tapi "kancil" di jakarta masih belum bisa mengalahkan bajaj, Pak Harry..
fw harryrw <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Di Indonesia rakyat di set untuk membahagiakan pemerintahnya ........... Lihat saja namanya :"Pemerintah" yangartinya kan tukan perintah, perintah kesini, perintah kesono, disamping memerintah, mereka juga minta prioritas..... Nggak mau antri, tapi pake jalur khusus, dimana mana!!!!jadi siapa yang salah? Budaya kita yang salah!!!!! Satu hal lagi, orang indon sangat suka mementingkan dirinya dan mengesampingkan kepentingan yang lian, Karena sejak kecil kita dicekoki cerita si Kancil yang cerdik, nggak aneh kalo bangsa ini jadi begini, karena yang namanya "cerdik" dalam semua cerita si kancil adalah bagaimana mencari keuntungan pribadi dengan mengorbankan yang lain .... Lihat bagaimana si kancil ngakalin, buaya waktu menyebrang sungai, atau sang monyet waktu ia tertangkap atau si gajah waktu ia terperosok..... Dst dst.......... Kita memang bangsa si kancil!!!!!! Harry RW -----Original Message----- From: H. Edison Sirodj (PCSB) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, February 08, 2007 12:15 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Banjir Lagi - Perbandingan orang Malaysia-Indonesia Berdasarkan penglihatan hampir selama 2.5 tahun di Semenanjung dan 1 tahun di Sabah. Pemerintah Malaysia membuat peratuan berdasarkan kebutuhan yang ada di masyarakat dan masyarakatnya mau mematuhinya. Pola pikir merekapun masih terus digojlok dengan statement2 dari kementrian masing-masing. Karena kemajuan infrastruktur mereka masih belum diimbangi secara menyeluruh oleh orang awam. Tapi secara keseluruhan lebih baik. Misalnya : Cara mengemudi yang baik selalu ditayangkan di TV maupun di bioskop2. Konsep WC umum yang bersih selalu ditayangkan dan dikerjakan oleh bawahan. Tertib lalulintas, yang melanggar langsung ditilang (ada juga yang lolos).Kalau melanggarnya ringan mereka kasih tahu aja (ada maafnya, ngak kaya di JKT langsung salam tempel). Budaya Antri mereka sudah lebih maju. Dimana-mana mereka selalu antri dengan tertib. Dijalanan yg macet ngak ada bunyi klakson, di ATM, di loket stadion olahraga. (ada jg yang bandel sih). Di kantor, para kontraktor ngak ada yang maen belakang untuk dapat project khusus (ada juga sih). Semua ikut peraturan. Ingat dulu waktu kerja di SLB, setiap ada acara rame-rame kalau enggak service Orang dalam rasanya belum afdol. Watak mereka mirip dengan orang2 seberang, terbuka, terus terang. Mereka bilang "iya" kalau OK dan bilang "tidak" kalo ngak suka. Yang paling saya kagum dengan budaya mereka adalah, kalau pejabat datang ke tempat umum, ngak ada rasa kagum yang berlebihan dari masyarakat. Pejabat2 itu datang seperti orang biasa. Saya pernah jumpa wakil PMnya di KLCC tanpa pengawal, pernah jumpa big boss Petronas (dt. Marican) pake celana pendek shopping di Carefour. Waktu di Sabah Big Boss Petronas Sabah bawa mobil sendiri ke Kantor. Kesimpulan saya : di Malaysia, Pemerintahnya sudah lama membahagiakan Rakyatnya. Di Indonesia, Pemerintahnya masih belum bisa membahagiakan Rakyatnya. Wassalam, Edison Sirodj -----Original Message----- From: Witan Ardjakusumah [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, 08 February, 2007 11:25 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Banjir Lagi Untuk teman2 yg