Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)

2014-10-03 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Baik,Dua poin yg dikemukakan Mang Okim sama sekali bukan pokok utama atau hal penting dalam 'controversi". Tidak perlu mencari-cari kelemahan. Dua hal ini juga sekarang sudah ada update-nya. Demikian juga hal carbon dating - tidak ada masalah secara prosedur dan ilmiah (ingat Mang saya ini paleoseismologist yg paham dan sehari-harinya memakai carbon dating). Kami ini ingin mengembangkan bidang Arkeo-geologi atau geo-arkeologi, kok malah Mang Okim ini melarang!..mana salam geoarkeologinya?Ada tim peneliti lain yg mengumumkan hasil penelitian kok pada berang? Bukannya ngajak diskusi atau seminar ilmiah bareng malah buat petisi jahat dan murahan itu?  Mohon maaf kalo saya ini 'togmol' saja.Salam,DHN  Sent from my BlackBerry 10 smartphone. From: SujatmikoSent: Sabtu, 4 Oktober 2014 13:08To: iagi-net@iagi.or.idReply To: iagi-net@iagi.or.idCc: MGEI; marwanSubject: RE: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)













Yth
Prof Koesoemadinata dan rekan-rekan  IAGI/MGEI,

 

Argumentasi  yang mang Okim sampaikan  selama
ini , baik di milis IAGI, FB, dll.  insyaallah 100 % didasarkan pada ilmu
geologi yang mang Okim dapatkan dari para dosen di ITB + pengalaman sebagai
pemeta geologi  + referensi dari buku-buku dan  hasil penelitian para ahli , baik
geologi ataupun arkeologi , dan spot checks ke lapangan ( bukan  hipotesis
melulu yang sampai detik ini belum pernah satupun terbukti ).  

 

Mang Okim berulang kali menekankan
pentingnya pembuktian kebenaran hipotesis pasir ayakan peredam gempa dan semen
perekat sebagai kreasi  teknologi  super canggih pada periode 13.000 – 23.000
tahun yang lalu,  karena  hal tersebut  selain bertolak belakang dengan keyakinan
 para arkeolog di seluruh dunia (mainstream), juga  argumentasi yang mendasarinya
 sangat fatal . 

 

Argumentasi sangat fatal yang mang Okim
maksud adalah : 

 

1.   Pengumuman spontan  oleh
Pak AB di Seminar Sekab 7 Februari 2012  tentang temuan pasir ayakan peredam
gempa. Pertanyaannya apakah hasil penelitian laboratorium dapat / telah membuktikan
bahwa pasir tersebut benar-benar pasir ayakan dan bukan pasir / debu vulkanik
alias air-fall ? Kalau benar pasir ayakan, jelaskan analisanya termasuk
komposisinya ( atas izin Pak AB,  mang Okim mendapat contoh sesendok teh  pasir
tersebut dan seluruh butirannya  angular –very angular !

 

2.   Komposisi semen
perekat  yang diumumkan secara luas oleh Pak AD/ Pak DH/ Pak Andi Arief sbb :  Mineral
besi 45 %, mineral  silica 41 %, mineral lempung 14 %. Mang Okim hanya bisa
mengelus dada atas  pernyataan tersebut, apalagi diembel-embeli oleh pernyataan
lainnya bahwa kandungan mineral besi di lokasi tambang besi tidak lebih dari 5
%.  Sayang sekali bahwa sampai detik ini,  tidak ada satupun rekan di MGEI /
IAGI / Badan Geologi yang menanggapinya ( mungkin milih aman / tiarap saja ).

 

Konsekwensi dari pernyataan tersebut di
atas yang mang Okim yakini tidak benar adalah : Seluruh penelitian TTRM/TIMNAS seharusnya
tidak dikaitkan dengan penelitian arkeologi tetapi semata penelitian geologi.
Itulah alasannya mengapa penentuan umur yang diumumkan oleh TTRM/TIMNAS menjadi
pabalieut sehingga  ditolak mentah-mentah oleh masyarakat arkeologi ( minus Dr.
Ali Akbar dkk ). Hal-hal inilah ( ditambah dengan pernyataan controversial lainnya
) yang membuat para arkeolog berang sehingga mengeluarkan Petisi  26 April 2013
yang kemudian dimentahkan oleh Pres. SBY. 

 

Mang Okim mohon beribu maaf bahwa sebelum polemik
ditutup, mang Okim memanfaatkan forum ini untuk terakhir kalinya mengharapkan  tanggapan
dari  Pak Danny Hilman ,  hanya untuk  dua points di atas. Big thanks,

 

Wassalam,

 

Mang Okim

 





From: iagi-net@iagi.or.id
[mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of R.P.Koesoemadinata
Sent: Saturday, October 04, 2014 5:26 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI
FB)





 



Para
IAG Netters:





Saya
berpendapat bahwa diskusi  mengennai G. Padang sebaiknya diakhiri saja,
karena tidak akan ada penyelesaian kecuali kalau bukit itu sudah dikupas habis
dan bangunan yang dicanangkan itu betul-betul  terwujud. Tentu ada masalah
bagaimana menyelamatkan situs megalithikum yang ada di atasnya, tetapi ini
urusan para arkeologi





Ini
diskusi seolah-olah antara dua kubu yang berbeda ilmu, berbeda paradigma,
berbeda pandangan dunianya, prinsip-prinsip dan pengertian  dasar ilmunya
saja berbeda.





