Re: [iagi-net-l] IAGI mendorong komunitas kecil..., Re :Pertanyaan / jawaban untuk RDP nDaru

2008-06-27 Terurut Topik mohammad syaiful
bravo, mas agus!

sepak-terjang seperti yg telah sampiyan lakukan, bukan bermaksud utk
kampanye, telah saya singkat menjadi poin ke-3 dan ke-4 dalam program
kerja saya (pendidikan geologi utk: kalangan umum dan pemerintah).

sepakat bahwa setiap insan geologi 'berkewajiban' memberikan
'pendidikan' ini kepada insan awam lainnya. kalo membaca pengalaman
mas agus saja, mungkin agak sulit bagi kawan2 lainnya utk diwujudkan
dalam tataran teknis. mudah bagi mas agus, belum tentu semudah itu
pula bagi ahli geologi lainnya. nah, ini yg perlu ditularkan ilmu dari
mas agus kepada yg lainnya. teknisnya, saya kira, kalo ada acara
seperti nanti 2 juli di gunungkidul, ya semoga bisa mengajak dan ada
yg mau diajak, paling tidak beberapa kawan iagi dari pengda yogya
lainnya. kalo saya pas dekat sana, tentu mau utk ikutan turun. jadi,
kalo sudah punya pengalaman, dipastikan beranilah utk turun pada acara
serupa yg mungkin di daerah lain, dg pemerintah lain, dan tentu saja
dg para awam lainnya.

rasa2nya, mas agus ini cocok utk jadi koordinator sosialisasi geologi
utk kalangan umum dan pemerintah. kalo ada koordinatornya, tentu
tinggal merekrut anggota utk menjadi pasukan yg tangguh.

salam,
syaiful


On 6/27/08, Hendratno Agus [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Banyak hal yang bisa dilakukan person-person geologist yang secara profesi 
 dibawah payung IAGI. Saya kira sah-sah juga kalau sebagai makhluk sosial si 
 geologist berinteraksi dengan masyarakat untuk lebih menunjukkan komitment 
 pengetahuan atau kompetensi geologist bagi masyarakat sosial atau masyarakat 
 industri.

  Secara sengaja, pada tanggal 24-25 Juni dan 30 Juni 2008, ketika ada 
 Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Geologi di 5 kecamatan (Pulung, 
 Ngrayun, Slahung, Pudak, Sawoo) di lereng Gunung Wilis dan Pegunungan 
 Selatan, Ponorogo, kawan-kawan Pemda selaku fasilitator menujuk saya untuk 
 turun ke lapangan dan sepakat kita memperkenalkan diri sebagai IAGI. Dan 
 terjadilah diskusi di kampung-kampung lereng pegunungan yang rawan longsor 
 kita bercerita geologi dan bencana dengan bahasa mereka, ditemani pisang 
 rebus, telo godog digoreng, kacang rebus, ademnya minta ampun. Kawan pemda 
 Ponorogo juga gak masalah (walau tahu saya orang ngu-ge-em), tapi saya juga 
 memasang logo IAGI sebagai payung profesi untuk tetap komitment dengan grass 
 root yang rentan terhadap resiko geologi.

  Demikian juga nanti tanggal 2 Juli 2008, ketika masyarakat pelaku penggalian 
 golongan C dikumpulkan oleh pemerintah kab.Gunungkidul untuk 
 mensosialisasikan regulasi penambangan galian C yang ramah lingkungan dan 
 tata kelola lingkungan tambang non-logam, ketika saya dikontak pemda, 
 langsung saja saya minta pemda Gunungkidul kontak IAGI (PP-IAGI) dibawa ke 
 forum usaha kecil penggalian gol.C. Lah..,kalau kawan-kawan IAGI Jkt (tentu 
 susah datang ke Gunungkidul pada hari itu), ntar saya bisa memberikan materi 
 sosialisasi IAGI ke forum UKM galian C.

