongkar tebing curam . Mang Okim kurang setuju bahwa secara teknis dan prinsip , trenching geologi tidak ada bedanya dengan trenching arkeologi. Bocoran berita berikut dari arkeolog yang menyaksikan kegiatan di Gunung Padang semoga dapat menjadi pertimbangan : “ Saya sangat sedih melihat perkembangan kegiatan penelitian di Situs Gunung Padang hari ini. Kotak ekskavasi dibuka di sembarang tempat, tidak mengacu pada kegiatan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Beberapa kotak dibuka di lahan yang sangat rawan akan longsor. Begitu juga dengan hak publik yang datang berkunjung ke situs yang telah terampas. Sebagian besar situs ditutup dengan terpal setinggi 2 meteran. Mau apa mereka sebenarnya di situs yang kita banggakan ini ??? Sebagai insan kebumian ( walau telah dicap sebagai “ geolog gaek “ dan “penjahat intelektual”) , mang Okim secara konsisten terus mengikuti perkembangan penelitian “ piramida “ di G. Lalakon, G. Sadahurip, dan G. Padang. Dari hasil pemindaian geolistrik, georadar, dsbnya oleh TTRM, hipotesisnya ternyata sama bahwa di perut ketiga gunung tersebut terdapat bidang pemangkasan, ruang kosong, dan bangunan budaya lainnya. Pertanyaan mang Okim sangat sederhana : “Mengapa yang dipilih justru Situs Gunung Padang yang telah diakui merupakan Situs Megalitik Punden Berundak terbesar di kawasan Asia Tenggara “, dan bukan Gunung Lalakon atau Gunung Sadahurip? Mang Okim sungguh miris mendengar komentar beberapa anggota militer yang membantu penggalian --- bahwa kegiatan ekskavasi tersebut tak ubahnya dengan “ penggalian illegal “. Mang Okim mohon beribu maaf kepada Pak Danny – Pak Ali Akbar dan seluruh anggota tim
Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI
Ajarin rakyat yang menambang dengan teknologi/teknik yang benar. Mereka kan ahli menambang tapi bukan ahli lingkungan. Mohoon para ahli geologi lingkungan maupun ahli tambang mengajari mereka. Kasih contoh dan bukti nyatanya. Kalo hanya wacana yaa percuma. Kita sesama rakyat yanf bergerak di mineral harusnya saling bantu; bukan selalu menyalahkan mereka yang kurang tau. Bakti .untuk negeri Salam sejahtera; bdn. Pada 16 Sep 2014 09:55, "MINARWAN" menulis: > Pak Koesoema yth., > > Betul sekali Pak, saya sependapat dengan posisi Bapak, tambang rakyat ini > memang tidak mungkin ditutup jika kita memikirkan banyak rakyat kecil di > sekitar area pertambangan ini yang menggantungkan hidup mereka dari hasil > "mengais tanah". > > Saya pikir memang perlu ada "konsultan ahli" entah dari departemen ESDM > atau pihak terkait lain yang dilibatkan (IAGI bisa masuk/lobby > pemerintah??) untuk mendidik pelaku tambang rakyat ini agar mereka dapat > menjalankan prosedur ekstraksi mineral dengan benar (tentunya dengan > menggunakan alat yang sederhana). Mungkin di sini ada peluang untuk > melibatkan ahli geologi minerba juga, pada saat lowongan kerja di bidang > ini konon sedang lesu (berdasarkan informasi yang sekilas saya tangkap di > milis). > > Saya melihat, dari urusan tambang rakyat ini sebenarnya ada peluang bagi > IAGI untuk melakukan sesuatu bagi anggotanya yang sedang membutuhkan > peluang kerja dan sekaligus membantu pemerintah dan rakyat kecil. > Mudah-mudahan nanti Ketua dan pengurus IAGI yang baru akan dapat memainkan > peran ini, sehingga manfaat IAGI tak hanya dirasakan oleh anggotanya tapi > juga masyarakat. > > Salam > Minarwan > > PS: rasa-rasanya ini pas dengan jargon IAGI lebih MEMBUMI > 2014-09-15 17:29 GMT+07:00 : > >> Pertambangan rakyat tdk mungkin ditutup karena menyangkut hajat orang >> banyak, terutama orang kecil. Yang diperlukan adalah diakukan >> pembinaan/penyuluhan secara massive dan massal oleh tenaga-tenaga ahli dari >> Kementrian ESDM yg diback-up penuh oleh penegak hukum. Para pakar >> pertambangan harus ditugasi untuk mendesign tambang rakyat yg aman, >> efisient, ramah lingkungan (penggunaan Hg