[iagi-net] Bubarkan Jur Geologi?

2018-05-15 Thread Ok Taufik
bagaimana menurut members semua, apa tujuan pendidikan Geologi..kalau
akhirnya tak bisa berkarya di bidang Geologi?, Ribuan Fresh Gaduate saat
ini tak bisa menyalurkan minatnya untuk berkarya karena tak ada peluan di
bidangnya.
masihkah layak disebut sarjana keahlian geologi kalau kerja di bank, dagang
kulliner, dllnya yg tak ada hubungan dengan pendidikannya.?

-- 
OK Taufik

Sent from my Computer®





Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)

No. Rek: 123 0085005314





Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.



Re: [iagi-net] Bubarkan Jur Geologi?

2018-05-15 Thread herman darman - herman_dar...@yahoo.com
Saya setuju dgn b. OK Taufik, kalau lulusan sarjana geologi terlalu banyak. 
Tapi di Indonesia kemungkinan mereka tidak siap terjun ke dunia pekerjaan 
dan/atau dunia pekerjaan banyak yang tidak siap menerima geolog. Beberapa kasus 
yang ingin saya sampaikan untuk dipikirkan:
1. Geolog sebagai guru geografi di SMA. Di Belanda beberapa geolog dari 
perusahaan minyak keluar dari perusahaan dan menjadi guru geografi di SMA. 
Tentu penghasilan tidak bisa dibandingkan tapi mereka punya kesenangan sendiri. 
2. Geolog sebagai tourist guide. Di Grand Canyon mereka merekrut geolog dengan 
BSc untuk jadi tourist guide. Saya coba cari peluang untuk jadi touris guide di 
Danau Toba, tapi travel agent takut, karena untuk cover flight dan hotel kami 
yang dari Jakarta sudah terlalu banyak ongkosnya. Belum termasuk gaji / tip. 
Lulusan ITM (bisa dibilang orang lokal) minta gaji terlalu tinggi juga. Jadi 
sementara ini tamu dari luar negeri, hanya dikasih cerita legenda saja mengenai 
terbentuknya Danau Toba. Sering kali tourist dari Singapore dan Hongkong lebih 
mengerti proses terbentuknya Danau Toba daripada touris guide lokalnya.3. 
Geolog untuk mencarikan air. Khususnya di Indonesia Timur, misalnya di Soe dan 
sekitar Kupang, masih sulit cari geolog yang bisa mencarikan air. Sebuah 
laporan geolistrik yang saya review bahkan tidak ada petanya sama sekali. 
Ketika ditanyakan mengenai petanya, mereka terbungkam. Karena memang bukan 
geolog, tapi hanya operator geolistrik.4. Geolog untuk Bank dan Perusahaan 
Asuransi. Meskipun tidak banyak ada teman2 saya yang keluar dari perusahaan dan 
bergabung dengan bank dan perusahaan asuransi. Yang di bank menjadi penasihat 
untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan minyak. Yang di asuransi, kebetulan 
bekas junior saya, justru lebih sering ke rig daripada di perusahan minya. Dia 
ke rig untuk mereview drilling program dan menentukan jumlah uang untuk 
asuransi. Shallow water vs deepwater, overpressure objective, shallow hazards, 
dll merupakan faktor2 yang dia ukur.5. Geolog sebagai akhli gemstone. Wah 
ahlinya, mang Okim ada di sini. bisa ditanyakan langsung. Saya pernah interview 
beliau untuk AAPG. Mungkin mang Okim juga sudah lupa. Saya interview beliau 
karena melihat ini merupakan peluang buat geolog yang tidak banyak 
dimanfaatkan. 
Sebagian besar lulusan geologi dibina untuk kerja di perusahaan, khususnya 
perusahaan minyak. Jarang dibina menjadi entrepreneur, untuk menciptakan 
lapangan pekerjaan.Saya juga masih belajar Herman DarmanIndogeo Social 
Enterpriseindogeose.weebly.com
HP/WA: +62 81310995828 

On Tuesday, May 15, 2018, 4:00:14 PM GMT+7, Ok Taufik  
wrote:  
 
 bagaimana menurut members semua, apa tujuan pendidikan Geologi..kalau akhirnya 
tak bisa berkarya di bidang Geologi?, Ribuan Fresh Gaduate saat ini tak bisa 
menyalurkan minatnya untuk berkarya karena tak ada peluan di bidangnya.
masihkah layak disebut sarjana keahlian geologi kalau kerja di bank, dagang 
kulliner, dllnya yg tak ada hubungan dengan pendidikannya.?

-- 
OK Taufik

Sent from my Computer®
 
  




Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)

No. Rek: 123 0085005314





Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.



Re: [iagi-net] Bubarkan Jur Geologi?

2018-05-15 Thread Arifnakula Hanif
Data Dikti terakhir Prodi S1 Teknik Geologi Ada 33 Universitas yang membuka
dan 4 untuk D3. jadi secara setiap tahun nya akan banyak meluluskan
ahli-ahli geologi yang mungkin masih banyak yang fresh grad dan di tambah
lagi trend harga komoditi sektor energi yang sangat fluktuasi beberapa
tahun ini, sehingga jarang sekali perusahaan untuk mengembangkan
eksplorasi, dan akibatnya ahli-ahli geologi yang masih fresh tidak banyak
yang berkontribusi, mungkin perlu adanya training-training dari
lembaga-lembaga ahli geologi untuk memberikan soft skill buat ahli-ahli
geologi yang masih fresh grad agar ketika harga komoditi trend naik lagi
maka bakal banyak serapan untuk jobs geologi atau bisa mengajarkan cara
untuk usaha di bidang geologi baik masalah geowisata, atau  batu mulia.

Salam hormat
Arif Hanif Hidayat

Pada tanggal Sel, 15 Mei 2018 16:41, herman darman - herman_dar...@yahoo.com
 menulis:

> Saya setuju dgn b. OK Taufik, kalau lulusan sarjana geologi terlalu
> banyak. Tapi di Indonesia kemungkinan mereka tidak siap terjun ke dunia
> pekerjaan dan/atau dunia pekerjaan banyak yang tidak siap menerima geolog.
> Beberapa kasus yang ingin saya sampaikan untuk dipikirkan:
> 1. Geolog sebagai guru geografi di SMA. Di Belanda beberapa geolog dari
> perusahaan minyak keluar dari perusahaan dan menjadi guru geografi di SMA.
> Tentu penghasilan tidak bisa dibandingkan tapi mereka punya kesenangan
> sendiri.
> 2. Geolog sebagai tourist guide. Di Grand Canyon mereka merekrut geolog
> dengan BSc untuk jadi tourist guide. Saya coba cari peluang untuk jadi
> touris guide di Danau Toba, tapi travel agent takut, karena untuk cover
> flight dan hotel kami yang dari Jakarta sudah terlalu banyak ongkosnya.
> Belum termasuk gaji / tip. Lulusan ITM (bisa dibilang orang lokal) minta
> gaji terlalu tinggi juga. Jadi sementara ini tamu dari luar negeri, hanya
> dikasih cerita legenda saja mengenai terbentuknya Danau Toba. Sering kali
> tourist dari Singapore dan Hongkong lebih mengerti proses terbentuknya
> Danau Toba daripada touris guide lokalnya.
> 3. Geolog untuk mencarikan air. Khususnya di Indonesia Timur, misalnya di
> Soe dan sekitar Kupang, masih sulit cari geolog yang bisa mencarikan air.
> Sebuah laporan geolistrik yang saya review bahkan tidak ada petanya sama
> sekali. Ketika ditanyakan mengenai petanya, mereka terbungkam. Karena
> memang bukan geolog, tapi hanya operator geolistrik.
> 4. Geolog untuk Bank dan Perusahaan Asuransi. Meskipun tidak banyak ada
> teman2 saya yang keluar dari perusahaan dan bergabung dengan bank dan
> perusahaan asuransi. Yang di bank menjadi penasihat untuk memberikan
> pinjaman kepada perusahaan minyak. Yang di asuransi, kebetulan bekas junior
> saya, justru lebih sering ke rig daripada di perusahan minya. Dia ke rig
> untuk mereview drilling program dan menentukan jumlah uang untuk asuransi.
> Shallow water vs deepwater, overpressure objective, shallow hazards, dll
> merupakan faktor2 yang dia ukur.
> 5. Geolog sebagai akhli gemstone. Wah ahlinya, mang Okim ada di sini. bisa
> ditanyakan langsung. Saya pernah interview beliau untuk AAPG. Mungkin mang
> Okim juga sudah lupa. Saya interview beliau karena melihat ini merupakan
> peluang buat geolog yang tidak banyak dimanfaatkan.
>
> Sebagian besar lulusan geologi dibina untuk kerja di perusahaan, khususnya
> perusahaan minyak. Jarang dibina menjadi entrepreneur, untuk menciptakan
> lapangan pekerjaan.
> Saya juga masih belajar
>
> *Herman Darman*
> Indogeo Social Enterprise
>
> *indogeose.weebly.com HP/WA: +62 81310995828*
>
>
> On Tuesday, May 15, 2018, 4:00:14 PM GMT+7, Ok Taufik 
> wrote:
>
>
> bagaimana menurut members semua, apa tujuan pendidikan Geologi..kalau
> akhirnya tak bisa berkarya di bidang Geologi?, Ribuan Fresh Gaduate saat
> ini tak bisa menyalurkan minatnya untuk berkarya karena tak ada peluan di
> bidangnya.
> masihkah layak disebut sarjana keahlian geologi kalau kerja di bank,
> dagang kulliner, dllnya yg tak ada hubungan dengan pendidikannya.?
>
> --
> OK Taufik
>
> Sent from my Computer®
>
>
>
> 
>
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
> No. Rek: 123 0085005314
>
> 
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> 
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of
> any information posted on IAGI mailing list.
>
>


Re: [iagi-net] Bubarkan Jur Geologi?

2018-05-15 Thread sonny t pangestu - sonnytpange...@yahoo.com
 molai saja berkarya sendiri.tidak perlu menunggu dapat lowongan atau 
bergantung kepada orang lain.kalo bisa bikin lowongan kerja.pergilah ke luar 
rumah ke luar kampung ke luar pulau...huiiih banyak banget yang bisa dikerjakan.
On Tuesday, May 15, 2018, 4:00:34 PM GMT+7, Ok Taufik  
wrote:  
 
 bagaimana menurut members semua, apa tujuan pendidikan Geologi..kalau akhirnya 
tak bisa berkarya di bidang Geologi?, Ribuan Fresh Gaduate saat ini tak bisa 
menyalurkan minatnya untuk berkarya karena tak ada peluan di bidangnya.
masihkah layak disebut sarjana keahlian geologi kalau kerja di bank, dagang 
kulliner, dllnya yg tak ada hubungan dengan pendidikannya.?

-- 
OK Taufik

Sent from my Computer®
 


Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
No. Rek: 123 0085005314


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.

  




Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)

No. Rek: 123 0085005314





Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.



Re: [iagi-net] Bubarkan Jur Geologi?

2018-05-15 Thread Ok Taufik
kitabicara utk pendidikan geologi itu sendiri , kalau memang tamatan
pendidikan Geologi harus usaha di bidang lain..kan artinya tak kena sasaran
dengan pendidikan tersebut, apa sebaiknya tak dibatasin Jurusan
Geologinya..baik dari sisi lulusan dan keberadaan di PT nya.

On Tue, May 15, 2018 at 7:47 PM, sonny t pangestu - sonnytpange...@yahoo.com
 wrote:

> molai saja berkarya sendiri.
> tidak perlu menunggu dapat lowongan atau bergantung kepada orang lain.
> kalo bisa bikin lowongan kerja.
> pergilah ke luar rumah ke luar kampung ke luar pulau...huiiih banyak
> banget yang bisa dikerjakan.
>
> On Tuesday, May 15, 2018, 4:00:34 PM GMT+7, Ok Taufik 
> wrote:
>
>
> bagaimana menurut members semua, apa tujuan pendidikan Geologi..kalau
> akhirnya tak bisa berkarya di bidang Geologi?, Ribuan Fresh Gaduate saat
> ini tak bisa menyalurkan minatnya untuk berkarya karena tak ada peluan di
> bidangnya.
> masihkah layak disebut sarjana keahlian geologi kalau kerja di bank,
> dagang kulliner, dllnya yg tak ada hubungan dengan pendidikannya.?
>
> --
> OK Taufik
>
> Sent from my Computer®
>
>
> 
>
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
> No. Rek: 123 0085005314
>
> 
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> 
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of
> any information posted on IAGI mailing list.
>
>
> 
>
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
> No. Rek: 123 0085005314
>
> 
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> 
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of
> any information posted on IAGI mailing list.
>
>


-- 
OK Taufik

Sent from my Computer®





Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)

No. Rek: 123 0085005314





Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.



Re: [iagi-net] Bubarkan Jur Geologi?

