[iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data - Australia

2014-08-22 Thread Rovicky Dwi Putrohari
Australia membebaskan datanya di download dan dikerjakan siapa saja, dimana 
saja. Saya yakin karena Australia kekurangan human resources yg mengerjakannya. 
Data Indonesia semestinya membebaskan terbuka datanya asalkan berada di 
Indonesia saja, karena tenaga kerja Indonesia membutuhkan pekerjaan. Sehingga 
data harus tetap didalam negeri supaya multiplier effect dari pengerjaan dan 
analisa data juga sampelnya berada di Indonesia. Semestinya siapa saja boleh 
mengaksesnya asalkan datanya tetap di dalam NKRI. Setiap negara perlu kebijakan 
sesuai kondisi negaranya.

Untuk itu yg diperlukan dari pemerintah adalah pembentukan "Data Auditor". 
Tugasnya memeriksa perusahaan yg beroperasi di Indonesia utk tidak mengirimkan 
data/sampel ke luar NKRI. 
Open Conmunity Asean 2015 merupakan salah satu pintu terbuka utk orang asing 
masuk. Sesuai semangat keterbukaan. Tapi negara masih bisa menahan data yg 
merupakan properti milik negara. 

Rdp

Sent from my iPhone

> On 16 Agt 2014, at 13.26, "Dody Darmawan dodydarma...@hotmail.com 
> [economicgeology]"  wrote:
> 
> Rekan-rekan MGEI,
>  
> Sekedar sharing, berikut adalah contoh situs-situs dari beberapa geological 
> survey di Australia  yang menyediakan data-data geology, geophysics dan 
> geokimia yang bebas untuk di download.
> NSW Geological Survey http://dwh.minerals.nsw.gov.au/CI/warehouse
> QLD Geological Survey http://qdexdata.dnrm.qld.gov.au/flamingo/
> WA Geological Survey 
> http://geodownloads.dmp.wa.gov.au/datacentre/datacentreDb.asp
> NT Geological Survey 
> http://www.nt.gov.au/d/Minerals_Energy/Geoscience/index.cfm?header=Online%20Systems%20and%20Databases
>  
> Semua data yang bebas di down-load tersebut sebagian besar berasal dari 
> laporan perusahaan-perusahaan tambang dan eksplorasi yang sudah bisa di 
> publish. Untuk data mineral contohnya berupa drillhole database berikut drill 
> sample dan assaynya. Selain itu tersedia juga data surface samples (rock, 
> soil, stream sediments etc.) lengkap dengan assay resultnya. Format data bisa 
> berupa csv, txt atau GIS format yaitu shp atau tab files.
>  
> Ini adalah salah satu upaya pemerintah di tiap state di Australia untuk 
> memfasilitasi investors yang berniat untuk melakukan eksplorasi tambang di 
> wilayahnya.
> Setiap state di Australia memang menyediakan dana yang tidak sedikit untuk 
> membuat sistem online dan database ini, tapi mungkin bisa menjadi bahan 
> pemikran bagi geological survey agencies di Indonesia seperti badan geology 
> (http://www.bgl.esdm.go.id/), Puslitbang 
> tekMIRA,(http://tekmira.indonetwork.co.id/) atau geology kelautan 
> (http://www.mgi.esdm.go.id/) untuk bisa menyediakan layanan down-load gratis 
> data kebumian bagi para calon investor pertambangan di Indonesia.
> Mudah-mudahan pencanangan E_Government dari salah satu capres kita bisa 
> merambah ke departemen ESDM sehingga bisa menggunakan sistem online untuk 
> menyediakan informasi yang berguna bagi masyarakat pada umumnya.
> salam,
> dody
> __._,_.___
> Posted by: Dody Darmawan 
> Reply via web post•Reply to sender•Reply to group 
> •   Start a New Topic   •   Messages in this topic (12)
> Did you Know?
> Learn all about uploading Files and notifying members
>   
> 
> VISIT YOUR GROUP
> • Privacy • Unsubscribe • Terms of Use 
> .
>  
> 
> __,_._,___



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.





Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data - Australia

2014-08-23 Thread MINARWAN
Mas RDP,

Kalau proyek/studi dikerjakan di research centre atau corporate office oleh
specialists masing-masing dan data diakses lewat internet, ini jadinya
bagaimana?

Di jaman semua serba digital seperti sekarang dan semua bisa melihat data
lewat internet/intranet, apakah masih mungkin berharap data tetap berada di
wilayah Indonesia?

Salam
min

2014-08-23 9:25 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari :

> Australia membebaskan datanya di download dan dikerjakan siapa saja,
> dimana saja. Saya yakin karena Australia kekurangan human resources yg
> mengerjakannya. Data Indonesia semestinya membebaskan terbuka datanya
> asalkan berada di Indonesia saja, karena tenaga kerja Indonesia membutuhkan
> pekerjaan. Sehingga data harus tetap didalam negeri supaya multiplier
> effect dari pengerjaan dan analisa data juga sampelnya berada di Indonesia.
> Semestinya siapa saja boleh mengaksesnya asalkan datanya tetap di dalam
> NKRI. Setiap negara perlu kebijakan sesuai kondisi negaranya.
>
> Untuk itu yg diperlukan dari pemerintah adalah pembentukan "Data Auditor".
> Tugasnya memeriksa perusahaan yg beroperasi di Indonesia utk tidak
> mengirimkan data/sampel ke luar NKRI.
> Open Conmunity Asean 2015 merupakan salah satu pintu terbuka utk orang
> asing masuk. Sesuai semangat keterbukaan. Tapi negara masih bisa menahan
> data yg merupakan properti milik negara.
>
> Rdp
>


-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.linkedin.com/in/minarwan


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.


Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data - Australia

2014-08-23 Thread Bandono Salim
Wah itu tugas iagi ya pak De. Bagi geolog yang sdh tidak kuat jalan;
pekerjaan bagus. Tinggal dilanjutkan sama yunior yang suka jalan jalan.
Salam hormat, bdn.
Pada 23 Agt 2014 09:25, "Rovicky Dwi Putrohari"  menulis:

> Australia membebaskan datanya di download dan dikerjakan siapa saja,
> dimana saja. Saya yakin karena Australia kekurangan human resources yg
> mengerjakannya. Data Indonesia semestinya membebaskan terbuka datanya
> asalkan berada di Indonesia saja, karena tenaga kerja Indonesia membutuhkan
> pekerjaan. Sehingga data harus tetap didalam negeri supaya multiplier
> effect dari pengerjaan dan analisa data juga sampelnya berada di Indonesia.
> Semestinya siapa saja boleh mengaksesnya asalkan datanya tetap di dalam
> NKRI. Setiap negara perlu kebijakan sesuai kondisi negaranya.
>
> Untuk itu yg diperlukan dari pemerintah adalah pembentukan "Data Auditor".
> Tugasnya memeriksa perusahaan yg beroperasi di Indonesia utk tidak
> mengirimkan data/sampel ke luar NKRI.
> Open Conmunity Asean 2015 merupakan salah satu pintu terbuka utk orang
> asing masuk. Sesuai semangat keterbukaan. Tapi negara masih bisa menahan
> data yg merupakan properti milik negara.
>
> Rdp
>
> Sent from my iPhone
>
> On 16 Agt 2014, at 13.26, "Dody Darmawan dodydarma...@hotmail.com
> [economicgeology]"  wrote:
>
>
>
>   Rekan-rekan MGEI,
>
>  Sekedar sharing, berikut adalah contoh situs-situs dari beberapa
> geological survey di Australia  yang menyediakan data-data geology,
> geophysics dan geokimia yang bebas untuk di download.
>  NSW Geological Survey http://dwh.minerals.nsw.gov.au/CI/warehouse
>  QLD Geological Survey http://qdexdata.dnrm.qld.gov.au/flamingo/
>  WA Geological Survey
> http://geodownloads.dmp.wa.gov.au/datacentre/datacentreDb.asp
>  NT Geological Survey
> http://www.nt.gov.au/d/Minerals_Energy/Geoscience/index.cfm?header=Online%20Systems%20and%20Databases
>
>  Semua data yang bebas di down-load tersebut sebagian besar berasal dari
> laporan perusahaan-perusahaan tambang dan eksplorasi yang sudah bisa di
> publish. Untuk data mineral contohnya berupa drillhole database berikut
> drill sample dan assaynya. Selain itu tersedia juga data surface samples
> (rock, soil, stream sediments etc.) lengkap dengan assay resultnya. Format
> data bisa berupa csv, txt atau GIS format yaitu shp atau tab files.
>
> Ini adalah salah satu upaya pemerintah di tiap state di Australia untuk
> memfasilitasi investors yang berniat untuk melakukan eksplorasi tambang di
> wilayahnya.
>  Setiap state di Australia memang menyediakan dana yang tidak sedikit
> untuk membuat sistem online dan database ini, tapi mungkin bisa menjadi
> bahan pemikran bagi geological survey agencies di Indonesia seperti badan
> geology (http://www.bgl.esdm.go.id/), Puslitbang tekMIRA,(
> http://tekmira.indonetwork.co.id/) atau geology kelautan (
> http://www.mgi.esdm.go.id/) untuk bisa menyediakan layanan down-load
> gratis data kebumian bagi para calon investor pertambangan di Indonesia.
>  Mudah-mudahan pencanangan E_Government dari salah satu capres kita bisa
> merambah ke departemen ESDM sehingga bisa menggunakan sistem online untuk
> menyediakan informasi yang berguna bagi masyarakat pada umumnya.
>  salam,
>  dody
>
>  __._,_.___
>   --
> Posted by: Dody Darmawan 
> --
> Reply via web post
> 
> •  Reply to sender
> 
> •  Reply to group
> 
> • Start a New Topic
> 
> • Messages in this topic
> 
> (12)
> --
>   Did you Know?
> 
> Learn all about uploading Files and notifying members
>
>   --
>  Visit Your Group
> 
>
>
>  [image: Yahoo! Groups]
> 
> • Privacy  •
> Unsubscribe
>  • Terms
> of Use 
>
>.
>
>  __

Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data - Australia

2014-08-23 Thread Rovicky Dwi Putrohari
Yang saya tahu, Malaysia bisa melakukan "audit data" ke perusahaan besar 
disana, Exxon dan Shell. Saya lupa apakah ada yg datang ke Murphy dan lainnya. 
PMU memiliki "data auditor" yg rutin datang memeriksa. 
Mengontrol transaksi data dijital bisa secara fisik (hardisk, tape dll), atau 
juga melalui jaringan. Yang dikontrol dalam hal ini adalah penggunaannya dalam 
kegiatan bisnis dalam aspek legalitas. Artinya yg perlu dilakukan adalah 
mengadukan pelanggaran hukum atas pemanfaatan data. Perusahaannya di-"sue" 
lewat pengadilan kriminal. Seandainya ada badan atau institusi "data auditor", 
saya yakin perusahaan yg sudah go publik tidak akan sembarangan. 

