[iagi-net] CATATAN KEGIATAN: POST CONVENTION PIT IAGI FIELDTRIP BASIC SEDIMENTOLOGY AND STRATIGRAPHY IN CIPAMINGKIS AREA
Belajar sambil Geowisata Gratis di Sungai Cipamingkis. Belajar dan Berwisata ke endapan laut di Sungai Cipamingkis adalah cara kami memulai akhir pekan. Bersama 4 instruktur dan 25 peserta dari 10 universitas yang berbeda kami jejakkan Jakarta menuju Bogor dari Sekertariat IAGI beriringan dengan terbitnya matahari dilepas oleh Pak Rovicky Dwi Putrohari. Kami sampai di lokasi sekitar pukul 8, lega acara dimulai tepat waktu. Sabtu itu, 20 September 2014, kami dipandu terik kemarau yang rumornya tidak putus keringnya selama sebulan, hingga belakangan acara ditutup dengan hujan deras. Overview regional dibuka oleh Pak Andang Bachtiar sambil mengenalkan kondisi geologi sekitar berkisar struktur yang berkembang dan Formasi Cibulakan yang diendapkan pada fase post-rift. Setelah geologi umum daerah Sungai Cipamingkis selesai dijabarkan lalu Mas Andi Krisyunianto, Mas Maradona Mansyur dan Mas Purnama Suandhi mengambil alih untuk membimbing peserta melakukan deskripsi singkapan. Ternyata hari itu berbarengan jadwal mengajar Pak Andang untuk mahasiswa S2 Geofisika UI. Beliau merangkap dan berbagi tugas dengan rekan2. Berbekal pengetahuan dasar2 geologi peserta mulai mendeskripsi batuan yang tersingkap di badan sungai yang juga kering karena kemarau. Pengamatan dimulai dari jauh untuk melihat dimensi, geometri dan penyebaran batuan. Keberadaan perselingan batupasir – batulempung dengan dominan batulempung membuat kita berhati – hati saat melangkah karena licinnya saat lempung bercampur dengan air. Lalu kami mendekat ke singkapan untuk melihat lebih detil. Kami berjalan memotong pelamparan batuan untuk mengetahui pola perselingan batuan tersebut. Warna kelabu dan kuning muda meyakinkan kami bahwa endapan ini bukan endapan darat yang biasanya kemerahan teroksidasi. Banyak kenampakan konkresi, fosil jejak binatang juga struktur sedimen yang bersama – sama kami bahas. Bertukar ilmu menjadi seru karena beda institusi tapi satu komunitas geosain. Dan akhirnya stop site pertama ditutup oleh rangkuman dari Andang Bachtiar Terik siang kami terobati sesekali oleh semilir angin sejuk. Tanpa terasa tiba waktu Dzuhur dan stop site kedua sudah menunggu kami setelah istirahat, sholat juga makan siang. Masih di sungai yang sama tapi kami harus memutar karena tidak mungkin kami telusuri badan sungai yang terkadang dalam airnya. Jarak antar keduanya kira – kira 4 kilometer. Dengan pola yang serupa dengan cara kami mengobservasi stop site pertama, singkapan di stop site kedua pun siap kami jamahi. Tapi itu tak berlangsung lama sampai hujan deras mengguyur kami. Serentak kami naik dari sungai dan mencari tempat berteduh. Bangunan setengah jadi menjadi destinasi kami. Setelah hanya rintik yang tersisa kami balik ke sungai untuk mengabadikan momen bersama. Terima kasih sebesar – besarnya untuk semua pihak pendukung dan terkait. Acara serupa akan kami gelar di Pertemuan Ilmiah Tahunan HAGI 2014 di Solo pertengahan Oktober mendatang. Diorganisir: IAGI dan GDA Consulting Dokumentasi: Terrative Film dan foto: http://terrative.wordpress.com/2014/09/25/geowisata-gratis-di-sungai-cipamingkis/ Terimakasih kepada semua pihak yang menyeponsori dan membantu kelancaran acara ini. Salam PANITIA FIELDTRIP POST CONVENTION PIT IAGI Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
Re: [iagi-net] CATATAN KEGIATAN: POST CONVENTION PIT IAGI FIELDTRIP BASIC SEDIMENTOLOGY AND STRATIGRAPHY IN CIPAMINGKIS AREA
Selamat atas suksesnya.Adakan fieldtrip diluar Pit juga dong. si Abah On Friday, September 26, 2014 3:50 PM, pt_bu...@yahoo.co.id pt_bu...@yahoo.co.id wrote: | Belajar sambil Geowisata Gratis di Sungai Cipamingkis.Belajar dan Berwisata ke endapan laut di Sungai Cipamingkis adalah cara kami memulai akhir pekan. Bersama 4 instruktur dan 25 peserta dari 10 universitas yang berbeda kami jejakkan Jakarta menuju Bogor dari Sekertariat IAGI beriringan dengan terbitnya matahari dilepas oleh Pak Rovicky Dwi Putrohari. Kami sampai di lokasi sekitar pukul 8, lega acara dimulai tepat waktu. Sabtu itu, 20 September 2014, kami dipandu terik kemarau yang rumornya tidak putus keringnya selama sebulan, hingga belakangan acara ditutup dengan hujan deras. Overview regional dibuka oleh Pak Andang Bachtiar sambil mengenalkan kondisi geologi sekitar berkisar struktur yang berkembang dan Formasi Cibulakan yang diendapkan pada fase post-rift.Setelah geologi umum daerah Sungai Cipamingkis selesai dijabarkan lalu Mas Andi Krisyunianto, Mas Maradona