2018-05-15 Thread sonny t pangestu - sonnytpange...@yahoo.com
 jangan dibatasi.biarkan merdeka.dia akan ada jalannya sendiri.geologi tuh 
landasannya segala ilmu, ngumpul di geologi.bisa di musik'bisa di makananbisa 
di kopi.bisa di wisatabisa di pemanduan

On Tuesday, May 15, 2018, 7:55:46 PM GMT+7, Ok Taufik  
wrote: kitabicara utk pendidikan geologi itu sendiri , kalau memang tamatan 
pendidikan Geologi harus usaha di bidang lain..kan artinya tak kena sasaran 
dengan pendidikan tersebut, apa sebaiknya tak dibatasin Jurusan 
Geologinya..baik dari sisi lulusan dan keberadaan di PT nya.
On Tue, May 15, 2018 at 7:47 PM, sonny t pangestu - sonnytpange...@yahoo.com 
 wrote:

 molai saja berkarya sendiri.tidak perlu menunggu dapat lowongan atau 
bergantung kepada orang lain.kalo bisa bikin lowongan kerja.pergilah ke luar 
rumah ke luar kampung ke luar pulau...huiiih banyak banget yang bisa dikerjakan.
On Tuesday, May 15, 2018, 4:00:34 PM GMT+7, Ok Taufik  
wrote:  
 
 bagaimana menurut members semua, apa tujuan pendidikan Geologi..kalau akhirnya 
tak bisa berkarya di bidang Geologi?, Ribuan Fresh Gaduate saat ini tak bisa 
menyalurkan minatnya untuk berkarya karena tak ada peluan di bidangnya.
masihkah layak disebut sarjana keahlian geologi kalau kerja di bank, dagang 
kulliner, dllnya yg tak ada hubungan dengan pendidikannya.?

-- 
OK Taufik

Sent from my Computer®
 
-- --

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
No. Rek: 123 0085005314

-- --
Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or. id
-- --
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.

  
-- --

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
No. Rek: 123 0085005314

-- --
Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or. id
-- --
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.





-- 
OK Taufik

Sent from my Computer®
 


Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
No. Rek: 123 0085005314


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.

  




Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)

No. Rek: 123 0085005314





Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.



Re: [iagi-net] Bubarkan Jur Geologi?

2018-05-15 Thread bachtiar
Setuju dengan Kang Sonny Trisunu.

Teruskan mendidik pemaham dan pengamal Ilmu Geologi  tanpa harus 
terkungkung oleh pandangan sempit bahwa belajar geologi itu untuk jadi 
geologist yg kerja di bidang ekstraksi sumberdaya bumi dan atau lingkungan, 
kebencanaan, keteknikan dan sejenisnya yg berhubungan. 

Karena pada dasarnya: pengetahuan dan pemahaman tentang geologi, bumi, dan alam 
semesta pada umumnya kalau dilakukan dengan sebenar-benarnya melalui laku 
SANTRI MESU -GURU TULADA akan menghasilkan manusia yg siap paripurna lewat 
pengamalan ilmu geologi-nya itu LEWAT JALAN APAPUN JUGA; bukan hanya 
mengekstraksi sumberdaya kebumian saja tapi di semua aspek kehidupan yg 
berinteraksi dengannya.

Mungkin agak2 filosofis sifatnya, tetapi saya yakin banyak sdh contoh2 
diberikan oleh berbagai macam profesi yg digeluti oleh para santri lulusan 
pendidikan geologi, di seluruh dunia.

Jadi, lanjut saja!!


ADB - geologist merdeka

Sent from my iPhone

> On 15 May 2018, at 15.49, sonny t pangestu - sonnytpange...@yahoo.com 
>  wrote:
> 
> jangan dibatasi.
> biarkan merdeka.
> dia akan ada jalannya sendiri.
> geologi tuh landasannya segala ilmu, ngumpul di geologi.
> bisa di musik'
> bisa di makanan
> bisa di kopi.
> bisa di wisata
> bisa di pemanduan
> 
> 
> On Tuesday, May 15, 2018, 7:55:46 PM GMT+7, Ok Taufik  
> wrote:
> kitabicara utk pendidikan geologi itu sendiri , kalau memang tamatan 
> pendidikan Geologi harus usaha di bidang lain..kan artinya tak kena sasaran 
> dengan pendidikan tersebut, apa sebaiknya tak dibatasin Jurusan 
> Geologinya..baik dari sisi lulusan dan keberadaan di PT nya.
> 
> On Tue, May 15, 2018 at 7:47 PM, sonny t pangestu - sonnytpange...@yahoo.com 
>  wrote:
> molai saja berkarya sendiri.
> tidak perlu menunggu dapat lowongan atau bergantung kepada orang lain.
> kalo bisa bikin lowongan kerja.
> pergilah ke luar rumah ke luar kampung ke luar pulau...huiiih banyak banget 
> yang bisa dikerjakan.
> 
> On Tuesday, May 15, 2018, 4:00:34 PM GMT+7, Ok Taufik  
> wrote:
> 
> 
> bagaimana menurut members semua, apa tujuan pendidikan Geologi..kalau 
> akhirnya tak bisa berkarya di bidang Geologi?, Ribuan Fresh Gaduate saat ini 
> tak bisa menyalurkan minatnya untuk berkarya karena tak ada peluan di 
> bidangnya.
> masihkah layak disebut sarjana keahlian geologi kalau kerja di bank, dagang 
> kulliner, dllnya yg tak ada hubungan dengan pendidikannya.?
> 
> -- 
> OK Taufik
> 
> Sent from my Computer®
>  
> 
> -- --
> 
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
> No. Rek: 123 0085005314
> 
> -- --
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or. id
> -- --
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
> limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the 
> use of 
> any information posted on IAGI mailing list.
> 
> 
> -- --
> 
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
> No. Rek: 123 0085005314
> 
> -- --
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or. id
> -- --
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
> limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the 
> use of 
> any information posted on IAGI mailing list.
> 
> 
> 
> 
> -- 
> OK Taufik
> 
> Sent from my Computer®
>  
> 
> 
> 
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
> No. Rek: 123 0085005314
> 
> 
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> 
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
> 

Re: [iagi-net] Bubarkan Jur Geologi?

2018-05-15 Thread liamsi
Ikutan Urun rembug biar ramai lagi millis IAGI:

Kita kembalikan ke Tujuan dari Pendidikan , apakah untuk mendidik agar dpt
menguasai ilmu Geologi , dan terserah mau diapakan dg ilmu yg sdh
diperolehnya tsb ( terserah mau kerja dimanapun )
 atau untuk menyiapkan tenaga kerja dg berbekal ilmu geologi ( untuk
mendapatkan pekerjaan dg modal ilmunya tsb di bidang geologi )

kalau yg pertama tujuanya , ya tetap jalan saja berapaun jumlah lulusanya,
biar nanti "pasar"yg akan menetukan keberlangsunganya pendidikan tsb (
kalau sedikit yg minat kan lama lama tutup dg sendirinya )

Kalau yg kedua , ini baru dilakukan kajian apakah memang pekerjaan bidang
geologi sdh jenuh.

