[iagi-net-l] Bls: [Geo_unpad] [ Tanya ] Kutai Basin

2009-12-02 Terurut Topik Awang Satyana
Anom,
 
1. Dalam sistem growth fault (yakinkan dulu dari data seismik bahwa itu benar 
growth fault -growth fault akan punya bidang sesar yang listric atau nonplanar, 
seperti sendok makan, melengkung di bagian bawah), antiklin yang ada di bagian 
turunnya terjadi secara roll over. 
 
Xiao dan Suppe (1992) -AAPG Bull. pernah mempublikasikan paper bagus tentang 
asal roll over anticline ini, yaitu menggunakan metode kink-band dalam struktur 
geologi (yaitu struktur nonplanar dianggap sebagai disusun oleh fragmen2 planar 
yang saling bersambung dengan titik belok -bending point- di setiap sambungan 
fragmen planar). 
 
Dalam growth fault ada bending point terbesar yaitu di dasar nonplanar-nya. 
Nah, saat fault ini bergerak secara syn-depositional, sedimen yang merosot di 
bagian blok turun akan mendapatkan gaya tekan ke atas karena ruang 
kompensasinya semakin mengecil akibat nonplanar tadi (dalam sesar planar maka 
sedimen yang merosot tadi akan terus merosot sebab ruang kompensasi tetap 
volumenya). Gaya tekan ke atas inilah yang kemudian melipat sedimen yang turun 
tadi menjadi roll over (melengkung di atas). Saya kebetulan pernah bertemu 
langsung dengan Hong Bin Xiao dan John Suppe saat ada konferensi struktur di 
Texaco tahun yang sama dengan publikasi tersebut (1992), mereka menunjukkan 
simulasi pembentukan roll over tersebut menggunakan komputer.
 
Jadi yang harus diselidiki pertama adalah apakah antiklin prospek tersebut roll 
over dari growth fault atau bukan.
 
Karena progradasi sedimen delta di Kutei maupun Tarakan ke arah timur, maka 
betul arah2 growth fault akan utara-selatan (sebab arah growth fault akan 
selalu tegak lurus terhadap arah progradasi sedimen delta). Dan, arah roll over 
anticline pun karena ia dibentuk growth fault akan sejajar dengan sesarnya 
yaitu utara-selatan.
 
Bila ternyata arah antiklin ini justru barat-timur, tetapi ada satu sistem 
dengan growth fault yang utara-selatan; maka harus diselidiki dulu apakah 
memang itu growth fault, jangan2 hanya sesar planar saja bekas rifting Makassar 
Strait di dekat Mangkalihat. Bila benar itu growth fault sesuai ciri2nya, maka 
antiklin B-T itu bisa saja merupakan rotated roll over secara anticlockwisely 
akibat drag Mangkalihat Fault. Saya punya data seismik terbaru di antara 
Mangkalihat dan Sulawesi dan menunjukkan bahwa Sesar Mangkalihat aktif sampai 
ke Kuarter, jadi drag oleh Mangkalihat Fault mungkin saja. Rotasi semacam itu 
dari roll over yang utara-selatan menjadi barat-timur menuntut kinematika bahwa 
Mangkalihat Fault bergerak secara dextral. Bila sinistral, ia tak akan 
menyebabkan drag anticlockwisely.
 
Problem timbul karena Palu-Koro (sinistral) ke Mangkalihat berdasarkan data 
seismik terbaru (PGS 2008) bersambung (ada juga di publikasi Baillie et al. 
(2004) -IPA Proc. dan menurut publikasi Rangin (1991) dan Tongkul (1991) 
Mangkalihat adalah  sinistral, bukan dextral - maka suatu drag sinistral tak 
akan merotasi antiklin U-S menjadi B-T.
 
Publikasi Rangin dan Tongkul tersebut belum tentu benar juga, bisa saja 
Mangkalihat dextral : ini harus diselidiki. 
 
