Re: [iagi-net-l] Bahasa Jepun+Huruf Kanjinya RE: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda
Mungkin maksud saya kurang difahami. Saya tekankan bahwa pembuatan istilah ilmiah teknik ini bukan hanya masalah bahasa dan ditangani 1 orang saja dan kemudian selesai. Selain memerlukan waktu untuk dipikirkan, konsep dan istilah ilmiah akan bertambah dan berkembang terus selama ilmu itu sendiri berkembang. Maka saya usulkan adanya suatu standing committee yang terdiri dari banyak pakar/spesialist selain ahli bahasa yang paling tidak bersidang 1 kali setiap tahunnya, membahas munculnya istilah ilmiah/teknik baru setiap tahunnya. Komisi ini para anggotanya harus bersifat tetap, minimal untuk jangka waktu 5 tahun, dan hasilnya disosialisasikan untuk didiskusikan di forum IAGI mailing list (misalnya), sebelum ditetapkan. Ini yang saya maksud, yang tidak akan selesai2 itu dialog mengenai bagaimana menterjemahkan istilah-istilah itu. Kalau ada komisi tetap kan komisi bisa mengambil kesimpulan dan kalau perlu dilakukan voting, sehingga tidak terjadi dialog yang bertele-tele yang tidak ada habisnya. Wassalam - Original Message - From: Kuntadi, Nugrahanto kuntadi.nugraha...@se1.bp.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, November 02, 2009 2:22 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Bahasa Jepun+Huruf Kanjinya RE: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda Maturnuwun Pak Brahmantyo... Wah berarti Bahasa Indonesia sudah setengah matang nih menuju peng'Indonesiaan di segala aspek poleksushukbudsains. Kenapa tidak bisa ya? Jwb: karena api tungkunya terlalu kecil (=usahanya kurang besar). Memang repot, tetapi repot di awal bukankah hal yang biasa di dalam memulai suatu pekerjaan besar? Contoh: - mengurus persiapan kontrak utk suatu proyek besar bukan main repotnya, namun ketika sudah berjalan umumnya lancar saja. - mendaki gunung / bukit baik berjalan kaki maupun bersepeda, awalnya beraaat sekali, tapi ketika sudah melihat batas vegetasi rasanya capek kaki terpompa semangat menuju puncak walaupun naik 2 langkah melorot 1-2 langkah lagi. - belajar nyupir buat orang yang mampu membayar supir pribadi, wah repot dan muwalesnya minta ampun padahal nyuruh supir udah gampang...tapi ketika sudah bisa nyupir sendiri, si supir pribadi makan gaji buta akhirnya...:-( - dll, dll... Mungkin betul kata Pak Mino dan Pak Koesoema, terkesan membuang2 waktu dan lama sekali belum ketahuan ujungnya. Tapi kan kalau hanya sebagian geolog saja yang serius di dalam menekuni hal ini dgn bantuan segenap komunitas, perlahan-lahan bisa disepakati mana yang bisa diIndonesiakan mana yang ditunda, atau bahkan kelak gak perlu diIndonesiakan sama sekali. Salam, Kuntadi -Original Message- From: Budi Brahmantyo [mailto:bud...@gc.itb.ac.id] Sent: Monday, November 02, 2009 9:19 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Jepun+Huruf Kanjinya RE: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda Betul semuanya dikanjikan (mungkin juga diambil dari bahasa asalnya yaitu China), kecuali istilah-istilah yang relatif baru biasanya ditulis sesuai cara pengucapan dalam bahasa Inggeris dan ditulis dengan huruf katakana. Nama-nama batuan klasik/standar hampir seluruhnya sudah dikanjikan. BB Betul Pak Muharram, Inti dari pertanyaan saya kepada iaginetters yg mgkn pernah/sudah lama tinggal di Jepun dll itu mengethui apakah istilah2 asing yg dipakai mereka dlm bahasa sains pun diterjemahkan sekaligus ditulis dlm kanji juga? Jika iya, berarti mereka bangsa kuning itu repotnya 2x lipat ketimbang Bahasa Indonesia yg alhamdulillah sudah memakai huruf Latin (universal) - artinya usaha kita tinggal mencari terjemahan padanannya saja. Saya terus terang di Jepang feel like at no where karena semua sudut kota dan barang2 dari elektronik, makanan/minuman coin, menu resto, dll you name it - semuanya pakai huruf kanji, dan susah cari orang utk diajak ngobrol bahasa Inggris, apalagi Bahasa Indonesia;-( Salam. -Original Message- From: Muharram Jaya Panguriseng [mailto:muhar...