Bagaimana kalau diadakan kuisioner pd mhs baru < apa tujuan masuk
geologi.berapa persen yg menginginkan bekerja di bidang geologi (
dapat pekerjaan di bidangnya )

Kalau masalah pekerjaan diluar bidangnya ( di bank , buka toko, jadi agen
perjalanan ...dll yg tdk ada hubungan dg ilmu nya ) itu bukan di geologi
saja di disiplin apapun bisa , tdk perlu susah susah ambil geologi kalau
memang tujuan akhirnya spt itu

Kira kira faktor  apa yg menjadikan lowongan untuk geologi lesu :

1. Idustri ektraksi khususnya migas dan mining  Lesu

2. Kebanyakn lulusanya ( banyak jurusan geologi )

3. daya serap diluar bid ektraksi sedikit ( PNS , konsultan )

4...

5..

biasanya "pasar"...itu pragmatis.Jurusan  yg gampang cari kerjaan yg
akan banyak dipilih jadi akhirnya pasar yg menentukan keberlangsungan
keberadaan jurusan geologi

ISM



> kitabicara utk pendidikan geologi itu sendiri , kalau memang tamatan
> pendidikan Geologi harus usaha di bidang lain..kan artinya tak kena
> sasaran
> dengan pendidikan tersebut, apa sebaiknya tak dibatasin Jurusan
> Geologinya..baik dari sisi lulusan dan keberadaan di PT nya.
>
> On Tue, May 15, 2018 at 7:47 PM, sonny t pangestu -
> sonnytpange...@yahoo.com
>  wrote:
>
>> molai saja berkarya sendiri.
>> tidak perlu menunggu dapat lowongan atau bergantung kepada orang lain.
>> kalo bisa bikin lowongan kerja.
>> pergilah ke luar rumah ke luar kampung ke luar pulau...huiiih banyak
>> banget yang bisa dikerjakan.
>>
>> On Tuesday, May 15, 2018, 4:00:34 PM GMT+7, Ok Taufik
>> 
>> wrote:
>>
>>
>> bagaimana menurut members semua, apa tujuan pendidikan Geologi..kalau
>> akhirnya tak bisa berkarya di bidang Geologi?, Ribuan Fresh Gaduate saat
>> ini tak bisa menyalurkan minatnya untuk berkarya karena tak ada peluan
>> di
>> bidangnya.
>> masihkah layak disebut sarjana keahlian geologi kalau kerja di bank,
>> dagang kulliner, dllnya yg tak ada hubungan dengan pendidikannya.?
>>
>> --
>> OK Taufik
>>
>> Sent from my Computer®
>>
>>
>> 
>>
>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
>> No. Rek: 123 0085005314
>>
>> 
>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>> 
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but
>> not
>> limited
>> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
>> resulting
>> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
>> the use of
>> any information posted on IAGI mailing list.
>>
>>
>> 
>>
>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
>> No. Rek: 123 0085005314
>>
>> 
>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>> 
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but
>> not
>> limited
>> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
>> resulting
>> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
>> the use of
>> any information posted on IAGI mailing list.
>>
>>
>
>
> --
> OK Taufik
>
> Sent from my Computer®
>
> 
>
>
>
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
>
> No. Rek: 123 0085005314
>
>
>
> 
>
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>
> ---

Re: [iagi-net] Bubarkan Jur Geologi?

2018-05-15 Thread S. (Daru) Prihatmoko
Boleh juga dibuat survey/ questionnaire spt itu pak Ismail

Untuk menyegarkan ingatan sj, kalau ingin tetap kerja dijalur geologi, ada 
setidaknya 3 kelompok kegeologian lain selain georesources (migas dan minerba), 
yaitu 

Geoengineering - atau “geo-infrastruktur”. Ditengah maraknya pembangunan 
infrastruktur saat ini, banyak opportunity bisa digali dan tangkap termasuk 
proyek2 suport nya

Geoenvironment yg berperan banyak utamanya di konservasi lingkungan geologi, 
tapi tak terkecuali geolingkungan yg mengarah ke remediasi dan rehabilitasi 
lingkungan. Masih di jalur ini, geowisata menjadi opportunity lapangan kerja yg 
menjanjikan. Bbrp contoh sukses telah ditunjukkan oleh banyak geosaintis muda 
Indonesia. 

Geohazard yg berkaitan dng penanganan dan mitigasi bencana geologi. Bidang ini 
demandnya makin tinggi krn semakin banyak orang yg sadar bencana.

Ketiga bidang di atas masih kurang disentuh dibanding bidang ekstraksi (migas 
dan minerba), dan masih sangat luas area yg bisa dikembangkan.

Tambahan lagi sektor EBTKE (di antaranya panas bumi) telah juga menjadi 
primadona baru bagi lulusan geologi. 

