RE: [iagi-net-l] Drilling practice (FGvs FP)

2007-03-24 Terurut Topik Agung Reksahutama
Mas Shofy,

Apa yg dimaksudkan healing di butir ke 5 ini artinya fracturenya menutup
kembali dan mud nya balik ke lubang bor? Apakah ini salah satu yg bisa
menyebabkan adanya "ballooning effect"?

 

Kursuse kan wis rampung tho mas, jadi bisa cerita lebih banyak lagi kan??

 

Salam

Agung R.

 

  _  

From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, March 23, 2007 6:34 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Drilling practice (FGvs FP)

 

Mas Romdoni,

Terima kasih untuk semangatnya yang membara.

Berikut beberapa komen dari saya.

 

1. Fracture Gradient (FG) itu satuannya adalah psi/ft, sedangkan leak off
test adalah satuannya adalah ppg EMW karena merefer ke drilling fluid (ppg)
yang dipakai atau bis jadi sg EMW kalo pake unit laen.

 

2. Hati hati menyetarakan FG (psi/ft) dengan Formation Pressure (FP - dalam
psi) yang tidak satu unit kalo kita merefer ke FP dari pengukuran MDT/RFT.
Sedangkan yang diestimasi di lapangan adalah Pore Pressure (PP) yang
diaplikasikan ke shale dan bukan ke sand dalam RFT. 

 

3. Istilah blow out seringkali berkonotasi dengan uncontrollable kick.
Artinya untuk terjadinya blow out harus ada kick dahulu. Kick akan terjadi
karena ada influx terdahulu dari formasi ke dalam lubang bor, bisa fluid
bisa juga gas. Kick akan terjadi kalo FP/PP lebih dari hydrostatic pressure
dalam kondisi dinamik (ECD). Untuk beberapa kasus, kick seringkali terjadi
melalui zona transisi terlebih dahulu sebelum mencapai zona pressure yang
tinggi tapi bisa juga diakibatkan secara tiba tiba kalo kita menembus
lapisan porous yang confined seperti shallow gas dan gas gas pocket dari
sand yang terkungkung atau terisolasi. 

 

4. merefer no 3 diatas, istilah underground blowout, kalo boleh saya
terjemahkan adalah blowout (uncontrollable kick) dimana jalur yang dilewati
oleh fluid/gas tidak lagi melewati lubang bor yang sudah di cased
sebagaimana semestinya tetapi melalui lewat formasi di bawah casing shoe
atau bisa jadi lewat ruang antara lubang bor dan casing yang tidak di cement
dengan baik (channeling). 

 

5. Kalo nilai ECD lebih dari LOT, maka akan terjadi hydraulic fracturing
yang mengakibatkan adanya sebagain lumpur yang hilang masuk dalam formasi.
Sejauh yang saya tahu tidak menyebabkan underground blow out karena memang
mekanismenya berlainan (lihat no. 3 mekanismenya). Hydraulic fracturing ini
sering kali berhenti kalo kita menurunkan mudweight karena mekanisme healing
dari lithostatic overburden. 

 

6. Ada beberapa alasan tetang set casing shoe:

- Untuk menutup lapisan yang diperkirakan masih soft seperti conductor
casing

- Untuk memberikan perlindungan terhadap lapisan yang sudah terbuka lama
karena aktifitas pemboran. Lubang bor yang terlalu dan terlalu panjang
terexpose bisa jadi menjadi potensi utama terjadinya berbagai masalah selama
pemboran seperti adanya lapisan clay yang reaktif, lapisan shale yang rontok
dan sebagainya. 

 

   - Untuk mengantisipasi adanya pressure regime yang berbeda. Titik casing
shoe di set dimana diperkirakan terjadi perubahan rejim pressure ini, bisa
jadi pressure naik bisa juga turun. Banyak sekali bukti menunjukkan bahwa
Formation Pressure di target zona lebih rendah dari Formation Pressure atau
Pore Pressure diatasnya. Bisa lihat contoh baong Shale di Aceh dan Juga
Tuban Shale di east java. Contoh sebaliknya adalah dimana FP target lebih
tinggi dari formasi diatasnya seperti di daerah Sarawak. Yang disebut
terakhir memberikan dampak geology yang menurut saya mengkhawatirkan dengan
potensial terjadinya leaking karena kapasitas caprock tidak cukup kuat. 

 

Monggo diteruskan.

Salam drilling

 

Shofi

"mau sarapan dulu sebelum kursus"



 

On 3/22/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]
<mailto:[EMAIL PROTECTED]> > wrote: 


Sesuai usul mas Shofi, jadi judulnya diganti. 
Tetapi sebenarnya tidak melebar banget kok, ini kan pembahasan drilling
practice kaitannya dng Lusi. 
Saya juga untuk membahas ini, setelah membaca sedikit kronologi dari Mas
Sugeng hartono. 

