Re: [iagi-net] Fw: Proyek Kilang LNG Masela akhirnya men"darat"juga
Namanya juga ngimpi bisa ja ga kecapaian Salam KjA --> *Do not give up and do not ever look back and tawakkal ilallah <--* 2016-03-30 17:29 GMT+07:00 ssoenarwi : > Klo dilihat dari pengalaman2 yg ada mmg spt nya begitu pak Noor ... 😉 > > > > Sent from my Samsung device by > Sunarnyoto Soenarwi > > > Original message > From: noor syarifuddin > Date: 30/03/2016 18:16 (GMT+08:00) > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net] Fw: Proyek Kilang LNG Masela akhirnya > men"darat"juga > > Menilik 3 onshore LNG yg sdh/pernah ada: Arun, Bontang dan Tangguh, kok > saya agak ragu dgn efek regional yg diimpikan tsb. > Bahkan yg msh berjalan skg, Tangguh train 3, walau lbh 30% akan dipakai > domestik nyatanya blm ada pembangunan industri hilir di sanaapalagi > berharap akan ada kota spt Balikpapan Yang pernah di Balikpapan tentu > paham bahwa berkembangnya Balikpapan itu bkn hanya dari migas tapi juga > industri lain: pertambangan dan hasil hutan. > Bontang...? Mulai sejak masih 8 train sampai skg tggl 3 train yg > beroperasi rasanya juga tdk banyak perubahannya...termsk industri > hilirnya... > > Jadi mimpi apa sebenarnya yg dikejar di tempat terpencil spt kawasan Aru > tsb..? > > > > Salam, > > On Wednesday, March 30, 2016, Rahmawan Helmi > wrote: > >> Perencanaan janga panjang . . . ? >> Seneng nya short cut . . . . . . >> >> Memang kalo di darat ongkos sosialnya lebih dominan . . . >> >> oh bangsa ku . . . . . >> >> Go Green Energy >> Sustainable development >> >> *Rahmawan Helmi* >> GeologistNPA3541 >> GeoUnpad-MIG89 >> Geotermal.ITB-2011 >> DisESDM.ProvJabar >> +62 853 9542 0580 >> >> Pada 30 Maret 2016 10.50, Yanto R. Sumantri < >> SRS0-C8A6=P2=yahoo.com=yrs_...@iagi.or.id> menulis: >> >>> Pak Ong >>> >>> Empat hal yang diketengahkan oleh Bapak memang faktual dan sangat >>> berpengaruh untuk perkembangan indusstri dan bisnis di Inonesia dimasa men >>> datang. >>> Iming2 akan ada satu kota Balikpapan yang merupakan mimipnya pak Ramli >>> diramu dengan akan adanya perkembangan ekonomi di Indonesia Timur merupakan >>> obat mujarab yang dipakai oleh RR dalam mempengaruhi Presiden JKW. >>> >>> Sebenarnya dalam kondisi harga minyak seperti sekarang plus kondisi >>> pasar LNG yang sangat ketat PENGHIANATAN ataskomitmen perundangan dalam >>> mengatur KKKS agak sulit untuk menebak arah kemana Proyek Masela ini. >>> >>> Yang jelas "KEPASTIAN HUKUM" sebagai salah satu syarat utk menarik >>> investasi LN / DN telah ternoda dengan alasan yang sangat politis yaitu >>> demi memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Indonesia Timur suatu >>> alasan yang benar dan masuk akal. >>> >>> Pertanyaannya adalah : Apakah utk memberikan "porsi lebih" kepada >>> masyarakat Indonesia Timur kita harus "jalir jangji" dan melanggar suatu >>> Keputusan Pemerintah cq MenESDM sesuai UU/Peraturan mengenai KKKS yang >>> berlaku ? >>> >>> Apakah tidak ada jalan lain utk memberikan porsi lebih kepada Daerah >>> Penghasil ? >>> Saya kira ada celahnya yaitu dengan melakukan perubahan/penambahan >>> persentase atas porsi/bagian daerah menurut UU yg berlaku saatini walaupun >>> lolasi berada diluar laut satu propinsi , jadi merupakan kewenangan >>> Pemerintah Pusat. >>> Mekanismenya kan bisa melalui PERPRES pengganti UU. >>> >>> Dengan demikian kita tidak perlu mendapat cap sebagai Bangsa yang mudah >>> melupakan janji, dan menjadi bangsa Indonesia yang mulutnya bisa dipercaya. >>> >>> Maaf , dalam kasus ini ada benarnya sinayalemen pihak oposisi bahwa >>> leadership pak JKW terbukti kurang kuat. >>> >>> si Abah >>> >>> >>> >>> >>> >>> >>> >>> On Wednesday, March 30, 2016 9:59 AM, Ong Han Ling < >>> wim...