Salam,
Daru
Sent from my mobile device

> On May 15, 2018, at 21:18, lia...@indo.net.id wrote:
> 
> Ikutan Urun rembug biar ramai lagi millis IAGI:
> 
> Kita kembalikan ke Tujuan dari Pendidikan , apakah untuk mendidik agar dpt
> menguasai ilmu Geologi , dan terserah mau diapakan dg ilmu yg sdh
> diperolehnya tsb ( terserah mau kerja dimanapun )
> atau untuk menyiapkan tenaga kerja dg berbekal ilmu geologi ( untuk
> mendapatkan pekerjaan dg modal ilmunya tsb di bidang geologi )
> 
> kalau yg pertama tujuanya , ya tetap jalan saja berapaun jumlah lulusanya,
> biar nanti "pasar"yg akan menetukan keberlangsunganya pendidikan tsb (
> kalau sedikit yg minat kan lama lama tutup dg sendirinya )
> 
> Kalau yg kedua , ini baru dilakukan kajian apakah memang pekerjaan bidang
> geologi sdh jenuh.
> 
> Bagaimana kalau diadakan kuisioner pd mhs baru < apa tujuan masuk
> geologi.berapa persen yg menginginkan bekerja di bidang geologi (
> dapat pekerjaan di bidangnya )
> 
> Kalau masalah pekerjaan diluar bidangnya ( di bank , buka toko, jadi agen
> perjalanan ...dll yg tdk ada hubungan dg ilmu nya ) itu bukan di geologi
> saja di disiplin apapun bisa , tdk perlu susah susah ambil geologi kalau
> memang tujuan akhirnya spt itu
> 
> Kira kira faktor  apa yg menjadikan lowongan untuk geologi lesu :
> 
> 1. Idustri ektraksi khususnya migas dan mining  Lesu
> 
> 2. Kebanyakn lulusanya ( banyak jurusan geologi )
> 
> 3. daya serap diluar bid ektraksi sedikit ( PNS , konsultan )
> 
> 4...
> 
> 5..
> 
> biasanya "pasar"...itu pragmatis.Jurusan  yg gampang cari kerjaan yg
> akan banyak dipilih jadi akhirnya pasar yg menentukan keberlangsungan
> keberadaan jurusan geologi
> 
> ISM
> 
> 
> 
>> kitabicara utk pendidikan geologi itu sendiri , kalau memang tamatan
>> pendidikan Geologi harus usaha di bidang lain..kan artinya tak kena
>> sasaran
>> dengan pendidikan tersebut, apa sebaiknya tak dibatasin Jurusan
>> Geologinya..baik dari sisi lulusan dan keberadaan di PT nya.
>> 
>> On Tue, May 15, 2018 at 7:47 PM, sonny t pangestu -
>> sonnytpange...@yahoo.com
>>  wrote:
>> 
>>> molai saja berkarya sendiri.
>>> tidak perlu menunggu dapat lowongan atau bergantung kepada orang lain.
>>> kalo bisa bikin lowongan kerja.
>>> pergilah ke luar rumah ke luar kampung ke luar pulau...huiiih banyak
>>> banget yang bisa dikerjakan.
>>> 
>>> On Tuesday, May 15, 2018, 4:00:34 PM GMT+7, Ok Taufik
>>> 
>>> wrote:
>>> 
>>> 
>>> bagaimana menurut members semua, apa tujuan pendidikan Geologi..kalau
>>> akhirnya tak bisa berkarya di bidang Geologi?, Ribuan Fresh Gaduate saat
>>> ini tak bisa menyalurkan minatnya untuk berkarya karena tak ada peluan
>>> di
>>> bidangnya.
>>> masihkah layak disebut sarjana keahlian geologi kalau kerja di bank,
>>> dagang kulliner, dllnya yg tak ada hubungan dengan pendidikannya.?
>>> 
>>> --
>>> OK Taufik
>>> 
>>> Sent from my Computer®
>>> 
>>> 
>>> 
>>> 
>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
>>> No. Rek: 123 0085005314
>>> 
>>> 
>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>>> 
>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
>>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but
>>> not
>>> limited
>>> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
>>> resulting
>>> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
>>> the use of
>>> any information posted on IAGI mailing list.
>>> 
>>> 
>>> 

Re: [iagi-net] Bubarkan Jur Geologi?

2018-05-15 Thread Ok Taufik
 Betul Pak, itu yang tepat, kalau akhirnya semua lulusan Geologi harus
beralih ke bidang lain yg bisa dilakukan oleh jurusan lainnya ngapain masuk
jurusan ini. Walau quisener belum dilakukan, tapi saya berkeyakinan
sebagian besar lulusan SMA memilih Geologi karena minat mereka terhadap
Ilmu tersebut, baik sciencenya maupun peluang kerjanya. Informasi yg
diberikan melalui institusi pendidikan itu sendiri juga tak jauh dari hal
tersebut, Tak mungkin misalnya ada Intitusi Jur Geologi menginformasikan,
lulusan pendidikan geologi bisa membuka kuliner, buka toko, buka agrobisnis.

Harus jujur memberikan informasi ke calon mahasiswa, kemana mereka akan
mengabdikan ilmunya dan bagaimana peluangnya?, toh ini menyangkut
kepentingan masa depan anak didik.

On Tue, May 15, 2018 at 9:18 PM,  wrote:

> Ikutan Urun rembug biar ramai lagi millis IAGI:
>
> Kita kembalikan ke Tujuan dari Pendidikan , apakah untuk mendidik agar dpt
> menguasai ilmu Geologi , dan terserah mau diapakan dg ilmu yg sdh
> diperolehnya tsb ( terserah mau kerja dimanapun )
>  atau untuk menyiapkan tenaga kerja dg berbekal ilmu geologi ( untuk
> mendapatkan pekerjaan dg modal ilmunya tsb di bidang geologi )
>
> kalau yg pertama tujuanya , ya tetap jalan saja berapaun jumlah lulusanya,
> biar nanti "pasar"yg akan menetukan keberlangsunganya pendidikan tsb (
> kalau sedikit yg minat kan lama lama tutup dg sendirinya )
>
> Kalau yg kedua , ini baru dilakukan kajian apakah memang pekerjaan bidang
> geologi sdh jenuh.
>
> Bagaimana kalau diadakan kuisioner pd mhs baru < apa tujuan masuk
> geologi.berapa persen yg menginginkan bekerja di bidang geologi (
> dapat pekerjaan di bidangnya )
>
> Kalau masalah pekerjaan diluar bidangnya ( di bank , buka toko, jadi agen
> perjalanan ...dll yg tdk ada hubungan dg ilmu nya ) itu bukan di geologi
> saja di disiplin apapun bisa , tdk perlu susah susah ambil geologi kalau
> memang tujuan akhirnya spt itu
>
> Kira kira faktor  apa yg menjadikan lowongan untuk geologi lesu :
>
> 1. Idustri ektraksi khususnya migas dan mining  Lesu
>
> 2. Kebanyakn lulusanya ( banyak jurusan geologi )
>
> 3. daya serap diluar bid ektraksi sedikit ( PNS , konsultan )
>
> 4...
>
> 5..
>
> biasanya "pasar"...itu pragmatis.Jurusan  yg gampang cari kerjaan yg
> akan banyak dipilih jadi akhirnya pasar yg menentukan keberlangsungan
> keberadaan jurusan geologi
>
> ISM
>
>
>
> > kitabicara utk pendidikan geologi itu sendiri , kalau memang tamatan
> > pendidikan Geologi harus usaha di bidang lain..kan artinya tak kena
> > sasaran
> > dengan pendidikan tersebut, apa sebaiknya tak dibatasin Jurusan
> > Geologinya..baik dari sisi lulusan dan keberadaan di PT nya.
> >
> > On Tue, May 15, 2018 at 7:47 PM, sonny t pangestu -
> > sonnytpange...@yahoo.com
> >  wrote:
> >
> >> molai saja berkarya sendiri.
> >> tidak perlu menunggu dapat lowongan atau bergantung kepada orang lain.
> >> kalo bisa bikin lowongan kerja.
> >> pergilah ke luar rumah ke luar kampung ke luar pulau...huiiih banyak
> >> banget yang bisa dikerjakan.
> >>
> >> On Tuesday, May 15, 2018, 4:00:34 PM GMT+7, Ok Taufik
> >> 
> >> wrote:
> >>
> >>
> >> bagaimana menurut members semua, apa tujuan pendidikan Geologi..kalau
> >> akhirnya tak bisa berkarya di bidang Geologi?, Ribuan Fresh Gaduate saat
> >> ini tak bisa menyalurkan minatnya untuk berkarya karena tak ada peluan
> >> di
> >> bidangnya.
> >> masihkah layak disebut sarjana keahlian geologi kalau kerja di bank,
> >> dagang kulliner, dllnya yg tak ada hubungan dengan pendidikannya.?
> >>
> >> --
> >> OK Taufik
> >>
> >> Sent from my Computer®
> >>
> >>
> >> 
> >>
> >> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> >> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
> >> No. Rek: 123 0085005314
> >>
> >> 
> >> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> >> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> >> 
> >> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> >> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
> >> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but
> >> not
> >> limited
> >> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> >> resulting
> >> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> >> the use of
> >> any information posted on IAGI mailing list.
> >>
> >>
> >> 
> >>
> >> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> >> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
> >> No. Rek: 123 0085005314
> >>
> >> 
> >> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> >> Unsubscribe: iagi-net-unsu

Re: [iagi-net] Bubarkan Jur Geologi?

