RE: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake?
Pak Yatno, Hydrofracturing itu fracturing atau faulting yang terjadi atau terpicu karena ada penambahan tekanan air pori. Saya pikir yang dimaksud dengan topik di sini adalah yang berasosiasi dengan kegiatan manusia seperti pemboran atau pembuatan bendungan misalnya. Hydrofacturing yang terjadi secara alamiah tentu juga banyak. Salam, Danny From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yustinus yuwono Sent: 21 Januari 2015 1:54 To: iagi-net Subject: RE: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake? Rekan Danny n yg lain, mohon pencerahan. Yg dimaksud hydrofracturing, fracture induce earthquake itu yg bagaimana ya, just courious. Saya hanya tahu induced fracture dalam drilling, yaitu fracture pada batuan yg terlihat pada inti bor yang diakibatkan oleh drilling process. Trimakasih sebelumnya. Salam, YSY On Jan 8, 2015 3:26 PM, "Danny Hilman Natawidjaja" wrote: Dalam hydrofracturing dalam kaitannya dengan earthquake triiger: Tekanan air pori pada bidang fracture/fault akan menurunkan “normal stress” sehingga gaya friksi (=normal stress x coeficient friction) akan turun. Hal ini yang bisa menyebabkan gaya tektonik (field stress) pada sekitar fracture/fault yang tadinya di bawah gaya friksi-nya bisa menjadi relatif lebih besar dari gaya friksi fracture/fault sehingga menyebabkan “faulting” atau pergesaran -à gempa. Salam, DHN From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of surah...@ymail.com Sent: 07 Januari 2015 11:24 To: IAGI Subject: Re: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake? Terimakasih pakdhe, penjelasannya. Personally, kalo boleh saya simpulkan sementara terkait risk/hazard potential, seperti dalam article USGS: 'unknowns & questions moving forward'... Salam, Rahmat Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network. From: Rovicky Dwi Putrohari Sent: Rabu, 7 Januari 2015 07.18 To: IAGI Reply To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake? Mas Eko bener soal website "terkenal" tersebut. Tetapi saya ingin sedikit menjelaskan tentang Micro Seismic (MS), yang dalam bahasa awam sama saja dengan micro earthquake. Untuk memonitor efektifitas dan efisiensi proses hidrofracturing menggunakan teori atau cara yang dipakai dalam earthquake monitoring. Alatnya sama saja berupa geophone utk merekam "gemeretak"-nya batuan ketika direkahkan. Pada dasarnya earthquake besar yang kita rasakah juga berup rekah dan atau akibat bergesernya batuan. Identifikasi dan mengenali titik-titik episenter (pusat gempa) ini, sejatinya sama dengan titik-titik rekahnya batuan saat dilakukan hydrofracture. Dan MS ini dimanfaatkan untuk alat monitoring kegiatan hydrofracture. HESS sebagai perusahaan operator shale gas/shale oil juga memonitor hal ini seperti dilansir dalam websitenya : http://www.hess.com/technology/finding-oil-and-gas/microseismic-monitoring USGS juga mencatat "man made" earthquake ini : http://www.usgs.gov/blogs/features/usgs_top_story/man-made-earthquakes/ "Trigger" (pemicu dari sebuah gempa besar memang menjadi menarik. Walaupun seringkali masih diabaikan. Daerah-daerah matang (seismic gap) bisa diketahui dari sejarah kegempaan zona gempa. Namun kapan "potensi" gempa ini akan tertrigger masih menjadi kajian. Danny Hilman lebih tahu soal ini. Dan khususnya untuk Indonesia yang sedang mengalami "stress" tentunya perubahan-perubahan kecil memang wajar kalau dikhawatirkan mampu men"trigger" gempa besar. "Fracture induce earthquake" ini memang menjadi konsen terutama di Eropa yang secara tektonik lebih banyak "stress" ketimbang Amerika (kecuali sekitar San Andreas tentusaja). Sehingga penolakan unconventional shale oil/shale gas dengan hydro-fracturing ini lebih kuat di eropa. Artikel sederhana ada dalam First Break Vol 29, July 2011 "Identifying faults and fractures in unconventional reservoirs through microseismic monitoring" Silahkan lihat lampiran gambar ini. Fracture itu dapat mencapai jangkauan hingga 600-800 meter dari lubang sumur. jarak ini akan menentukan seberapa sering spasi antar sumur horizontal nantinya. Salam RDP -- "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip". On Tue, Jan 6, 2015 at 1:15 PM, Eko Prasetyo wrote: Wkwkwwk, The VERGE :P Kalo saran saya sih, untuk yang hal-hal sains berat atau hal-hal teknologi berat, jauh2lah dari The VERGE. Ini situs sangat komersial, setali tiga uang lah dengan Engadget, Tom's Hardware, atau Gadgt, rentan artikel "berbayar" dan jauh dari jurnalisme, kebanyakan hanya artikel berat di opini. On Tue, Jan 6, 2015 at 2:00 PM, wrote: Dear fellow IAGI-netters, Tulisan Menarik dari The Verge.com, one of the well established gadget, tech & science web: www.theverge.com/2015/1/5/7495823/fracking-felt-earthquake-ohio-hydraulic-fracturing - 'A magnitude 3 earthquake in 2014 was "one of the largest earthquake ever induced by hydraulic fracturing"
RE: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake?
