RE: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

2008-02-21 Terurut Topik H. Edison Sirodj (XD/PCSB)
Pak Untung yang saya hormati,
InsyaAllah bapak dalam keadaan sehat walafiat dan terus memperhati
tulisan-tulisan gravity dan magnetik. Yah lumayan sibuk pak.
Saya setuju sekali Pak, bahwa perlunya survey grav/mag disekitar pulau
itu. Apakah selama survey seismic regional, BPPT juga sekaligus memasang
alat gravitimeter? Kalo iya  datanya sangat baik untuk stripping model
dengan lintasan seismicnya dalam penentuan apakah ada reef body atau
volcanic dll.

Pak Untung, Data yang kami gunakan dari Getech UK. Mungkin bpk masih
ingat dgn Dr. Derek Fairhead?

Wassalam,
Edison Sirodj

-Original Message-
From: untungm [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, 21 February, 2008 7:22 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

Pak Edison yang baik,
Apa khabar? Semoga baik-baik saja. Sibuk sekali kelihatannya. Data
gayaberat 
sekitar Simulue perlu dievaluasi lebih mendalam. Kalau perlu dilalukan
suatu 
survey lokal di pulau dan disekitarnya untuk membuat peta kontur yang
detil. 
Kalau menganalisa dari image map sifatnya sangat regional. Kita hanya
dapat 
cerita yang sangat kualitatif. Sekian saja dulu. Sudah ada adzan magrib.

Sapai ketemu dan kita bisa berbincang soal ini. Selamat bekeja dan
success..
Wassalaam.
M. Untung
- Original Message - 
From: "H. Edison Sirodj (XD/PCSB)" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Wednesday, February 20, 2008 1:22 PM
Subject: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.


> Maaf rekans, masih menambah sedikit info lagi nih.
>
> Peta Isostatic gravity yang diproses menjadi Horizontal derivation
> gravity dari daerah sekitar Pulau Simaleu sampai lokasi Arun Field
yang
> umumnya dataran rendah memang tampak beberapa paleohigh yang cukup
> menarik.
>
> Dengan membandingkan paleohigh yang ditempati oleh Arun field dengan
> kontras density yang cukup kuat dan membentuk lingkaran kecil yang
> dikelilingi low density kontras yang cukup luas (Lho-Sukon sub basin),
> ternyata di sekitar pulau Simeulue terdapat beberapa indikasi
paleohigh
> yang ukurannya ada yang sama dan ada yang lebih besar dari paleo-high
> Arun Field. Teramati ada 4 paleohigh.
>
> Problem yang tampak dari HDR gravity tersebut, tidak meluasnya
> penyebaran low density contras batuan yang umumnya mencirikan adanya
> cekungan-cekungan besar di sekitar pulau Simaleu itu. Yang ada hanya
> indikasi cekungan kecil kecil diantara paleo ridge yang berarah 90N.
>
> EGS.
>
>
> -Original Message-
> From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, 18 February, 2008 5:13 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: [iagi-net-l] Trs: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa
di
> Aceh.
>
> hanya meneruskan beritqa dari Jawa Pos.
>
>
> - Pesan Diteruskan 
> Dari: bambang kuntjoro <[EMAIL PROTECTED]>
> Kepada: [EMAIL PROTECTED]
> Terkirim: Senin, 18 Febuari, 2008 7:25:27
> Topik: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.
>
> Bagi yang belum membaca dan sulit mengakses beritanya di Jawa Pos,
saya
> sampaikan berikut dibawah ini.
>
> BPPT: Lebih Besar dari Milik Arab Saudi
> JAKARTA - Bencana dahsyat tsunami di Aceh 26 Desember 2004 memunculkan
> berkah tak terduga empat tahun kemudian. Berawal dari studi pascagempa
> tsunami di perairan barat Sumatera, Badan Pengkajian dan Penerapan
> Teknologi (BPPT) kemarin (11/2) mempublikasikan temuan blok dengan
> potensi kandungan migas raksasa.
> Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf
> Surahman mengatakan, Survei BPPT bersama Bundesanspalp fur
> Geowissnschaften und Rohftoffe (BGR Jerman) itu menemukan kawasan
> perairan yang di dalam buminya diperkirakan terkandung migas 107,5
> hingga 320,79 miliar barel. Lapangan migas tersebut terletak di daerah
> cekungan busur muka atau fore arc basin perairan timur laut Pulau
> Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). "Kandungan migas itu luar
> biasa besar," ujar Yusuf di Kantor BPPT Jakarta kemarin (11/2).
> Sebagai perbandingan untuk menunjukkan besarnya kandungan migas di
Aceh
> tersebut, Yusuf menyebutkan, saat ini cadangan terbukti di Arab Saudi
> mencapai 264,21 miliar barel atau hanya 80 persen dari kandungan migas
> di Aceh. Sementara itu, cadangan Lapangan Banyu Urip di Cepu
> diperkirakan hanya 450 juta barel. Lapangan migas dapat dikategorikan
> raksasa atau giant field jika cadangan terhitungnya lebih dari 500
juta
> barel.
> Menurut Yusuf, angka potensi tersebut didapat dari hitungan porositas
30
> persen. Artinya, diasumsikan hanya 30 persen dari volume cekungan
batuan
> itu yang mengandung migas. Meski demikian, lanjut dia, belum tentu
> seluruh cekungan tersebut diisi hidrokarbon yang merupakan unsur
> pembentuk minyak. "Karena itu, penemuan ini perlu kajian lebih
lanjut,"
> katanya.Di