@singnet.com.sg> wrote: >>> >>> >>> Teman-teman IAGI, >>> >>> Proyek Kilang LNG Masela masih terbang, bahkan terbangnya sekarang tanpa >>> arah. >>> >>> Tulisan Sdr. Salis Aprilian sangat comprehensive. Beliau menguasai >>> tahap-tahap pengembangan suatu LNG. >>> >>> Menurut saya pembahasan yang cukup lama antara Menteri ESDM dan Bapak >>> Rizal Ramli telah mengambil waktu dan energy semua pihak tanpa banyak >>> manfaatnya. >>> >>> Yang saat ini berperan adalah keekonomian proyek. Harga minyak anjlok >>> sampai 70%. Modal untuk migas menjadi sangat terbatas. Tidak ada gunanya >>> debat darat atau laut tanpa mengikutsertakan pendana. Dengan modal yang >>> "scarce" saat ini dan banjirnya proyek LNG didunia, saya perkirakan INPEX >>> tidak akan memberikan prioritas untuk Masela. >>> >>> Hal ke-2 adalah kepercayaan. Penanam modal menjadi was-was kalau >>> Pemerintah begitu saja bisa membalik. Kalau Pemerintah bisa begitu saja >>> memutuskan sepihak, penanam modal pasti akan bertanya. Apakah hal ini >>> tidak akan terjadi lagi kelak kalau Pemerintahan ganti? >>> >>> Hal ke-3, Indonesia terkenal sangat lelet dalam pengambilan keputusan. >>> Hal ini karena Indonesia tidak ikut menanamkan modalnya hingga tidak >>> memikirikan cost of funds. INPEX menemukan Masela bersamaan dengan lapangan >>> gas Ichthys di off
Re: [iagi-net] Fw: Proyek Kilang LNG Masela akhirnya men"darat"juga
Klo dilihat dari pengalaman2 yg ada mmg spt nya begitu pak Noor ... 😉 Sent from my Samsung device by Sunarnyoto Soenarwi Original message From: noor syarifuddin Date: 30/03/2016 18:16 (GMT+08:00) To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Fw: Proyek Kilang LNG Masela akhirnya men"darat"juga Menilik 3 onshore LNG yg sdh/pernah ada: Arun, Bontang dan Tangguh, kok saya agak ragu dgn efek regional yg diimpikan tsb.Bahkan yg msh berjalan skg, Tangguh train 3, walau lbh 30% akan dipakai domestik nyatanya blm ada pembangunan industri hilir di sanaapalagi berharap akan ada kota spt Balikpapan Yang pernah di Balikpapan tentu paham bahwa berkembangnya Balikpapan itu bkn hanya dari migas tapi juga industri lain: pertambangan dan hasil hutan.Bontang...? Mulai sejak masih 8 train sampai skg tggl 3 train yg beroperasi rasanya juga tdk banyak perubahannya...termsk industri hilirnya... Jadi mimpi apa sebenarnya yg dikejar di tempat terpencil spt kawasan Aru tsb..? Salam, On Wednesday, March 30, 2016, Rahmawan Helmi wrote: Perencanaan janga panjang . . . ? Seneng nya short cut . . . . . . Memang kalo di darat ongkos sosialnya lebih dominan . . . oh bangsa ku . . . . . Go Green Energy Sustainable development Rahmawan Helmi GeologistNPA3541 GeoUnpad-MIG89 Geotermal.ITB-2011 DisESDM.ProvJabar +62 853 9542 0580 Pada 30 Maret 2016 10.50, Yanto R. Sumantri menulis: Pak Ong Empat hal yang diketengahkan oleh Bapak memang faktual dan sangat berpengaruh untuk perkembangan indusstri dan bisnis di Inonesia dimasa mendatang.Iming2 akan ada satu kota Balikpapan yang