Re: [iagi-net-l] Korupsi dan Evolusi

2004-11-22 Terurut Topik Yahdi Zaim
Menarik juga nih adanya kesamaan korupsi dengan evolusi versinya Mas RDP.
Apakah ini dapat menjadi analogi ahli biologi dan paleontologi juga ahli
korupsi...???
He..he..sekedar guyonan lebaran kok..!!!
Maaf lahir - batin,

Yahdi Zaim
Dept. Teknik Geologi
FIKTM - ITB



- Original Message - 
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, November 23, 2004 7:12 AM
Subject: [iagi-net-l] Korupsi dan Evolusi


> Korupsi dan evolusi mempunyai beberapa kesamaan menarik.
>
> Keduanya sangat populer dalam diskusi yg sering berkepanjangan dan
> menarik walopun berakhir tanpa konklusi. Diskusi tentunya saja di
> Indonesia baik di milist dimana korupsi menjadi sorotan utama (sekedar
> disorot aja kali yee). Sedangkan evolusi sering di benturkan dengan
> agama yg mengundang 'eyel-eyel'an seru.
>
> Keduanya memerlukan kesabaran karena memerlukan "waktu" 
> Evolusi, banyak yang sulit menerimanya karena lamanya perjalanan untuk
> dilihat perkembangannya, tidak mungkin dialami hanya dalam jangka
> waktu hidup satu individu (generasi) manusia yg hanya puluhan tahun.
> Ilusi waktu dalam evolusi ini harus diterima dengan melebarkan "rasa
> hidup" dari puluhan menjadi jutaan tahun. Demikian juga korupsi,
> perkembangan korupsi bukan karena satu atau dua dekade sebelum saat
> ini. Penelahannya serta mengerti kenapa awalnya muncul korupsi ini
> sangat melelahkan karena selalu menemukan awal yg tak berujung. Dan
> bahkan mencari kenapa korupsi muncul ini sering tidak membuahkan hasil
> apa-pun dalam usaha menghapus korupsi. Menghilangkan korupsi juga
> bukan proses pendek yang hanya dalam waktu singkat satu dua generasi,
> dan sangat jelas tidak dalam seratus hari !
>
> Membuktikan korupsi mirip dengan membuktikan evolusi. Keduanya
> sebenernya sudah memiliki data otentik. Tinggal bagaimana menerimanya
> sebagai apa adanya, menerimanya seadanya. Semua juga tahu data itu
> sahih, dengan sedikit membaca saja semua juga akan dengan mudah untuk
> tahu kalau fosil itu merupakan jejak-jejak peninggalan sisa masa
> lampau.
> Rata-rata satu fosil atau satu individu mewakili kira-kira sejuta
> populasi. Hanya satu persejuta bagian yg telah tersimpan. Sulitnya
> penyimpanan "preservation" ini sering menjadikan kontroversi dalam
> menerima evolusi sebagai sebuah teori yg benar maupun sebuah
> kenyataan.
>
> Semua juga tahu kalau kuitansi itu aspal, tapi sebaliknya banyak yg
> tidak perduli dan bahkan pura-pura ngga tahu dari mana asalnya. Dan
> dengan mudah menerimanya sebagai bukti sah. Dalam kasus korupsi juga
> perlu data serta dokumen untuk membuktikannya, namun disini jutaan
> dokumen tersedia dan semuanya membuktikan bahwa ... tidak ada satu
> korupsi !.
>
> Namun yg tak kalah menarik adalah banyaknya orang-orang yg enggan dan
> tidak sungguh-sungguh menghilangkan korupsi (ngomongnya sih lantang
> "korupsi kudu dibrantas"). Walaupun saya yakin dia tahu apa itu
> korupsi, mereka juga tahu apa akibat korupsi. Mungkin sulit dilepakan
> karena sudah merupakan bagian dari dirinya ... upst !
> Sebaliknya banyak yg enggan menerima evolusi sebagai kenyataan karena
> merasa tidak mengalaminya. Banyak yg tidak mau tahu bahwa dalam
> dirinya ada terkandung sifat materi yg tidak lepas dari sifat fisik
> biologinya.
>
> Keduanya juga sering mbundet 
>
> RDP
>
> -- 
> my blog :
> http://putrohari.tripod.com/Putrohari/
>
> -
> To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



[iagi-net-l] Korupsi dan Evolusi

2004-11-22 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Korupsi dan evolusi mempunyai beberapa kesamaan menarik. 

Keduanya sangat populer dalam diskusi yg sering berkepanjangan dan
menarik walopun berakhir tanpa konklusi. Diskusi tentunya saja di
Indonesia baik di milist dimana korupsi menjadi sorotan utama (sekedar
disorot aja kali yee). Sedangkan evolusi sering di benturkan dengan
agama yg mengundang 'eyel-eyel'an seru.

Keduanya memerlukan kesabaran karena memerlukan "waktu"  
Evolusi, banyak yang sulit menerimanya karena lamanya perjalanan untuk
dilihat perkembangannya, tidak mungkin dialami hanya dalam jangka
waktu hidup satu individu (generasi) manusia yg hanya puluhan tahun.
Ilusi waktu dalam evolusi ini harus diterima dengan melebarkan "rasa
hidup" dari puluhan menjadi jutaan tahun. Demikian juga korupsi,
perkembangan korupsi bukan karena satu atau dua dekade sebelum saat
ini. Penelahannya serta mengerti kenapa awalnya muncul korupsi ini
sangat melelahkan karena selalu menemukan awal yg tak berujung. Dan
bahkan mencari kenapa korupsi muncul ini sering tidak membuahkan hasil
apa-pun dalam usaha menghapus korupsi. Menghilangkan korupsi juga
bukan proses pendek yang hanya dalam waktu singkat satu dua generasi,
dan sangat jelas tidak dalam seratus hari !

Membuktikan korupsi mirip dengan membuktikan evolusi. Keduanya
sebenernya sudah memiliki data otentik. Tinggal bagaimana menerimanya
sebagai apa adanya, menerimanya seadanya. Semua juga tahu data itu
sahih, dengan sedikit membaca saja semua juga akan dengan mudah untuk
tahu kalau fosil itu merupakan jejak-jejak peninggalan sisa masa
lampau.
Rata-rata satu fosil atau satu individu mewakili kira-kira sejuta
populasi. Hanya satu persejuta bagian yg telah tersimpan. Sulitnya
penyimpanan "preservation" ini sering menjadikan kontroversi dalam
menerima evolusi sebagai sebuah teori yg benar maupun sebuah
kenyataan.

Semua juga tahu kalau kuitansi itu aspal, tapi sebaliknya banyak yg
tidak perduli dan bahkan pura-pura ngga tahu dari mana asalnya. Dan
dengan mudah menerimanya sebagai bukti sah. Dalam kasus korupsi juga
perlu data serta dokumen untuk membuktikannya, namun disini jutaan
dokumen tersedia dan semuanya membuktikan bahwa ... tidak ada satu
korupsi !.

Namun yg tak kalah menarik adalah banyaknya orang-orang yg enggan dan
tidak sungguh-sungguh menghilangkan korupsi (ngomongnya sih lantang
"korupsi kudu dibrantas"). Walaupun saya yakin dia tahu apa itu
korupsi, mereka juga tahu apa akibat korupsi. Mungkin sulit dilepakan
karena sudah merupakan bagian dari dirinya ... upst !
Sebaliknya banyak yg enggan menerima evolusi sebagai kenyataan karena
merasa tidak mengalaminya. Banyak yg tidak mau tahu bahwa dalam
dirinya ada terkandung sifat materi yg tidak lepas dari sifat fisik
biologinya.

Keduanya juga sering mbundet  

RDP 

-- 
my blog :
http://putrohari.tripod.com/Putrohari/

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-