Re: [iagi-net] Fw: Proyek Kilang LNG Masela akhirnya men"darat"juga

2016-03-30 Terurut Topik rakhmadi avianto
Namanya juga ngimpi bisa ja ga kecapaian

Salam KjA

--> *Do not give up and do not ever look back and tawakkal ilallah
<--*

2016-03-30 17:29 GMT+07:00 ssoenarwi :

> Klo dilihat dari pengalaman2 yg ada mmg spt nya begitu pak Noor ... 😉
>
>
>
> Sent from my Samsung device by
> Sunarnyoto Soenarwi
>
>
>  Original message 
> From: noor syarifuddin 
> Date: 30/03/2016 18:16 (GMT+08:00)
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] Fw: Proyek Kilang LNG Masela akhirnya
> men"darat"juga
>
> Menilik 3 onshore LNG yg sdh/pernah ada: Arun, Bontang dan Tangguh, kok
> saya agak ragu dgn efek regional yg diimpikan tsb.
> Bahkan yg msh berjalan skg, Tangguh train 3, walau lbh 30% akan dipakai
> domestik nyatanya blm ada pembangunan industri hilir di sanaapalagi
> berharap akan ada kota spt Balikpapan Yang pernah di Balikpapan tentu
> paham bahwa berkembangnya Balikpapan itu bkn hanya dari migas tapi juga
> industri lain: pertambangan dan hasil hutan.
> Bontang...? Mulai sejak masih 8 train sampai skg tggl 3 train yg
> beroperasi rasanya juga tdk banyak perubahannya...termsk industri
> hilirnya...
>
> Jadi mimpi apa sebenarnya yg dikejar di tempat terpencil spt kawasan Aru
> tsb..?
>
>
>
> Salam,
>
> On Wednesday, March 30, 2016, Rahmawan Helmi 
> wrote:
>
>> Perencanaan janga panjang . . . ?
>> Seneng nya short cut . . . . . .
>>
>> Memang kalo di darat ongkos sosialnya lebih dominan . . .
>>
>> oh bangsa ku . . . . .
>>
>> Go Green Energy
>> Sustainable development
>>
>> *Rahmawan Helmi*
>> GeologistNPA3541
>> GeoUnpad-MIG89
>> Geotermal.ITB-2011
>> DisESDM.ProvJabar
>> +62 853 9542 0580
>>
>> Pada 30 Maret 2016 10.50, Yanto R. Sumantri <
>> SRS0-C8A6=P2=yahoo.com=yrs_...@iagi.or.id> menulis:
>>
>>> Pak Ong
>>>
>>> Empat hal yang diketengahkan oleh Bapak memang faktual dan sangat
>>> berpengaruh untuk perkembangan indusstri dan bisnis di Inonesia dimasa men
>>> datang.
>>> Iming2 akan ada satu kota Balikpapan yang merupakan mimipnya pak Ramli
>>> diramu dengan akan adanya perkembangan ekonomi di Indonesia Timur merupakan
>>> obat mujarab yang dipakai oleh RR dalam mempengaruhi Presiden JKW.
>>>
>>> Sebenarnya dalam kondisi harga minyak seperti sekarang plus kondisi
>>> pasar  LNG yang sangat ketat PENGHIANATAN ataskomitmen perundangan dalam
>>> mengatur KKKS agak sulit untuk menebak arah kemana Proyek Masela ini.
>>>
>>> Yang jelas "KEPASTIAN HUKUM" sebagai salah satu syarat utk menarik
