[iagi-net] CATATAN KEGIATAN: POST CONVENTION PIT IAGI FIELDTRIP BASIC SEDIMENTOLOGY AND STRATIGRAPHY IN CIPAMINGKIS AREA

2014-09-26 Terurut Topik pt_bu...@yahoo.co.id
Belajar sambil Geowisata Gratis di Sungai Cipamingkis.

Belajar dan Berwisata ke endapan laut di Sungai Cipamingkis adalah cara kami 
memulai akhir pekan. Bersama 4 instruktur dan 25 peserta dari 10 universitas 
yang berbeda kami jejakkan Jakarta menuju Bogor dari Sekertariat IAGI 
beriringan dengan terbitnya matahari dilepas oleh Pak Rovicky Dwi Putrohari. 
Kami sampai di lokasi sekitar pukul 8, lega acara dimulai tepat waktu. Sabtu 
itu, 20 September 2014, kami dipandu terik kemarau yang rumornya tidak putus 
keringnya selama sebulan, hingga belakangan acara ditutup dengan hujan deras. 
Overview regional dibuka oleh Pak Andang Bachtiar sambil mengenalkan kondisi 
geologi sekitar berkisar struktur yang berkembang dan Formasi Cibulakan yang 
diendapkan pada fase post-rift.

Setelah geologi umum daerah Sungai Cipamingkis selesai dijabarkan lalu Mas Andi 
Krisyunianto, Mas Maradona Mansyur dan Mas Purnama Suandhi mengambil alih untuk 
membimbing peserta melakukan deskripsi singkapan. Ternyata hari itu berbarengan 
jadwal mengajar Pak Andang untuk mahasiswa S2 Geofisika UI. Beliau merangkap 
dan berbagi tugas dengan rekan2. Berbekal pengetahuan dasar2 geologi peserta 
mulai mendeskripsi batuan yang tersingkap di badan sungai yang juga kering 
karena kemarau.

Pengamatan dimulai dari jauh untuk melihat dimensi, geometri dan penyebaran 
batuan. Keberadaan perselingan batupasir – batulempung dengan dominan 
batulempung membuat kita berhati – hati saat melangkah karena licinnya saat 
lempung bercampur dengan air. Lalu kami mendekat ke singkapan untuk melihat 
lebih detil. Kami berjalan memotong pelamparan batuan untuk mengetahui pola 
perselingan batuan tersebut. Warna kelabu dan kuning muda meyakinkan kami bahwa 
endapan ini bukan endapan darat yang biasanya kemerahan teroksidasi. Banyak 
kenampakan konkresi, fosil jejak binatang juga struktur sedimen yang bersama – 
sama kami bahas. Bertukar ilmu menjadi seru karena beda institusi tapi satu 
komunitas geosain. Dan akhirnya stop site pertama ditutup oleh rangkuman dari 
Andang Bachtiar

Terik siang kami terobati sesekali oleh semilir angin sejuk. Tanpa terasa tiba 
waktu Dzuhur dan stop site kedua sudah menunggu kami setelah istirahat, sholat 
juga makan siang. Masih di sungai yang sama tapi kami harus memutar karena 
tidak mungkin kami telusuri badan sungai yang terkadang dalam airnya. Jarak 
antar keduanya kira – kira 4 kilometer. Dengan pola yang serupa dengan cara 
kami mengobservasi stop site pertama, singkapan di stop site kedua pun siap 
kami jamahi. Tapi itu tak berlangsung lama sampai hujan deras mengguyur kami. 
Serentak kami naik dari sungai dan mencari tempat berteduh. Bangunan setengah 
jadi menjadi destinasi kami. Setelah hanya rintik yang tersisa kami balik ke 
sungai untuk mengabadikan momen bersama. Terima kasih sebesar – besarnya untuk 
semua pihak pendukung dan terkait. Acara serupa akan kami gelar di Pertemuan 
Ilmiah Tahunan HAGI 2014 di Solo pertengahan Oktober mendatang.

Diorganisir: IAGI dan GDA Consulting
Dokumentasi: Terrative

Film dan foto: 
http://terrative.wordpress.com/2014/09/25/geowisata-gratis-di-sungai-cipamingkis/

Terimakasih kepada semua pihak yang menyeponsori dan membantu kelancaran acara 
ini.

Salam
PANITIA FIELDTRIP POST CONVENTION PIT IAGI




Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.





Re: [iagi-net] CATATAN KEGIATAN: POST CONVENTION PIT IAGI FIELDTRIP BASIC SEDIMENTOLOGY AND STRATIGRAPHY IN CIPAMINGKIS AREA

2014-09-26 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Selamat atas suksesnya.Adakan fieldtrip diluar Pit juga dong.
si Abah 

 On Friday, September 26, 2014 3:50 PM, pt_bu...@yahoo.co.id 
pt_bu...@yahoo.co.id wrote:
   

