RE: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014

2014-10-08 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Terimakasih koreksinya Pak Ban, benar Dewi Drupadi istri Pandawa,  

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono 
Salim
Sent: 09 Oktober 2014 10:01
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014

 

Maaf Dany yang mau ditelanjangi oleh Dursasana itu Drupadi istri Pandawa,  
bukan Sembadra istri Arjuna.
Mohon cek lagi di mahabarata.
Sekedar koreksi dari literarur  masa remaja.
Salam hormat.bdn.

Pada 9 Okt 2014 08:24, "Danny Hilman Natawidjaja"  
menulis:

FILM DRAMA SERI GUNUNG PADANG 
(https://www.youtube.com/watch?v=CLDj9OqtrQs#t=235 ), Episode: Para beghawan 
arogan

 

Tgl 7 Okt. Kemarin Fak.Budaya UNPAD mengadakan Seminar Nasional Gunung Padang 
dan permasalahannya.  

Dalam seminar tersebut para pembicara terhormat  tidak datang untuk berbagi 
ilmu dan memperlihatkan data serta karya mereka tapi  bak politik Beghawan 
Sengkuni dan para penggede Kurawa mereka mempertontonkan data hasil jerih payah 
orang lain untuk dilecehkan dimuka umum.  Satu persatu bagian tubuh data yang 
memang elok tersebut ditelanjangi dan diludahi sambil tidak henti-hentinya 
menghina dan menghujat yang punya data.  Kemudian, Masya Allah..., mereka 
memperkosa data tersebut beramai-ramai dimuka umum sambil tersenyum-senyum.  
Ibarat adegan Dewi Subadra yang ditelanjangi ramai-ramai di aula istana 
Kerajaan Hastinapura, para Kurawa berkata bahwa tidak masalah menelanjangi 
Subadra karena milik Pandawa yang sudah menjadi budak akibat kalah judi.

Mereka tidak peduli bahwa di dunia akademis mempertontonkan gambar dan data 
orang itu haram hukumnya tanpa seijin yang punya walaupun untuk tujuan baik, 
apalagi untuk dikacaukan analisa dan interpretasinya; padahal mereka juga 
bicara tentang etika akademis...

Tidak hanya sampai pemerkosaan data, mereka kemudian masuk ke ranah hukum, 
bicara undang-undang dan peraturan dengan lihai , kemudian mengancam akan 
memenjarakan para peneliti dengan tuduhan telah membuat kerusakan.  Acara 
seminar berubah seperti ruang pengadilan tanpa kehadiran  terdakwa dan 
saksi-saksi.  Acara main hakim ini diakhiri dengan menjatuhkan vonis bahwa para 
terdakwa  terbukti bersalah.  Oleh karena itu akan diusulkan bahwa proyek 
kegiatan di Gunung Padang yang sedang dikerjakan para peneliti lain tersebut 
harus menjadi milik mereka

 

Bagi yang berminat menonton bisa dilihat di-link:

https://www.youtube.com/watch?v=CLDj9OqtrQs#t=235

 

Selamat menikmati.  Mohon ide dan sarannya untuk film episode berikutnya.

 



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.




Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
fro

Re: [iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014

2014-10-08 Terurut Topik Bandono Salim
Maaf Dany yang mau ditelanjangi oleh Dursasana itu Drupadi istri Pandawa,
bukan Sembadra istri Arjuna.
Mohon cek lagi di mahabarata.
Sekedar koreksi dari literarur  masa remaja.
Salam hormat.bdn.
Pada 9 Okt 2014 08:24, "Danny Hilman Natawidjaja" 
menulis:

> FILM DRAMA SERI GUNUNG PADANG (
> https://www.youtube.com/watch?v=CLDj9OqtrQs#t=235 ), Episode: Para
> beghawan arogan
>
>
>
> Tgl 7 Okt. Kemarin Fak.Budaya UNPAD mengadakan Seminar Nasional Gunung
> Padang dan permasalahannya.
>
> Dalam seminar tersebut para pembicara terhormat  tidak datang untuk
> berbagi ilmu dan memperlihatkan data serta karya mereka tapi  bak politik
> Beghawan Sengkuni dan para penggede Kurawa mereka mempertontonkan data
> hasil jerih payah orang lain untuk dilecehkan dimuka umum.  Satu persatu
> bagian tubuh data yang memang elok tersebut ditelanjangi dan diludahi
> sambil tidak henti-hentinya menghina dan menghujat yang punya data.
> Kemudian, Masya Allah..., mereka memperkosa data tersebut beramai-ramai
> dimuka umum sambil tersenyum-senyum.  Ibarat adegan Dewi Subadra yang
> ditelanjangi ramai-ramai di aula istana Kerajaan Hastinapura, para Kurawa
> berkata bahwa tidak masalah menelanjangi Subadra karena milik Pandawa yang
> sudah menjadi budak akibat kalah judi.
>
> Mereka tidak peduli bahwa di dunia akademis mempertontonkan gambar dan
> data orang itu haram hukumnya tanpa seijin yang punya walaupun untuk tujuan
> baik, apalagi untuk dikacaukan analisa dan interpretasinya; padahal mereka
> juga bicara tentang etika akademis...
>
> Tidak hanya sampai pemerkosaan data, mereka kemudian masuk ke ranah hukum,
> bicara undang-undang dan peraturan dengan lihai , kemudian mengancam akan
> memenjarakan para peneliti dengan tuduhan telah membuat kerusakan.  Acara
> seminar berubah seperti ruang pengadilan tanpa kehadiran  terdakwa dan
> saksi-saksi.  Acara main hakim ini diakhiri dengan menjatuhkan vonis bahwa
> para terdakwa  terbukti bersalah.  Oleh karena itu akan diusulkan bahwa
> proyek kegiatan di Gunung Padang yang sedang dikerjakan para peneliti lain
> tersebut harus menjadi milik mereka
>
>
>
> Bagi yang berminat menonton bisa dilihat di-link:
>
> https://www.youtube.com/watch?v=CLDj9OqtrQs#t=235
>
>
>
> Selamat menikmati.  Mohon ide dan sarannya untuk film episode berikutnya.
>
>
>
> 
> Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
> Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
> JAKARTA,15-18 September 2014
> 
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> 
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> 
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> 
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of
> any information posted on IAGI mailing list.
> 
>
>