Ini
terlihat dalam soal penafsiran hal sama saja jauh 

RE: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)

2014-10-03 Terurut Topik Sujatmiko
Yth Prof Koesoemadinata dan rekan-rekan  IAGI/MGEI,

 

Argumentasi  yang mang Okim sampaikan  selama ini , baik di milis IAGI, FB, 
dll.  insyaallah 100 % didasarkan pada ilmu geologi yang mang Okim dapatkan 
dari para dosen di ITB + pengalaman sebagai pemeta geologi  + referensi dari 
buku-buku dan  hasil penelitian para ahli , baik geologi ataupun arkeologi , 
dan spot checks ke lapangan ( bukan  hipotesis melulu yang sampai detik ini 
belum pernah satupun terbukti ).  

 

Mang Okim berulang kali menekankan pentingnya pembuktian kebenaran hipotesis 
pasir ayakan peredam gempa dan semen perekat sebagai kreasi  teknologi  super 
canggih pada periode 13.000 – 23.000 tahun yang lalu,  karena  hal tersebut  
selain bertolak belakang dengan keyakinan  para arkeolog di seluruh dunia 
(mainstream), juga  argumentasi yang mendasarinya  sangat fatal . 

 

Argumentasi sangat fatal yang mang Okim maksud adalah : 

 

1.   Pengumuman spontan  oleh Pak AB di Seminar Sekab 7 Februari 2012  
tentang temuan pasir ayakan peredam gempa. Pertanyaannya apakah hasil 
penelitian laboratorium dapat / telah membuktikan bahwa pasir tersebut 
benar-benar pasir ayakan dan bukan pasir / debu vulkanik alias air-fall ? Kalau 
benar pasir ayakan, jelaskan analisanya termasuk komposisinya ( atas izin Pak 
AB,  mang Okim mendapat contoh sesendok teh  pasir tersebut dan seluruh 
butirannya  angular –very angular !

 

2.   Komposisi semen perekat  yang diumumkan secara luas oleh Pak AD/ Pak 
DH/ Pak Andi Arief sbb :  Mineral besi 45 %, mineral  silica 41 %, mineral 
lempung 14 %. Mang Okim hanya bisa mengelus dada atas  pernyataan tersebut, 
apalagi diembel-embeli oleh pernyataan lainnya bahwa kandungan mineral besi di 
lokasi tambang besi tidak lebih dari 5 %.  Sayang sekali bahwa sampai detik 
ini,  tidak ada satupun rekan di MGEI / IAGI / Badan Geologi yang menanggapinya 
( mungkin milih aman / tiarap saja ).

 

Konsekwensi dari pernyataan tersebut di atas yang mang Okim yakini tidak benar 
adalah : Seluruh penelitian TTRM/TIMNAS seharusnya tidak dikaitkan dengan 
penelitian arkeologi tetapi semata penelitian geologi. Itulah alasannya mengapa 
penentuan umur yang diumumkan oleh TTRM/TIMNAS menjadi pabalieut sehingga  
ditolak mentah-mentah oleh masyarakat arkeologi ( minus Dr. Ali Akbar dkk ). 
Hal-hal inilah ( ditambah dengan pernyataan controversial lainnya ) yang 
membuat para arkeolog berang sehingga mengeluarkan Petisi  26 April 2013 yang 
kemudian dimentahkan oleh Pres. SBY. 

 

Mang Okim mohon beribu maaf bahwa sebelum polemik ditutup, mang Okim 
memanfaatkan forum ini untuk terakhir kalinya mengharapkan  tanggapan dari  Pak 
Danny Hilman ,  hanya untuk  dua points di atas. Big thanks,

 

Wassalam,

 

Mang Okim

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of 
R.P.Koesoemadinata
Sent: Saturday, October 04, 2014 5:26 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)

 

Para IAG Netters:

Saya berpendapat bahwa diskusi  mengennai G. Padang sebaiknya diakhiri saja, 
karena tidak akan ada penyelesaian kecuali kalau bukit itu sudah dikupas habis 
dan bangunan yang dicanangkan itu betul-betul  terwujud. Tentu ada masalah 
bagaimana menyelamatkan situs megalithikum yang ada di atasnya, tetapi ini 
urusan para arkeologi

Ini diskusi seolah-olah antara dua kubu yang berbeda ilmu, berbeda paradigma, 
berbeda pandangan dunianya, prinsip-prinsip dan pengertian  dasar ilmunya saja 
berbeda.

Ini terlihat dalam soal penafsiran hal sama saja jauh berbeda, pelapukan vs 
semen, juga lain2, seperti coin dsb.

Karena menurut hemat saya sudah tidak ada objektivitas lagi,  bahkan 
pihak-pihak dalam konntroversi ini cenderung terobsesi dengan pendapatnya, 
angan-angannya, maka tidak mungkin akan ada titik temu, dan diskusi akan 
sia-sia saja dan buang waktu.

Saya menganut kebebasan akademis. Kalau mau melakukan research apa saja dan 
berpandangan apa saja, termasuk bahwa bumi ikita ini datar, ya silahkan saja. 
Masyarakat ilmiah "mainstream" dan sejarah lah yang akan menetukan.

Wasalam

RPK

 

 

- Original Message - 

From: yustinus yuwono   

To: iagi-net   

Sent: Friday, October 03, 2014 8:04 PM

Subject: Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)

 

Dany yth,

Apa anda dkk sudah publish paper G Padang di jurnal ilmiah internasional? 
Tolong minta copy nya klo sudah published, nuhun.
Salam,

Yatno.