dilarang) dan menyerap tenaga >> kerja (ketimbang mesin) dijadikan standard operation prosedur bagi tambang >> rakyat yang kemudian disebarkan secara blusukan masal dan ke pelosok2 oleh >> para penyuluh pertambangan rakyat yg telah terdidik untuk itu. Tentu perlu >> dukungan dari para penegak hukum, dan yg tidk mengindahkan penyuluhan harus >> ditindak keras, terutama cukong2 yang ada dibelakangnya. Penyuluhan banyak >> sukses dilakukan di bidang pertanian rakyat. Masalahnya tentu Menteri ESDM >> yg akan datang mampu melaksanakannya? Juga Jokowi perlu blusukan ke bupati2 >> dimana didaerahnya banyak pertambangan tanpa izin. Kalau ngomong sih >> gampang seperti yg saya katakan ini >> Wassalam >> RPK >> >> >> >> Mungkin IAGI perlu segera memberikan masukan pada Seknas Pak Jokowi >> tentang manfaat dan mudharatnya melegalkan tambang rakyat supaya lebih >> hati2 dalam mengambil keputusan. >> On Sep 12, 2014 7:15 AM, "MINARWAN" wrote: >> >>> Netters yth., >>> >>> Berawal dari diskusi lewat dinding facebook Pak Awang (beberapa minggu >>> lalu) tentang kondisi lahan bekas tambang di Bangka Barat, saya terus >>> berpikir apakah ada yang bisa dilakukan IAGI dalam membantu pemerintah >>> mengatasi berbagai persoalan pertambangan di Indonesia, termasuk salah >>> satunya adalah soal tambang rakyat (selain isu-isu seksi seperti kontrak >>> dengan tambang besar yang sebisa mungkin lebih menguntungkan pihak >>> Indonesia). >>> >>> Pagi ini saya ketika mengecek salah satu portal berita, saya menemukan >>> berita di bawah ini dan tergerak untuk membagikannya ke milis: >>> >>> >>> http://www.nefosnews.com/post/ekbis/seknas-jokowi-janji-legalkan-tambang-emas-rakyat-gunakan-uu-desa >>> >>> UU Desa ini mungkin bisa menjadi alat untuk melegalkan tambang rakyat >>> dan kelihatannya Seknas Jokowi memiliki niat untuk membantu APRI. Namun >>> saya pikir, persoalan tambang rakyat ini bisa menjadi pisau bermata dua, di >>> satu sisi membuka kesempatan masyarakat untuk meningkatkan pendapatkan >>> mereka, namun disisi lain, ada banyak masalah yang mungkin muncul seperti: >>> 1. Kerusakan lingkungan terutama pencemaran sumber air dan tanah >>> 2. Masalah sosial ketika lahan tambang menjadi rebutan rakyat. Rakyat >>> ini jangan dipikir cuma rakyat lokal sekitar namun bisa juga dari >>> daerah/pulau lain (ada gula ada semut) >>> 3. Kemungkinan penadah bermodal besar memainkan harga jual mineral yang >>> ditambang >>> 4. Ketiadaan data mengenai mineral ikutan apa saja yang ditambang, >>> apakah ada mineral ikutan yang lebih bernilai? >>> >>> Dalam kaitannya dengan peran IAGI, yang terpikir oleh saya adalah >>> pemanfaat tenaga ahli dari bidang geologi untuk menjadi "konsultan" para >>> tambang rakyat ini misalnya lewat mitra seperti "koperasi tambang rakyat" >>> (jika ada). Tentu ada tenaga ahli selain geologi yang dibutuhka
Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI
Mas Minarwan, Pak Koesoema, dan teman2, Masalah tambang rakyat adalah masalah yang krusial. Di satu sisi memang bisa jadi akan menaikkan kesejahteraan rakyat setempat, akan tetapi di sisi lain juga akan berdampak lingkungan yang tidak termonitor. Contoh saja dari sekian ribu IUP yang dikeluarkan oleh kabupaten2, monitor untuk reklamasi, produksi, dan lingkungan masih kurang, apalagi jika nanti jika tambang rakyat di legalkan. Namun, jika ada UU yg bisa digunakan oleh pemerintah, dengan dilegalkannya tambang rakyat, memang IAGI sebagai organisasi profesi memiliki peran penting membantu pemerintah untuk mengawasi, mengarahkan dan memberikan advise kepada para penambang lokal melalui anggota IAGI yang berkiprah di dunia tersebut, yang tentunya hal ini akan memperbanyak juga lapangan kerja bagi anggota kita. Semoga saja hal ini bisa berjalan dengan baik, dengan tetap mengedepankan good mining practices. Salam SA Sent from my@smartmail -Original Message- From: koeso...