Re: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

2008-02-21 Terurut Topik untungm

Pak Edison yang baik,
Apa khabar? Semoga baik-baik saja. Sibuk sekali kelihatannya. Data gayaberat 
sekitar Simulue perlu dievaluasi lebih mendalam. Kalau perlu dilalukan suatu 
survey lokal di pulau dan disekitarnya untuk membuat peta kontur yang detil. 
Kalau menganalisa dari image map sifatnya sangat regional. Kita hanya dapat 
cerita yang sangat kualitatif. Sekian saja dulu. Sudah ada adzan magrib. 
Sapai ketemu dan kita bisa berbincang soal ini. Selamat bekeja dan success..

Wassalaam.
M. Untung
- Original Message - 
From: "H. Edison Sirodj (XD/PCSB)" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Wednesday, February 20, 2008 1:22 PM
Subject: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.



Maaf rekans, masih menambah sedikit info lagi nih.

Peta Isostatic gravity yang diproses menjadi Horizontal derivation
gravity dari daerah sekitar Pulau Simaleu sampai lokasi Arun Field yang
umumnya dataran rendah memang tampak beberapa paleohigh yang cukup
menarik.

Dengan membandingkan paleohigh yang ditempati oleh Arun field dengan
kontras density yang cukup kuat dan membentuk lingkaran kecil yang
dikelilingi low density kontras yang cukup luas (Lho-Sukon sub basin),
ternyata di sekitar pulau Simeulue terdapat beberapa indikasi paleohigh
yang ukurannya ada yang sama dan ada yang lebih besar dari paleo-high
Arun Field. Teramati ada 4 paleohigh.

Problem yang tampak dari HDR gravity tersebut, tidak meluasnya
penyebaran low density contras batuan yang umumnya mencirikan adanya
cekungan-cekungan besar di sekitar pulau Simaleu itu. Yang ada hanya
indikasi cekungan kecil kecil diantara paleo ridge yang berarah 90N.

EGS.


-Original Message-
From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, 18 February, 2008 5:13 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Trs: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di
Aceh.

hanya meneruskan beritqa dari Jawa Pos.


- Pesan Diteruskan 
Dari: bambang kuntjoro <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: [EMAIL PROTECTED]
Terkirim: Senin, 18 Febuari, 2008 7:25:27
Topik: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

Bagi yang belum membaca dan sulit mengakses beritanya di Jawa Pos, saya
sampaikan berikut dibawah ini.

BPPT: Lebih Besar dari Milik Arab Saudi
JAKARTA - Bencana dahsyat tsunami di Aceh 26 Desember 2004 memunculkan
berkah tak terduga empat tahun kemudian. Berawal dari studi pascagempa
tsunami di perairan barat Sumatera, Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) kemarin (11/2) mempublikasikan temuan blok dengan
potensi kandungan migas raksasa.
Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf
Surahman mengatakan, Survei BPPT bersama Bundesanspalp fur
Geowissnschaften und Rohftoffe (BGR Jerman) itu menemukan kawasan
perairan yang di dalam buminya diperkirakan terkandung migas 107,5
hingga 320,79 miliar barel. Lapangan migas tersebut terletak di daerah
cekungan busur muka atau fore arc basin perairan timur laut Pulau
Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). "Kandungan migas itu luar
biasa besar," ujar Yusuf di Kantor BPPT Jakarta kemarin (11/2).
Sebagai perbandingan untuk menunjukkan besarnya kandungan migas di Aceh
tersebut, Yusuf menyebutkan, saat ini cadangan terbukti di Arab Saudi
mencapai 264,21 miliar barel atau hanya 80 persen dari kandungan migas
di Aceh. Sementara itu, cadangan Lapangan Banyu Urip di Cepu
diperkirakan hanya 450 juta barel. Lapangan migas dapat dikategorikan
raksasa atau giant field jika cadangan terhitungnya lebih dari 500 juta
barel.
Menurut Yusuf, angka potensi tersebut didapat dari hitungan porositas 30
persen. Artinya, diasumsikan hanya 30 persen dari volume cekungan batuan
itu yang mengandung migas. Meski demikian, lanjut dia, belum tentu
seluruh cekungan tersebut diisi hidrokarbon yang merupakan unsur
pembentuk minyak. "Karena itu, penemuan ini perlu kajian lebih lanjut,"
katanya.Dia menyatakan, meski belum diketahui secara pasti, salah satu
indikasi awal keberadaan migas di cekungan tersebut dapat dilihat dari
adanya carbonate build ups sebagai reservoir atau penampung minyak serta
bright spot yang merupakan indikasi adanya gas.
Sejauh ini, lanjut Yusuf, Tim BPPT optimistis perairan timur laut Pulau
Simeuleu mengandung migas skala raksasa. Sebab, beberapa daerah yang
memiliki karakteristik sama sudah terbukti mengandung migas. Di
antaranya, di wilayah Myanmar, Andaman, serta California, AS.Meski
demikian, BPPT akan tetap membuat perhitungan realistis. Menurut Yusuf,
jika porositas diperkecil menjadi 15 persen, artinya diasumsikan hanya
15 persen dari volume cekungan yang mengandung migas, angka minimal
cadangannya masih 53,7 miliar barel. "Tetap saja angka itu masih sangat
besar," terangnya.Penemuan BPPT tersebut mendapat tanggapan positif dari
ahli geologi perminyakan Andang Bachtiar yang kemarin juga hadir di
Kantor BPPT. Chairman PT Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) itu
mengatakan, wilayah perairan Indonesia memang memiliki banyak cekungan
ata