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.

Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

2014-10-08 Terurut Topik noor syarifuddin
quote: "Adapun untuk menambah tingkat eksplorasi perlu perbaikan
sistem, terutama pada perizinan. "Harus dipermudah izinnya. Masak
ngebor tiga bulan, urus izinnya dua tahun."

Damn. I like this very much

pertanyaanya:
kapan akan dimulainya...?. SBY 2 tahun yl pidato di IPA akan
menyederhanakan ijin di sektor MIGAS, dan ternyata sampai hari ini
bukannya tambah sederhana malah tambah runyam: pajak, lingkungan,
tumpang tindih, penguasa lokal dll bahkan institusi yang
seharusnya paham betul soal ini sekarang juga ikut-ikutan menambah
rumit dengan segalam macam isian dan tabel yang harus diisi... :-)

Terus terang, saya belum melihat ada secercah sinar terang di ujung
terowongan panjang dan gelap ini.

salam,


On 10/9/14, lia...@indo.net.id  wrote:
> Gak ada Afta atau MEA pun  yg jelas Minyaknya sudah Minyak
> Minyik spt berita dibawah ini ,produksi turun terus konsumsi
> naik terus di 2020 produksi tinggal 0,6 juta barel tapi
> konsumsi sudah 2,2 juta , jadi 2020 impornya sdh 75 % dari
> kebutuhannya , jangan jangan sebentar lagi sudah Net
> Importir...
> ( ISM )
>
> Lifting Minyak Merosot ke 600 Ribu Barel di 2020
> TEMPO.CO, Bojonegoro - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya
> Mineral Susilo Siswoutomo mengatakan lifting minyak bakal
> merosot setiap tahun. Disebabkan minimnya kegiatan eksplorasi
> dan penemuan cadangan minyak baru.
> "Dalam 5-6 tahun ke depan, kalau kita tidak geber eksplorasi
> produksi minyak hanya 600 ribu barel per hari. Itu sudah
> termasuk produksi Cepu," katanya di sela peresmian fasilitas
> produksi Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Tim
> Susilo mengatakan untuk produksi 2 hingga 4 tahun ke depan,
> tidak ada tambahan produksi minyak yang besar. Tambahan yang
> cukup signifikan, menurut dia, berasal dari Lapangan Ande-ande
> Lumut, Blok North West Natuna, dan Lapangan Kedung Keris, Blok
> Cepu. "Ande-ande Lumut 25 ribu barel per hari dan Kedung Keris
> mungkin 20 ribu barel per hari, tetapi yang lainnya turun
> karena lapangan tua," ujarnya.
> Menurut Susilo, kunci mempertahankan produksi minyak dengan
> meningkatkan intensitas eksplorasi. Adapun untuk menambah
> tingkat eksplorasi perlu perbaikan sistem, terutama pada
> perizinan. "Harus dipermudah izinnya. Masak ngebor tiga bulan,
> urus izinnya dua tahun." Kementerian Energi memperkirakan
> kebutuhan minyak Indonesia mencapai 2,2 juta barel per hari
> pada 2020.)
>
>
>
>
>
>
>> Negara ini belum 70 th bagaimana mengaku mengelola minyak
>> sudah 100th? Pertamina berapa sih umurnya? Sudah mahirkah
>> mengelola minyak? Jualan mungkin.
>> Maaf sekedar bertanya saja.
>> Pada 9 Okt 2014 08:11,  menulis:
>>
>>>  Sebagai negara yang maju dan berpengalaman lebih dari 100
>>>  tahun (seperti
>>> yang dicantumkan pak RDP), seharusnya Indonesia menyediakan
>>> lembaga pelatihan, universitas2 di buka untuk mendidik S2
>>> dan S3 di bidang perminyakan, juga untuk negara2 yang
>>> kurang berpengalaman. Tenaga2 profesional Indonesia bisa
>>> menjadi pengajar2 ulung, dan lembaga2 pendidikan ini
>>> menjadi *lapangan pekerjaan yang pas* bagi mereka.
>>>
>>>
>>>
>>> Pekerja2 Indonesia yang keluar bisa berbagi pengalaman /
>>> mengajar di kampus2 Indonesia. Dengan demikian pendidikan
>>> geologi di Indonesia tidak hanya focus ke Tertiary geology.
>>> Universitas2 di Indonesia perlu juga pergi field trip ke
>>> negara2 lain dan melihat geologi yang ‘lain’, untuk
>>> membuka wawasan.
>>>
>>>
>>>
>>> Salam,
>>>
>>>
>>>
>>> Herman
>>>
>>>
>>>
>>>
>>>
>>>
>>>
>>> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id]
>>> *On Behalf Of * Sigit
>>> *Sent:* Wednesday, October 08, 2014 11:44 PM
>>> *To:* iagi-net@iagi.or.id
>>> *Subject:* Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA
>>> (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
>>>
>>>
>>>
>>> Menurut saya, gak perlu ditakuti secara berlebihan. Situasi
>>> industri minyak akan dg sendirinya memfilter  penggunaan
>>> tenaga local atau luar negeri. Pertimbangan utamanya selalu
>>> pertimbangan bisnis dan strategic.
>>>
>>>
>>>
>>> Masuknya tenaga kerja dari luar justru akan memberikan
>>> keberagaman dalam interpretasi dan analisa, sehingga
>>> menghasilkan pandangan yg berbeda. Keberagaman itu yg
>>> sengaja diciptakan oleh perusahaan2 seperti PETRONAS, PVEP
>>> sehingga muncul ide2 baru, iklim yg competitive yg pada
>>> akhirnya membantu penemuan2 baru. Harus kita akui, itulah
>>> kontribusi terbesar dari rekan2 kita di luar negeri,
>>> memberikan keragaman analisa.
>>>
>>> Sering kali penemuan lapangan baru bukan dikarenakan
>>> kemampuan kita melakukan analisa yg dalam dan komplek. Tapi
>>> lebih pada karena
>>> kemampuan Kita dalam menerima dan menganalisa keragaman
>>> interpretasi.
>>>
>>>
>>>
>>> Jadi, biarkan tenaga luar masuk ke Indonesia. Kita sendiri
>>> mungkin yg harus merubah mind set untuk lebih mendengar
>>> pandangan/opini yg berbeda termasuk proses eksekusinya.
>>>
>>>
>>>
>>> Selamat menyongsong AFTA dan MEA. Sukses selalu.
>>>
>>>
>>>
>>> Sigit
>>>
>>>
>>>
>>>
>>>
>