 
| Belajar sambil Geowisata Gratis di Sungai Cipamingkis.Belajar dan Berwisata 
ke endapan laut di Sungai Cipamingkis adalah cara kami memulai akhir pekan. 
Bersama 4 instruktur dan 25 peserta dari 10 universitas yang berbeda kami 
jejakkan Jakarta menuju Bogor dari Sekertariat IAGI beriringan dengan terbitnya 
matahari dilepas oleh Pak Rovicky Dwi Putrohari. Kami sampai di lokasi sekitar 
pukul 8, lega acara dimulai tepat waktu. Sabtu itu, 20 September 2014, kami 
dipandu terik kemarau yang rumornya tidak putus keringnya selama sebulan, 
hingga belakangan acara ditutup dengan hujan deras. Overview regional dibuka 
oleh Pak Andang Bachtiar sambil mengenalkan kondisi geologi sekitar berkisar 
struktur yang berkembang dan Formasi Cibulakan yang diendapkan pada fase 
post-rift.Setelah geologi umum daerah Sungai Cipamingkis selesai dijabarkan 
lalu Mas Andi Krisyunianto, Mas Maradona Mansyur dan Mas Purnama Suandhi 
mengambil alih untuk membimbing peserta melakukan deskripsi singkapan. Ternyata 
hari itu berbarengan jadwal mengajar Pak Andang untuk mahasiswa S2 Geofisika 
UI. Beliau merangkap dan berbagi tugas dengan rekan2. Berbekal pengetahuan 
dasar2 geologi peserta mulai mendeskripsi batuan yang tersingkap di badan 
sungai yang juga kering karena kemarau.Pengamatan dimulai dari jauh untuk 
melihat dimensi, geometri dan penyebaran batuan. Keberadaan perselingan 
batupasir – batulempung dengan dominan batulempung membuat kita berhati – hati 
saat melangkah karena licinnya saat lempung bercampur dengan air. Lalu kami 
mendekat ke singkapan untuk melihat lebih detil. Kami berjalan memotong 
pelamparan batuan untuk mengetahui pola perselingan batuan tersebut. Warna 
kelabu dan kuning muda meyakinkan kami bahwa endapan ini bukan endapan darat 
yang biasanya kemerahan teroksidasi. Banyak kenampakan konkresi, fosil jejak 
binatang juga struktur sedimen yang bersama – sama kami bahas. Bertukar ilmu 
menjadi seru karena beda institusi tapi satu komunitas geosain. Dan akhirnya 
stop site pertama ditutup oleh rangkuman dari Andang BachtiarTerik siang kami 
terobati sesekali oleh semilir angin sejuk. Tanpa terasa tiba waktu Dzuhur dan 
stop site kedua sudah menunggu kami setelah istirahat, sholat juga makan siang. 
Masih di sungai yang sama tapi kami harus memutar karena tidak mungkin kami 
telusuri badan sungai yang terkadang dalam airnya. Jarak antar keduanya kira – 
kira 4 kilometer. Dengan pola yang serupa dengan cara kami mengobservasi stop 
site pertama, singkapan di stop site kedua pun siap kami jamahi. Tapi itu tak 
berlangsung lama sampai hujan deras mengguyur kami. Serentak kami naik dari 
sungai dan mencari tempat berteduh. Bangunan setengah jadi menjadi destinasi 
kami. Setelah hanya rintik yang tersisa kami balik ke sungai untuk mengabadikan 
momen bersama. Terima kasih sebesar – besarnya untuk semua pihak pendukung dan 
terkait. Acara serupa akan kami gelar di Pertemuan Ilmiah Tahunan HAGI 2014 di 
Solo pertengahan Oktober mendatang.Diorganisir: IAGI dan GDA Consulting
Dokumentasi: TerrativeFilm dan foto: 
http://terrative.wordpress.com/2014/09/25/geowisata-gratis-di-sungai-cipamingkis/Terimakasih
 kepada semua pihak yang menyeponsori dan membantu kelancaran acara ini.Salam
PANITIA FIELDTRIP POST CONVENTION PIT IAGI |



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.







Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014




Re: [iagi-net] RE: [economicgeology] Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-26 Terurut Topik Bandono Salim
Mang Okim; apa ada tulisan mang Okim yang menghina staf sus SBY ? Kalau
tulisan dari stafsus kan ada di Mang Okim.
Secara hukum (aku ndak tau soal hukum; kalo kena tilang yaa pernah) ada
penghinaan dari s.s SBY.
Lha mestinya mang Okim dong yang mensomasi; bukan di somasi.
Salam.
Pada 26 Sep 2014 09:00, Rizqi Syawal syawa...@gmail.com menulis:

 Selamat pagi . . .

 Sebenarnya perdebatan sangat menarik tentang G. Padang dan bolehkah saya
 berbagi pengalaman tentang wisata yg banyak di bicarakan ini.

 Di 2012 IAGI pernah melakukan fieldtrip ke area G. Padang dan saya ikut di
 dalam kegiatan tersebut. Saat itu tengah booming dan menjadi topik utama di
 milis iaginet saat itu tetapi dari sekian yg booming itu hanya beberapa
 orang saja yg ikut. Dimana saat itu fieldtrip ini setahu saya bsifat netral
 karena tak ada pihak pro dan kontra. Dalam fieldtrip itupun kami bertukar
 pikiran di mana saat itu terdapat prof. Ongkosongo , pak rovicky, dan
 kelompok fieldtrip IAGI bandung (kalau tak salah rombongan pak Bambang
 priadi)

 Di akui atau tidak dari 3 X kunjungan saya ke situs purba ini, dampak
 kunjungan presiden ke G. Padang telah memberikan banyak perubahan termasuk
 pembenahan sarana dan prasarana yg saat itu wisatawan hanya 1000-2000
 orang/ bulan saat ini bisa mencapai lebih dari 8 rb/ bln . Jalanan ke area
 ini jauh lebih baik di bandingkan tahun 2012 ke area ini.  Walaupun di akui
 masih banyak jalan blubang dan kurangnya fasilitas penunjang ke area ini
 apabila kita hendak bacpackeran (menggunakan fasilitas umum).

 Saat ini penerangan di area gunung padang sudah sangat baik, bahkan
 lampu-lampu sudah hampir menghiasi area ini sampai ke area puncak (CMIIW),
 tetapi masyarakat adat paham betul dgn mlakukan penghematan dgn tdk
 menghidupkan lampu di teras teras G. Padang. Terlihat juga juru kunci di
 sana pun bukanlah orang yg 1-2 tahun bergelut dengan dunia pariwisata dan
 tentunya tahu betul bagaimana merawat area G. Padang. Ketika kunjungan ke
 dua saya (fieldtrip FGMI) beberapa kali mengamati ternyata banyak batuan
 batuan G. Padang yg di gunakan masyarakat sebagai material jalan, pondasi
 rumah, tangga dan sebagainya. Sehingga akan sangat yakin tentunya , G.
 Padang ini hanya 85% material saja yg utuh.

