Re: [iagi-net] Tes email dari sekretariat

2020-11-10 Terurut Topik Usman Jauhari
Terimaksih, tes diterima.

usman

On Wed, Nov 11, 2020, 10:37 AM Sekretariat IAGI  wrote:

> tgl 11/11/2020 jam 10:34am
>
>
>
>
> *Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)*
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
> No. Rek: 123 0085005314
>
> Facebook Page: IAGI Page 
>
> Facebook Group: IAGI Group 
>
> Instagram: @iagi 
>
> Twitter: @iaginet 
>
>
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
> No. Rek: 123 0085005314
>
> 
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> 
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of
> any information posted on IAGI mailing list.
>
>


Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
No. Rek: 123 0085005314


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.

Re: [iagi-net-l] Lusi (LOTvs SIDPP)

2007-03-22 Terurut Topik usman jauhari
Mas Romdoni,

Bisa lebih dijelaskan kalimat berikut:

"Jika dalam pengeboran kita menghadapi situasi dimana FP sudah sama atau lebih 
tinggi dari harga LOT,  
maka Kita "HARUS" stop drilling untuk memasang casing terlebih dahulu sebelum 
meneruskannya". 

Sepengetahuan saya, FP (formation pressure) tidak akan pernah melebihi FG 
(fracture gradient yg terbaca dari LOT) kecuali pada kedalaman sangat dangkal 
dimana FP dan FG dapat berhimpit nilainya.  Kalau FP sempat melebihi FG, 
formasi tsb akan bocor dan melepas pressure yg tertahan hingga pressure tsb 
mencapai harga lebih kecil dari FG. Window antara nilai FP dan FG inilah yg 
dijadikan dasar untuk design casing (selain kondisi geologi lain).

BTW, terlepas dari LUSI dan drilling program, pemahaman terhadap FP dan FG 
penting juga utk eksplorasi. Antara lain utk estimasi maksimum kolom HC yg 
dapat ditahan oleh suatu trap, juga utk pemodelan penyebaran oil dan gas dalam 
suatu rangkaian traps.

Terima kasih.

-usman

[EMAIL PROTECTED] wrote:  
Mas syaiful, 
Maaf kalau agak sedikit beda nich mas, 
Menurut saya nilai LOT tidak sama dengan Formation pressure (FP). 
LOT lebih merefleksikan nilai FG (Fracture gradient).  FG akan semakin besar 
seiring dengan semakin dalam suatu pengeboran. 
Hal ini inilah yang menyebabkan kenapa disarankan untuk memasang casing 
terlebih dahulu sebelum menembus zona yang diperkirakan high pressure. 
FG ini sangat dipengaruhi oleh overburden dan sedikit sekali pengaruh dari 
jenis lithologynya dan tidak dipengaruhi oleh tekanan formasi. 
 
LOT (leak off test), dilakukan pada saat mulai pengeboran section baru, dibawah 
casing setelah kita mengebor cement. 
Fyi, di ENI kita melakukan LOT dua kali setiap section. 
Yang pertama, tepat dibawah casing shoe, setelah kita mengebor 15' new 
formation. (umumnya shale lithology)  
Yang kedua, setelah kita penetrate first sand layer. Dari pengalaman, nilai LOT 
kedua (sand) lebih kecil dari yang pertama (shale) walaupun tidak significant. 
 
Pre drilling, FG diestimasi dari seismik.  Tetapi untuk actual valuenya, harus 
didapatkan dari LOT (leak of test). 
Disinilah arti pentingnya strategi pemasangan casing.   
Karena selama drilling, harga LOT HARUS lebih besar dari expectasi formation 
pressure (FP).  Bahkan LOT harus lebih besar dari ECD (equivalent circulating 
density, kalau tidak akan terjadi hilangnya lumpur ke formasi (Loses). 
 
While drilling, nilai FP dapat diestimasi dari resistivity LWD. 
Jika dalam pengeboran kita menghadapi situasi dimana FP sudah sama atau lebih 
tinggi dari harga LOT,  
maka Kita "HARUS" stop drilling untuk memasang casing terlebih dahulu sebelum 
meneruskannya.  
 
Sedangkan SIDPP dapat mencerminkan FP (formation pressure) bukan tekanan lumpur 
di annulus (lubang bor). 
Kalau terjadi kick, pada umumnya BOP akan ditutup kemudian diukur nilai SICP 
dan SIDPP. 
Walaupun pada dasarnya SIDPP ini tidak diukur langsung dari formasi dengan alat 
pressure testing (MDT, RDT or RCI).   
Tetapi pengukuran ini dpt merefleksikan berapa besaran formation pressure.  
 
Kedua nilai ini (SICP dan SIDPP) digunakan untuk menghitung: 1.  berapa berat 
"kill mud" yang bisa dipakai untuk menghentikan kick dan 2. berapa nilai FP 
dibawah yang menyebabkan kick terjadi.  
kita dapat menghitung FP dengan rumus sederhana berdasarkan depth dan besar 
pressure yang tercatat.  
 
Sebagian Kondisi yang umum ditemukan dalam pengeboran, 
 
Kasus 1: MW > FP (tekanan lumpur di lubang lebih besar dari tekanan formasi) 
Maka  tidak terjadi kick --> normal operation. 
 
Kasus 2: MW < FP (tekanan lumpur di lubang lebih kecil dari tekanan formasi)  
 Maka akan terjadi kick --> close BOP 
Kasus kedua dapat dibagi lagi menjadi 2 kondisi, 
2 a. Jika LOT > FP (Ketahanan batuan lebih besar dari tekanan formasi) 
  Kick - Close BOP - pump kill mud --> Well terkendali (Lusi karena 
Gempa) 
 
2 b. Jika LOT < FP (Ketahanan batuan lebih kecil dari tekanan formasi) 
 Kick - Close BOP - Formation terlemah akan pecah --> Underground blow 
out (Lusi di 'trigger' oleh pengeboran) 
 
Yang manakah yang terjadi pada kasus Lusi ?  
 
Mudah2an cukup jelas. 
 
Salam
 ROMDONI
 Operation Geologist
 Eni Indonesia
 
 Phone: 021-52997254
 HP: 081381877717
 Email: [EMAIL PROTECTED]
  
 
 
 
 

"mohammad syaiful" <[EMAIL PROTECTED]> 03/21/2007 06:11 PM 
Please respond to iagi-net 
 
 
To:iagi-net@iagi.or.id 
cc: 
Subject:Re: [iagi-net-l] Respon-3 Surat Terbuka Kepada Ketua 
Umum IAGI (LOT vs SIDPP) 
 
 
kang romdoni,
 
 mungkin istilah agak berbeda, tetapi bagi yg awam soal pemboran, akan
 agak bingung juga dg beberapa istilah pemboran.
 
 utk LOT (leak off test), sebenarnya 'kan mengukur kekuatan formasi
 atau batuan (di ambang batas tekanan); jadi artinya LOT ya sama saja
 dg 'tekanan formasi' (sengaja saya tidak menerjemahkannya menjadi
 'Formation Pressure' karena sudah digunakan oleh mas romd

RE: [iagi-net-l] Tanya: Kaolin dlm Vuggy Porosity

2006-12-01 Terurut Topik usman jauhari
Saran dari Bapak semua sangat mencerahkan.
Terima kasih.

Met weekend...
-usman


"Wirawan, Gde" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
Hubungan iklim dgn kaolin? Sebenarnya saya teringat pelajaran soil
mineralogy, mineralogy-nya tergantung kepada 'parent material'nya serta
iklim, topograpgy, drainage, waktu dsb.
Singkat kata pada umumnya iklim tropis dan subtropis bisa menghasilkan
soil yg kaya akan kaolin. Kalau di iklim kering bisa menghasilkan soil
yg kaya akan smectite. 
Nah bagaimana hubungannya dengan kaolin yg nyantol di vuggy carbonate?
Kita belum tahu penyebarannya kaolinnya seberapa banyak, kearah mana?
Tetapi Parham, 1966, membuat variasi lateral dari clay mineral seiring
dgn arah sediment transport.Makin ke arah laut maka kaolin makin
menipis.
Griffin, Windom dan Goldberg 1968, mencoba memetakan penyebaran illite,
chlorite dan kaolinite pada sediment2 muda. Salah satu contoh saja 50%
illite menempati Atlantic.
Kiranya bisa membantu.