2018-05-15 Thread Anif Punto
Ikut sharing di diskusi menarik ini..

Saya termasuk lulusan geologi yang 'murtad' (istilah yang bbiasa saya
sampaikan ke rekan-rekan geologi..hehehe). Tapi kemurtadan itu sedikit
menipis beberapa tahun terakhir..

Sejak lulus geologi  tahun 1989 saya memilih profesi sebagai wartawan.
Pilihan profesi itu mungkin karena sejak mahasiswa sudah sering menulis di
koran (terutama Kedaulatan Rakyat) ditambah mengeloka majalah mahasiswa.

Ketika menjadi wartawan, saya banyak berkutat di masalah ekonomi, jadi
makin jauh aja dari geologi,, sebuah kemurtadan yang sempurna. Seandainya
ketika jadi wartawan banyak meliput ke minerba atau mitigasi bencana,
mungkin masih bau-bau geologi...

Geologi seolah sudah terlupakan...

Suatu kali mas RDP terpilih menjadi ketua umum IAGI. Saya diajak bergabung
dalam kepengurusan 'bayangan'. Begitu masuk di IAGI karena naluri saya
adalah wartawan, yang saya lihat pertama adalah 'apakah IAGI punya
penerbitan semacam majalah atau buletin?'' Ternyata ada yakni Buletin
Berita IAGI.

Beberapa waktu kemudian saya mengusulkan ke mas RDP, gimana kalau buletin
ini kita bikin majalah. Majalah itu nanti dikemas dalam gaya penulisan dan
liputan yang ilmiah populer. Jadi majalah itu  adalah sebuah bacaan
yang--mengambil jargon majalah Tempo--  'enak dibaca dan perlu' yang khusus
mengulas masalah yang terkait dengan kegeologian. Isi majalah harus
disesuaikan, baik liputan maupun penulisan, dengan anggota IAGI yang
profesinya beragam, meskipun mayoritas di migas dan minerba.

Akhirnya majalah Berita IAGI pun terbit.

Ketika ketua umum IAGI beralih dari mas RDP ke mas Sukmandaru, dilakukan
evaluasi dari beragam sisi, keputusannya majalah Berita IAGI terus
dilanjutkan, dan sampai sekarang terbit rutin tiga-empat kali dalam setahun.

Kalau saya tidak punya *background *geologi, saya kira saya cukup kesulitan
untuk mengelola majalah Berita IAGI. Meskipun majalah itu tidak menulis
secara teknis tentang geologi, tetapi tetap lah mengandung 'unsur-unsur'
geologi di dalamnya.

Jika pada akhirnya kehadiran majalah Berita IAGI bermanfaat bagi khazanah
pergeologian Indonesia, berarti 'kemurtadan' saya akhirnya turut berguna
juga dalam memajukan geologi Indonesia..

salam
anif punto











2018-05-16 5:52 GMT+07:00 Ok Taufik :

>  Betul Pak, itu yang tepat, kalau akhirnya semua lulusan Geologi harus
> beralih ke bidang lain yg bisa dilakukan oleh jurusan lainnya ngapain masuk
> jurusan ini. Walau quisener belum dilakukan, tapi saya berkeyakinan
> sebagian besar lulusan SMA memilih Geologi karena minat mereka terhadap
> Ilmu tersebut, baik sciencenya maupun peluang kerjanya. Informasi yg
> diberikan melalui institusi pendidikan itu sendiri juga tak jauh dari hal
> tersebut, Tak mungkin misalnya ada Intitusi Jur Geologi menginformasikan,
> lulusan pendidikan geologi bisa membuka kuliner, buka toko, buka agrobisnis.
>
> Harus jujur memberikan informasi ke calon mahasiswa, kemana mereka akan
> mengabdikan ilmunya dan bagaimana peluangnya?, toh ini menyangkut
> kepentingan masa depan anak didik.
>
> On Tue, May 15, 2018 at 9:18 PM,  wrote:
>
>> Ikutan Urun rembug biar ramai lagi millis IAGI:
>>
>> Kita kembalikan ke Tujuan dari Pendidikan , apakah untuk mendidik agar dpt
>> menguasai ilmu Geologi , dan terserah mau diapakan dg ilmu yg sdh
>> diperolehnya tsb ( terserah mau kerja dimanapun )
>>  atau untuk menyiapkan tenaga kerja dg berbekal ilmu geologi ( untuk
>> mendapatkan pekerjaan dg modal ilmunya tsb di bidang geologi )
>>
>> kalau yg pertama tujuanya , ya tetap jalan saja berapaun jumlah lulusanya,
>> biar nanti "pasar"yg akan menetukan keberlangsunganya pendidikan tsb (
>> kalau sedikit yg minat kan lama lama tutup dg sendirinya )
>>
>> Kalau yg kedua , ini baru dilakukan kajian apakah memang pekerjaan bidang
>> geologi sdh jenuh.
>>
>> Bagaimana kalau diadakan kuisioner pd mhs baru < apa tujuan masuk
>> geologi.berapa persen yg menginginkan bekerja di bidang geologi (
>> dapat pekerjaan di bidangnya )
>>
>> Kalau masalah pekerjaan diluar bidangnya ( di bank , buka toko, jadi agen
>> perjalanan ...dll yg tdk ada hubungan dg ilmu nya ) itu bukan di geologi
>> saja di disiplin apapun bisa , tdk perlu susah susah ambil geologi kalau
>> memang tujuan akhirnya spt itu
>>
>> Kira kira faktor  apa yg menjadikan lowongan untuk geologi lesu :
>>
>> 1. Idustri ektraksi khususnya migas dan mining  Lesu
>>
>> 2. Kebanyakn lulusanya ( banyak jurusan geologi )
>>
>> 3. daya serap diluar bid ektraksi sedikit ( PNS , konsultan )
>>
>> 4...
>>
>> 5..
>>
>> biasanya "pasar"...itu pragmatis.Jurusan  yg gampang cari kerjaan yg
>> akan banyak dipilih jadi akhirnya pasar yg menentukan keberlangsungan
>> keberadaan jurusan geologi
>>
>> ISM
>>
>>
>>
>> > kitabicara utk pendidikan geologi itu sendiri , kalau memang tamatan
>> > pendidikan Geologi harus usaha di bidang lain..kan artinya tak kena
>> > sasaran
>> > dengan pendidikan tersebut, apa sebaiknya tak dibatasin Jurusan
>> > Geo

Re: [iagi-net] Bubarkan Jur Geologi?

