Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei
Saya sangat tertarik dengan kasus erupsi lumpur di Brunei, karena pengalaman bagaimana Shell menangani masalah ini saya kira penting untuk menangani Lusi. Apakah tidak ada paper mengenai hal ini? Tingay tidak menceritakan mengenai bagaimana Shell menanganinya. Terima kasih Wassalam RPK - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, February 27, 2007 10:22 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Pak Koesoema, Saya kirim referensi melalui e-mail terpisah. Mud volcano sudah tidak ada lagi, tinggal crater. Mud Volcano yang ada di Sabah terjadi secara alamiah, sampai membentuk pulau. Namanya Pulau Tiga, terbentuk oleh 3 mud volcano, bisa dicari di website, karena merupakan object turis. Saya tanya ke sumber internal, mereka mengatakan blow-out itu hanya terjadi sesaat, kemudian collapse. Tinggal crater yang ada. Tapi secara internal blow out itu memang terjadi sangat lama seperti Mark Tingay sebutkan. Jadi mereka monitor terus temperatur dan pressure di reservoir sekelilingnya. Jumlah relief well-nya saya tidak tau dengan pasti, perlu saya selidiki lebih lanjut. Herman -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 26 February 2007 19:43 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Apakah memang juga terjadi mud volcano? Dan memerlukan 20 tahun dengan 20 relief well untuk menghentikannya? Ini kan pengalaman yang bisa dipakai antisipasi dengan Lusi? RPK - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, February 26, 2007 4:10 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Pak Koesoema, Pada tahun 1979 terjadi internal blow-out di Champion field. Juga di Seria field pernah terjadi hal yang sama. Memakan waktu yang lama memang untuk mengendalikannya. Brunei Shell membuat relief wells jadi tekanannya dibagi-bagi ke beberapa sumur. Full papernya diterbitkan di Journal of the Geological Society, London, Vol. 162, 2005, dengan judul: Present-day stress orientation in Brunei: A snapshot of 'prograding tectonics' in a Tertiary delta. Sayang filenya sedikit lebih dari 500 KB. Kalau tidak bisa mendapatkan papernya, saya mungkin bisa kirim ke ITB. Salam, Herman -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 26 February 2007 10:32 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Sdr. Darman: Dalam Nature News Feature/ vol445/22 February 2007 ada kutipan sebagai berikut: Mark Tingay, a geologist at the University of Adelaide in Australia, says the Sidoarjo volcano has a striking similarity to drilling-induced eruptions offshore from Brunei in 1974 and 1979 (M. R. P. Tingay et al. J. Geol. Soc. 162, 39-49; 2005). There, deeply buried fluids under high pressure rose to a shallower rock formation that they then fractured, thus eventually reaching the surface. The event also showed the pattern of loss, kick and then eruptions seen in Lusi, some of which were kilometres from the drilling site. In the Brunei case, Shell, the company responsible for the drilling, has documented the expulsion and its efforts to alleviate the situation. The flow took more than 20 years and more than 20 relief wells to quell, says Tingay. "The similarities all suggest a man-made cause for Lusi," he says. Apakah Sdr. berikan komentar karena ini menyangkut Brunei-Shell? Saya tidak punya artikelnya yang lengkap, tetapi dalam 'abstract' nya kasus pemboran Shell ini tidak disebut-sebut Mungkin Sdr, dapat usahakan full copy-nya. Kalau ada mohon dikirimkan per e-mail ke [EMAIL PROTECTED] mengingat alamat melsa masih dial-up, sulit menerima attachment lebih dari 500 KB Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB R.P.Koesoemadinata Jl. Sangkuriang G-1 Bandung 40135 Telp: 022-250-3995 Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) e-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net
Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei
TErima kasih atas kiriman tulisan Tingay. TErnyata tidak banyak juga diceritakan apakah memang membentuk mudvolcano atau tidak, terutama yang di Seria. Kalau yang di Champion ternyata di bawah laut. Mungkin di buku oleh Koopman et al mengenai "Petroleum Resources of Brunei Darusalam" sebagaimana di sitir oleh Tingay ada pembahasan lebih detail, paling tidak ada gambarnya. Atau mungkin juga di Ph.D. thesinya Tingay. Sekali lagi terima kasih atas kirimannya Wassalam RPK - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, February 27, 2007 10:22 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Pak Koesoema, Saya kirim referensi melalui e-mail terpisah. Mud volcano sudah tidak ada lagi, tinggal crater. Mud Volcano yang ada di Sabah terjadi secara alamiah, sampai membentuk pulau. Namanya Pulau Tiga, terbentuk oleh 3 mud volcano, bisa dicari di website, karena merupakan object turis. Saya tanya ke sumber internal, mereka mengatakan blow-out itu hanya terjadi sesaat, kemudian collapse. Tinggal crater yang ada. Tapi secara internal blow out itu memang terjadi sangat lama seperti Mark Tingay sebutkan. Jadi mereka monitor terus temperatur dan pressure di reservoir sekelilingnya. Jumlah relief well-nya saya tidak tau dengan pasti, perlu saya selidiki lebih lanjut. Herman -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 