On Oct 2, 2014 1:27 PM, "rakhmadi avianto"  wrote:

Para netter yg terhormat, 

 

Selama dibicarakan dalam koridor Ilmiyah mestinya tidak ada yg tersinggung, 
demi kemajuan ilmu marilah kita berdiskusi dengan sehat tanpa melemparkan kata2 
yg tidak pantas. Jujur saya menikmati dari data2 yg dikemukakan termasuk 
sanggahan dari bbrp ahli, semoga kedua belah pihak bisa beradu argumen dg 
wewenang ilmu masing2, karena ini kayaknya perlu banyak disiplin yg t

Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)

2014-10-03 Terurut Topik Danny Hilman
Yth Pak RPK dan IAGI netters,
Terimakasih atas pandangannya. Kita semua  adalah ahli geologi jadi
seharusnya berasal dari dunia yang sama, punya prinsip dan paham ilmu dasar
yang sama.  Kita semua di-didik untukdapat membaca geologi (bawah
permukaan) melalui singkapan batuan, morfologi, data geofisika bawah
permukaan, dan data bor. Dan semua data itu (khususnya singkapan - dari
kotak gali) ada di Gunung Padang.  Masalahnya sejak awal ada pihak yang
selalu mengacaukan dan melarikan masalah dari diskusi basic geology ke hal
lain-lain yang kacau balau (isyu kelestarian, perusakan, metoda tidak
benar, mistik, harta karun, emas, dana penelitian katanya
sampai milyar-trilyunan, sampai campur tangan kekuasaan...).
Silahkan  diperhatikan: Apakah pihak yang selalu giat berkontroversi sudah
pernah benar-benar melihat, mendiskusikan atau memperdebatkan langsung data
geofisika bawah permukaan, data bor (yang up-to-date); Dan sekarang apakah
sudah melihat singkapan-singkapan dari kotak-gali yang sudah dibuka - dan
masih terbuka?  Nah, kalau belum, jadi apa kontroversi ilmiahnya?
Tentu pihak peneliti yang serius bekerja dan tanpa dibayar bahkan harus
membiayai sendiri kegiatannya akan tersinggung kalau dikatakan sebagai
pihak yang terkesan hanya terobsesi dengan 'dunia-nya sendiri'tanpa dasar
ilmiah jelas. Pihak lain yang sangat getol beropini negative terhadap
penelitian itu yang perlu dipertanyakan apa motivasinya... Kalau ini
kelihatannya berasal dari dunia yang berbeda.

Jadi saya tidak sepaham apabila dikatakan bahwa masalah penafsiran geologi
hanya dapat diselesaikan dengan mengupas habis tanah-batuan penutup.  Kalau
begitu buat apa kita belajar geologi?  Sama halnya dengan usaha eksplorasi
untuk membuat model dan interpretasi geologi dari satu cadangan mineral...
menjadi kurang menarik atau tidak ada gunanya lagi didiskusikan kalau
cadangan mineralnya sudah dibongkar atau  minyaknya sudah ditimba habis
keluar.

Kalau diskusi Gunung Padang dibahas dan dikomentari secara subyektif dan
tidak ilmiah...ya saya setuju dengan pak RPK, sebaiknya tidak diteruskan
karena tidak berguna dan  hanya mengganggu, terutama bagi kami.
Kata pak Mendikbud ketika kunjungan ke GP baru-baru ini:"kalau tidak bisa
membantu ya jangan ngerecokin".

Salam geologi,
DHN

2014-10-04 5:26 GMT+07:00 R.P.Koesoemadinata :

>  Para IAG Netters:
> Saya berpendapat bahwa diskusi  mengennai G. Padang sebaiknya diakhiri
> saja, karena tidak akan ada penyelesaian kecuali kalau bukit itu sudah
> dikupas habis dan bangunan yang dicanangkan itu betul-betul  terwujud.
> Tentu ada masalah bagaimana menyelamatkan situs megalithikum yang ada di
> atasnya, tetapi ini urusan para arkeologi
> Ini diskusi seolah-olah antara dua kubu yang berbeda ilmu, berbeda
> paradigma, berbeda pandangan dunianya, prinsip-prinsip dan pengertian
>  dasar ilmunya saja berbeda.
> Ini terlihat dalam soal penafsiran hal sama saja jauh berbeda, pelapukan
> vs semen, juga lain2, seperti coin dsb.
> Karena menurut hemat saya sudah tidak ada objektivitas lagi,  bahkan
> pihak-pihak dalam konntroversi ini cenderung terobsesi dengan pendapatnya,
> angan-angannya, maka tidak mungkin akan ada titik temu, dan diskusi akan
> sia-sia saja dan buang waktu.
> Saya menganut kebebasan akademis. Kalau mau melakukan research apa saja
> dan berpandangan apa saja, termasuk bahwa bumi ikita ini datar, ya silahkan
> saja. Masyarakat ilmiah "mainstream" dan sejarah lah yang akan menetukan.
> Wasalam
> RPK
>
>
>
> - Original Message -
> *From:* yustinus yuwono 
> *To:* iagi-net 
> *Sent:* Friday, October 03, 2014 8:04 PM
> *Subject:* Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG
> (DARI FB)
>
> Dany yth,
>
> Apa anda dkk sudah publish paper G Padang di jurnal ilmiah internasional?
> Tolong minta copy nya klo sudah published, nuhun.
> Salam,
>
> Yatno.
> On Oct 2, 2014 1:27 PM, "rakhmadi avianto" 
> wrote:
>
>>  Para netter yg terhormat,
>>
>> Selama dibicarakan dalam koridor Ilmiyah mestinya tidak ada yg
>> tersinggung, demi kemajuan ilmu marilah kita berdiskusi dengan sehat tanpa
>> melemparkan kata2 yg tidak pantas. Jujur saya menikmati dari data2 yg
>> dikemukakan termasuk sanggahan dari bbrp ahli, semoga kedua belah pihak
>> bisa beradu argumen dg wewenang ilmu masing2, karena ini kayaknya perlu
>> banyak disiplin yg terlibat dan mungkin saran saya jangan terlalu
>> menyederhanakan masalah kalau memang tidak bisa di sederhanakan.
>>
>> Salam hormat buat kedua sisi peneliti.
>>
>> Kaji Avi
>> Bendahara Umum IAGI 2011-14
>>
>>  --> *Do not give up and do not ever look back and tawakkal ilallah
>> <--*
>>
>> On Thu, Oct 2, 2014 at 9:47 AM, Bandono Salim 
>> wrote:
>>
>>> [image: Boxbe]  This message is
>>> eligible for Automatic Cleanup! (bandon...@gmail.com) Add cleanup rule
>>> 

[iagi-net] Lomba Website SM IAGI.