 Sudah seharusnya juga perdebatan masalah G. Padang di seleaaikan pula dgn
 cara Back to Basic, look at The Rock agar semua pmasalahan tahu bagaimana
 proses proses TTRM G. Padang apakah sudah sesuai atau medialah yg telah
 menjual berita berita tanpa konfirmasi dari pakarnya.

 Terakhir saya berkunjung ke sana di akhir agustus 2014. Dan menakjubkan
 saat ini sarana dan pra sarananya jauh lebih mendukung dari kunjungan
 pertama ataupun kedua. Jalan jalan mulai di aspal, petunjuk ke arah lokasi
 G. Padang pun sudah banyak sehingga memudahkan travel ke sana. Bahkan yang
 ingin menikmati matahari terbenam dan terbit di puncak G. Padang dan ingin
 bermalam, warga sana sudah menyediakan rumah mereka sebagai tempat menginap
 yg sederhana.

 Penggambaran di beberapa media yg boleh di bilang ada yg kontra dan pro
 sebenarnya akan sangat baik kalau kita datang sendiri. Terlepas dari esensi
 sains yg di debatkan, Gunung Padang sudah menjadi warisan dunia. Bahkan
 banyak turis dan peneliti asing sudah mulai datang kemari sekedar ingin
 membuktikan berita tersebut. Tampaknya perlu memang kalangan kalangan yg
 ingin tahu sendiri seperti apa Gunung Padang harus berkunjung mengamati
 sendiri bagaimana batu -batu tersebut tersusun, bagaimana juga posisi
 Gunung Padang terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan bangunan sebesar itu
 mungkin sangat menarik mempelajari tentang budaya waktu itu kenapa ada
 bangunan se-megah itu kalau tak ada peradaban yg cukup besar juga di area
 tsb.

 Masalah apakah gunung padang itu di buat manusia ataupun proses vulkanisme
 dan sebagainya tak bisa di selesaikan di milis inu tetapi datang langsung
 agar terbuka sudah pemikiran kita. .  Bilapun bertentangan dengan konsep yg
 ada maka perlu adanya koreksi koreksi supaya bisa jadi bahan masukan untuk
 geologist muda ke depannya. . . . . .

 Sehat selalu utk Pak Sujatmiko dan Pak Danny Hilman dkk. . . .

 Salam

 Rizqi Syawal

 (Mungkin bisa sekali lagi fieldtrip sekaligus serah terima pengurusan IAGI
 (Pak Rovicky ke Pak Daru di G. PADANG))
 Luarbiasa Mang Okim, walaupun sudah sangat sibuk dgn dunia batu Mulia tapi
 selalu meluangkan waktu utk rajin mengikuti dan memberikan komentar ttg G
 Padang di berbagai media. Alangkah lebih baik kalau sekalian meluangkan
 waktu ke G Padang dan memberikan analisa langsung di depan singkapan
 geologinya yang saya yakin belum pernah dilihat oleh Mang Okim karena
 memang baru disingkap :-)
 Silahkan datang Mang,supaya tidak disangka 'yang tahu sedikit biasanya
 merasa paling tahu' ehem...

 Salam,
 DHN

 Sent from my BlackBerry 10 smartphone.
   *From: *Bandono Salim
 *Sent: *Kamis, 25 September 2014 20:27
 *To: *Iagi
 *Reply To: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net] RE: [economicgeology] Re: 

Re: [iagi-net] RE: [economicgeology] Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-26 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Dari bb pal andi arief. 

(UNDANGAN TERBUKA--Mengundang masyarakat, ikatan Ahli profesi, budayawan, 
Pemimpin redaksi, lembaga penelitian dll untuk menyaksikan ekspose pembuktian 
adanya Piramida bawah permukaan situs Gunung Padang, Hari: Minggu.28 September 
2014. Tiket masuk 2000 rupiah)  PIRAMIDA NUSANTARA:KRITIK POSMODERNISME + 
KRITIK JURNALISME

Oleh Wilman Ramdani

Sampai sekarang, diakui ataupun tidak, benak bangsa ini selalu melihat 
kesadaran akan sejarahnya dibawa pada wilayah historisitas era pemenang perang, 
yang itu pun berlandaskan cerita turun temurun, kemudian dikonsensuskan. Wajar 
saja seh, bila anak-anak SD hingga kuliahan dibuat bangga dengan GajahMada yang 
bisa mempersatukan Nusantara. Mereka tidak diberi info, siapa itu patih 
Gajahmada, apakah dia asli bangsa Nusantara, atau memang sosok bangsa SILIH 
ASAH, ASIH, ASUH yang sebagai ciri khas budaya leluhur bangsa ini?
Buku-buku sejarah yang terkesan konsensus tanpa konsekuen ini terus 
menghantui anak-anak SD sampai kuliahan. Ruang pemikiran mereka pun dijatah 
hanya sekedar tahu sejarah pada porsi sesuai kepentingan pengetahuan 
http://www.kaskus.co.id/thread/5424f8a3529a458d3c8b4572/piramida-nusantarakritik-posmodernisme--kritik-jurnalisme/

Sent from my iPhone

 On 25 Sep 2014, at 20.59, Rizqi Syawal syawa...@gmail.com wrote:
 
 Selamat pagi . . .
 
 Sebenarnya perdebatan sangat menarik tentang G. Padang dan bolehkah saya 
 berbagi pengalaman tentang wisata yg banyak di bicarakan ini.
 