>>> investasi LN / DN telah ternoda dengan alasan yang sangat politis yaitu
>>> demi memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Indonesia Timur suatu
>>> alasan yang benar dan masuk akal.
>>>
>>> Pertanyaannya  adalah : Apakah utk memberikan "porsi lebih" kepada
>>> masyarakat Indonesia Timur kita harus "jalir jangji" dan melanggar suatu
>>> Keputusan Pemerintah cq MenESDM sesuai  UU/Peraturan mengenai KKKS yang
>>> berlaku ?
>>>
>>> Apakah tidak ada jalan lain utk memberikan porsi lebih kepada Daerah
>>> Penghasil ?
>>> Saya kira ada celahnya yaitu dengan melakukan perubahan/penambahan
>>> persentase atas porsi/bagian daerah menurut UU yg berlaku saatini walaupun
>>> lolasi berada diluar laut satu propinsi , jadi merupakan kewenangan
>>> Pemerintah Pusat.
>>> Mekanismenya kan bisa melalui PERPRES pengganti UU.
>>>
>>> Dengan demikian kita tidak perlu mendapat cap sebagai  Bangsa yang mudah
>>> melupakan janji, dan menjadi bangsa Indonesia yang mulutnya bisa dipercaya.
>>>
>>> Maaf , dalam kasus ini ada benarnya sinayalemen pihak oposisi bahwa
>>> leadership pak JKW terbukti kurang kuat.
>>>
>>> si Abah
>>>
>>>
>>>
>>>
>>>
>>>
>>>
>>> On Wednesday, March 30, 2016 9:59 AM, Ong Han Ling <
>>> wim...@singnet.com.sg> wrote:
>>>
>>>
>>> Teman-teman IAGI,
>>>
>>> Proyek Kilang LNG Masela masih terbang, bahkan terbangnya sekarang tanpa
>>> arah.
>>>
>>> Tulisan Sdr. Salis Aprilian sangat comprehensive. Beliau menguasai
>>> tahap-tahap pengembangan suatu LNG.
>>>
>>> Menurut saya pembahasan yang cukup lama antara Menteri ESDM dan Bapak
>>> Rizal Ramli telah mengambil waktu dan energy semua pihak tanpa banyak
>>> manfaatnya.
>>>
>>> Yang saat ini berperan adalah keekonomian proyek. Harga minyak anjlok
>>> sampai 70%. Modal untuk migas menjadi sangat terbatas. Tidak ada gunanya
>>> debat darat atau laut tanpa mengikutsertakan pendana. Dengan modal yang
>>> "scarce" saat ini dan banjirnya proyek LNG didunia, saya perkirakan INPEX
>>> tidak akan memberikan prioritas untuk Masela.
>>>
>>> Hal ke-2 adalah kepercayaan. Penanam modal menjadi was-was kalau
>>> Pemerintah begitu saja bisa membalik. Kalau Pemerintah bisa begitu saja
>>> memutuskan sepihak, penanam modal pasti akan bertanya.  Apakah hal ini
>>> tidak akan terjadi lagi kelak kalau Pemerintahan ganti?
>>>
>>> Hal ke-3, Indonesia terkenal sangat lelet dalam pengambilan keputusan.
>>> Hal ini karena Indonesia tidak ikut menanamkan modalnya hingga tidak
>>> memikirikan cost of funds. INPEX menemukan Masela bersamaan dengan lapangan
>>> gas Ichthys di off