2014-10-03 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Berikut website SM IAGI yang sangat menarik untuk diikuti dan silahkan
dikomentari.
mereka akan menjadi pengganti dan penerus IAGI.

1 SM IAGI UNPAD http://www.smiagiunpad.webs.com
2 SM IAGI UNDIP http://smiagiundip.wordpress.com/
3 SM IAGI STTNAS YOGYAKARTA http://smiagisttnasyk.wordpress.com
4 SM IAGI UNSOED http://smiagiunsoed.wordpress.com
5 SM IAGI UNG (Gorontalo) http://smiagiung.blogspot.com
6 SM IAGI UPN http://www.smiagiupn.org
7 SM IAGI UGM http://sm-iagi.ft.ugm.ac.id
8 SM IAGI ITB http://smiagiitb.weebly.com
9 SM IAGI STT MIGAS http://smiagisttmigas.blogspot.com
10 SM IAGI AKPRIND JOGJA http://smiagiakprind.wordpress.com/

rdp
--
"Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.


Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)

2014-10-03 Terurut Topik liamsi
Sebetulnya kalau diskusinya itu masalah pergeologian saja tidak
kemana mana , itu bagus sekali bisa menambah wawasana khususnya
bagi yg awam spt saya ini,
Digunung Padang ini telah dilakukan penelitian G&G , nah dari
hasil temuan Data G & G baru tsb  misalnya adanya data anomali
geofidika ( geolistrik ) , data pengeboran , dll , ini saja yg
didiskusikan , kemudian dibandingkan dg Data ( Geologi ) yg
selama ini telah ada.Apakah data ( G & G ) yg baru ditemukan tsb justru  malah 
dapat
memperkuat terhadap teori/interpretasi ( secara geologi) Gn
Padang selama ini , atau ada hal hal lain yg perlu diperhatikan
atau ada interpretasi lain .
 Untuk interpretasi yg menjadi ranah disiplin lain ( non
 geologi ) tidak perlu dibahas , biarkan mereka mereka
 menginterpretasikan sesui apa yg mereka yakini dg ilmu mereka
 .

ISM




> Se7
> Pada 4 Okt 2014 05:27, "R.P.Koesoemadinata"
>  menulis:
>
>>  Para IAG Netters:
>> Saya berpendapat bahwa diskusi  mengennai G. Padang
>> sebaiknya diakhiri saja, karena tidak akan ada penyelesaian
>> kecuali kalau bukit itu sudah dikupas habis dan bangunan
>> yang dicanangkan itu betul-betul  terwujud. Tentu ada
>> masalah bagaimana menyelamatkan situs megalithikum yang ada
>> di atasnya, tetapi ini urusan para arkeologi
>> Ini diskusi seolah-olah antara dua kubu yang berbeda ilmu,
>> berbeda paradigma, berbeda pandangan dunianya,
>> prinsip-prinsip dan pengertian
>>  dasar ilmunya saja berbeda.
>> Ini terlihat dalam soal penafsiran hal sama saja jauh
>> berbeda, pelapukan vs semen, juga lain2, seperti coin dsb.
>> Karena menurut hemat saya sudah tidak ada objektivitas
>> lagi,  bahkan pihak-pihak dalam konntroversi ini cenderung
>> terobsesi dengan pendapatnya, angan-angannya, maka tidak
>> mungkin akan ada titik temu, dan diskusi akan sia-sia saja
>> dan buang waktu.
>> Saya menganut kebebasan akademis. Kalau mau melakukan
>> research apa saja dan berpandangan apa saja, termasuk bahwa
>> bumi ikita ini datar, ya silahkan saja. Masyarakat ilmiah
>> "mainstream" dan sejarah lah yang akan menetukan. Wasalam
>> RPK
>>
>>
>>
>> - Original Message -
>> *From:* yustinus yuwono 
>> *To:* iagi-net 
>> *Sent:* Friday, October 03, 2014 8:04 PM
>> *Subject:* Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA
>> GUNUNG PADANG (DARI FB)
>>
>> Dany yth,
>>
>> Apa anda dkk sudah publish paper G Padang di jurnal ilmiah
>> internasional? Tolong minta copy nya klo sudah published,
>> nuhun.
>> Salam,
>>
>> Yatno.
>> On Oct 2, 2014 1:27 PM, "rakhmadi avianto"
>>  wrote:
>>
>>>  Para netter yg terhormat,
>>>
>>> Selama dibicarakan dalam koridor Ilmiyah mestinya tidak
>>> ada yg
>>> tersinggung, demi kemajuan ilmu marilah kita berdiskusi
>>> dengan sehat tanpa melemparkan kata2 yg tidak pantas.
>>> Jujur saya menikmati dari data2 yg dikemukakan termasuk
>>> sanggahan dari bbrp ahli, semoga kedua belah pihak bisa
>>> beradu argumen dg wewenang ilmu masing2, karena ini
>>> kayaknya perlu banyak disiplin yg terlibat dan mungkin
>>> saran saya jangan terlalu menyederhanakan masalah kalau
>>> memang tidak bisa di sederhanakan.
>>>
>>> Salam hormat buat kedua sisi peneliti.
>>>
>>> Kaji Avi
>>> Bendahara Umum IAGI 2011-14
>>>
>>>  --> *Do not give up and do not ever look back and
>>>  tawakkal ilallah
>>> <--*
>>>
>>> On Thu, Oct 2, 2014 at 9:47 AM, Bandono Salim
>>>  wrote:
>>>
 [image: Boxbe]  This
 message is eligible for Automatic Cleanup!
 (bandon...@gmail.com) Add cleanup rule
 