@pertamina-ep.com] Sent: Monday, November 02, 2009 9:08 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda 3 serangkai bangsa kuning ini patut dicontoh patriotismenya. Khusus untuk China, seingat saya beberapa perusahaan oil services harus membuat website dalam bahasa setempat. Namun saya juga gak tahu, apakah karena diharuskan oleh UU China atau karena daya saing negeri ini yang tinggi sehingga perusahaan manapun yang masuk harus mengalah untuk menggunakan Bahasa China. Salam, --mjp-- -Original Message- From: Kuntadi, Nugrahanto [mailto:kuntadi.nugraha...@se1.bp.com] Sent: Monday, November 02, 2009 8:54 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda Kalau bangsa Jepun, Korea, atu China itu gimana yah? Apakah dalam bahasa ilmiah nasional mereka yang bertulisan kanji dll itu terselip juga istilah2 asing? Atau semua bahasa science nya telah diterjemahkan
Re: [iagi-net-l] Bahasa Jepun+Huruf Kanjinya RE: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda
Betul semuanya dikanjikan (mungkin juga diambil dari bahasa asalnya yaitu China), kecuali istilah-istilah yang relatif baru biasanya ditulis sesuai cara pengucapan dalam bahasa Inggeris dan ditulis dengan huruf katakana. Nama-nama batuan klasik/standar hampir seluruhnya sudah dikanjikan. BB Betul Pak Muharram, Inti dari pertanyaan saya kepada iaginetters yg mgkn pernah/sudah lama tinggal di Jepun dll itu mengethui apakah istilah2 asing yg dipakai mereka dlm bahasa sains pun diterjemahkan sekaligus ditulis dlm kanji juga? Jika iya, berarti mereka bangsa kuning itu repotnya 2x lipat ketimbang Bahasa Indonesia yg alhamdulillah sudah memakai huruf Latin (universal) - artinya usaha kita tinggal mencari terjemahan padanannya saja. Saya terus terang di Jepang feel like at no where karena semua sudut kota dan barang2 dari elektronik, makanan/minuman coin, menu resto, dll you name it - semuanya pakai huruf kanji, dan susah cari orang utk diajak ngobrol bahasa Inggris, apalagi Bahasa Indonesia;-( Salam. -Original Message- From: Muharram Jaya Panguriseng [mailto:muhar...@pertamina-ep.com] Sent: Monday, November 02, 2009 9:08 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda 3 serangkai bangsa kuning ini patut dicontoh patriotismenya. Khusus untuk China, seingat saya beberapa perusahaan oil services harus membuat website dalam bahasa setempat. Namun saya juga gak tahu, apakah karena diharuskan oleh UU China atau karena daya saing negeri ini yang tinggi sehingga perusahaan manapun yang masuk harus mengalah untuk menggunakan Bahasa China. Salam, --mjp-- -Original Message- From: Kuntadi, Nugrahanto [mailto:kuntadi.nugraha...@se1.bp.com] Sent: Monday, November 02, 2009 8:54 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda Kalau bangsa Jepun, Korea, atu China itu gimana yah? Apakah dalam bahasa ilmiah nasional mereka yang bertulisan kanji dll itu terselip juga istilah2 asing? Atau semua bahasa science nya telah diterjemahkan dalam bahasa mereka dlm tulisan kanjinya? Salam, Kuntadi -Original Message- From: Benyamin Sapiie [mailto:bsap...@bdg.centrin.net.id] Sent: Friday, October 30, 2009 10:42 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda Saya setuju sekali dengan Pak Koesoema dan ini juga sudah pernah didiskusikan panjang lebar. Bagi saya menterjemahkan atau membuat padanan kata untuk istilah2 ilmiah dalam science dan engineering akan sangat membingungkan dan buang waktu, bahkan bisa2 memperlambat kemajuan karena tidak mau membaca buku2 asing. Sukur kalau kebalikan yaitu baca buku asing baru cari terjemahaannya. Pengalaman saya saat ini, kebanyakan mahasiswa sekarang bacanya diktat dalam bahasa Indonesia, baru kemudian apabila harus mencoba baca paper atau text book dalam