merupakan mimipnya pak Ramli diramu dengan akan adanya perkembangan ekonomi di Indonesia Timur merupakan obat mujarab yang dipakai oleh RR dalam mempengaruhi Presiden JKW. Sebenarnya dalam kondisi harga minyak seperti sekarang plus kondisi pasar LNG yang sangat ketat PENGHIANATAN ataskomitmen perundangan dalam mengatur KKKS agak sulit untuk menebak arah kemana Proyek Masela ini. Yang jelas "KEPASTIAN HUKUM" sebagai salah satu syarat utk menarik investasi LN / DN telah ternoda dengan alasan yang sangat politis yaitu demi memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Indonesia Timur suatu alasan yang benar dan masuk akal. Pertanyaannya adalah : Apakah utk memberikan "porsi lebih" kepada masyarakat Indonesia Timur kita harus "jalir jangji" dan melanggar suatu Keputusan Pemerintah cq MenESDM sesuai UU/Peraturan mengenai KKKS yang berlaku ? Apakah tidak ada jalan lain utk memberikan porsi lebih kepada Daerah Penghasil ?Saya kira ada celahnya yaitu dengan melakukan perubahan/penambahan persentase atas porsi/bagian daerah menurut UU yg berlaku saatini walaupun lolasi berada diluar laut satu propinsi , jadi merupakan kewenangan Pemerintah Pusat. Mekanismenya kan bisa melalui PERPRES pengganti UU. Dengan demikian kita tidak perlu mendapat cap sebagai Bangsa yang mudah melupakan janji, dan menjadi bangsa Indonesia yang mulutnya bisa dipercaya. Maaf , dalam kasus ini ada benarnya sinayalemen pihak oposisi bahwa leadership pak JKW terbukti kurang kuat. si Abah On Wednesday, March 30, 2016 9:59 AM, Ong Han Ling wrote: Teman-teman IAGI, Proyek Kilang LNG Masela masih terbang, bahkan terbangnya sekarang tanpa arah. Tulisan Sdr. Salis Aprilian sangat comprehensive. Beliau menguasai tahap-tahap pengembangan suatu LNG. Menurut saya pembahasan yang cukup lama antara Menteri ESDM dan Bapak Rizal Ramli telah mengambil waktu dan energy semua pihak tanpa banyak manfaatnya. Yang saat ini berperan adalah keekonomian proyek. Harga minyak anjlok sampai 70%. Modal untuk migas menjadi sangat terbatas. Tidak ada gunanya debat darat atau laut tanpa mengikutsertakan pendana. Dengan modal yang "scarce" saat ini dan banjirnya proyek LNG didunia, saya perkirakan INPEX tidak akan memberikan prioritas untuk Masela. Hal ke-2 adalah kepercayaan. Penanam modal menjadi was-was kalau Pemerintah begitu saja bisa membalik. Kalau Pemerintah bisa begitu saja memutuskan sepihak, penanam modal pasti akan bertanya. Apakah hal ini tidak akan terjadi lagi kelak kalau Pemerintahan ganti? Hal ke-3, Indonesia terkenal sangat lelet dalam pengambilan keputusan. Hal ini karena Indonesia tidak ikut menanamkan modalnya hingga tidak memikirikan cost of funds. INPEX menemukan Masela bersamaan dengan lapangan gas Ichthys di offshore Western /Australia sekitar tahun 2000. Besarnya cadangan gas similar. Pengelola sama, INPEX. Tetapi FID (Final Investment Decision) lapangan Ichthys telah disetujui tahun 2011/2012 dan pembangunan telah dimulai sejak FID disetujui. Hal ke-4, untuk proyek raksasa seperti Masela, risiko kesalahan besar sekali. Proyek raksasa LNG Gorgon biayanya naik sampai 100% dari biaya semula. Banyak pemgeluaran tidak terduga dalam pengolahan frontier area. Proyeksi mana yang lebih murah tidak banyak berarti. Hal ke-5. Kewibawaan ESDM dan SKKMIGA
Re: [iagi-net] Fw: Proyek Kilang LNG Masela akhirnya men"darat"juga