RE: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

2014-10-08 Terurut Topik liamsi
Gak ada Afta atau MEA pun  yg jelas Minyaknya sudah Minyak
Minyik spt berita dibawah ini ,produksi turun terus konsumsi
naik terus di 2020 produksi tinggal 0,6 juta barel tapi
konsumsi sudah 2,2 juta , jadi 2020 impornya sdh 75 % dari
kebutuhannya , jangan jangan sebentar lagi sudah Net
Importir...
( ISM )

Lifting Minyak Merosot ke 600 Ribu Barel di 2020
TEMPO.CO, Bojonegoro - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Susilo Siswoutomo mengatakan lifting minyak bakal
merosot setiap tahun. Disebabkan minimnya kegiatan eksplorasi
dan penemuan cadangan minyak baru.
"Dalam 5-6 tahun ke depan, kalau kita tidak geber eksplorasi
produksi minyak hanya 600 ribu barel per hari. Itu sudah
termasuk produksi Cepu," katanya di sela peresmian fasilitas
produksi Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Tim
Susilo mengatakan untuk produksi 2 hingga 4 tahun ke depan,
tidak ada tambahan produksi minyak yang besar. Tambahan yang
cukup signifikan, menurut dia, berasal dari Lapangan Ande-ande
Lumut, Blok North West Natuna, dan Lapangan Kedung Keris, Blok
Cepu. "Ande-ande Lumut 25 ribu barel per hari dan Kedung Keris
mungkin 20 ribu barel per hari, tetapi yang lainnya turun
karena lapangan tua," ujarnya.
Menurut Susilo, kunci mempertahankan produksi minyak dengan
meningkatkan intensitas eksplorasi. Adapun untuk menambah
tingkat eksplorasi perlu perbaikan sistem, terutama pada
perizinan. "Harus dipermudah izinnya. Masak ngebor tiga bulan,
urus izinnya dua tahun." Kementerian Energi memperkirakan
kebutuhan minyak Indonesia mencapai 2,2 juta barel per hari
pada 2020.)