  | More info
 
 Apa yang saya lihat, memang ada pelapukan dan
 "penyemenan". "Semen" dapat dilihat di dinding antara
 teras 1 dan teras 2; berupa tanah yang terdapat di antara
 kolom batu.
 Pelapukan mengulit bawang juga dapat dilihat di beberapa
 tempat. Kenampakan mengulit bawang ini yang jadi masalah
 apakah ini hasil penyemenan atau hasil pelapukan. Lah ini
 yang harus dilihat secara milroskopis atawa x ray.
 Ditelitinya juga lapis demi lapis;
 sehingga jelas perbedaannya.
 Dilihat juga "semen" yang dijumpai tersingkap di
 permukaan maupun semen yang ada di bawah permukaan,  yang
 konon  ceritanya sangat lengket. Memang perlu waktu dan
 biaya  serta ahli mineralogi.
 Begitu yang sedang aku usahakan. Semoga diijinkan
 mengambil dan memeriksa semen dan "semen" serta pelapukan
 atau ubahan pada kolom batu yang ad

Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)

2014-10-03 Terurut Topik Bandono Salim
Se7
Pada 4 Okt 2014 05:27, "R.P.Koesoemadinata"  menulis:

>  Para IAG Netters:
> Saya berpendapat bahwa diskusi  mengennai G. Padang sebaiknya diakhiri
> saja, karena tidak akan ada penyelesaian kecuali kalau bukit itu sudah
> dikupas habis dan bangunan yang dicanangkan itu betul-betul  terwujud.
> Tentu ada masalah bagaimana menyelamatkan situs megalithikum yang ada di
> atasnya, tetapi ini urusan para arkeologi
> Ini diskusi seolah-olah antara dua kubu yang berbeda ilmu, berbeda
> paradigma, berbeda pandangan dunianya, prinsip-prinsip dan pengertian
>  dasar ilmunya saja berbeda.
> Ini terlihat dalam soal penafsiran hal sama saja jauh berbeda, pelapukan
> vs semen, juga lain2, seperti coin dsb.
> Karena menurut hemat saya sudah tidak ada objektivitas lagi,  bahkan
> pihak-pihak dalam konntroversi ini cenderung terobsesi dengan pendapatnya,
> angan-angannya, maka tidak mungkin akan ada titik temu, dan diskusi akan
> sia-sia saja dan buang waktu.
> Saya menganut kebebasan akademis. Kalau mau melakukan research apa saja
> dan berpandangan apa saja, termasuk bahwa bumi ikita ini datar, ya silahkan
> saja. Masyarakat ilmiah "mainstream" dan sejarah lah yang akan menetukan.
> Wasalam
> RPK
>
>
>
> - Original Message -
> *From:* yustinus yuwono 
> *To:* iagi-net 
> *Sent:* Friday, October 03, 2014 8:04 PM
> *Subject:* Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG
> (DARI FB)
>
> Dany yth,
>
> Apa anda dkk sudah publish paper G Padang di jurnal ilmiah internasional?
> Tolong minta copy nya klo sudah published, nuhun.
> Salam,
>
> Yatno.
> On Oct 2, 2014 1:27 PM, "rakhmadi avianto" 
> wrote:
>
>>  Para netter yg terhormat,
>>
>> Selama dibicarakan dalam koridor Ilmiyah mestinya tidak ada yg
>> tersinggung, demi kemajuan ilmu marilah kita berdiskusi dengan sehat tanpa
>> melemparkan kata2 yg tidak pantas. Jujur saya menikmati dari data2 yg
>> dikemukakan termasuk sanggahan dari bbrp ahli, semoga kedua belah pihak
>> bisa beradu argumen dg wewenang ilmu masing2, karena ini kayaknya perlu
>> banyak disiplin yg terlibat dan mungkin saran saya jangan terlalu
>> menyederhanakan masalah kalau memang tidak bisa di sederhanakan.
>>
>> Salam hormat buat kedua sisi peneliti.
>>
>> Kaji Avi
>> Bendahara Umum IAGI 2011-14
>>
>>  --> *Do not give up and do not ever look back and tawakkal ilallah
>> <--*
>>
>> On Thu, Oct 2, 2014 at 9:47 AM, Bandono Salim 
>> wrote:
>>
>>> [image: Boxbe]  This message is
>>> eligible for Automatic Cleanup! (bandon...@gmail.com) Add cleanup rule
>>> 
>>> | More info
>>> 
>>>
>>> Apa yang saya lihat, memang ada pelapukan dan "penyemenan". "Semen"
>>> dapat dilihat di dinding antara teras 1 dan teras 2; berupa tanah yang
>>> terdapat di antara kolom batu.
>>> Pelapukan mengulit bawang juga dapat dilihat di beberapa tempat.
>>> Kenampakan mengulit bawang ini yang jadi masalah apakah ini hasil
>>> penyemenan atau hasil pelapukan. Lah ini yang harus dilihat secara
>>> milroskopis atawa x ray. Ditelitinya juga lapis demi lapis;
>>> sehingga jelas perbedaannya.
>>> Dilihat juga "semen" yang dijumpai tersingkap di permukaan maupun semen
>>> yang ada di bawah permukaan,  yang konon  ceritanya sangat lengket.
>>> Memang perlu waktu dan biaya  serta ahli mineralogi.
>>> Begitu yang sedang aku usahakan. Semoga diijinkan mengambil dan
>>> memeriksa semen dan "semen" serta pelapukan atau ubahan pada kolom batu
>>> yang ada di gn Padang.
>>> Salam sejahtera.bdn.
>>> Pada 2 Okt 2014 08:28, "wildanto p nusantara" 
>>> menulis:
>>>
 menarik sekali penjelasan pak dani di gunung padang kmarin lalu.