RE: RE: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

2008-02-20 Terurut Topik H. Edison Sirodj (XD/PCSB)
Pak Awang,

Saya setuju sekali bahwa masalah HC di Simeulue tidak dapat di
analogikan dengan Arun. Karenanya di uraian gravity saya itu hanya
menganalogikan paleohigh yang ditumpangi oleh Arun Reef yang banyak juga
tersebar di sekitar pulau tersebut. 
Saya infokan juga gravity low disekitar pulau tersebut tidak menyerupai
luasnya gravity low disekitar Arun.

Posisi paleohigh yang terdapat di sekitar pulau tersebut lebih dekat di
analogikan dengan paleohigh yang terdapat di Yadana yang sama-sama dekat
garis Axis of 90N Arch.

Edison

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, 21 February, 2008 9:16 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: RE: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

Pak Edison,

Tidak meragukan lagi bahwa dari Nias sampai TL Simeulue terdapat
beberapa model struktur build up yang terdapat di atas paleo-high
basement. Sedimentasi di wilayah ini memang didominasi fine-grained
turbiditic siliciclastic dan reefal build up berumur lebih muda dari
Miosen yang sedikit banyak berselingan dengan lapisan litologi volkanik.
Lintasan seismik 1500 km yang disurvey RV (research vessel) Sonne oleh
BGR Jerman tahun 2006 menemukan lebih dari 20 struktur buildup semacam
itu. Ini bisa hanya basement high yang ditumbuhi reefal carbonate, bisa
basement high yang ditutupi draping folds di atasnya, bisa juga volcanic
cone. Semua positive structures itu akan membuat high gravity. Struktur2
memang ada, tetapi mengkaji apakah mempunyai hidrokarbon di dalamnya
adalah cerita yang lain dan tak bisa langsung dianalogikan ke Arun.

Salam,
awang

-Original Message-
From: H. Edison Sirodj (XD/PCSB) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, February 21, 2008 7:13 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

Mas Iwan,
Peta hardcopy itu cukup besar dan harus discan.

egs

-Original Message-
From: Iwan B [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, 20 February, 2008 6:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

Bang Edison,

Kalau ada gambar atau petanya, tentu akan memudahkan kita utk
memahaminya. Apakah anda tidak keberatan utk berbagi gambar gravity
sekitar P. Simelue?


