Re: [iagi-net-l] WK Gas Shale Segera Ditawarkan

2010-03-18 Thread Agus Haris Widayat
Lebih spesifik lagi, oil shale adalah immature organic-rich shale (beberapa
sumber mengatakan tidak hanya shale tapi termasuk juga marl dan carbonate),
sehingga ekstraksinya dengan menggunakan heating (retorting atau pyrolysis
dalam skala lab). Tidak hanya yang ditambang lalu diekstrak tapi setahu saya
ada juga yang melalui in situ retorting.

Yang dimaksud dengan 'shale oil atau shale gas' di posting Pak Awang mungkin
adalah mature organic-rich shale type I atau type III yang dipaksa keluar
melalui fracturing (non heating). Barnett Shale setahu saya adalah mature
shale. Apakah kira2 demikian???

Salam,
Haris

2010/3/18 Chairul Nas 

> Kalau begitu, hampir sama dong dengan "Oil Shale". Ditinjau dari Organic
> Petrography, "Oil Shale" adalah shale yang banyak mengandung bahan-bahan
> organic sapropelic (bukan humic), dari mana  dapat diekstrak bahan bakar
> cair. Proses mengekstrak gas tentu akan berbeda dari ekstraksi bahan cair,
> termasuk agen2 kimia yang digunakan.
> CN
>
> --- Pada Kam, 18/3/10, Awang Satyana  menulis:
>
> Dari: Awang Satyana 
> Judul: Re: [iagi-net-l] WK Gas Shale Segera Ditawarkan
> Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: "Eksplorasi BPMIGAS" , "Geo Unpad"
> , "Forum HAGI" 
> Tanggal: Kamis, 18 Maret, 2010, 1:01 PM
>
> Terima kasih atas masukan Pak Rovicky, Pak Kun dkk lain yang mungkin nanti
> akan berkomentar. Masukan2 tersebut akan saya bawa dalam rapat Tim,
> kebetulan saat-saat ini masih tahap awal sekali, sedang
> mengumpulkan pandangan2 dari berbagai pihak.
>
> salam,
> Awang
>
> --- Pada Kam, 18/3/10, Rovicky Dwi Putrohari  menulis:
>
>
> Dari: Rovicky Dwi Putrohari 
> Judul: Re: [iagi-net-l] WK Gas Shale Segera Ditawarkan
> Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: "Eksplorasi BPMIGAS" , "Geo Unpad"
> , "Forum HAGI" 
> Tanggal: Kamis, 18 Maret, 2010, 12:55 PM
>
>
> Terimakasih Pak Awang Mas Kun dkk lain.
>
> Sepakat dengan Mas Kun bahwa ini merupakan berita bagus kalau
> pemerintah juga konsen potensi "shale gas". Dalam hal ini memang lebih
> mudah menyebutkan "shale sebagai reservoir". Sehingga akan lebih mudah
> dicari padanannya dalm hal operasi dan perhitungan bila menggunakan
> "Hydrocarbon contract term".
>
> Yang perlu diketahui selain besarnya potential apalagi "proven"
> reserve, juga harus dilandasi "based research" yang benar-benar mateng
> supaya nanti tidak ketinggalan dalam hal regulasinya. Saya sepakat
> dengan Pak Awang "is too early" kalau berbicara 'membuka lahan'.
> Memang bisa saja mekanismenya dengan joint study ataupun dengan
> regular tender. Namun yang harus dimengerti dulu selain teoritis, juga
> besarnya inventory yg sudah dimiliki.
>
> Saya merasa ada sedikit ketidak siapan dalam hal CBM kemarin. Memang
> bener ada potensinya, tetapi seperti kata Mas Kun, berapa inventory yg
> dimiliki ESDM yg siap ditenderkan. Demikian juga regulasi lahannya,
> supaya tidak tumpang tindih.
>
> "Defined as an incentive"
> Atau salah satu mekanismenya bisa saja "term shale gas" ini dimasukkan
> sebagai term "incentive" dalam melakukan eksplorasi hydrocarbon secara
> umum. Jadi aturan PSC dll mengacu pada PSC terma hanya ada incentive
> khusus bila akan "mengejar Shale Gas play". Incentive inilah yang
> ditentukan sejak awal (defined in the PSC contract). Bukan sekedar
> exploration incentive yang saat ini besarnya bisa dinegosiasikan
> belakangan. Mirip Pre Tertiary play dalam exploration program di
> Indonesia Barat tetapi angkanya sudah ditentukan didepan.
>
> just 2cent
>
> salam
> RDP
>
> 2010/3/18 Kuntadi, Nugrahanto :
> > Pak Awang dan teman-teman IAGI Yth.
> >
> > Membicarakan shale gas yg akan diakselerasi oleh pemerintah merupakan
> berita yang menggembirakan - di kala kita pun mendengar telah berjalannya
> beberapa usaha eksplorasi CBM belakangan ini.  Menurut kabar yg saya dengar,
> di US pun sekarang sedang "demam" shale gas untuk di eksplorasi - sehingga
> setelah mendengar rencana shale gas di Indonesia tentunya pemerintah tidak
> lah terlalu ketinggalan di dalam menangkap peluang yg "bisa saja" menjadi
> pendukung sumber energi nasional di masa mendatang.  Kalau tidak dimulai -
> kita tidak akan belajar dan mengetahui potensi tersebut.
> >
> > Namun ada juga masukan yang saya perlu sampaikan di sini bahwa, baik
> dalam shale gas maupun CBM(?) - lagi-lagi menurut kabar dari internal source
> kami di BP, belum terbukti akan adanya akumulasi cadangan gas/oil yang besar
> dari Tertiary coals maupun shale.  Artinya kalau memang ini benar, Indonesia
> Timur harus menjadi prioritas utama juga di dalam pemerintah "menjual"
> potensi unconventional ini kepada investors - artinya pembanguan
> terintegrasi di Indonesia Timur harus lah seiring untuk dipercepat pula guna
> menunjang keberadaan pusat-pusat industri besar yang pada gilirannya
> membutuhkan pasokan hidrokarbon yg ekonomis guna menggerakkan roda produksi
> mereka di sana.
> >
> > Let's go East pals!!
> >
> > Regards,
> > Kuntadi
> >
> > -Original Message-
> > From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yah