> Negara ini belum 70 th bagaimana mengaku mengelola minyak
> sudah 100th? Pertamina berapa sih umurnya? Sudah mahirkah
> mengelola minyak? Jualan mungkin.
> Maaf sekedar bertanya saja.
> Pada 9 Okt 2014 08:11,  menulis:
>
>>  Sebagai negara yang maju dan berpengalaman lebih dari 100
>>  tahun (seperti
>> yang dicantumkan pak RDP), seharusnya Indonesia menyediakan
>> lembaga pelatihan, universitas2 di buka untuk mendidik S2
>> dan S3 di bidang perminyakan, juga untuk negara2 yang
>> kurang berpengalaman. Tenaga2 profesional Indonesia bisa
>> menjadi pengajar2 ulung, dan lembaga2 pendidikan ini
>> menjadi *lapangan pekerjaan yang pas* bagi mereka.
>>
>>
>>
>> Pekerja2 Indonesia yang keluar bisa berbagi pengalaman /
>> mengajar di kampus2 Indonesia. Dengan demikian pendidikan
>> geologi di Indonesia tidak hanya focus ke Tertiary geology.
>> Universitas2 di Indonesia perlu juga pergi field trip ke
>> negara2 lain dan melihat geologi yang ‘lain’, untuk
>> membuka wawasan.
>>
>>
>>
>> Salam,
>>
>>
>>
>> Herman
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id]
>> *On Behalf Of * Sigit
>> *Sent:* Wednesday, October 08, 2014 11:44 PM
>> *To:* iagi-net@iagi.or.id
>> *Subject:* Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA
>> (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
>>
>>
>>
>> Menurut saya, gak perlu ditakuti secara berlebihan. Situasi
>> industri minyak akan dg sendirinya memfilter  penggunaan
>> tenaga local atau luar negeri. Pertimbangan utamanya selalu
>> pertimbangan bisnis dan strategic.
>>
>>
>>
>> Masuknya tenaga kerja dari luar justru akan memberikan
>> keberagaman dalam interpretasi dan analisa, sehingga
>> menghasilkan pandangan yg berbeda. Keberagaman itu yg
>> sengaja diciptakan oleh perusahaan2 seperti PETRONAS, PVEP
>> sehingga muncul ide2 baru, iklim yg competitive yg pada
>> akhirnya membantu penemuan2 baru. Harus kita akui, itulah
>> kontribusi terbesar dari rekan2 kita di luar negeri,
>> memberikan keragaman analisa.
>>
>> Sering kali penemuan lapangan baru bukan dikarenakan
>> kemampuan kita melakukan analisa yg dalam dan komplek. Tapi
>> lebih pada karena
>> kemampuan Kita dalam menerima dan menganalisa keragaman
>> interpretasi.
>>
>>
>>
>> Jadi, biarkan tenaga luar masuk ke Indonesia. Kita sendiri
>> mungkin yg harus merubah mind set untuk lebih mendengar
>> pandangan/opini yg berbeda termasuk proses eksekusinya.
>>
>>
>>
>> Selamat menyongsong AFTA dan MEA. Sukses selalu.
>>
>>
>>
>> Sigit
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>   --
>>
>> *From:* iagi-net@iagi.or.id  on behalf
>> of Rovicky Dwi Putrohari 
>> *Sent:* Tuesday, October 07, 2014 6:58 PM
>> *To:* Indoenergy; migas_indone...@yahoogroups.com; IAGI;
>> geosaintist...@googlegroups.com; Forum HAGI
>> *Subject:* [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat
>> Ekonomi ASEAN)
>>
>>
>>
>> Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), banyak
>> yang khawatir Indonesia kebanjiran tenaga asing. Tapi
>> khusus untuk pekerja MIGAS, saya malah khawatir kehilangan
>> rekan-rekan pekerja MIGAS Indonesia yang hengkang keluar
>> dari Indonesia.
>> Pekerja Migas Indonesia itu lebih canggih dan lebih tangguh
>> ketimbang pekerja migas dari luar (khususnya ASEAN), bahkan
>> juga banyak yang hengkang ke US/Eropa dan terutama Middle
>> East (Timur Tengah).
>> Pengalaman Industri Migas Indonesia yang lebih dari 100
>> tahun menghasilkan tenaga-tenaga 

RE: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

2014-10-08 Terurut Topik Bandono Salim
Negara ini belum 70 th bagaimana mengaku mengelola minyak sudah 100th?
Pertamina berapa sih umurnya? Sudah mahirkah mengelola minyak? Jualan
mungkin.
Maaf sekedar bertanya saja.
Pada 9 Okt 2014 08:11,  menulis:

>  Sebagai negara yang maju dan berpengalaman lebih dari 100 tahun (seperti
> yang dicantumkan pak RDP), seharusnya Indonesia menyediakan lembaga
> pelatihan, universitas2 di buka untuk mendidik S2 dan S3 di bidang
> perminyakan, juga untuk negara2 yang kurang berpengalaman. Tenaga2
> profesional Indonesia bisa menjadi pengajar2 ulung, dan lembaga2 pendidikan
> ini menjadi *lapangan pekerjaan yang pas* bagi mereka.
>
>
>
> Pekerja2 Indonesia yang keluar bisa berbagi pengalaman / mengajar di
> kampus2 Indonesia. Dengan demikian pendidikan geologi di Indonesia tidak
> hanya focus ke Tertiary geology. Universitas2 di Indonesia perlu juga pergi
> field trip ke negara2 lain dan melihat geologi yang ‘lain’, untuk membuka
> wawasan.
>
>
>
> Salam,
>
>
>
> Herman
>
>
>
>
>
>
>
> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of *
> Sigit
> *Sent:* Wednesday, October 08, 2014 11:44 PM
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Subject:* Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi
> ASEAN)
>
>
>
> Menurut saya, gak perlu ditakuti secara berlebihan. Situasi industri
> minyak akan dg sendirinya memfilter  penggunaan tenaga local atau luar
> negeri. Pertimbangan utamanya selalu pertimbangan bisnis dan strategic.
>
>
>
> Masuknya tenaga kerja dari luar justru akan memberikan keberagaman dalam
> interpretasi dan analisa, sehingga menghasilkan pandangan yg berbeda.
> Keberagaman itu yg sengaja diciptakan oleh perusahaan2 seperti PETRONAS,
> PVEP sehingga muncul ide2 baru, iklim yg competitive yg pada akhirnya
> membantu penemuan2 baru. Harus kita akui, itulah kontribusi terbesar dari
> rekan2 kita di luar negeri, memberikan keragaman analisa.
>
> Sering kali penemuan lapangan baru bukan dikarenakan kemampuan kita
> melakukan analisa yg dalam dan komplek. Tapi lebih pada karena
> kemampuan Kita dalam menerima dan menganalisa keragaman interpretasi.
>
>
>
> Jadi, biarkan tenaga luar masuk ke Indonesia. Kita sendiri mungkin yg
> harus merubah mind set untuk lebih mendengar pandangan/opini yg berbeda
> termasuk proses eksekusinya.
>
>
>
> Selamat menyongsong AFTA dan MEA. Sukses selalu.
>
>
>
> Sigit
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>   --
>
> *From:* iagi-net@iagi.or.id  on behalf of Rovicky
> Dwi Putrohari 
> *Sent:* Tuesday, October 07, 2014 6:58 PM
> *To:* Indoenergy; migas_indone...@yahoogroups.com; IAGI;
> geosaintist...@googlegroups.com; Forum HAGI
> *Subject:* [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
>
>
>
> Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), banyak yang khawatir
> Indonesia kebanjiran tenaga asing. Tapi khusus untuk pekerja MIGAS, saya
> malah khawatir kehilangan rekan-rekan pekerja MIGAS Indonesia yang hengkang
> keluar dari Indonesia.
> Pekerja Migas Indonesia itu lebih canggih dan lebih tangguh ketimbang
> pekerja migas dari luar (khususnya ASEAN), bahkan juga banyak yang hengkang
> ke US/Eropa dan terutama Middle East (Timur Tengah).
> Pengalaman Industri Migas Indonesia yang lebih dari 100 tahun menghasilkan
> tenaga-tenaga trampil jauh lebih bagus ketimbang negara-negara lain. Tidak
> sekedar kurangnya remunerasi penghargaan profesinya, tetapi justru susahnya
> operasi migas di Indonesia ini yang menyebabkan *sulitnya menciptakan
> lapangan pekerjaan yang pas* dan berujung pada hengkangnya pekerja migas
> yang berpengalaman ini.
>
> Salah satu tugas awal ESDM yang perlu dilakukan sebelum menyediakan energi
> yang dengan didahului penemuan lapangan migas baru adalah kemudahan
> menyediakan pekerjaan eksplorasi itu sendiri.
> Dengan data.
> Dengan project.
> Dan penyediaan dana yg cukup.
>
> Salam
>
> RDP
>
> --
> "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".
>
>
> 
> Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
> Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
> JAKARTA,15-18 September 2014
> 
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> 
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> 
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> 
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for a

[iagi-net] Seminar Gunung Padang di Fak.Budaya Unpad, 7Okt 2014

2014-10-08 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
FILM DRAMA SERI GUNUNG PADANG 
(https://www.youtube.com/watch?v=CLDj9OqtrQs#t=235 ), Episode: Para beghawan 
arogan

 

Tgl 7 Okt. Kemarin Fak.Budaya UNPAD mengadakan Seminar Nasional Gunung Padang 
dan permasalahannya.  

Dalam seminar tersebut para pembicara terhormat  tidak datang untuk berbagi 
ilmu dan memperlihatkan data serta karya mereka tapi  bak politik Beghawan 
Sengkuni dan para penggede Kurawa mereka mempertontonkan data hasil jerih payah 
orang lain untuk dilecehkan dimuka umum.  Satu persatu bagian tubuh data yang 
memang elok tersebut ditelanjangi dan diludahi sambil tidak henti-hentinya 
menghina dan menghujat yang punya data.  Kemudian, Masya Allah..., mereka 
memperkosa data tersebut beramai-ramai dimuka umum sambil tersenyum-senyum.  
Ibarat adegan Dewi Subadra yang ditelanjangi ramai-ramai di aula istana 
Kerajaan Hastinapura, para Kurawa berkata bahwa tidak masalah menelanjangi 
Subadra karena milik Pandawa yang sudah menjadi budak akibat kalah judi.

Mereka tidak peduli bahwa di dunia akademis mempertontonkan gambar dan data 
orang itu haram hukumnya tanpa seijin yang punya walaupun untuk tujuan baik, 
apalagi untuk dikacaukan analisa dan interpretasinya; padahal mereka juga 
bicara tentang etika akademis...

Tidak hanya sampai pemerkosaan data, mereka kemudian masuk ke ranah hukum, 
bicara undang-undang dan peraturan dengan lihai , kemudian mengancam akan 
memenjarakan para peneliti dengan tuduhan telah membuat kerusakan.  Acara 
seminar berubah seperti ruang pengadilan tanpa kehadiran  terdakwa dan 
saksi-saksi.  Acara main hakim ini diakhiri dengan menjatuhkan vonis bahwa para 
terdakwa  terbukti bersalah.  Oleh karena itu akan diusulkan bahwa proyek 
kegiatan di Gunung Padang yang sedang dikerjakan para peneliti lain tersebut 
harus menjadi milik mereka

 

Bagi yang berminat menonton bisa dilihat di-link:

https://www.youtube.com/watch?v=CLDj9OqtrQs#t=235

 

Selamat menikmati.  Mohon ide dan sarannya untuk film episode berikutnya.

 




Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.