2008/2/20 H. Edison Sirodj (XD/PCSB) <[EMAIL PROTECTED]>:
> Maaf rekans, masih menambah sedikit info lagi nih.
>
> Peta Isostatic gravity yang diproses menjadi Horizontal derivation
> gravity dari daerah sekitar Pulau Simaleu sampai lokasi Arun Field
yang
> umumnya dataran rendah memang tampak beberapa paleohigh yang cukup
> menarik.
>
> Dengan membandingkan paleohigh yang ditempati oleh Arun field dengan
> kontras density yang cukup kuat dan membentuk lingkaran kecil yang
> dikelilingi low density kontras yang cukup luas (Lho-Sukon sub basin),
> ternyata di sekitar pulau Simeulue terdapat beberapa indikasi
paleohigh
> yang ukurannya ada yang sama dan ada yang lebih besar dari paleo-high
> Arun Field. Teramati ada 4 paleohigh.
>
> Problem yang tampak dari HDR gravity tersebut, tidak meluasnya
> penyebaran low density contras batuan yang umumnya mencirikan adanya
> cekungan-cekungan besar di sekitar pulau Simaleu itu. Yang ada hanya
> indikasi cekungan kecil kecil diantara paleo ridge yang berarah 90N.
>
> EGS.
>
>
> -Original Message-
> From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, 18 February, 2008 5:13 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: [iagi-net-l] Trs: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa
di
> Aceh.
>
> hanya meneruskan beritqa dari Jawa Pos.
>
>
> - Pesan Diteruskan 
> Dari: bambang kuntjoro <[EMAIL PROTECTED]>
> Kepada: [EMAIL PROTECTED]
> Terkirim: Senin, 18 Febuari, 2008 7:25:27
> Topik: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.
>
> Bagi yang belum membaca dan sulit mengakses beritanya di Jawa Pos,
saya
> sampaikan berikut dibawah ini.
>
> BPPT: Lebih Besar dari Milik Arab Saudi
> JAKARTA - Bencana dahsyat tsunami di Aceh 26 Desember 2004 memunculkan
> berkah tak terduga empat tahun kemudian. Berawal dari studi pascagempa
> tsunami di perairan barat Sumatera, Badan Pengkajian dan Penerapan
> Teknologi (BPPT) kemarin (11/2) mempublikasikan temuan blok dengan
> potensi kandungan migas raksasa.
> Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf
> Surahman mengatakan, Survei BPPT bersama Bundesanspalp fur
> Geowissnschaften und Rohftoffe (BGR Jerman) itu menemukan kawasan
> perairan yang di dalam buminya diperkirakan terkandung migas 107,5
> hingga 320,79 miliar barel. Lapangan migas tersebut terletak di daerah
> cekungan busur muka atau fore arc basin perairan timur laut Pulau
> Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). "Kandungan migas itu luar
> biasa besar," ujar Yusuf di Kantor BPPT Jakarta kemarin (11/2).
> Sebagai perbandingan untuk

RE: RE: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

2008-02-20 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Edison,

Tidak meragukan lagi bahwa dari Nias sampai TL Simeulue terdapat beberapa model 
struktur build up yang terdapat di atas paleo-high basement. Sedimentasi di 
wilayah ini memang didominasi fine-grained turbiditic siliciclastic dan reefal 
build up berumur lebih muda dari Miosen yang sedikit banyak berselingan dengan 
lapisan litologi volkanik. Lintasan seismik 1500 km yang disurvey RV (research 
vessel) Sonne oleh BGR Jerman tahun 2006 menemukan lebih dari 20 struktur 
buildup semacam itu. Ini bisa hanya basement high yang ditumbuhi reefal 
carbonate, bisa basement high yang ditutupi draping folds di atasnya, bisa juga 
volcanic cone. Semua positive structures itu akan membuat high gravity. 
Struktur2 memang ada, tetapi mengkaji apakah mempunyai hidrokarbon di dalamnya 
adalah cerita yang lain dan tak bisa langsung dianalogikan ke Arun.

Salam,
awang

-Original Message-
From: H. Edison Sirodj (XD/PCSB) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, February 21, 2008 7:13 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

Mas Iwan,
Peta hardcopy itu cukup besar dan harus discan.

egs

-Original Message-
From: Iwan B [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, 20 February, 2008 6:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

Bang Edison,

Kalau ada gambar atau petanya, tentu akan memudahkan kita utk
memahaminya. Apakah anda tidak keberatan utk berbagi gambar gravity
sekitar P. Simelue?