Re: [iagi-net-l] WK Gas Shale Segera Ditawarkan

2010-03-19 Thread Agus Haris Widayat
Sepengetahuan saya definisi oil shale tidak dibatasi hanya untuk oil-prone
shale yang tersingkap atau batasan kedalaman tertentu. Secara geochemistry
maupun petrology dari kedua shale tersebut memang sama, tapi yang membedakan
adalah maturity-nya. Oil shale adalah immature source rock (oil prone),
sedangkan shale oil adalah oil dari mature source rock yang tidak
bermigrasi. Yang membedakan keduanya terletak pada cara ekstraksinya apakah
ada retorting/pyrolysis/pematanganbuatan atau tidak. Di sisi lain, oil yang
muncul dalam proses pematangan buatan dari oil shale bisa juga disebut shale
oil.


2010/3/19 Awang Satyana 

> Secara geokimia dan petrografi antara oil shale dan shale oil sama saja,
> hanya oil shale secara khusus ditujukan untuk singkapan shale yang oil-prone
> yang bisa ditambang lalu dilakukan pirolisis di permukaan dan menghasilkan
> minyak. Oil shale di Indonesia sejak tahun 2000 telah diteliti oleh Badan
> Geologi. Apakah kelak oil shale ini akan dimanfaatkan dan dibuka
> eksplorasi-produksinya untuk investor. Bisa saja sejauh memang
> menguntungkan. Regulasinya ? Tentu Pemerintah yang akan membuatnya (Badan
> Geologi, Ditjen Migas). Apakah tak bisa menggunakan kontrak existing WK
> migas, tidak bisa, sebab eksplorasi-produksi oil shale tentu lain dari
> eksplorasi-produksi migas yang kita kenal selama ini.
>
> Eksplorasi-produksi shale gas sebenarnya mengerjakan basin-centered gas
> yang biasanya ada di kitchen2 yang tak diekspulsi secara alami, dikeluarkan
> secara paksa melalui fracturing.
>
> Barnett shale betul tak semuanya matang, ada yang immature yang terletak di
> pinggir kitchen, ada yang low-medium mature yang menghasilkan minyak di
> bagian tengah kitchen, dan di kitchen-centered-nya peak dan sebagian
> overmature yang menghasilkan gas.
>
> salam,
> Awang
>
> --- Pada Jum, 19/3/10, Fatrial Bahesti 
> menulis:
>
>
> Dari: Fatrial Bahesti 
> Judul: RE: [iagi-net-l] WK Gas Shale Segera Ditawarkan
> Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> Tanggal: Jumat, 19 Maret, 2010, 8:53 AM
>
>
> Menurut literatur, Barnett Shale tidak seluruhnya mature. Barnet Shale yang
> berumur Mississippian tergolong immature dan bertipe II sebagai oil prone.
> Bahkan Barnett Shale dengan kualitas baik (35-45 derajat API) mampu
> memproduksikan minyak low sulfur.
> Sekedar sharing, di internal kita pernah ada mahasiswa yang mengerjakan
> thesis mengenai potensi shale gas dari Baong Shale di Cekungan Sumatra
> Utara. Metode yang dipakai di antaranya dengan fracture mapping (ant
> tracking) dan merangking prospek berdasarkan spesifik parameter geokimia,
> seperti TOC, tranformation ratio, thermal maturity (Ro), gas wetness,
> macerated gas yang keluar setelah fracturing dan analisa cutting.
> Pendekatan
> geokimia tersebut kemudian dikombinasikan dengan gross thickness shale.
> Nilai kalori, ash dan carbonate content juga merupakan parameter penting
> untuk merangking shale prospect dengan fasies litologi yang bervariasi.