@melsa.net.id Sender: Date: Tue, 16 Sep 2014 11:38:54 To: Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI Kalau ini adalah aspek legalnya, ya ini adalah PR untuk Jokowi, dan saya tdk bisa berkutik disini. Tentunya pemutihan dapat saja dilakukan atau dibuat UU baru tetapi ini harus diperjuangkan di DPR, dan sulit, karena banyak anggota DPR yg punya kepentingan, selain juga dukungan DPR yg minim bagi Jokowi. Political will saja tdk cukup. Wassalam RPK Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: lia...@indo.net.id Sender: Date: Tue, 16 Sep 2014 18:11:36 To: Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI Kalau bicara dilegalkan artinya harus sesuai dg aturannya (legal aspeknya UU )Dalam UU Minerba 2009 , Pertambangan rakyat harus dilakukan di WPR dg IPR ,salah satu kriteria WPR adalah merupakan wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yg sudah dikerjakan sekurang kurangnya 15 tahun, ini artinya tambang tambang rakyat yg muncul akhir akhir ini tidak bisa dilegalkan atau tidak bisa dijadikan WPR dan tdk bisa diberikan IPR . Disisi lain dipasal pidananya dikatakan Setiap orang yang melakukan penambangan tanpa IUP atau IPR dikenakan pidana hukuman maksimal 10 tahun atau denda 10 milyar. Pertanyaannya : mengambil sirtu di sungai itu itu masuk Pertambangan rakyat bukan ? ( devinisi tambang rakyat ), kalau masuk dan tdk punya Ijin Pertambangan Rakyat ( IPR ) bisa bisa kena pasal ini ISM > Pak Kusuma dan rekan2 lain ysh, > > Dalam UU 4 /2009 mengenai Minerba, Ijin Pertambangan Rakyat > (IPR) memang diakomodasikan. Dalam UU dijelaskan bahwa utk > perorangan maks 1 Ha, Kelompok maks 5 Ha dan Koperasi mask > 10 Ha. Dan mereka diberi waktu utk eksplorasi dan > operasi/produksi mask 5 tahun. > > Penyuluhan ESDM utk IPR ini memang perlu sekali. Tapi, > sepengetahuan saya, ini belum pernah dilakukan. Apalagi > secara masif dan terstruktur. Yg terjadi sekarang, banyak > penambang2 skala kecil ini melakukan aktifitas nya diatas > lahan pemilik IUP yang resmi. Dan terkesan adanya pembiaran > oleh ESDM, mungkin karena menyangkut hajat hidup. > > Beberapa waktu yang lalu, ada lembaga nirlaba (LSM), namanya > kalau tidak salah "Bali Fokus" yang special terjun dalam > pertambangan emas skala kecil yang ramah lingkungan. Mereka > punya konsep yang bagus (dari processing sd pasca tambang), > dan mereka akan menyiapkan pilot project di Lombok, Jabar > dan Lampung, lokasi2 yang memang sudah terkenal adalanya > pertambangan emas skala kecil. Bali Focus menawarakan kerja > sama dengan MGEI sbg advisor dalam pilot project ini. > Permasalahan nya, lokasi yang mereka tawarkan sbg pilot > project, berada di lokasi IUP Eksplorasi sebuah Perusahaan. > > Belum ada wliayah kerja yang sah dan resmi dan belum ada IPR > yang > dikeluarkan oleh Pemerintah (cmiiw). Ini permasalahan nya. > > Salm, > > aZd > > > Saya tetap berpendapat bahwa ini tetap adalah tugas ESDM yg > mempunyai anggaran dan perangkat organisasi untuk > melaksanakannya. ESDM harus mempunyai program yg kongkrit > mengenai pertambangan. ESDM bisa meminta IAGI dan Perhapi > bahkan konsultan pertambangan untuk mendesign tambang > rakyat, yg harus diimplentasikan dan disodorkan kepada > rakyat oleh para penyuluh pertambangan rakyat yg dididik dan > dilatih untuk itu, sebagaimana dilakukan di bidang > pertanian. Rakyat diizinkan menambang mungkin harus melalui > KUD, sdgkan para cukong hanya bertindak sebagai pembeli > hasil pertambangan, tentu diback-up oleh para penegak hukum. > Perlu sosialisasi kepada para bupati, polisi, tentara dsb > Wassalam > RPK > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: MINARWAN > Sender: > Date: Tue, 16 Sep 2014 09:54:53 > To: > Reply-To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu
Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI
Dengan Hormat Saya lebih melihat dari Askpek LK3-nya apakah perlindungan terhadap pekerja , lingkungan dan harta benda telah dilakukan, Pada dasarnya aturan dan undang undangnya jelas , yang sukar dilaksanakan adalah pengawasan dilapangan . Seringkali (maaf) orang - orang kecil berlindung di Balik "Status Sosial" sebagai orang miskin Kalau Perusahaan besar spt TOTAL , CHEVRON ada tumpahan kimia atau minyak saja , ributnya kemana - mana , kalau Tambang Minyak Rakyat di Blora mau numpahin minyak ke sungai tidak ada yang menghukum karena orang "kecil" Sama saja seperti kalau ada pengendara sepeda motor yang melawan arah dan menabrak Mobil mewah , pasti orang akan menyalahkan si Pengendara Mobil mewah bukan sepeda motor walau yang terjadi sebenarnya adalah sebaliknya., Jadi pembukaan dan legalisasi tambang rakyat bukan masalah boleh atau tidak, atau demi alas an "kesejahteraan" maka pasti diperbolehkan , tapi semua aturan dan persyaratan yang berlaku harus terpenuhi terlebih dahalu . Minimal setiap tambang rakyat harus memiliki document AMDAL dan SMK3 yang dapat diaudit dan dapat di control oleh pihak yang Berwenang (Dept Lingkungan Hidup dan Departement Tenaga Kerja) . Bila terjadi pelanggaran maka menjadi urusan yang Berwajib (Polisi dan aparat penegak hukum) Masalah nanti ditutup kemudian orang tak dapat makan itu tidak ada hubungannya sama sekali . Aturan ditegakkan , baru pekerjaan dilaksanakan. Fungsi Pemerintah adalah menjalankan aturan bukan membuka lapangan pekerjaan . Prinsip dasarnya Jangan sekali kali memberikan kesempatan bagi pelaku pelanggaran karena sama saja kita membuka jalan menjadi curang. Salam Dandy 2014-09-16 10:54 GMT+08:00 MINARWAN : > Pak Koesoema yth., > > Betul sekali Pak, saya sependapat dengan posisi Bapak, tambang rakyat ini > memang tidak mungkin ditutup jika kita memikirkan banyak rakyat kecil di > sekitar area pertambangan ini yang menggantungkan hidup mereka dari hasil > "mengais tanah". > > Saya pikir memang perlu ada "konsultan ahli" entah dari departemen ESDM > atau pihak terkait lain yang dilibatkan (IAGI bisa masuk/lobby > pemerintah??) untuk mendidik pelaku tambang rakyat ini agar mereka dapat > menjalankan prosedur ekstraksi mineral dengan benar (tentunya dengan > menggunakan alat yang sederhana). Mungkin di sini ada peluang untuk > melibatkan ahli geologi minerba juga, pada saat lowongan kerja di bidang > ini konon sedang lesu (berdasarkan informasi yang sekilas saya tangkap di > milis). > > Saya melihat, dari urusan tambang rakyat ini sebenarnya ada peluang bagi > IAGI untuk melakukan sesuatu bagi anggotanya yang sedang membutuhkan > peluang kerja dan sekaligus membantu pemerintah dan rakyat kecil. > Mudah-mudahan nanti Ketua dan pengurus IAGI yang baru akan dapat memainkan > peran ini, sehingga manfaat IAGI tak hanya dirasakan oleh anggotanya tapi > juga masyarakat. > > Salam > Minarwan > > PS: rasa-rasanya ini pas dengan jargon IAGI lebih MEMBUMI > 2014-09-15 17:29 GMT+07:00 : > >> Pertambangan rakyat tdk mungkin ditutup karena menyangkut hajat orang >> banyak, terutama orang kecil. Yang diperlukan adalah diakukan >> pembinaan/penyuluhan secara massive dan massal oleh tenaga-tenaga ahli dari >> Kementrian ESDM yg diback-up penuh oleh penegak hukum. Para pakar >> pertambangan harus ditugasi untuk mendesign tambang rakyat yg aman, >> efisient, ramah lingkungan (penggunaan Hg dilarang) dan menyerap tenaga >> kerja (ketimbang mesin) dijadikan standard operation prosedur bagi tambang >> rakyat yang kemudian disebarkan secara blusukan masal dan ke pelosok2 oleh >> para penyuluh pertambangan rakyat yg telah terdidik untuk itu. Tentu perlu >> dukungan dari para penegak hukum, dan yg tidk mengindahkan penyuluhan harus >> ditindak keras, terutama cukong2 yang ada dibelakangnya. Penyuluhan banyak >> sukses dilakukan di bidang pertanian rakyat. Masalahnya tentu Menteri ESDM >> yg akan datang mampu melaksanakannya? Juga Jokowi perlu