-Original Message-
From: usman jauhari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, November 30, 2006 6:23 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tanya: Kaolin dlm Vuggy Porosity

Banyak masukan nih, terima kasih sebelumnya.
1. Hubungan iklim dg reef
Ya abdi berpendapat kalau reef ini sejak tumbuh hingga di subsurface
sekarang ini tidak pernah keluar dari lingkaran daerah tropis. Reef ini
berada di Jawa. Hal ini juga didukung oleh rekonstruksi tektonik
regional yg menunjukkan jawa tidak pernah keluar dari lingkaran daerah
tropis. Selain itu, keberadaan koral serta red algae (coralgal) yg cukup
dominan pada reef ini juga membuktikan iklim tropis. Pada iklim
subtropis, koral serta red algae tidak bisa berkembang dg baik.
Foraminifera serta moluska (foramol) yg akan cenderung mendominasi
limestone pada iklim subtropis (cmiiw).

2. Hubungan iklim dg keberadaan kaolin
Nah ini yg abdi tidak tahu. Tolong abdi dikasih tahu... (abdi juga
berusaha mencari dg google). Apakah ada kecenderungan bahwa kaolin akan
terbentuk pada iklim tertentu (tropis atau subtropis ?). 

3. Hubungan kaolin dg chemical weathering.
Ini hal yg menarik. Chemical weathering maksudnya pelapukan secara kimia
yg terjadi pada saat reef tersebut terekspos di atas muka air laut,
isn't it?  Karena  pelapukan, abdi membayangkan pasti ada hubungannya dg
penyingkapan di atas muka air laut.  Abdi berpendapat hubungan ini
adalah salah satu kandidat jawabannya. Kaolin ini dijumpai mengisi
beberapa vuggy and moldic porosity sehingga kemungkinan ada hubungan
antara pembentukan kaolin oleh chemical weathering dan pelarutan yg
membentuk porositas tsb pada saat reef tsb terekpose. 

4. Hubungan kaolin dg ubahan hidrothermal.
Ini juga abdi anggap sebagai kemungkinan kandidat jawaban yg lainnya.
Kaolin tsb juga dijumpai mengisi beberapa microfractures yg ada.
Microfractures ini bisa menjadi konduit bagi subsurface fluid utk naik
dan menyebabkan terjadinya ubahan hidrothermal (mungkin low degree?).

5. Posisi reef thd land (siliciclastic source).
Reef ini isolated atau detached yg tumbuh pada peleo high. Pada saat
kehidupannya, abdi berpendapat silisiklastik masih terlalu jauh utk
mencapai area dimana reef ini tumbuh bahkan toe dari deep marine
siliciclastics belum sampai ke area ini (seismik data). Jadi kaolin tsb
kemungkinan sgt kecil berasal dari suspensi clay dari daratan.

6. Apakah kaolin tsb mengisi reef dari bawah sampai ke atas.
Sejauh ini penyebaran kaolin nampak spotty pada kedalaman tertentu,
tidak mengisi seluruh tubuh reef. Kaolin tsb hanya dijumpai di beberapa
thin section.

7. Variasi lateral dari mineral clay dari darat ke laut?
Wah, ini ilmu baru bagi abdi. Mohon dijelasin... (abdi juga mau
meng-google-nya juga.

Terima kasih. Banyak tambahan ilmu baru bagi abdi. Sampai disini dulu,
nanti kalau ada input tambahan abdi sambung lagi.


-usman

"Wirawan, Gde"  wrote: 
Memang seharusnya perlu informasi yg lengkap akan penyebaran kaolin di
vuggy carbonate, juga bagaimana penyebaran Illite dan montmorillonite
dari darat ke laut. Karena akan ada variasi secara lateral dari mineral2
clay tsb.


-Original Message-
From: Subiyantoro, Gantok (gantoks) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, November 30, 2006 3:18 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tanya: Kaolin dlm Vuggy Porosity

Kalau dikuliah pernah diajarkan bahwa reef akan tumbuh bila terdapat
cahaya matahari yang cukup, salinity dan temperatur yang sesuai.
Sedangkan kaolin ...kalau nggak salah nih...biasanya terjadi karena
proses sedimentasi pada air yang berarus tenang dan tertutup. 
Kalau di map bagaimana posisi reef yang terisi kaolin tersebut terhadap
landward ?
Apakah kaolin tersebut mengisi keseluruhan reef, dari bawah sampai atas
? 

Gantok
-Original Message-
From: Oki Satriawan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, November 30, 2006 2:31 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tanya: Kaolin dlm Vuggy Porosity

Coba bantu ya
Kaolin itu merupa

RE: [iagi-net-l] Tanya: Kaolin dlm Vuggy Porosity

2006-11-30 Terurut Topik usman jauhari
Banyak masukan nih, terima kasih sebelumnya.
1. Hubungan iklim dg reef
Ya abdi berpendapat kalau reef ini sejak tumbuh hingga di subsurface sekarang 
ini tidak pernah keluar dari lingkaran daerah tropis. Reef ini berada di Jawa. 
Hal ini juga didukung oleh rekonstruksi tektonik regional yg menunjukkan jawa 
tidak pernah keluar dari lingkaran daerah tropis. Selain itu, keberadaan koral 
serta red algae (coralgal) yg cukup dominan pada reef ini juga membuktikan 
iklim tropis. Pada iklim subtropis, koral serta red algae tidak bisa berkembang 
dg baik. Foraminifera serta moluska (foramol) yg akan cenderung mendominasi 
limestone pada iklim subtropis (cmiiw).

2. Hubungan iklim dg keberadaan kaolin
Nah ini yg abdi tidak tahu. Tolong abdi dikasih tahu... (abdi juga berusaha 
mencari dg google). Apakah ada kecenderungan bahwa kaolin akan terbentuk pada 
iklim tertentu (tropis atau subtropis ?). 

3. Hubungan kaolin dg chemical weathering.
Ini hal yg menarik. Chemical weathering maksudnya pelapukan secara kimia yg 
terjadi pada saat reef tersebut terekspos di atas muka air laut,  isn't it?  
Karena  pelapukan, abdi membayangkan pasti ada hubungannya dg  penyingkapan di 
atas muka air laut.  Abdi berpendapat hubungan ini adalah salah satu kandidat 
jawabannya. Kaolin ini dijumpai mengisi beberapa vuggy and moldic porosity 
sehingga kemungkinan ada hubungan antara pembentukan kaolin oleh chemical 
weathering dan pelarutan yg membentuk porositas tsb pada saat reef tsb 
terekpose. 

4. Hubungan kaolin dg ubahan hidrothermal.
Ini juga abdi anggap sebagai kemungkinan kandidat jawaban yg lainnya. Kaolin 
tsb juga dijumpai mengisi beberapa microfractures yg ada. Microfractures ini 
bisa menjadi konduit bagi subsurface fluid utk naik dan menyebabkan terjadinya 
ubahan hidrothermal (mungkin low degree?).

5. Posisi reef thd land (siliciclastic source).
Reef ini isolated atau detached yg tumbuh pada peleo high. Pada saat 
kehidupannya, abdi berpendapat silisiklastik masih terlalu jauh utk mencapai 
area dimana reef ini tumbuh bahkan toe dari deep marine siliciclastics belum 
sampai ke area ini (seismik data). Jadi kaolin tsb kemungkinan sgt kecil 
berasal dari suspensi clay dari daratan.

6. Apakah kaolin tsb mengisi reef dari bawah sampai ke atas.
Sejauh ini penyebaran kaolin nampak spotty pada kedalaman tertentu, tidak 
mengisi seluruh tubuh reef. Kaolin tsb hanya dijumpai di beberapa thin section.

7. Variasi lateral dari mineral clay dari darat ke laut?
Wah, ini ilmu baru bagi abdi. Mohon dijelasin... (abdi juga mau meng-google-nya 
juga.

Terima kasih. Banyak tambahan ilmu baru bagi abdi. Sampai disini dulu, nanti 
kalau ada input tambahan abdi sambung lagi.