2008/2/20 H. Edison Sirodj (XD/PCSB) <[EMAIL PROTECTED]>:
> Maaf rekans, masih menambah sedikit info lagi nih.
>
> Peta Isostatic gravity yang diproses menjadi Horizontal derivation
> gravity dari daerah sekitar Pulau Simaleu sampai lokasi Arun Field
yang
> umumnya dataran rendah memang tampak beberapa paleohigh yang cukup
> menarik.
>
> Dengan membandingkan paleohigh yang ditempati oleh Arun field dengan
> kontras density yang cukup kuat dan membentuk lingkaran kecil yang
> dikelilingi low density kontras yang cukup luas (Lho-Sukon sub basin),
> ternyata di sekitar pulau Simeulue terdapat beberapa indikasi
paleohigh
> yang ukurannya ada yang sama dan ada yang lebih besar dari paleo-high
> Arun Field. Teramati ada 4 paleohigh.
>
> Problem yang tampak dari HDR gravity tersebut, tidak meluasnya
> penyebaran low density contras batuan yang umumnya mencirikan adanya
> cekungan-cekungan besar di sekitar pulau Simaleu itu. Yang ada hanya
> indikasi cekungan kecil kecil diantara paleo ridge yang berarah 90N.
>
> EGS.
>
>
> -Original Message-
> From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, 18 February, 2008 5:13 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: [iagi-net-l] Trs: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa
di
> Aceh.
>
> hanya meneruskan beritqa dari Jawa Pos.
>
>
> - Pesan Diteruskan 
> Dari: bambang kuntjoro <[EMAIL PROTECTED]>
> Kepada: [EMAIL PROTECTED]
> Terkirim: Senin, 18 Febuari, 2008 7:25:27
> Topik: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.
>
> Bagi yang belum membaca dan sulit mengakses beritanya di Jawa Pos,
saya
> sampaikan berikut dibawah ini.
>
> BPPT: Lebih Besar dari Milik Arab Saudi
> JAKARTA - Bencana dahsyat tsunami di Aceh 26 Desember 2004 memunculkan
> berkah tak terduga empat tahun kemudian. Berawal dari studi pascagempa
> tsunami di perairan barat Sumatera, Badan Pengkajian dan Penerapan
> Teknologi (BPPT) kemarin (11/2) mempublikasikan temuan blok dengan
> potensi kandungan migas raksasa.
> Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf
> Surahman mengatakan, Survei BPPT bersama Bundesanspalp fur
> Geowissnschaften und Rohftoffe (BGR Jerman) itu menemukan kawasan
> perairan yang di dalam buminya diperkirakan terkandung migas 107,5
> hingga 320,79 miliar barel. Lapangan migas tersebut terletak di daerah
> cekungan busur muka atau fore arc basin perairan timur laut Pulau
> Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). "Kandungan migas itu luar
> biasa besar," ujar Yusuf di Kantor BPPT Jakarta kemarin (11/2).
> Sebagai perbandingan untuk menunjukkan besarnya kandungan migas di
Aceh
> tersebut, Yusuf menyebutkan, saat ini cadangan terbukti di Arab Saudi
> mencapai 264,21 miliar barel atau hanya 80 persen dari kandungan migas
> di Aceh. Sementara itu, cadangan Lapangan Banyu Urip di Cepu
> diperkirakan hanya 450 juta barel. Lapangan migas dapat dikategorikan
> raksasa atau giant field jika cadangan terhitungnya lebih dari 500
juta
> barel.
> Menurut Yusuf, angka potensi tersebut didapat dari hitungan porositas
30
> persen. Artinya, diasumsikan hanya 30 persen dari volume cekungan
batuan
> itu yang mengandung migas. Meski demikian, lanjut dia, belum tentu
> seluruh cekungan tersebut diisi hidrokarbon yang merupakan unsur
> pem

RE: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

2008-02-20 Terurut Topik H. Edison Sirodj (XD/PCSB)
Mas Iwan,
Peta hardcopy itu cukup besar dan harus discan.

egs

-Original Message-
From: Iwan B [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, 20 February, 2008 6:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

Bang Edison,

Kalau ada gambar atau petanya, tentu akan memudahkan kita utk
memahaminya. Apakah anda tidak keberatan utk berbagi gambar gravity
sekitar P. Simelue?