26 February 2007 19:43 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Apakah memang juga terjadi mud volcano? Dan memerlukan 20 tahun dengan 20 relief well untuk menghentikannya? Ini kan pengalaman yang bisa dipakai antisipasi dengan Lusi? RPK - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, February 26, 2007 4:10 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Pak Koesoema, Pada tahun 1979 terjadi internal blow-out di Champion field. Juga di Seria field pernah terjadi hal yang sama. Memakan waktu yang lama memang untuk mengendalikannya. Brunei Shell membuat relief wells jadi tekanannya dibagi-bagi ke beberapa sumur. Full papernya diterbitkan di Journal of the Geological Society, London, Vol. 162, 2005, dengan judul: Present-day stress orientation in Brunei: A snapshot of 'prograding tectonics' in a Tertiary delta. Sayang filenya sedikit lebih dari 500 KB. Kalau tidak bisa mendapatkan papernya, saya mungkin bisa kirim ke ITB. Salam, Herman -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 26 February 2007 10:32 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Sdr. Darman: Dalam Nature News Feature/ vol445/22 February 2007 ada kutipan sebagai berikut: Mark Tingay, a geologist at the University of Adelaide in Australia, says the Sidoarjo volcano has a striking similarity to drilling-induced eruptions offshore from Brunei in 1974 and 1979 (M. R. P. Tingay et al. J. Geol. Soc. 162, 39-49; 2005). There, deeply buried fluids under high pressure rose to a shallower rock formation that they then fractured, thus eventually reaching the surface. The event also showed the pattern of loss, kick and then eruptions seen in Lusi, some of which were kilometres from the drilling site. In the Brunei case, Shell, the company responsible for the drilling, has documented the expulsion and its efforts to alleviate the situation. The flow took more than 20 years and more than 20 relief wells to quell, says Tingay. "The similarities all suggest a man-made cause for Lusi," he says. Apakah Sdr. berikan komentar karena ini menyangkut Brunei-Shell? Saya tidak punya artikelnya yang lengkap, tetapi dalam 'abstract' nya kasus pemboran Shell ini tidak disebut-sebut Mungkin Sdr, dapat usahakan full copy-nya. Kalau ada mohon dikirimkan per e-mail ke [EMAIL PROTECTED] mengingat alamat melsa masih dial-up, sulit menerima attachment lebih dari 500 KB Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB R.P.Koesoemadinata Jl. Sangkuriang G-1 Bandung 40135 Telp: 022-250-3995 Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) e-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA
RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei
Menambahkan info usulan Budiman, silahkan coba browsing resort Pulau Tiga di Sabah. ... Salah satu object menarik yang dikunjungi wisatawan. -Original Message- From: Budiarto, Budiman [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 27 February 2007 12:28 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Barangkali perlu dipikirkan untuk membangun "Cleopatra Care Center". Mandi lumpur biar cakep seperti Cleopatra. Budiman Budiarto CONOCOPHILLIPS Gedung Menara Mulia JL. Jend Gatot Subroto KV 9-11 JAKARTA 12930 Phone 524-1631 Mobile 0811-8--1 -Original Message- From: Supardan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, February 27, 2007 11:04 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Saat ini wisata LUSI memang sudah berjalan, bahkan pada waktu liburan lebaran lalu sempat membuat repot aparat keamanan. Aparat khawatir kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat banyaknya wisatawan/ pemudik yang melihat-lihat di sana, saat itu jalan tol Porong - Gempol juga masih berfungsi. Bahkan teman saya dari Exxon Mobil, saat itu juga menyempatkan negok LUSI di sela-sela liburan mudiknya. Setelah jalan tol Porong - Gempol tidak berfungi, para wisatawan melihat si genit LUSI melalui jalan raya Porong, di sekitar Pasar Porong. Di sana banyak penyedia jasa parkir bagi wisatawan yang letaknya di sebelah barat jalan. Para wisatawan tinggal nyebrang jalan raya Porong dan rel KA, bisa langsung naik tanggul LUSI. Saya setuju sekali, sembari kita mengelola potensi bencananya (menghentikan semburan LUSI dan menyelesaikan dampak sosialnya), seharusnya kita sudah memulai menggali potensi sumberdayanya termasuk potensi wisatanya. *Di balik bencana, ada karunia*. On 2/26/07, Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bisa bisa Lumpur lapindo masuk salah satu "Keajaiban Dunia ", kejadian > Lusi > ini ( Dimana ada satu rangkainan peristiwa dalam waktu bersamaan ,ada > gempa > , ada Mudvolcano,ada blowout, ada debit air yang besar,dst ) yg tidak tahu > penyebabnya dan penaggulangannya dan berakhirnya ditambah ada dampak > sosial > ekonomi yang besar, ada semua pimpinan negara datang mulai presiden,wapres > dst , Dll..Dan ini belum pernah terjadi dinegara manapun. > Siapa tahu nantinya menjadi komoditi wisata selain Borobudur. > Mungkin paradigma wisata mulai dirubah dg memperhatikan kondisi geologis > dg > menampilkan kemasan wisata wisata "Bencana Alam' spt Wisata Tsunami , > Wisata > Merapi , Wisata Gempa , Wisata Lusi., dll > > ISM > > Subject: Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei > > > > Apakah memang juga terjadi mud volcano? Dan memerlukan 20 tahun dengan > 20 > > relief well untuk menghentikannya? > > Ini kan pengalaman yang bisa dipakai antisipasi dengan Lusi? > > RPK > > ----- Original Message ----- > > From: <[EMAIL PROTECTED]> > > To: > > Sent: Monday, February 26, 2007 4:10 PM > > Subject: RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei > > > > > >> Pak Koesoema, > >> > >> Pada tahun 1979 terjadi internal blow-out di Champion field. Juga di > >> Seria field pernah terjadi hal yang sama. Memakan waktu yang lama > memang > >> untuk mengendalikannya. Brunei Shell membuat relief wells jadi > tekanannya > >> dibagi-bagi ke beberapa sumur. > >> Full papernya diterbitkan di Journal of the Geological Society, London, > >> Vol. 162, 2005, dengan judul: Present-day stress orientation in Brunei: > A > >> snapshot of 'prograding tectonics' in a Tertiary delta. > >> > >> Sayang filenya sedikit lebih dari 500 KB. Kalau tidak bisa mendapatkan > >> papernya, saya mungkin bisa kirim ke ITB. > >> > >> Salam, > >> > >> Herman > >> > >> > >> -Original Message- > >> From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] > >> Sent: 26 February 2007 10:32 > >> To: iagi-net@iagi.or.id > >> Subject: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei > >> > >> > >> Sdr. Darman: Dalam Nature News Feature/ vol445/22 February 2007 ada > >> kutipan sebagai berikut: > >> > >> Mark Tingay, a geologist at the University > >> of Adelaide in Australia, says the Sidoarjo volcano > >> has a striking similarity to drilling-induced > >> eruptions offshore from Brunei in 1974 and 1979 > >> (M. R. P. Tingay et al. J. Geol. Soc. 162, 39-49; > >> 2005). There, deeply buried fluids under high > >> pressure rose to a shallower rock formation that > >> they then fractured, thus even
RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei
Beberapa hari lalu di Kompas ada foto persiapan peluncuran bola beton untuk menghambat laju lumpur. Barangkali ada yang tahu update terakhir? LL -Original Message- From: Budiarto, Budiman [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, February 27, 2007 11:28 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Barangkali perlu dipikirkan untuk membangun "Cleopatra Care Center". Mandi lumpur biar cakep seperti Cleopatra. Budiman Budiarto CONOCOPHILLIPS Gedung Menara Mulia JL. Jend Gatot Subroto KV 9-11 JAKARTA 12930 Phone 524-1631 Mobile 0811-8--1 -Original Message- From: Supardan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, February 27, 2007 11:04 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Saat ini wisata LUSI memang sudah berjalan, bahkan pada waktu liburan lebaran lalu sempat membuat repot aparat keamanan. Aparat khawatir kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat banyaknya wisatawan/ pemudik yang melihat-lihat di sana, saat itu jalan tol Porong - Gempol juga masih berfungsi. Bahkan teman saya dari Exxon Mobil, saat itu juga menyempatkan negok LUSI di sela-sela liburan mudiknya. Setelah jalan tol Porong - Gempol tidak berfungi, para wisatawan melihat si genit LUSI melalui jalan raya Porong, di sekitar Pasar Porong. Di sana banyak penyedia jasa parkir bagi wisatawan yang letaknya di sebelah barat jalan. Para wisatawan tinggal nyebrang jalan raya Porong dan rel KA, bisa langsung naik tanggul LUSI. Saya setuju sekali, sembari kita mengelola potensi bencananya (menghentikan semburan LUSI dan menyelesaikan dampak sosialnya), seharusnya kita sudah memulai menggali potensi sumberdayanya termasuk potensi wisatanya. *Di balik bencana, ada karunia*. On 2/26/07, Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bisa bisa Lumpur lapindo masuk salah satu "Keajaiban Dunia ", kejadian > Lusi > ini ( Dimana ada satu rangkainan peristiwa dalam waktu bersamaan ,ada > gempa > , ada Mudvolcano,ada blowout, ada debit air yang besar,dst ) yg tidak tahu > penyebabnya dan penaggulangannya dan berakhirnya ditambah ada dampak > sosial > ekonomi yang besar, ada semua pimpinan negara datang mulai presiden,wapres > dst , Dll..Dan ini belum pernah terjadi dinegara manapun. > Siapa tahu nantinya menjadi komoditi wisata selain Borobudur. > Mungkin paradigma wisata mulai dirubah dg memperhatikan kondisi geologis > dg > menampilkan kemasan wisata wisata "Bencana Alam' spt Wisata Tsunami , > Wisata > Merapi , Wisata Gempa , Wisata Lusi., dll > > ISM > > Subject: Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei > > > > Apakah memang juga terjadi mud volcano? Dan memerlukan 20 tahun dengan > 20 > > relief well untuk menghentikannya? > > Ini kan pengalaman yang bisa dipakai antisipasi dengan Lusi? > > RPK > > ----- Original Message ----- > > From: <[EMAIL PROTECTED]> > > To: > > Sent: Monday, February 26, 2007 4:10 PM > > Subject: RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei > > > > > >> Pak Koesoema, > >> > >> Pada tahun 1979 terjadi internal blow-out di Champion field. Juga di > >> Seria field pernah terjadi hal yang sama. Memakan waktu yang lama > memang > >> untuk mengendalikannya. Brunei Shell membuat relief wells jadi > tekanannya > >> dibagi-bagi ke beberapa sumur. > >> Full papernya diterbitkan di Journal of the Geological Society, London, > >> Vol. 162, 