-usman

"Wirawan, Gde" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
Memang seharusnya perlu informasi yg lengkap akan penyebaran kaolin di
vuggy carbonate, juga bagaimana penyebaran Illite dan montmorillonite
dari darat ke laut. Karena akan ada variasi secara lateral dari mineral2
clay tsb.


-Original Message-
From: Subiyantoro, Gantok (gantoks) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, November 30, 2006 3:18 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tanya: Kaolin dlm Vuggy Porosity

Kalau dikuliah pernah diajarkan bahwa reef akan tumbuh bila terdapat
cahaya matahari yang cukup, salinity dan temperatur yang sesuai.
Sedangkan kaolin ...kalau nggak salah nih...biasanya terjadi karena
proses sedimentasi pada air yang berarus tenang dan tertutup. 
Kalau di map bagaimana posisi reef yang terisi kaolin tersebut terhadap
landward ?
Apakah kaolin tersebut mengisi keseluruhan reef, dari bawah sampai atas
? 

Gantok
-Original Message-
From: Oki Satriawan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, November 30, 2006 2:31 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tanya: Kaolin dlm Vuggy Porosity

Coba bantu ya
Kaolin itu merupakan mineral ubahan dari aluminium silikat . Kaolin
sering terjadi akibat ubahan hidrotermal maupun chemical weathering, so
mungkin ada hubungan dengan 2 peristiwa tersebut.

Salam
OQ

-Original Message-
From: Wirawan, Gde [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, November 30, 2006 9:09 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tanya: Kaolin dlm Vuggy Porosity


Bagaimana kalau kita hubungkan (salah satunya), bahwa kaolinite itu
secara mineralogi bisa mencirikan daerah tropis atau subtropis? Nah
sekarang apa hubungannya iklim dengan reef?  

-Original Message-
From: usman jauhari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, November 29, 2006 5:49 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Tanya: Kaolin dlm Vuggy Porosity

Numpang tanya para Bpk & Ibu YTH,
   
  Kalau ada kaolin yg mengisi vuggy porosity pada limestone, dapat
menunjukkan apa ya?
  Limestone tsb diambil dari suatu buildup (reefal associated).
  Kaolin tsb bukan bagian dari laminasi lempung pada limestone.
   
  Terima kasih atas bantuanya.
   
  -usman
   

 
-
Everyone is

[iagi-net-l] Tanya: Kaolin dlm Vuggy Porosity

2006-11-29 Terurut Topik usman jauhari
Numpang tanya para Bpk & Ibu YTH,
   
  Kalau ada kaolin yg mengisi vuggy porosity pada limestone, dapat menunjukkan 
apa ya?
  Limestone tsb diambil dari suatu buildup (reefal associated).
  Kaolin tsb bukan bagian dari laminasi lempung pada limestone.
   
  Terima kasih atas bantuanya.
   
  -usman
   

 
-
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.

Re: [iagi-net-l] growth faults

2005-07-15 Terurut Topik usman jauhari
Mungkin paper berikut cocok untuk baca-baca ttg growth
fault di Kutei basin.

Ken McClay, Tim Dooley, Angus Ferguson and Josep
Poblet (2000). Tectonic Evolution of the Sanga Sanga
Block, Mahakam Delta, Kalimantan, Indonesia. AAPG bul.
V. 84, No.6, P. 765-786.

Lengkap kan.


Salam

Usman

--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

> 
> Mungkin ada yang mengetahui paper yang bagus tentang
> growth faults
> 
> Terima kasih sebelumnnya
> 
> Regards
> 
> Kartiko-Samodro
> Telp : 3852
> 
> 
> 
> This e-mail (including any attached documents) is
> intended only for the
> recipient(s) named above.  It may contain
> confidential or legally
> privileged information and should not be copied or
> disclosed to, or
> otherwise used by, any other person. If you are not
> a named recipient,
> please contact the sender and delete the e-mail from
> your system.
> 
> 
> 
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
>
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
> Komisi Karst : Hanang
> Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
> Komisi Sertifikasi : M.
> Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
> Komisi OTODA : Ridwan
> Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
> Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
>
-
> 
> 





Start your day with Yahoo! - make it your home page 
http://www.yahoo.com/r/hs 
 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Deteksi sealing and conduite fault

2005-07-06 Terurut Topik usman jauhari
Kalau intepretasi apakah fault bersifat cenderung sealing atau leaking dari 
jenis faultnya, bisa nggak ya (cukup confidence nggak ya)? Misalnya normal 
fault lebih cenderung untuk leaking daripada sealing, sedangkan reverse fault 
sebaliknya.
 
 
Salam
 
usman
 
 
Sigit Ari Prabowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Dear all G & G;...

Saya sedang mempelajari mengenai pendeteksian leak/tidaknya suatu fault;
salah satunya dari materi presentasi dari pak John Kaldi, NCPGG;
judulnya "Sealing Potential of Cap rocks and Faults",; di makalah
tersebut disebutkan bahwa, untuk mengatahui fault leak adalah dengan
Airborne Laser Fluorescence, Synthetic Aperture Radar, Sniffer surveys,
Hydrocarbon-related diagenetic zones (HRDZs), dan Grain Oil
Inclusion,...

Dari berbagai metoda tersebut, kalo bapak dan ibu pernah mengetahui;
manakah yang lebih bisa menjelaskan mengenai leak atau tidaknya suatu
fault; ataukah ada kondisi-kondisi tertentu dimana masing-masing metoda
punya keunggulan dan kekurangan masing-masing; kemudian apakah mungkin
ada metoda lain saat ini untuk pendeteksian yang lebih akurat,...

Untuk daerah Jawa Timur, kira-kira metoda apakah yang paling bisa
mendekati untuk keakuratan hasil dan interpretasi,...

Mohon pencerahan dari bapak dan ibu sekalian...


Terimakasih


Sigit

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
 Sell on Yahoo! Auctions  - No fees. Bid on great items.

Re: [iagi-net-l] Morphology dendritik channel di offshore

2005-06-22 Terurut Topik usman jauhari
Kalo pola penyaluran denritik yg berkembang pd paleoshelf tsb adlh incised 
valley, gimana Mas?

wahyu budi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Kuat dugaan, kenampakan itu adalah 
indikasi bahwa
daerah tersebuat pernah tersingkap ke udara, dan
kemudian tergenang oleh laut.
Seingat saya, kenampakan seperti itu pernah saya lihat
di kawasan timur Indonesia, seperti di pulau-pulau di
kawasan tenggara Sulawesi.

Salam,
WBS

--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

> Mau menanyakan.
> 
> Kira - kira bagaimana terjadinya morphology
> dendritik channel ( sungai - 
> sunngai kecil yang menyatu menjadi sungai besar )
> terjadi di offshore 
> ya...?
> 
> Regards
> 
> Kartiko-Samodro
> Telp : 3852
> 
> 
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
>
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
> Komisi Karst : Hanang
> Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
> Komisi Sertifikasi : M.
> Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
> Komisi OTODA : Ridwan
> Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
> Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
>
-
> 
> 




__ 
Do you Yahoo!? 
Read only the mail you want - Yahoo! Mail SpamGuard. 
http://promotions.yahoo.com/new_mail 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-




-
Yahoo! Sports
 Rekindle the Rivalries. Sign up for Fantasy Football

RE: [iagi-net-l] Ngrayong : Formasi atau Anggota?

2005-05-29 Terurut Topik usman jauhari
Diskusi ttg batupasir Ngrayong memang sgt menarik. Saya jadi teringat saat 
fieldtrip ke K. Braholo pada saat kuliah dahulu. Saya sempat mengambil contoh 
batupasir tsb, saya simpan di kamar kost dan saya pegang-pegang hampir tiap 
hari.
 
Kalo menurut diskripsi Pak Ukat, batupasir ini di K. Braholo menumpangi marine 
shale/marl dan ditumpangi oleh batugamping. Membaca suksesi litologi tsb saja 
membuat saya ragu kalo batupasir Ngrayong di lokasi tsb merupakan endapan laut 
dalam. Logika saya tidak mungkin batupasir Ngrayong di lokasi tsb ditumpangi 
oleh batugamping apabila diendapkan pada laut dalam, kalo diendapkan pada laut 
dalam pasti yg menumpangi adalah marine shale.
 