  2 conto kegiatan tersebut, tidak bisa kita lihat dari sisi profit, mungkin 
 malah tombok bagi organisasi IAGI atau si pemateri yang ditunjuk. Tapi ini 
 adalah conto kecil bentuk-bentuk komitment untuk menggerakan nama IAGI di 
 tengah-tengah masyarakat atau pemda yang jauh dari pusat kekuasaan.. Bagi 
 saya (kalau ditunjuk..., yaa...sebagian sudah saya jalankan) 
 Alhamdulillah..., infaq-infaq yang diperoleh dari kegiatan joint study dengan 
 oil kumpeni bisa kita alihkan ke kegiatan sosial sambil mensosialisasikan 
 geologi / IAGI kepada mereka-mereka yang kadang sedikit 'terabaikan oleh 
 dinamika perekonomian di pusat kekuasaan.
  Saya kira hal seperti ini bisa dilipatkan-gandakan ke komunitas lainnya oleh 
 person-person geologist (baik nunggu instruksi PP-IAGI atau secara mandiri 
 sebagai profesional geologist) di penjuru bumi Nusantara sampai di 
 sudut-sudut kecil wilayah Indonesia. Pekerjaan PP-IAGI tinggal mendorong 
 person-person tersebut untuk diperbanyak aktiviti-nya.

  Nuwun, Agus Hendratno (kta.2343)





  hu, 6/26/08, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote:

  From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: [iagi-net-l] pertanyaan/jawaban pak ismail (Re: [iagi-net-l] 
 Pertanyaan / jawaban untuk RDP  nDaru)
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Date: Thursday, June 26, 2008, 12:23 PM

  Makasih Bang Iful , berani maju sbg Capres IAGI saja aku sdh  sangat salut ,
  bayangin dari ribuan anggota hanya 3 yang mau maju , hanya 0.1 %
  lha kalau 0 % terus gimana.apa hrs dioutsourchingkan..
  Kalau tidak salah aku pernah denger ada ahli gula itu punya singakatan juga
  IAGI ( Ikatan Ahli Gula Indonesia ) mungkin bisa di cek , apa perlu
  didaftarkan ke Depkumham nama iagi ini.

  salam

  ISM
  - Original Message -
  From: mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED]
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Wednesday, June 25, 2008 5:57 PM
  Subject: [iagi-net-l] pertanyaan/jawaban pak ismail (Re: [iagi-net-l]
  Pertanyaan / jawaban untuk RDP  nDaru)


   Pertanyaan pak Ismail memang sederhana dan 

[iagi-net-l] IAGI mendorong komunitas kecil..., Re :Pertanyaan / jawaban untuk RDP nDaru)

2008-06-26 Terurut Topik Hendratno Agus
Banyak hal yang bisa dilakukan person-person geologist yang secara profesi 
dibawah payung IAGI. Saya kira sah-sah juga kalau sebagai makhluk sosial si 
geologist berinteraksi dengan masyarakat untuk lebih menunjukkan komitment 
pengetahuan atau kompetensi geologist bagi masyarakat sosial atau masyarakat 
industri. 
 
Secara sengaja, pada tanggal 24-25 Juni dan 30 Juni 2008, ketika ada 
Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Geologi di 5 kecamatan (Pulung, Ngrayun, 
Slahung, Pudak, Sawoo) di lereng Gunung Wilis dan Pegunungan Selatan, Ponorogo, 
kawan-kawan Pemda selaku fasilitator menujuk saya untuk turun ke lapangan dan 
sepakat kita memperkenalkan diri sebagai IAGI. Dan terjadilah diskusi di 
kampung-kampung lereng pegunungan yang rawan longsor kita bercerita geologi dan 
bencana dengan bahasa mereka, ditemani pisang rebus, telo godog digoreng, 
kacang rebus, ademnya minta ampun. Kawan pemda Ponorogo juga gak masalah (walau 
tahu saya orang ngu-ge-em), tapi saya juga memasang logo IAGI sebagai payung 
profesi untuk tetap komitment dengan grass root yang rentan terhadap resiko 
geologi. 
 
Demikian juga nanti tanggal 2 Juli 2008, ketika masyarakat pelaku penggalian 
golongan C dikumpulkan oleh pemerintah kab.Gunungkidul untuk mensosialisasikan 
regulasi penambangan galian C yang ramah lingkungan dan tata kelola lingkungan 
tambang non-logam, ketika saya dikontak pemda, langsung saja saya minta pemda 
Gunungkidul kontak IAGI (PP-IAGI) dibawa ke forum usaha kecil penggalian gol.C. 
Lah..,kalau kawan-kawan IAGI Jkt (tentu susah datang ke Gunungkidul pada hari 
itu), ntar saya bisa memberikan materi sosialisasi IAGI ke forum UKM galian C. 
 