lagi berTKI di Malesa, saya ingin tahu apa sih yang membedakan orang Malesa dengan orang Indon, sama2 rumpun melayu tapi "kelihatannya" kok mereka lebih baik dalam mengelola negaranya. Ada teori yg menyatakan karena dulunya penjajahnya beda. Inggris lebih baik mempersiapkan orang Malesa mengelola kemerdekaannya dan tetap menjaga hubungannya dengan baik juga, sedangkan Belanda setengah hati menyiapkan orang Indon atau belum sempat karena keburu direbut kekuasaannya. Atau karena Indonesia begitu luas, kompleks, dan rumit, mungkin Mahatir pun pusing 7 keliling kalau diminta mengelola negri ini. Witan -----Original Message----- From: Suhirmanto, Agus (asmanto) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, February 08, 2007 8:40 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Banjir Lagi Negara Federasi? Apa ndak malah tambah runyam Pak? Wong otonomi daerah aja malahan melahirkan raja-raja kecil baru di daerah, yang bukannya membangun daerah dan mensejahterakan rakyatnya malahan membangun rumah/istana pribadinya dan mensejahterakan keluarga dan kroninya. Kalau di Malesa (ikutan istilahnya Mas Rovicky)...mungkin karena ada itikat yang kuat dan positip untuk membangun negara dan bangsanya. Korupsi dan penyelewengan mungkin masih tetep ada, tapi tidak semeriah di Indon. Mungkin juga karena budaya malu masih sangat kuat dan menjadi tradisi orang melayu malesa dan para pendatang di sana. Malu buang sampah sembarangan, malu mencuri uang rakyat dst...dst.... Kalo di Indon??? -----Original Message----- From: nyoto - ke-el [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, February 08, 2007 7:47 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Banjir Lagi Mungkin sudah saatnya bentuk pemerintahannya diubah menjadi negara federal atau paling tidak masing2 provinsi punya otonomi yang benar2 otonomi (ini sama sekali tidak ada kecenderungan politik lho ya). Jadi mereka (masing2 daerah/provinsi) nanti bisa ngatur sendiri semua rencana & pelaksanaan pembangaunan daerahnya masing2, gak perlu dikontrol/ijin dari pemerintah pusat. Di-masing2 daerah / provinsi bisa lebih berkembang sendiri2 tanpa tergantung dari "bantuan" pusat. Contohnya kayak di Malaysia, masing2 negara bagian (state) punya menteri besar sendiri yang punya wewenang untuk menentukan sendiri rencana & pelaksanaan pembangunan didearahnya masing2 & ternyata pembanguan di daerah2 di Malaysia kelihatan sangat merata, paling tidak kalau dibanding dengan daerah2 di indonesia. Dimana hanya jakarta saja yang kelihatan serba gemerlapan di-mana2 (sampai2 keluar istilah dugem yang identik dengan jakarta)... akibatnya semua orang indonesia yang sudah merasa "mampu" akan selalu berlomba untuk hidup, tinggal & bekerja di jakarta, dan masih merasa kurang bergengsi kalau belum tinggal & bekerja di jakarta .... Kalau didaerah2 sudah bisa segemerlapan kayak jakarta (jadi dugem bukan hanya identik dengan jakarta), maka saya yakin nanti orang2 pun akan merasa bergengsi kalau hidup, tinggal & bekerja di daerah, bukan harus di jakarta .... bahkan mungkin nanti bisa2 orang akan "malu" kalau tinggal, hidup & bekerjanya di jakarta .... gak tahu kapan .... .... just a thought ... wass, nyoto On 2/8/07, [EMAIL PROTECTED] wrote: > > Kalau menurut saya, solusi jangka panjang nya adalah pemerataan > pembangunan di Indonesia. > Menurut saya lagi, bahwa