[iagi-net-l] Bls: [Geo_unpad] [ Tanya ] Kutai Basin
Anom, 1. Dalam sistem growth fault (yakinkan dulu dari data seismik bahwa itu benar growth fault -growth fault akan punya bidang sesar yang listric atau nonplanar, seperti sendok makan, melengkung di bagian bawah), antiklin yang ada di bagian turunnya terjadi secara roll over. Xiao dan Suppe (1992) -AAPG Bull. pernah mempublikasikan paper bagus tentang asal roll over anticline ini, yaitu menggunakan metode kink-band dalam struktur geologi (yaitu struktur nonplanar dianggap sebagai disusun oleh fragmen2 planar yang saling bersambung dengan titik belok -bending point- di setiap sambungan fragmen planar). Dalam growth fault ada bending point terbesar yaitu di dasar nonplanar-nya. Nah, saat fault ini bergerak secara syn-depositional, sedimen yang merosot di bagian blok turun akan mendapatkan gaya tekan ke atas karena ruang kompensasinya semakin mengecil akibat nonplanar tadi (dalam sesar planar maka sedimen yang merosot tadi akan terus merosot sebab ruang kompensasi tetap volumenya). Gaya tekan ke atas inilah yang kemudian melipat sedimen yang turun tadi menjadi roll over (melengkung di atas). Saya kebetulan pernah bertemu langsung dengan Hong Bin Xiao dan John Suppe saat ada konferensi struktur di Texaco tahun yang sama dengan publikasi tersebut (1992), mereka menunjukkan simulasi pembentukan roll over tersebut menggunakan komputer. Jadi yang harus diselidiki pertama adalah apakah antiklin prospek tersebut roll over dari growth fault atau bukan. Karena progradasi sedimen delta di Kutei maupun Tarakan ke arah timur, maka betul arah2 growth fault akan utara-selatan (sebab arah growth fault akan selalu tegak lurus terhadap arah progradasi sedimen delta). Dan, arah roll over anticline pun karena ia dibentuk growth fault akan sejajar dengan sesarnya yaitu utara-selatan. Bila ternyata arah antiklin ini justru barat-timur, tetapi ada satu sistem dengan growth fault yang utara-selatan; maka harus diselidiki dulu apakah memang itu growth fault, jangan2 hanya sesar planar saja bekas rifting Makassar Strait di dekat Mangkalihat. Bila benar itu growth fault sesuai ciri2nya, maka antiklin B-T itu bisa saja merupakan rotated roll over secara anticlockwisely akibat drag Mangkalihat Fault. Saya punya data seismik terbaru di antara Mangkalihat dan Sulawesi dan menunjukkan bahwa Sesar Mangkalihat aktif sampai ke Kuarter, jadi drag oleh Mangkalihat Fault mungkin saja. Rotasi semacam itu dari roll over yang utara-selatan menjadi barat-timur menuntut kinematika bahwa Mangkalihat Fault bergerak secara dextral. Bila sinistral, ia tak akan menyebabkan drag anticlockwisely. Problem timbul karena Palu-Koro (sinistral) ke Mangkalihat berdasarkan data seismik terbaru (PGS 2008) bersambung (ada juga di publikasi Baillie et al. (2004) -IPA Proc. dan menurut publikasi Rangin (1991) dan Tongkul (1991) Mangkalihat adalah sinistral, bukan dextral - maka suatu drag sinistral tak akan merotasi antiklin U-S menjadi B-T. Publikasi Rangin dan Tongkul tersebut belum tentu benar juga, bisa saja Mangkalihat dextral : ini harus diselidiki. Bila memang Mangkalihat dextral maka semua skenario masuk, baik antiklin tersebut sebagai rotated fold oleh drag dextral maupun sebagai en echelon fold dalam sistem dextral. Strain ellipsoid Wilcox (1973) bila diterapkan di sistem dextral Mangkalihat akan menghasilkan en echelon fold yang barat-timur; tetapi bila Mangkalihat benar sinistral maka arah antiklin en echelon itu akan BL-Tenggara. Sesar-sesar mendatar besar bisa saja mengubah gaya slip-nya sepanjang sejarahnya bergantung dari mana driver utamanya berasal. Sesar2 besar di IndoCina (RRF, TPF, Wang Chao, dsb.) dianggap dextral seperti Sumatra Fault pada Paleogen, tetapi kemudian menjadi sinistral saat driver utama dari collision India tak terlalu aktif lagi di Neogen, gantian Pacific plate movement yang aktif. Maka sekarang menjadi penting kapan umur Mangkalihat berubah dari sinistral menjadi dextral dan kapan rotasi terjadi. 2. Biasanya yang namanya en echelon fold memang banyak lipatan2 sejenis yang paralel; itu juga yang saya temukan untuk en echelon folds di utara Barito di wilayah Makunjung-Kuaro relatif terhadap bagian selatan Adang Fault (dextral saat pembentukan en echelon fold ini) - Satyana (1994) -PIT IAGI Proc atau di Salawati Basin terhadap Sorong Fault yang sinistral (Satyana et al., 2002 -PIT IAGI Proc.). Bila ia sendiri saja, coba cek lagi sebab data seismik sampai ke dekat Lembah Palu di sebelah selatan Mangkalihat masih menunjukkan beberapa fold dan fault en echelon bahkan sampai ke dasar laut. Kalau Samarinda Anticlinorium jangan ditafsirkan sebagai akibat couple strikes Adang dan Mangkalihat. Teori ini sudah pernah diuji oleh beberapa peneliti struktur geologi Ken McClay atau Angus Ferguson dengan sand clay box modelling dan tak terbukti. Buat saya, penjelasan gliding tectonic sebagai asal Samarinda Anticlinorium yang pernah dikemukakan van Bemmelen