Saya lebih cenderung batupasir Ngrayong di lokasi tersebut adl endapan laut 
dangkal spt Pak Koesoema katakan. Apabila kita terapkan konsep sikuen 
stratigrafi pada suksesi yg dikatakan pak Ukat, suksesi litologi marine 
shale/marl yg ditumpangi oleh batupasir Ngrayong merefleksikan keberadaan 
"forced regression" atau dg kata lain batupasir Ngrayong merupakan bagian dari 
lowstand wedge. Batugamping yg menumpang di atasnya merupakan rekaman pada saat 
awal transgresi. Bukankah interplay antara karbonat dan silisiklastik sangat 
membantu sekali dlm merekonstruksi RSL changes?
 
Mungkin di tempat lain batupasir yg mirip Ngrayong yg tertembus oleh well 
memang merupakan endapan laut dalam. Siapa tahu merupakan basin-floor fan yg 
terbentuk pada saat lowstand yg ekuivalen dengan shallow-marine Ngrayong 
sandstone di K. Braholo ?

Terima Kasih

Ukat Sukanta <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Memang yang namanya satuan batupasir Ngrayong ada yang mengatakannya
sebagai Anggota, dan ada juga yang mengatakanya sebagai
Formasi-pertamanya saya juga agak pusing. P3G, saya kira mengatakannya
Formasi.

Saya pernah bekerja di K. Broholo dan sekitarnya dengan Bapak-Bapak dari
Lemigas, Pertamina, dan Akamigas (Pak Johanes) pada satuan batupasir
ini. Satuan ini cukup tebal (>300 m), dibawahnya menutupi marine
shale/marl dari Formasi Tuban, dan diatasnya ditutupi oleh batugamping
Formasi Bulu. Satuan batupasir ini rasanya kalau dikatakan anggota malah
tidak tepat, jadi satuan ini saya katakan sebagai Formasi.

Di daerah Dermawu, ada singkapan yang mirif dengan satuan batupasir
Formasi Ngrayong diatas. P3G menamakannya sebagai Formasi Ngrayong. Pada
Sumur Dermawu-1 satuan ini dikatakan sebagai Formasi Tuban berdasarkan
data biostrat. Kalau kita trace di seismic pada interval Formasi Tuban,
ternyata satuan yang litologi nya mirif dengan Formasi Ngrayong ini,
adalah Formasi Tuban-litologinya mirif dengan Formasi Ngrayong mungkin
karena dekat dengan sourcenya.

Wassalam,
US



-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, May 26, 2005 4:38 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Ngrayong : Formasi atau Anggota?

Kelihatannya, tak ada cekungan sedimen di Indonesia yang tatanama dan
sandi stratigrafi-nya sekompleks Cekungan Jawa Timur. Sebuah usaha
penertiban nama pernah dilakukan untuk Cekungan Kutei dan melibatkan
semua company yang terlibat di Cekungan itu (Pertamina, Huffco, Union,
Total saat itu). Usaha ini dipublikasikan di IPA paper tahun 1982
(Marks, Samuel et al.). Tapi, company2 sekarang sudah melupakan ini,
apalagi sejak sequence stratigraphy menjadi primadona analisis
stratigrafi.

Usaha sejenis mestinya dilakukan untuk Cekungan Jawa Timur. Ada
sekumpulan data umur absolut strontium isotop yang bisa sangat membantu
usaha penertiban ini. Tahun ini di IPA akan dipublikasi paper yang
berhubungan dengan hal ini.

Pak Koesoema, kata orang memang asal muasal "CD" berasal dari huruf
klasifikasi Tersier Tc-d di Paleogen atas. Hanya, ada juga yang
berpendapat bahwa "CD" berasal dari gridding oil company di selatan
Madura, seperti halnya sumur2 "BD" dan "MD".

salam,
awang

"R.P. Koesoemadinata" wrote:
Pada tahun 50-han Spruyt dalam laporan intern Shell melakukan penertiban

tatanama stratigrafi di cekungan2 yang mereka kuasai pada waktu itu yang

sesuai dengan Stratigraphic Code. Spruyt mengusulkan nama Gl Formation
(Gl=
Globigerina Fm) \menjadi Formasi Kawengan dengan membernya adalah
Wonocolo,
Ledok dan Mundu, sedangkan OK Formation (OK= Orbitoid Kalk) dirubah
menjadi
Tuban Fm, dengan membernya adalah Tawun Mb dan Ngrayong Mb), Sedangkan
Kujung Fm dibagi menjadi Prupuh Mb dsb.
Namun perkembangan selanjutnya (lupa lagi siapa yang mengusulkan),
Kawengan
Fm dan Tuban Fm dinaikkan tingkatnya jadi Group, sedangkan, sehingga
Mundu,
Ledok dan Woncolo naik tingkatnya jadi formation, begitu pula Tuban Fm
menjadi group, dan Ngrayong dari member menjadi formation, juga Tawun
jadi
formation. Namun publikasi dari Cities Service yang diikuti oleh Trend
dan
sekarang Petrochina mengsynomimkan Tuban Fm dengan Tawun Mb, sedangkan
Ngrayong tetap menjadi Ngrayong Fm.Saya kira Pertamina dan P3G dan juga
di
kalangan akademis masih menggunakan istilah Tawun Fm Istilah Kawengan
Group
dan Tuban Group sekarang kelihatannya sudah 

Re: [iagi-net-l] Very well-rounded sandstone--was Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-29 Terurut Topik usman jauhari
"Very well-rounded conglomeratic sandstone" yg berada di tengah-tengah tubuh 
batugamping yg sangat tebal, janggalkah? Emang terasa janggal. Tapi kemungkinan 
itu tetap ada. Saya bisa menunjukkan contoh yang sama pada singkapan F. 
Wonosari. Pada singkapan tsb, butiran-butiran kuarsa yg "fine to v. coarse 
grained" serta "well rounded" mendominasi dan bercampur dg komponen karbonat 
lain. Struktur sedimen yg mendominasi adalah "trough cross beds". Litofacies 
tsb menumpang di atas batugamping sebelumnya dengan kontak berupa "irregular 
surfaces" yg kemungkinan adalah SB. Tidak jauh dari singkapan tsb (+_ 200-300 
m), tersingkap substratum batuan volkaniklastik yg merupakan "paleohigh" dimana 
F. Wonosari secara keseluruhan tumbuh dan terendapkan diatasnya. Opini saya thd 
singkapan tsb adalah kuarsa tsb merupakan hasil "reworking" pada saat 
transgresi thd endapan silisiklastik pada saat lowstand, kemudian bercampur dg 
komponen karbonat lain serta terendapkan pada saat transgresi. Bukan
 kah
 singkapan merupakan jendela/analog yg murah meriah untuk memahami keadaan 
bawah permukaan? Jadi menurut pendapat saya tetap ada kemungkinan.
 
In case wsg dan mudloggers salah dalam mengidentifikasi antara butiran kristal 
kalsit sbg butiran kuarsa (krn kristal kalsit tidak harus berbentuk spt "dog 
tooth" tapi juga dapat berupa butiran2 berukuran "silt hingga v. fine sand" yg 
lepas-lepas shg mirip butiran kuarsa), maka interval yg tertembus pada saat itu 
kemungkinan adalah "chalky limestone". Spt yg kita ketahui, "chalky limestone" 
merupakan batugamping yg dicirikan oleh sifatnya yg rapuh, mudah hancur apabila 
kita remas dengan tangan, tersusun oleh butiran-butiran kristal kalsit 
berukuran "silt hingga v. fine sand" (tentunya ada komponen skeletal yg lain).

It's just my opinion.
 
Terima Kasih

Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Pak Sugeng,

Seperti peta yang Pak Koesoema lampirkan, reef-reef Banyu Urip, Sukowati, Mudi 
itu terbentuk di Tinggian East Cepu (suka disebut juga Dander High). Tinggian 
ini sendiri menunjam ke BD, sehingga Mudi reef yang tumbuh di bagian TL 
Tinggian itu punya reef yang paling tinggi. Reef Mudi sendiri tumbuh sampai 
ekivalen Tuban, pada saat yang sama di Banyu Urip sudah diendapkan sedimen 
silisiklastik karena terlalu dalam untuk reef masih bisa tumbuh. Dua tahun 
lalu, seorang teman di PetroChina Tuban memberikan data isotop strontium untuk 
Sukowati dan Mudi, dari situ jelas bahwa memang reef-nya tumbuh sampai ekivalen 
Tuban time.