 Di 2012 IAGI pernah melakukan fieldtrip ke area G. Padang dan saya ikut di 
 dalam kegiatan tersebut. Saat itu tengah booming dan menjadi topik utama di 
 milis iaginet saat itu tetapi dari sekian yg booming itu hanya beberapa orang 
 saja yg ikut. Dimana saat itu fieldtrip ini setahu saya bsifat netral karena 
 tak ada pihak pro dan kontra. Dalam fieldtrip itupun kami bertukar pikiran di 
 mana saat itu terdapat prof. Ongkosongo , pak rovicky, dan kelompok fieldtrip 
 IAGI bandung (kalau tak salah rombongan pak Bambang priadi)
 
 Di akui atau tidak dari 3 X kunjungan saya ke situs purba ini, dampak 
 kunjungan presiden ke G. Padang telah memberikan banyak perubahan termasuk 
 pembenahan sarana dan prasarana yg saat itu wisatawan hanya 1000-2000 orang/ 
 bulan saat ini bisa mencapai lebih dari 8 rb/ bln . Jalanan ke area ini jauh 
 lebih baik di bandingkan tahun 2012 ke area ini.  Walaupun di akui masih 
 banyak jalan blubang dan kurangnya fasilitas penunjang ke area ini apabila 
 kita hendak bacpackeran (menggunakan fasilitas umum).
 
 Saat ini penerangan di area gunung padang sudah sangat baik, bahkan 
 lampu-lampu sudah hampir menghiasi area ini sampai ke area puncak (CMIIW), 
 tetapi masyarakat adat paham betul dgn mlakukan penghematan dgn tdk 
 menghidupkan lampu di teras teras G. Padang. Terlihat juga juru kunci di sana 
 pun bukanlah orang yg 1-2 tahun bergelut dengan dunia pariwisata dan tentunya 
 tahu betul bagaimana merawat area G. Padang. Ketika kunjungan ke dua saya 
 (fieldtrip FGMI) beberapa kali mengamati ternyata banyak batuan batuan G. 
 Padang yg di gunakan masyarakat sebagai material jalan, pondasi rumah, tangga 
 dan sebagainya. Sehingga akan sangat yakin tentunya , G. Padang ini hanya 85% 
 material saja yg utuh.
 
 Sudah seharusnya juga perdebatan masalah G. Padang di seleaaikan pula dgn 
 cara Back to Basic, look at The Rock agar semua pmasalahan tahu bagaimana 
 proses proses TTRM G. Padang apakah sudah sesuai atau medialah yg telah 
 menjual berita berita tanpa konfirmasi dari pakarnya.
 
 Terakhir saya berkunjung ke sana di akhir agustus 2014. Dan menakjubkan saat 
 ini sarana dan pra sarananya jauh lebih mendukung dari kunjungan pertama 
 ataupun kedua. Jalan jalan mulai di aspal, petunjuk ke arah lokasi G. Padang 
 pun sudah banyak sehingga memudahkan travel ke sana. Bahkan yang ingin 
 menikmati matahari terbenam dan terbit di puncak G. Padang dan ingin 
 bermalam, warga sana sudah menyediakan rumah mereka sebagai tempat menginap 
 yg sederhana.
 
 Penggambaran di beberapa media yg boleh di bilang ada yg kontra dan pro 
 sebenarnya akan sangat baik kalau kita datang sendiri. Terlepas dari esensi 
 sains yg di debatkan, Gunung Padang sudah menjadi warisan dunia. Bahkan 
 banyak turis dan peneliti asing sudah mulai datang kemari sekedar ingin 
 membuktikan berita tersebut. Tampaknya perlu memang kalangan kalangan yg 
 ingin tahu sendiri seperti apa Gunung Padang harus berkunjung mengamati 
 sendiri bagaimana batu -batu tersebut tersusun, bagaimana juga posisi Gunung 
 Padang terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan bangunan sebesar itu mungkin 
 sangat menarik mempelajari tentang budaya waktu itu kenapa ada bangunan 
 se-megah itu kalau tak ada peradaban yg cukup besar juga di area tsb.
 
 Masalah apakah gunung padang itu di buat manusia ataupun proses vulkanisme 
 dan sebagainya tak bisa di selesaikan di milis inu tetapi datang langsung 
 agar terbuka sudah pemikiran kita. .  Bilapun bertentangan dengan konsep yg 
 

Re: [iagi-net] RE: [economicgeology] Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-26 Terurut Topik Bandono Salim
Besuk pagi mungkin bisa lihat kujang dan koin di gn padang ya.
Semoga diperlihatkan, karena menarik.
Salam pa.
Pada 26 Sep 2014 16:27, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis:

 Dari bb pal andi arief.

 (UNDANGAN TERBUKA--Mengundang masyarakat, ikatan Ahli profesi, budayawan,
 Pemimpin redaksi, lembaga penelitian dll untuk menyaksikan ekspose
 pembuktian adanya Piramida bawah permukaan situs Gunung Padang, Hari:
 Minggu.28 September 2014. Tiket masuk 2000 rupiah)  PIRAMIDA
 NUSANTARA:KRITIK POSMODERNISME + KRITIK JURNALISME

 Oleh Wilman Ramdani

 Sampai sekarang, diakui ataupun tidak, benak bangsa ini selalu melihat
 kesadaran akan sejarahnya dibawa pada wilayah historisitas era pemenang
 perang, yang itu pun berlandaskan cerita turun temurun, kemudian
 dikonsensuskan. Wajar saja seh, bila anak-anak SD hingga kuliahan dibuat
 bangga dengan GajahMada yang bisa mempersatukan Nusantara. Mereka tidak
 diberi info, siapa itu patih Gajahmada, apakah dia asli bangsa Nusantara,
 atau memang sosok bangsa SILIH ASAH, ASIH, ASUH yang sebagai ciri khas
 budaya leluhur bangsa ini?
 Buku-buku sejarah yang terkesan konsensus tanpa konsekuen ini terus
 menghantui anak-anak SD sampai kuliahan. Ruang pemikiran mereka pun dijatah
 hanya sekedar tahu sejarah pada porsi sesuai kepentingan pengetahuan
 http://www.kaskus.co.id/thread/5424f8a3529a458d3c8b4572/piramida-nusantarakritik-posmodernisme--kritik-jurnalisme/

 Sent from my iPhone

 On 25 Sep 2014, at 20.59, Rizqi Syawal syawa...@gmail.com wrote:

 Selamat pagi . . .