Re: [iagi-net] Fw: Proyek Kilang LNG Masela akhirnya men"darat"juga

2016-03-30 Terurut Topik ssoenarwi


Klo dilihat dari pengalaman2 yg ada mmg spt nya begitu pak Noor ... 😉


Sent from my Samsung device by Sunarnyoto Soenarwi

 Original message 
From: noor syarifuddin  
Date: 30/03/2016  18:16  (GMT+08:00) 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net] Fw: Proyek Kilang LNG Masela akhirnya men"darat"juga 

Menilik 3 onshore LNG yg sdh/pernah ada: Arun, Bontang dan Tangguh, kok saya 
agak ragu dgn efek regional yg diimpikan tsb.Bahkan yg msh berjalan skg, 
Tangguh train 3, walau lbh 30% akan dipakai domestik nyatanya blm ada 
pembangunan industri hilir di sanaapalagi berharap akan ada kota spt 
Balikpapan Yang pernah di Balikpapan tentu paham bahwa berkembangnya 
Balikpapan itu bkn hanya dari migas tapi juga industri lain: pertambangan dan 
hasil hutan.Bontang...? Mulai sejak masih 8 train sampai skg tggl 3 train yg 
beroperasi rasanya juga tdk banyak perubahannya...termsk industri hilirnya...
Jadi mimpi apa sebenarnya yg dikejar di tempat terpencil spt kawasan Aru tsb..?


Salam,

On Wednesday, March 30, 2016, Rahmawan Helmi  wrote:
Perencanaan janga panjang . . . ?
Seneng nya short cut . . . . . .