 dengan temuan terbaru yg diceritakan kmarin, nampaknya seperti bangunan
 megalitik yg terus berevolusi yg tetap dipakai sampai masa sejarah. (koin
 dengan kandungan nikel kemungkinan besar berasal dr abad 18 karena nikel br
 ditemukan di tahun 1750-an).

 mungkin bisa lebih seru klo ada field trip yg bisa ikutan rapelling
 turun ke lubang penggalian.

 salam
 wildan
 On Oct 2, 2014 7:54 AM, "Danny Hilman Natawidjaja" <
 danny.hil...@gmail.com> wrote:

>  Aneh, Pak Bandono kan sudah lihat sendiri bukti-buktinya di lapangan
> (dan waktu itu tidak menyanggah). Silahkan berbagi pandangan dengan
> teman-teman tentang apa yang dilihat bukan malah menyitir berita media 
> lagi
> dan membuat pernyataan mblunder.

Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)

2014-10-03 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Para IAG Netters:
Saya berpendapat bahwa diskusi  mengennai G. Padang sebaiknya diakhiri saja, 
karena tidak akan ada penyelesaian kecuali kalau bukit itu sudah dikupas habis 
dan bangunan yang dicanangkan itu betul-betul  terwujud. Tentu ada masalah 
bagaimana menyelamatkan situs megalithikum yang ada di atasnya, tetapi ini 
urusan para arkeologi
Ini diskusi seolah-olah antara dua kubu yang berbeda ilmu, berbeda paradigma, 
berbeda pandangan dunianya, prinsip-prinsip dan pengertian  dasar ilmunya saja 
berbeda.
Ini terlihat dalam soal penafsiran hal sama saja jauh berbeda, pelapukan vs 
semen, juga lain2, seperti coin dsb.
Karena menurut hemat saya sudah tidak ada objektivitas lagi,  bahkan 
pihak-pihak dalam konntroversi ini cenderung terobsesi dengan pendapatnya, 
angan-angannya, maka tidak mungkin akan ada titik temu, dan diskusi akan 
sia-sia saja dan buang waktu.
Saya menganut kebebasan akademis. Kalau mau melakukan research apa saja dan 
berpandangan apa saja, termasuk bahwa bumi ikita ini datar, ya silahkan saja. 
Masyarakat ilmiah "mainstream" dan sejarah lah yang akan menetukan.
Wasalam
RPK


  - Original Message - 
  From: yustinus yuwono 
  To: iagi-net 
  Sent: Friday, October 03, 2014 8:04 PM
  Subject: Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)


  Dany yth,

  Apa anda dkk sudah publish paper G Padang di jurnal ilmiah internasional? 
Tolong minta copy nya klo sudah published, nuhun.
  Salam,

  Yatno.

  On Oct 2, 2014 1:27 PM, "rakhmadi avianto"  wrote:

Para netter yg terhormat, 


Selama dibicarakan dalam koridor Ilmiyah mestinya tidak ada yg tersinggung, 
demi kemajuan ilmu marilah kita berdiskusi dengan sehat tanpa melemparkan kata2 
yg tidak pantas. Jujur saya menikmati dari data2 yg dikemukakan termasuk 
sanggahan dari bbrp ahli, semoga kedua belah pihak bisa beradu argumen dg 
wewenang ilmu masing2, karena ini kayaknya perlu banyak disiplin yg terlibat 
dan mungkin saran saya jangan terlalu menyederhanakan masalah kalau memang 
tidak bisa di sederhanakan.


Salam hormat buat kedua sisi peneliti.


Kaji Avi
Bendahara Umum IAGI 2011-14


--> Do not give up and do not ever look back and tawakkal ilallah 
<--


On Thu, Oct 2, 2014 at 9:47 AM, Bandono Salim  wrote:

This message is eligible for Automatic Cleanup! (bandon...@gmail.com) 
Add cleanup rule | More info 



  Apa yang saya lihat, memang ada pelapukan dan "penyemenan". "Semen" dapat 
dilihat di dinding antara teras 1 dan teras 2; berupa tanah yang terdapat di 
antara kolom batu.
  Pelapukan mengulit bawang juga dapat dilihat di beberapa tempat. 
Kenampakan mengulit bawang ini yang jadi masalah apakah ini hasil penyemenan 
atau hasil pelapukan. Lah ini yang harus dilihat secara milroskopis atawa x 
ray. Ditelitinya juga lapis demi lapis;
  sehingga jelas perbedaannya.
  Dilihat juga "semen" yang dijumpai tersingkap di permukaan maupun semen 
yang ada di bawah permukaan,  yang konon  ceritanya sangat lengket.
  Memang perlu waktu dan biaya  serta ahli mineralogi.
  Begitu yang sedang aku usahakan. Semoga diijinkan mengambil dan memeriksa 
semen dan "semen" serta pelapukan atau ubahan pada kolom batu yang ada di gn 
Padang.
  Salam sejahtera.bdn.