2008/2/20 H. Edison Sirodj (XD/PCSB) <[EMAIL PROTECTED]>:
> Maaf rekans, masih menambah sedikit info lagi nih.
>
> Peta Isostatic gravity yang diproses menjadi Horizontal derivation
> gravity dari daerah sekitar Pulau Simaleu sampai lokasi Arun Field
yang
> umumnya dataran rendah memang tampak beberapa paleohigh yang cukup
> menarik.
>
> Dengan membandingkan paleohigh yang ditempati oleh Arun field dengan
> kontras density yang cukup kuat dan membentuk lingkaran kecil yang
> dikelilingi low density kontras yang cukup luas (Lho-Sukon sub basin),
> ternyata di sekitar pulau Simeulue terdapat beberapa indikasi
paleohigh
> yang ukurannya ada yang sama dan ada yang lebih besar dari paleo-high
> Arun Field. Teramati ada 4 paleohigh.
>
> Problem yang tampak dari HDR gravity tersebut, tidak meluasnya
> penyebaran low density contras batuan yang umumnya mencirikan adanya
> cekungan-cekungan besar di sekitar pulau Simaleu itu. Yang ada hanya
> indikasi cekungan kecil kecil diantara paleo ridge yang berarah 90N.
>
> EGS.
>
>
> -Original Message-
> From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, 18 February, 2008 5:13 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: [iagi-net-l] Trs: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa
di
> Aceh.
>
> hanya meneruskan beritqa dari Jawa Pos.
>
>
> - Pesan Diteruskan 
> Dari: bambang kuntjoro <[EMAIL PROTECTED]>
> Kepada: [EMAIL PROTECTED]
> Terkirim: Senin, 18 Febuari, 2008 7:25:27
> Topik: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.
>
> Bagi yang belum membaca dan sulit mengakses beritanya di Jawa Pos,
saya
> sampaikan berikut dibawah ini.
>
> BPPT: Lebih Besar dari Milik Arab Saudi
> JAKARTA - Bencana dahsyat tsunami di Aceh 26 Desember 2004 memunculkan
> berkah tak terduga empat tahun kemudian. Berawal dari studi pascagempa
> tsunami di perairan barat Sumatera, Badan Pengkajian dan Penerapan
> Teknologi (BPPT) kemarin (11/2) mempublikasikan temuan blok dengan
> potensi kandungan migas raksasa.
> Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf
> Surahman mengatakan, Survei BPPT bersama Bundesanspalp fur
> Geowissnschaften und Rohftoffe (BGR Jerman) itu menemukan kawasan
> perairan yang di dalam buminya diperkirakan terkandung migas 107,5
> hingga 320,79 miliar barel. Lapangan migas tersebut terletak di daerah
> cekungan busur muka atau fore arc basin perairan timur laut Pulau
> Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). "Kandungan migas itu luar
> biasa besar," ujar Yusuf di Kantor BPPT Jakarta kemarin (11/2).
> Sebagai perbandingan untuk menunjukkan besarnya kandungan migas di
Aceh
> tersebut, Yusuf menyebutkan, saat ini cadangan terbukti di Arab Saudi
> mencapai 264,21 miliar barel atau hanya 80 persen dari kandungan migas
> di Aceh. Sementara itu, cadangan Lapangan Banyu Urip di Cepu
> diperkirakan hanya 450 juta barel. Lapangan migas dapat dikategorikan
> raksasa atau giant field jika cadangan terhitungnya lebih dari 500
juta
> barel.
> Menurut Yusuf, angka potensi tersebut didapat dari hitungan porositas
30
> persen. Artinya, diasumsikan hanya 30 persen dari volume cekungan
batuan
> itu yang mengandung migas. Meski demikian, lanjut dia, belum tentu
> seluruh cekungan tersebut diisi hidrokarbon yang merupakan unsur
> pembentuk minyak. "Karena itu, penemuan ini perlu kajian lebih
lanjut,"
> katanya.Dia menyatakan, meski belum diketahui secara pasti, salah satu
> indikasi awal keberadaan migas di cekungan tersebut dapat dilihat dari
> adanya carbonate build ups sebagai reservoir atau penampung minyak
serta
> bright spot yang merupakan indikasi adanya gas.
> Sejauh ini, lanjut Yusuf, Tim BPPT optimistis perairan timur laut
Pulau
> Simeuleu mengandung migas skala raksasa. Sebab, beberapa daerah yang
> memiliki karakteristik sama sudah terbukti mengandung migas. Di
> antaranya, di wilayah Myanmar, Andaman, serta California, AS.Meski
> demikian, BPPT akan tetap membuat perhitungan realistis. Menurut
Yusuf,
> jika porositas diperkecil menjadi 15 persen, artinya diasumsikan hanya
> 15 persen dari volume cekungan yang mengandung migas, angka minimal
> cadangannya masih 53,7 miliar barel. "Tetap saja angka itu masih
sangat
> besar," terangnya.Penemuan BPPT tersebut mendapat tanggapan positif
dari
> ahli geologi perminyakan Andang Bachtiar yang

[iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

2008-02-20 Terurut Topik H. Edison Sirodj (XD/PCSB)
Maaf rekans, masih menambah sedikit info lagi nih.

Peta Isostatic gravity yang diproses menjadi Horizontal derivation
gravity dari daerah sekitar Pulau Simaleu sampai lokasi Arun Field yang
umumnya dataran rendah memang tampak beberapa paleohigh yang cukup
menarik.

Dengan membandingkan paleohigh yang ditempati oleh Arun field dengan
kontras density yang cukup kuat dan membentuk lingkaran kecil yang
dikelilingi low density kontras yang cukup luas (Lho-Sukon sub basin),
ternyata di sekitar pulau Simeulue terdapat beberapa indikasi paleohigh
yang ukurannya ada yang sama dan ada yang lebih besar dari paleo-high
Arun Field. Teramati ada 4 paleohigh.

Problem yang tampak dari HDR gravity tersebut, tidak meluasnya
penyebaran low density contras batuan yang umumnya mencirikan adanya
cekungan-cekungan besar di sekitar pulau Simaleu itu. Yang ada hanya
indikasi cekungan kecil kecil diantara paleo ridge yang berarah 90N.

EGS.


-Original Message-
From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, 18 February, 2008 5:13 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Trs: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di
Aceh.

hanya meneruskan beritqa dari Jawa Pos.


- Pesan Diteruskan 
Dari: bambang kuntjoro <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: [EMAIL PROTECTED]
Terkirim: Senin, 18 Febuari, 2008 7:25:27
Topik: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

Bagi yang belum membaca dan sulit mengakses beritanya di Jawa Pos, saya
sampaikan berikut dibawah ini.
 