blusukan ke bupati2 >> dimana didaerahnya banyak pertambangan tanpa izin. Kalau ngomong sih >> gampang seperti yg saya katakan ini >> Wassalam >> RPK >> >> >> >> Mungkin IAGI perlu segera memberikan masukan pada Seknas Pak Jokowi >> tentang manfaat dan mudharatnya melegalkan tambang rakyat supaya lebih >> hati2 dalam mengambil keputusan. >> On Sep 12, 2014 7:15 AM, "MINARWAN" wrote: >> >>> Netters yth., >>> >>> Berawal dari diskusi lewat dinding facebook Pak Awang (beberapa minggu >>> lalu) tentang kondisi lahan bekas tambang di Bangka Barat, saya terus >>> berpikir apakah ada yang bisa dilakukan IAGI dalam membantu pemerintah >>> mengatasi berbagai persoalan pertambangan di Indonesia, termasuk salah >>> satunya adalah soal tambang rakyat (selain isu-isu seksi seperti kontrak >>> dengan tambang besar yang sebisa mungkin lebih menguntungkan pihak >>> Indonesia). >>> >>> Pagi ini saya ketika mengecek salah satu portal berita, saya menemukan >>> berita di bawah ini dan tergerak untuk membagikannya ke milis: >>> >>> >>> http://www.ne
Re: [iagi-net] Bongkar
Yth Mang Okim,Terimakasih atas tanggapan dan uraiannya yang meliuk-liuk.Alhamdulillah dengan istiqomah dan kerja keras penelitian berjalan baik dan hasilnya cukup sesuai dgn yg diharapkan. Tadi Pak Direktur Purbakala juga Ketua Timnas berkunjung ke GP. Beliau sangat senang dan antusias dengan proses dan hasil2 yang sudah dicapai. Beliau sepenuhnya paham dan setuju dengan penggalian yg sudah dilakukan, tidak ada yg merusak atau menyalahi aturan, bahkan beliau bilang metoda integratif geologi-geofisika-arkeologi di GP patut dijadikan pioneer untuk dikembangkan lebih lanjut di Indonesia.Besok rencananya Bpk Mendikbud dan rombongan akan berkunjung juga ke GP.Wass,DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: SujatmikoSent: Senin, 15 September 2014 11:57To: iagi-net@iagi.or.idReply To: iagi-net@iagi.or.idCc: MGEISubject: RE: [iagi-net] Bongkar Yth Pak Danny-Pak Ali Akbar, Setelah mengikuti perkembangan penelitian TIMNAS Gunung Padang sejak beberapa hari terakhir ini, mang Okim hanya bisa mendoâakan , semoga yang dicari sejak 3 tahun terakhir ini ketemu, yaitu adanya chamber atau ruang kosong yang ditengarai ada âbrankasnyaâ, bidang pemangkasan (batas budaya ?), pintu gerbang 18 meteran, pasir ayakan peredam gempa, semen canggih mengandung 45 % mineral besi ( semen tercanggih di abad modern mengandung kurang dari 6 % kadar besi ), industri metalurgi canggih, dan kemungkinan adanya reaktor listrik hidro di level 4 ( 13.000 â 23.000 tahun yang lalu !!! ). Sekedar informasi, di front page koran Pikiran Rakyat pagi ini diumumkan tentang adanya temuan artefak aneh dari batuan andesit-basalt yang seluruh permukaannya masih terbungkus kulit pelapukan . Pak Andi Arif dengan bangga memberikan komentar bahwa artefak tersebut dibuat dengan menggunakan teknologi tinggi, mengandung serat kawat dari besi memanjang, memiliki anomaly magnetic tinggi, memiliki hanya satu kutub magnet, porositas permukaan konsisten, dan mirip senjata kujang. Mang Okim sangat prihatin atas statemen tersebut karena di batuan yang dianggap artefak ternyata tidak terlihat adanya bekas bidang pemangkasan alias utuh , sehingga interpretasinya lebih ke batuan murni sebagai sisa pelapukan. Sekedar catatan, batuan dengan bentuk yang lebih kurang sama banyak ditemukan di kawasan karst Citatah, dan itu adalah murni hasil pelapukan alamiah . Mang Okim juga sangat prihatin melihat foto-foto kegiatan ekskavasi yang melibatkan personel militer dan membongkar tebing curam . Mang Okim kurang setuju bahwa secara teknis dan prinsip , trenching geologi tidak ada bedanya dengan trenching arkeologi. Bocoran berita berikut dari arkeolog yang menyaksikan kegiatan di Gunung Padang semoga dapat menjadi pertimbangan : â Saya sangat sedih melihat perkembangan kegiatan penelitian di Situs Gunung Padang hari ini. Kotak