akar permasalahannya adalah kecepatan > pembangunan di Jakarta dan sekitarnya yang tidak dibarengi dengan tata > ruang yang baik. > Penataan memang sulit sekali dilakukan karena luas wilayah > dibandingkan jumlah penduduk yang jauh dari ideal. > Bila Jakarta ditata ulang dengan biaya yang sangat2 besar sehingga > nantinya tidak banjir dan macet. > Maka dapat dibayangkan, orang akan berbondong2 lagi menuju Jakarta. > Yang pada akhirnya membuat macet dan banjir lagi. > Jadi gunakanlah sebagian dana tersebut untuk membangun kota2 lain di > Indonesia. Sehingga saya bisa lebih betah waktu tinggal di duri atau > balikpapan :p) > > Jakarta macet dan banjir saja, orang masih betah di Jakarta...termasuk > saya heheheeee, maklum dech orang betawi. > Kalau perputaran dana dan pembangunan tidak berpusat di Jakarta, pasti > pemerataan penduduk akan lebih baik. > Pemerataan penduduk lebih baik --> Penataan kota lebih mudah. > > Salam > Romdoni > > > > > > "OK Taufik" > 02/08/2007 01:14 AM > Please respond to iagi-net > > > To: iagi-net@iagi.or.id > cc: > Subject: Re: [iagi-net-l] Banjir Lagi > > > Kira-kira Revolusinya dalam bentuk apa Pak Ismail?, karena semua > perangkat serba terbatas, lahan, dana, penegakan aturan dan hukum. > > On 2/8/07, Ismail Zaini wrote: > > > > Kok belum ada Cagub DKI yang berkomentar ttg banjir ini ya , padahal > bisa > > dijadikan komoditas politik untuk memenangkan Pilkada nanti . > > Mungkin sudah pada Ngeper kali , siapa tahu nanti malah semakin gede > > banjirnya dibawah kepemimpinan mereka... > > Bukannya belum ada kajian teknis dan saintific ttg masalah banjir > > ini > dan > > sudah banyak solusi yang ditawarkan sejak dulu ( kalau dilihat kan > hampir > > sama semua bahasannya ttg Banjir ini dari dulu / tdk ada hal baru > > ) , Masalah Utamanya adalah Jakarta ini sudah Kadung terjadi tumpang > > tindih kepentingan shg semua solusi terkendala dalam pelaksanaannya, > > satu > satunya > > jalan mungkin harus "Revolusi " dalam menanggulangi masalah banjir > > ini dan akan memakan biaya yang mahal sekali , terutama untuk menata > > ulang > kembali > > jakarta ini " Kembali Ke Fitrahnya " , lha daripada uangnya untuk > Rapelan > > DPR /DPRD ......... > > > > ISM > > ----- Original Message ----- > > From: "Achmad Luthfi" > > To: > > Sent: Tuesday, February 06, 2007 7:34 PM > > Subject: RE: [iagi-net-l] Banjir Lagi > > > > > > Menurut teman2 di Pemda DKI, rancangan sodetan ini sudah dibikin > > rapi tapi tidak bias dilaksanakan karena harga tanah yg melangit, > > begitu juga untuk penambahan jalan, akhirnyjalan yang dipilih > > mengembangkan jalan tol melalui Jasa Marga (mungkin kalo yg ini ada > > pengembalian investasi walaupun harga tanah dan konstruksinya sangat > > mahal). Kalo dilihat pertambahan penduduk Jabotabek sangat tidak > > seimbang dengan pertambahan infrastruktur maupun fasumnya karena > > harga tanah yg sangat mahal, kalo untuk mall, apartemen, etc bisa > > dilakukan karena adapengembalian investasi dan profit, tetapi hal > > ini melukai kota itu sendiri dan penghuninya untuk jangka panjang > > (Jakarta menjadi Wounded City)seperti yg ditulis Prof. Tjahjono (Arch. Pengajar di UDIP) di kompas kemarin. > > Sedangkan pelajaran banjir di Jkt ada tulisan yg bagus di Republika > > hari ini, penulisnya Dwi Korita dari jurusan Geologi UGM (PP IAGI). > > > > Salam: LTH > > > > -----Original Message----- > > From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > Sent: 07 Februari 2007 10:13 > > To: iagi-net@iagi.or.id > > Subject: Re: [iagi-net-l] Banjir Lagi > > > > Bagaimanapun Jakarta berada di atas "flood plain", jadi secara alami > > banjir pasti datang. > > Satu-satunya jalan: alihkan (sodet?) Ciliwung dan sungai-2 lainnya > > ke arah lain mem-by-pass DKI, dan bikin polder seperti di Belanda > > dengan tanggunl2nya Belanda juga sudah pusing dengan Batavia, > > makanya mereka sudah mau sebelum Perang Dunia sudah ancang2 pindah > > ke Bandung. > > RPK > > ----- Original Message ----- > > From: "Bowo Kusnanto" > > To: > > Sent: Tuesday, February 06, 2007 3:03 PM > > Subject: Hal: [iagi-net-l] Banjir Lagi > > > > > > Setuju dengan pendapat mang Okim untuk lebih nyata dalam membantu > > mencari jalan keluar mengatasi banjir. > > > > Seperti telah diutarakan oleh Pak Budi Santoso bahwa perlu ada sudut > > pandang dari ahli geotech dan hydrology disamping mungkin geologist > > dan para ahli planologi. > > > > Yang pasti saat ini kondisi jakarta suka atau tidak sudah seperti > > itu, dan masalah banjir harus dipecahkan dalam kondisi yang ada > > seperti sekarang. > > > > Seandainya IAGI sebagai organisasi ahli geologi bisa menggandeng > > organisasi sejenis dibidang geotech/hydrologi/planologi atau pakar > > di bidang tsb memberi masukan kepada pemda tentang solusi dan > > pemecahannya. Entah itu harus membangun kanal-kanal, bikin danau > > penampung dengan pompanya atau bahkan memindahkan pusat keramaian ke > > arah selatan, atau bahkan memindahkan ibukota dsb..dsb.. seperti > > yang sudah tertulis dalam diskusi disini. > > > > Sehingga paling tidak IAGI sudah memberikan bentuk sumbangsih secara > > nyata terhadap kepentingan umum seperti yang sebelumnya sudah > > dilakukan seperti mensosialisasikan geologi ke sekolah2, > > pembelajaran tentang gempa, tanah > > > > longsor dsb... > > > > salam, > > bk > > > > > > > > ----- Pesan Asli ---- > > Dari: Bronto Sutopo > > Kepada: iagi-net@iagi.or.id > > Terkirim: Rabu, 7 Febuari, 2007 8:46:39 > > Topik: Re: [iagi-net-l] Banjir Lagi > > > > > > Pak, > > Memang sudah jadi resiko menempati kota tinggalan si-Kolonial yang > > suka bikin kota di daerah rendah... :) Coba kalo kolonialnya orang > > Irish atau Scotish mungkin kota2 besar di Ina ada di dataran tinggi > > he...he... > > Kalo boleh milih siapa yang jadi kolonial kita waktu itu...mungkin > > saya milih mereka. :), biar tinggal di daerah gunung dengan angin > > nan sepoi-sepoi. Sejuk. > > > > BS > > > > OK Taufik wrote: > > > Jakarta itu 40% daerahnya dibahwah sealevel, mungkin karena > > > dibangun > > oleh > > > kolonial Belanda..jadi sukanya bangun kota yang ada kanalnyalah, > > > ada beberapa kota dan daerah di dunia berada di bawah permukaan > > > air laut , belanda tentunya, kemudia florida dan venecia. semuanya > > > sekarang dalam menghadap masalah besar dengan naiknya tide level, > > > di Belanda mereka > > buat > > > dam yang sangat besar untuk membendung laut, di Venecia juga > > > sedang berlangsung penahan gelombang agar toko-toko dan boutique > > > mereka tak diserang air pasang. Florida juga sudah mengalami hal > > > yang teruk dua tahun yang lalu akibat storm, hujan dan tide level. > > > Bulan lalu johor juga mengalami banjir yang