  Pada 2 Okt 2014 08:28, "wildanto p nusantara"  
menulis:

menarik sekali penjelasan pak dani di gunung padang kmarin lalu. 

dengan temuan terbaru yg diceritakan kmarin, nampaknya seperti bangunan 
megalitik yg terus berevolusi yg tetap dipakai sampai masa sejarah. (koin 
dengan kandungan nikel kemungkinan besar berasal dr abad 18 karena nikel br 
ditemukan di tahun 1750-an).

mungkin bisa lebih seru klo ada field trip yg bisa ikutan rapelling 
turun ke lubang penggalian.

salam
wildan

On Oct 2, 2014 7:54 AM, "Danny Hilman Natawidjaja" 
 wrote:

  Aneh, Pak Bandono kan sudah lihat sendiri bukti-buktinya di lapangan 
(dan waktu itu tidak menyanggah). Silahkan berbagi pandangan dengan teman-teman 
tentang apa yang dilihat bukan malah menyitir berita media lagi dan membuat 
pernyataan mblunder.Sebaiknya tidak memperdebatkan istilah piramid atau bukan 
karena IAGI-net kan forum ilmiah geologi pak. Deskripsi data dan analisa akan 
lebih menarik dan berguna bagi kita semua.
  SalamDHN

  Sent from my BlackBerry 10 smartphone.
From: Bandono Salim
Sent: Kamis, 2 Oktober 2014 07:03
To: Iagi
Reply To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG 
PADANG (DARI FB) 



  Bukan piramid, tertulis di kompas tgl 1-Okt 2004.
  Hipotesis piramid belum terbukti.
  Salam hormat, bdn.

  Pada 1 Okt 2014 08:08, "Bandono Salim"  menulis:

Hehehe kita tunggu semoga waktunya dapat sesuai
Pengin lihat yang di teras lima; yang waktu kesono blm dapat 
diperlihatkan.

Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)

2014-10-03 Terurut Topik yustinus yuwono
Dany yth,

Apa anda dkk sudah publish paper G Padang di jurnal ilmiah internasional?
Tolong minta copy nya klo sudah published, nuhun.
Salam,

Yatno.
On Oct 2, 2014 1:27 PM, "rakhmadi avianto" 
wrote:

> Para netter yg terhormat,
>
> Selama dibicarakan dalam koridor Ilmiyah mestinya tidak ada yg
> tersinggung, demi kemajuan ilmu marilah kita berdiskusi dengan sehat tanpa
> melemparkan kata2 yg tidak pantas. Jujur saya menikmati dari data2 yg
> dikemukakan termasuk sanggahan dari bbrp ahli, semoga kedua belah pihak
> bisa beradu argumen dg wewenang ilmu masing2, karena ini kayaknya perlu
> banyak disiplin yg terlibat dan mungkin saran saya jangan terlalu
> menyederhanakan masalah kalau memang tidak bisa di sederhanakan.
>
> Salam hormat buat kedua sisi peneliti.
>
> Kaji Avi
> Bendahara Umum IAGI 2011-14
>
> --> *Do not give up and do not ever look back and tawakkal ilallah
> <--*
>
> On Thu, Oct 2, 2014 at 9:47 AM, Bandono Salim  wrote:
>
>>  [image: Boxbe]  This message is
>> eligible for Automatic Cleanup! (bandon...@gmail.com) Add cleanup rule
>> 
>> | More info
>> 
>>
>> Apa yang saya lihat, memang ada pelapukan dan "penyemenan". "Semen" dapat
>> dilihat di dinding antara teras 1 dan teras 2; berupa tanah yang terdapat
>> di antara kolom batu.
>> Pelapukan mengulit bawang juga dapat dilihat di beberapa tempat.
>> Kenampakan mengulit bawang ini yang jadi masalah apakah ini hasil
>> penyemenan atau hasil pelapukan. Lah ini yang harus dilihat secara
>> milroskopis atawa x ray. Ditelitinya juga lapis demi lapis;
>> sehingga jelas perbedaannya.
>> Dilihat juga "semen" yang dijumpai tersingkap di permukaan maupun semen
>> yang ada di bawah permukaan,  yang konon  ceritanya sangat lengket.
>> Memang perlu waktu dan biaya  serta ahli mineralogi.
>> Begitu yang sedang aku usahakan. Semoga diijinkan mengambil dan memeriksa
>> semen dan "semen" serta pelapukan atau ubahan pada kolom batu yang ada di
>> gn Padang.
>> Salam sejahtera.bdn.
>>  Pada 2 Okt 2014 08:28, "wildanto p nusantara" 
>> menulis:
>>
>>> menarik sekali penjelasan pak dani di gunung padang kmarin lalu.
>>>
>>> dengan temuan terbaru yg diceritakan kmarin, nampaknya seperti bangunan
>>> megalitik yg terus berevolusi yg tetap dipakai sampai masa sejarah. (koin
>>> dengan kandungan nikel kemungkinan besar berasal dr abad 18 karena nikel br
>>> ditemukan di tahun 1750-an).
>>>
>>> mungkin bisa lebih seru klo ada field trip yg bisa ikutan rapelling
>>> turun ke lubang penggalian.
>>>
>>> salam
>>> wildan
>>> On Oct 2, 2014 7:54 AM, "Danny Hilman Natawidjaja" <
>>> danny.hil...@gmail.com> wrote:
>>>
 Aneh, Pak Bandono kan sudah lihat sendiri bukti-buktinya di lapangan
 (dan waktu itu tidak menyanggah). Silahkan berbagi pandangan dengan
 teman-teman tentang apa yang dilihat bukan malah menyitir berita media lagi
 dan membuat pernyataan mblunder.
 Sebaiknya tidak memperdebatkan istilah piramid atau bukan karena
 IAGI-net kan forum ilmiah geologi pak. Deskripsi data dan analisa akan
 lebih menarik dan berguna bagi kita semua.