2005, dengan judul: Present-day stress orientation in Brunei: > A > >> snapshot of 'prograding tectonics' in a Tertiary delta. > >> > >> Sayang filenya sedikit lebih dari 500 KB. Kalau tidak bisa mendapatkan > >> papernya, saya mungkin bisa kirim ke ITB. > >> > >> Salam, > >> > >> Herman > >> > >> > >> -Original Message- > >> From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] > >> Sent: 26 February 2007 10:32 > >> To: iagi-net@iagi.or.id > >> Subject: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei > >> > >> > >> Sdr. Darman: Dalam Nature News Feature/ vol445/22 February 2007 ada > >> kutipan sebagai berikut: > >> > >> Mark Tingay, a geologist at the University > >> of Adelaide in Australia, says the Sidoarjo volcano > >> has a striking similarity to drilling-induced > >> eruptions offshore from Brunei in 1974 and 1979 > >> (M. R. P. Tingay et al. J. Geol. Soc. 162, 39-49; > >> 2005). There, deeply buried fluids under high > >> pressure rose to a shallower rock formation that > >> they then fr
RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei
Barangkali perlu dipikirkan untuk membangun "Cleopatra Care Center". Mandi lumpur biar cakep seperti Cleopatra. Budiman Budiarto CONOCOPHILLIPS Gedung Menara Mulia JL. Jend Gatot Subroto KV 9-11 JAKARTA 12930 Phone 524-1631 Mobile 0811-8--1 -Original Message- From: Supardan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, February 27, 2007 11:04 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Saat ini wisata LUSI memang sudah berjalan, bahkan pada waktu liburan lebaran lalu sempat membuat repot aparat keamanan. Aparat khawatir kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat banyaknya wisatawan/ pemudik yang melihat-lihat di sana, saat itu jalan tol Porong - Gempol juga masih berfungsi. Bahkan teman saya dari Exxon Mobil, saat itu juga menyempatkan negok LUSI di sela-sela liburan mudiknya. Setelah jalan tol Porong - Gempol tidak berfungi, para wisatawan melihat si genit LUSI melalui jalan raya Porong, di sekitar Pasar Porong. Di sana banyak penyedia jasa parkir bagi wisatawan yang letaknya di sebelah barat jalan. Para wisatawan tinggal nyebrang jalan raya Porong dan rel KA, bisa langsung naik tanggul LUSI. Saya setuju sekali, sembari kita mengelola potensi bencananya (menghentikan semburan LUSI dan menyelesaikan dampak sosialnya), seharusnya kita sudah memulai menggali potensi sumberdayanya termasuk potensi wisatanya. *Di balik bencana, ada karunia*. On 2/26/07, Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bisa bisa Lumpur lapindo masuk salah satu "Keajaiban Dunia ", kejadian > Lusi > ini ( Dimana ada satu rangkainan peristiwa dalam waktu bersamaan ,ada > gempa > , ada Mudvolcano,ada blowout, ada debit air yang besar,dst ) yg tidak tahu > penyebabnya dan penaggulangannya dan berakhirnya ditambah ada dampak > sosial > ekonomi yang besar, ada semua pimpinan negara datang mulai presiden,wapres > dst , Dll..Dan ini belum pernah terjadi dinegara manapun. > Siapa tahu nantinya menjadi komoditi wisata selain Borobudur. > Mungkin paradigma wisata mulai dirubah dg memperhatikan kondisi geologis > dg > menampilkan kemasan wisata wisata "Bencana Alam' spt Wisata Tsunami , > Wisata > Merapi , Wisata Gempa , Wisata Lusi., dll > > ISM > > Subject: Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei > > > > Apakah memang juga terjadi mud volcano? Dan memerlukan 20 tahun dengan > 20 > > relief well untuk menghentikannya? > > Ini kan pengalaman yang bisa dipakai antisipasi dengan Lusi? > > RPK > > ----- Original Message ----- > > From: <[EMAIL PROTECTED]> > > To: > > Sent: Monday, February 26, 2007 4:10 PM > > Subject: RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei > > > > > >> Pak Koesoema, > >> > >> Pada tahun 1979 terjadi internal blow-out di Champion field. Juga di > >> Seria field pernah terjadi hal yang sama. Memakan waktu yang lama > memang > >> untuk mengendalikannya. Brunei Shell membuat relief wells jadi > tekanannya > >> dibagi-bagi ke beberapa sumur. > >> Full papernya diterbitkan di Journal of the Geological Society, London, > >> Vol. 162, 2005, dengan judul: Present-day stress orientation in Brunei: > A > >> snapshot of 'prograding tectonics' in a Tertiary delta. > >> > >> Sayang filenya sedikit lebih dari 500 KB. Kalau tidak bisa mendapatkan > >> papernya, saya mungkin bisa kirim ke ITB. > >> > >> Salam, > >> > >> Herman > >> > >> > >> -Original Message- > >> From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] > >> Sent: 26 February 2007 10:32 > >> To: iagi-net@iagi.or.id > >> Subject: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei > >> > >> > >> Sdr. Darman: Dalam Nature News Feature/ vol445/22 February 2007 ada > >> kutipan sebagai berikut: > >> > >> Mark Tingay, a geologist at the University > >> of Adelaide in Australia, says the Sidoarjo volcano > >> has a striking similarity to drilling-induced > >> eruptions offshore from Brunei in 1974 and 1979 > >> (M. R. P. Tingay et al. J. Geol. Soc. 162, 39-49; > >> 2005). There, deeply buried fluids under high > >> pressure rose to a shallower rock formation that > >> they then fractured, thus eventually reaching the > >> surface. The event also showed the pattern of > >> loss, kick and then eruptions seen in Lusi, some > >> of which were kilometres from the drilling site. > >> In the Brunei case, Shell, the company responsible > >> for the drilling, has documented the expulsion > >>
Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei
Saat ini wisata LUSI memang sudah berjalan, bahkan pada waktu liburan lebaran lalu sempat membuat repot aparat keamanan. Aparat khawatir kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat banyaknya wisatawan/ pemudik yang melihat-lihat di sana, saat itu jalan tol Porong - Gempol juga masih berfungsi. Bahkan teman saya dari Exxon Mobil, saat itu juga menyempatkan negok LUSI di sela-sela liburan mudiknya. Setelah jalan tol Porong - Gempol tidak berfungi, para wisatawan melihat si genit LUSI melalui jalan raya Porong, di sekitar Pasar Porong. Di sana banyak penyedia jasa parkir bagi wisatawan yang letaknya di sebelah barat jalan. Para wisatawan tinggal nyebrang jalan raya Porong dan rel KA, bisa langsung naik tanggul LUSI. Saya setuju sekali, sembari kita mengelola potensi bencananya (menghentikan semburan LUSI dan menyelesaikan dampak sosialnya), seharusnya kita sudah memulai menggali potensi sumberdayanya termasuk potensi wisatanya. *Di balik bencana, ada karunia*. On 2/26/07, Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bisa bisa Lumpur lapindo masuk salah satu "Keajaiban Dunia ", kejadian Lusi ini ( Dimana ada satu rangkainan peristiwa dalam waktu bersamaan ,ada gempa , ada Mudvolcano,ada blowout, ada debit air yang besar,dst ) yg tidak tahu penyebabnya dan penaggulangannya dan berakhirnya ditambah ada dampak sosial ekonomi yang besar, ada semua pimpinan negara datang mulai presiden,wapres dst , Dll..Dan ini belum pernah terjadi dinegara manapun. Siapa tahu nantinya menjadi komoditi wisata selain Borobudur. Mungkin paradigma wisata mulai dirubah dg memperhatikan kondisi geologis dg menampilkan kemasan wisata wisata "Bencana Alam' spt Wisata Tsunami , Wisata Merapi , Wisata Gempa , Wisata Lusi., dll ISM Subject: Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei > Apakah memang juga terjadi mud volcano? Dan memerlukan 20 tahun dengan 20 > relief well untuk menghentikannya? > Ini kan pengalaman yang bisa dipakai antisipasi dengan Lusi? > RPK > - Original Message - > From: <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Monday, February 26, 2007 4:10 PM > Subject: RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei > > >> Pak Koesoema, >> >> Pada tahun 1979 terjadi internal blow-out di Champion field. Juga di >> Seria field pernah terjadi hal yang sama. Memakan waktu yang lama memang >> untuk mengendalikannya. Brunei Shell membuat relief wells jadi tekanannya >> dibagi-bagi ke beberapa sumur. >> Full papernya diterbitkan di Journal of the Geological Society, London, >> Vol. 162, 2005, dengan judul: Present-day stress orientation in Brunei: A >> snapshot of 'prograding tectonics' in a Tertiary delta. >> >> Sayang filenya sedikit lebih dari 500 KB. Kalau tidak bisa mendapatkan >> papernya, saya mungkin bisa kirim ke ITB. >> >> Salam, >> >> Herman >> >> >> -Original Message- >> From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] >> Sent: 26 February 2007 10:32 >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Subject: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei >> >> >> Sdr. Darman: Dalam Nature News Feature/ vol445/22 February 2007 ada >> kutipan sebagai berikut: >> >> Mark Tingay, a geologist at the University >> of Adelaide in Australia, says the Sidoarjo volcano >> has a striking similarity to drilling-induced >> eruptions offshore from Brunei in 1974 and 1979 >> (M. R. P. Tingay et al. J. Geol. Soc. 162, 39-49; >> 2005). There, deeply buried fluids under high >> pressure rose to a shallower rock formation that >> they then fractured, thus eventually reaching the >> surface. The event also showed the pattern of >> loss, kick and then eruptions seen in Lusi, some >> of which were kilometres from the drilling site. >> In the Brunei case, Shell, the company responsible >> for the drilling, has documented the expulsion >> and its efforts to alleviate the situation. The >> flow took more than 20 years and more than 20 >> relief wells to quell, says Tingay. "The similarities >> all suggest a man-made cause for Lusi," he says. >> >> Apakah Sdr. berikan komentar karena ini menyangkut Brunei-Shell? >> Saya tidak punya artikelnya yang lengkap, tetapi dalam 'abstract' nya >> kasus pemboran Shell ini tidak disebut-sebut >> Mungkin Sdr, dapat usahakan full copy-nya. Kalau ada mohon dikirimkan per >> e-mail ke [EMAIL PROTECTED] >> mengingat alamat melsa masih dial-up, sulit menerima attachment lebih >> dari 500 KB >> Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih >> PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB >> R.P.Koesoemadinata >> Jl. Sangkuriang G-1 >>
RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei
Pak Koesoema, Saya kirim referensi melalui e-mail terpisah. Mud volcano sudah tidak ada lagi, tinggal crater. Mud Volcano yang ada di Sabah terjadi secara alamiah, sampai membentuk pulau. Namanya Pulau Tiga, terbentuk oleh 3 mud volcano, bisa dicari di website, karena merupakan object turis. Saya tanya ke sumber internal, mereka mengatakan blow-out itu hanya terjadi sesaat, kemudian collapse. Tinggal crater yang ada. Tapi secara internal blow out itu memang terjadi sangat lama seperti Mark Tingay sebutkan. Jadi mereka monitor terus temperatur dan pressure di reservoir sekelilingnya. Jumlah relief well-nya saya tidak tau dengan pasti, perlu saya selidiki lebih lanjut. Herman -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 26 February 2007 19:43 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Apakah memang juga terjadi mud volcano? Dan memerlukan 20 tahun dengan 20 relief well untuk menghentikannya? Ini kan pengalaman yang bisa dipakai antisipasi dengan Lusi? RPK - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, February 26, 2007 4:10 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei > Pak Koesoema, > > Pada tahun 1979 terjadi internal blow-out di Champion field. Juga di Seria > field pernah terjadi hal yang sama. Memakan waktu yang lama memang untuk > mengendalikannya. Brunei Shell membuat relief wells jadi tekanannya > dibagi-bagi ke beberapa sumur. > Full papernya diterbitkan di Journal of the Geological Society, London, > Vol. 162, 2005, dengan judul: Present-day stress orientation in Brunei: A > snapshot of 'prograding tectonics' in a Tertiary delta. > > Sayang filenya sedikit lebih dari 500 KB. Kalau tidak bisa mendapatkan > papernya, saya mungkin bisa kirim ke ITB. > > Salam, > > Herman > > > -Original Message- > From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: 26 February 2007 10:32 > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei > > > Sdr. Darman: Dalam Nature News Feature/ vol445/22 February 2007 ada > kutipan sebagai berikut: > > Mark Tingay, a geologist at the University > of Adelaide in Australia, says the Sidoarjo volcano > has a striking similarity to drilling-induced > eruptions offshore from Brunei in 1974 and 1979 > (M. R. P. Tingay et al. J. Geol. Soc. 162, 39-49; > 2005). There, deeply buried fluids under high > pressure rose to a shallower rock formation that > they then fractured, thus eventually reaching the > surface. The event also showed the pattern of > loss, kick and then eruptions seen in Lusi, some > of which were kilometres from the drilling site. > In the Brunei case, Shell, the company responsible > for the drilling, has documented the expulsion > and its efforts to alleviate the situation. The > flow took more than 20 years and more than 20 > relief wells to quell, says Tingay. "The similarities > all suggest a man-made cause for Lusi," he says. > > Apakah Sdr. berikan komentar karena ini menyangkut Brunei-Shell? > Saya tidak punya artikelnya yang lengkap, tetapi dalam 'abstract' nya > kasus pemboran Shell ini tidak disebut-sebut > Mungkin Sdr, dapat usahakan full copy-nya. Kalau ada mohon dikirimkan per > e-mail ke [EMAIL PROTECTED] > mengingat alamat melsa masih dial-up, sulit menerima attachment lebih dari > 500 KB > Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih > PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB > R.P.Koesoemadinata > Jl. Sangkuriang G-1 > Bandung 40135 > Telp: 022-250-3995 > Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) > e-mail: [EMAIL PROTECTED] > [EMAIL PROTECTED] > > > > > Hot News!!! > CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to > [EMAIL PROTECTED] > Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual > Convention and Exhibition, > Patra Bali, 19 - 22 November 2007 > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi >
Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei
Bisa bisa Lumpur lapindo masuk salah satu "Keajaiban Dunia ", kejadian Lusi ini ( Dimana ada satu rangkainan peristiwa dalam waktu bersamaan ,ada gempa , ada Mudvolcano,ada blowout, ada debit air yang besar,dst ) yg tidak tahu penyebabnya dan penaggulangannya dan berakhirnya ditambah ada dampak sosial ekonomi yang besar, ada semua pimpinan negara datang mulai presiden,wapres dst , Dll..Dan ini belum pernah terjadi dinegara manapun. Siapa tahu nantinya menjadi komoditi wisata selain Borobudur. Mungkin paradigma wisata mulai dirubah dg memperhatikan kondisi geologis dg menampilkan kemasan wisata wisata "Bencana Alam' spt Wisata Tsunami , Wisata Merapi , Wisata Gempa , Wisata Lusi., dll ISM Subject: Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Apakah memang juga terjadi mud volcano? Dan memerlukan 20 tahun dengan 20 relief well untuk menghentikannya? Ini kan pengalaman yang bisa dipakai antisipasi dengan Lusi? RPK - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, February 26, 2007 4:10 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Pak Koesoema, Pada tahun 1979 terjadi internal blow-out di Champion field. Juga di Seria field pernah terjadi hal yang sama. Memakan waktu yang lama memang untuk mengendalikannya. Brunei Shell membuat relief wells jadi tekanannya dibagi-bagi ke beberapa sumur. Full papernya diterbitkan di Journal of the Geological Society, London, Vol. 162, 2005, dengan judul: Present-day stress orientation in Brunei: A snapshot of 'prograding tectonics' in a Tertiary delta. Sayang filenya sedikit lebih dari 500 KB. Kalau tidak bisa mendapatkan papernya, saya mungkin bisa kirim ke ITB. Salam, Herman -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 26 February 2007 10:32 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Sdr. Darman: Dalam Nature News Feature/ vol445/22 February 2007 ada kutipan sebagai berikut: Mark Tingay, a geologist at the University of Adelaide in Australia, says the Sidoarjo volcano has a striking similarity to drilling-induced eruptions offshore from Brunei in 1974 and 1979 (M. R. P. Tingay et al. J. Geol. Soc. 162, 39-49; 2005). There, deeply buried fluids under high pressure rose to a shallower rock formation that they then fractured, thus eventually reaching the surface. The event also showed the pattern of loss, kick and then eruptions seen in Lusi, some of which were kilometres from the drilling site. In the Brunei case, Shell, the company responsible for the drilling, has documented the expulsion and its efforts to alleviate the situation. The flow took more than 20 years and more than 20 relief wells to quell, says Tingay. "The similarities all suggest a man-made cause for Lusi," he says. Apakah Sdr. berikan komentar karena ini menyangkut Brunei-Shell? Saya tidak punya artikelnya yang lengkap, tetapi dalam 'abstract' nya kasus pemboran Shell ini tidak disebut-sebut Mungkin Sdr, dapat usahakan full copy-nya. Kalau ada mohon dikirimkan per e-mail ke [EMAIL PROTECTED] mengingat alamat melsa masih dial-up, sulit menerima attachment lebih dari 500 KB Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB R.P.Koesoemadinata Jl. Sangkuriang G-1 Bandung 40135 Telp: 022-250-3995 Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) e-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]i
Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei
Apakah memang juga terjadi mud volcano? Dan memerlukan 20 tahun dengan 20 relief well untuk menghentikannya? Ini kan pengalaman yang bisa dipakai antisipasi dengan Lusi? RPK - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, February 26, 2007 4:10 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Pak Koesoema, Pada tahun 1979 terjadi internal blow-out di Champion field. Juga di Seria field pernah terjadi hal yang sama. Memakan waktu yang lama memang untuk mengendalikannya. Brunei Shell membuat relief wells jadi tekanannya dibagi-bagi ke beberapa sumur. Full papernya diterbitkan di Journal of the Geological Society, London, Vol. 162, 2005, dengan judul: Present-day stress orientation in Brunei: A snapshot of 'prograding tectonics' in a Tertiary delta. Sayang filenya sedikit lebih dari 500 KB. Kalau tidak bisa mendapatkan papernya, saya mungkin bisa kirim ke ITB. Salam, Herman -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 26 February 2007 10:32 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Sdr. Darman: Dalam Nature News Feature/ vol445/22 February 2007 ada kutipan sebagai berikut: Mark Tingay, a geologist at the University of Adelaide in Australia, says the Sidoarjo volcano has a striking similarity to drilling-induced eruptions offshore from Brunei in 1974 and 1979 (M. R. P. Tingay et al. J. Geol. Soc. 162, 39-49; 2005). There, deeply buried fluids under high pressure rose to a shallower rock formation that they then fractured, thus eventually reaching the surface. The event also showed the pattern of loss, kick and then eruptions seen in Lusi, some of which were kilometres from the drilling site. In the Brunei case, Shell, the company responsible for the drilling, has documented the expulsion and its efforts to alleviate the situation. The flow took more than 20 years and more than 20 relief wells to quell, says Tingay. "The similarities all suggest a man-made cause for Lusi," he says. Apakah Sdr. berikan komentar karena ini menyangkut Brunei-Shell? Saya tidak punya artikelnya yang lengkap, tetapi dalam 'abstract' nya kasus pemboran Shell ini tidak disebut-sebut Mungkin Sdr, dapat usahakan full copy-nya. Kalau ada mohon dikirimkan per e-mail ke [EMAIL PROTECTED] mengingat alamat melsa masih dial-up, sulit menerima attachment lebih dari 500 KB Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB R.P.Koesoemadinata Jl. Sangkuriang G-1 Bandung 40135 Telp: 022-250-3995 Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) e-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei
Terima kasih sekali kalau bisa dikirimkan. Kalau masih kurang dari 1 MB bisa juga dikirimkan via melsa Wassalam RPL - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, February 26, 2007 4:10 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Pak Koesoema, Pada tahun 1979 terjadi internal blow-out di Champion field. Juga di Seria field pernah terjadi hal yang sama. Memakan waktu yang lama memang untuk mengendalikannya. Brunei Shell membuat relief wells jadi tekanannya dibagi-bagi ke beberapa sumur. Full papernya diterbitkan di Journal of the Geological Society, London, Vol. 162, 2005, dengan judul: Present-day stress orientation in Brunei: A snapshot of 'prograding tectonics' in a Tertiary delta. Sayang filenya sedikit lebih dari 500 KB. Kalau tidak bisa mendapatkan papernya, saya mungkin bisa kirim ke ITB. Salam, Herman -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 26 February 2007 10:32 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Sdr. Darman: Dalam Nature News Feature/ vol445/22 February 2007 ada kutipan sebagai berikut: Mark Tingay, a geologist at the University of Adelaide in Australia, says the Sidoarjo volcano has a striking similarity to drilling-induced eruptions offshore from Brunei in 1974 and 1979 (M. R. P. Tingay et al. J. Geol. Soc. 162, 39-49; 2005). There, deeply buried fluids under high pressure rose to a shallower rock formation that they then fractured, thus eventually reaching the surface. The event also showed the pattern of loss, kick and then eruptions seen in Lusi, some of which were kilometres from the drilling site. In the Brunei case, Shell, the company responsible for the drilling, has documented the expulsion and its efforts to alleviate the situation. The flow took more than 20 years and more than 20 relief wells to quell, says Tingay. "The similarities all suggest a man-made cause for Lusi," he says. Apakah Sdr. berikan komentar karena ini menyangkut Brunei-Shell? Saya tidak punya artikelnya yang lengkap, tetapi dalam 'abstract' nya kasus pemboran Shell ini tidak disebut-sebut Mungkin Sdr, dapat usahakan full copy-nya. Kalau ada mohon dikirimkan per e-mail ke [EMAIL PROTECTED] mengingat alamat melsa masih dial-up, sulit menerima attachment lebih dari 500 KB Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB R.P.Koesoemadinata Jl. Sangkuriang G-1 Bandung 40135 Telp: 022-250-3995 Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) e-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei
Pak Koesoema, Pada tahun 1979 terjadi internal blow-out di Champion field. Juga di Seria field pernah terjadi hal yang sama. Memakan waktu yang lama memang untuk mengendalikannya. Brunei Shell membuat relief wells jadi tekanannya dibagi-bagi ke beberapa sumur. Full papernya diterbitkan di Journal of the Geological Society, London, Vol. 162, 2005, dengan judul: Present-day stress orientation in Brunei: A snapshot of 'prograding tectonics' in a Tertiary delta. Sayang filenya sedikit lebih dari 500 KB. Kalau tidak bisa mendapatkan papernya, saya mungkin bisa kirim ke ITB. Salam, Herman -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 26 February 2007 10:32 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Sdr. Darman: Dalam Nature News Feature/ vol445/22 February 2007 ada kutipan sebagai berikut: Mark Tingay, a geologist at the University of Adelaide in Australia, says the Sidoarjo volcano has a striking similarity to drilling-induced eruptions offshore from Brunei in 1974 and 1979 (M. R. P. Tingay et al. J. Geol. Soc. 162, 39-49; 2005). There, deeply buried fluids under high pressure rose to a shallower rock formation that they then fractured, thus eventually reaching the surface. The event also showed the pattern of loss, kick and then eruptions seen in Lusi, some of which were kilometres from the drilling site. In the Brunei case, Shell, the company responsible for the drilling, has documented the expulsion and its efforts to alleviate the situation. The flow took more than 20 years and more than 20 relief wells to quell, says Tingay. "The similarities all suggest a man-made cause for Lusi," he says. Apakah Sdr. berikan komentar karena ini menyangkut Brunei-Shell? Saya tidak punya artikelnya yang lengkap, tetapi dalam 'abstract' nya kasus pemboran Shell ini tidak disebut-sebut Mungkin Sdr, dapat usahakan full copy-nya. Kalau ada mohon dikirimkan per e-mail ke [EMAIL PROTECTED] mengingat alamat melsa masih dial-up, sulit menerima attachment lebih dari 500 KB Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB R.P.Koesoemadinata Jl. Sangkuriang G-1 Bandung 40135 Telp: 022-250-3995 Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) e-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei
Sdr. Darman: Dalam Nature News Feature/ vol445/22 February 2007 ada kutipan sebagai berikut: Mark Tingay, a geologist at the University of Adelaide in Australia, says the Sidoarjo volcano has a striking similarity to drilling-induced eruptions offshore from Brunei in 1974 and 1979 (M. R. P. Tingay et al. J. Geol. Soc. 162, 39-49; 2005). There, deeply buried fluids under high pressure rose to a shallower rock formation that they then fractured, thus eventually reaching the surface. The event also showed the pattern of loss, kick and then eruptions seen in Lusi, some of which were kilometres from the drilling site. In the Brunei case, Shell, the company responsible for the drilling, has documented the expulsion and its efforts to alleviate the situation. The flow took more than 20 years and more than 20 relief wells to quell, says Tingay. "The similarities all suggest a man-made cause for Lusi," he says. Apakah Sdr. berikan komentar karena ini menyangkut Brunei-Shell? Saya tidak punya artikelnya yang lengkap, tetapi dalam 'abstract' nya kasus pemboran Shell ini tidak disebut-sebut Mungkin Sdr, dapat usahakan full copy-nya. Kalau ada mohon dikirimkan per e-mail ke [EMAIL PROTECTED] mengingat alamat melsa masih dial-up, sulit menerima attachment lebih dari 500 KB Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB R.P.Koesoemadinata Jl. Sangkuriang G-1 Bandung 40135 Telp: 022-250-3995 Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) e-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]