ekskavasi dibuka di sembarang tempat, tidak mengacu pada kegiatan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Beberapa kotak dibuka di lahan yang sangat rawan akan longsor. Begitu juga dengan hak publik yang datang berkunjung ke situs yang telah terampas. Sebagian besar situs ditutup dengan terpal setinggi 2 meteran. Mau apa mereka sebenarnya di situs yang kita banggakan ini ??? Sebagai insan kebumian ( walau telah dicap sebagai â geolog gaek â dan âpenjahat intelektualâ) , mang Okim secara konsisten terus mengikuti perkembangan penelitian â piramida â di G. Lalakon, G. Sadahurip, dan G. Padang. Dari hasil pemindaian geolistrik, georadar, dsbnya oleh TTRM, hipotesisnya ternyata sama bahwa di perut ketiga gunung tersebut terdapat bidang pemangkasan, ruang kosong, dan bangunan budaya lainnya. Pertanyaan mang Okim sangat sederhana : âMengapa yang dipilih justru Situs Gunung Padang yang telah diakui merupakan Situs Megalitik Punden Berundak terbesar di kawasan Asia Tenggara â, dan bukan Gunung Lalakon atau Gunung Sadahurip? Mang Okim sungguh miris mendengar komentar beberapa anggota militer yang membantu penggalian --- bahwa kegiatan ekskavasi tersebut tak ubahnya dengan â penggalian illegal â. Mang Okim mohon beribu maaf kepada Pak Danny â Pak Ali Akbar dan seluruh anggota tim, kalau postingan ini kurang berkenan. Harapan mang Okim semoga hipotesis yang selama ini diyakini kebenarannya dapat cepat terbukti dan Situs Gunung Padang tetap eksis sebagai tujuan wisata unggulan Kabupaten Cianjur. Amiin. Salam cinta Geo-Arkeologi, Mang Okim From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id]
Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI
Kalau ini adalah aspek legalnya, ya ini adalah PR untuk Jokowi, dan saya tdk bisa berkutik disini. Tentunya pemutihan dapat saja dilakukan atau dibuat UU baru tetapi ini harus diperjuangkan di DPR, dan sulit, karena banyak anggota DPR yg punya kepentingan, selain juga dukungan DPR yg minim bagi Jokowi. Political will saja tdk cukup. Wassalam RPK Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: lia...@indo.net.id Sender: Date: Tue, 16 Sep 2014 18:11:36 To: Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI Kalau bicara dilegalkan artinya harus sesuai dg aturannya (legal aspeknya UU )Dalam UU Minerba 2009 , Pertambangan rakyat harus dilakukan di WPR dg IPR ,salah satu kriteria WPR adalah merupakan wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yg sudah dikerjakan sekurang kurangnya 15 tahun, ini artinya tambang tambang rakyat yg muncul akhir akhir ini tidak bisa dilegalkan atau tidak bisa dijadikan WPR dan tdk bisa diberikan IPR . Disisi lain dipasal pidananya dikatakan Setiap orang yang melakukan penambangan tanpa IUP atau IPR dikenakan pidana hukuman maksimal 10 tahun atau denda 10 milyar. Pertanyaannya : mengambil sirtu di sungai itu itu masuk Pertambangan rakyat bukan ? ( devinisi tambang rakyat ), kalau masuk dan tdk punya Ijin Pertambangan Rakyat ( IPR ) bisa bisa kena pasal ini ISM > Pak Kusuma dan rekan2 lain ysh, > > Dalam UU 4 /2009 mengenai Minerba, Ijin Pertambangan Rakyat > (IPR) memang diakomodasikan. Dalam UU dijelaskan bahwa utk > perorangan maks 1 Ha, Kelompok maks 5 Ha dan Koperasi mask > 10 Ha. Dan mereka diberi waktu utk eksplorasi dan > operasi/produksi mask 5 tahun. > > Penyuluhan ESDM utk IPR ini memang perlu sekali. Tapi, > sepengetahuan saya, ini belum pernah dilakukan. Apalagi > secara masif dan terstruktur. Yg terjadi sekarang, banyak > penambang2 skala kecil ini melakukan aktifitas nya diatas > lahan pemilik IUP yang resmi. Dan terkesan adanya pembiaran > oleh ESDM, mungkin karena menyangkut hajat hidup. > > Beberapa waktu yang lalu, ada lembaga nirlaba (LSM), namanya > kalau tidak salah "Bali Fokus" yang special terjun dalam > pertambangan emas skala kecil yang ramah lingkungan. Mereka > punya konsep yang