Pencuri data tetap akan ada, tapi kita dapat juga menangkap saat 
memanfaatkannya. Tidak saat memegangnya. Saja. 

Yg perlu dikerahui juga, "core" dan sample lapangan juga merupakan DATA. Ketika 
ada aturan utk tidak mengirimkan data keluar, maka laboratoriumpun akan ada di 
Indonesia. Bayangkan "multipliernya". Dan berapa tenaga kerja yg diserap di 
dalam negeri. Ini jelas akan sesuai semangat "pro Job" dan "pro Growth", yg 
juga akan mengangkat "pro Poor". 

Geologi bekerja dimana data itu berADA. 
Ada, saya yakin, rekan-rekan geoscientist yg mengerjakan data Indonesia diluar 
negri. Mudah2an datanya legal memperolehnya dan ada ijin utk dibawa kesana. 
Artinya dg perginya data ini, multiplier effectnya berkurang. Investor silahkan 
masuk. Datanya bebas terbuka diperoleh dan murah-mudah diakses siapa saja. 
Termasuk ekspat dan peneliti-2 asing dari luar negeri. Tapi kerjakan DISINI. 
Multiplier knowledgenya juga akan kita peroleh disini. 

Tidak semua orang yg memanfaatkan data ini geologist, ada labs staff, ada 
sekretaris, ada finance officer dll. 
Rekan2 mgei barangkali masih ingat issue penyelundupan emas berton-ton ke LN yg 
ternyata sampel yg akan dianalisa disana. Informasi dasar saya yakin akan 
dicatat dengan baik. Tapi bisa saja, tidak seluruh informasi diperoleh. Itu 
tidak hanya knowledge saja yg ketinggalan disana, tapi informasi lain juga 
banyak yg mungkin tidak dicatat disini. Misal kandungan mineral jarangnya. 

Saatnya geologist memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat. Bukan hanya 
memberikan komoditas SDA, yg juga sdh mulai dijaga utk tidak dieksport 
mentah-mentah. 

Salam DaTa. 

Rdp
Sent from my iPhone

> On 23 Agt 2014, at 15.54, MINARWAN  wrote:
> 
> Mas RDP,
> 
> Kalau proyek/studi dikerjakan di research centre atau corporate office oleh 
> specialists masing-masing dan data diakses lewat internet, ini jadinya 
> bagaimana?
> 
> Di jaman semua serba digital seperti sekarang dan semua bisa melihat data 
> lewat internet/intranet, apakah masih mungkin berharap data tetap berada di 
> wilayah Indonesia?
> 
> Salam
> min
> 
> 2014-08-23 9:25 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari :
>> Australia membebaskan datanya di download dan dikerjakan siapa saja, dimana 
>> saja. Saya yakin karena Australia kekurangan human resources yg 
>> mengerjakannya. Data Indonesia semestinya membebaskan terbuka datanya 
>> asalkan berada di Indonesia saja, karena tenaga kerja Indonesia membutuhkan 
>> pekerjaan. Sehingga data harus tetap didalam negeri supaya multiplier effect 
>> dari pengerjaan dan analisa data juga sampelnya berada di Indonesia. 
>> Semestinya siapa saja boleh mengaksesnya asalkan datanya tetap di dalam 
>> NKRI. Setiap negara perlu kebijakan sesuai kondisi negaranya.
>> 
>> Untuk itu yg diperlukan dari pemerintah adalah pembentukan "Data Auditor". 
>> Tugasnya memeriksa perusahaan yg beroperasi di Indonesia utk tidak 
>> mengirimkan data/sampel ke luar NKRI. 
>> Open Conmunity Asean 2015 merupakan salah satu pintu terbuka utk orang asing 
>> masuk. Sesuai semangat keterbukaan. Tapi negara masih bisa menahan data yg 
>> merupakan properti milik negara. 
>> 
>> Rdp
> 
> 
> -- 
> - when one teaches, two learn -
> http://www.linkedin.com/in/minarwan
> 
> 
> Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
> Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
> JAKARTA,15-18 September 2014
> 
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> 
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> 
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> 
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
> limited

Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data - Australia

2014-08-23 Thread S. (Daru) Prihatmoko
Untuk Indonesia, nampaknya yg bertanggung jawab ttg data ini adalah Badan
Geologi. Jadi seyogyanya PP-IAGI dapat berbicara dan bekerja sama dengan BG
untuk memberi masukan (eh..bukankah di PP IAGI ada pak Ipranta yg bisa
menjelaskan bagaimana proses pengarsipan, kompilasi dan pemanfaatan data
tsb?). Setahu saya di sektor minerba, semua laporan perusahaan (eksplorasi
dan operasi produksi), diterima oleh Ditjen Minerba, dan kemudian diteruskan
ke Pusat Sumber Daya Geologi (PSDG). Bagaimanakah di migas?

Tahun lalu, sewaktu saya (mewakili MGEI-IAGI) ikut dalam tim penyusunan Peta
Metalogeni, saya tahu data-data yg ada di BG tsb telah dipakai menjadi salah
satu bahan penyusunan peta tsb (paling tidak untuk data-data mineral deposit
termasuk resorce dan reserve). Akan sangat bagus kalau PP IAGI dapat lebih
intens lagi membantu BG dalam mengoptimalkan pemanfaatan data-data tsb.