2018-05-15 Thread yoselena sunarto
Ikut Nimbrung Mas Mas..

Sebenernya lapangan pekerjaan lumayan banyak (ini bagi yang mau bener2
nyari, bisa dari media cetak, online, ataupun dari koneksi).
dan kebanyakan temen2 saya yang "murtad" dari Geologi itu memang dari
keinginan mereka sendiri.. ada yang dagang, kerja di bank dll..
memang mungkin peluang kerja kurang dan skrg dengan banyaknya prodi Geology
yang baru dibuka oleh beberapa kampus pasti menambah persaingan. Tapi kok
saya pikir sayang eh kalo dihilangkan.. hehheh✌✌


Pada 16 Mei 2018 09.53, Anif Punto  menulis:

> Ikut sharing di diskusi menarik ini..
>
> Saya termasuk lulusan geologi yang 'murtad' (istilah yang bbiasa saya
> sampaikan ke rekan-rekan geologi..hehehe). Tapi kemurtadan itu sedikit
> menipis beberapa tahun terakhir..
>
> Sejak lulus geologi  tahun 1989 saya memilih profesi sebagai wartawan.
> Pilihan profesi itu mungkin karena sejak mahasiswa sudah sering menulis di
> koran (terutama Kedaulatan Rakyat) ditambah mengeloka majalah mahasiswa.
>
> Ketika menjadi wartawan, saya banyak berkutat di masalah ekonomi, jadi
> makin jauh aja dari geologi,, sebuah kemurtadan yang sempurna. Seandainya
> ketika jadi wartawan banyak meliput ke minerba atau mitigasi bencana,
> mungkin masih bau-bau geologi...
>
> Geologi seolah sudah terlupakan...
>
> Suatu kali mas RDP terpilih menjadi ketua umum IAGI. Saya diajak bergabung
> dalam kepengurusan 'bayangan'. Begitu masuk di IAGI karena naluri saya
> adalah wartawan, yang saya lihat pertama adalah 'apakah IAGI punya
> penerbitan semacam majalah atau buletin?'' Ternyata ada yakni Buletin
> Berita IAGI.
>
> Beberapa waktu kemudian saya mengusulkan ke mas RDP, gimana kalau buletin
> ini kita bikin majalah. Majalah itu nanti dikemas dalam gaya penulisan dan
> liputan yang ilmiah populer. Jadi majalah itu  adalah sebuah bacaan
> yang--mengambil jargon majalah Tempo--  'enak dibaca dan perlu' yang khusus
> mengulas masalah yang terkait dengan kegeologian. Isi majalah harus
> disesuaikan, baik liputan maupun penulisan, dengan anggota IAGI yang
> profesinya beragam, meskipun mayoritas di migas dan minerba.
>
> Akhirnya majalah Berita IAGI pun terbit.
>
> Ketika ketua umum IAGI beralih dari mas RDP ke mas Sukmandaru, dilakukan
> evaluasi dari beragam sisi, keputusannya majalah Berita IAGI terus
> dilanjutkan, dan sampai sekarang terbit rutin tiga-empat kali dalam setahun.
>
> Kalau saya tidak punya *background *geologi, saya kira saya cukup
> kesulitan untuk mengelola majalah Berita IAGI. Meskipun majalah itu tidak
> menulis secara teknis tentang geologi, tetapi tetap lah mengandung
> 'unsur-unsur' geologi di dalamnya.
>
> Jika pada akhirnya kehadiran majalah Berita IAGI bermanfaat bagi khazanah
> pergeologian Indonesia, berarti 'kemurtadan' saya akhirnya turut berguna
> juga dalam memajukan geologi Indonesia..
>
> salam
> anif punto
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> 2018-05-16 5:52 GMT+07:00 Ok Taufik :
>
>>  Betul Pak, itu yang tepat, kalau akhirnya semua lulusan Geologi harus
>> beralih ke bidang lain yg bisa dilakukan oleh jurusan lainnya ngapain masuk
>> jurusan ini. Walau quisener belum dilakukan, tapi saya berkeyakinan
>> sebagian besar lulusan SMA memilih Geologi karena minat mereka terhadap
>> Ilmu tersebut, baik sciencenya maupun peluang kerjanya. Informasi yg
>> diberikan melalui institusi pendidikan itu sendiri juga tak jauh dari hal
>> tersebut, Tak mungkin misalnya ada Intitusi Jur Geologi menginformasikan,
>> lulusan pendidikan geologi bisa membuka kuliner, buka toko, buka agrobisnis.
>>
>> Harus jujur memberikan informasi ke calon mahasiswa, kemana mereka akan
>> mengabdikan ilmunya dan bagaimana peluangnya?, toh ini menyangkut
>> kepentingan masa depan anak didik.
>>
>> On Tue, May 15, 2018 at 9:18 PM,  wrote:
>>
>>> Ikutan Urun rembug biar ramai lagi millis IAGI:
>>>
>>> Kita kembalikan ke Tujuan dari Pendidikan , apakah untuk mendidik agar
>>> dpt
>>> menguasai ilmu Geologi , dan terserah mau diapakan dg ilmu yg sdh
>>> diperolehnya tsb ( terserah mau kerja dimanapun )
>>>  atau untuk menyiapkan tenaga kerja dg berbekal ilmu geologi ( untuk
>>> mendapatkan pekerjaan dg modal ilmunya tsb di bidang geologi )
>>>
>>> kalau yg pertama tujuanya , ya tetap jalan saja berapaun jumlah
>>> lulusanya,
>>> biar nanti "pasar"yg akan menetukan keberlangsunganya pendidikan tsb (
>>> kalau sedikit yg minat kan lama lama tutup dg sendirinya )
>>>
>>> Kalau yg kedua , ini baru dilakukan kajian apakah memang pekerjaan bidang
>>> geologi sdh jenuh.
>>>
>>> Bagaimana kalau diadakan kuisioner pd mhs baru < apa tujuan masuk
>>> geologi.berapa persen yg menginginkan bekerja di bidang geologi (
>>> dapat pekerjaan di bidangnya )
>>>
>>> Kalau masalah pekerjaan diluar bidangnya ( di bank , buka toko, jadi agen
>>> perjalanan ...dll yg tdk ada hubungan dg ilmu nya ) itu bukan di geologi
>>> saja di disiplin apapun bisa , tdk perlu susah susah ambil geologi kalau
>>> memang tujuan akhirnya spt itu
>>>
>>> Kira kira faktor  apa yg menjadikan lowongan untuk geol

Re: [iagi-net] Bubarkan Jur Geologi?