bagus (dari processing sd pasca tambang), > dan mereka akan menyiapkan pilot project di Lombok, Jabar > dan Lampung, lokasi2 yang memang sudah terkenal adalanya > pertambangan emas skala kecil. Bali Focus menawarakan kerja > sama dengan MGEI sbg advisor dalam pilot project ini. > Permasalahan nya, lokasi yang mereka tawarkan sbg pilot > project, berada di lokasi IUP Eksplorasi sebuah Perusahaan. > > Belum ada wliayah kerja yang sah dan resmi dan belum ada IPR > yang > dikeluarkan oleh Pemerintah (cmiiw). Ini permasalahan nya. > > Salm, > > aZd > > > Saya tetap berpendapat bahwa ini tetap adalah tugas ESDM yg > mempunyai anggaran dan perangkat organisasi untuk > melaksanakannya. ESDM harus mempunyai program yg kongkrit > mengenai pertambangan. ESDM bisa meminta IAGI dan Perhapi > bahkan konsultan pertambangan untuk mendesign tambang > rakyat, yg harus diimplentasikan dan disodorkan kepada > rakyat oleh para penyuluh pertambangan rakyat yg dididik dan > dilatih untuk itu, sebagaimana dilakukan di bidang > pertanian. Rakyat diizinkan menambang mungkin harus melalui > KUD, sdgkan para cukong hanya bertindak sebagai pembeli > hasil pertambangan, tentu diback-up oleh para penegak hukum. > Perlu sosialisasi kepada para bupati, polisi, tentara dsb > Wassalam > RPK > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: MINARWAN > Sender: > Date: Tue, 16 Sep 2014 09:54:53 > To: > Reply-To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan > tambang rakyat dan > kaitannya dengan Pilpres IAGI > > Pak Koesoema yth., > > Betul sekali Pak, saya sependapat dengan posisi Bapak, > tambang rakyat ini memang tidak mungkin ditutup jika kita > memikirkan banyak rakyat kecil di sekitar area pertambangan > ini yang menggantungkan hidup mereka dari hasil "mengais > tanah". > > Saya pikir memang perlu ada "konsultan ahli" entah dari > departemen ESDM atau pihak terkait lain yang dilibatkan > (IAGI bisa masuk/lobby > pemerintah??) untuk mendidik pelaku tambang rakyat ini agar > mereka dapat menjalankan prosedur ekstraksi mineral dengan > benar (tentunya dengan menggunakan alat yang sederhana). > Mungkin di sini ada peluang untuk melibatkan ahli geologi > minerba juga, pada saat lowongan kerja di bidang ini konon > sedang lesu (berdasarkan informasi yang sekilas saya tangkap > di milis). > > Saya melihat, dari urusan tambang rakyat ini sebenarnya ada > peluang bagi IAGI untuk melakukan sesuatu bagi anggotanya > yang sedang membutuhkan peluang kerja dan sekaligus membantu > pemerintah dan rakyat kecil. > Mudah-mudahan nanti Ketua dan pengurus IAGI yang baru akan > dapat > memainkan > peran ini, sehingga manfaat IAGI tak hanya diras
Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan tambang rakyat dan kaitannya dengan Pilpres IAGI
Kalau bicara dilegalkan artinya harus sesuai dg aturannya (legal aspeknya UU )Dalam UU Minerba 2009 , Pertambangan rakyat harus dilakukan di WPR dg IPR ,salah satu kriteria WPR adalah merupakan wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yg sudah dikerjakan sekurang kurangnya 15 tahun, ini artinya tambang tambang rakyat yg muncul akhir akhir ini tidak bisa dilegalkan atau tidak bisa dijadikan WPR dan tdk bisa diberikan IPR . Disisi lain dipasal pidananya dikatakan Setiap orang yang melakukan penambangan tanpa IUP atau IPR dikenakan pidana hukuman maksimal 10 tahun atau denda 10 milyar. Pertanyaannya : mengambil sirtu di sungai itu itu masuk Pertambangan rakyat bukan ? ( devinisi tambang rakyat ), kalau masuk dan tdk punya Ijin Pertambangan Rakyat ( IPR ) bisa bisa kena pasal ini ISM > Pak Kusuma dan rekan2 lain ysh, > > Dalam UU 4 /2009 mengenai Minerba, Ijin Pertambangan Rakyat > (IPR) memang diakomodasikan. Dalam UU dijelaskan bahwa utk > perorangan maks 1 Ha, Kelompok maks 5 Ha dan Koperasi mask > 10 Ha. Dan mereka diberi waktu utk eksplorasi dan > operasi/produksi mask 5 tahun. > > Penyuluhan