Bila memang Mangkalihat dextral maka semua skenario masuk, baik antiklin 
tersebut sebagai rotated fold oleh drag dextral maupun sebagai en echelon fold 
dalam sistem dextral. Strain ellipsoid Wilcox (1973) bila diterapkan di sistem 
dextral Mangkalihat akan menghasilkan en echelon fold yang barat-timur; tetapi 
bila Mangkalihat benar sinistral maka arah antiklin en echelon itu akan 
BL-Tenggara.
 
Sesar-sesar mendatar besar bisa saja mengubah gaya slip-nya sepanjang 
sejarahnya bergantung dari mana driver utamanya berasal. Sesar2 besar di 
IndoCina (RRF, TPF, Wang Chao, dsb.) dianggap dextral seperti Sumatra Fault 
pada Paleogen, tetapi kemudian menjadi sinistral saat driver utama dari 
collision India tak terlalu aktif lagi di Neogen, gantian Pacific plate 
movement yang aktif. Maka sekarang menjadi penting kapan umur Mangkalihat 
berubah dari sinistral menjadi dextral dan kapan rotasi terjadi.
 
2. Biasanya yang namanya en echelon fold memang banyak lipatan2 sejenis yang 
paralel; itu juga yang saya temukan untuk en echelon folds di utara Barito di 
wilayah Makunjung-Kuaro relatif terhadap bagian selatan Adang Fault (dextral 
saat pembentukan en echelon fold ini) - Satyana (1994) -PIT IAGI Proc atau di 
Salawati Basin terhadap Sorong Fault yang sinistral (Satyana et al., 2002 -PIT 
IAGI Proc.). Bila ia sendiri saja, coba cek lagi sebab data seismik sampai ke 
dekat Lembah Palu di sebelah selatan Mangkalihat masih menunjukkan beberapa 
fold dan fault en echelon bahkan sampai ke dasar laut. Kalau Samarinda 
Anticlinorium jangan ditafsirkan sebagai akibat couple strikes Adang dan 
Mangkalihat. Teori ini sudah pernah diuji oleh beberapa peneliti struktur 
geologi Ken McClay atau Angus Ferguson dengan sand  clay box modelling dan tak 
terbukti. Buat saya, penjelasan gliding tectonic sebagai asal Samarinda 
Anticlinorium yang pernah dikemukakan van Bemmelen
 

Bls: [iagi-net-l] Bls: [Geo_unpad] [ Tanya ] Kutai Basin

2009-12-02 Terurut Topik Chairul Nas
Pak Awang dan Pak Anom,
Growth faults atau Syn-dep faults juga sering ditemukan pada 
lapisan-lapisan batuan sedimen yang berasosiasi dengan lapisan batubara (coal 
bearing strata). Jika kita masuk ke dalam tambang batubara bawah tanah di 
Sawahlunto (Ombilin), kita akan jumpai sesar-sesar tumbuh ini pada setiap 
interval 50m. Sesar-sesar tersebut murni normal, dan something to do with 
differential compaction ratio yang menghasilkan differential rate of 
subsidence dan terdapat pada lapisan sedimen disekitar lapisan batubara (baca 
gambut atau peat). Sesar-sesar tumbuh tersebut bisa menggeser kedudukan 
lapisan-lapisan batubara hingga setinggi 10m, namun yang banyak hanya sekitar 
1m sampai 3m (apakah bisa didetect oleh seismic ?). Informasi ini adalah hasil 
survey kami selama 1.5 bulan di Tambang Bawah Tanah Sawahluhung (Ombilin) tahun 
1987. Jika ada yang berminat mencari info yang lebih detil tentang hal ini, 
silahkan cari di Jurusan Geologi ITB melalui Bp. Ir.
 Th. Matasak (Ketua Tim Survey Sawahluhung 1987). Pada waktu itu saya bekerja 
untuk Tim tersebut.
 
Wassalam,
Chairul Nas

--- Pada Kam, 3/12/09, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com menulis:


Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Judul: [iagi-net-l] Bls: [Geo_unpad] [ Tanya ] Kutai Basin
Kepada: geo_un...@yahoogroups.com
Cc: Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com, IAGI 
iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id
Tanggal: Kamis, 3 Desember, 2009, 11:16 AM


Anom,
 
1. Dalam sistem growth fault (yakinkan dulu dari data seismik bahwa itu benar 
growth fault -growth fault akan punya bidang sesar yang listric atau nonplanar, 
seperti sendok makan, melengkung di bagian bawah), antiklin yang ada di bagian 
turunnya terjadi secara roll over. 
 