Mansyur dan Mas Purnama Suandhi mengambil alih untuk membimbing peserta melakukan deskripsi singkapan. Ternyata hari itu berbarengan jadwal mengajar Pak Andang untuk mahasiswa S2 Geofisika UI. Beliau merangkap dan berbagi tugas dengan rekan2. Berbekal pengetahuan dasar2 geologi peserta mulai mendeskripsi batuan yang tersingkap di badan sungai yang juga kering karena kemarau.Pengamatan dimulai dari jauh untuk melihat dimensi, geometri dan penyebaran batuan. Keberadaan perselingan batupasir – batulempung dengan dominan batulempung membuat kita berhati – hati saat melangkah karena licinnya saat lempung bercampur dengan air. Lalu kami mendekat ke singkapan untuk melihat lebih detil. Kami berjalan memotong pelamparan batuan untuk mengetahui pola perselingan batuan tersebut. Warna kelabu dan kuning muda meyakinkan kami bahwa endapan ini bukan endapan darat yang biasanya kemerahan teroksidasi. Banyak kenampakan konkresi, fosil jejak binatang juga struktur sedimen yang bersama – sama kami bahas. Bertukar ilmu menjadi seru karena beda institusi tapi satu komunitas geosain. Dan akhirnya stop site pertama ditutup oleh rangkuman dari Andang BachtiarTerik siang kami terobati sesekali oleh semilir angin sejuk. Tanpa terasa tiba waktu Dzuhur dan stop site kedua sudah menunggu kami setelah istirahat, sholat juga makan siang. Masih di sungai yang sama tapi kami harus memutar karena tidak mungkin kami telusuri badan sungai yang terkadang dalam airnya. Jarak antar keduanya kira – kira 4 kilometer. Dengan pola yang serupa dengan cara kami mengobservasi stop site pertama, singkapan di stop site kedua pun siap kami jamahi. Tapi itu tak berlangsung lama sampai hujan deras mengguyur kami. Serentak kami naik dari sungai dan mencari tempat berteduh. Bangunan setengah jadi menjadi destinasi kami. Setelah hanya rintik yang tersisa kami balik ke sungai untuk mengabadikan momen bersama. Terima kasih sebesar – besarnya untuk semua pihak pendukung dan terkait. Acara serupa akan kami gelar di Pertemuan Ilmiah Tahunan HAGI 2014 di Solo pertengahan Oktober mendatang.Diorganisir: IAGI dan GDA Consulting Dokumentasi: TerrativeFilm dan foto: http://terrative.wordpress.com/2014/09/25/geowisata-gratis-di-sungai-cipamingkis/Terimakasih kepada semua pihak yang menyeponsori dan membantu kelancaran acara ini.Salam PANITIA FIELDTRIP POST CONVENTION PIT IAGI | Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014
Re: [iagi-net] RE: [economicgeology] Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY
Mang Okim; apa ada tulisan mang Okim yang menghina staf sus SBY ? Kalau tulisan dari stafsus kan ada di Mang Okim. Secara hukum (aku ndak tau soal hukum; kalo kena tilang yaa pernah) ada penghinaan dari s.s SBY. Lha mestinya mang Okim dong yang mensomasi; bukan di somasi. Salam. Pada 26 Sep 2014 09:00, Rizqi Syawal syawa...@gmail.com menulis: Selamat pagi . . . Sebenarnya perdebatan sangat menarik tentang G. Padang dan bolehkah saya berbagi pengalaman tentang wisata yg banyak di bicarakan ini. Di 2012 IAGI pernah melakukan fieldtrip ke area G. Padang dan saya ikut di dalam kegiatan tersebut. Saat itu tengah booming dan menjadi topik utama di milis iaginet saat itu tetapi dari sekian yg booming itu hanya beberapa orang saja yg ikut. Dimana saat itu fieldtrip ini setahu saya bsifat netral karena tak ada pihak pro dan kontra. Dalam fieldtrip itupun kami bertukar pikiran di mana saat itu terdapat prof. Ongkosongo , pak rovicky, dan kelompok fieldtrip IAGI bandung (kalau tak salah rombongan pak Bambang priadi) Di akui atau tidak dari 3 X kunjungan saya ke situs purba ini, dampak kunjungan presiden ke G. Padang telah memberikan banyak perubahan termasuk pembenahan sarana dan prasarana yg saat itu wisatawan hanya 1000-2000 orang/ bulan saat ini bisa mencapai lebih dari 8 rb/ bln . Jalanan ke area ini jauh lebih baik di bandingkan tahun 2012 ke area ini. Walaupun di akui masih banyak jalan blubang dan kurangnya fasilitas penunjang ke area ini apabila kita hendak bacpackeran (menggunakan fasilitas umum). Saat ini penerangan di area gunung padang sudah sangat baik, bahkan lampu-lampu sudah hampir menghiasi area ini sampai ke area puncak (CMIIW), tetapi masyarakat adat paham betul dgn mlakukan penghematan dgn tdk menghidupkan lampu di teras teras G. Padang. Terlihat juga juru kunci di sana pun bukanlah orang yg 1-2 tahun bergelut dengan dunia pariwisata dan tentunya tahu betul bagaimana merawat area G. Padang. Ketika kunjungan ke dua saya (fieldtrip FGMI) beberapa kali mengamati ternyata banyak batuan batuan G. Padang yg di gunakan masyarakat sebagai