Mungkin karena posisinya shallow dan bersamaan dengan pola fluktuasi susut 
laut, sempat diendapkan re-deposited karbonat Mudi yang kenampakannya seperti 
konglomerat atau sebenarnya redeposited grainstone. Gejala ini mungkin tidak 
muncul di Tinggian di sebelah barat karena kondisinya sudah terlalu dalam. 
Kalau conglomeratic sandstone ini calcareous, maka kemungkinan memang 
grainstone itu ?)

salam,
awang

"sugeng.hartono" wrote:
Pak Awang,
Sewaktu sumur-sumur ini sedang dibor, saya sering mendapat tugas wsg ke
Karanganyar-1, Sukowati-1 dan 2, serta sumur-2 Mudi di Blok Tuban. Menurut
kawan-2 saya (expat-drilling rig crew dan services co.) bahwa drilling rig
sempat "standby" berbulan-bulan dengan alasan yang kurang jelas, diantaranya
ya itu tadi gas H2S. Jadi selama berbulan-bulan itu kegiatan/operasi hanya
sirkulasi dan sirkulsi, lalu wiper trip, lalu sirkulasi lagi. Istilah mereka
"easy money" artinya kerjanya santai saja. Rupanya ini ada "udang di balik
batu". Waktu itu kami hanya berpikir, apakah biayanya tidak membengkak ya?
Lalu siapa yang bakalan menanggung?

Ngomong-2, waktu membor sumur Mudi (8), kita sudah sampai di body Tuban
Carbonate (pay zone); tiba-2 terjadi los sirkulasi. Setelah berhasil diatasi
ternyata ditemukan lapisan "very well-rounded conglomeratic sandstone" yang
kenampakannya sangat mirip dengan gamping kristalin. Tentu saja ini membuat
wsg dan mudloggers kalang-kabut (apalagi terjadi jam 02.00 pagi). Tidak
menduga bakalan ketemu pasir di tengah gamping yang tebal.
Apakah Pak Awang bisa kasih komentar?
Trimakasih dan salam,
Sugeng


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
Discover Yahoo!
 Get on-the-go sports scores, stock quotes, news & more. Check it out!

Re: [iagi-net-l] Hilangnya sebuah Danau

2005-05-24 Terurut Topik usman jauhari
Ada kata kunci dalam berita di Rusia tersebut yaitu: "underground cave system". 
Sistem goa bawah tanah umumnya terbentuk pada batugamping. Litologi yang 
mengalasi dimana danau tsb berada kemungkinan besar adalah batugamping.
 
Kalo kita pernah jalan-jalan di daerah pegunungan selatan jawa, kita akan 
banyak menjumpai danau-danau yang mengisi doline/sinkhole yang dikelilingi oleh 
bukit-bukit kerucut batugamping. Air dapat menggenang membentuk danau pada 
doline tsb karena adanya insoluble materials (misalnya dlm bentuk soils) yg 
menyumbat dan memutuskan hubungan antara doline tsb dengan sistem pengaliran 
bawah tanah (goa-goa). Apabila ada suatu aktivitas yg dapat menghilangkan 
sumbatan tersebut misalnya gempa yg mengakibatkan reaktivasi 
retakan-retakan/sesar yg menghubungkan antara doline dengan sistem goa bawah 
tanah, maka air pada danau tsb dapat bocor dan masuk ke sistem pengaliran bawah 
tanah tsb dan akhirnya kering.
 
Danau tsb sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat di sekitarnya 
terutama sekali pada saat musim kering. Apabila danau di daerah tsb bocor dan 
kering, bencana yang terjadi bukan hanyutnya manusia ke sistem pengaliran bawah 
tanah akan tetapi kekeringan bagi masyarakat yang bergantung pada danau tsb.

"Jossy C. Inaray" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Ada artikel menarik untuk disimak. Danau2 di jawa barat bisa nggak
seperti ini? Bisa2 jadi tambahan bencana.

MOSCOW (Reuters) - A Russian village was left baffled Thursday after its
lake disappeared overnight. 
NTV television showed pictures of a giant muddy hole bathed in summer
sun, while fishermen from the village of Bolotnikovo looked on
disconsolately. 

"It is very dangerous. If a person had been in this disaster, he would
have had almost no chance of survival. The trees flew downwards, under
the ground," said Dmitry Zaitsev, a local Emergencies Ministry official
interviewed by the channel. 

Officials in Nizhegorodskaya region, on the Volga river east of Moscow,
said water in the lake might have been sucked down into an underground
water-course or cave system, but some villagers had more sinister
explanations. 

"I am thinking, well, America has finally got to us," said one old
woman, as she sat on the ground outside her house. 


JCI


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



-
Do You Yahoo!?
 Yahoo! Small Business - Try our new Resources site!

Re: [iagi-net-l] Perputaran kalimantan dan pembentukan kutai basin

2005-05-23 Terurut Topik usman jauhari

Kutei basin terbentuk oleh suatu sistem rift. Menurut teori, rift umumnya 
mempunyai tiga lengan (three arm rift) yang masing-masing lengan tersebut 
mempunyai sudut 120 derajat. Dalam perkembangannya, dua dari ketiga lengan rift 
tersebut akan berhasil terus membuka, berhubungan dengan laut terbuka, terisi 
oleh air laut dan akhirnya menjadi laut baru sedangkan satu lengan sisanya akan 
berhenti membuka yg sering disebut sebagai failed arm rift atau aulacogen. 
Kenapa salah satu gagal sedangkan dua lainya sukses terus membuka karena arah 
gaya utama tektonik selanjutnya akan bersifat kompresi terhadap salah satu dari 
lengan tersebut dan bersifat ekstensi pada dua lengan lainnya serta tidak 
mungkin bersifat ekstensi terhadap ketiga-tiganya. Pada failed arm rift atau 
aulacogen inilah yg umumnya menjadi lembah bagi sungai-sungai besar yg kemudian 
bermuara dan membentuk delta di laut yang terbentuk oleh dua lengan rift 
lainnya. Contoh sungai-sungai besar yang terbentuk pada aulacogen a
 dalah
 Sungai Mississippi, Amazon dan Niger.

 

Kalo kita lihat fisiografi dari Kutei basin saat ini dan menghubungkannya 
dengan teori rift di atas, selat Makasar yang kita lihat sekarang merupakan 
hasil pemekaran dari dua lengan rift sedangkan sungai Mahakam berkembang pada 
lembah yang terbentuk oleh aulacogen. Pada awal pembentukan Kutei basin, 
ekstensi terjadi pada ketiga lengan rift. Pada perkembangan berikutnya, 
ekstensi lebih dominan pada dua dari tiga lengan rift yang membentuk selat 
Makasar.


Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Kutei Basin adalah sebuah sistem aulacogen -three way rift. Sebuah lengan 
pertama : rift berarah timur-barat masuk dari sekitar Delta Mahakam sekarang 
menuju inner Kalimantan di sekitar timur Kuching High - inilah retakan pertama 
yang diisi sedimen2 pra Miosen. Formasi Kiham Haloq, berumur Paleosen-Eosen, 
sedikit lebih tua dari Formasi Tanjung di Barito, non-marine sediments, 
merupakan pengisi lembah retakan pertama di proto Kutei. Maka, bisa dikatakan 
bahwa sejak Eosen, Kutei sudah terbuka.

Lengan kedua : rift ke utara menuju Tarakan. Lengan ketiga : rift menuju South 
Makassar. Pada zamannya, lengan2 kedua dan ketiga inilah yang aktif membuka dan 
menguakkan Makassar Strait sepanjang Paleogen. Maka, arah extension ini 
utara-selatan atau sekarang sejajar dengan garis pantai Kalimantan Timur. 
Sedangkan, lengan pertama yang barat-timur berekstensi ke utara dan selatan 
atau sekarang tegak lurus dengan garis pantai Kalimantan Timur.