RE: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

2014-10-08 Terurut Topik Herman . Darman
Sebagai negara yang maju dan berpengalaman lebih dari 100 tahun (seperti yang 
dicantumkan pak RDP), seharusnya Indonesia menyediakan lembaga pelatihan, 
universitas2 di buka untuk mendidik S2 dan S3 di bidang perminyakan, juga untuk 
negara2 yang kurang berpengalaman. Tenaga2 profesional Indonesia bisa menjadi 
pengajar2 ulung, dan lembaga2 pendidikan ini menjadi lapangan pekerjaan yang 
pas bagi mereka.

Pekerja2 Indonesia yang keluar bisa berbagi pengalaman / mengajar di kampus2 
Indonesia. Dengan demikian pendidikan geologi di Indonesia tidak hanya focus ke 
Tertiary geology. Universitas2 di Indonesia perlu juga pergi field trip ke 
negara2 lain dan melihat geologi yang 'lain', untuk membuka wawasan.

Salam,

Herman



From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Sigit
Sent: Wednesday, October 08, 2014 11:44 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)


Menurut saya, gak perlu ditakuti secara berlebihan. Situasi industri minyak 
akan dg sendirinya memfilter  penggunaan tenaga local atau luar negeri. 
Pertimbangan utamanya selalu pertimbangan bisnis dan strategic.



Masuknya tenaga kerja dari luar justru akan memberikan keberagaman dalam 
interpretasi dan analisa, sehingga menghasilkan pandangan yg berbeda. 
Keberagaman itu yg sengaja diciptakan oleh perusahaan2 seperti PETRONAS, PVEP 
sehingga muncul ide2 baru, iklim yg competitive yg pada akhirnya membantu 
penemuan2 baru. Harus kita akui, itulah kontribusi terbesar dari rekan2 kita di 
luar negeri, memberikan keragaman analisa.

Sering kali penemuan lapangan baru bukan dikarenakan kemampuan kita melakukan 
analisa yg dalam dan komplek. Tapi lebih pada karena kemampuan Kita dalam 
menerima dan menganalisa keragaman interpretasi.



Jadi, biarkan tenaga luar masuk ke Indonesia. Kita sendiri mungkin yg harus 
merubah mind set untuk lebih mendengar pandangan/opini yg berbeda termasuk 
proses eksekusinya.



Selamat menyongsong AFTA dan MEA. Sukses selalu.



Sigit









From: iagi-net@iagi.or.id 
mailto:iagi-net@iagi.or.id>> on behalf of Rovicky Dwi 
Putrohari mailto:rovi...@gmail.com>>
Sent: Tuesday, October 07, 2014 6:58 PM
To: Indoenergy; 
migas_indone...@yahoogroups.com; IAGI; 
geosaintist...@googlegroups.com; Forum 
HAGI
Subject: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), banyak yang khawatir 
Indonesia kebanjiran tenaga asing. Tapi khusus untuk pekerja MIGAS, saya malah 
khawatir kehilangan rekan-rekan pekerja MIGAS Indonesia yang hengkang keluar 
dari Indonesia.
Pekerja Migas Indonesia itu lebih canggih dan lebih tangguh ketimbang pekerja 
migas dari luar (khususnya ASEAN), bahkan juga banyak yang hengkang ke US/Eropa 
dan terutama Middle East (Timur Tengah).
Pengalaman Industri Migas Indonesia yang lebih dari 100 tahun menghasilkan 
tenaga-tenaga trampil jauh lebih bagus ketimbang negara-negara lain. Tidak 
sekedar kurangnya remunerasi penghargaan profesinya, tetapi justru susahnya 
operasi migas di Indonesia ini yang menyebabkan sulitnya menciptakan lapangan 
pekerjaan yang pas dan berujung pada hengkangnya pekerja migas yang 
berpengalaman ini.
Salah satu tugas awal ESDM yang perlu dilakukan sebelum menyediakan energi yang 
dengan didahului penemuan lapangan migas baru adalah kemudahan menyediakan 
pekerjaan eksplorasi itu sendiri.
Dengan data.
Dengan project.
Dan penyediaan dana yg cukup.
Salam
RDP
--
"Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: 
iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of
any information pos

Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

2014-10-08 Terurut Topik Bandono Salim
Aku kok nggak percaya data seismik tertahan dlm negeri. Dengan teknologi
saat ini data apa saja dpt dengan mudah bocorr. Rahasia negara sampai
percakapan kepala negara saja dpt bocor dgn mudah; apalagi data perusahaan.
Perusahaan mana yang tidak mengirim data lewat internet?
Salam.
Pada 8 Okt 2014 15:05, "Fauzan Arif"  menulis:

> Betul sekali bapak2,
> Saya mau menambahkan..salah satu yg menguntungkan kita adalah adanya
> peraturan bahwa raw data spt seismic dan log tdk boleh dibawa keluar negri.
> Ini mewajibkan perusahaan melakukan technical work (subsurface) di dlm
> negri.
> Kondisi ini memungkinkan kita, tenaga geoscience nasional, untuk
> berkembang.
> Kalau data kita boleh dibawa keluar, mungkin sebagian besar pekerjaan GnG
> (apalagi exploration/new venture) akan dikerjakan di head quarter di negara
> mereka masing2. Sementara geoscientists lokal cuma jadi liason saja dan
> pelengkap RPTK.
>
> Terima kasih,
> Fauzan
> On 8 Oct 2014 04:44, "Andi AB Salahuddin"  a_baiq...@iagi.or.id> wrote:
>
>> Mas RDP dan rekan IAGI sekalian,
>>
>> Sepakat dengan yang mas Vicky uraikan di bawah. Bahkan kalau boleh
>> sedikit lebih optimis lagi (bukan takabur), dari yang saya lihat dan alami
>> sendiri ternyata pekerja migas asal Indonesia tidak saja lebih canggih &
>> tangguh dibandingkan negara ASEAN tapi juga tidak kalah sama pekerja migas
>> asal Middle East, (North) Africa, atau Amerika Latin yang cukup membanjiri
>> lapangan kerja di middle east.
>>
>> Selain karena sudah lamanya industri migas Indonesia berjalan, menurut
>> saya faktor utama lainnya ialah terutama karena kita sangat beruntung
>> dianugerahi dengan lapangan-lapangan migas dengan kondisi bawah permukaan
>> yang boleh dibilang lengkap play-nya, kompleks strukturnya, sampai kepada
>> sudah tidak asingnya penggunaan teknologi EOR, dst. Kesemuanya ini pada
>> akhirnya memperkaya pengalaman kita selama mengevaluasi lapangan tersebut.
>> In the end, tidak terlalu mengherankan jika sewaktu tenaga profesional
>> migas Indonesia harus ekspansi ke Middle East misalnya, amunisinya sudah
>> lengkap :)
>>
>> Salam optimis.
>> AS.
>> --
>> *From: * Rovicky Dwi Putrohari 
>> *Sender: * 
>> *Date: *Tue, 7 Oct 2014 17:58:07 +0700
>> *To: *Indoenergy;
>> migas_indone...@yahoogroups.com; IAGI<
>> iagi-net@iagi.or.id>; geosaintist...@googlegroups.com<
>> geosaintist...@googlegroups.com>; Forum HAGI
>> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
>> *Subject: *[iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
>>
>> Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), banyak yang khawatir
>> Indonesia kebanjiran tenaga asing. Tapi khusus untuk pekerja MIGAS, saya
>> malah khawatir kehilangan rekan-rekan pekerja MIGAS Indonesia yang hengkang
>> keluar dari Indonesia.
>> Pekerja Migas Indonesia itu lebih canggih dan lebih tangguh ketimbang
>> pekerja migas dari luar (khususnya ASEAN), bahkan juga banyak yang hengkang
>> ke US/Eropa dan terutama Middle East (Timur Tengah).
>> Pengalaman Industri Migas Indonesia yang lebih dari 100 tahun
>> menghasilkan tenaga-tenaga trampil jauh lebih bagus ketimbang negara-negara
>> lain. Tidak sekedar kurangnya remunerasi penghargaan profesinya, tetapi
>> justru susahnya operasi migas di Indonesia ini yang menyebabkan *sulitnya
>> menciptakan lapangan pekerjaan yang pas* dan berujung pada hengkangnya
>> pekerja migas yang berpengalaman ini.
>> Salah satu tugas awal ESDM yang perlu dilakukan sebelum menyediakan
>> energi yang dengan didahului penemuan lapangan migas baru adalah kemudahan
>> menyediakan pekerjaan eksplorasi itu sendiri.
>> Dengan data.
>> Dengan project.
>> Dan penyediaan dana yg cukup.
>>
>> Salam
>> RDP
>> --
>> "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".
>>
>> 
>> Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
>> Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
>> JAKARTA,15-18 September 2014
>> 
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>> 
>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>> 
>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>> 
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but
>> not limited
>> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
>> resulting
>> from loss of use, data or 

Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

2014-10-08 Terurut Topik Sigit
Menurut saya, gak perlu ditakuti secara berlebihan. Situasi industri minyak 
akan dg sendirinya memfilter  penggunaan tenaga local atau luar negeri. 
Pertimbangan utamanya selalu pertimbangan bisnis dan strategic.



Masuknya tenaga kerja dari luar justru akan memberikan keberagaman dalam 
interpretasi dan analisa, sehingga menghasilkan pandangan yg berbeda. 
Keberagaman itu yg sengaja diciptakan oleh perusahaan2 seperti PETRONAS, PVEP 
sehingga muncul ide2 baru, iklim yg competitive yg pada akhirnya membantu 
penemuan2 baru. Harus kita akui, itulah kontribusi terbesar dari rekan2 kita di 
luar negeri, memberikan keragaman analisa.

Sering kali penemuan lapangan baru bukan dikarenakan kemampuan kita melakukan 
analisa yg dalam dan komplek. Tapi lebih pada karena kemampuan Kita dalam 
menerima dan menganalisa keragaman interpretasi.



Jadi, biarkan tenaga luar masuk ke Indonesia. Kita sendiri mungkin yg harus 
merubah mind set untuk lebih mendengar pandangan/opini yg berbeda termasuk 
proses eksekusinya.



Selamat menyongsong AFTA dan MEA. Sukses selalu.