>
> Salam,
>
> Fatrial B
>
>
> -Original Message-
> From: Agus Haris Widayat [mailto:agushari...@googlemail.com]
> Sent: Thursday, March 18, 2010 6:49 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] WK Gas Shale Segera Ditawarkan
>
> Lebih spesifik lagi, oil shale adalah immature organic-rich shale (beberapa
> sumber mengatakan tidak hanya shale tapi termasuk juga marl dan carbonate),
> sehingga ekstraksinya dengan menggunakan heating (retorting atau pyrolysis
> dalam skala lab). Tidak hanya yang ditambang lalu diekstrak tapi setahu
> saya
> ada juga yang melalui in situ retorting.
>
> Yang dimaksud dengan 'shale oil atau shale gas' di posting Pak Awang
> mungkin
> adalah mature organic-rich shale type I atau type III yang dipaksa keluar
> melalui fracturing (non heating). Barnett Shale setahu saya adalah mature
> shale. Apakah kira2 demikian???
>
> Salam,
> Haris
>
> 2010/3/18 Chairul Nas 
>
> > Kalau begitu, hampir sama dong dengan "Oil Shale". Ditinjau dari Organic
> > Petrography, "Oil Shale" adalah shale yang banyak mengandung bahan-bahan
> > organic sapropelic (bukan humic), dari mana  dapat diekstrak bahan bakar
> > cair. Proses mengekstrak gas tentu akan berbeda dari ekstraksi bahan
> cair,
> > termasuk agen2 kimia yang digunakan.
> > CN
> >
> > --- Pada Kam, 18/3/10, Awang Satyana  menulis:
> >
> > Dari: Awang Satyana 
> > Judul: Re: [iagi-net-l] WK Gas Shale Segera Ditawarkan
> > Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> > Cc: "Eksplorasi BPMIGAS" , "Geo
> Unpad"
> > , "Forum HAGI" 
> > Tanggal: Kamis, 18 Maret, 2010, 1:01 PM
> >
> > Terima kasih atas masukan Pak Rovicky, Pak Kun dkk lain yan

Re: Bls: [iagi-net-l] Berbicara Mengenai CBM - shale gas

2010-07-16 Thread Agus Haris Widayat
Sumberdaya oil shale Pematang Brown Shale memang cukup prospective, dan 
pernah dipublikasi di IPA oleh Wain and Jackson (1995) dan Carnell et 
al. (1998) untuk oil shale di daerah arbitrary boundary Central - South 
Sumatra Basins (Bukit Susah - Kiliran Jao).


Oil prone, cukup tebal (mencapai 90 m thick) dan sebagian besar 
tersingkap terutama di daerah2 yang terintegrasi dengan Barisan 
compressional belt. Hanya saja TOC (5-15%) dan pyrolysis yield-nya cukup 
rendah dibanding dengan oil shale (torbanite) yang saat ini sudah 
ekonomis diekstraksi di Estonia.


--
Teriring Salam - Warmest Regards
Haris

-- Pesan Orisinil --
Dari : Rovicky Dwi Putrohari 
Tanggal: Fri, 16 Jul 2010 09:54:34 +0700
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Judul: Re: Bls: [iagi-net-l] Berbicara Mengenai CBM - shale gas

Kondur sebenernya penah ngetest shale gas/shale oil ini, di Pematang
brown shale. Wektu itu dilakukan openhole test (barefoot test) di
sumur DC-1. Tapi wektu itu aku ga ngerti kalau ada teori shale gas
atau shale oil. Sumur DC-1 ini sudah dipublikasikan. Hehehe ini paper
pertamaku di IPA, wong baru 4 th kerja :). Kalau ga salah tahun 90an
belum popler.
Namun selanjutnya ada lapangan lain yg saya coba hitung reservesnya
dan mestinya Pematang Brown Shale ini sangat-sangat prospective utk
Shale gas/oil.