ESDM utk IPR ini memang perlu sekali. Tapi, > sepengetahuan saya, ini belum pernah dilakukan. Apalagi > secara masif dan terstruktur. Yg terjadi sekarang, banyak > penambang2 skala kecil ini melakukan aktifitas nya diatas > lahan pemilik IUP yang resmi. Dan terkesan adanya pembiaran > oleh ESDM, mungkin karena menyangkut hajat hidup. > > Beberapa waktu yang lalu, ada lembaga nirlaba (LSM), namanya > kalau tidak salah "Bali Fokus" yang special terjun dalam > pertambangan emas skala kecil yang ramah lingkungan. Mereka > punya konsep yang bagus (dari processing sd pasca tambang), > dan mereka akan menyiapkan pilot project di Lombok, Jabar > dan Lampung, lokasi2 yang memang sudah terkenal adalanya > pertambangan emas skala kecil. Bali Focus menawarakan kerja > sama dengan MGEI sbg advisor dalam pilot project ini. > Permasalahan nya, lokasi yang mereka tawarkan sbg pilot > project, berada di lokasi IUP Eksplorasi sebuah Perusahaan. > > Belum ada wliayah kerja yang sah dan resmi dan belum ada IPR > yang > dikeluarkan oleh Pemerintah (cmiiw). Ini permasalahan nya. > > Salm, > > aZd > > > Saya tetap berpendapat bahwa ini tetap adalah tugas ESDM yg > mempunyai anggaran dan perangkat organisasi untuk > melaksanakannya. ESDM harus mempunyai program yg kongkrit > mengenai pertambangan. ESDM bisa meminta IAGI dan Perhapi > bahkan konsultan pertambangan untuk mendesign tambang > rakyat, yg harus diimplentasikan dan disodorkan kepada > rakyat oleh para penyuluh pertambangan rakyat yg dididik dan > dilatih untuk itu, sebagaimana dilakukan di bidang > pertanian. Rakyat diizinkan menambang mungkin harus melalui > KUD, sdgkan para cukong hanya bertindak sebagai pembeli > hasil pertambangan, tentu diback-up oleh para penegak hukum. > Perlu sosialisasi kepada para bupati, polisi, tentara dsb > Wassalam > RPK > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: MINARWAN > Sender: > Date: Tue, 16 Sep 2014 09:54:53 > To: > Reply-To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net] Seknas Jokowi ingin bantu legalkan > tambang rakyat dan > kaitannya dengan Pilpres IAGI > > Pak Koesoema yth., > > Betul sekali Pak, saya sependapat dengan posisi Bapak, > tambang rakyat ini memang tidak mungkin ditutup jika kita > memikirkan banyak rakyat kecil di sekitar area pertambangan > ini yang menggantungkan hidup mereka dari hasil "mengais > tanah". > > Saya pikir memang perlu ada "konsultan ahli" entah dari > departemen ESDM atau pihak terkait lain yang dilibatkan > (IAGI bisa masuk/lobby > pemerintah??) untuk mendidik pelaku tambang rakyat ini agar > mereka dapat menjalankan prosedur ekstraksi mineral dengan > benar (tentunya dengan menggunakan alat yang sederhana). > Mungkin di sini ada peluang untuk melibatkan ahli geologi > minerba juga, pada saat lowongan kerja di bidang ini konon > sedang lesu (berdasarkan informasi yang sekilas saya tangkap > di milis). > > Saya melihat, dari urusan tambang rakyat ini sebenarnya ada > peluang bagi IAGI untuk melakukan sesuatu bagi anggotanya > yang sedang membutuhkan peluang kerja dan sekaligus membantu > pemerintah dan rakyat kecil. > Mudah-mudahan nanti Ketua dan pengurus IAGI yang baru akan > dapat > memainkan > peran ini, sehingga manfaat IAGI tak hanya dirasakan oleh > anggotanya tapi juga masyarakat. > > Salam > Minarwan > > PS: rasa-rasanya ini pas dengan jargon IAGI lebih MEMBUMI > 2014-09-15 17:29 GMT+07:00 : > >> Pertambangan rakyat tdk mungkin ditutup karena menyangkut >> hajat orang banyak, terutama orang kecil. Yang diperlukan >> adalah diakukan >> pembinaan/penyuluhan secara massive dan massal oleh >> tenaga-tenaga ahli dari >> Kementrian ESDM yg diback-up penuh oleh penegak hukum. Para >> pakar pertambangan harus ditugasi untuk mendesign tambang >> rakyat yg aman, efisient, ramah lingkungan (penggunaan Hg >> dilarang) dan menyerap tenaga kerja (ketimbang mesin) >>