Sigit










From: iagi-net@iagi.or.id  on behalf of Rovicky Dwi 
Putrohari 
Sent: Tuesday, October 07, 2014 6:58 PM
To: Indoenergy; migas_indone...@yahoogroups.com; IAGI; 
geosaintist...@googlegroups.com; Forum HAGI
Subject: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), banyak yang khawatir 
Indonesia kebanjiran tenaga asing. Tapi khusus untuk pekerja MIGAS, saya malah 
khawatir kehilangan rekan-rekan pekerja MIGAS Indonesia yang hengkang keluar 
dari Indonesia.
Pekerja Migas Indonesia itu lebih canggih dan lebih tangguh ketimbang pekerja 
migas dari luar (khususnya ASEAN), bahkan juga banyak yang hengkang ke US/Eropa 
dan terutama Middle East (Timur Tengah).
Pengalaman Industri Migas Indonesia yang lebih dari 100 tahun menghasilkan 
tenaga-tenaga trampil jauh lebih bagus ketimbang negara-negara lain. Tidak 
sekedar kurangnya remunerasi penghargaan profesinya, tetapi justru susahnya 
operasi migas di Indonesia ini yang menyebabkan sulitnya menciptakan lapangan 
pekerjaan yang pas dan berujung pada hengkangnya pekerja migas yang 
berpengalaman ini.
Salah satu tugas awal ESDM yang perlu dilakukan sebelum menyediakan energi yang 
dengan didahului penemuan lapangan migas baru adalah kemudahan menyediakan 
pekerjaan eksplorasi itu sendiri.
Dengan data.
Dengan project.
Dan penyediaan dana yg cukup.

Salam
RDP
--
"Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of
any information posted on IAGI mailing list.





Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, 

Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

2014-10-08 Terurut Topik Fauzan Arif
Betul sekali bapak2,
Saya mau menambahkan..salah satu yg menguntungkan kita adalah adanya
peraturan bahwa raw data spt seismic dan log tdk boleh dibawa keluar negri.
Ini mewajibkan perusahaan melakukan technical work (subsurface) di dlm
negri.
Kondisi ini memungkinkan kita, tenaga geoscience nasional, untuk berkembang.
Kalau data kita boleh dibawa keluar, mungkin sebagian besar pekerjaan GnG
(apalagi exploration/new venture) akan dikerjakan di head quarter di negara
mereka masing2. Sementara geoscientists lokal cuma jadi liason saja dan
pelengkap RPTK.

Terima kasih,
Fauzan
On 8 Oct 2014 04:44, "Andi AB Salahuddin"  wrote:

> Mas RDP dan rekan IAGI sekalian,
>
> Sepakat dengan yang mas Vicky uraikan di bawah. Bahkan kalau boleh sedikit
> lebih optimis lagi (bukan takabur), dari yang saya lihat dan alami sendiri
> ternyata pekerja migas asal Indonesia tidak saja lebih canggih & tangguh
> dibandingkan negara ASEAN tapi juga tidak kalah sama pekerja migas asal
> Middle East, (North) Africa, atau Amerika Latin yang cukup membanjiri
> lapangan kerja di middle east.
>
> Selain karena sudah lamanya industri migas Indonesia berjalan, menurut
> saya faktor utama lainnya ialah terutama karena kita sangat beruntung
> dianugerahi dengan lapangan-lapangan migas dengan kondisi bawah permukaan
> yang boleh dibilang lengkap play-nya, kompleks strukturnya, sampai kepada
> sudah tidak asingnya penggunaan teknologi EOR, dst. Kesemuanya ini pada
> akhirnya memperkaya pengalaman kita selama mengevaluasi lapangan tersebut.
> In the end, tidak terlalu mengherankan jika sewaktu tenaga profesional
> migas Indonesia harus ekspansi ke Middle East misalnya, amunisinya sudah
> lengkap :)
>
> Salam optimis.
> AS.
> --
> *From: * Rovicky Dwi Putrohari 
> *Sender: * 
> *Date: *Tue, 7 Oct 2014 17:58:07 +0700
> *To: *Indoenergy;
> migas_indone...@yahoogroups.com; IAGI<
> iagi-net@iagi.or.id>; geosaintist...@googlegroups.com<
> geosaintist...@googlegroups.com>; Forum HAGI
> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
> *Subject: *[iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
>
> Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), banyak yang khawatir
> Indonesia kebanjiran tenaga asing. Tapi khusus untuk pekerja MIGAS, saya
> malah khawatir kehilangan rekan-rekan pekerja MIGAS Indonesia yang hengkang
> keluar dari Indonesia.
> Pekerja Migas Indonesia itu lebih canggih dan lebih tangguh ketimbang
> pekerja migas dari luar (khususnya ASEAN), bahkan juga banyak yang hengkang
> ke US/Eropa dan terutama Middle East (Timur Tengah).
> Pengalaman Industri Migas Indonesia yang lebih dari 100 tahun menghasilkan
> tenaga-tenaga trampil jauh lebih bagus ketimbang negara-negara lain. Tidak
> sekedar kurangnya remunerasi penghargaan profesinya, tetapi justru susahnya
> operasi migas di Indonesia ini yang menyebabkan *sulitnya menciptakan
> lapangan pekerjaan yang pas* dan berujung pada hengkangnya pekerja migas
> yang berpengalaman ini.
> Salah satu tugas awal ESDM yang perlu dilakukan sebelum menyediakan energi
> yang dengan didahului penemuan lapangan migas baru adalah kemudahan
> menyediakan pekerjaan eksplorasi itu sendiri.
> Dengan data.
> Dengan project.
> Dan penyediaan dana yg cukup.
>
> Salam
> RDP
> --
> "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".
>
> 
> Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
> Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
> JAKARTA,15-18 September 2014
> 
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> 
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> 
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> 
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of
> any information posted on IAGI mailing list.
> 
>
>


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact