Re: [iagi-net] Mengatur kebutuhan transportasi
Mas Rovicky, Mas Harwijanto dan IAGI Netters lainnya. Seperti yang disampaikan mas Harwijanto, Indogeo memang sudah melakukan "working from home" mengandalkan internet yang ada di Indonesia. Untuk teman2 yang belum mengenal Indogeo Social Enterprise, saya kasih intro dulu. Indogeo Social Enterprise adalah sebuah organisasi yang dibentuk untuk memberikan kesempatan kepada lulusan muda ilmu kebumian (fresh graduate in geoscience) untuk tetap beraktifitas, berkontribusi, dan belajar. Pembentukan organisasi ini dipicu oleh kurangnya lapangan pekerjaan di Indonesia, sehingga lulusan geolog dan geofisikawan Indonesia (yang dihasilkan oleh sekitar 30 universitas) tidak terserap dengan baik. Jadi Indogeo menyediakan 'on the project training' bagi mereka. Indogeo merupakan organisasi yang bertujuan Sosial tapi juga berpenghasilan (Enterprise) dengan menjual hasil kerja fresh graduate. Indogeo bermaksud untuk menyerap tenaga kerja muda geoscience Indonesia, tanpa mereka harus pindah ke Jakarta. Bahkan lulusan2 dari universitas di Jawa bisa pulang ke daerah dan tetap bekerja sebagai geoscientist. Tentunya kami mengandalkan 'platform internet', sehingga kami bisa berkomunikasi dengan baik. Jadi selama para lulusan ini punya komputer sendiri dan punya sambungan internet, mereka bisa bergabung dan bekerja. Banyak sarana gratis di dunia maya. Mulai dari Google Drive untuk menampung hasil kerja mereka, Whatsapp untuk berkomunikasi secara cepat, Youtube untuk memberikan pelatihan berupa video, Skype untuk rapat perencanaan proyek dan evaluasi dlsb. Contoh proyek kami adalan mendigitasi peta. Peta Thailand yang kami buat (https://www.facebook.com/IndoGeo/photos/a.1292205650791279.1073741828.1288226914522486/2085238384821331/?type=3) dilakukan oleh fresh graduate dari Jakarta, Bandung, Semarang, bahkan ada yang dari Morowali (Sulawesi Tengah). Sebenarnya kami juga punya anggota di Eropa (ada yang menemani suami, ada juga yang menemani istri), tentunya perbedaan waktu menjadi kendala. Tapi selama tidak terburu-buru, kerjaan bisa diselesaikan dengan baik meskipun berbeda waktu, berbeda tempat, berbeda pengalaman. Proyek yang kami kerjakan adalah Basin Study, GIS mapping, Log digitization, Technical drawing / drafting. dlsb. Kami juga menawarkan jasa dalam hal pengelolaan database yang berhubungan dengan ilmu kebumian. Silahkan lihat di http://www.indogeo.org Salam, Herman DarmanIndogeo Social Enterpriseindogeose.weebly.com HP/WA: +62 81310995828 On Sunday, June 24, 2018, 2:02:55 PM GMT+7, Josef Harwijanto wrote: Selamat Hari Raya Teman-teman Sejawat, Mas Rovicky memberikan trigger yang menarik untuk dipikirkan oleh kita semua. Kalau ide ini berhasil dilaksanakan oleh salah satu dari institusi kita, tentu akan membantu banyak persoalan commuting/transportasi. Beberapa tahun terakhir sebelum saya pensiun dari Shell tahun 2015 yg lalu, saya sebenarnya sudah mulai menikmati apa yang diusulkan Mas Rovicky. Saat assignment di Belanda, ini membantu banyak bagi saya dan pegawai-pegawai yang kebanyakan adalah working couple (sebagian waktunya untuk keperluan ngurus anak-anak, dll) dan/atau tinggalnya jauh dari kantor (lebih dari 60km). Saya yakin banyak perusahaan multi-nasional maupun kecil yang sudah menerapkan hal ini. Beberapa pra-syarat yang memungkinkan hal itu bisa dilaksanakan adalah:1) Kecepatan internet yang sudah tinggi (lebih dari 20 mbps) sampai ke rumah-rumah. (Infrastruktur kita sekarang sudah memungkinkan untuk itu, karena semakin luasnya jaringan fiber optics.) 