fyi...

--------------------

Rekan-rekan *MGEI-ers* yang kami banggakan . .


Pada edisi bulan ini kami sepakat untuk lebih mengangkat hal-hal internal
MGEI, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan hari Kartini bagi
rekan-rekan geolog perempuan Indonesia yang dari tolok ukur pencapaian dan
kontribusinya sejauh ini sudah tidak perlu diragukan lagi; luar biasa!
Pada bulan ini ada berapa realisasi beberapa rencana/program yang telah
disampaikan sebelumnya. Sebagian bisa dikatakan sebagai sebuah peristiwa
bersejarah, sebagian lain adalah hal-hal rutin yang selama ini merupakan
program andalan kita, yang diantaranya adalah:
1.     Konfirmasi pelaksanaan workshop pengenalan pasar modal untuk anggota
MGEI bekerja sama dengan BEI yang akan dilakukan pada tanggal 6 Juni,
dengan total jumlah peserta 50 orang.
2.     Telah terbitnya Peraturan Dirjen Minerba No 569.K/30/DJB/2015 pada
tgl 14 April 2015 tentang penerapan sistem KCMI dan SNI untuk pelaporan
hasil eksplorasi, estimasi sumberdaya dan estimasi cadangan mineral dan
batu bara di Indonesia.
3.     Pelaksanaan acara peringatan 200 tahun letusan Tambora sukses
dilaksanakan pada 12 – 14 April 2015.
4.     MGEI goes to School; kali ini membidik level pendidikan yang lebih
dini yaitu ke sekolah Internasional High Scope Bintaro yang dilakukan pada
minggu ketiga bulan April 2015.
5.     MGEI Goes To Campus IST AKPRIND minggu pertama bulan April 2015 yang
dirangkai dengan pengukuhan SC MGEI IST AKPRIND.

Apresiasi yang sangat tinggi kami sampaikan kepada rekan-rekan baik pribadi
maupun tim yang telah membuat hal-hal diatas terjadi, termasuk kepada BEI
dan pemerintah RI melalui kementrian ESDM dengan Direktorat Jendral Mineral
dan Batubara-nya.

Kegiatan *workshop* pasar modal bagi anggota MGEI diharapkan menjadi
semacam titik awal pencerahan bagi *MGEIers* untuk bisa lebih paham
seluk-beluk pasar modal yang telah kita ketahui bersama bisa jadi sangat
erat kaitannya dengan kemenerusan dan terjaminnya ‘periuk nasi’ kita ini
agar kemudian kemudian bisa lebih memanfaatkannya.

Terbitnya Peraturan Dirjen Minerba tentang penerapan SNI dan KCMI untuk
pelaporan hasil eksplorasi, estimasi sumberdaya dan estimasi cadangan
mineral dan batubara
( http://jdih.esdm.go.id/peraturan/PerDirjen%20Minerba%20569.K%202015.pdf
) merupakan
sebuah tonggak sejarah baru demi terwujudnya dunia pertambangan di
Indonesia yang lebih baik; bagi pemerintah, masyarakat (dan seluruh *stake
holder* lainnya) maupun bagi perusahaan itu sendiri.

Penerapan sistem KCMI untuk pelaporan kepada pemerintah bagi SEMUA
perusahaan (dan lebih khusus pelaporan kepada publik bagi perusahaan yang
telah *listing* di BEI) perlu juga dipandang sebagai sebuah langkah sangat
positif bagi perusahaan untuk bisa secara lebih meyakinkan dan *fair
*‘mengenalkan
dan manjual diri’  kepada semua *stake (dan share) holder*-nya sebagai
salah satu bidang usaha dengan resiko dan/atau ketidakpastian yang sangat
tinggi serta sarat dengan segala kompleksitas permasalahannya namun dengan
sistem serta acuan yang jelas dan disepakati bersama, resiko dan/atau
ketidakpastian termasuk potensi-potensi ke arah sana bisa diantisipasi,
dikenali bahkan dimitigasi dengan lebih baik.
Pemerintah memberikan ‘masa transisi’ selama dua tahun. Kendala dalam
penerapannya tentulah akan ada; salah duanya adalah kesiapan perusahaan dan
ketersediaan CPI sebagai salah satu pilar penting dalam hal ini.
Sosialisasi yang benar tentang sistem Kode KCMI perlu dilakukan secara
masif dan intensif  oleh semua pihak terkait. Ketersediaan CPI perlu juga
dipastikan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai. Sudah semestinya
MGEI-IAGI untuk mengambil peran penting dalamhal ini mulai dari pengawasan
dan pembinaan terhadapa CPI yang telah ada maupun usaha-usaha lain untuk
bisa segera meningkatkan kuatintas tanpa mengorbankan kualitasnya.
Perusahaan-perusahaan juga diminta peran aktifnya untuk mendorong serta
memfasilitasi para tenaga ahlinya yang sudah memenuhi syarat menjadi CPI
untuk segera mendapatkan sertifikasi yang diperlukan.

Secara garis besar, dengan jumlah CPI yang ada sekarang sepertinya masih
belum memadai. MGEI akan mencoba membuat matriks tentang rasio ketersediaan
CPI terhadap jumlah perusahaan (dengan IUP, KK-nya), jenis komoditas dan
level pelaporannya. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya antisipatif
untuk memetakan potensi adanya kendala selama masa transisi dan
implementasi peraturan tentang penerapan sistem KCMI sambil menyiapkan
langkah-langkahnya.

Jumlah tenaga ahli geologi Indonesia yang telah memenuhi syarat untuk
menjadi seorang CPI sepertinya sudah cukup banyak, sudah sejak lama jumlah
lulusan program S1 geologi di tanah air sudah lebih dari cukup untuk
menyediakan ‘bahan dasar’ untuk lahirnya CPI-CPI baru. Kami katakan lebih
dari cukup karena sampai akhir bulan April 2015 telah tercatat setidaknya
30 institusi pendidikan inggi di Indonesia memiliki program studi atau
jurusan (teknik) geologi. Yang paling muda adalah Universitas Indonesia
yang telah membuka jurusan Geologi dan Geofisika. Ya . . 30 lembaga, yang
jika tiap tahun masing-masing meluluskan 25 sarjana geologi saja sudah ada
750 sarjana geologi baru tiap tahunnya. . . sebuah angka yang sangat
fantastis!! Makin populernya jurusan geologi di tanah air adalah satu hal,
sementara memastikan kualitas nya dan tersedianya kesempatan kerja untuk
menampungnya ada hal lain yang sangat berbeda. Kita akan bahas masalah ini
sedikit lebih jauh pada edisi bulan depan.

Kondisi di dalam negeri masih belum ada tanda-tanda akan membaik dalam
waktu dekat, apalagi adanya keputusan pemerintah untuk memperpanjang
moratorium kehutanan; sementara jika cermati yang di luar sana; meskipun
intensitas pemberitaan masih secara dominan terkait dengan pengurangan,
efisiensi dan lain-lain, namun ada beberapa berita yang cukup
menggembirakan meskipun mungkin pengaruh secara langsung kepada kita masih
relatif kecil dan mungkin tidak dalam waktu dekat namun demikian ini bisa
jadi merupakan satu pertanda cukup baik. Manajemen Freeport telah setuju
dengan *multi billion* *project expansion *di Peru, Ivanhoe sangat intensif
melakukan program eksplorasinya di sekitaran Kipushi Mine-nya di Congo
dengan sukses yang liar biasa. Bekas boss-nya Xstrata Mick Davis dengan
kendaraan bisnis barunya *X2 Resources* mampu mengumpulkan dana $5.6 Milyar
(iya benar $5.6 Billion!!) sedang mengincar beberapa proyek sebagai “area
bermain”nya yang baru dan  masih banyak lagi. Silakan juga klik link
berikut ini:
http://www.mining.com/rio-tinto-ready-to-resume-hunt-for-mining-deals-report/
. Mari kita berharap perusahaan-perusahaan lain sejenis akan terprovokasi .
. sesuatu yang sering dan umum terjadi pada periode-periode sebelumnya.

Beberapa berita cukup positif seperti sedikit (sempat) membaiknya harga *iron
ore* (www.mining.com) dan tembaga (untuk tembaga ini adalah tren positif
dalam kurun 6 bulan terakhir berturut-turut:  (http://www.infomine.com)
juga menghiasi media-media online beberapa minggu terakhir ini. Apakah ini
hanya akan bersifat sangat sementara atau tidak, waktu juga yang akan
membuktikannya.
Bagi perusahaan dan investor yang melihat bisnis pertambangan adalah bisnis
jangka panjang; masa-masa sulit seperti saat ini mestinya dipandang sebagai
waktu yang sangat tepat untuk ‘belanja properti’ karena banyak perusahaan
(junior) yang memiliki property bagus namun sedang mengalami kesulitan
keuangan (anda bisa cek di link catatan bulan Maret lalu).

Tak cukupkah hal-hal di atas menjadi salah satu, dua atau tiga alasan kuat
untuk menjadi, tetap dan selalu optimistis? Jika itu masih belum cukup;
sampaikan kepada kami apa yang ada dalam benak anda dan anda pikir bisa
menginspirasi rekan-rekan lain . .

Selamat berakhir pekan dan Salam,
Ketua/Sekjen MGEI

-- 
*benyamin sembiring*
WebRep
Overall rating

----------------------------------------------------



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

----------------------------------------------------

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti

----------------------------------------------------

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

----------------------------------------------------

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.

----------------------------------------------------

Kirim email ke