Salam,
Daru 

From:  Mailist MGEI 
Reply-To:  Mailist MGEI 
Date:  Saturday, August 23, 2014 at 4:59 PM
To:  "iagi-net@iagi.or.id" , Mailist MGEI

Subject:  Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital
data - Australia

 
 
 
 
   

Yang saya tahu, Malaysia bisa melakukan "audit data" ke perusahaan besar
disana, Exxon dan Shell. Saya lupa apakah ada yg datang ke Murphy dan
lainnya. PMU memiliki "data auditor" yg rutin datang memeriksa.
Mengontrol transaksi data dijital bisa secara fisik (hardisk, tape dll),
atau juga melalui jaringan. Yang dikontrol dalam hal ini adalah
penggunaannya dalam kegiatan bisnis dalam aspek legalitas. Artinya yg perlu
dilakukan adalah mengadukan pelanggaran hukum atas pemanfaatan data.
Perusahaannya di-"sue" lewat pengadilan kriminal. Seandainya ada badan atau
institusi "data auditor", saya yakin perusahaan yg sudah go publik tidak
akan sembarangan. 

Pencuri data tetap akan ada, tapi kita dapat juga menangkap saat
memanfaatkannya. Tidak saat memegangnya. Saja.

Yg perlu dikerahui juga, "core" dan sample lapangan juga merupakan DATA.
Ketika ada aturan utk tidak mengirimkan data keluar, maka laboratoriumpun
akan ada di Indonesia. Bayangkan "multipliernya". Dan berapa tenaga kerja yg
diserap di dalam negeri. Ini jelas akan sesuai semangat "pro Job" dan "pro
Growth", yg juga akan mengangkat "pro Poor".

Geologi bekerja dimana data itu berADA.
Ada, saya yakin, rekan-rekan geoscientist yg mengerjakan data Indonesia
diluar negri. Mudah2an datanya legal memperolehnya dan ada ijin utk dibawa
kesana. Artinya dg perginya data ini, multiplier effectnya berkurang.
Investor silahkan masuk. Datanya bebas terbuka diperoleh dan murah-mudah
diakses siapa saja. Termasuk ekspat dan peneliti-2 asing dari luar negeri.
Tapi kerjakan DISINI. Multiplier knowledgenya juga akan kita peroleh disini.

Tidak semua orang yg memanfaatkan data ini geologist, ada labs staff, ada
sekretaris, ada finance officer dll.
Rekan2 mgei barangkali masih ingat issue penyelundupan emas berton-ton ke LN
yg ternyata sampel yg akan dianalisa disana. Informasi dasar saya yakin akan
dicatat dengan baik. Tapi bisa saja, tidak seluruh informasi diperoleh. Itu
tidak hanya knowledge saja yg ketinggalan disana, tapi informasi lain juga
banyak yg mungkin tidak dicatat disini. Misal kandungan mineral jarangnya.

Saatnya geologist memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat. Bukan hanya
memberikan komoditas SDA, yg juga sdh mulai dijaga utk tidak dieksport
mentah-mentah. 

Salam DaTa. 

Rdp
Sent from my iPhone

On 23 Agt 2014, at 15.54, MINARWAN  wrote:

> Mas RDP,
> 
> Kalau proyek/studi dikerjakan di research centre atau corporate office oleh
> specialists masing-masing dan data diakses lewat internet, ini jadinya
> bagaimana?
> 
> Di jaman semua serba digital seperti sekarang dan semua bisa melihat data
> lewat internet/intranet, apakah masih mungkin berharap data tetap berada di
> wilayah Indonesia?
> 
> Salam
> min
> 
> 2014-08-23 9:25 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari :
>> Australia membebaskan datanya di download dan dikerjakan siapa saja, dimana
>> saja. Saya yakin karena Australia kekurangan human resources yg
>> mengerjakannya. Data Indonesia semestinya membebaskan terbuka datanya asalkan
>> berada di Indonesia saja, karena tenaga kerja Indonesia membutuhkan
>> pekerjaan. Sehingga data harus tetap didalam negeri supaya multiplier effect
>> dari pengerjaan dan analisa data juga sampelnya berada di Indonesia.
>> Semestinya siapa saja boleh mengaksesnya asalkan datanya tetap di dalam NKRI.
>> Setiap negara perlu kebijakan sesuai kondisi negaranya.
>> 
>> Untuk itu yg diperlukan dari pemerintah adalah pembentukan "Data Auditor".
>> Tugasnya memeriksa perusahaan yg beroperasi di Indonesia utk tidak
>> mengirimkan data/sampel ke luar NKRI.
>> Open Conmunity Asean 2015 merupakan salah satu pintu te

Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data - Australia

2014-08-24 Thread MINARWAN
Mas RDP,

Saya pikir Australia hendak menarik investasi dengan memudahkan dan
memurahkan akses ke data geosains (seperti yang telah diulas Oom Noel
Pranoto), bahkan dengan menyediakan interpretasi lewat Geosciences
Australia, Department of Primary Industry (Victoria yang saya tahu) atau
yang sejenisnya di negara bagian lain dan juga karena alasan publik yang
telah membayar pajak di sana merasa berhak tahu apa hasil kerja orang-orang
yang telah mereka bantu bayar lewat pajak (jadi ada transparansi di sini).
Bahkan para pengamat public policy dapat menilai/mengeritik pengambilan
kebijakan pemerintah dengan berangkat dari data yang sama (jadi ini soal
transparansi pemerintah lagi).