Xiao dan Suppe (1992) -AAPG Bull. pernah mempublikasikan paper bagus tentang 
asal roll over anticline ini, yaitu menggunakan metode kink-band dalam struktur 
geologi (yaitu struktur nonplanar dianggap sebagai disusun oleh fragmen2 planar 
yang saling bersambung dengan titik belok -bending point- di setiap sambungan 
fragmen planar). 
 
Dalam growth fault ada bending point terbesar yaitu di dasar nonplanar-nya. 
Nah, saat fault ini bergerak secara syn-depositional, sedimen yang merosot di 
bagian blok turun akan mendapatkan gaya tekan ke atas karena ruang 
kompensasinya semakin mengecil akibat nonplanar tadi (dalam sesar planar maka 
sedimen yang merosot tadi akan terus merosot sebab ruang kompensasi tetap 
volumenya). Gaya tekan ke atas inilah yang kemudian melipat sedimen yang turun 
tadi menjadi roll over (melengkung di atas). Saya kebetulan pernah bertemu 
langsung dengan Hong Bin Xiao dan John Suppe saat ada konferensi struktur di 
Texaco tahun yang sama dengan publikasi tersebut (1992), mereka menunjukkan 
simulasi pembentukan roll over tersebut menggunakan komputer.
 
Jadi yang harus diselidiki pertama adalah apakah antiklin prospek tersebut roll 
over dari growth fault atau bukan.
 
Karena progradasi sedimen delta di Kutei maupun Tarakan ke arah timur, maka 
betul arah2 growth fault akan utara-selatan (sebab arah growth fault akan 
selalu tegak lurus terhadap arah progradasi sedimen delta). Dan, arah roll over 
anticline pun karena ia dibentuk growth fault akan sejajar dengan sesarnya 
yaitu utara-selatan.
 
Bila ternyata arah antiklin ini justru barat-timur, tetapi ada satu sistem 
dengan growth fault yang utara-selatan; maka harus diselidiki dulu apakah 
memang itu growth fault, jangan2 hanya sesar planar saja bekas rifting Makassar 
Strait di dekat Mangkalihat. Bila benar itu growth fault sesuai ciri2nya, maka 
antiklin B-T itu bisa saja merupakan rotated roll over secara anticlockwisely 
akibat drag Mangkalihat Fault. Saya punya data seismik terbaru di antara 
Mangkalihat dan Sulawesi dan menunjukkan bahwa Sesar Mangkalihat aktif sampai 
ke Kuarter, jadi drag oleh Mangkalihat Fault mungkin saja. Rotasi semacam itu 
dari roll over yang utara-selatan menjadi barat-timur menuntut kinematika bahwa 
Mangkalihat Fault bergerak secara dextral. Bila sinistral, ia tak akan 
menyebabkan drag anticlockwisely.
 
Problem timbul karena Palu-Koro (sinistral) ke Mangkalihat berdasarkan data 
seismik terbaru (PGS 2008) bersambung (ada juga di publikasi Baillie et al.. 
(2004) -IPA Proc. dan menurut publikasi Rangin (1991) dan Tongkul (1991) 
Mangkalihat adalah  sinistral, bukan dextral - maka suatu drag sinistral tak 
akan merotasi antiklin U-S menjadi B-T.
 
Publikasi Rangin dan Tongkul tersebut belum tentu benar juga, bisa saja 
Mangkalihat dextral : ini harus diselidiki. 
 
Bila memang Mangkalihat dextral maka semua skenario masuk, baik antiklin 
tersebut sebagai rotated fold oleh drag dextral maupun sebagai en echelon fold 
dalam sistem dextral. Strain ellipsoid Wilcox (1973) bila diterapkan di sistem 
dextral Mangkalihat akan menghasilkan en echelon fold yang barat-timur; tetapi 
bila Mangkalihat benar sinistral maka arah antiklin en echelon itu akan 
BL-Tenggara.
 
Sesar-sesar