BPPT: Lebih Besar dari Milik Arab Saudi
JAKARTA - Bencana dahsyat tsunami di Aceh 26 Desember 2004 memunculkan
berkah tak terduga empat tahun kemudian. Berawal dari studi pascagempa
tsunami di perairan barat Sumatera, Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) kemarin (11/2) mempublikasikan temuan blok dengan
potensi kandungan migas raksasa.
Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf
Surahman mengatakan, Survei BPPT bersama Bundesanspalp fur
Geowissnschaften und Rohftoffe (BGR Jerman) itu menemukan kawasan
perairan yang di dalam buminya diperkirakan terkandung migas 107,5
hingga 320,79 miliar barel. Lapangan migas tersebut terletak di daerah
cekungan busur muka atau fore arc basin perairan timur laut Pulau
Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). "Kandungan migas itu luar
biasa besar," ujar Yusuf di Kantor BPPT Jakarta kemarin (11/2).
Sebagai perbandingan untuk menunjukkan besarnya kandungan migas di Aceh
tersebut, Yusuf menyebutkan, saat ini cadangan terbukti di Arab Saudi
mencapai 264,21 miliar barel atau hanya 80 persen dari kandungan migas
di Aceh. Sementara itu, cadangan Lapangan Banyu Urip di Cepu
diperkirakan hanya 450 juta barel. Lapangan migas dapat dikategorikan
raksasa atau giant field jika cadangan terhitungnya lebih dari 500 juta
barel.
Menurut Yusuf, angka potensi tersebut didapat dari hitungan porositas 30
persen. Artinya, diasumsikan hanya 30 persen dari volume cekungan batuan
itu yang mengandung migas. Meski demikian, lanjut dia, belum tentu
seluruh cekungan tersebut diisi hidrokarbon yang merupakan unsur
pembentuk minyak. "Karena itu, penemuan ini perlu kajian lebih lanjut,"
katanya.Dia menyatakan, meski belum diketahui secara pasti, salah satu
indikasi awal keberadaan migas di cekungan tersebut dapat dilihat dari
adanya carbonate build ups sebagai reservoir atau penampung minyak serta
bright spot yang merupakan indikasi adanya gas.
Sejauh ini, lanjut Yusuf, Tim BPPT optimistis perairan timur laut Pulau
Simeuleu mengandung migas skala raksasa. Sebab, beberapa daerah yang
memiliki karakteristik sama sudah terbukti mengandung migas. Di
antaranya, di wilayah Myanmar, Andaman, serta California, AS.Meski
demikian, BPPT akan tetap membuat perhitungan realistis. Menurut Yusuf,
jika porositas diperkecil menjadi 15 persen, artinya diasumsikan hanya
15 persen dari volume cekungan yang mengandung migas, angka minimal
cadangannya masih 53,7 miliar barel. "Tetap saja angka itu masih sangat
besar," terangnya.Penemuan BPPT tersebut mendapat tanggapan positif dari
ahli geologi perminyakan Andang Bachtiar yang kemarin juga hadir di
Kantor BPPT. Chairman PT Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) itu
mengatakan, wilayah perairan Indonesia memang memiliki banyak cekungan
atau basin yang berpotensi mengandung migas. "Banyak di antaranya yang
belum teridentifikasi," ujarnya.Hingga saat ini, kata
 dia, sudah ada 66 cekungan plus 6 cekungan fore arc basin yang
teridentifikasi berisi minyak. Pada 2003, lanjut dia, Ikatan Ahli
Geologi Indonesia (IAGI) berhasil mengidentifikasi hipotesis cadangan
gas sebesar 26,7 triliun kaki kubik (TCF) yang tersebar di beberapa
wilayah. "Kebanyakan memang berada di sebelah barat Sumatera,"
terangnya.
Terkait dengan penemuan BPPT itu, Andang menyatakan masih perlu kajian
lebih lanjut untuk bisa mendekati hitungan berapa besar cadangan
terbuktinya. Menurut dia, lokasi studi seismik 2D yang dilakukan BPPT
dengan interval jarak 60 km masih terlalu longgar. "Harus lebih rapat
lagi, palin

Re: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

2008-02-20 Terurut Topik Iwan B
Bang Edison,

Kalau ada gambar atau petanya, tentu akan memudahkan kita utk
memahaminya. Apakah anda tidak keberatan utk berbagi gambar gravity
sekitar P. Simelue?