Geosciences Australia juga merekrut "pendatang" untuk bekerja bagi mereka,
terutama mereka yang telah melakukan riset di sana (lulusan Australia) atau
orang-orang dari benua lain yang berniat menetap di sana. Cara mereka
mengatasi kekurangan SDM terlatih yang saya ketahui adalah dengan membawa
mereka ke Australia, salah satunya lewat program beasiswa.

Multiplier effect untuk open access data di Australia ini adalah
bermunculannya bisnis-bisnis kecil/konsultan yang menjual re-interpretasi
data dasar, mengolah data dasar menjadi data yang lebih
terintegrasi/digitasi, mahasiswa bebas dan mudah mendapatkan data untuk
proyek skripsi/disertasi mereka. Harapan atas data terbuka ini adalah lebih
banyak mata yang melihat, lebih banyak kepala yang memikirkannya, ide baru
bermunculan dan nanti aktivitas bisnis lebih hidup.

Tentang multiplier effect untuk laboratorium kita, menurut hemat saya,
kalau hasil kerja bagus, tenaga terampil/profesional, mereka pasti akan
dipakai. Wong sampel core dari Thailand pun dikirimkan ke Jakarta kok, tapi
ini untuk migas yah. Lah kalau di tambang justru sampelnya diselundupkan
keluar, jadi problemnya di lab sendiri kan Mas?

Salam
minarwan

2014-08-23 16:59 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari :

> Yang saya tahu, Malaysia bisa melakukan "audit data" ke perusahaan besar
> disana, Exxon dan Shell. Saya lupa apakah ada yg datang ke Murphy dan
> lainnya. PMU memiliki "data auditor" yg rutin datang memeriksa.
> Mengontrol transaksi data dijital bisa secara fisik (hardisk, tape dll),
> atau juga melalui jaringan. Yang dikontrol dalam hal ini adalah
> penggunaannya dalam kegiatan bisnis dalam aspek legalitas. Artinya yg perlu
> dilakukan adalah mengadukan pelanggaran hukum atas pemanfaatan data.
> Perusahaannya di-"sue" lewat pengadilan kriminal. Seandainya ada badan atau
> institusi "data auditor", saya yakin perusahaan yg sudah go publik tidak
> akan sembarangan.
>
> Pencuri data tetap akan ada, tapi kita dapat juga menangkap saat
> memanfaatkannya. Tidak saat memegangnya. Saja.
>
> Yg perlu dikerahui juga, "core" dan sample lapangan juga merupakan DATA.
> Ketika ada aturan utk tidak mengirimkan data keluar, maka laboratoriumpun
> akan ada di Indonesia. Bayangkan "multipliernya". Dan berapa tenaga kerja
> yg diserap di dalam negeri. Ini jelas akan sesuai semangat "pro Job" dan
> "pro Growth", yg juga akan mengangkat "pro Poor".
>
> Geologi bekerja dimana data itu berADA.
> Ada, saya yakin, rekan-rekan geoscientist yg mengerjakan data Indonesia
> diluar negri. Mudah2an datanya legal memperolehnya dan ada ijin utk dibawa
> kesana. Artinya dg perginya data ini, multiplier effectnya berkurang.
> Investor silahkan masuk. Datanya bebas terbuka diperoleh dan murah-mudah
> diakses siapa saja. Termasuk ekspat dan peneliti-2 asing dari luar negeri.
> Tapi kerjakan DISINI. Multiplier knowledgenya juga akan kita peroleh
> disini.
>
> Tidak semua orang yg memanfaatkan data ini geologist, ada labs staff, ada
> sekretaris, ada finance officer dll.
> Rekan2 mgei barangkali masih ingat issue penyelundupan emas berton-ton ke
> LN yg ternyata sampel yg akan dianalisa disana. Informasi dasar saya yakin
> akan dicatat dengan baik. Tapi bisa saja, tidak seluruh informasi
> diperoleh. Itu tidak hanya knowledge saja yg ketinggalan disana, tapi
> informasi lain juga banyak yg mungkin tidak dicatat disini. Misal kandungan
> mineral jarangnya.
>
> Saatnya geologist memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat. Bukan
> hanya memberikan komoditas SDA, yg juga sdh mulai dijaga utk tidak
> dieksport mentah-mentah.
>
> Salam DaTa.
>
> Rdp
> Sent from my iPhone
>
> On 23 Agt 2014, at 15.54, MINARWAN  wrote:
>
> Mas RDP,
>
> Kalau proyek/studi dikerjakan di research centre atau corporate office
> oleh specialists masing-masing dan data diakses lewat internet, ini jadinya
> bagaimana?
>
> Di jaman semua serba digital seperti sekarang dan semua bisa melihat data
> lewat internet/intranet, apakah masih mungkin berharap data tetap berada di
> wilayah Indonesia?
>
> Salam
> min
>
>


-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.linkedin.com/in/minarwan


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014
--

Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data - Australia

2014-08-24 Thread koesoema
Saya kira dalam abad ke 21 dengan teknologi IT ini kerahasian data negara itu 
sdh tidk relevant lagi, Wikileaks membuktikannya. Percuma saja ada undang2 
kerahasian negara. Data sebesar apapun dapat lintas benua dalam sekejap. Yg 
masih ingin mempertahankan kerasiahan2 ini hanya yg mempunya kepentingan 
komersiel pribadi, atau nostalgia di abad ke 20.
RPK
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: MINARWAN 
Sender: 
Date: Mon, 25 Aug 2014 10:23:58 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data
 - Australia

Mas RDP,

Saya pikir Australia hendak menarik investasi dengan memudahkan dan
memurahkan akses ke data geosains (seperti yang telah diulas Oom Noel
Pranoto), bahkan dengan menyediakan interpretasi lewat Geosciences
Australia, Department of Primary Industry (Victoria yang saya tahu) atau
yang sejenisnya di negara bagian lain dan juga karena alasan publik yang
telah membayar pajak di sana merasa berhak tahu apa hasil kerja orang-orang
yang telah mereka bantu bayar lewat pajak (jadi ada transparansi di sini).
Bahkan para pengamat public policy dapat menilai/mengeritik pengambilan
kebijakan pemerintah dengan berangkat dari data yang sama (jadi ini soal
transparansi pemerintah lagi).