bahasa asing. Begitu start baca sudah pasti akan susah dan bulak-balik kamus istilah, hal in menyebabkan patah negatif energi dalam minat membaca. Selain itu saya tidak bisa kebayang kalau istilah/jargon tectonic dan struktur geologi yang kamus peristilahannya sudah sangat tebal harus dibuat padanan bahasa Indonesianya.Kebalikannya adalah peristilahan yang memang datang dari Indonesia seperti Lahar misalnya seringkali digunakan oleh banyak volkanologist dunia. Memang benar kebiasaan bisa merubah semuanya, seandai semua buku penting, text book dan buku ilmiah populer diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan perkenalkan peritilahan yang digunakan sedini mungkin hasilnya pasti akan berbeda. Menurut saya ..lho...bukan ahli bahasa.. Salam, Ben Sapiie Saya kira untuk masalah bahasa di PIT Iagi (Konvensi) adalah menggunakan 2 bahasa, Pada yang bersifat tulisan harus dilengkapi dengan abstract dalam bahasa Inggris, tetapi pada presentasi slides (ppt) di berikan dalam bahasa Inggris, tetapi pembicara bisa mengutarakannya dalam bahasa Indonesia. Jika ada peserta yang tidak mengerti bahasa Indonesia, dia masih bisa mengikutinya lewat slides. Jadi seperti orang asing nonton film Indonesia dengan membaca text (subtitles) dalam bahasa Inggris, dan masih bisa bertanya dengan bahasa Inggris. Mengenai istilah geologi dalam Bahasa Indonesia, memang Mas Mulyono Purbowidjojo adalah resmi ditunjuk pemerintah (paling tidak Departemen Pertambangan dulu) sebagai seorang ahli dalam pengindonesian istilah2 geologi, dan buku-nya mengenai istilah geologi Indonesia diterbitkan sebagai dokumen resmi sehingga istilah-istialah yang tercantum di dalamnya adalah resmi untuk dipakai. Hal ini tercermin pada publikasi dari Direktorat Geologi (sekarang PSG) dan juga saya lihat Lemigas dan instansi2 Departemen ESDM lainnya. Itulah sebabnya Pak Sukamto mengikuti peraturan istilah dari Departemen Pertambangan sebagai pejabat Direktorat Geologi dulu. Mas Moel ini adalah
RE: [iagi-net-l] Bahasa Jepun+Huruf Kanjinya RE: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda
Maturnuwun Pak Brahmantyo... Wah berarti Bahasa Indonesia sudah setengah matang nih menuju peng'Indonesiaan di segala aspek poleksushukbudsains. Kenapa tidak bisa ya? Jwb: karena api tungkunya terlalu kecil (=usahanya kurang besar). Memang repot, tetapi repot di awal bukankah hal yang biasa di dalam memulai suatu pekerjaan besar? Contoh: - mengurus persiapan kontrak utk suatu proyek besar bukan main repotnya, namun ketika sudah berjalan umumnya lancar saja. - mendaki gunung / bukit baik berjalan kaki maupun bersepeda, awalnya beraaat sekali, tapi ketika sudah melihat batas vegetasi rasanya capek kaki terpompa semangat menuju puncak walaupun naik 2 langkah melorot 1-2 langkah lagi. - belajar nyupir buat orang yang mampu membayar supir pribadi, wah repot dan muwalesnya minta ampun padahal nyuruh supir udah gampang...tapi ketika sudah bisa nyupir sendiri, si supir pribadi makan gaji buta akhirnya...:-( - dll, dll... Mungkin betul kata Pak Mino dan Pak Koesoema, terkesan membuang2 waktu dan lama sekali belum ketahuan ujungnya. Tapi kan kalau hanya sebagian geolog saja yang serius di dalam menekuni hal ini dgn bantuan segenap komunitas, perlahan-lahan bisa disepakati mana yang bisa diIndonesiakan mana yang ditunda, atau bahkan kelak gak perlu diIndonesiakan sama sekali. Salam, Kuntadi -Original Message- From: Budi Brahmantyo [mailto:bud...