Menilik 3 onshore LNG yg sdh/pernah ada: Arun, Bontang dan Tangguh, kok saya agak ragu dgn efek regional yg diimpikan tsb. Bahkan yg msh berjalan skg, Tangguh train 3, walau lbh 30% akan dipakai domestik nyatanya blm ada pembangunan industri hilir di sanaapalagi berharap akan ada kota spt Balikpapan Yang pernah di Balikpapan tentu paham bahwa berkembangnya Balikpapan itu bkn hanya dari migas tapi juga industri lain: pertambangan dan hasil hutan. Bontang...? Mulai sejak masih 8 train sampai skg tggl 3 train yg beroperasi rasanya juga tdk banyak perubahannya...termsk industri hilirnya... Jadi mimpi apa sebenarnya yg dikejar di tempat terpencil spt kawasan Aru tsb..? Salam, On Wednesday, March 30, 2016, Rahmawan Helmi wrote: > Perencanaan janga panjang . . . ? > Seneng nya short cut . . . . . . > > Memang kalo di darat ongkos sosialnya lebih dominan . . . > > oh bangsa ku . . . . . > > Go Green Energy > Sustainable development > > *Rahmawan Helmi* > GeologistNPA3541 > GeoUnpad-MIG89 > Geotermal.ITB-2011 > DisESDM.ProvJabar > +62 853 9542 0580 > > Pada 30 Maret 2016 10.50, Yanto R. Sumantri < > SRS0-C8A6=P2=yahoo.com=yrs_...@iagi.or.id > > > menulis: > >> Pak Ong >> >> Empat hal yang diketengahkan oleh Bapak memang faktual dan sangat >> berpengaruh untuk perkembangan indusstri dan bisnis di Inonesia dimasa men >> datang. >> Iming2 akan ada satu kota Balikpapan yang merupakan mimipnya pak Ramli >> diramu dengan akan adanya perkembangan ekonomi di Indonesia Timur merupakan >> obat mujarab yang dipakai oleh RR dalam mempengaruhi Presiden JKW. >> >> Sebenarnya dalam kondisi harga minyak seperti sekarang plus kondisi pasar >> LNG yang sangat ketat PENGHIANATAN ataskomitmen perundangan dalam mengatur >> KKKS agak sulit untuk menebak arah kemana Proyek Masela ini. >> >> Yang jelas "KEPASTIAN HUKUM" sebagai salah satu syarat utk menarik >> investasi LN / DN telah ternoda dengan alasan yang sangat politis yaitu >> demi memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Indonesia Timur suatu >> alasan yang benar dan masuk akal. >> >> Pertanyaannya adalah : Apakah utk memberikan "porsi lebih" kepada >> masyarakat Indonesia Timur kita harus "jalir jangji" dan melanggar suatu >> Keputusan Pemerintah cq MenESDM sesuai UU/Peraturan mengenai KKKS yang >> berlaku ? >> >> Apakah tidak ada jalan lain utk memberikan porsi lebih kepada Daerah >> Penghasil ? >> Saya kira ada celahnya yaitu dengan melakukan perubahan/penambahan >> persentase atas porsi/bagian daerah menurut UU yg berlaku saatini walaupun >> lolasi berada diluar laut satu propinsi , jadi merupakan kewenangan >> Pemerintah Pusat. >> Mekanismenya kan bisa melalui PERPRES pengganti UU. >> >> Dengan demikian kita tidak perlu mendapat cap sebagai Bangsa yang mudah >> melupakan janji, dan menjadi bangsa Indonesia yang mulutnya bisa dipercaya. >> >> Maaf , dalam kasus ini ada benarnya sinayalemen pihak oposisi bahwa >> leadership pak JKW terbukti kurang kuat. >> >> si Abah >> >> >> >> >> >> >> >> On Wednesday, March 30, 2016 9:59 AM, Ong Han Ling > > wrote: >> >> >> Teman-teman IAGI, >> >> Proyek Kilang LNG Masela masih terbang, bahkan terbangnya sekarang tanpa >> arah. >> >> Tulisan Sdr. Salis Aprilian sangat comprehensive. Beliau menguasai >> tahap-tahap pengembangan suatu LNG. >> >> Menurut saya pembahasan yang cukup lama antara Menteri ESDM dan Bapak >> Rizal Ramli telah mengambil waktu dan energy semua pihak tanpa banyak >> manfaatnya. >> >> Yang saat ini berperan adalah keekonomian proyek. Harga minyak anjlok >> sampai 70%. Modal untuk migas menjadi sangat terbatas. Tidak ada gunanya >> debat darat atau laut tanpa mengikutsertakan pendana. Dengan modal yang >> "scarce" saat ini dan banjirnya proyek LNG didunia, saya perkirakan INPEX >> tidak akan memberikan prioritas untuk Masela. >> >> Hal ke-2 adalah kepercayaan. Penanam modal menjadi was-was kalau >> Pemerintah begitu saja bisa membalik. Kalau Pemerintah bisa begitu saja >> memutuskan sepihak, penanam modal pasti akan bertanya. Apakah hal ini >> tidak akan terjadi lagi kelak kalau Pemerintahan ganti? >> >> Hal ke-3, Indonesia terkenal sangat lelet dalam pengambilan keputusan. >> Hal ini karena Indonesia tidak ikut menanamkan modalnya hingga tidak >> memikirikan cost of funds. INPEX menemukan Masela bersamaan dengan lapangan >> gas Ichthys di offshore Western /Australia sekitar tahun 2000. Besarnya >> cadangan gas similar. Pengelola sama, INPEX. Tetapi FID (Final Investment >> Decision) lapangan Ichthys telah disetujui tahun 2011/2012 dan pembangunan >> telah dimulai sejak FID disetujui. >> >> Hal ke-4, untuk proyek raksasa seperti Masela, risiko kesalahan besar >> sekali. Proyek raksasa LNG Gorgon biayanya naik sampai 100% dari biaya >> semula. Banyak pemgeluaran tidak terduga dalam pengolahan frontier area. >> Proyeksi mana yang lebih murah tidak banyak berarti. >> >> Hal ke-5. Kewibawaan ESDM dan SKKMIGAS yang membawahi MIGAS menjadi >> pertanyaan. >> >> Menurut saya untuk Masela kita telah mundur d
Re: [iagi-net] Fw: Proyek Kilang LNG Masela akhirnya men"darat"juga
Perencanaan janga panjang . . . ? Seneng nya short cut . . . . . . Memang kalo di darat ongkos sosialnya lebih dominan . . . oh bangsa ku . . . . . Go Green Energy Sustainable development *Rahmawan Helmi* GeologistNPA3541 GeoUnpad-MIG89 Geotermal.ITB-2011 DisESDM.ProvJabar +62 853 9542 0580 Pada 30 Maret 2016 10.50, Yanto R. Sumantri < SRS0-C8A6=P2=yahoo.com=yrs_...@iagi.or.id> menulis: > Pak Ong > > Empat hal yang diketengahkan oleh Bapak memang faktual dan sangat > berpengaruh untuk perkembangan indusstri dan bisnis di Inonesia dimasa men > datang. > Iming2 akan ada satu kota Balikpapan yang merupakan mimipnya pak Ramli > diramu dengan akan adanya perkembangan ekonomi di Indonesia Timur merupakan > obat mujarab yang dipakai oleh RR dalam mempengaruhi Presiden JKW. > > Sebenarnya dalam kondisi harga minyak seperti sekarang plus kondisi pasar > LNG yang sangat ketat PENGHIANATAN ataskomitmen perundangan dalam mengatur > KKKS agak sulit untuk menebak arah kemana Proyek Masela ini. > > Yang jelas "KEPASTIAN HUKUM" sebagai salah satu syarat utk menarik > investasi LN / DN telah ternoda dengan alasan yang sangat politis yaitu > demi memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Indonesia Timur suatu > alasan yang benar dan masuk akal. > > Pertanyaannya adalah : Apakah utk memberikan "porsi lebih" kepada > masyarakat Indonesia Timur kita harus "jalir jangji" dan melanggar suatu > Keputusan Pemerintah cq MenESDM sesuai UU/Peraturan mengenai KKKS yang > berlaku ? > > Apakah tidak ada jalan lain utk memberikan porsi lebih kepada Daerah > Penghasil ? > Saya kira ada celahnya yaitu dengan melakukan perubahan/penambahan > persentase atas porsi/bagian daerah menurut UU yg berlaku saatini walaupun > lolasi berada diluar laut satu propinsi , jadi merupakan kewenangan > Pemerintah Pusat. > Mekanismenya kan bisa melalui PERPRES pengganti UU. > > Dengan demikian kita tidak perlu mendapat cap sebagai Bangsa yang mudah > melupakan janji, dan menjadi bangsa Indonesia yang mulutnya bisa dipercaya. > > Maaf , dalam kasus ini ada benarnya sinayalemen pihak oposisi bahwa > leadership pak JKW terbukti kurang kuat. > > si Abah > > > > > > > > On Wednesday, March 30, 2016 9:59 AM, Ong Han Ling > wrote: > > > Teman-teman IAGI, > > Proyek Kilang LNG Masela masih terbang, bahkan terbangnya sekarang tanpa > arah. > > Tulisan Sdr. Salis Aprilian sangat comprehensive. Beliau menguasai > tahap-tahap pengembangan suatu LNG. > > Menurut saya pembahasan yang cukup lama antara Menteri ESDM dan Bapak > Rizal Ramli telah mengambil waktu dan energy semua pihak tanpa banyak > manfaatnya. > > Yang saat ini berperan adalah keekonomian proyek. Harga minyak anjlok > sampai 70%. Modal untuk migas menjadi sangat terbatas. Tidak ada gunanya > debat darat atau laut tanpa mengikutsertakan pendana. Dengan modal yang > "scarce" saat ini dan banjirnya proyek LNG didunia, saya perkirakan INPEX > tidak akan memberikan prioritas untuk Masela. > > Hal ke-2 adalah kepercayaan. Penanam modal menjadi was-was kalau > Pemerintah begitu saja bisa membalik. Kalau Pemerintah bisa begitu saja > memutuskan sepihak, penanam modal pasti akan bertanya. Apakah hal ini > tidak akan terjadi lagi kelak kalau Pemerintahan ganti? > > Hal ke-3, Indonesia terkenal sangat lelet dalam pengambilan keputusan. Hal > ini karena Indonesia tidak ikut menanamkan modalnya hingga tidak > memikirikan cost of funds. INPEX menemukan Masela bersamaan dengan lapangan > gas Ichthys di offshore Western /Australia sekitar tahun 2000. Besarnya > cadangan gas similar. Pengelola sama, INPEX. Tetapi FID (Final Investment > Decision) lapangan Ichthys telah disetujui tahun 2011/2012 dan pembangunan > telah dimulai sejak FID disetujui. > > Hal ke-4, untuk proyek raksasa seperti Masela, risiko kesalahan besar > sekali. Proyek raksasa LNG Gorgon biayanya naik sampai 100% dari biaya > semula. Banyak pemgeluaran tidak terduga dalam pengolahan frontier area. > Proyeksi mana yang lebih murah tidak banyak berarti. > > Hal ke-5. Kewibawaan ESDM dan SKKMIGAS yang membawahi MIGAS menjadi > pertanyaan. > > Menurut saya untuk Masela kita telah mundur dan kembali ke square one. > Arah tidak menentu. Banyak studi harus dilakukan temasuk terumbu karang > yang dikwatirkan Ibu Parvita. Hal seperti fauna dan flora yang kita anggap > sepele bisa mengagalkan proyek raksasa seperti Masela. > > Salam, > > HL Ong > > > *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of > *Parvita > Siregar > *Sent:* Tuesday, March 29, 2016 1:36 PM > *To:* iagi-net@iagi.or.id > *Subject:* Re: [iagi-net] Fw: Proyek Kilang LNG Masela akhirnya > men"darat"juga > > Selamat siang, > > Kalau di darat, di mana ya lokasinya? Apakah di kepulauan Tanimbar? > Sayang kalau di sana karena karangnya bagus. > > Parvita > > On Saturday, 26 March 2016, Yanto R. Sumantri yrs_...@iagi.or.id> wrote: > Rekan IAGI > > > Setelah gonjang ganjing sekian lama akhirnya pak JKW memutuskan untuk > menetapkan lokasi Kilang LNG dibangun didarat.Di