material jalan, pondasi rumah, tangga dan sebagainya. Sehingga akan sangat yakin tentunya , G. Padang ini hanya 85% material saja yg utuh. Sudah seharusnya juga perdebatan masalah G. Padang di seleaaikan pula dgn cara Back to Basic, look at The Rock agar semua pmasalahan tahu bagaimana proses proses TTRM G. Padang apakah sudah sesuai atau medialah yg telah menjual berita berita tanpa konfirmasi dari pakarnya. Terakhir saya berkunjung ke sana di akhir agustus 2014. Dan menakjubkan saat ini sarana dan pra sarananya jauh lebih mendukung dari kunjungan pertama ataupun kedua. Jalan jalan mulai di aspal, petunjuk ke arah lokasi G. Padang pun sudah banyak sehingga memudahkan travel ke sana. Bahkan yang ingin menikmati matahari terbenam dan terbit di puncak G. Padang dan ingin bermalam, warga sana sudah menyediakan rumah mereka sebagai tempat menginap yg sederhana. Penggambaran di beberapa media yg boleh di bilang ada yg kontra dan pro sebenarnya akan sangat baik kalau kita datang sendiri. Terlepas dari esensi sains yg di debatkan, Gunung Padang sudah menjadi warisan dunia. Bahkan banyak turis dan peneliti asing sudah mulai datang kemari sekedar ingin membuktikan berita tersebut. Tampaknya perlu memang kalangan kalangan yg ingin tahu sendiri seperti apa Gunung Padang harus berkunjung mengamati sendiri bagaimana batu -batu tersebut tersusun, bagaimana juga posisi Gunung Padang terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan bangunan sebesar itu mungkin sangat menarik mempelajari tentang budaya waktu itu kenapa ada bangunan se-megah itu kalau tak ada peradaban yg cukup besar juga di area tsb. Masalah apakah gunung padang itu di buat manusia ataupun proses vulkanisme dan sebagainya tak bisa di selesaikan di milis inu tetapi datang langsung agar terbuka sudah pemikiran kita. . Bilapun bertentangan dengan konsep yg ada maka perlu adanya koreksi koreksi supaya bisa jadi bahan masukan untuk geologist muda ke depannya. . . . . . Sehat selalu utk Pak Sujatmiko dan Pak Danny Hilman dkk. . . . Salam Rizqi Syawal (Mungkin bisa sekali lagi fieldtrip sekaligus serah terima pengurusan IAGI (Pak Rovicky ke Pak Daru di G. PADANG)) Luarbiasa Mang Okim, walaupun sudah sangat sibuk dgn dunia batu Mulia tapi selalu meluangkan waktu utk rajin mengikuti dan memberikan komentar ttg G Padang di berbagai media. Alangkah lebih baik kalau sekalian meluangkan waktu ke G Padang dan memberikan analisa langsung di depan singkapan geologinya yang saya yakin belum pernah dilihat oleh Mang Okim karena memang baru disingkap :-) Silahkan datang Mang,supaya tidak disangka 'yang tahu sedikit biasanya merasa paling tahu' ehem... Salam, DHN Sent from my BlackBerry 10 smartphone. *From: *Bandono Salim *Sent: *Kamis, 25 September 2014 20:27 *To: *Iagi *Reply To: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net] RE: [economicgeology] Re:
Re: [iagi-net] RE: [economicgeology] Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY
Dari bb pal andi arief. (UNDANGAN TERBUKA--Mengundang masyarakat, ikatan Ahli profesi, budayawan, Pemimpin redaksi, lembaga penelitian dll untuk menyaksikan ekspose pembuktian adanya Piramida bawah permukaan situs Gunung Padang, Hari: Minggu.28 September 2014. Tiket masuk 2000 rupiah) PIRAMIDA NUSANTARA:KRITIK POSMODERNISME + KRITIK JURNALISME Oleh Wilman Ramdani Sampai sekarang, diakui ataupun tidak, benak bangsa ini selalu melihat kesadaran akan sejarahnya dibawa pada wilayah historisitas era pemenang perang, yang itu pun berlandaskan cerita turun temurun, kemudian dikonsensuskan. Wajar saja seh, bila anak-anak SD hingga kuliahan dibuat bangga dengan GajahMada yang bisa mempersatukan Nusantara. Mereka tidak diberi info, siapa itu patih Gajahmada, apakah dia asli bangsa Nusantara, atau memang sosok bangsa SILIH ASAH, ASIH, ASUH yang sebagai ciri khas budaya leluhur bangsa ini? Buku-buku sejarah yang terkesan konsensus tanpa konsekuen ini terus menghantui anak-anak SD sampai kuliahan. Ruang pemikiran mereka pun dijatah hanya sekedar tahu sejarah pada porsi sesuai kepentingan pengetahuan http://www.kaskus.co.id/thread/5424f8a3529a458d3c8b4572/piramida-nusantarakritik-posmodernisme--kritik-jurnalisme/ Sent from my iPhone On 25 Sep 2014, at 20.59, Rizqi Syawal syawa...@gmail.com wrote: Selamat pagi . . . Sebenarnya perdebatan sangat menarik tentang G. Padang dan bolehkah saya berbagi pengalaman tentang wisata yg banyak di bicarakan ini. Di 2012 IAGI pernah melakukan fieldtrip ke area G. Padang dan saya ikut di dalam kegiatan tersebut. Saat itu tengah booming dan menjadi topik utama di milis iaginet saat itu tetapi dari sekian yg booming itu hanya beberapa orang saja yg ikut. Dimana saat itu fieldtrip ini setahu saya bsifat netral karena tak ada pihak pro dan kontra. Dalam fieldtrip itupun kami bertukar pikiran di mana saat itu terdapat prof. Ongkosongo , pak rovicky, dan kelompok fieldtrip IAGI bandung (kalau tak salah rombongan pak Bambang priadi) Di akui atau tidak dari 3 X kunjungan saya ke situs purba ini, dampak kunjungan presiden ke G. Padang telah memberikan banyak perubahan termasuk pembenahan sarana dan prasarana yg saat itu wisatawan hanya 1000-2000 orang/ bulan saat ini bisa mencapai lebih dari 8 rb/ bln . Jalanan ke area ini jauh lebih baik di bandingkan tahun 2012 ke area ini. Walaupun di akui masih banyak jalan blubang dan kurangnya fasilitas penunjang ke area ini apabila kita hendak bacpackeran (menggunakan fasilitas umum). Saat ini penerangan di area gunung padang sudah sangat baik, bahkan lampu-lampu sudah hampir menghiasi area ini sampai ke area puncak (CMIIW), tetapi masyarakat adat paham betul dgn mlakukan penghematan dgn tdk menghidupkan lampu di teras teras G. Padang. Terlihat juga juru kunci di sana pun bukanlah orang yg 1-2 tahun bergelut dengan dunia pariwisata dan tentunya tahu betul bagaimana merawat area G. Padang. Ketika kunjungan ke dua saya (fieldtrip FGMI) beberapa kali mengamati ternyata banyak batuan batuan G. Padang yg di gunakan masyarakat sebagai material jalan, pondasi rumah, tangga dan sebagainya. Sehingga akan sangat yakin tentunya , G. Padang ini hanya 85% material saja yg utuh. Sudah seharusnya juga perdebatan masalah G. Padang di seleaaikan pula dgn cara Back to Basic, look at The Rock agar semua pmasalahan tahu bagaimana proses proses TTRM G. Padang apakah sudah sesuai atau medialah yg telah menjual berita berita tanpa konfirmasi dari pakarnya. Terakhir saya berkunjung ke sana di akhir agustus 2014. Dan menakjubkan saat ini sarana dan pra sarananya jauh lebih mendukung dari kunjungan pertama ataupun kedua. Jalan jalan mulai di aspal, petunjuk ke arah lokasi G. Padang pun sudah banyak sehingga memudahkan travel ke sana. Bahkan yang ingin menikmati matahari terbenam dan terbit di puncak G. Padang dan ingin bermalam, warga sana sudah menyediakan rumah mereka sebagai tempat menginap yg sederhana. Penggambaran di beberapa media yg boleh di bilang ada yg kontra dan pro sebenarnya akan sangat baik kalau kita datang sendiri. Terlepas dari esensi sains yg di debatkan, Gunung Padang sudah menjadi warisan dunia. Bahkan banyak turis dan peneliti asing sudah mulai datang kemari sekedar ingin membuktikan berita tersebut. Tampaknya perlu memang kalangan kalangan yg ingin tahu sendiri seperti apa Gunung Padang harus berkunjung mengamati sendiri bagaimana batu -batu tersebut tersusun, bagaimana juga posisi Gunung Padang terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan bangunan sebesar itu mungkin sangat menarik mempelajari tentang budaya waktu itu kenapa ada bangunan se-megah itu kalau tak ada peradaban yg cukup besar juga di area tsb. Masalah apakah gunung padang itu di buat manusia ataupun proses vulkanisme dan sebagainya tak bisa di selesaikan di milis inu tetapi datang langsung agar terbuka sudah pemikiran kita. . Bilapun bertentangan dengan konsep yg
Re: [iagi-net] RE: [economicgeology] Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY
Besuk pagi mungkin bisa lihat kujang dan koin di gn padang ya. Semoga diperlihatkan, karena menarik. Salam pa. Pada 26 Sep 2014 16:27, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis: Dari bb pal andi arief. (UNDANGAN TERBUKA--Mengundang masyarakat, ikatan Ahli profesi, budayawan, Pemimpin redaksi, lembaga penelitian dll untuk menyaksikan ekspose pembuktian adanya Piramida bawah permukaan situs Gunung Padang, Hari: Minggu.28 September 2014. Tiket masuk 2000 rupiah) PIRAMIDA NUSANTARA:KRITIK POSMODERNISME + KRITIK JURNALISME Oleh Wilman Ramdani Sampai sekarang, diakui ataupun tidak, benak bangsa ini selalu melihat kesadaran akan sejarahnya dibawa pada wilayah historisitas era pemenang perang, yang itu pun berlandaskan cerita turun temurun, kemudian dikonsensuskan. Wajar saja seh, bila anak-anak SD hingga kuliahan dibuat bangga dengan GajahMada yang bisa mempersatukan Nusantara. Mereka tidak diberi info, siapa itu patih Gajahmada, apakah dia asli bangsa Nusantara, atau memang sosok bangsa SILIH ASAH, ASIH, ASUH yang sebagai ciri khas budaya leluhur bangsa ini? Buku-buku sejarah yang terkesan konsensus tanpa konsekuen ini terus menghantui anak-anak SD sampai kuliahan. Ruang pemikiran mereka pun dijatah hanya sekedar tahu sejarah pada porsi sesuai kepentingan pengetahuan http://www.kaskus.co.id/thread/5424f8a3529a458d3c8b4572/piramida-nusantarakritik-posmodernisme--kritik-jurnalisme/ Sent from my iPhone On 25 Sep 2014, at 20.59, Rizqi Syawal syawa...@gmail.com wrote: Selamat pagi . . . Sebenarnya perdebatan sangat menarik tentang G. Padang dan bolehkah saya berbagi pengalaman tentang wisata yg banyak di bicarakan ini. Di 2012 IAGI pernah melakukan fieldtrip ke area G. Padang dan saya ikut di dalam kegiatan tersebut. Saat itu tengah booming dan menjadi topik utama di milis iaginet saat itu tetapi dari sekian yg booming itu hanya beberapa orang saja yg ikut. Dimana saat itu fieldtrip ini setahu saya bsifat netral karena tak ada pihak pro dan kontra. Dalam fieldtrip itupun kami bertukar pikiran di mana saat itu terdapat prof. Ongkosongo , pak rovicky, dan kelompok fieldtrip IAGI bandung (kalau tak salah rombongan pak Bambang priadi) Di akui atau tidak dari 3 X kunjungan saya ke situs purba ini, dampak kunjungan presiden ke G. Padang telah memberikan banyak perubahan termasuk pembenahan sarana dan prasarana yg saat itu wisatawan hanya 1000-2000 orang/ bulan saat ini bisa mencapai lebih dari 8 rb/ bln . Jalanan ke area ini jauh lebih baik di bandingkan tahun 2012 ke area ini. Walaupun di akui masih banyak jalan blubang dan kurangnya fasilitas penunjang ke area ini apabila kita hendak bacpackeran (menggunakan fasilitas umum). Saat ini penerangan di area gunung padang sudah sangat baik, bahkan lampu-lampu sudah hampir menghiasi area ini sampai ke area puncak (CMIIW), tetapi masyarakat adat paham betul dgn mlakukan penghematan dgn tdk menghidupkan lampu di teras teras G. Padang. Terlihat juga juru kunci di sana pun bukanlah orang yg 1-2 tahun bergelut dengan dunia pariwisata dan tentunya tahu betul bagaimana merawat area G. Padang. Ketika kunjungan ke dua saya (fieldtrip FGMI) beberapa kali mengamati ternyata banyak batuan batuan G. Padang yg di gunakan masyarakat sebagai material jalan, pondasi rumah, tangga dan sebagainya. Sehingga akan sangat yakin tentunya , G. Padang ini hanya 85% material saja yg utuh. Sudah seharusnya juga perdebatan masalah G. Padang di seleaaikan pula dgn cara Back to Basic, look at The Rock agar semua pmasalahan tahu bagaimana proses proses TTRM G. Padang apakah sudah sesuai atau medialah yg telah menjual berita berita tanpa konfirmasi dari pakarnya. Terakhir saya berkunjung ke sana di akhir agustus 2014. Dan menakjubkan saat ini sarana dan pra sarananya jauh lebih mendukung dari kunjungan pertama ataupun kedua. Jalan jalan mulai di aspal, petunjuk ke arah lokasi G. Padang pun sudah banyak sehingga memudahkan travel ke sana. Bahkan yang ingin menikmati matahari terbenam dan terbit di puncak G. Padang dan ingin bermalam, warga sana sudah menyediakan rumah mereka sebagai tempat menginap yg sederhana. Penggambaran di beberapa media yg boleh di bilang ada yg kontra dan pro sebenarnya akan sangat baik kalau kita datang sendiri. Terlepas dari esensi sains yg di debatkan, Gunung Padang sudah menjadi warisan dunia. Bahkan banyak turis dan peneliti asing sudah mulai datang kemari sekedar ingin membuktikan berita tersebut. Tampaknya perlu memang kalangan kalangan yg ingin tahu sendiri seperti apa Gunung Padang harus berkunjung mengamati sendiri bagaimana batu -batu tersebut tersusun, bagaimana juga posisi Gunung Padang terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan bangunan sebesar itu mungkin sangat menarik mempelajari tentang budaya waktu itu kenapa ada bangunan se-megah itu kalau tak ada peradaban yg cukup besar juga di area tsb. Masalah apakah gunung padang itu di buat manusia ataupun proses vulkanisme dan
Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY
Rekan-rekan IAGI yang budiman, Koran Pikiran Rakyat hari ini, 26 September 2014 , mengangkat berita tentang temuan batu berpahat di kedalaman 1-2 meter teras 5 dan dolmen di titik yang berjarak 25 meteran sebelum naik ke teras 1 atau 8 meter di bawah teras 1 . Umur dolmen tersebut diperkirakan sama dengan aktivitas manusia saat itu yaitu sekitar 5.000-an tahun SM. Temuan-temuan baru ini menyusul temuan-temuan sebelumnya antara lain koin tembaga mengandung 92,4 % Cu ( amulet ???), dan senjata kujang dari batuan basaltis yang kulit luarnya masih utuh. Temuan-temuan ini tentu saja sangat menarik dan diharapkan akan mengarah kepada pembuktian hipotesis TTRM sejak dua tahunan yang lalu yaitu tentang adanya chamber atau ruang berisi “ brankas “, bidang pemangkasan, lapisan pasir ayakan peredam gempa, pintu gerbang setinggi 18 