2008/2/20 H. Edison Sirodj (XD/PCSB) <[EMAIL PROTECTED]>:
> Maaf rekans, masih menambah sedikit info lagi nih.
>
> Peta Isostatic gravity yang diproses menjadi Horizontal derivation
> gravity dari daerah sekitar Pulau Simaleu sampai lokasi Arun Field yang
> umumnya dataran rendah memang tampak beberapa paleohigh yang cukup
> menarik.
>
> Dengan membandingkan paleohigh yang ditempati oleh Arun field dengan
> kontras density yang cukup kuat dan membentuk lingkaran kecil yang
> dikelilingi low density kontras yang cukup luas (Lho-Sukon sub basin),
> ternyata di sekitar pulau Simeulue terdapat beberapa indikasi paleohigh
> yang ukurannya ada yang sama dan ada yang lebih besar dari paleo-high
> Arun Field. Teramati ada 4 paleohigh.
>
> Problem yang tampak dari HDR gravity tersebut, tidak meluasnya
> penyebaran low density contras batuan yang umumnya mencirikan adanya
> cekungan-cekungan besar di sekitar pulau Simaleu itu. Yang ada hanya
> indikasi cekungan kecil kecil diantara paleo ridge yang berarah 90N.
>
> EGS.
>
>
> -Original Message-
> From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, 18 February, 2008 5:13 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: [iagi-net-l] Trs: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di
> Aceh.
>
> hanya meneruskan beritqa dari Jawa Pos.
>
>
> - Pesan Diteruskan 
> Dari: bambang kuntjoro <[EMAIL PROTECTED]>
> Kepada: [EMAIL PROTECTED]
> Terkirim: Senin, 18 Febuari, 2008 7:25:27
> Topik: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.
>
> Bagi yang belum membaca dan sulit mengakses beritanya di Jawa Pos, saya
> sampaikan berikut dibawah ini.
>
> BPPT: Lebih Besar dari Milik Arab Saudi
> JAKARTA - Bencana dahsyat tsunami di Aceh 26 Desember 2004 memunculkan
> berkah tak terduga empat tahun kemudian. Berawal dari studi pascagempa
> tsunami di perairan barat Sumatera, Badan Pengkajian dan Penerapan
> Teknologi (BPPT) kemarin (11/2) mempublikasikan temuan blok dengan
> potensi kandungan migas raksasa.
> Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf
> Surahman mengatakan, Survei BPPT bersama Bundesanspalp fur
> Geowissnschaften und Rohftoffe (BGR Jerman) itu menemukan kawasan
> perairan yang di dalam buminya diperkirakan terkandung migas 107,5
> hingga 320,79 miliar barel. Lapangan migas tersebut terletak di daerah
> cekungan busur muka atau fore arc basin perairan timur laut Pulau
> Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). "Kandungan migas itu luar
> biasa besar," ujar Yusuf di Kantor BPPT Jakarta kemarin (11/2).
> Sebagai perbandingan untuk menunjukkan besarnya kandungan migas di Aceh
> tersebut, Yusuf menyebutkan, saat ini cadangan terbukti di Arab Saudi
> mencapai 264,21 miliar barel atau hanya 80 persen dari kandungan migas
> di Aceh. Sementara itu, cadangan Lapangan Banyu Urip di Cepu
> diperkirakan hanya 450 juta barel. Lapangan migas dapat dikategorikan
> raksasa atau giant field jika cadangan terhitungnya lebih dari 500 juta
> barel.
> Menurut Yusuf, angka potensi tersebut didapat dari hitungan porositas 30
> persen. Artinya, diasumsikan hanya 30 persen dari volume cekungan batuan
> itu yang mengandung migas. Meski demikian, lanjut dia, belum tentu
> seluruh cekungan tersebut diisi hidrokarbon yang merupakan unsur
> pembentuk minyak. "Karena itu, penemuan ini perlu kajian lebih lanjut,"
> katanya.Dia menyatakan, meski belum diketahui secara pasti, salah satu
> indikasi awal keberadaan migas di cekungan tersebut dapat dilihat dari
> adanya carbonate build ups sebagai reservoir atau penampung minyak serta
> bright spot yang merupakan indikasi adanya gas.
> Sejauh ini, lanjut Yusuf, Tim BPPT optimistis perairan timur laut Pulau
> Simeuleu mengandung migas skala raksasa. Sebab, beberapa daerah yang
> memiliki karakteristik sama sudah terbukti mengandung migas. Di
> antaranya, di wilayah Myanmar, Andaman, serta California, AS.Meski
> demikian, BPPT akan tetap membuat perhitungan realistis. Menurut Yusuf,
> jika porositas diperkecil menjadi 15 persen, artinya diasumsikan hanya
> 15 persen dari volume cekungan yang mengandung migas, angka minimal
> cadangannya masih 53,7 miliar barel. "Tetap saja angka itu masih sangat
> besar," terangnya.Penemuan BPPT tersebut mendapat tanggapan positif dari
> ahli geologi perminyakan Andang Bachtiar yang kemarin juga hadir di
> Kantor BPPT. Chairman PT Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) itu
> mengatakan, wilayah perairan Indonesia memang memiliki banyak cekungan
> atau basin yang berpotensi mengandung migas. "Banyak di antaranya yang
> belum teridentifikasi," ujarnya.Hingga saat ini, kata
>  dia, sudah ada 66 cekungan plus 6 cekungan fore arc basin yang
> teridentifikasi berisi minyak. Pada 2003, lanjut dia, Ikatan Ahli
> Geologi Indonesia (IAGI) berhasil mengidentifikasi hipotesis cadangan
> gas sebesar 26,7 triliun kaki kubik (TCF