Rekan Danny n yg lain, mohon pencerahan. Yg dimaksud hydrofracturing, fracture induce earthquake itu yg bagaimana ya, just courious. Saya hanya tahu induced fracture dalam drilling, yaitu fracture pada batuan yg terlihat pada inti bor yang diakibatkan oleh drilling process. Trimakasih sebelumnya. Salam, YSY On Jan 8, 2015 3:26 PM, "Danny Hilman Natawidjaja" wrote: > Dalam hydrofracturing dalam kaitannya dengan earthquake triiger: Tekanan > air pori pada bidang fracture/fault akan menurunkan “normal stress” > sehingga gaya friksi (=normal stress x coeficient friction) akan turun. > Hal ini yang bisa menyebabkan gaya tektonik (field stress) pada sekitar > fracture/fault yang tadinya di bawah gaya friksi-nya bisa menjadi relatif > lebih besar dari gaya friksi fracture/fault sehingga menyebabkan “faulting” > atau pergesaran -à gempa. > > > > Salam, > > DHN > > > > *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of * > surah...@ymail.com > *Sent:* 07 Januari 2015 11:24 > *To:* IAGI > *Subject:* Re: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake? > > > > Terimakasih pakdhe, penjelasannya. > > Personally, kalo boleh saya simpulkan sementara terkait risk/hazard > potential, seperti dalam article USGS: 'unknowns & questions moving > forward'... > > > > Salam, > > Rahmat > > > > Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network. > > *From: *Rovicky Dwi Putrohari > > *Sent: *Rabu, 7 Januari 2015 07.18 > > *To: *IAGI > > *Reply To: *iagi-net@iagi.or.id > > *Subject: *Re: [iagi-net] Fracturing-induced Earthquake? > > > > Mas Eko bener soal website "terkenal" tersebut. > > Tetapi saya ingin sedikit menjelaskan tentang Micro Seismic (MS), yang > dalam bahasa awam sama saja dengan micro earthquake. > > Untuk memonitor efektifitas dan efisiensi proses hidrofracturing > menggunakan teori atau cara yang dipakai dalam earthquake monitoring. > Alatnya sama saja berupa geophone utk merekam "gemeretak"-nya batuan ketika > direkahkan. Pada dasarnya earthquake besar yang kita rasakah juga berup > rekah dan atau akibat bergesernya batuan. Identifikasi dan mengenali > titik-titik episenter (pusat gempa) ini, sejatinya sama dengan titik-titik > rekahnya batuan saat dilakukan hydrofracture. Dan MS ini dimanfaatkan untuk > alat monitoring kegiatan hydrofracture. > > > HESS sebagai perusahaan operator shale gas/shale oil juga memonitor hal > ini seperti dilansir dalam websitenya : > http://www.hess.com/technology/finding-oil-and-gas/microseismic-monitoring > USGS juga mencatat "man made" earthquake ini : > http://www.usgs.gov/blogs/features/usgs_top_story/man-made-earthquakes/ > > "Trigger" (pemicu dari sebuah gempa besar memang menjadi menarik. Walaupun > seringkali masih diabaikan. Daerah-daerah matang (seismic gap) bisa > diketahui dari sejarah kegempaan zona gempa. Namun kapan "potensi" gempa > ini akan tertrigger masih menjadi kajian. Danny Hilman lebih tahu soal ini. > Dan khususnya untuk Indonesia yang sedang mengalami "stress" tentunya > perubahan-perubahan kecil memang wajar kalau dikhawatirkan mampu > men"trigger" gempa besar. > > "Fracture induce earthquake" ini memang menjadi konsen terutama di Eropa > yang secara tektonik lebih banyak "stress" ketimbang Amerika (kecuali > sekitar San Andreas tentusaja). Sehingga penolakan unconventional shale > oil/shale gas dengan hydro-fracturing ini lebih kuat di eropa. > > Artikel sederhana ada dalam First Break Vol 29, July 2011 "Identifying > faults and fractures in unconventional reservoirs through microseismic > monitoring" > > Silahkan lihat lampiran gambar ini. Fracture itu dapat mencapai jangkauan > hingga 600-800 meter dari lubang sumur. jarak ini akan menentukan seberapa > sering spasi antar sumur horizontal nantinya. > > Salam > > RDP > > > > > > > -- > "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip". > > > > On Tue, Jan 6, 2015 at 1:15 PM, Eko Prasetyo wrote: > > Wkwkwwk, The VERGE :P > > Kalo saran saya sih, untuk yang hal-hal sains berat atau hal-hal teknologi > berat, jauh2lah dari The VERGE. Ini situs sangat komersial, setali tiga > uang lah dengan Engadget, Tom's Hardware, atau Gadgt, rentan artikel > "berbayar" dan jauh dari jurnalisme, kebanyakan hanya artikel berat di > opini. > > > > On Tue, Jan 6, 2015 at 2:00 PM, wrote: > > Dear fellow IAGI-netters, > > > > Tulisan Menarik dari The Verge.com, one of the well established gadget, > tech & science web: > www.theverge.com/2015/1/5/7495823/fracking-felt-earthquake-ohio-hydraulic-fracturing > > > > - 'A magnitude 3 earthquake in 2014 was "one of the largest earthquake > ever induced by hydraulic fracturing" in the US' > > - 'Hydraulic fracturing could potentially trigger larger magnitude > earthquakes' > > - 'May have been felt by only a few people & likely cause little or no > damage' > > > > Mohon sharing pencerahannya dari rekan rekan yang berkecimpung di Migas > khususnya fracturing activities. > > > > Salam, > > Rahmat > > > > > > > > > > > > > > > ---