meteran, instalasi reactor listrik hidro, dan lain-lain. Selain dari itu, Pikiran Rakyat juga mengutip pernyataan tentang ditemukannya zat perekat atau semen yang merekatkan batu-batu tiang di bawah teras 5 ( apakah semennya mengandung sampai 41 % unsur besi ? Wallahualam ). Selain berita di Pikiran Rakyat, rupanya ada undangan terbuka dari Pak Andi Arief untuk masyarakat luas, menyaksikan ekspose pembuktian adanya Piramida di bawah permukaan situs Gunung Padang ( Minggu 28 September 2014 ). Hal ini tentunya sangat menarik mengingat dalam beberapa pernyataan beliau terakhir, hipotesis piramida ini selalu dibantah. Mang Okim berharap, semoga adanya piramida tersebut benar-benar terbukti. Hanya, apakah hal tersebut sinkron dengan pernyataan Pak DH di Pikiran Rakyat bahwa di bawah Gunung Padang terbukti ada susunan columnar joint yang besar ? Susunan columnar joint yang besar tersebut bisa saja merupakan produk asli Gunung Padang sebagai gunung api purba. Sehubungan dengan itulah maka acara hari Minggu 28 September akan menjadi acara yang sangat menarik ( mang Okim sendiri tidak bisa hadir, semoga Prof Sutikno Bronto dan para ahli volkanologi lainnya bisa hadir ). Wassalam, Mang Okim From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono Salim Sent: Friday, September 26, 2014 4:42 PM To: Iagi Subject: Re: [iagi-net] RE: [economicgeology] Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY Besuk pagi mungkin bisa lihat kujang dan koin di gn padang ya. Semoga diperlihatkan, karena menarik. Salam pa. Pada 26 Sep 2014 16:27, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis: Dari bb pal andi arief. (UNDANGAN TERBUKA--Mengundang masyarakat, ikatan Ahli profesi, budayawan, Pemimpin redaksi, lembaga penelitian dll untuk menyaksikan ekspose pembuktian adanya Piramida bawah permukaan situs Gunung Padang, Hari: Minggu.28 September 2014. Tiket masuk 2000 rupiah) PIRAMIDA NUSANTARA:KRITIK POSMODERNISME + KRITIK JURNALISME Oleh Wilman Ramdani Sampai sekarang, diakui ataupun tidak, benak bangsa ini selalu melihat kesadaran akan sejarahnya dibawa pada wilayah historisitas era pemenang perang, yang itu pun berlandaskan cerita turun temurun, kemudian dikonsensuskan. Wajar saja seh, bila anak-anak SD hingga kuliahan dibuat bangga dengan GajahMada yang bisa mempersatukan Nusantara. Mereka tidak diberi info, siapa itu patih Gajahmada, apakah dia asli bangsa Nusantara, atau memang sosok bangsa SILIH ASAH, ASIH, ASUH yang sebagai ciri khas budaya leluhur bangsa ini? Buku-buku sejarah yang terkesan konsensus tanpa konsekuen ini terus menghantui anak-anak SD sampai kuliahan. Ruang pemikiran mereka pun dijatah hanya sekedar tahu sejarah pada porsi sesuai kepentingan pengetahuan http://www.kaskus.co.id/thread/5424f8a3529a458d3c8b4572/piramida-nusantarakritik-posmodernisme--kritik-jurnalisme/ Sent from my iPhone On 25 Sep 2014, at 20.59, Rizqi Syawal syawa...@gmail.com wrote: Selamat pagi . . . Sebenarnya perdebatan sangat menarik tentang G. Padang dan bolehkah saya berbagi pengalaman tentang wisata yg banyak di bicarakan ini. Di 2012 IAGI pernah melakukan fieldtrip ke area G. Padang dan saya ikut di dalam kegiatan tersebut. Saat itu tengah booming dan menjadi topik utama di milis iaginet saat itu tetapi dari sekian yg booming itu hanya beberapa orang saja yg ikut. Dimana saat itu fieldtrip ini setahu saya bsifat netral karena tak ada pihak pro dan kontra. Dalam fieldtrip itupun kami bertukar pikiran di mana saat itu terdapat prof. Ongkosongo , pak rovicky, dan kelompok fieldtrip IAGI bandung (kalau tak salah rombongan pak Bambang priadi) Di akui atau tidak dari 3 X kunjungan saya ke situs purba ini, dampak kunjungan presiden ke G. Padang telah memberikan banyak perubahan termasuk pembenahan sarana dan prasarana yg saat itu wisatawan hanya 1000-2000 orang/ bulan saat ini bisa mencapai lebih dari 8 rb/ bln . Jalanan ke area ini jauh lebih baik di bandingkan tahun 2012 ke area ini. Walaupun di akui masih banyak jalan blubang dan kurangnya fasilitas
Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY
Sayang Mang Okim tidak hadir karena setahu saya sekarang ini ahli geologi yang masih terus giat ber-kontroversi secara terbuka ya cuma Mang Okim. Maksud wartawan PR itu adalah susunan columnar-joint artificial... alias bukan alamiah. Nah kalo penasaran kenapa saya sebut artificial... silahkan datang ke Gunung Padang. Tentu boleh berbeda pendapat asal didiskusikan di depan singkapannya. salam, DHN 2014-09-26 20:09 GMT+07:00 Sujatmiko m...@cbn.net.id: Rekan-rekan IAGI yang budiman, Koran Pikiran Rakyat hari ini, 26 September 2014 , mengangkat berita tentang temuan batu berpahat di kedalaman 1-2 meter teras 5 dan dolmen di titik yang berjarak 25 meteran sebelum naik ke teras 1 atau 8 meter di bawah teras 1 . Umur dolmen tersebut diperkirakan sama dengan aktivitas manusia saat itu yaitu sekitar 5.000-an tahun SM. Temuan-temuan baru ini menyusul temuan-temuan sebelumnya antara lain koin tembaga mengandung 92,4 % Cu ( amulet ???), dan senjata kujang dari batuan basaltis yang kulit luarnya masih utuh. Temuan-temuan ini tentu saja sangat menarik dan diharapkan akan mengarah kepada pembuktian hipotesis TTRM sejak dua tahunan yang lalu yaitu tentang adanya chamber atau ruang berisi “ brankas “, bidang pemangkasan, lapisan pasir ayakan peredam gempa, pintu gerbang setinggi 18 meteran, instalasi reactor listrik hidro, dan lain-lain. Selain dari itu, Pikiran Rakyat juga mengutip pernyataan tentang ditemukannya zat perekat atau semen yang merekatkan batu-batu tiang di bawah teras 5 ( apakah semennya mengandung sampai 41 % unsur besi ? Wallahualam ). Selain berita di Pikiran Rakyat, rupanya ada undangan terbuka dari Pak Andi Arief untuk masyarakat luas, menyaksikan ekspose pembuktian adanya Piramida di bawah permukaan situs Gunung Padang ( Minggu 28 September 2014 ). Hal ini tentunya sangat menarik mengingat dalam beberapa pernyataan beliau terakhir, hipotesis piramida ini selalu dibantah. Mang Okim berharap, semoga adanya piramida tersebut benar-benar terbukti. Hanya, apakah hal tersebut sinkron dengan pernyataan Pak DH di Pikiran Rakyat bahwa di bawah Gunung Padang terbukti ada susunan columnar joint yang besar ? Susunan columnar joint yang besar tersebut bisa saja merupakan produk asli Gunung Padang sebagai gunung api purba. Sehubungan dengan itulah maka acara hari Minggu 28 September akan menjadi acara yang sangat menarik ( mang Okim sendiri tidak bisa hadir, semoga Prof Sutikno Bronto dan para ahli volkanologi lainnya bisa hadir ). Wassalam, Mang Okim *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of *Bandono Salim *Sent:* Friday, September 26, 2014 4:42 PM *To:* Iagi *Subject:* Re: [iagi-net] RE: [economicgeology] Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY Besuk pagi mungkin bisa lihat kujang dan koin di gn padang ya. Semoga diperlihatkan, karena menarik. Salam pa. Pada 26 Sep 2014 16:27, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis: Dari bb pal andi arief. (UNDANGAN TERBUKA--Mengundang masyarakat, ikatan Ahli profesi, budayawan, Pemimpin redaksi, lembaga penelitian dll untuk menyaksikan ekspose pembuktian adanya Piramida bawah permukaan situs Gunung Padang, Hari: Minggu.28 September 2014. Tiket masuk 2000 rupiah) PIRAMIDA NUSANTARA:KRITIK POSMODERNISME + KRITIK JURNALISME Oleh Wilman Ramdani Sampai sekarang, diakui ataupun tidak, benak bangsa ini selalu melihat kesadaran akan sejarahnya dibawa pada wilayah historisitas era pemenang perang, yang itu pun berlandaskan cerita turun temurun, kemudian dikonsensuskan. Wajar saja seh, bila anak-anak SD hingga kuliahan dibuat bangga dengan GajahMada yang bisa mempersatukan Nusantara. Mereka tidak diberi info, siapa itu patih Gajahmada, apakah dia asli bangsa Nusantara, atau memang sosok bangsa SILIH ASAH, ASIH, ASUH yang sebagai ciri khas budaya leluhur bangsa ini? Buku-buku sejarah yang terkesan konsensus tanpa konsekuen ini terus menghantui anak-anak SD sampai kuliahan. Ruang pemikiran mereka pun dijatah hanya sekedar tahu sejarah pada porsi sesuai kepentingan pengetahuan http://www.kaskus.co.id/thread/5424f8a3529a458d3c8b4572/piramida-nusantarakritik-posmodernisme--kritik-jurnalisme/ Sent from my iPhone On 25 Sep 2014, at 20.59, Rizqi Syawal syawa...@gmail.com wrote: Selamat pagi . . . Sebenarnya perdebatan sangat menarik tentang G. Padang dan bolehkah saya berbagi pengalaman tentang wisata yg banyak di bicarakan ini. Di 2012 IAGI pernah melakukan fieldtrip ke area G. Padang dan saya ikut di dalam kegiatan tersebut. Saat itu tengah booming dan menjadi topik utama di milis iaginet saat itu tetapi dari sekian yg booming itu hanya beberapa orang saja yg ikut. Dimana saat itu fieldtrip ini setahu saya bsifat netral karena tak ada pihak pro dan kontra. Dalam fieldtrip itupun kami bertukar pikiran di mana saat itu terdapat prof. Ongkosongo , pak rovicky, dan kelompok
Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY
Kang Dany, sy sdh di pintu masuk. Dapat ketemu di mans. Pada 26 Sep 2014 20:28, Danny Hilman danny.hil...@gmail.com menulis: Sayang Mang Okim tidak hadir karena setahu saya sekarang ini ahli geologi yang masih terus giat ber-kontroversi secara terbuka ya cuma Mang Okim. Maksud wartawan PR itu adalah susunan columnar-joint artificial... alias bukan alamiah. Nah kalo penasaran kenapa saya sebut artificial... silahkan datang ke Gunung Padang. Tentu boleh berbeda pendapat asal didiskusikan di depan singkapannya. salam, DHN 2014-09-26 20:09 GMT+07:00 Sujatmiko m...@cbn.net.id: Rekan-rekan IAGI yang budiman, Koran Pikiran Rakyat hari ini, 26 September 2014 , mengangkat berita tentang temuan batu berpahat di kedalaman 1-2 meter teras 5 dan dolmen di titik yang berjarak 25 meteran sebelum naik ke teras 1 atau 8 meter di bawah teras 1 . Umur dolmen tersebut diperkirakan sama dengan aktivitas manusia saat itu yaitu sekitar 5.000-an tahun SM. Temuan-temuan baru ini menyusul temuan-temuan sebelumnya antara lain koin tembaga mengandung 92,4 % Cu ( amulet ???), dan senjata kujang dari batuan basaltis yang kulit luarnya masih utuh. Temuan-temuan ini tentu saja sangat menarik dan diharapkan akan mengarah kepada pembuktian hipotesis TTRM sejak dua tahunan yang lalu yaitu tentang adanya chamber atau ruang berisi “ brankas “, bidang pemangkasan, lapisan pasir ayakan peredam gempa, pintu gerbang setinggi 18 meteran, instalasi reactor listrik hidro, dan lain-lain. Selain dari itu, Pikiran Rakyat juga mengutip pernyataan tentang ditemukannya zat perekat atau semen yang merekatkan batu-batu tiang di bawah teras 5 ( apakah semennya mengandung sampai 41 % unsur besi ? Wallahualam ). Selain berita di Pikiran Rakyat, rupanya ada undangan terbuka dari Pak Andi Arief untuk masyarakat luas, menyaksikan ekspose pembuktian adanya Piramida di bawah permukaan situs Gunung Padang ( Minggu 28 September 2014 ). Hal ini tentunya sangat menarik mengingat dalam beberapa pernyataan beliau terakhir, hipotesis piramida ini selalu dibantah. Mang Okim berharap, semoga adanya piramida tersebut benar-benar terbukti. Hanya, apakah hal tersebut sinkron dengan pernyataan Pak DH di Pikiran Rakyat bahwa di bawah Gunung Padang terbukti ada susunan columnar joint yang besar ? Susunan columnar joint yang besar tersebut bisa saja merupakan produk asli Gunung Padang sebagai gunung api purba. Sehubungan dengan itulah maka acara hari Minggu 28 September akan menjadi acara yang sangat menarik ( mang Okim sendiri tidak bisa hadir, semoga Prof Sutikno Bronto dan para ahli volkanologi lainnya bisa hadir ). Wassalam, Mang Okim *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of *Bandono Salim *Sent:* Friday, September 26, 2014 4:42 PM *To:* Iagi *Subject:* Re: [iagi-net] RE: [economicgeology] Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY Besuk pagi mungkin bisa lihat kujang dan koin di gn padang ya. Semoga diperlihatkan, karena menarik. Salam pa. Pada 26 Sep 2014 16:27, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis: Dari bb pal andi arief. (UNDANGAN TERBUKA--Mengundang masyarakat, ikatan Ahli profesi, budayawan, Pemimpin redaksi, lembaga penelitian dll untuk menyaksikan ekspose pembuktian adanya Piramida bawah permukaan situs Gunung Padang, Hari: Minggu.28 September 2014. Tiket masuk 2000 rupiah) PIRAMIDA NUSANTARA:KRITIK POSMODERNISME + KRITIK JURNALISME Oleh Wilman Ramdani Sampai sekarang, diakui ataupun tidak, benak bangsa ini selalu melihat kesadaran akan sejarahnya dibawa pada wilayah historisitas era pemenang perang, yang itu pun berlandaskan cerita turun temurun, kemudian dikonsensuskan. Wajar saja seh, bila anak-anak SD hingga kuliahan dibuat bangga dengan GajahMada yang bisa mempersatukan Nusantara. Mereka tidak diberi info, siapa itu patih Gajahmada, apakah dia asli bangsa Nusantara, atau memang sosok bangsa SILIH ASAH, ASIH, ASUH yang sebagai ciri khas budaya leluhur bangsa ini? Buku-buku sejarah yang terkesan konsensus tanpa konsekuen ini terus menghantui anak-anak SD sampai kuliahan. Ruang pemikiran mereka pun dijatah hanya sekedar tahu sejarah pada porsi sesuai kepentingan pengetahuan http://www.kaskus.co.id/thread/5424f8a3529a458d3c8b4572/piramida-nusantarakritik-posmodernisme--kritik-jurnalisme/ Sent from my iPhone On 25 Sep 2014, at 20.59, Rizqi Syawal syawa...@gmail.com wrote: Selamat pagi . . . Sebenarnya perdebatan sangat menarik tentang G. Padang dan bolehkah saya berbagi pengalaman tentang wisata yg banyak di bicarakan ini. Di 2012 IAGI pernah melakukan fieldtrip ke area G. Padang dan saya ikut di dalam kegiatan tersebut. Saat itu tengah booming dan menjadi topik utama di milis iaginet saat itu tetapi dari sekian yg booming itu hanya beberapa orang saja yg ikut. Dimana saat itu fieldtrip ini setahu saya bsifat netral karena tak ada pihak pro