 Salam
 DHN

 Sent from my BlackBerry 10 smartphone.
   *From: *Bandono Salim
 *Sent: *Kamis, 2 Oktober 2014 07:03
 *To: *Iagi
 *Reply To: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG
 (DARI FB)

 Bukan piramid, tertulis di kompas tgl 1-Okt 2004.
 Hipotesis piramid belum terbukti.
 Salam hormat, bdn.
 Pada 1 Okt 2014 08:08, "Bandono Salim"  menulis:

> Hehehe kita tunggu semoga waktunya dapat sesuai
> Pengin lihat yang di teras lima; yang waktu kesono blm dapat
> diperlihatkan.
> Mumpung belum ditutup.
> Salam sejahtera.bdn.
>  Pada 1 Okt 2014 08:42, "Ok Taufik"  menulis:
>
>> kan bisa minta di undang lagi
>>
>> 2014-10-01 7:29 GMT+07:00 Bandono Salim :
>>
>>> Kan sdh lewar undangannya.
>>> Pada 1 Okt 2014 08:22, "Ok Taufik"  menulis:
>>>
>>> Betul nih Mang Okim..nggak seru kalau debatnya study media vs riset
 lapangan, mustinya apple to apple ..hadir saja atas undangan kang 
 Danny,
 observe fakta di lapangan dan bantahan berdasarkan data.

 maaf kalau tak berkenan.

 2014-09-30 21:48 GMT+07:00 Danny Hilman Natawidjaja <
 danny.hil...@gmail.com>:


Re: [iagi-net] Perusahaan Migas RI Temukan Cadangan Minyak 250 Juta Barel di Libya

2014-10-03 Terurut Topik hotma Sijabat
Sayang banget msh ada geologist Indonesia yang berpikiran bahwa ladang
minyak di Indonesia dikuasai asing.

Hotma Sijabat
Penyiapan Wilayah Kerja Migas Konvensional
Pada 3 Okt 2014 05.37, "Bandono Salim"  menulis:

> Kenapa musti jauh di libya?
> Kenapa tidak nemu di negeri sendiri?
> Oo iya lupa, ladang minyak  negeri ini sudah dikuasai perusahaan asing.
> Salam sejahtera. bdn.
> Pada 2 Okt 2014 20:18, "Rovicky Dwi Putrohari" 
> menulis:
>
>> Congrats !!
>> Setelah Pertamina membeli aseet Murphy Malaysia, Semoga diikuti
>> kesuksesan lainnya
>>
>> rdp
>> Perusahaan Migas RI Temukan Cadangan Minyak 250 Juta Barel di Libya
>> *Rista Rama Dhany* - detikfinance
>> Minggu, 28/09/2014 14:34 WIB
>>
>> *Jakarta* -Perusahaan minyak dan gas bumi (Migas) Indonesia yakni PT
>> Medco Energi Internasional Tbk berhasil menemukan cadangan migas di
>> Sumatera. Bahkan mereka juga menemukan cadangan minyak di Libya, Afrika
>> Utara sebanyak 250 juta barel.
>>
>> "Melalui PT Medco E&P Indonesia dan Medco International Venture Limited,
>> kembali berhasil menemukan cadangan minyak dan gas pada Sumur Hijau-2, Blok
>> South Sumatera, Indonesia dan Sumur O2 Area 47 di Libya," kata Presiden
>> Direktur dan CEO MedcoEnergi Lukman Mahfoedz dalam keterangannya, Minggu
>> (28/9/2014).
>>
>> Dari hasil pengujuan Sumur Hijau 2 di Sumatera mampu menghasilkan gas
>> sebanyak 5,05 mmscfd (juta kaki kubik per hari).
>>
>> "Temuan ini akan menambah cadangan Migas perusahaan dan meningkatkan
>> jumlah produksi gas untuk pasar domestik," katanya.
>>
>> Sementara untuk Sumur O2 Area 47 Libya yang mulai dibor sejak 23 Mei 2014
>> dengan kedalaman sumur mencapai 10.780 kaki, berdasarkan pengujian sumur
>> menunjukkan sumur tersebut dapat mengalirkan minyak sebanyak 3.300 barel
>> per hari dan 140.000 mscfd.
>>
>> Pada choke 48/64 inci di formasi Top Lower Akakus. Lokasi sumur O2 yang
>> terletak di luar cekungan cadangan ini membuktikan adanya elemen
>> stratigrafi yang bisa menghubungkan cekungan ini dengan cekungan-cekungan
>> lainnya di area tersebut.
>>
>> Selanjutnya pada tanggal 17 September 2014, Pemerintah Libya telah
>> mengumumkan deklarasi persetujuan komersialisasi untuk struktur B, C dan J.
>> Dengan persetujuan ini, MedcoEnergi bersama mitra kerjanya, yaitu National
>> Oil Corporation (NOC) Libya dan Libyan Investment Authority (LIA), dapat
>> memulai pengembangan struktur B, C dan J.
>>
>> "Diperkirakan cadangan migas di Sumur O2 tersebut mencapai 250 juta barel
>> setara minyak, termasuk struktur A, D, dan F yang persetujuan
>> komersialisasinya telah didapat terlebih dahulu di akhir tahun 2011,"
>> ungkapnya.
>>
>> Menurutnya suksesnya kedua penemuan ini membuktikan kemampuan Perseroan
>> di area eksplorasi yang terus berhasil dalam menemukan sumber-sumber baru
>> Migas di area operasinya, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
>>
>> "Pencapaian ini akan mendukung upaya pertumbuhan Perseroan ke depannya
>> dengan tambahan cadangan minyak dan gas serta peningkatan indeks jangka
>> waktu cadangan Perseroan," tutupnya.*(rrd/hen)*
>> --
>> "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".
>>
>>
>>
>> 
>> Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
>> Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
>> JAKARTA,15-18 September 2014
>> 
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>> 
>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>> 
>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>> 
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but
>> not limited
>> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
>> resulting
>> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
>> the use of
>> any information posted on IAGI mailing list.
>> 
>>
>>
> 
> Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
> Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
> JAKARTA,15-18 September 2014
> 
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> 
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pem