Pak Rovicky,
Memang kita tidak tahu apakah harga minyak akan naik atau turun. Maka itu dalam bisnis kalau ketemu migas yang menurut kalkulasi untung, berdasarkan besarnya NPV, harus secepatnya dikeluarkan. Apalagi sebagai negara yang relatif miskin dan membutuhkan energy. Migas kita perlukan sekarang dan bukan nanti menunggu harga naik yang juga belum tentu. Begitu POD disetujui dan market/sales kontrak sudah ada, langsung pembangunan dilakukan. Tidak bisa mundur lagi, meskipun nantinya harga minyak anjlok ataupun adanya overun of budget seperti yang terjadi di Gorgon dan Wheatstone dimana budget diperkirakan menjadi tiga kali lipat. Kedua mega proyek Chveron tsb. telah menyedot dana Chevron diseluruh dunia hingga sekarang Chevron kurang berminat dengan IDD setelah ditolak dibarengi anjloknya harga minyak. Penjualan dan sales kontrak IDD Chevron tidak menjadi soal jika ditandatangani pada tahun 2012. Untuk minyak dan condensate hasil IDD bisa dijual langsung hingga mengurangi subsidi. Untuk gas sudah ada pabrik LNG di Bontang yang sekarang beroperasi dibawah kapasitasnya, sekitar 60-70%, dikarenakan produksi gas yang terus turun dari Total, Vico, dan Chevron (Unocal). Jadi produksi gas IDD sangat tepat waktu untuk mengisi kekurangan tsb. Sales kontrak LNG biasanya 10-30 tahun. Tahun 2012, harga LNG masih bagus sekali, sekitar $11-$16/mmbtu. Seandainya kalau sekarang dibuat POD-nya (2015), dengan anjloknya harga minyak sampai 50%, Chevron pasti tidak mau menggunakan POD tahun 2012 lagi. CEO Chevron dimingguan "Upstream" tgl 15 Mei, 2015, mengatakan akan mengulang semua perhitungannya; back to the drawing board. Ini berarti proyek IDD paling tidak 5-10 tahun mundur, tergantung Indonesia bisa memberikan fasilitas apa saja hingga bisa menaikkan IRR Chevron, umpama dengan menurunkan split atau FTP. Selain itu perhitungan proyek baru akan disesuaikan harga minyak sekarang serta penambahan sunk cost yang cukup significant. Suatu pengorbanan yang luar biasa yang perlu dipenuhi Pemerintah jika IDD ingin diproduksi dalam kurun waktu 5-10 tahun ini. Bagi Indonesia, kerugian potensial sangat besar dengan hilangnya investasi sebesar $12 billion yang bisa mengurangi penganguran puluhanribu orang, pengalihan teknologi laut dalam, dan untuk menaikan GDP. Sedangkan kerugian yang nyata adalah banyaknya kontraktor yang rugi langsung ataupun tidak langsung. Salah satu contoh adalah sewa deep water rig yang harus dilepas sebelum waktunya, karena POD "dibatalkan". Indonesia sekarang menghadapi tuntutan ganti rugi jutaan dollar. Salam, Hl Ong From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Rovicky Dwi Putrohari Sent: Friday, May 29, 2015 8:52 AM To: IAGI Subject: Re: [iagi-net] Revisi: [Website IAGI] Penandatanganan MoU SKKMigas dengan IAGI, HAGI, IATMI, dan IAFMI Pak Ong Menarik juga mengamati pernyataan bapak tentang IDD yang "terancam" batal ini. Ntah kita akan merasa puas karena tidak jadi merugi, akibat harga minyaknya anjlok. Atau malah sedih karena proyeknya tidak jadi jalan, 'siapa tahu nanti harga minyak membaik'. Ini dua sisi yang berbeda cara pandang, menurut saya. Kita berhadapan pada dua jenis ketidak pastian, yaitu ketidak pastian bawah permukaan (geologi) dimana penuh 'surprise' seperti West Seno yang ternyata reservesnya lebih kecil, tidak seperti yg diharapkan. Yang kedua, ketidak pastian masa depan pada harga minyak dan gas. Dan ternyata harga minyak meningkat, Perlu disadari ini juga yang "menyelamatkan" West Seno. Nah sekarang kita akan bertaruh dua ketidak pastian diatas. Tentunya selain ketidak pastian hukum yang sebenernya dibawah kendali "manusia"-nya. Berbisnis memang selalu ada risikonya. Namun ada risiko yang dapat di'manage' dengan baik untuk mengurangi kerugian. Salam RDP -- "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip". 2015-05-29 4:44 GMT+07:00 Ong Han Ling <wim...@singnet.com.sg>: Pak Paulus dan teman-teman IAGI, MoU kolaborasi antara Pemerintah dengan Assosiasi Profesional yang baru-baru ini ditandatangani adalah sesuatu yang positif dan semua anggota Assosiasi perlu mendukung. Semua negara didunia untuk menaikkan GDP memerlukan modal, termasuk Amerika Serikat pun. Modal bisa diperoleh dari pinjaman dan dari investasi. Disatu pihak kita bangga Pemerintah Jokowi bisa dapat kepercayaan pinjaman dari World Bank sebesar 11 millir dollar, meskipun berupa pinjaman yang berarti harus dikembalikan dan harus bayar bunga serta segala persaratannya. Besarnya pinjaman menyebabkan Presiden World Bank sendiri datang ke Indonesia dan beritanya