2) Perusahaan menyediakan infrastruktur IT yang canggih dengan security yang baik, yaitu setiap orang diberikan access ke workstation dengan kemampuan yang sangat tinggi (terutama bagi technical sub-surface dan Well engineers, seperti G&G, PP, RE, PT, WE). Access ini bisa dilakukan di manapun asalkan kecepatan minimum internet (butir 1 di atas) terpenuhi. Untuk mengakses virtual workstation ini, kami tidak perlu menggunakan workstation laptop, yang penting laptop ini mampu untuk diextend displaynya ke 2-3 high resolution monitors. Jadi saya sebagai geophysicist bisa mengerjakan pekerjaan 2D/3D/4D seismic evaluation di rumah atau waktu business trip, serasa seperti mengerjakannya di kantor. Data maupun hasil evaluasi tetap berada di server kantor yang bisa diakses dari manapun. 3) Perusahaan juga menyediakan infrastruktur IT untuk kebutuhan komunikasi antar anggota team/team meeting dengan fasilitas komunikasi berkemampuan streaming yang tinggi baik audio/video. Walaupun semua anggota team tidak berada di kantor, kami bisa mengetahui status setiap anggota team real time (colour coded according to their online status, unless on leave). Jadi setiap saat saya bisa konsultasi dengan rekan team. Kalau kita nggak kerja bisa ketahuan juga dari statusnya. 4) Walaupun meeting sering dilakukan melalui tele-/video-conference, pada saat-saat tertentu kami, semua anggota team ketemu untuk melakukan coor
Re: [iagi-net] Mengatur kebutuhan transportasi
Selamat Hari Raya Teman-teman Sejawat, Mas Rovicky memberikan trigger yang menarik untuk dipikirkan oleh kita semua. Kalau ide ini berhasil dilaksanakan oleh salah satu dari institusi kita, tentu akan membantu banyak persoalan commuting/transportasi. Beberapa tahun terakhir sebelum saya pensiun dari Shell tahun 2015 yg lalu, saya sebenarnya sudah mulai menikmati apa yang diusulkan Mas Rovicky. Saat assignment di Belanda, ini membantu banyak bagi saya dan pegawai-pegawai yang kebanyakan adalah working couple (sebagian waktunya untuk keperluan ngurus anak-anak, dll) dan/atau tinggalnya jauh dari kantor (lebih dari 60km). Saya yakin banyak perusahaan multi-nasional maupun kecil yang sudah menerapkan hal ini. Beberapa pra-syarat yang memungkinkan hal itu bisa dilaksanakan adalah: 1) Kecepatan internet yang sudah tinggi (lebih dari 20 mbps) sampai ke rumah-rumah. (Infrastruktur kita sekarang sudah memungkinkan untuk itu, karena semakin luasnya jaringan fiber optics.) 2) Perusahaan menyediakan infrastruktur IT yang canggih dengan security yang baik, yaitu setiap orang diberikan access ke workstation dengan kemampuan yang sangat tinggi (terutama bagi technical sub-surface dan Well engineers, seperti G&G, PP, RE, PT, WE). Access ini bisa dilakukan di manapun asalkan kecepatan minimum internet (butir 1 di atas) terpenuhi. Untuk mengakses virtual workstation ini, kami tidak perlu menggunakan workstation laptop, yang penting laptop ini mampu untuk diextend displaynya ke 2-3 high resolution monitors. Jadi saya sebagai geophysicist bisa mengerjakan pekerjaan 2D/3D/4D seismic evaluation di rumah atau waktu business trip, serasa seperti mengerjakannya di kantor. Data maupun hasil evaluasi tetap berada di server kantor yang bisa diakses dari manapun. 3) Perusahaan juga menyediakan infrastruktur IT untuk kebutuhan komunikasi antar anggota team/team meeting dengan fasilitas komunikasi berkemampuan streaming yang tinggi baik audio/video. Walaupun semua anggota team tidak berada di kantor, kami bisa mengetahui status setiap anggota team real time (colour coded according to their online status, unless on leave). Jadi setiap saat saya bisa konsultasi dengan rekan team. Kalau kita nggak kerja bisa ketahuan juga dari statusnya. 4) Walaupun meeting sering dilakukan melalui tele-/video-conference, pada saat-saat tertentu kami, semua anggota team ketemu untuk melakukan coordinating/integrating meeting. For obvious reason, nilai ketemuan langsung antar anggota team masih kami anggap sangat tinggi dan penting. 