2018-05-15 Thread Satria Bijaksana
Saya mau ikut nimbrung sebagai wakil dari perguruan tinggi (PT) nih. Jadi
pertimbangan PT khususnya PTN dan pemerintah untuk membuka program studi
geologi tidak semata-mata dikaitkan dengan "kebutuhan" tenaga geologist di
dunia korporasi saja. Ada kebutuhan untuk sumberdaya manusia untuk pemulian
dan pengembangan ilmu (makanya ada program S2 dan S3), ada kebutuhan untuk
konservasi lingkungan, ada kebutuhan untuk mitigasi bencana, ada kebutuhan
untuk geoteknik dan kebutuhan-kebutuhan yang lain yang non konvensional
(perbankan, asuransi, penerbitan, media). Tenaga geologist di industri
ekstraksi (pertambangan dan perminyakan) hanya SEBAGIAN dari kebutuhan
geologist secara nasional. Bahwa saat ini mungkin tidak banyak lowongan
pekerjaan sebagai geologist di perusahaan atau  korporasi di industri
ekstraksi ini adalah sebuah fakta yang terkait dengan harga komoditas. Ke
depan hal ini sangat mungkin berubah.

Bahwa sebagian lulusan geologi yang kemudian tidak bekerja sebagai
geologist mungkin harus di lihat kasus per kasus. Bisa pada level individu
atau bahkan pada level perguruan tinggi. Mohon diperhatikan bahwa sebagian
mahasiswa dan lulusan geologi adalah perempuan yang sangat mungkin
mempunyai preferensi yang berbeda dalam hal pencarian pekerjaan atau
pencapaian karir. Bahkan mereka yang berprofesi sebagai geologist pun
sangat mungkin untuk beralih ke profesi lain, misalnya menjadi politisi dan
karir lainnya. Saat ini, sebagai bagian dari akreditasi program studi,
masing-masing perguruan tinggi DIHARUSKAN untuk melakukan tracer studies
terhadap lulusannya. IAGI barangkali bisa memanfaatkan data lulusan geologi
tanpa harus melakukan survei sendiri.

Kesimpulannya, IAGI sangat bisa dan memang diharapkan untuk memberikan
masukan bagi program-program studi geologi yang ada di Indonesia. Namun
pengaturan tentang jumlah mahasiswa geologi di perguruan tinggi adalah
kewenangan perguruan tinggi itu sendiri.

Satria Bijaksana
Fellow of The Geological Society of London




2018-05-16 12:44 GMT+07:00 yoselena sunarto :

> Ikut Nimbrung Mas Mas..
>
> Sebenernya lapangan pekerjaan lumayan banyak (ini bagi yang mau bener2
> nyari, bisa dari media cetak, online, ataupun dari koneksi).
> dan kebanyakan temen2 saya yang "murtad" dari Geologi itu memang dari
> keinginan mereka sendiri.. ada yang dagang, kerja di bank dll..
> memang mungkin peluang kerja kurang dan skrg dengan banyaknya prodi
> Geology yang baru dibuka oleh beberapa kampus pasti menambah persaingan.
> Tapi kok saya pikir sayang eh kalo dihilangkan.. hehheh✌✌
>
>
> Pada 16 Mei 2018 09.53, Anif Punto  menulis:
>
>> Ikut sharing di diskusi menarik ini..
>>
>> Saya termasuk lulusan geologi yang 'murtad' (istilah yang bbiasa saya
>> sampaikan ke rekan-rekan geologi..hehehe). Tapi kemurtadan itu sedikit
>> menipis beberapa tahun terakhir..
>>
>> Sejak lulus geologi  tahun 1989 saya memilih profesi sebagai wartawan.
>> Pilihan profesi itu mungkin karena sejak mahasiswa sudah sering menulis di
>> koran (terutama Kedaulatan Rakyat) ditambah mengeloka majalah mahasiswa.
>>
>> Ketika menjadi wartawan, saya banyak berkutat di masalah ekonomi, jadi
>> makin jauh aja dari geologi,, sebuah kemurtadan yang sempurna. Seandainya
>> ketika jadi wartawan banyak meliput ke minerba atau mitigasi bencana,
>> mungkin masih bau-bau geologi...
>>
>> Geologi seolah sudah terlupakan...
>>
>> Suatu kali mas RDP terpilih menjadi ketua umum IAGI. Saya diajak
>> bergabung dalam kepengurusan 'bayangan'. Begitu masuk di IAGI karena naluri
>> saya adalah wartawan, yang saya lihat pertama adalah 'apakah IAGI punya
>> penerbitan semacam majalah atau buletin?'' Ternyata ada yakni Buletin
>> Berita IAGI.
>>
>> Beberapa waktu kemudian saya mengusulkan ke mas RDP, gimana kalau buletin
>> ini kita bikin majalah. Majalah itu nanti dikemas dalam gaya penulisan dan
>> liputan yang ilmiah populer. Jadi majalah itu  adalah sebuah bacaan
>> yang--mengambil jargon majalah Tempo--  'enak dibaca dan perlu' yang khusus
>> mengulas masalah yang terkait dengan kegeologian. Isi majalah harus
>> disesuaikan, baik liputan maupun penulisan, dengan anggota IAGI yang
>> profesinya beragam, meskipun mayoritas di migas dan minerba.
>>
>> Akhirnya majalah Berita IAGI pun terbit.
>>
>> Ketika ketua umum IAGI beralih dari mas RDP ke mas Sukmandaru, dilakukan
>> evaluasi dari beragam sisi, keputusannya majalah Berita IAGI terus
>> dilanjutkan, dan sampai sekarang terbit rutin tiga-empat kali dalam setahun.
>>
>> Kalau saya tidak punya *background *geologi, saya kira saya cukup
>> kesulitan untuk mengelola majalah Berita IAGI. Meskipun majalah itu tidak
>> menulis secara teknis tentang geologi, tetapi tetap lah mengandung
>> 'unsur-unsur' geologi di dalamnya.
>>
>> Jika pada akhirnya kehadiran majalah Berita IAGI bermanfaat bagi khazanah
>> pergeologian Indonesia, berarti 'kemurtadan' saya akhirnya turut berguna
>> juga dalam memajukan geologi Indonesia..
>>
>> salam
>> anif punto
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> 2018-05-16