Rdp

On 16/07/2010, Yo Sumartojo  wrote:
   


Rekan Wikan,

Yang pernah dikembangkan di A.S. yalah the Green River Formation untuk
minyak serpih ("oil shale") dan Serpih Minyak di Rundle, Queenslnad,
Australia. Kalau anda "Google", Colorado School of Mines berkala mengadakan
konperensi dan loka karya tentang pengembangan serpih minyak.

Kalau saya boleh "ngecap", saya pernah mengerjakan riset tentang serpih
minyak sewaktu bekerja di "Exxon Production Research Company" di Houston,
A.S. (1980-1986). Sekarang di A.S. mulai digiatkan lagi untuk menangani
serpih hitam ("black shale") sebagai sumber minyak dengan teknologi
pirolisis dan pemecahan ("fracturing"?) untuk membebaskan kandungan gas
(misalnya serpih hitam Chattanooga di negara bagian Tennessee, Georgia).

Cobalah anda lihat melalui "Google"


salam,
Yo (Jojok Sumartojo)

Registered Professional Geologist
(Tambang ITB, 1955)

--- On Thu, 7/15/10, Winderasta, Wikan (wikanw)  wrote:


From: Winderasta, Wikan (wikanw)
Subject: RE: Bls: [iagi-net-l] Berbicara Mengenai CBM - shale gas
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Thursday, July 15, 2010, 9:21 PM


Untuk shale gas di Indonesia, tentu memiliki potensi untuk dikembangkan.
Salah satu yang menjadi potensi besar adalah potensi di batuan sumber
yang merupakan syn-rift sedimen, dimana begitu banyak trough/rifting
graben (sebagai produk dari paleogen extension regime) di basin-basin
Indonesia. Tetapi untuk sebutan shale gas mungkin terlalu dini, lebih
tepat sebagai unconventional gas reservoir (percampuran tipe reservoir
mudstone/silty shale dan tight sand) dengan potensi kandungan gas.
Beberapa indikator adanya gas berupa gas prone kerogen type, kekayaan
TOC, relative low HI, high T-max, serta over pressure formation. Salah
satu persoalan dari tipe potensi gas di syn-rift sedimen (lacustrine
mudstone/shale) adalah belum adanya analogi model bagi karakterisasi
maupun desain produksi, karena shale gas yang telah dikembangkan di
dunia seluruhnya berupa marine shale (Haynesville, Moscow, Barnett,
Bend, Marcellus, Woodford, Bakken Shale). Tapi kalau ada yang mengetahui
analogi tipe lacustrine shale gas, tolong bisa dibagikan informasinya.

Untuk potensi tipe marine shale gas di Indonesia saya tidak mengetahui.
Seharusnya ada. Mungkin Pak Awang dan pakar-pakar lainnya di iaginet
bisa memberikan penjelasan.

Salam
Wikan

-Original Message-
From: yuriza.n...@ep.total.no [mailto:yuriza.n...@ep.total.no]
Sent: Thursday, July 15, 2010 10:20 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Berbicara Mengenai CBM

Kalau boleh nambah pertanyaan pak Awang.
Terus apakah multilayer coal akan efisien ?
Coal kita rata rata kan cuma tipis tipis aja di Kaltim (sekitar 5-40an
meter) tapi dibanyak lapisan, sejauh ini apa yang dilakukan orang biar
efisien ?
Melihat perkembangan gas shale di eropa dan amerika, apakah Indonesia
punya potensi ?.
Selain itu bagaimana dengan coal liquifaction ?, katanya ada perusahaan
di
Indonesia  yang sudah kearah sana, apakah protokolnya sudah jelas ?..
Makasih

salam
y





Awang Satyana
15.07.2010 17:02
Please respond to



To
iagi-net@iagi.or.id
cc

Subject
Bls: [iagi-net-l] Berbicara Mengenai CBM






Mbak Yuriza,

Status pengerjaan CBM saat ini menggembirakan, ada banyak kontrak CBM
yang
telah ditandatangani, sekitar 25 WK CBM status Juni 2010; sedang
ditawarkan ada sekitar 10 WK, yang sedang joint study dalam rangka
direct
offer ada sekitar 5 WK.

Beberapa operator WK CBM di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur telah
mengebor core holes-nya dan ada yang hampir dewatering process. Belum
ada
yang produksi kecuali pilot hole CBM di Ranbutan Field di Sumatera
Selatan
(proyek percobaan Pemer