Saya mencoba menjawab pertanyaan Mas usman, 
Betul sekali pernyataan nya bahwa:  FP (formation pressure) tidak akan
pernah melebihi FG (fracture gradient yg terbaca dari LOT), Tetapi dengan
catatan : "Pada kedalaman yang sama". 
Artinya: FG at 6000 ft > FP at 6000 ft dan FG at 1 ft > FP at 1'. 
Mungkin yang dimaksud mas usman adalah seperti ini, dan betul dapat
digunakan juga dalam kaitan perhitungan kolom HC. 

Tetapi dalam drilling practice, bukan itu yang dijadikan pertimbangan untuk
pemasangan casing.   
Akan tetapi nilai FG terendah dalam open hole (pada umumnya tepat dibawah
casing shoe) dibandingkan dengan FP tertinggi yang kita sedang bor. 
FG terendah harus lebih besar dari FP tertinggi dalam open hole (atau lubang
yang belum dicasing). 

Pertanyaannya: apakah FG at 6000 ft > FP at 1' ? Belum tentu. 

Sedikit sharing, contoh kasus pada well yang kami bor: 
- FG at 6000 ft = 

Re: [iagi-net-l] Drilling practice (FGvs FP)

2007-03-23 Terurut Topik Shofiyuddin

Mas Romdoni,
Terima kasih untuk semangatnya yang membara.
Berikut beberapa komen dari saya.

1. Fracture Gradient (FG) itu satuannya adalah psi/ft, sedangkan leak off
test adalah satuannya adalah ppg EMW karena merefer ke drilling fluid (ppg)
yang dipakai atau bis jadi sg EMW kalo pake unit laen.

2. Hati hati menyetarakan FG (psi/ft) dengan Formation Pressure (FP - dalam
psi) yang tidak satu unit kalo kita merefer ke FP dari pengukuran MDT/RFT.
Sedangkan yang diestimasi di lapangan adalah Pore Pressure (PP) yang
diaplikasikan ke shale dan bukan ke sand dalam RFT.

3. Istilah blow out seringkali berkonotasi dengan uncontrollable kick.
Artinya untuk terjadinya blow out harus ada kick dahulu. Kick akan terjadi
karena ada influx terdahulu dari formasi ke dalam lubang bor, bisa fluid
bisa juga gas. Kick akan terjadi kalo FP/PP lebih dari hydrostatic pressure
dalam kondisi dinamik (ECD). Untuk beberapa kasus, kick seringkali terjadi
melalui zona transisi terlebih dahulu sebelum mencapai zona pressure yang
tinggi tapi bisa juga diakibatkan secara tiba tiba kalo kita menembus
lapisan porous yang confined seperti shallow gas dan gas gas pocket dari
sand yang terkungkung atau terisolasi.

4. merefer no 3 diatas, istilah underground blowout, kalo boleh saya
terjemahkan adalah blowout (uncontrollable kick) dimana jalur yang dilewati
oleh fluid/gas tidak lagi melewati lubang bor yang sudah di cased
sebagaimana semestinya tetapi melalui lewat formasi di bawah casing shoe
atau bisa jadi lewat ruang antara lubang bor dan casing yang tidak di cement
dengan baik (channeling).

5. Kalo nilai ECD lebih dari LOT, maka akan terjadi hydraulic fracturing
yang mengakibatkan adanya sebagain lumpur yang hilang masuk dalam formasi.
Sejauh yang saya tahu tidak menyebabkan underground blow out karena memang
mekanismenya berlainan (lihat no. 3 mekanismenya). Hydraulic fracturing ini
sering kali berhenti kalo kita menurunkan mudweight karena mekanisme healing
dari lithostatic overburden.

6. Ada beberapa alasan tetang set casing shoe:
   - Untuk menutup lapisan yang diperkirakan masih soft seperti conductor
casing
   - Untuk memberikan perlindungan terhadap lapisan yang sudah terbuka lama
karena aktifitas pemboran. Lubang bor yang terlalu dan terlalu panjang
terexpose bisa jadi menjadi potensi utama terjadinya berbagai masalah selama
pemboran seperti adanya lapisan clay yang reaktif, lapisan shale yang rontok
dan sebagainya.