 Sebenarnya perdebatan sangat menarik tentang G. Padang dan bolehkah saya
 berbagi pengalaman tentang wisata yg banyak di bicarakan ini.

 Di 2012 IAGI pernah melakukan fieldtrip ke area G. Padang dan saya ikut di
 dalam kegiatan tersebut. Saat itu tengah booming dan menjadi topik utama di
 milis iaginet saat itu tetapi dari sekian yg booming itu hanya beberapa
 orang saja yg ikut. Dimana saat itu fieldtrip ini setahu saya bsifat netral
 karena tak ada pihak pro dan kontra. Dalam fieldtrip itupun kami bertukar
 pikiran di mana saat itu terdapat prof. Ongkosongo , pak rovicky, dan
 kelompok fieldtrip IAGI bandung (kalau tak salah rombongan pak Bambang
 priadi)

 Di akui atau tidak dari 3 X kunjungan saya ke situs purba ini, dampak
 kunjungan presiden ke G. Padang telah memberikan banyak perubahan termasuk
 pembenahan sarana dan prasarana yg saat itu wisatawan hanya 1000-2000
 orang/ bulan saat ini bisa mencapai lebih dari 8 rb/ bln . Jalanan ke area
 ini jauh lebih baik di bandingkan tahun 2012 ke area ini.  Walaupun di akui
 masih banyak jalan blubang dan kurangnya fasilitas penunjang ke area ini
 apabila kita hendak bacpackeran (menggunakan fasilitas umum).

 Saat ini penerangan di area gunung padang sudah sangat baik, bahkan
 lampu-lampu sudah hampir menghiasi area ini sampai ke area puncak (CMIIW),
 tetapi masyarakat adat paham betul dgn mlakukan penghematan dgn tdk
 menghidupkan lampu di teras teras G. Padang. Terlihat juga juru kunci di
 sana pun bukanlah orang yg 1-2 tahun bergelut dengan dunia pariwisata dan
 tentunya tahu betul bagaimana merawat area G. Padang. Ketika kunjungan ke
 dua saya (fieldtrip FGMI) beberapa kali mengamati ternyata banyak batuan
 batuan G. Padang yg di gunakan masyarakat sebagai material jalan, pondasi
 rumah, tangga dan sebagainya. Sehingga akan sangat yakin tentunya , G.
 Padang ini hanya 85% material saja yg utuh.

 Sudah seharusnya juga perdebatan masalah G. Padang di seleaaikan pula dgn
 cara Back to Basic, look at The Rock agar semua pmasalahan tahu bagaimana
 proses proses TTRM G. Padang apakah sudah sesuai atau medialah yg telah
 menjual berita berita tanpa konfirmasi dari pakarnya.

 Terakhir saya berkunjung ke sana di akhir agustus 2014. Dan menakjubkan
 saat ini sarana dan pra sarananya jauh lebih mendukung dari kunjungan
 pertama ataupun kedua. Jalan jalan mulai di aspal, petunjuk ke arah lokasi
 G. Padang pun sudah banyak sehingga memudahkan travel ke sana. Bahkan yang
 ingin menikmati matahari terbenam dan terbit di puncak G. Padang dan ingin
 bermalam, warga sana sudah menyediakan rumah mereka sebagai tempat menginap
 yg sederhana.

 Penggambaran di beberapa media yg boleh di bilang ada yg kontra dan pro
 sebenarnya akan sangat baik kalau kita datang sendiri. Terlepas dari esensi
 sains yg di debatkan, Gunung Padang sudah menjadi warisan dunia. Bahkan
 banyak turis dan peneliti asing sudah mulai datang kemari sekedar ingin
 membuktikan berita tersebut. Tampaknya perlu memang kalangan kalangan yg
 ingin tahu sendiri seperti apa Gunung Padang harus berkunjung mengamati
 sendiri bagaimana batu -batu tersebut tersusun, bagaimana juga posisi
 Gunung Padang terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan bangunan sebesar itu
 mungkin sangat menarik mempelajari tentang budaya waktu itu kenapa ada
 bangunan se-megah itu kalau tak ada peradaban yg cukup besar juga di area
 tsb.

 Masalah apakah gunung padang itu di buat manusia ataupun proses vulkanisme
 dan 

Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-26 Terurut Topik Sujatmiko
Rekan-rekan IAGI yang budiman, 

 

Koran Pikiran Rakyat hari ini,  26 September 2014 , mengangkat berita tentang 
temuan batu berpahat di kedalaman 1-2 meter teras 5  dan dolmen di titik yang 
berjarak 25 meteran sebelum naik ke teras 1 atau 8 meter di bawah teras 1 . 
Umur dolmen tersebut diperkirakan  sama dengan aktivitas manusia saat itu yaitu 
sekitar 5.000-an tahun SM. Temuan-temuan  baru ini menyusul temuan-temuan 
sebelumnya antara lain koin tembaga  mengandung 92,4 % Cu ( amulet ???),  dan 
senjata kujang dari batuan basaltis yang  kulit luarnya  masih utuh. 
Temuan-temuan ini tentu saja sangat menarik dan diharapkan akan mengarah kepada 
pembuktian hipotesis TTRM sejak dua tahunan yang lalu yaitu tentang adanya 
chamber atau ruang berisi “ brankas “, bidang pemangkasan, lapisan pasir ayakan 
peredam gempa, pintu gerbang setinggi 18 meteran, instalasi reactor listrik 
hidro, dan lain-lain. Selain dari itu, Pikiran Rakyat juga mengutip pernyataan 
tentang ditemukannya zat perekat atau semen yang merekatkan batu-batu tiang di 
bawah teras 5 ( apakah semennya  mengandung sampai 41 % unsur besi ?  
Wallahualam ).