Memang kalo di darat ongkos sosialnya lebih dominan . . . 

oh bangsa ku . . . . . 
Go Green Energy
Sustainable development

Rahmawan Helmi
GeologistNPA3541
GeoUnpad-MIG89
Geotermal.ITB-2011
DisESDM.ProvJabar
+62 853 9542 0580


Pada 30 Maret 2016 10.50, Yanto R. Sumantri 
 menulis:
Pak Ong 
Empat hal yang diketengahkan oleh Bapak memang faktual dan sangat berpengaruh 
untuk perkembangan indusstri dan bisnis di Inonesia dimasa mendatang.Iming2 
akan ada satu kota Balikpapan yang merupakan mimipnya pak Ramli diramu dengan 
akan adanya perkembangan ekonomi di Indonesia Timur merupakan obat mujarab yang 
dipakai oleh RR dalam mempengaruhi Presiden JKW.
Sebenarnya dalam kondisi harga minyak seperti sekarang plus kondisi pasar  LNG 
yang sangat ketat PENGHIANATAN ataskomitmen perundangan dalam mengatur KKKS 
agak sulit untuk menebak arah kemana Proyek Masela ini.
Yang jelas "KEPASTIAN HUKUM" sebagai salah satu syarat utk menarik investasi LN 
/ DN telah ternoda dengan alasan yang sangat politis yaitu demi memberikan 
kesejahteraan kepada masyarakat Indonesia Timur suatu alasan yang benar dan 
masuk akal. 
Pertanyaannya  adalah : Apakah utk memberikan "porsi lebih" kepada masyarakat 
Indonesia Timur kita harus "jalir jangji" dan melanggar suatu Keputusan 
Pemerintah cq MenESDM sesuai  UU/Peraturan mengenai KKKS yang berlaku ?
Apakah tidak ada jalan lain utk memberikan porsi lebih kepada Daerah Penghasil 
?Saya kira ada celahnya yaitu dengan melakukan perubahan/penambahan persentase 
atas porsi/bagian daerah menurut UU yg berlaku saatini walaupun lolasi berada 
diluar laut satu propinsi , jadi merupakan kewenangan Pemerintah Pusat.  
Mekanismenya kan bisa melalui PERPRES pengganti UU.
Dengan demikian kita tidak perlu mendapat cap sebagai  Bangsa yang mudah 
melupakan janji, dan menjadi bangsa Indonesia yang mulutnya bisa dipercaya.
Maaf , dalam kasus ini ada benarnya sinayalemen pihak oposisi bahwa leadership 
pak JKW terbukti kurang kuat.
si Abah




 

On Wednesday, March 30, 2016 9:59 AM, Ong Han Ling  
wrote:
  

 



Teman-teman IAGI, 

   

Proyek Kilang LNG Masela masih terbang, bahkan terbangnya
sekarang tanpa arah. 

   

Tulisan Sdr. Salis Aprilian sangat comprehensive. Beliau
menguasai tahap-tahap pengembangan suatu LNG.  

   

Menurut saya pembahasan yang cukup lama antara Menteri ESDM dan
Bapak Rizal Ramli telah mengambil waktu dan energy semua pihak tanpa banyak
manfaatnya.  

   

Yang saat ini berperan adalah keekonomian proyek. Harga minyak
anjlok sampai 70%. Modal untuk migas menjadi sangat terbatas. Tidak ada gunanya
debat darat atau laut tanpa mengikutsertakan pendana. Dengan modal yang
"scarce" saat ini dan banjirnya proyek LNG didunia, saya perkirakan
INPEX tidak akan memberikan prioritas untuk Masela.  

   

Hal ke-2 adalah kepercayaan. Penanam modal menjadi was-was kalau
Pemerintah begitu saja bisa membalik. Kalau Pemerintah bisa begitu saja
memutuskan sepihak, penanam modal pasti akan bertanya.  Apakah hal ini tidak
akan terjadi lagi kelak kalau Pemerintahan ganti? 

   

Hal ke-3, Indonesia terkenal sangat lelet dalam pengambilan
keputusan. Hal ini karena Indonesia tidak ikut menanamkan modalnya hingga tidak
memikirikan cost of funds. INPEX menemukan Masela bersamaan dengan lapangan gas
Ichthys di offshore Western /Australia sekitar tahun 2000. Besarnya cadangan
gas similar. Pengelola sama, INPEX. Tetapi FID (Final Investment Decision)
lapangan Ichthys telah disetujui tahun 2011/2012 dan pembangunan telah dimulai
sejak FID disetujui.   

   

Hal ke-4, untuk proyek raksasa seperti Masela, risiko kesalahan
besar sekali. Proyek raksasa LNG Gorgon  biayanya naik sampai 100% dari biaya
semula. Banyak pemgeluaran tidak terduga dalam pengolahan frontier area.  
Proyeksi
mana yang lebih murah tidak banyak berarti. 