Lengan kedua dan ketiga bisa membuka walaupun akhirnya juga berhenti saat 
terjadi beberapa collision di timur Sulawesi Barat. Lengan pertama membuka 
sepanjang Paleogen setelah itu terhenti. 

Rotasi anti-clockwise Kalimantan ikut menggagalkan pembukaan lengan kedua dan 
ketiga di Selat Makassar.

Aulacogen di Kutei hanya merupakan konsekuensi drifting-nya fragmen Sulawesi 
Barat ke timur, melarikan diri dari tepi timur Sundaland. Secara lebih regional 
lagi, skala SE Asia, ini hanya merupakan perwujudan extrusion tectonics yang 
banyak terjadi saat itu di wilayah ini.

salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Mau menanyakan pada rekan - rekan semua

pada umur 15ma pulau kalimantan mulai terputar anticloskwise karena 
tumbukan dari plate australia dan pasific plate...yang berarti kompresi 
banyak bekerja .
yang jadi pertanyaan kapan sebenarnya mulai terbukanya kutai basin sebagai 
tempat sedimentasi apakah jauh sebelum 15 ma ( ex: around 43 ma) dan event 
apa yang menyebabkan terbukanya kutai basin ...? dan kearah mana 
extension pada saat itu apakah tegak lurus pesisir timur kalimantan ( 
kalau posisi sekarang jadinya barat timur) atau paralel dengan pesisir 
timur kalimantan( kalau posisi sekarang jadi utara selatan )...?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
Do You Yahoo!?
 Yahoo! Small Business - Try our new Resources site!

RE: [iagi-net-l] derajat compaction antara clastic dan karbonat

2005-05-03 Terurut Topik usman jauhari
Top TAF sekitar 1600-1700 m (TVDSS), overburden BRF sekitar 100-200 m thick.
Hanya setengahnya dari tempatnya Mas Ferdi ya?
 
Salam
 
Usman Jauhari

[EMAIL PROTECTED] wrote:
kalau boleh tahu berapa kedalaman (ssea) dari formasi talang akar yang ada 
di bawah baturaja di daerah bapak...?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852






usman jauhari 
02/05/2005 09:34 PM
Please respond to iagi-net


To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject: RE: [iagi-net-l] derajat compaction antara clastic dan karbonat


Selain overburden yg tersusun oleh batuan karbonat lebih menyebabkan 
penurunan porositas secara fisik terhadap batuan klastik yg ada di 
bawahnya, batuan karbonat tersebut dapat pula menyebabkan penurunan 
porositas melalui proses kimia yaitu sementasi karbonat (i.e. calcite 
cementation) thd batuan silisiklastik tsb. Semen tsb dpt berasal dari 
hasil pelarutan batuan karbonat oleh air formasi. Air formasi tsb dapat 
masuk ke batuan silisiklastik akibat kontak langsung secara stratigrafi 
antara batuan silisiklastik dg batuan karbonat atau karena posisi struktur 
yg memungkinkan hal tsb utk terjadi-- (personal judgement).

Namun demikian, batuan silisiklastik yg berada di bawah batuan karbonat 
tidak mesti harus tight. Contohnya F. Talang Akar yg ada dibawah F. 
Baturaja.

Salam
Usman Jauhari

I Nengah Nuada wrote:
Overburden merupakan fungsi density dari batuan penyusun, semakin besar 
density batuan akan semakin besar pula angka overburdennya. Karena umumnya 
karbonat mempunyai density yang lebih besar daripada sedimen klastik maka 
kemungkinan besar overburden yang terdiri dari 1000 m sedimen klastik dan 
1000 m karbonat akan memberikan efek pengurangan density yang lebih besar 
dibandingan dengan overburden yang tersusun atas 2000 m sedimen klastik.

Salam,
INN

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] 
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 28, 2005 7:57 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] derajat compaction antara clastic dan karbonat
Importance: High

Kalau kita hendak menghitung potensial porosity di deep 
reservoir...umumnya kita melakukan model dengan menggunakan derajat 
overburden / kompaksi 
di bagian atasnya dan kemudian kita extrapolasikan ke bawah...
Kalau kita punya overburden dengan lithology yang berbeda mis : clastic 
(sand shale ) dan carbonate (platform/ reef ) tentu akan memberikan 
derajat kompaksi yang berbeda juga
pertanyaannya : kalau kita punya deep reservoir (clastic) lalu diatasnya 
terdapat overburden clastic (2000 m) dibandingkan dengan overburden 
campuran (clastik 1000 m dan karbonate 1000 m) , manakah yang akan 
memberikan effect pengurangan porosity karena kompaksi (apakah yang pure 
clastic atau yang campuran )..?

Mungkin ada yang bisa memberi pencerahan...

Terima kasih 


Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://

RE: [iagi-net-l] Tanya : Water depth Glossifungites Ichnofacies

2005-05-02 Terurut Topik usman jauhari
1. Utk Pak Herman : dimana bisa dapet publikasi tsb? Kalo punya softcopy-nya, 
boleh dong saya minta file-nya?
 
2. Untuk Pak Oki : What is the big picture of your area? Apakah masih berada 
pada shelf (landward from shelf break) ataukah udah di basin floor (basinward 
from shelf break)? Kalo kasus I yg terjadi, saya lebih yakin utk mengatakan 
endapan laut dangkal (beach/inner shelf -- middle shelf)-->subaerial exposure 
then transgression. Kalo kasus II yg terjadi, saya lebih cenderung spt apa yg 
ada di paper yg Pak Herman sebutkan.
 
Salam
Usman Jauhari

"Darman, Herman H BSP-TSX/4" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Oki,

Mungkin bisa belajar dari New Jersey Slope.

Herman

___


Firmground Ichnofabrics in Deep-water Sequence
Stratigraphy, Tertiary Clinoform-toe Deposits,
New Jersey Slope 

Savrda et al, Palaios 2001, v. 16, p 294-305

Sixteen erosional surfaces are recognized in a 144-m-thick
condensed package of Tertiary (Eocene-Pliocene) clinoformtoe
sediments recovered at ODP Site 1073 on theNewJersey
slope. Most of these surfaces are associated with significant
hiatuses or extremely condensed intervals defined by Sr isotopes
or biostratigraphic data, and many can be linked to
sequence boundaries defined in onshore and shelf seismic
studies. All surfaces define the bases of fining upward sequences;
they separate clay or biogenicmuds belowfromauthigenic
glauconitic sandy muds or sands above. The entire
Tertiary package is thoroughly bioturbated and dominated
by ichnotaxa representing softground conditions. Burrow
densities, burrow preservation, and the relative importance
of certain ichnotaxa vary through the Tertiary package, re-
flecting changes in water depth, relative degree of condensation,
and associated glaucony authigenesis, all related to
margin progradation. Nonetheless, when individual sequences
are considered, little or no change in softground
ichnofossil assemblages is recognized across bounding surfaces.
However, most surfaces are marked clearly by firmground
Thalassinoides, burrow systems that penetrate
deeply (up to 2 m) into subjacent clays and are characterized
by extremely sharp walls and coarser glauconitic fills.
In shallower shelf sequences, firmground ichnofabrics develop
at sequence boundaries in response to subaerial exposure
and transgressive ravinement. In contrast, the Tertiary
firmgrounds on the New Jersey margin formed in deep
water in response to phases of rapid transgression and net
erosion; consolidated mud substrates were exhumed as a result
of sediment starvation and bottom-current winnowing,
facilitated by bioerosion, at or near the bases of slope clinoforms.
These observations extend the previously established
sequence stratigraphic utility of the substrate-controlled
Glossifungites ichnofacies to deeper water facies.