2 conto kegiatan tersebut, tidak bisa kita lihat dari sisi profit, mungkin 
malah tombok bagi organisasi IAGI atau si pemateri yang ditunjuk. Tapi ini 
adalah conto kecil bentuk-bentuk komitment untuk menggerakan nama IAGI di 
tengah-tengah masyarakat atau pemda yang jauh dari pusat kekuasaan.. Bagi saya 
(kalau ditunjuk..., yaa...sebagian sudah saya jalankan) Alhamdulillah..., 
infaq-infaq yang diperoleh dari kegiatan joint study dengan oil kumpeni bisa 
kita alihkan ke kegiatan sosial sambil mensosialisasikan geologi / IAGI kepada 
mereka-mereka yang kadang sedikit 'terabaikan oleh dinamika perekonomian di 
pusat kekuasaan.  
Saya kira hal seperti ini bisa dilipatkan-gandakan ke komunitas lainnya oleh 
person-person geologist (baik nunggu instruksi PP-IAGI atau secara mandiri 
sebagai profesional geologist) di penjuru bumi Nusantara sampai di sudut-sudut 
kecil wilayah Indonesia. Pekerjaan PP-IAGI tinggal mendorong person-person 
tersebut untuk diperbanyak aktiviti-nya. 
 
Nuwun, Agus Hendratno (kta.2343)  
 
 
 


hu, 6/26/08, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] pertanyaan/jawaban pak ismail (Re: [iagi-net-l] 
Pertanyaan / jawaban untuk RDP  nDaru)
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Thursday, June 26, 2008, 12:23 PM

Makasih Bang Iful , berani maju sbg Capres IAGI saja aku sdh  sangat salut , 
bayangin dari ribuan anggota hanya 3 yang mau maju , hanya 0.1 % 
lha kalau 0 % terus gimana.apa hrs dioutsourchingkan..
Kalau tidak salah aku pernah denger ada ahli gula itu punya singakatan juga 
IAGI ( Ikatan Ahli Gula Indonesia ) mungkin bisa di cek , apa perlu 
didaftarkan ke Depkumham nama iagi ini.

salam

ISM
- Original Message - 
From: mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, June 25, 2008 5:57 PM
Subject: [iagi-net-l] pertanyaan/jawaban pak ismail (Re: [iagi-net-l] 
Pertanyaan / jawaban untuk RDP  nDaru)


 Pertanyaan pak Ismail memang sederhana dan mendasar. Coba saya tanggapi 
 ya.

 Katanya, setiap insan ini 'kan punya dua sisi: sbg indivisu sekaligus
 sbg makhluk sosial. Sbg individu, ya 3 keperluan pokoknya: pangan,
 pakaian, dan papan (tempat tinggal).

 Nah, sbg insan sosial, ternyata manusia butuh berkelompok, dan istilah
 kerennya adalah berorganisasi. Kenapa? Agar eksistensinya diakui oleh
 individu lain, agar saling-menolong (atau malahan memusuhi?), dan
 terutama adalah utk memenuhi kebutuhan pokoknya tadi (P3). Silakan ini
 utk diaplikasikan dalam 'berorganisasi di lingkungan ahli
geologi'.

 Iuran anggota? Mungkin bendahara atau sekretariat nanti dapat
 memberikan penjelasan yg lebih gamblang. Setahu saya, formulir terbaru
 mewajibkan setiap anggota utk membayar iuran Rp 130.000,-. Mari
 berhitung, misalkan anggota IAGI yg aktif saja sebanyak 2000 orang dan
 mau membayar iuran, maka setiap tahun, IAGI akan punya dana dari pos
 ini sebesar Rp 260 juta.

 Tapi ingat lho, kalo nggak salah, Rp 75 ribu adalah utk jatah MGI
 (Majalah Geologi Indonesia). Jadi sebanyak Rp 150 juta harus
 disetorkan utk penerbitan MGI, minimal 3x setahun (cmiiw). Jadi
 sisanya adalah Rp 110 juta.

 Kita coba deh utk terbitkan lagi 'Berita IAGI', misalkan saja dg
harga
 yg cukup murah, yaitu total Rp 15 juta saja (termasuk pencetakan dan
 pengiriman ke setiap