 

Selain berita di Pikiran Rakyat, rupanya ada undangan terbuka dari Pak Andi 
Arief untuk masyarakat luas, menyaksikan ekspose pembuktian adanya Piramida di 
bawah permukaan situs Gunung Padang ( Minggu 28 September 2014 ). Hal ini 
tentunya sangat menarik  mengingat dalam beberapa pernyataan beliau terakhir,  
hipotesis piramida ini selalu dibantah. Mang Okim  berharap, semoga adanya 
piramida tersebut benar-benar terbukti. Hanya, apakah hal tersebut sinkron 
dengan   pernyataan Pak DH di Pikiran Rakyat bahwa di bawah Gunung Padang 
terbukti ada susunan columnar joint  yang besar ? Susunan columnar joint yang 
besar tersebut bisa saja merupakan  produk asli Gunung Padang sebagai gunung 
api purba. Sehubungan dengan itulah maka acara hari Minggu 28 September akan 
menjadi acara yang sangat menarik ( mang Okim sendiri  tidak bisa hadir, semoga 
Prof Sutikno Bronto dan para ahli volkanologi lainnya bisa hadir ).

 

Wassalam,

 

Mang Okim

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono 
Salim
Sent: Friday, September 26, 2014 4:42 PM
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net] RE: [economicgeology] Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : 
ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

 

Besuk pagi mungkin bisa lihat kujang dan koin di gn padang ya.
Semoga diperlihatkan, karena menarik.
Salam pa.

Pada 26 Sep 2014 16:27, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis:

Dari bb pal andi arief. 

 

(UNDANGAN TERBUKA--Mengundang masyarakat, ikatan Ahli profesi, budayawan, 
Pemimpin redaksi, lembaga penelitian dll untuk menyaksikan ekspose pembuktian 
adanya Piramida bawah permukaan situs Gunung Padang, Hari: Minggu.28 September 
2014. Tiket masuk 2000 rupiah)  PIRAMIDA NUSANTARA:KRITIK POSMODERNISME + 
KRITIK JURNALISME

 

Oleh Wilman Ramdani

 

Sampai sekarang, diakui ataupun tidak, benak bangsa ini selalu melihat 
kesadaran akan sejarahnya dibawa pada wilayah historisitas era pemenang perang, 
yang itu pun berlandaskan cerita turun temurun, kemudian dikonsensuskan. Wajar 
saja seh, bila anak-anak SD hingga kuliahan dibuat bangga dengan GajahMada yang 
bisa mempersatukan Nusantara. Mereka tidak diberi info, siapa itu patih 
Gajahmada, apakah dia asli bangsa Nusantara, atau memang sosok bangsa SILIH 
ASAH, ASIH, ASUH yang sebagai ciri khas budaya leluhur bangsa ini?

Buku-buku sejarah yang terkesan konsensus tanpa konsekuen ini terus 
menghantui anak-anak SD sampai kuliahan. Ruang pemikiran mereka pun dijatah 
hanya sekedar tahu sejarah pada porsi sesuai kepentingan pengetahuan 
http://www.kaskus.co.id/thread/5424f8a3529a458d3c8b4572/piramida-nusantarakritik-posmodernisme--kritik-jurnalisme/


Sent from my iPhone


On 25 Sep 2014, at 20.59, Rizqi Syawal syawa...@gmail.com wrote:

Selamat pagi . . .

Sebenarnya perdebatan sangat menarik tentang G. Padang dan bolehkah saya 
berbagi pengalaman tentang wisata yg banyak di bicarakan ini.

Di 2012 IAGI pernah melakukan fieldtrip ke area G. Padang dan saya ikut di 
dalam kegiatan tersebut. Saat itu tengah booming dan menjadi topik utama di 
milis iaginet saat itu tetapi dari sekian yg booming itu hanya beberapa orang 
saja yg ikut. Dimana saat itu fieldtrip ini setahu saya bsifat netral karena 
tak ada pihak pro dan kontra. Dalam fieldtrip itupun kami bertukar pikiran di 
mana saat itu terdapat prof. Ongkosongo , pak rovicky, dan kelompok fieldtrip 
IAGI bandung (kalau tak salah rombongan pak Bambang priadi)

Di akui atau tidak dari 3 X kunjungan saya ke situs purba ini, dampak kunjungan 
presiden ke G. Padang telah memberikan banyak perubahan termasuk pembenahan 
sarana dan prasarana yg saat itu wisatawan hanya 1000-2000 orang/ bulan saat 
ini bisa mencapai lebih dari 8 rb/ bln . Jalanan ke area ini jauh lebih baik di 
bandingkan tahun 2012 ke area ini.  Walaupun di akui masih banyak jalan blubang 
dan kurangnya fasilitas 

Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-26 Terurut Topik Danny Hilman
Sayang Mang Okim tidak hadir karena setahu saya sekarang ini  ahli geologi
yang masih terus giat ber-kontroversi secara terbuka ya cuma Mang Okim.
Maksud wartawan PR itu adalah susunan columnar-joint artificial... alias
bukan alamiah.
Nah kalo penasaran kenapa saya sebut artificial... silahkan datang ke
Gunung Padang.  Tentu boleh berbeda pendapat asal didiskusikan di depan
singkapannya.

salam,
DHN

2014-09-26 20:09 GMT+07:00 Sujatmiko m...@cbn.net.id:

  Rekan-rekan IAGI yang budiman,



 Koran Pikiran Rakyat hari ini,  26 September 2014 , mengangkat berita
 tentang temuan batu berpahat di kedalaman 1-2 meter teras 5  dan dolmen di
 titik yang berjarak 25 meteran sebelum naik ke teras 1 atau 8 meter di
 bawah teras 1 . Umur dolmen tersebut diperkirakan  sama dengan aktivitas
 manusia saat itu yaitu sekitar 5.000-an tahun SM. Temuan-temuan  baru ini
 menyusul temuan-temuan sebelumnya antara lain koin tembaga  mengandung 92,4
 % Cu ( amulet ???),  dan senjata kujang dari batuan basaltis yang  kulit
 luarnya  masih utuh. Temuan-temuan ini tentu saja sangat menarik dan
 diharapkan akan mengarah kepada pembuktian hipotesis TTRM sejak dua tahunan
 yang lalu yaitu tentang adanya chamber atau ruang berisi “ brankas “,
 bidang pemangkasan, lapisan pasir ayakan peredam gempa, pintu gerbang
 setinggi 18 meteran, instalasi reactor listrik hidro, dan lain-lain. Selain
 dari itu, Pikiran Rakyat juga mengutip pernyataan tentang ditemukannya zat
 perekat atau semen yang merekatkan batu-batu tiang di bawah teras 5 (
 apakah semennya  mengandung sampai 41 % unsur besi ?  Wallahualam ).



 Selain berita di Pikiran Rakyat, rupanya ada undangan terbuka dari Pak
 Andi Arief untuk masyarakat luas, menyaksikan ekspose pembuktian adanya
 Piramida di bawah permukaan situs Gunung Padang ( Minggu 28 September 2014
 ). Hal ini tentunya sangat menarik  mengingat dalam beberapa pernyataan
 beliau terakhir,  hipotesis piramida ini selalu dibantah. Mang Okim
  berharap, semoga adanya piramida tersebut benar-benar terbukti. Hanya,
 apakah hal tersebut sinkron dengan   pernyataan Pak DH di Pikiran Rakyat
 bahwa di bawah Gunung Padang terbukti ada susunan columnar joint  yang
 besar ? Susunan columnar joint yang besar tersebut bisa saja merupakan
  produk asli Gunung Padang sebagai gunung api purba. Sehubungan dengan
 itulah maka acara hari Minggu 28 September akan menjadi acara yang sangat
 menarik ( mang Okim sendiri  tidak bisa hadir, semoga Prof Sutikno Bronto
 dan para ahli volkanologi lainnya bisa hadir ).



 Wassalam,



 Mang Okim



 *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
 *Bandono
 Salim
 *Sent:* Friday, September 26, 2014 4:42 PM
 *To:* Iagi

 *Subject:* Re: [iagi-net] RE: [economicgeology] Re: [iagi-net] MOHON
 PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY



 Besuk pagi mungkin bisa lihat kujang dan koin di gn padang ya.
 Semoga diperlihatkan, karena menarik.
 Salam pa.

 Pada 26 Sep 2014 16:27, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 menulis:

 Dari bb pal andi arief.



 (UNDANGAN TERBUKA--Mengundang masyarakat, ikatan Ahli profesi, budayawan,
 Pemimpin redaksi, lembaga penelitian dll untuk menyaksikan ekspose
 pembuktian adanya Piramida bawah permukaan situs Gunung Padang, Hari:
 Minggu.28 September 2014. Tiket masuk 2000 rupiah)  PIRAMIDA
 NUSANTARA:KRITIK POSMODERNISME + KRITIK JURNALISME



 Oleh Wilman Ramdani



 Sampai sekarang, diakui ataupun tidak, benak bangsa ini selalu melihat
 kesadaran akan sejarahnya dibawa pada wilayah historisitas era pemenang
 perang, yang itu pun berlandaskan cerita turun temurun, kemudian
 dikonsensuskan. Wajar saja seh, bila anak-anak SD hingga kuliahan dibuat
 bangga dengan GajahMada yang bisa mempersatukan Nusantara. Mereka tidak
 diberi info, siapa itu patih Gajahmada, apakah dia asli bangsa Nusantara,
 atau memang sosok bangsa SILIH ASAH, ASIH, ASUH yang sebagai ciri khas
 budaya leluhur bangsa ini?

 Buku-buku sejarah yang terkesan konsensus tanpa konsekuen ini terus
 menghantui anak-anak SD sampai kuliahan. Ruang pemikiran mereka pun dijatah
 hanya sekedar tahu sejarah pada porsi sesuai kepentingan pengetahuan
 http://www.kaskus.co.id/thread/5424f8a3529a458d3c8b4572/piramida-nusantarakritik-posmodernisme--kritik-jurnalisme/


 Sent from my iPhone


 On 25 Sep 2014, at 20.59, Rizqi Syawal syawa...@gmail.com wrote:

  Selamat pagi . . .

 Sebenarnya perdebatan sangat menarik tentang G. Padang dan bolehkah saya
 berbagi pengalaman tentang wisata yg banyak di bicarakan ini.

 Di 2012 IAGI pernah melakukan fieldtrip ke area G. Padang dan saya ikut di
 dalam kegiatan tersebut. Saat itu tengah booming dan menjadi topik utama di
 milis iaginet saat itu tetapi dari sekian yg booming itu hanya beberapa
 orang saja yg ikut. Dimana saat itu fieldtrip ini setahu saya bsifat netral
 karena tak ada pihak pro dan kontra. Dalam fieldtrip itupun kami bertukar
 pikiran di mana saat itu terdapat prof. Ongkosongo , pak rovicky, dan
 kelompok 

Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-26 Terurut Topik Bandono Salim
Kang Dany, sy sdh di pintu masuk. Dapat ketemu di mans.
Pada 26 Sep 2014 20:28, Danny Hilman danny.hil...@gmail.com menulis:

 Sayang Mang Okim tidak hadir karena setahu saya sekarang ini  ahli geologi
 yang masih terus giat ber-kontroversi secara terbuka ya cuma Mang Okim.
 Maksud wartawan PR itu adalah susunan columnar-joint artificial... alias
 bukan alamiah.
 Nah kalo penasaran kenapa saya sebut artificial... silahkan datang ke
 Gunung Padang.  Tentu boleh berbeda pendapat asal didiskusikan di depan
 singkapannya.