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 26 April 2005 15:14
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tanya : Water depth Glossifungites Ichnofacies



Mas Oki,
Pernah kok dibahas mengenai keberadaan glossifungites ichnofacies pada
sedimen bathyal. Salah satunya Hayward (1976), Lower Miocene Bathyal &
Submarine Canyon ichnofacies from Northland, New Zealand.
Saya tidak punya papernya, tapi sepertinya ada sedikit di bahas dalam
Facies Model-nya Walker.

salam,
-sw-




"Musakti, Oki" 

os.com> 
cc: 
04/26/2005 10:51 
AM Subject: [iagi-net-l] Tanya : Water depth Glossifungites 
Please respond to Ichnofacies 
iagi-net 








Glossifungites ichnofacies selalu didefinisikan dengan kumpulan trace
fossil (an. Thallasinoides, Rhizocorralium etc) pada firm ground (semi
lithified) sediment.
Dalam konteks sequence stratigraphy, glossifungites ichnofacies ini
sering dikaitkan dengan transgressive surface atau ravinement, karena
indikasi bahwa telah terjadi erosi dan 'removal' dari unconsolidated
sediment diatasnya.

Dari segi water depth, Glossi surface ini biasanya diasosiasikan dengan
near shore environment, inner sampai mid neritik. Pokoknya diatas wave
base.

Pertanyaan: Apakah ada kemungkinan glossi ini terjadi juga di tempat
yang lebih dalam ie. Outer sublittoral bahkan bathyal seperti
diindikasikan secara konsisten oleh biostratigraphy (ie. Plankton-benton
foram ratio, deep water bentonic taxa etc).

Bagaimana kalau sang ichnologist berkeras menyebut shallow marine
environment sedangkan biostratigrapher 'kekeuh' pada deep water untuk
interval yang sama.

Mana yang harus kita 'percaya' dan apakah mungkin ada kompromi diantara
keduanya ie. erosi dan pemindahan sediment penutup terjadi secara
subaquaous via contourite current dan semacamnya.

Ada yang punya contoh2 glossi surface di deep water...?

Thanks
Oki


Santos Ltd A.B.N. 80 007 550 923
Disclaimer: The information contained in this email is intended only for
the use of the
person(s) to whom it is addressed and may be confidential or contain
privileged information. If you are n

RE: [iagi-net-l] derajat compaction antara clastic dan karbonat

2005-05-02 Terurut Topik usman jauhari
Selain overburden yg tersusun oleh batuan karbonat lebih menyebabkan penurunan 
porositas secara fisik terhadap batuan klastik yg ada di bawahnya, batuan 
karbonat tersebut dapat pula menyebabkan penurunan porositas melalui proses 
kimia yaitu sementasi karbonat (i.e. calcite cementation) thd batuan 
silisiklastik tsb. Semen tsb dpt berasal dari hasil pelarutan batuan karbonat 
oleh air formasi. Air formasi tsb dapat masuk ke batuan silisiklastik akibat 
kontak langsung secara stratigrafi antara batuan silisiklastik dg batuan 
karbonat atau karena posisi struktur yg memungkinkan hal tsb utk terjadi-- 
(personal judgement).
 
Namun demikian, batuan silisiklastik yg berada di bawah batuan karbonat tidak 
mesti harus tight. Contohnya F. Talang Akar yg ada dibawah F. Baturaja.
 
Salam
Usman Jauhari

I Nengah Nuada <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Overburden merupakan fungsi density dari batuan penyusun, semakin besar density 
batuan akan semakin besar pula angka overburdennya. Karena umumnya karbonat 
mempunyai density yang lebih besar daripada sedimen klastik maka kemungkinan 
besar overburden yang terdiri dari 1000 m sedimen klastik dan 1000 m karbonat 
akan memberikan efek pengurangan density yang lebih besar dibandingan dengan 
overburden yang tersusun atas 2000 m sedimen klastik.

Salam,
INN

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 28, 2005 7:57 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] derajat compaction antara clastic dan karbonat
Importance: High

Kalau kita hendak menghitung potensial porosity di deep 
reservoir...umumnya kita melakukan model dengan menggunakan derajat 
overburden / kompaksi 
di bagian atasnya dan kemudian kita extrapolasikan ke bawah...
Kalau kita punya overburden dengan lithology yang berbeda mis : clastic 
(sand shale ) dan carbonate (platform/ reef ) tentu akan memberikan 
derajat kompaksi yang berbeda juga
pertanyaannya : kalau kita punya deep reservoir (clastic) lalu diatasnya 
terdapat overburden clastic (2000 m) dibandingkan dengan overburden 
campuran (clastik 1000 m dan karbonate 1000 m) , manakah yang akan 
memberikan effect pengurangan porosity karena kompaksi (apakah yang pure 
clastic atau yang campuran )..?

Mungkin ada yang bisa memberi pencerahan...

Terima kasih 


Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] Drowned Carbonate Platform

2005-04-19 Terurut Topik usman jauhari
Mas Suryadi,
 
1. Klop setuju banget,
2. Setuju. Carbonate buildup yg berbentuk mulus dan menyempit ke arah atas yg 
sering kita identifikasi pada data seismik belum tentu ia dihasilkan oleh 1 
proses kenaikan RSL (relative sea level) yang akhirnya menenggelamkanya dibawah 
batas organisme penyusun karbonat untuk hidup. Dalam perjalanan hidupnya, 
carbonate buildup tersebut mungkin mengalami beberapa kali siklus naik turunya 
RSL. Mungkin dia pernah berusaha mengejar kenaikan RSL dan akhirnya berhasil 
(catch up), tetapi karena RSL turun menuju siklus selanjutnya, carbonate 
buildup tsb-pun terekspose di atas muka air laut. Pada siklus kenaikan RSL 
selanjutnya, carbonate buildup tsb tumbuh kembali dan mengejar kenaikan muka 
air laut kemudian terekspose kembali. Demikian siklus tersebut terjadi 
berulang-ulang. Karena trend siklus RSL pada orde yg lebih besar (2nd or 3rd) 
pada saat itu adalah naik (transgresi), maka secara keseluruhan buildup yang 
dihasilkan adalah menyempit ke arah atas (in overall deepening upward).
 
Di paper Jordan & Abdullah (1992) tsb tidak disebutkan scr eksplisit ttg 
condensed section di atas Arun Limestone. Mungkin orang exxonmobil bisa 
menjawab hal ini. Mas Avianto? Paper Jordan and Abdullah (1992) tentang Arun 
Field selain dipublikasikan di AAPG juga di Prosiding IPA 1987. Cuma yg di AAPG 
lebih lengkap krn jumlah halamannya yg lebih banyak. 
 
3. Publikasi ttg phylloid algal mound sebagai reservoir baru 1 yg saya jumpai 
yaitu di  Scholle et al (1983). Carbonate Depositional Environments. AAPG, 
Memoir 33. Saya punya foto sayatan batugamping yg didominasi oleh phylloid 
algae mirip/serupa dg yg ada di publikasi tsb. Batugamping tsb dari daerah 
Gunung Sewu. Siapa tahu phylloid algae mound tsb juga pernah teridentifikasi di 
subsurface.
Saya tidak paham betul kenapa ia bisa punya kualitas sebagai reservoir 
(diagenesis or pure stratigraphy?) (need further understanding). Ciri yg nampak 
disayatan adlh phylloid algae debris tsb dikelilingi oleh semen (sparit) yg 
sangat kasar dengan pori-pori yg cukup besar. Pak Alit Askaria mungkin dpt 
memberikan input? Fotonya akan saya kirimkan ke Mas Suryadi.