  - Untuk mengantisipasi adanya pressure regime yang berbeda. Titik casing
shoe di set dimana diperkirakan terjadi perubahan rejim pressure ini, bisa
jadi pressure naik bisa juga turun. Banyak sekali bukti menunjukkan bahwa
Formation Pressure di target zona lebih rendah dari Formation Pressure atau
Pore Pressure diatasnya. Bisa lihat contoh baong Shale di Aceh dan Juga
Tuban Shale di east java. Contoh sebaliknya adalah dimana FP target lebih
tinggi dari formasi diatasnya seperti di daerah Sarawak. Yang disebut
terakhir memberikan dampak geology yang menurut saya mengkhawatirkan dengan
potensial terjadinya leaking karena kapasitas caprock tidak cukup kuat.

Monggo diteruskan.
Salam drilling

Shofi
"mau sarapan dulu sebelum kursus"



On 3/22/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:



Sesuai usul mas Shofi, jadi judulnya diganti.
Tetapi sebenarnya tidak melebar banget kok, ini kan pembahasan drilling
practice kaitannya dng Lusi.
Saya juga untuk membahas ini, setelah membaca sedikit kronologi dari Mas
Sugeng hartono.

Saya mencoba menjawab pertanyaan Mas usman,
Betul sekali pernyataan nya bahwa:  FP (formation pressure) tidak akan
pernah melebihi FG (fracture gradient yg terbaca dari LOT), Tetapi dengan
catatan : *"Pada kedalaman yang sama".*
Artinya: FG at 6000 ft > FP at 6000 ft dan FG at 1 ft > FP at 1'.
Mungkin yang dimaksud mas usman adalah seperti ini, dan betul dapat
digunakan juga dalam kaitan perhitungan kolom HC.

Tetapi dalam drilling practice, bukan itu yang dijadikan pertimbangan
untuk pemasangan casing.
Akan tetapi nilai FG terendah dalam open hole (pada umumnya tepat dibawah
casing shoe) dibandingkan dengan FP tertinggi yang kita sedang bor.
FG terendah harus lebih besar dari FP tertinggi dalam open hole (atau
lubang yang belum dicasing).

Pertanyaannya: apakah FG at 6000 ft > FP at 1' ? Belum tentu.

Sedikit sharing, contoh kasus pada well yang kami bor:
- FG at 6000 ft = 10.4 ppg EMW dan FP at 6000 ft = 8.8 ppg EMW
- FG at 8000 ft = 12.5 ppg EMW dan FP at 8000 ft = 10.0 ppg EMW
- FG at 1 ft = 14 ppg EMW dan FP at 1 ft = 12 ppg EMW
Terlihat bahwa *FG at 6000' < FP at 1 ft. dan  FG at 8000 ft > FP at
1 ft*

Case 1:  Casing dipasang pada 6000ft.
Apa yang terjadi kalau casing dipasang di depth 6000 ft atau bahkan lebih
dangkal, sedangkan kita tetap meneruskan pengeboran sampai kedalaman 1
ft.
Di depth 6000 ft formasi hanya bisa menahan pressure sebesar 10.4ppg EMW,
sedangkan pressure yang mendorong dari depth 1 ft adalah 12 ppg EMW.
Maka akan terjadi fracture 

[iagi-net-l] Drilling practice (FGvs FP)

2007-03-22 Terurut Topik romdoni
Sesuai usul mas Shofi, jadi judulnya diganti.
Tetapi sebenarnya tidak melebar banget kok, ini kan pembahasan drilling 
practice kaitannya dng Lusi.
Saya juga untuk membahas ini, setelah membaca sedikit kronologi dari Mas 
Sugeng hartono.

Saya mencoba menjawab pertanyaan Mas usman,
Betul sekali pernyataan nya bahwa:  FP (formation pressure) tidak akan pernah 
melebihi FG (fracture gradient 
yg terbaca dari LOT), Tetapi dengan catatan : "Pada kedalaman yang sama".
Artinya: FG at 6000 ft > FP at 6000 ft dan FG at 1 ft > FP at 1'.
Mungkin yang dimaksud mas usman adalah seperti ini, dan betul dapat 
digunakan juga dalam kaitan perhitungan kolom HC.

Tetapi dalam drilling practice, bukan itu yang dijadikan pertimbangan 
untuk pemasangan casing. 
Akan tetapi nilai FG terendah dalam open hole (pada umumnya tepat dibawah 
casing shoe) dibandingkan dengan FP tertinggi yang kita sedang bor.
FG terendah harus lebih besar dari FP tertinggi dalam open hole (atau 
lubang yang belum dicasing).

Pertanyaannya: apakah FG at 6000 ft > FP at 1' ? Belum tentu.