5) Jadi metode ini sudah proven dan bisa dilaksanakan dan direalisasikan, apalagi karena infrastruktur kita sudah mulai memenuhi syarat. (Bahkan sebagian dari kita sudah melaksanakannya dalam berbagai tingkatan. Sebagai contoh, saya yakin Mas Herman Darman lewat Indogeonya sudah menerapkan metode ini untuk mengintegrasikan anggota-anggotanya yang tersebar di seluruh Indonesia dalam menyelesaikan proyek-proyeknya. Gimana Mas?) Jadi begitulah Mas Rovicky, saya rasa ini akan membantu banyak bagi pegawai dan perusahaan, termasuk produktivitas dan kualitas, karena pegawai tetap fresh pada saat aktivitas yang dibutuhkan, mengurangi stress karena ruwetnya lalu lintas, dan ujungnya membantu meringankan keruwetan transportasi, dst. Barangkali pegawai cukup hanys sekali/dua kali seminggu pergi ke kantor sesuai keperluan. Semoga. Terima kasih Mas Rovicky atas triggernya, Nuwun, Harwi On Jun 24, 2018 07:36, "Rovicky Dwi Putrohari" wrote: * Mengatur kebutuhan transportasi*. Paling tidak, ada atau, hanya dua cara untuk mengatur transportasi yang saat ini sudah menjadi pikiran utama (priorotas) pengambil kebijakan yaitu *Menyediakan* atau *PEMBATASAN*. Saat ini kelihatannya pemerintah belum mampu menyediakan, ya akhirnya hanya dapat memberlakukan *pembatasan* sarana transportasi. Mudah2an nantinya pemerintah mampu "menyediakan" bukan sekedar membatasi perjalanan (transportasi). 🙁 Dua cara yang diambil ini, menyediakan dan pembatasan ini masih memerlukan transportasi, yang akan terus meningkat, masih memerlukan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Salah satu yang lain adalah pemberian alternatif dengan _*out of the box*_ untuk mengurangi kebutuhan transportasi ... yaitu menyediakan sarana komunikasi tercanggih yang mudah dan murah diakses. Yang mungkin akan merubah paradigma dari harus ketempat kerja, menjadi kerja ditempat, alias _*HOME OFFICE*_ bekerja dirumah. Kalau komunikasi internet dibuat mudah, murah, terjangkau. Maka bekerja semestinya dapat dilakukan dimana saja, dan termasuk dirumah. kalau masih belum mampu home office, ya kantor dibuat _*"Remote Office"*_ , satu kantor kecil di pusat, dan dibuat sentra-2 _working space_ , di dekat perumahan di pinggir yang jauh dari pusat kota. Dengan fasilitas komunikasi ( _internet bandwith_ yg lebar cepat) yang lengkap, diperkirakan akan sangat banyak menurunkan kebutuhan transportasi. Menurut anda gimana ? -- -- "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang posi
[iagi-net] Mengatur kebutuhan transportasi
* Mengatur kebutuhan transportasi*. Paling tidak, ada atau, hanya dua cara untuk mengatur transportasi yang saat ini sudah menjadi pikiran utama (priorotas) pengambil kebijakan yaitu *Menyediakan* atau *PEMBATASAN*. Saat ini kelihatannya pemerintah belum mampu menyediakan, ya akhirnya hanya dapat memberlakukan *pembatasan* sarana transportasi. Mudah2an nantinya pemerintah mampu "menyediakan" bukan sekedar membatasi perjalanan (transportasi). 🙁 Dua cara yang diambil ini, menyediakan dan pembatasan ini masih memerlukan transportasi, yang akan terus meningkat, masih memerlukan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Salah satu yang lain adalah pemberian alternatif dengan _*out of the box*_ untuk mengurangi kebutuhan transportasi ... yaitu menyediakan sarana komunikasi tercanggih yang mudah dan murah diakses. Yang mungkin akan merubah paradigma dari harus ketempat kerja, menjadi kerja ditempat, alias _*HOME OFFICE*_ bekerja dirumah. Kalau komunikasi internet dibuat mudah, murah, terjangkau. Maka bekerja semestinya dapat dilakukan dimana saja, dan termasuk dirumah. kalau masih belum mampu home office, ya kantor dibuat _*"Remote Office"*_ , satu kantor kecil di pusat, dan dibuat sentra-2 _working space_ , di dekat perumahan di pinggir yang jauh dari pusat kota. Dengan fasilitas komunikasi ( _internet bandwith_ yg lebar cepat) yang lengkap, diperkirakan akan sangat banyak menurunkan kebutuhan transportasi. Menurut anda gimana ? -- -- "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip". Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.