 
Salam,
 
usman jauhari
(Good to have conversation with all of you, big guys)
 

[EMAIL PROTECTED] wrote:

Pak Usman,
Terima kasih banget atas diskusinya, membuat saya membuka2 catatan lama.
Ada beberapa hal yang ingin saya komentari dan tanyakan :
1. Reef
Saya setuju dengan James (1983), bahwa reef didominasi oleh koral,
sedangkan mound didominasi oleh encrusting organism. Reef tidak harus
meliputi seluruh buildup, begitu pula mound. Jika anda menemukan suatu
buildup dan teridentifikasi ada beberapa lingkungan pengendapan seperti
reef, fore reef talus, rampart, lagoon dll ada baiknya anda sebut saja
sebagai "carbonate buildup". Jika memang reef/reef fragment merupakan
materi penyusun utama, bisa disebut "reefal buildup".
Montgomery et al.(1999) pernah mengoreksi kesalahan penggunaan
terminologi ini di East Texas Basin. Reservoir yang dulunya disebut sebagai
"reef" ternyata tidak hanya terdiri atas reef tapi juga ada shoal, lagoon
sehingga "reef" diganti dengan "carbonate buildup"

2. Drowned carbonate.
Saat pertama kali mem-posting imel saya di IAGI, yang saya maksud
dengan drowned carbonate platform mencakup seluruh platform, tidak terbatas
pada sebuah 3rd order sequence. Sehingga bisa ada beberapa 3rd order
sequence dalam satu buildup ini. Proses yang saya lihat adalah mencakup
keseluruhan proses penenggelaman platform. Sehingga, mungkin saja ada
beberapa siklus penenggelaman dan pengangkatan yang telah terjadi, namun
apabila dilihat secara keseluruhan yang tampak adalah carbonate platform
tersebut telah mengalami penenggelaman. Apabila ingin berbicara masalah
subaerial exposure yang implikasinya adalah pembentukan erosial surface ada
baiknya kita sedikit mendekat dan berbicara dalam konteks sequence atau
parasequence. Efek Milankovich terbukti menghasilkan silkus naik turun muka
air laut dalam orde parasequence. Dan hal ini telah terbukti bahkan
dilapangan yang saya teliti, bahwa pada akhir dari pembentukan parasequence
terdapat bukti subaerial exposure yang terlihat dari core. Memang bukti ini
tidak selalu ada, tetapi cukup sering dan juga bisa menghasilkan meteorik
diagenesis dengan ciri oksidasi, atau slight karstification. Orde sequence
tentu lebih intensif lagi subaerial exposurenya yang bisa berujung pada
terjadinya karstifikasi.
Kebetulan saya tidak memiliki paper Jordan dan Abdullah, jadi saya
pingin tau apakah ada condensed section di atas Arun limestone ? Jika ada,
apa mungkin time gap antara 2.3 - 4.6 my itu diwakili oleh condensed
section itu ? Karena saya curiga dengan bukti exposure yang seperti
disebutkan dihasilkan oleh orde parasequence.

3. Pada buildup yang saya teliti, algae dominated facies juga bisa
menjadi reservoir. Phylloid algae yang seperti apa ya ?

salam,
- sw-






usman jauhari 
.co

Re: [iagi-net-l] Drowned Carbonate Platform

2005-04-18 Terurut Topik usman jauhari

Gabung diskusi Mas Suryadi ya! Ada 3 hal yang ingin saya diskusikan Mas :

 

1. Reef;

Kalau kita menyebut reef buildup yang terlintas secara langsung di benak kita 
pasti adalah koral. Tetapi, ketika dihadapkan pada data yang menunjukkan 
dominasi algae, kita jadi bertanya kenapa reef buildup kok didominasi algae? 
James (1983) dlm tulisannya yg berjudul Reefs pd buku Scholle et al. (eds.) 
Carbonate Depositional Environments. AAPG. p 345-462 membedakan antara reef dan 
reef mound. Dikatakan reef apabila didominasi oleh koral (large metazoan). 
Dikatakan reef mound apabila didominasi oleh encrusting organism dan kurang 
dominannya koral. Encrusting organism bisa berupa encrusting red algae, 
phylloid algae, etc. Please Mas Sur refer ke buku tersebut, siapa tahu saya 
salah kutip. Pada reef buildup yang kita identifikasi pada data seismik, pada 
interval/bagian lateral tertentu dapat didominasi oleh reef dan dibagian lain 
oleh reef mound atau depositional facies yang lain seperti near reef atau 
interreef lagoon. Jadi menurut saya reef buildup tidak harus didominasi oleh 
 koral.
 Kalau kita bisa identifikasi suksesi antara keduanya baik secara vertikal 
maupun lateral, kita akan dapat mengidentifikasi pola shallowing atau 
deepening, catch-up, keep-up, retrogradasi atau progradasi, etc. pada skala 
satu tubuh reef itu. James and Bourque (1991) Reefs and Mounds dlm Walker (ed.) 
Facies Model membahas secara bagus tentang hal ini.

 

2. Drowned Carbonate, Karstifikasi (subaerial exposure) dan Reservoir;

Pertanyaan yg mungkin muncul adalah Apakah pada Drowned Carbonate ada 
kemungkinan dijumpai subaerial exposure yang merupakan proses utama pembentukan 
porositas dan permeabilitas pada batuan karbonat?

Ada 2 tulisan menarik berkaitan dengan Drowned Carbonate yang dapat dijadikan 
sbg pembanding:

 

Saller et al (1993) dlm AAPG Memoir 57 yang meneliti karbonat Oligosen di 
Kalimantan tengah dengan data outcrop dan seismic mengatakan “subaerial 
unconformities were not found in or between sequences 2-4 on outcrop Rapid 
rises in relative sea level resulted in drowning and backstepping of carbonate 
shelf margins in some locations Tulisan dari Saller et al (1993) tsb 
menunjukkan tidak terjadinya subaerial exposure pd karbonat tersebut tetapi 
proses drowning dan backstepping lebih dominan. Karena tidak terjadi subaerial 
exposure, proses diagenesis air meteorik yg dapat meningkatkan porositas dan 
permeabilitas mungkin tidak terjadi.

 

Jordan and Abdullah (1992) pd tulisanya berjudul Arun Field dlm Foster and 
Beaumont (eds.) Atlas Oil and Gas Field, AAPG, membahas scr detil ttg Arun 
Reef. Arun reef dikatakan tumbuh selama Miosen Awal. Pada tulisan tersebut 
digambarkan Arun reef mempunyai bentuk menyempit kearah atas dan ditutupi oleh 
Baong shale sehingga menurut pendapat saya dapat dikatakan sbg Drowned 
carbonate. Sebelum Arun reef tersebut drowned, dia sempat mengalami subaerial 
exposure pada bagian atasnya seperti yg tertulis pada teks “The most 
economically important unconformity occurs at top of the Arun Limestone... A 
minimum of 2.3-4.6 m.y. elapsed during this period of exposure. Selain itu, 
paragraph lain juga mengatakan “Evidence of subaerial exposure of reef 
sequences includes sharp color changes parallel to bedding and irregular 
contacts These indicate that the Arun reef grew up in a discontinous 
fashion, interrupted at times by subaerial exposure Apa yang dapat kita 
ambil adalah pada Drow
 ned
 Carbonate pd bagian atasnya ada kemungkinan keberadaan exposure surface dan 
tentunya reservoir-quality limestone, demikian juga pada bagian interiornya 
yang ditandai oleh keberadaan subaerial exposure. 

 

3. Bagian lain yang punya potensi bagus sebagai reservoir;

Reservoir-quality limestone berada di bawah exposure surface yang berada di 
dalam interior buildup dapat dijadikan kandidat dan dikejar terus. Jordan and 
Abdullah (1992) mengatakan 1/4 dari total porositas di Arun field adalah berupa 
pori yang terbentuk oleh diagenesis air meteorik sedangkan 3/4-nya adalah 
intercrystalline porosity (microspar matrix) pada chalky limestone.  Longman 
(1981) dalam bukunya Carbonate Diagenesis as a Control on Stratigraphic Traps 
mengatakan microspar matrix seperti itu (implisit) terbentuk karena pengaruh 
fresh water. Jadi 1/4 + 3/4 = 1 atau seluruh porositas pada Arun field adalah 
hasil kerja dari diagenesis air meteorik? Kenapa harus nyari yang lain?

Bagian lain lagi yang potensi sebagai reservoir? Geologist memang tidak pernah 
puas he.he.he... Mas Suryadi pernah menjumpai Phylloid algal mound  pd batuan 
karbonat yang Mas teliti nggak? Kalau ada mungkin dapat dijadikan sebagai 
kandidat (need further understanding). Phylloid algal mound spt itu jadi 
reservoir utama di salah satu field di US sana lho, publikasinya ada di buku 
Scholle et al (1983). Carbonate Depositional Environments. AAPG Memoir 33.

 

Salam,

 

Usman Jauhari

A young man who dreams to be a total

[iagi-net-l] Test

2005-04-17 Terurut Topik usman jauhari
Test


-
Do you Yahoo!?
 Plan great trips with Yahoo! Travel: Now over 17,000 guides!