teruk, tapi singapore > > > tak begitu parah karena mereka berhasil mengembangkan daerah > > > mereka dan juga mereklamasi daerah pantainya lebih tinggi dari > > > permukaan laut. Inilah resikonya kota yang di bangun > > di > > > daerak low land, untuk kedepannya dibutuhkan sebuah rekayasa > > engginering > > > dalam ukuran mega construction untuk mengantisipasi perubahan alam. > > > Tentunya jakarta juga membutuhkan langkah-langkah tersebut, > > > membangung sebuah construction barrier di depan shore linenya atau > > > juga > > memperbanyak > > > dam control dibeberapa titik, tapi ..come on...itu pasti mega > > > proyek, pasti danyanya besar sekali..dan Indonesiakan bukan > > > belanda atau singaporelah..mereka arealnya terbatas tak punya > > > pilihan untuk kemana??..kalau kita Indonesia luas sekali. > > > > > > > > > On 2/6/07, Parvita Siregar > > wrote: > > >> > > >> Pak, > > >> > > >> Saya juga bertanya2 lulusan2 planologi pada kerja di mana ya, > > >> bukan hanya perencanaan di Jakarta saja yang tidak keruan tetapi > > >> juga di wilayah puncak, dan kalau mau lebih curhat lagi, kota > > >> Bandung > > sekarang > > >> sudah tidak keruan bentuknya. > > >> > > >> BTW Sutiyoso dan Fawzi Bowo malam Senin berada di resepsi > > >> pernikahan > > >> makan2 enak sementara rakyatnya kedinginan direndam air. > > >> > > >> Parvita H. Siregar > > >> Salamander Energy > > >> Jakarta-Indonesia > > >> > > >> > > >> Disclaimer: This email (including any attachments to it) is > > >> confidential and is sent for the personal attention of the > > >> intended recipient only and may contain information that is > > >> privileded, confidential or exempt from disclosure. If you have > > >> received this > > email > > >> in error, please advise us immediately and delete it. You are > > notified > > >> that using, disclosing, copying, distributing or taking any > > >> action in reliance on the contents of this information is strictly prohibited. > > >> > > >> -----Original Message----- > > >> From: harryrw [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > >> Sent: Monday, February 05, 2007 4:50 PM > > >> To: iagi-net@iagi.or.id > > >> Subject: RE: [iagi-net-l] Banjir Lagi > > >> > > >> Numpang curhat aja, kadang saya bener2 nggak ngerti, sementara > > >> banyak > > >> rawa2 > > >> yang merupakan natural reservoir di tutup dan dijadikan real > > >> estate untuk kalangan berduit, di sisi lain banyak orang kecil > > >> yang tergusur > > karena > > >> proyek banjir kanal timur........... Kemana sikh arah > > >> kebijaksanaan government kita ..... Kayaknya lebih untuk > > >> menguntungkan kalangan tertentu saja, dan hasilnya lihat apa yang > > >> harus di alamai rakyat kecil.....negriku oh negriku... > > >> > > >> -----Original Message----- > > >> From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > >> Sent: Monday, February 05, 2007 4:42 PM > > >> To: iagi-net@iagi.or.id > > >> Subject: Re: [iagi-net-l] Banjir Lagi > > >> > > >> Banjir itu kan sumbernya dari hujan , kalau diperhatikan data > > >> curah hujan tetap, Kenapa dulu banjir tdk sehebat sekarang.karena > > >> ada perubahan penggunaan lahan. jadi untuk menangulanginya > > >> persoalannya adalah Kita kembalikan penggunaan lahannya ke > > >> kondisi semula ( waktu banjir > > sedikit > > >> ) > > >> Lha kalau ini di lakukakn Pasti kena protes / demo melanggar > > >> HAM.Atau buat saluran saluran baru untuk mengurangi daya tampung > > >> sungai yang ada , > > dan > > >> kalau ini dilaksanakan pasti akan menggusur pemukiman pemukiman , > > lagi > > >> lagi > > >> didemo melanggar HAM....Atau sosialisaikan saja bahwa kita hidup > > >> di daerah Banjir , jadi ya jangan terkaget kaget kalau banjir , > > >> paling cuma seminggu dalam setahun..... > > >> ISM > > >> > > >> > > >> > Kabarnya jalan toll ke Cengkareng ditutup ya, mungkin banjir > > >> > besar (tenggelam?), dari pada nanti keluar berita2 yang > > >> > merugikan > > mendingan > > >> > sejak awal ditutup aja deh biar "aman" > > >> > dari berita "menyesatkan" ? ... > > >> > > > >> > salam, > > >> > > > >> > > > >> > > > >> > > > >> > > > >> > > > >> > On 2/2/07, Zulhelmi U. Iska > > >> > wrote: > > >> >> > > >> >> Mas Rovicky, > > >> >> > > >> >> Sampeyan bawa oleh2 hujannya kebanyakan kali Mas..... > > >> >> > > >> >> ----- Original Message ----- > > >> >> From: Rovicky Dwi Putrohari > > >> >> To: iagi-net@iagi.or.id > > >> >> Sent: Fri Feb 02 10:48:36 2007 > > >> >> Subject: Re: [iagi-net-l] Banjir Lagi > > >> >> > > >> >> Hari pertama aku dateng kemaren di Jakarta kemarin disambut > > >> >> hujan malamnya, paginya jam 3 disambut gempa .... hari ini > > >> >> disambut banjirrr ... > > >> >> Pegawe kantor yg mau ditraining ga bisa dateng .... mau balik > > >> >> KL > > juga > > >> > > >> >> ga bisa wong jalan toll airprot issuenya lumpuhh ... > > >> >> > > >> >> Duh ! > > >> >> > > >> >> rdp > > >> >> > > >> >> On 2/2/07, Parvita Siregar > > >> >> wrote: > > >> >> > Karena itu setiap geologist mustinya diwajibkan untuk bisa > > >> >> > Scuba Diving...mari...mari...saya certified PADI Instructor lho... > > >> >> > > > >> >> > Parvita H. Siregar > > >> >> > Salamander Energy > > >> >> > Jakarta-Indonesia > > >> >> > > > >> >> > > > >> >> > Disclaimer: This email (including any attachments to it) is > > >> >> > confidential and is sent for the personal attention of the > > intended > > >> > > >> >> > recipient only and may contain information that is > > >> >> > privileded, confidential or exempt from disclosure. If you > > >> >> > have received > > this > > >> >> > email in error, please advise us immediately and delete it. > > >> >> > You are notified that using, disclosing, copying, > > >> >> > distributing or taking any action in reliance on the > > >> >> > contents of this > > information > > >> >> > is strictly prohibited. > > >> >> > > > >> >> > -----Original Message----- > > >> >> > From: [EMAIL PROTECTED] > > >> >> > [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February > > >> >> > 02, > > 2007 > > >> > > >> >> > 8:47 AM > > >> >> > To: iagi-net@iagi.or.id > > >> >> > Subject: Re: [iagi-net-l] Banjir Lagi > > >> >> > > > >> >> > Hari ini jakarta banjir besar, sebagian besar karyawan tidak > > bisa > > >> >> > sampai > > >> >> > > > >> >> > ke kantor, karena dimana2 macet sehingga jalan macet total. > > >> >> > Karyawan yang sudah sampai kantor diperbolehkan untuk pulang. > > Tapi > > >> > > >> >> > gimana caranya bisa pulang ???? > > >> >> > > > >> >> > Salam > > >> >> > > > >> >> > > > >> >> > > > >> >> > > > >> >> > > > >> >> > "Ismail Zaini" === message truncated === --------------------------------- Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!