masuk disemua media sebagai headline news. Dilain pihak projek IDD Chevron sebesar $12 miliar yang POD nya ditandatangani permulaan tahun 2012 merupakan investasi tanpa "risiko" bagi Indonesia karena semua ditanggung oleh Chevron. Indonesia bahkan dapat saham mayoritas. Dimedia berita investasi Chevron yang lebih besar dari pinjaman Bank Dunia diberitakan seadanya saja. Peluang emas dari Chevron tsb. tidak diambil oleh Pemerintah tahun 2012. Kita lewatkan karena ketakutan. Ketakutan karena POD yang menyetujui IDD Chevron ditandatangani oleh Rudy R. Semua orang takut termasuk Menteri ESDM yang pada waktu itu memikirkan persoalan pribadinya. Memang Rudy telah membuat kesalahan, namun tidak semua yang dikerjakan salah. Proses penandatanganan POD Chevron sudah melalui proses selama tiga tahun, jauh sebelum Rudy menjadi Kepala SKKMIGAS. Sebetulnya pada waktu itu, IAGI-HAGI-IATMI harus berani bersuara. Stake terlalu besar untuk kita diamkan. Ribuan sarjana bisa tertampung dengan dilaksanakan IDD Chevron. Proyek Deep water skala international pertama merupakan kebanggaan tersendiri para profesional Indonesia. Tidak bersuaranya Assosiasi untuk mendukung pelaksanaan POD Chevron mungkin merupakan salah satu penyebab kepala Negara juga tidak berani melaksanakanmya meskipun di lobby Duta Besar Amerika dan CEO Chevron. Opportunity yang kita peroleh tahun 2012 waktu POD ditandatangani telah hilang. Harga minyak sekarang telah anjlok 50%. Baru-baru ini tgl 15 Mei, 2014, CEO Chevron di mingguan "Upstream" mengatakan proyek IDD perlu dikaji ulang. Perlu kembali ke drawing board. Ini berarti belum ada kepastian, paling tidak harus menunggu 5-10 tahun lagi, atau lebih, tergantung dari perkembangan shale gas dan tight oil di US. Pada waktu IDD Chevron, Assosiasi diam dan tidak berani bersuara. Moga-moga sekarang dengan adanya MoU, Assosiasi Profesional bisa berperan secara proaktif. Salam, HL Ong From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Paulus Tangke Allo Sent: Wednesday, May 27, 2015 10:26 AM To: iagi-net Subject: [iagi-net] Revisi: [Website IAGI] Penandatanganan MoU SKKMigas dengan IAGI, HAGI, IATMI, dan IAFMI maaf ada ketidakakuratan dalam email sebelumnya. email sebelumnya saya kirim ulang dengan perbaikan seperlunya. --paulus <http://www.iagi.or.id/mou-skkmigas-iagi-hagi-iatmi-iafmi.html> Penandatanganan MoU SKKMigas dengan IAGI, HAGI, IATMI, dan IAFMI http://www.iagi.or.id/mou-skkmigas-iagi-hagi-iatmi-iafmi.html Jakarta, 22 Mei 2015, di hari terakhir IPA Convex ke-39 yang berlangsung tanggal 20-22 Mei 2015, kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri migas, dan asosiasi keahlian kian terlihat nyata. Masing-masing pemangku kepentingan di sektor migas menyepakati perlunya kerja sama semua pihak guna mencapai tujuan bersama. Salah satunya melalui kesepakatan untuk meningkatkan eksplorasi migas sebagai cara ampuh guna meningkatkan produksi migas. Oleh karena itu, pada kesempatan ini telah disepakati adanya kerjasama antara SKKMigas dengan Asosiasi Keahlian IAGI, HAGI, IATMI, dan IAFMI dalam sosialisasi dan mendukung eksplorasi migas Indonesia untuk 2 tahun. Implementasinya, SKKMigas akan menggunakan IAGI-HAGI-IATMI-IAFMI sebagai narasumber teknis. Termasuk apabila diadakan pembelajaran internal, akan berkerjasama dengan 4 asosiasi tersebut. Dalam acara penandatanganan MoU ini, Kepala SKKMigas-Amien Sunaryadi, ketua IAGI-Sukmandaru Prihatmoko, Ketua HAGI-Dicky Rahmadi, Ketua IATMI-Alfi Rusin, dan Ketua IAFMI-Rudianto Rimbono, hadir menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tersebut. MoU ini akan bersifat general dan akan menjadi “payung” bagi project-project selanjutnya. Menurut Menteri ESDM, Sudirman Said, masa-masa sekarang ini adalah ujian kekompakan antara pemerintah, DPR, dan pelaku industri migas untuk menghadapi masalah secara bersama-sama. Untuk itu, Sudirman kembali menegaskan agar asumsi energi sebagai komoditi sudah saatnya diubah menjadi driver ekonomi. ------------------------------------------------- --Paulus Tangke Allo, Biro Media IAGI ---------------------------------------------------- Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------- ---------------------------------------------------- Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------- ---------------------------------------------------- Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------- = ---------------------------------------------------- Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ----------------------------------------------------