@gc.itb.ac.id] Sent: Monday, November 02, 2009 9:19 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Jepun+Huruf Kanjinya RE: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda Betul semuanya dikanjikan (mungkin juga diambil dari bahasa asalnya yaitu China), kecuali istilah-istilah yang relatif baru biasanya ditulis sesuai cara pengucapan dalam bahasa Inggeris dan ditulis dengan huruf katakana. Nama-nama batuan klasik/standar hampir seluruhnya sudah dikanjikan. BB Betul Pak Muharram, Inti dari pertanyaan saya kepada iaginetters yg mgkn pernah/sudah lama tinggal di Jepun dll itu mengethui apakah istilah2 asing yg dipakai mereka dlm bahasa sains pun diterjemahkan sekaligus ditulis dlm kanji juga? Jika iya, berarti mereka bangsa kuning itu repotnya 2x lipat ketimbang Bahasa Indonesia yg alhamdulillah sudah memakai huruf Latin (universal) - artinya usaha kita tinggal mencari terjemahan padanannya saja. Saya terus terang di Jepang feel like at no where karena semua sudut kota dan barang2 dari elektronik, makanan/minuman coin, menu resto, dll you name it - semuanya pakai huruf kanji, dan susah cari orang utk diajak ngobrol bahasa Inggris, apalagi Bahasa Indonesia;-( Salam. -Original Message- From: Muharram Jaya Panguriseng [mailto:muhar...@pertamina-ep.com] Sent: Monday, November 02, 2009 9:08 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda 3 serangkai bangsa kuning ini patut dicontoh patriotismenya. Khusus untuk China, seingat saya beberapa perusahaan oil services harus membuat website dalam bahasa setempat. Namun saya juga gak tahu, apakah karena diharuskan oleh UU China atau karena daya saing negeri ini yang tinggi sehingga perusahaan manapun yang masuk harus mengalah untuk menggunakan Bahasa China. Salam, --mjp-- -Original Message- From: Kuntadi, Nugrahanto [mailto:kuntadi.nugraha...@se1.bp.com] Sent: Monday, November 02, 2009 8:54 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda Kalau bangsa Jepun, Korea, atu China itu gimana yah? Apakah dalam bahasa ilmiah nasional mereka yang bertulisan kanji dll itu terselip juga istilah2 asing? Atau semua bahasa science nya telah diterjemahkan dalam bahasa mereka dlm tulisan kanjinya? Salam, Kuntadi -Original Message- From: Benyamin Sapiie [mailto:bsap...@bdg.centrin.net.id] Sent: Friday, October 30, 2009 10:42 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda Saya setuju sekali dengan Pak Koesoema dan ini juga sudah pernah didiskusikan panjang lebar. Bagi saya menterjemahkan atau membuat padanan kata untuk istilah2 ilmiah dalam science dan engineering akan sangat membingungkan dan buang waktu, bahkan bisa2 memperlambat kemajuan karena tidak mau membaca buku2 asing. Sukur kalau kebalikan yaitu baca buku asing baru cari terjemahaannya. Pengalaman saya saat ini, kebanyakan mahasiswa sekarang bacanya diktat dalam bahasa Indonesia, baru kemudian apabila harus mencoba baca paper atau text book dalam bahasa asing. Begitu start baca sudah pasti akan susah dan bulak-balik kamus istilah, hal in menyebabkan patah negatif energi dalam minat membaca. Selain itu saya tidak bisa kebayang kalau istilah/jargon tectonic dan struktur geologi yang kamus peristilahannya sudah sangat tebal harus dibuat padanan bahasa Indonesianya.Kebalikannya adalah peristilahan yang memang datang dari Indonesia seperti Lahar misalnya seringkali
RE: [iagi-net-l] Bahasa Jepun+Huruf Kanjinya RE: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda
Dari cerita Mas BB, berarti nasionalisme Jepang sama sekali tidak menghambat kemajuan bangsanya ya? Di kita westernisasi = kemajuan (?), sedangkan meng-indonesia-kan = kemunduran (?) Salut dengan Harian Kompas, walaupun Presiden dan para menterinya sampai parau teriak-teriak National Summit, kompas dalam ulasannya tetap menulis Rembuk National (National Summit), memang sih masih ada dalam kurungnya, tapi ... cukuplah untuk bangsa yang belum PD dengan keakuannya. --mjp-- -Original Message- From: Budi Brahmantyo [mailto:bud...