   

Hal ke-5. Kewibawaan ESDM dan SKKMIGA

Re: [iagi-net] Fw: Proyek Kilang LNG Masela akhirnya men"darat"juga

2016-03-30 Terurut Topik noor syarifuddin
Menilik 3 onshore LNG yg sdh/pernah ada: Arun, Bontang dan Tangguh, kok
saya agak ragu dgn efek regional yg diimpikan tsb.
Bahkan yg msh berjalan skg, Tangguh train 3, walau lbh 30% akan dipakai
domestik nyatanya blm ada pembangunan industri hilir di sanaapalagi
berharap akan ada kota spt Balikpapan Yang pernah di Balikpapan tentu
paham bahwa berkembangnya Balikpapan itu bkn hanya dari migas tapi juga
industri lain: pertambangan dan hasil hutan.
Bontang...? Mulai sejak masih 8 train sampai skg tggl 3 train yg beroperasi
rasanya juga tdk banyak perubahannya...termsk industri hilirnya...

Jadi mimpi apa sebenarnya yg dikejar di tempat terpencil spt kawasan Aru
tsb..?



Salam,

On Wednesday, March 30, 2016, Rahmawan Helmi 
wrote:

> Perencanaan janga panjang . . . ?
> Seneng nya short cut . . . . . .
>
> Memang kalo di darat ongkos sosialnya lebih dominan . . .
>
> oh bangsa ku . . . . .
>
> Go Green Energy
> Sustainable development
>
> *Rahmawan Helmi*
> GeologistNPA3541
> GeoUnpad-MIG89
> Geotermal.ITB-2011
> DisESDM.ProvJabar
> +62 853 9542 0580
>
> Pada 30 Maret 2016 10.50, Yanto R. Sumantri <
> SRS0-C8A6=P2=yahoo.com=yrs_...@iagi.or.id
> 
> > menulis:
>
>> Pak Ong
>>
>> Empat hal yang diketengahkan oleh Bapak memang faktual dan sangat
>> berpengaruh untuk perkembangan indusstri dan bisnis di Inonesia dimasa men
>> datang.
>> Iming2 akan ada satu kota Balikpapan yang merupakan mimipnya pak Ramli
>> diramu dengan akan adanya perkembangan ekonomi di Indonesia Timur merupakan
>> obat mujarab yang dipakai oleh RR dalam mempengaruhi Presiden JKW.
>>
>> Sebenarnya dalam kondisi harga minyak seperti sekarang plus kondisi pasar
>>  LNG yang sangat ketat PENGHIANATAN ataskomitmen perundangan dalam mengatur
>> KKKS agak sulit untuk menebak arah kemana Proyek Masela ini.
>>
>> Yang jelas "KEPASTIAN HUKUM" sebagai salah satu syarat utk menarik
>> investasi LN / DN telah ternoda dengan alasan yang sangat politis yaitu
>> demi memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Indonesia Timur suatu
>> alasan yang benar dan masuk akal.
>>
>> Pertanyaannya  adalah : Apakah utk memberikan "porsi lebih" kepada
>> masyarakat Indonesia Timur kita harus "jalir jangji" dan melanggar suatu
>> Keputusan Pemerintah cq MenESDM sesuai  UU/Peraturan mengenai KKKS yang
>> berlaku ?
>>
>> Apakah tidak ada jalan lain utk memberikan porsi lebih kepada Daerah
>> Penghasil ?
>> Saya kira ada celahnya yaitu dengan melakukan perubahan/penambahan
>> persentase atas porsi/bagian daerah menurut UU yg berlaku saatini walaupun
>> lolasi berada diluar laut satu propinsi , jadi merupakan kewenangan
>> Pemerintah Pusat.
>> Mekanismenya kan bisa melalui PERPRES pengganti UU.
>>
>> Dengan demikian kita tidak perlu mendapat cap sebagai  Bangsa yang mudah
>> melupakan janji, dan menjadi bangsa Indonesia yang mulutnya bisa dipercaya.
>>
>> Maaf , dalam kasus ini ada benarnya sinayalemen pihak oposisi bahwa
>> leadership pak JKW terbukti kurang kuat.
>>
>> si Abah
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> On Wednesday, March 30, 2016 9:59 AM, Ong Han Ling > > wrote:
>>
>>
>> Teman-teman IAGI,
>>
>> Proyek Kilang LNG Masela masih terbang, bahkan terbangnya sekarang tanpa
>> arah.
>>
>> Tulisan Sdr. Salis Aprilian sangat comprehensive. Beliau menguasai
>> tahap-tahap pengembangan suatu LNG.
>>
>> Menurut saya pembahasan yang cukup lama antara Menteri ESDM dan Bapak
>> Rizal Ramli telah mengambil waktu dan energy semua pihak tanpa banyak
>> manfaatnya.
>>
>> Yang saat ini berperan adalah keekonomian proyek. Harga minyak anjlok
>> sampai 70%. Modal untuk migas menjadi sangat terbatas. Tidak ada gunanya
>> debat darat atau laut tanpa mengikutsertakan pendana. Dengan modal yang
>> "scarce" saat ini dan banjirnya proyek LNG didunia, saya perkirakan INPEX
>> tidak akan memberikan prioritas untuk Masela.
>>
>> Hal ke-2 adalah kepercayaan. Penanam modal menjadi was-was kalau
>> Pemerintah begitu saja bisa membalik. Kalau Pemerintah bisa begitu saja
>> memutuskan sepihak, penanam modal pasti akan bertanya.  Apakah hal ini
>> tidak akan terjadi lagi kelak kalau Pemerintahan ganti?
>>
>> Hal ke-3, Indonesia terkenal sangat lelet dalam pengambilan keputusan.
>> Hal ini karena Indonesia tidak ikut menanamkan modalnya hingga tidak
>> memikirikan cost of funds. INPEX menemukan Masela bersamaan dengan lapangan
>> gas Ichthys di offshore Western /Australia sekitar tahun 2000. Besarnya
>> cadangan gas similar. Pengelola sama, INPEX. Tetapi FID (Final Investment
>> Decision) lapangan Ichthys telah disetujui tahun 2011/2012 dan pembangunan
>> telah dimulai sejak FID disetujui.
>>
>> Hal ke-4, untuk proyek raksasa seperti Masela, risiko kesalahan besar
>> sekali. Proyek raksasa LNG Gorgon  biayanya naik sampai 100% dari biaya
>> semula. Banyak pemgeluaran tidak terduga dalam pengolahan frontier area.
>> Proyeksi mana yang lebih murah tidak banyak berarti.
>>
>> Hal ke-5. Kewibawaan ESDM dan SKKMIGAS yang membawahi MIGAS menjadi
>> pertanyaan.
>>
>> Menurut saya untuk Masela kita telah mundur d

