Re: [iagi-net] Mengatur kebutuhan transportasi

2018-06-25 Terurut Topik herman darman - herman_dar...@yahoo.com
Mas Rovicky, Mas Harwijanto dan IAGI Netters lainnya.
Seperti yang disampaikan mas Harwijanto, Indogeo memang sudah melakukan 
"working from home" mengandalkan internet yang ada di Indonesia. Untuk teman2 
yang belum mengenal Indogeo Social Enterprise, saya kasih intro dulu. Indogeo 
Social Enterprise adalah sebuah organisasi yang dibentuk untuk memberikan 
kesempatan kepada lulusan muda ilmu kebumian (fresh graduate in geoscience) 
untuk tetap beraktifitas, berkontribusi, dan belajar. Pembentukan organisasi 
ini dipicu oleh kurangnya lapangan pekerjaan di Indonesia, sehingga lulusan 
geolog dan geofisikawan Indonesia (yang dihasilkan oleh sekitar 30 universitas) 
tidak terserap dengan baik. Jadi Indogeo menyediakan 'on the project training' 
bagi mereka. Indogeo merupakan organisasi yang bertujuan Sosial tapi juga 
berpenghasilan (Enterprise) dengan menjual hasil kerja fresh graduate.
Indogeo bermaksud untuk menyerap tenaga kerja muda geoscience Indonesia, tanpa 
mereka harus pindah ke Jakarta. Bahkan lulusan2 dari universitas di Jawa bisa 
pulang ke daerah dan tetap bekerja sebagai geoscientist. Tentunya kami 
mengandalkan 'platform internet', sehingga kami bisa berkomunikasi dengan baik. 
Jadi selama para lulusan ini punya komputer sendiri dan punya sambungan 
internet, mereka bisa bergabung dan bekerja. Banyak sarana gratis di dunia 
maya. Mulai dari Google Drive untuk menampung hasil kerja mereka, Whatsapp 
untuk berkomunikasi secara cepat, Youtube untuk memberikan pelatihan berupa 
video, Skype untuk rapat perencanaan proyek dan evaluasi dlsb.
Contoh proyek kami adalan mendigitasi peta. Peta Thailand yang kami buat 
(https://www.facebook.com/IndoGeo/photos/a.1292205650791279.1073741828.1288226914522486/2085238384821331/?type=3)
 dilakukan oleh fresh graduate dari Jakarta, Bandung, Semarang, bahkan ada yang 
dari Morowali (Sulawesi Tengah). Sebenarnya kami juga punya anggota di Eropa 
(ada yang menemani suami, ada juga yang menemani istri), tentunya perbedaan 
waktu menjadi kendala. Tapi selama tidak terburu-buru, kerjaan bisa 
diselesaikan dengan baik meskipun berbeda waktu, berbeda tempat, berbeda 
pengalaman. 
Proyek yang kami kerjakan adalah Basin Study, GIS mapping, Log digitization, 
Technical drawing / drafting. dlsb. Kami juga menawarkan jasa dalam hal 
pengelolaan database yang berhubungan dengan ilmu kebumian. Silahkan lihat di 
http://www.indogeo.org
Salam,
Herman DarmanIndogeo Social Enterpriseindogeose.weebly.com
HP/WA: +62 81310995828 

On Sunday, June 24, 2018, 2:02:55 PM GMT+7, Josef Harwijanto 
 wrote:  
 
 Selamat Hari Raya Teman-teman Sejawat,
Mas Rovicky memberikan trigger yang menarik untuk dipikirkan oleh kita semua. 
Kalau ide ini berhasil dilaksanakan oleh salah satu dari institusi kita, tentu 
akan membantu banyak persoalan commuting/transportasi. 
Beberapa tahun terakhir sebelum saya pensiun dari Shell tahun 2015 yg lalu, 
saya sebenarnya sudah mulai menikmati apa yang diusulkan Mas Rovicky. Saat 
assignment di Belanda, ini membantu banyak bagi saya dan pegawai-pegawai yang 
kebanyakan adalah working couple (sebagian waktunya untuk keperluan ngurus 
anak-anak, dll) dan/atau tinggalnya jauh dari kantor (lebih dari 60km). Saya 
yakin banyak perusahaan multi-nasional maupun kecil yang sudah menerapkan hal 
ini. 
Beberapa pra-syarat yang memungkinkan hal itu bisa dilaksanakan adalah:1) 
Kecepatan internet yang sudah tinggi (lebih dari 20 mbps) sampai ke 
rumah-rumah. (Infrastruktur kita sekarang sudah memungkinkan untuk itu, karena 
semakin luasnya jaringan fiber optics.) 2) Perusahaan menyediakan infrastruktur 
IT yang canggih dengan security yang baik, yaitu setiap orang diberikan access 
ke workstation dengan kemampuan yang sangat tinggi (terutama bagi technical 
sub-surface dan Well engineers, seperti G&G, PP, RE, PT, WE). Access ini bisa 
dilakukan di manapun asalkan kecepatan minimum internet (butir 1 di atas) 
terpenuhi. Untuk mengakses virtual workstation ini, kami tidak perlu 
menggunakan workstation laptop, yang penting laptop ini mampu untuk diextend 
displaynya ke 2-3 high resolution monitors. Jadi saya sebagai geophysicist bisa 
mengerjakan pekerjaan 2D/3D/4D seismic evaluation di rumah atau waktu business 
trip, serasa seperti mengerjakannya di kantor. Data maupun hasil evaluasi tetap 
berada di server kantor yang bisa diakses dari manapun. 3) Perusahaan juga 
menyediakan infrastruktur IT untuk kebutuhan komunikasi antar anggota team/team 
meeting dengan fasilitas komunikasi berkemampuan streaming yang tinggi baik 
audio/video. Walaupun semua anggota team tidak berada di kantor, kami bisa 
mengetahui status setiap anggota team real time (colour coded according to 
their online status, unless on leave). Jadi setiap saat saya bisa konsultasi 
dengan rekan team. Kalau kita nggak kerja bisa ketahuan juga dari statusnya. 4) 
Walaupun meeting sering dilakukan melalui tele-/video-conference, pada 
saat-saat tertentu kami, semua anggota team ketemu untuk melakukan 
coor

Re: [iagi-net] Mengatur kebutuhan transportasi

2018-06-24 Terurut Topik Josef Harwijanto
Selamat Hari Raya Teman-teman Sejawat,

Mas Rovicky memberikan trigger yang menarik untuk dipikirkan oleh kita
semua. Kalau ide ini berhasil dilaksanakan oleh salah satu dari institusi
kita, tentu akan membantu banyak persoalan commuting/transportasi.

Beberapa tahun terakhir sebelum saya pensiun dari Shell tahun 2015 yg lalu,
saya sebenarnya sudah mulai menikmati apa yang diusulkan Mas Rovicky. Saat
assignment di Belanda, ini membantu banyak bagi saya dan pegawai-pegawai
yang kebanyakan adalah working couple (sebagian waktunya untuk keperluan
ngurus anak-anak, dll) dan/atau tinggalnya jauh dari kantor (lebih dari
60km). Saya yakin banyak perusahaan multi-nasional maupun kecil yang sudah
menerapkan hal ini.

Beberapa pra-syarat yang memungkinkan hal itu bisa dilaksanakan adalah:
1) Kecepatan internet yang sudah tinggi (lebih dari 20 mbps) sampai ke
rumah-rumah. (Infrastruktur kita sekarang sudah memungkinkan untuk itu,
karena semakin luasnya jaringan fiber optics.)
2) Perusahaan menyediakan infrastruktur IT yang canggih dengan security
yang baik, yaitu setiap orang diberikan access ke workstation dengan
kemampuan yang sangat tinggi (terutama bagi technical sub-surface dan Well
engineers, seperti G&G, PP, RE, PT, WE). Access ini bisa dilakukan di
manapun asalkan kecepatan minimum internet (butir 1 di atas) terpenuhi.
Untuk mengakses virtual workstation ini, kami tidak perlu menggunakan
workstation laptop, yang penting laptop ini mampu untuk diextend displaynya
ke 2-3 high resolution monitors. Jadi saya sebagai geophysicist bisa
mengerjakan pekerjaan 2D/3D/4D seismic evaluation di rumah atau waktu
business trip, serasa seperti mengerjakannya di kantor. Data maupun hasil
evaluasi tetap berada di server kantor yang bisa diakses dari manapun.
3) Perusahaan juga menyediakan infrastruktur IT untuk kebutuhan komunikasi
antar anggota team/team meeting dengan fasilitas komunikasi berkemampuan
streaming yang tinggi baik audio/video. Walaupun semua anggota team tidak
berada di kantor, kami bisa mengetahui status setiap anggota team real time
(colour coded according to their online status, unless on leave). Jadi
setiap saat saya bisa konsultasi dengan rekan team. Kalau kita nggak kerja
bisa ketahuan juga dari statusnya.
4) Walaupun meeting sering dilakukan melalui tele-/video-conference, pada
saat-saat tertentu kami, semua anggota team ketemu untuk melakukan
coordinating/integrating meeting. For obvious reason, nilai ketemuan
langsung antar anggota team masih kami anggap sangat tinggi dan penting.
5) Jadi metode ini sudah proven dan bisa dilaksanakan dan direalisasikan,
apalagi karena infrastruktur kita sudah mulai memenuhi syarat. (Bahkan
sebagian dari kita sudah melaksanakannya dalam berbagai tingkatan. Sebagai
contoh, saya yakin Mas Herman Darman lewat Indogeonya sudah menerapkan
metode ini untuk mengintegrasikan anggota-anggotanya yang tersebar di
seluruh Indonesia dalam menyelesaikan proyek-proyeknya. Gimana Mas?)

Jadi begitulah Mas Rovicky, saya rasa ini akan membantu banyak bagi pegawai
dan perusahaan, termasuk produktivitas dan kualitas, karena pegawai tetap
fresh pada saat aktivitas yang dibutuhkan, mengurangi stress karena
ruwetnya lalu lintas, dan ujungnya membantu meringankan keruwetan
transportasi, dst. Barangkali pegawai cukup hanys sekali/dua kali seminggu
pergi ke kantor sesuai keperluan.

Semoga.

Terima kasih Mas Rovicky atas triggernya,
Nuwun,
Harwi


On Jun 24, 2018 07:36, "Rovicky Dwi Putrohari"  wrote:

*
Mengatur kebutuhan transportasi*.

Paling tidak, ada atau, hanya dua cara untuk mengatur transportasi yang
saat ini sudah menjadi pikiran utama (priorotas) pengambil kebijakan yaitu
*Menyediakan* atau *PEMBATASAN*. Saat ini kelihatannya pemerintah belum
mampu menyediakan, ya akhirnya hanya dapat memberlakukan *pembatasan*
sarana transportasi. Mudah2an nantinya pemerintah mampu "menyediakan" bukan
sekedar membatasi perjalanan (transportasi). 🙁 Dua cara yang diambil ini,
menyediakan dan pembatasan ini masih memerlukan transportasi, yang akan
terus meningkat, masih memerlukan perpindahan dari satu tempat ke tempat
lain.

Salah satu yang lain adalah pemberian alternatif dengan _*out of the box*_
untuk mengurangi kebutuhan transportasi ... yaitu menyediakan sarana
komunikasi tercanggih yang mudah dan murah diakses. Yang mungkin akan
merubah paradigma dari harus ketempat kerja, menjadi kerja ditempat, alias
_*HOME OFFICE*_  bekerja dirumah.

Kalau komunikasi internet dibuat mudah, murah, terjangkau. Maka bekerja
semestinya dapat dilakukan dimana saja, dan termasuk dirumah. kalau masih
belum mampu home office, ya kantor dibuat _*"Remote Office"*_ , satu kantor
kecil di pusat, dan dibuat sentra-2 _working space_ , di dekat perumahan di
pinggir yang jauh dari pusat kota. Dengan fasilitas komunikasi ( _internet
bandwith_ yg lebar cepat) yang lengkap, diperkirakan akan sangat banyak
menurunkan kebutuhan transportasi.

Menurut anda gimana ?
-- 
--
"Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang posi

[iagi-net] Mengatur kebutuhan transportasi

2018-06-23 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
*
Mengatur kebutuhan transportasi*.

Paling tidak, ada atau, hanya dua cara untuk mengatur transportasi yang
saat ini sudah menjadi pikiran utama (priorotas) pengambil kebijakan yaitu
*Menyediakan* atau *PEMBATASAN*. Saat ini kelihatannya pemerintah belum
mampu menyediakan, ya akhirnya hanya dapat memberlakukan *pembatasan*
sarana transportasi. Mudah2an nantinya pemerintah mampu "menyediakan" bukan
sekedar membatasi perjalanan (transportasi). 🙁 Dua cara yang diambil ini,
menyediakan dan pembatasan ini masih memerlukan transportasi, yang akan
terus meningkat, masih memerlukan perpindahan dari satu tempat ke tempat
lain.

Salah satu yang lain adalah pemberian alternatif dengan _*out of the box*_
untuk mengurangi kebutuhan transportasi ... yaitu menyediakan sarana
komunikasi tercanggih yang mudah dan murah diakses. Yang mungkin akan
merubah paradigma dari harus ketempat kerja, menjadi kerja ditempat, alias
_*HOME OFFICE*_  bekerja dirumah.

Kalau komunikasi internet dibuat mudah, murah, terjangkau. Maka bekerja
semestinya dapat dilakukan dimana saja, dan termasuk dirumah. kalau masih
belum mampu home office, ya kantor dibuat _*"Remote Office"*_ , satu kantor
kecil di pusat, dan dibuat sentra-2 _working space_ , di dekat perumahan di
pinggir yang jauh dari pusat kota. Dengan fasilitas komunikasi ( _internet
bandwith_ yg lebar cepat) yang lengkap, diperkirakan akan sangat banyak
menurunkan kebutuhan transportasi.

Menurut anda gimana ?
-- 
--
"Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".





Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)

No. Rek: 123 0085005314





Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.