Bls: [iagi-net-l] Bls: [Geo_unpad] [ Tanya ] Kutai Basin
Pak Awang dan Pak Anom, Growth faults atau Syn-dep faults juga sering ditemukan pada lapisan-lapisan batuan sedimen yang berasosiasi dengan lapisan batubara (coal bearing strata). Jika kita masuk ke dalam tambang batubara bawah tanah di Sawahlunto (Ombilin), kita akan jumpai sesar-sesar tumbuh ini pada setiap interval 50m. Sesar-sesar tersebut murni normal, dan something to do with differential compaction ratio yang menghasilkan differential rate of subsidence dan terdapat pada lapisan sedimen disekitar lapisan batubara (baca gambut atau peat). Sesar-sesar tumbuh tersebut bisa menggeser kedudukan lapisan-lapisan batubara hingga setinggi 10m, namun yang banyak hanya sekitar 1m sampai 3m (apakah bisa didetect oleh seismic ?). Informasi ini adalah hasil survey kami selama 1.5 bulan di Tambang Bawah Tanah Sawahluhung (Ombilin) tahun 1987. Jika ada yang berminat mencari info yang lebih detil tentang hal ini, silahkan cari di Jurusan Geologi ITB melalui Bp. Ir. Th. Matasak (Ketua Tim Survey Sawahluhung 1987). Pada waktu itu saya bekerja untuk Tim tersebut. Wassalam, Chairul Nas --- Pada Kam, 3/12/09, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com menulis: Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Judul: [iagi-net-l] Bls: [Geo_unpad] [ Tanya ] Kutai Basin Kepada: geo_un...@yahoogroups.com Cc: Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com, IAGI iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id Tanggal: Kamis, 3 Desember, 2009, 11:16 AM Anom, 1. Dalam sistem growth fault (yakinkan dulu dari data seismik bahwa itu benar growth fault -growth fault akan punya bidang sesar yang listric atau nonplanar, seperti sendok makan, melengkung di bagian bawah), antiklin yang ada di bagian turunnya terjadi secara roll over. Xiao dan Suppe (1992) -AAPG Bull. pernah mempublikasikan paper bagus tentang asal roll over anticline ini, yaitu menggunakan metode kink-band dalam struktur geologi (yaitu struktur nonplanar dianggap sebagai disusun oleh fragmen2 planar yang saling bersambung dengan titik belok -bending point- di setiap sambungan fragmen planar). Dalam growth fault ada bending point terbesar yaitu di dasar nonplanar-nya. Nah, saat fault ini bergerak secara syn-depositional, sedimen yang merosot di bagian blok turun akan mendapatkan gaya tekan ke atas karena ruang kompensasinya semakin mengecil akibat nonplanar tadi (dalam sesar planar maka sedimen yang merosot tadi akan terus merosot sebab ruang kompensasi tetap volumenya). Gaya tekan ke atas inilah yang kemudian melipat sedimen yang turun tadi menjadi roll over (melengkung di atas). Saya kebetulan pernah bertemu langsung dengan Hong Bin Xiao dan John Suppe saat ada konferensi struktur di Texaco tahun yang sama dengan publikasi tersebut (1992), mereka menunjukkan simulasi pembentukan roll over tersebut menggunakan komputer. Jadi yang harus diselidiki pertama adalah apakah antiklin prospek tersebut roll over dari growth fault atau bukan. Karena progradasi sedimen delta di Kutei maupun Tarakan ke arah timur, maka betul arah2 growth fault akan utara-selatan (sebab arah growth fault akan selalu tegak lurus terhadap arah progradasi sedimen delta). Dan, arah roll over anticline pun karena ia dibentuk growth fault akan sejajar dengan sesarnya yaitu utara-selatan. Bila ternyata arah antiklin ini justru barat-timur, tetapi ada satu sistem dengan growth fault yang utara-selatan; maka harus diselidiki dulu apakah memang itu growth fault, jangan2 hanya sesar planar saja bekas rifting Makassar Strait di dekat Mangkalihat. Bila benar itu growth fault sesuai ciri2nya, maka antiklin B-T itu bisa saja merupakan rotated roll over secara anticlockwisely akibat drag Mangkalihat Fault. Saya punya data seismik terbaru di antara Mangkalihat dan Sulawesi dan menunjukkan bahwa Sesar Mangkalihat aktif sampai ke Kuarter, jadi drag oleh Mangkalihat Fault mungkin saja. Rotasi semacam itu dari roll over yang utara-selatan menjadi barat-timur menuntut kinematika bahwa Mangkalihat Fault bergerak secara dextral. Bila sinistral, ia tak akan menyebabkan drag anticlockwisely. Problem timbul karena Palu-Koro (sinistral) ke Mangkalihat berdasarkan data seismik terbaru (PGS 2008) bersambung (ada juga di publikasi Baillie et al.. (2004) -IPA Proc. dan menurut publikasi Rangin (1991) dan Tongkul (1991) Mangkalihat adalah sinistral, bukan dextral - maka suatu drag sinistral tak akan merotasi antiklin U-S menjadi B-T. Publikasi Rangin dan Tongkul tersebut belum tentu benar juga, bisa saja Mangkalihat dextral : ini harus diselidiki. Bila memang Mangkalihat dextral maka semua skenario masuk, baik antiklin tersebut sebagai rotated fold oleh drag dextral maupun sebagai en echelon fold dalam sistem dextral. Strain ellipsoid Wilcox (1973) bila diterapkan di sistem dextral Mangkalihat akan menghasilkan en echelon fold yang barat-timur; tetapi bila Mangkalihat benar sinistral maka arah antiklin en echelon itu akan BL-Tenggara. Sesar-sesar