Geosciences Australia juga merekrut "pendatang" untuk bekerja bagi mereka,
terutama mereka yang telah melakukan riset di sana (lulusan Australia) atau
orang-orang dari benua lain yang berniat menetap di sana. Cara mereka
mengatasi kekurangan SDM terlatih yang saya ketahui adalah dengan membawa
mereka ke Australia, salah satunya lewat program beasiswa.

Multiplier effect untuk open access data di Australia ini adalah
bermunculannya bisnis-bisnis kecil/konsultan yang menjual re-interpretasi
data dasar, mengolah data dasar menjadi data yang lebih
terintegrasi/digitasi, mahasiswa bebas dan mudah mendapatkan data untuk
proyek skripsi/disertasi mereka. Harapan atas data terbuka ini adalah lebih
banyak mata yang melihat, lebih banyak kepala yang memikirkannya, ide baru
bermunculan dan nanti aktivitas bisnis lebih hidup.

Tentang multiplier effect untuk laboratorium kita, menurut hemat saya,
kalau hasil kerja bagus, tenaga terampil/profesional, mereka pasti akan
dipakai. Wong sampel core dari Thailand pun dikirimkan ke Jakarta kok, tapi
ini untuk migas yah. Lah kalau di tambang justru sampelnya diselundupkan
keluar, jadi problemnya di lab sendiri kan Mas?

Salam
minarwan

2014-08-23 16:59 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari :

> Yang saya tahu, Malaysia bisa melakukan "audit data" ke perusahaan besar
> disana, Exxon dan Shell. Saya lupa apakah ada yg datang ke Murphy dan
> lainnya. PMU memiliki "data auditor" yg rutin datang memeriksa.
> Mengontrol transaksi data dijital bisa secara fisik (hardisk, tape dll),
> atau juga melalui jaringan. Yang dikontrol dalam hal ini adalah
> penggunaannya dalam kegiatan bisnis dalam aspek legalitas. Artinya yg perlu
> dilakukan adalah mengadukan pelanggaran hukum atas pemanfaatan data.
> Perusahaannya di-"sue" lewat pengadilan kriminal. Seandainya ada badan atau
> institusi "data auditor", saya yakin perusahaan yg sudah go publik tidak
> akan sembarangan.
>
> Pencuri data tetap akan ada, tapi kita dapat juga menangkap saat
> memanfaatkannya. Tidak saat memegangnya. Saja.
>
> Yg perlu dikerahui juga, "core" dan sample lapangan juga merupakan DATA.
> Ketika ada aturan utk tidak mengirimkan data keluar, maka laboratoriumpun
> akan ada di Indonesia. Bayangkan "multipliernya". Dan berapa tenaga kerja
> yg diserap di dalam negeri. Ini jelas akan sesuai semangat "pro Job" dan
> "pro Growth", yg juga akan mengangkat "pro Poor".
>
> Geologi bekerja dimana data itu berADA.
> Ada, saya yakin, rekan-rekan geoscientist yg mengerjakan data Indonesia
> diluar negri. Mudah2an datanya legal memperolehnya dan ada ijin utk dibawa
> kesana. Artinya dg perginya data ini, multiplier effectnya berkurang.
> Investor silahkan masuk. Datanya bebas terbuka diperoleh dan murah-mudah
> diakses siapa saja. Termasuk ekspat dan peneliti-2 asing dari luar negeri.
> Tapi kerjakan DISINI. Multiplier knowledgenya juga akan kita peroleh
> disini.
>
> Tidak semua orang yg memanfaatkan data ini geologist, ada labs staff, ada
> sekretaris, ada finance officer dll.
> Rekan2 mgei barangkali masih ingat issue penyelundupan emas berton-ton ke
> LN yg ternyata sampel yg akan dianalisa disana. Informasi dasar saya yakin
> akan dicatat dengan baik. Tapi bisa saja, tidak seluruh informasi
> diperoleh. Itu tidak hanya knowledge saja yg ketinggalan disana, tapi
> informasi lain juga banyak yg mungkin tidak dicatat disini. Misal kandungan
> mineral jarangnya.
>
> Saatnya geologist memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat. Bukan
> hanya memberi

Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data- Australia

2014-08-24 Thread rakhmadi avianto
Setuju pak Prof Kusuma, saya kira kerahasiaan itu hanya tinggal impian
belaka, semua data yg jelas dilapangan bisa di dapat secara LEGAL dan
ILLEGAL sedangkan analisa cekungan yg justru sangat diperlukan untuk
suksesnya EXPLORASI ke depan malah sering tidak nyambung dg ketiadaan data
tersebut. Padahal investor perlu diyakinkan bahwa potensial untuk Explorasi
di Cekungan Indonesia ke depan masih ada.