Sedikit sharing, contoh kasus pada well yang kami bor: 
- FG at 6000 ft = 10.4 ppg EMW dan FP at 6000 ft = 8.8 ppg EMW
- FG at 8000 ft = 12.5 ppg EMW dan FP at 8000 ft = 10.0 ppg EMW
- FG at 1 ft = 14 ppg EMW dan FP at 1 ft = 12 ppg EMW
Terlihat bahwa FG at 6000' < FP at 1 ft. dan  FG at 8000 ft > FP at 1 ft
 
Case 1:  Casing dipasang pada 6000ft.
Apa yang terjadi kalau casing dipasang di depth 6000 ft atau bahkan lebih 
dangkal, sedangkan kita tetap meneruskan pengeboran sampai kedalaman 1 
ft.
Di depth 6000 ft formasi hanya bisa menahan pressure sebesar 10.4ppg EMW, 
sedangkan pressure yang mendorong dari depth 1 ft adalah 12 ppg EMW.
Maka akan terjadi fracture pd formasi dibawah shoe dan menjadi cikal-bakal 
bisa terjadinya "underground blow out". 

Case 2: Casing dipasang pada 8000ft.
Dalam hal ini FG at 8000ft > FP at 1 ft, sehingga wellnya aman 
terkendali.
Jadi harus dipasang casing pada kedalaman minimal 8000 ft untuk mengebor 
formasi sampai kedalaman 1 ft.

Mudah2an bermanfaat.

Salam
ROMDONI
Operation Geologist
Eni Indonesia

Phone: 021-52997254
HP: 081381877717
Email: [EMAIL PROTECTED]






usman jauhari <[EMAIL PROTECTED]>
03/22/2007 05:58 PM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:Re: [iagi-net-l] Lusi (LOTvs SIDPP)


Mas Romdoni,

Bisa lebih dijelaskan kalimat berikut:

"Jika dalam pengeboran kita menghadapi situasi dimana FP sudah sama atau 
lebih tinggi dari harga LOT, 
maka Kita "HARUS" stop drilling untuk memasang casing terlebih dahulu 
sebelum meneruskannya". 

Sepengetahuan saya, FP (formation pressure) tidak akan pernah melebihi FG 
(fracture gradient yg terbaca dari LOT) kecuali pada kedalaman sangat 
dangkal dimana FP dan FG dapat berhimpit nilainya.  Kalau FP sempat 
melebihi FG, formasi tsb akan bocor dan melepas pressure yg tertahan 
hingga pressure tsb mencapai harga lebih kecil dari FG. Window antara 
nilai FP dan FG inilah yg dijadikan dasar untuk design casing (selain 
kondisi geologi lain).

BTW, terlepas dari LUSI dan drilling program, pemahaman terhadap FP dan FG 
penting juga utk eksplorasi. Antara lain utk estimasi maksimum kolom HC yg 
dapat ditahan oleh suatu trap, juga utk pemodelan penyebaran oil dan gas 
dalam suatu rangkaian traps.

Terima kasih.

-usman

[EMAIL PROTECTED] wrote:

Mas syaiful, 
Maaf kalau agak sedikit beda nich mas, 
Menurut saya nilai LOT tidak sama dengan Formation pressure (FP). 
LOT lebih merefleksikan nilai FG (Fracture gradient).  FG akan semakin 
besar seiring dengan semakin dalam suatu pengeboran. 
Hal ini inilah yang menyebabkan kenapa disarankan untuk memasang casing 
terlebih dahulu sebelum menembus zona yang diperkirakan high pressure. 
FG ini sangat dipengaruhi oleh overburden dan sedikit sekali pengaruh dari 
jenis lithologynya dan tidak dipengaruhi oleh tekanan formasi. 

LOT (leak off test), dilakukan pada saat mulai pengeboran section baru, 
dibawah casing setelah kita mengebor cement. 
Fyi, di ENI kita melakukan LOT dua kali setiap section. 
Yang pertama, tepat dibawah casing shoe, setelah kita mengebor 15' new 
formation. (umumnya shale lithology) 
Yang kedua, setelah kita penetrate first sand layer. Dari pengalaman, 
nilai LOT kedua (sand) lebih kecil dari yang pertama (shale) walaupun 
tidak significant. 

Pre drilling, FG diestimasi dari seismik.  Tetapi untuk actual valuenya, 
harus didapatkan dari LOT (leak of test). 
Disinilah arti pentingnya strategi pemasangan casing.   
Karena selama drilling, harga LOT HARUS lebih besar dari expectasi 
formation pressure (FP).  Bahkan LOT harus lebih besar dari ECD 
(equivalent circulating density, kalau tidak akan terjadi hilangnya lumpur 
ke formasi (Loses). 

While drilling, nilai FP dapat diestimasi dari resistivity LWD. 
Jika dalam pengeboran kita menghadapi situasi dimana FP sudah sama atau 
lebih tinggi dari harga LOT, 
maka Kita "HARU