@gc.itb.ac.id] Sent: Monday, November 02, 2009 9:19 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Jepun+Huruf Kanjinya RE: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda Betul semuanya dikanjikan (mungkin juga diambil dari bahasa asalnya yaitu China), kecuali istilah-istilah yang relatif baru biasanya ditulis sesuai cara pengucapan dalam bahasa Inggeris dan ditulis dengan huruf katakana. Nama-nama batuan klasik/standar hampir seluruhnya sudah dikanjikan. BB Betul Pak Muharram, Inti dari pertanyaan saya kepada iaginetters yg mgkn pernah/sudah lama tinggal di Jepun dll itu mengethui apakah istilah2 asing yg dipakai mereka dlm bahasa sains pun diterjemahkan sekaligus ditulis dlm kanji juga? Jika iya, berarti mereka bangsa kuning itu repotnya 2x lipat ketimbang Bahasa Indonesia yg alhamdulillah sudah memakai huruf Latin (universal) - artinya usaha kita tinggal mencari terjemahan padanannya saja. Saya terus terang di Jepang feel like at no where karena semua sudut kota dan barang2 dari elektronik, makanan/minuman coin, menu resto, dll you name it - semuanya pakai huruf kanji, dan susah cari orang utk diajak ngobrol bahasa Inggris, apalagi Bahasa Indonesia;-( Salam. -Original Message- From: Muharram Jaya Panguriseng [mailto:muhar...@pertamina-ep.com] Sent: Monday, November 02, 2009 9:08 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda 3 serangkai bangsa kuning ini patut dicontoh patriotismenya. Khusus untuk China, seingat saya beberapa perusahaan oil services harus membuat website dalam bahasa setempat. Namun saya juga gak tahu, apakah karena diharuskan oleh UU China atau karena daya saing negeri ini yang tinggi sehingga perusahaan manapun yang masuk harus mengalah untuk menggunakan Bahasa China. Salam, --mjp-- -Original Message- From: Kuntadi, Nugrahanto [mailto:kuntadi.nugraha...@se1.bp.com] Sent: Monday, November 02, 2009 8:54 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda Kalau bangsa Jepun, Korea, atu China itu gimana yah? Apakah dalam bahasa ilmiah nasional mereka yang bertulisan kanji dll itu terselip juga istilah2 asing? Atau semua bahasa science nya telah diterjemahkan dalam bahasa mereka dlm tulisan kanjinya? Salam, Kuntadi -Original Message- From: Benyamin Sapiie [mailto:bsap...@bdg.centrin.net.id] Sent: Friday, October 30, 2009 10:42 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Legalitas Bahasa Indonesia : Memperingati Sumpah Pemuda Saya setuju sekali dengan Pak Koesoema dan ini juga sudah pernah didiskusikan panjang lebar. Bagi saya menterjemahkan atau membuat padanan kata untuk istilah2 ilmiah dalam science dan engineering akan sangat membingungkan dan buang waktu, bahkan bisa2 memperlambat kemajuan karena tidak mau membaca buku2 asing. Sukur kalau kebalikan yaitu baca buku asing baru cari terjemahaannya. Pengalaman saya saat ini, kebanyakan mahasiswa sekarang bacanya diktat dalam bahasa Indonesia, baru kemudian apabila harus mencoba baca paper atau text book dalam bahasa asing. Begitu start baca sudah pasti akan susah dan bulak-balik kamus istilah, hal in menyebabkan patah negatif energi dalam minat membaca. Selain itu saya tidak bisa kebayang kalau istilah/jargon tectonic dan struktur geologi yang kamus peristilahannya sudah sangat tebal harus dibuat padanan bahasa Indonesianya.Kebalikannya adalah peristilahan yang memang datang dari Indonesia seperti Lahar misalnya seringkali digunakan oleh banyak volkanologist dunia. Memang benar kebiasaan bisa merubah semuanya, seandai semua buku penting, text book dan buku ilmiah populer diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan perkenalkan peritilahan yang digunakan sedini mungkin hasilnya pasti akan berbeda. Menurut saya ..lho...bukan ahli bahasa.. Salam, Ben Sapiie Saya kira untuk masalah bahasa di PIT Iagi (Konvensi) adalah menggunakan 2 bahasa, Pada yang bersifat tulisan harus dilengkapi dengan abstract dalam bahasa Inggris, tetapi pada presentasi slides (ppt) di berikan dalam bahasa Inggris, tetapi pembicara bisa mengutarakannya dalam bahasa Indonesia. Jika ada peserta yang tidak mengerti bahasa Indonesia, dia masih bisa mengikutinya lewat slides. Jadi seperti orang asing nonton film Indonesia dengan membaca text (subtitles