SETUJU SEBAIKNYA Jokowi-JK membuka saja data2 itu agar Indonesia bisa lebih
maju secara science dan penghasilan para sciencetisnya, wabil khusus
Geoscientisnya.

Salam
KjA NPA 0666



On Mon, Aug 25, 2014 at 10:58 AM,  wrote:

>  [image: Boxbe] <https://www.boxbe.com/overview> This message is eligible
> for Automatic Cleanup! (koeso...@melsa.net.id) Add cleanup rule
> <https://www.boxbe.com/popup?url=https%3A%2F%2Fwww.boxbe.com%2Fcleanup%3Ftoken%3DDJPIKmmjV4KbXhlBKWdV8QBFaBfwkPTsYGkUoMoL3TdmPQTYi%252FjQoDRX4LlW3HOfeeogGW6X8rwOlad3N2JbBFpW93%252B3wwCk9ifyx%252F7QZXxwsRzt%252BuZd75mZMcz5mrrMvMYnOdm0DQgsAAMoBVVD%252BA%253D%253D%26key%3DEZ3BCakaY4k24B%252FTZfYbOOF%252FfmSJ1PuylXPJeIJAHkw%253D&tc_serial=18354424489&tc_rand=1172699653&utm_source=stf&utm_medium=email&utm_campaign=ANNO_CLEANUP_ADD&utm_content=001>
> | More info
> <http://blog.boxbe.com/general/boxbe-automatic-cleanup?tc_serial=18354424489&tc_rand=1172699653&utm_source=stf&utm_medium=email&utm_campaign=ANNO_CLEANUP_ADD&utm_content=001>
>
> Saya kira dalam abad ke 21 dengan teknologi IT ini kerahasian data negara
> itu sdh tidk relevant lagi, Wikileaks membuktikannya. Percuma saja ada
> undang2 kerahasian negara. Data sebesar apapun dapat lintas benua dalam
> sekejap. Yg masih ingin mempertahankan kerasiahan2 ini hanya yg mempunya
> kepentingan komersiel pribadi, atau nostalgia di abad ke 20.
> RPK
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * MINARWAN 
> *Sender: * 
> *Date: *Mon, 25 Aug 2014 10:23:58 +0700
> *To: *
> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
> *Subject: *Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific
> digital data - Australia
>
> Mas RDP,
>
> Saya pikir Australia hendak menarik investasi dengan memudahkan dan
> memurahkan akses ke data geosains (seperti yang telah diulas Oom Noel
> Pranoto), bahkan dengan menyediakan interpretasi lewat Geosciences
> Australia, Department of Primary Industry (Victoria yang saya tahu) atau
> yang sejenisnya di negara bagian lain dan juga karena alasan publik yang
> telah membayar pajak di sana merasa berhak tahu apa hasil kerja orang-orang
> yang telah mereka bantu bayar lewat pajak (jadi ada transparansi di sini).
> Bahkan para pengamat public policy dapat menilai/mengeritik pengambilan
> kebijakan pemerintah dengan berangkat dari data yang sama (jadi ini soal
> transparansi pemerintah lagi).
>
> Geosciences Australia juga merekrut "pendatang" untuk bekerja bagi mereka,
> terutama mereka yang telah melakukan riset di sana (lulusan Australia) atau
> orang-orang dari benua lain yang berniat menetap di sana. Cara mereka
> mengatasi kekurangan SDM terlatih yang saya ketahui adalah dengan membawa
> mereka ke Australia, salah satunya lewat program beasiswa.
>
> Multiplier effect untuk open access data di Australia ini adalah
> bermunculannya bisnis-bisnis kecil/konsultan yang menjual re-interpretasi
> data dasar, mengolah data dasar menjadi data yang lebih
> terintegrasi/digitasi, mahasiswa bebas dan mudah mendapatkan data untuk
> proyek skripsi/disertasi mereka. Harapan atas data terbuka ini adalah lebih
> banyak mata yang melihat, lebih banyak kepala yang memikirkannya, ide baru
> bermunculan dan nanti aktivitas bisnis lebih hidup.
>
> Tentang multiplier effect untuk laboratorium kita, menurut hemat saya,
> kalau hasil kerja bagus, tenaga terampil/profesional, mereka pasti akan
> dipakai. Wong sampel core dari Thailand pun dikirimkan ke Jakarta kok, tapi
> ini untuk migas yah. Lah kalau di tambang justru sampelnya diselundupkan
> keluar, jadi problemnya di lab sendiri kan Mas?
>
> Salam
> minarwan
>
> 2014-08-23 16:59 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari :
>
>> Yang saya tahu, Malaysia bisa melakukan "audit data" ke perusahaan besar
>> disana, Exxon dan Shell. Saya lupa apakah ada yg datang ke Murphy dan
>> lainnya. PMU memiliki "data auditor" yg rutin datang memeriksa.
>> Mengontrol transaksi data dijital bisa secara fisik (hardisk, tape dll),
>> atau juga melalui jaringan. Yang dikontrol dalam hal ini adalah
>> penggunaannya dalam kegiatan bisnis dalam aspek legalitas. Artinya yg perlu
>> dilakukan adalah mengadukan pelanggaran hukum atas pemanfaatan data.
>> Perusahaannya di-"sue" lewat pengadilan kriminal. Seandainya ada badan atau
>> insti

Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data- Australia

2014-08-25 Thread R.P.Koesoemadinata
Benar sekali investor yang benar2 oil company itu perlu hard data, raw data, 
bukan tulisan exposisi mengenai potensi  migas oleh expert pemerimtah yang 
cenderung diberi kosmetik tebal. Yang begituan sih hanya konsumsi untuk 
investor industri migas non real, untuk portfolio dan bursa saham. Makanya 
banyak block ditawarkan pemerintah yang tidak laku.