 salam,
 DHN

 2014-09-26 20:09 GMT+07:00 Sujatmiko m...@cbn.net.id:

  Rekan-rekan IAGI yang budiman,



 Koran Pikiran Rakyat hari ini,  26 September 2014 , mengangkat berita
 tentang temuan batu berpahat di kedalaman 1-2 meter teras 5  dan dolmen di
 titik yang berjarak 25 meteran sebelum naik ke teras 1 atau 8 meter di
 bawah teras 1 . Umur dolmen tersebut diperkirakan  sama dengan aktivitas
 manusia saat itu yaitu sekitar 5.000-an tahun SM. Temuan-temuan  baru ini
 menyusul temuan-temuan sebelumnya antara lain koin tembaga  mengandung 92,4
 % Cu ( amulet ???),  dan senjata kujang dari batuan basaltis yang  kulit
 luarnya  masih utuh. Temuan-temuan ini tentu saja sangat menarik dan
 diharapkan akan mengarah kepada pembuktian hipotesis TTRM sejak dua tahunan
 yang lalu yaitu tentang adanya chamber atau ruang berisi “ brankas “,
 bidang pemangkasan, lapisan pasir ayakan peredam gempa, pintu gerbang
 setinggi 18 meteran, instalasi reactor listrik hidro, dan lain-lain. Selain
 dari itu, Pikiran Rakyat juga mengutip pernyataan tentang ditemukannya zat
 perekat atau semen yang merekatkan batu-batu tiang di bawah teras 5 (
 apakah semennya  mengandung sampai 41 % unsur besi ?  Wallahualam ).



 Selain berita di Pikiran Rakyat, rupanya ada undangan terbuka dari Pak
 Andi Arief untuk masyarakat luas, menyaksikan ekspose pembuktian adanya
 Piramida di bawah permukaan situs Gunung Padang ( Minggu 28 September 2014
 ). Hal ini tentunya sangat menarik  mengingat dalam beberapa pernyataan
 beliau terakhir,  hipotesis piramida ini selalu dibantah. Mang Okim
  berharap, semoga adanya piramida tersebut benar-benar terbukti. Hanya,
 apakah hal tersebut sinkron dengan   pernyataan Pak DH di Pikiran Rakyat
 bahwa di bawah Gunung Padang terbukti ada susunan columnar joint  yang
 besar ? Susunan columnar joint yang besar tersebut bisa saja merupakan
  produk asli Gunung Padang sebagai gunung api purba. Sehubungan dengan
 itulah maka acara hari Minggu 28 September akan menjadi acara yang sangat
 menarik ( mang Okim sendiri  tidak bisa hadir, semoga Prof Sutikno Bronto
 dan para ahli volkanologi lainnya bisa hadir ).



 Wassalam,



 Mang Okim



 *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
 *Bandono
 Salim
 *Sent:* Friday, September 26, 2014 4:42 PM
 *To:* Iagi

 *Subject:* Re: [iagi-net] RE: [economicgeology] Re: [iagi-net] MOHON
 PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY



 Besuk pagi mungkin bisa lihat kujang dan koin di gn padang ya.
 Semoga diperlihatkan, karena menarik.
 Salam pa.

 Pada 26 Sep 2014 16:27, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 menulis:

 Dari bb pal andi arief.



 (UNDANGAN TERBUKA--Mengundang masyarakat, ikatan Ahli profesi, budayawan,
 Pemimpin redaksi, lembaga penelitian dll untuk menyaksikan ekspose
 pembuktian adanya Piramida bawah permukaan situs Gunung Padang, Hari:
 Minggu.28 September 2014. Tiket masuk 2000 rupiah)  PIRAMIDA
 NUSANTARA:KRITIK POSMODERNISME + KRITIK JURNALISME



 Oleh Wilman Ramdani



 Sampai sekarang, diakui ataupun tidak, benak bangsa ini selalu melihat
 kesadaran akan sejarahnya dibawa pada wilayah historisitas era pemenang
 perang, yang itu pun berlandaskan cerita turun temurun, kemudian
 dikonsensuskan. Wajar saja seh, bila anak-anak SD hingga kuliahan dibuat
 bangga dengan GajahMada yang bisa mempersatukan Nusantara. Mereka tidak
 diberi info, siapa itu patih Gajahmada, apakah dia asli bangsa Nusantara,
 atau memang sosok bangsa SILIH ASAH, ASIH, ASUH yang sebagai ciri khas
 budaya leluhur bangsa ini?

 Buku-buku sejarah yang terkesan konsensus tanpa konsekuen ini terus
 menghantui anak-anak SD sampai kuliahan. Ruang pemikiran mereka pun dijatah
 hanya sekedar tahu sejarah pada porsi sesuai kepentingan pengetahuan
 http://www.kaskus.co.id/thread/5424f8a3529a458d3c8b4572/piramida-nusantarakritik-posmodernisme--kritik-jurnalisme/


 Sent from my iPhone


 On 25 Sep 2014, at 20.59, Rizqi Syawal syawa...@gmail.com wrote:

  Selamat pagi . . .

 Sebenarnya perdebatan sangat menarik tentang G. Padang dan bolehkah saya
 berbagi pengalaman tentang wisata yg banyak di bicarakan ini.

 Di 2012 IAGI pernah melakukan fieldtrip ke area G. Padang dan saya ikut
 di dalam kegiatan tersebut. Saat itu tengah booming dan menjadi topik utama
 di milis iaginet saat itu tetapi dari sekian yg booming itu hanya beberapa
 orang saja yg ikut. Dimana saat itu fieldtrip ini setahu saya bsifat netral
 karena tak ada pihak pro