Re: [iagi-net] Fw: Proyek Kilang LNG Masela akhirnya men"darat"juga

2016-03-30 Terurut Topik Rahmawan Helmi
Perencanaan janga panjang . . . ?
Seneng nya short cut . . . . . .

Memang kalo di darat ongkos sosialnya lebih dominan . . .

oh bangsa ku . . . . .

Go Green Energy
Sustainable development

*Rahmawan Helmi*
GeologistNPA3541
GeoUnpad-MIG89
Geotermal.ITB-2011
DisESDM.ProvJabar
+62 853 9542 0580

Pada 30 Maret 2016 10.50, Yanto R. Sumantri <
SRS0-C8A6=P2=yahoo.com=yrs_...@iagi.or.id> menulis:

> Pak Ong
>
> Empat hal yang diketengahkan oleh Bapak memang faktual dan sangat
> berpengaruh untuk perkembangan indusstri dan bisnis di Inonesia dimasa men
> datang.
> Iming2 akan ada satu kota Balikpapan yang merupakan mimipnya pak Ramli
> diramu dengan akan adanya perkembangan ekonomi di Indonesia Timur merupakan
> obat mujarab yang dipakai oleh RR dalam mempengaruhi Presiden JKW.
>
> Sebenarnya dalam kondisi harga minyak seperti sekarang plus kondisi pasar
>  LNG yang sangat ketat PENGHIANATAN ataskomitmen perundangan dalam mengatur
> KKKS agak sulit untuk menebak arah kemana Proyek Masela ini.
>
> Yang jelas "KEPASTIAN HUKUM" sebagai salah satu syarat utk menarik
> investasi LN / DN telah ternoda dengan alasan yang sangat politis yaitu
> demi memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Indonesia Timur suatu
> alasan yang benar dan masuk akal.
>
> Pertanyaannya  adalah : Apakah utk memberikan "porsi lebih" kepada
> masyarakat Indonesia Timur kita harus "jalir jangji" dan melanggar suatu
> Keputusan Pemerintah cq MenESDM sesuai  UU/Peraturan mengenai KKKS yang
> berlaku ?
>
> Apakah tidak ada jalan lain utk memberikan porsi lebih kepada Daerah
> Penghasil ?
> Saya kira ada celahnya yaitu dengan melakukan perubahan/penambahan
> persentase atas porsi/bagian daerah menurut UU yg berlaku saatini walaupun
> lolasi berada diluar laut satu propinsi , jadi merupakan kewenangan
> Pemerintah Pusat.
> Mekanismenya kan bisa melalui PERPRES pengganti UU.
>
> Dengan demikian kita tidak perlu mendapat cap sebagai  Bangsa yang mudah
> melupakan janji, dan menjadi bangsa Indonesia yang mulutnya bisa dipercaya.
>
> Maaf , dalam kasus ini ada benarnya sinayalemen pihak oposisi bahwa
> leadership pak JKW terbukti kurang kuat.
>
> si Abah
>
>
>
>
>
>
>
> On Wednesday, March 30, 2016 9:59 AM, Ong Han Ling 
> wrote:
>
>
> Teman-teman IAGI,
>
> Proyek Kilang LNG Masela masih terbang, bahkan terbangnya sekarang tanpa
> arah.
>
> Tulisan Sdr. Salis Aprilian sangat comprehensive. Beliau menguasai
> tahap-tahap pengembangan suatu LNG.
>
> Menurut saya pembahasan yang cukup lama antara Menteri ESDM dan Bapak
> Rizal Ramli telah mengambil waktu dan energy semua pihak tanpa banyak
> manfaatnya.
>
> Yang saat ini berperan adalah keekonomian proyek. Harga minyak anjlok
> sampai 70%. Modal untuk migas menjadi sangat terbatas. Tidak ada gunanya
> debat darat atau laut tanpa mengikutsertakan pendana. Dengan modal yang
> "scarce" saat ini dan banjirnya proyek LNG didunia, saya perkirakan INPEX
> tidak akan memberikan prioritas untuk Masela.
>
> Hal ke-2 adalah kepercayaan. Penanam modal menjadi was-was kalau
> Pemerintah begitu saja bisa membalik. Kalau Pemerintah bisa begitu saja
> memutuskan sepihak, penanam modal pasti akan bertanya.  Apakah hal ini
> tidak akan terjadi lagi kelak kalau Pemerintahan ganti?
>
> Hal ke-3, Indonesia terkenal sangat lelet dalam pengambilan keputusan. Hal
> ini karena Indonesia tidak ikut menanamkan modalnya hingga tidak
> memikirikan cost of funds. INPEX menemukan Masela bersamaan dengan lapangan
> gas Ichthys di offshore Western /Australia sekitar tahun 2000. Besarnya
> cadangan gas similar. Pengelola sama, INPEX. Tetapi FID (Final Investment
> Decision) lapangan Ichthys telah disetujui tahun 2011/2012 dan pembangunan
> telah dimulai sejak FID disetujui.
>
> Hal ke-4, untuk proyek raksasa seperti Masela, risiko kesalahan besar
> sekali. Proyek raksasa LNG Gorgon  biayanya naik sampai 100% dari biaya
> semula. Banyak pemgeluaran tidak terduga dalam pengolahan frontier area.
> Proyeksi mana yang lebih murah tidak banyak berarti.
>
> Hal ke-5. Kewibawaan ESDM dan SKKMIGAS yang membawahi MIGAS menjadi
> pertanyaan.
>
> Menurut saya untuk Masela kita telah mundur dan kembali ke square one.
> Arah tidak menentu. Banyak studi harus dilakukan temasuk terumbu karang
> yang dikwatirkan Ibu Parvita. Hal seperti fauna dan flora yang kita anggap
> sepele bisa mengagalkan proyek raksasa seperti Masela.
>
> Salam,
>
> HL Ong
>
>
> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
> *Parvita
> Siregar
> *Sent:* Tuesday, March 29, 2016 1:36 PM
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Subject:* Re: [iagi-net] Fw: Proyek Kilang LNG Masela akhirnya
> men"darat"juga
>
> Selamat siang,
>
> Kalau di darat, di mana ya lokasinya?  Apakah di kepulauan Tanimbar?
> Sayang kalau di sana karena karangnya bagus.
>
> Parvita
>
> On Saturday, 26 March 2016, Yanto R. Sumantri  yrs_...@iagi.or.id> wrote:
> Rekan IAGI
>
>
> Setelah gonjang ganjing sekian lama akhirnya pak JKW memutuskan untuk
> menetapkan lokasi Kilang LNG dibangun didarat.Di