Perusahaan minyak yang real akan melakukan studi sendiri dan untuk itu perlu 
real hard raw data, dengan memunculkan idea-idea baru selain menggunakan 
teknologi mutahir, yang masih jadi rahasia perusahaannya. Bahkan mungkin saja 
daerah-daerah yang sudah dinyatakan tidak berpotensi adanya migas, dianggap 
berpotesi dengan adanya idea baru itu. Bahkan dry holes pun mungkin kalau 
dipelajari kemajuan technologi baru, seperti petrophysics, ternyata sebetulnya 
masih bisa diproduksikan dengan technologi baru, atau dulunya terlewat, 
khususnya potensi gasnya. 
Banyak postmortum studies dari dry holes telah membuktikan itu. 
Perusahaan itu akan lebih percaya kalau studinya itu dilakukan oleh para 
ahlinya sendiri, dan mau mengambil risiko.
Karena risiko itu tidak sama diperbagai daerah, tentu mereka akan mau kalau 
rewardnya memadai. Mungkin untuk menarik investor itu adalah dengan 
mentenderkan oil production splitnya, tanpa ada cost recovery saja, (yang cuman 
bikin rumit, dan banyak izin2 dan approval saja). Pemerintah pusat harus 
berkampanye besar-besaran ke daerah-daerah/bupati-bupati untuk tidak menghambat 
explorasi migas. Suruh Jokowi blusukan ke kabupaten-kabupaten.
Wassalam 
RPK

- Original Message - 
  From: rakhmadi avianto 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Monday, August 25, 2014 12:43 PM
  Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital 
data- Australia


  Setuju pak Prof Kusuma, saya kira kerahasiaan itu hanya tinggal impian 
belaka, semua data yg jelas dilapangan bisa di dapat secara LEGAL dan ILLEGAL 
sedangkan analisa cekungan yg justru sangat diperlukan untuk suksesnya 
EXPLORASI ke depan malah sering tidak nyambung dg ketiadaan data tersebut. 
Padahal investor perlu diyakinkan bahwa potensial untuk Explorasi di Cekungan 
Indonesia ke depan masih ada.


  SETUJU SEBAIKNYA Jokowi-JK membuka saja data2 itu agar Indonesia bisa lebih 
maju secara science dan penghasilan para sciencetisnya, wabil khusus 
Geoscientisnya.


  Salam
  KjA NPA 0666





  On Mon, Aug 25, 2014 at 10:58 AM,  wrote:

  This message is eligible for Automatic Cleanup! (koeso...@melsa.net.id) 
Add cleanup rule | More info 



Saya kira dalam abad ke 21 dengan teknologi IT ini kerahasian data negara 
itu sdh tidk relevant lagi, Wikileaks membuktikannya. Percuma saja ada undang2 
kerahasian negara. Data sebesar apapun dapat lintas benua dalam sekejap. Yg 
masih ingin mempertahankan kerasiahan2 ini hanya yg mempunya kepentingan 
komersiel pribadi, atau nostalgia di abad ke 20.
RPK
Powered by Telkomsel BlackBerry®



From: MINARWAN  
Sender:  
Date: Mon, 25 Aug 2014 10:23:58 +0700
To: 
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital 
data - Australia


Mas RDP,

Saya pikir Australia hendak menarik investasi dengan memudahkan dan 
memurahkan akses ke data geosains (seperti yang telah diulas Oom Noel Pranoto), 
bahkan dengan menyediakan interpretasi lewat Geosciences Australia, Department 
of Primary Industry (Victoria yang saya tahu) atau yang sejenisnya di negara 
bagian lain dan juga karena alasan publik yang telah membayar pajak di sana 
merasa berhak tahu apa hasil kerja orang-orang yang telah mereka bantu bayar 
lewat pajak (jadi ada transparansi di sini). Bahkan para pengamat public policy 
dapat menilai/mengeritik pengambilan kebijakan pemerintah dengan berangkat dari 
data yang sama (jadi ini soal transparansi pemerintah lagi). 

Geosciences Australia juga merekrut "pendatang" untuk bekerja bagi mereka, 
terutama mereka yang telah melakukan riset di sana (lulusan Australia) atau 
orang-orang dari benua lain yang berniat menetap di sana. Cara mereka mengatasi 
kekurangan SDM terlatih yang saya ketahui adalah dengan membawa mereka ke 
Australia, salah satunya lewat program beasiswa. 

Multiplier effect untuk open access data di Australia ini adalah 
bermunculannya bisnis-bisnis kecil/konsultan yang menjual re-interpretasi data 
dasar, mengolah data dasar menjadi data yang lebih terintegrasi/digitasi, 
mahasiswa bebas dan mudah mendapatkan data untuk proyek skripsi/disertasi 
mereka. Harapan atas data terbuka ini adalah lebih banyak mata yang melihat, 
lebih banyak kepala yang memikirkannya, ide baru bermunculan dan nanti 
aktivitas bisnis lebih hidup.

Tentang multiplier effect untuk laboratorium kita, menurut hemat saya, 
kalau hasil kerja bagus, tenaga terampil/profesional, mereka pasti akan 
dipakai. Wong sampel core dari Thailand pun