Re: [iagi-net-l] Menelaah Aspek Geo-Biosains Film King Kong

2005-12-27 Terurut Topik Awang Satyana
Abah,
   
  Siapa tahu dari iseng-iseng pun ada pembelajaran. Dari Bering, saat itu hanya 
temperatur turun ke 1/2 deg C dan melihat Aleut island arc  yang bikin jembatan 
dari Alaska ke Siberia via Kamchatka.
   
  salam,
  awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  

Awang

Komentar iseng kamu menarik juga ya , mana oleh oleh dari Bering ?

Si Abah






-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-

  



-
 Yahoo! DSL Something to write home about. Just $16.99/mo. or less

Re: [iagi-net-l] Menelaah Aspek Geo-Biosains Film King Kong

2005-12-23 Terurut Topik yrsnki


  Awang

  Komentar iseng kamu menarik juga ya , mana oleh oleh dari Bering ?

  Si Abah






-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



[iagi-net-l] Menelaah Aspek Geo-Biosains Film King Kong

2005-12-21 Terurut Topik Awang Satyana
Film King Kong sedang serentak diputar di seluruh dunia. Walaupun plotnya 
berjalan lambat, cukup asyik menyaksikannya, terutama saat tokoh utama film 
rekaan Peter Jackson ini, King Kong, berkelahi mati-matian melawan empat 
dinosaurus. 
   
  Minggu lalu, koran USA Today menurunkan dua halaman penuh soal latar belakang 
film ini. Settingnya terjadi si sebuah pulau kecil di sebelah barat Sumatra, 
Pulau Tengkorak, sebuah pulau yang terbelah sesar2 aktif (hmm..splay Sesar 
Mentawai ? he..he..). Sebuah pulau yang dulu dihuni manusia dari Sumatra dan 
membangun benteng tinggi-tinggi untuk melindungi diri dari serangan makhluk2 
raksasa yang menghuni pulau ini. Hanya karena gempa aktif, perbentengan runtuh 
dan komunitas manusia asal Sumatra ini sebagian besar punah dimangsa predator 
raksasa.
   
  Adalah sebuah kru film yang sengaja mendatangi pulau ini untuk membuat film 
petualangan. Tiba di pulau, mereka dicerai-beraikan oleh sisa penduduk pribumi 
dan tentu saja para dinosaurus. Karena lebih moderen saja dan ambisi yang 
tinggi, mereka akhirnya bisa mengatasi semua problem di pulau terpencil itu 
bahkan menawan sang Kong Kong ke Broadway !
   
  Cukup asyik mengikutinya, sebagai fiksi saja, tak perlu mencari-cari aspek 
sains-nya. Hanya, boleh saja kita berkomentar soal apa memang bisa King Kong 
dan Dinosaurus ada di pulau terpencil barat Sumatra ?
   
  Kata Charles Darwin, an island is an experiment, binatang-binatang yang 
pindah dari pulau besar ke pulau kecil lama-lama akan mengalami perubahan 
struktur tubuh, berevolusi. Ini sudah dibuktikannya dengan Pulau Galapagos di 
barat Amerika Selatan. Kita bawa konsepnya ke pulau rekaan Tengkorak di barat 
Sumatra. King Kong adalah hasil evolusi gorila jantan punggung perak.
   
  Keberatan (1). Gorila tak pernah hidup sepanjang evolusinya di Pulau Sumatra. 
Di Pulau Sumatra hanya hidup orangutan dan gibbon (siamang), kera-kera besar. 
Gorila hanya hidup di Afrika Timur, yang terkenal pernah diteliti secara 
seksama oleh Dian Fossey.
   
  Keberatan (2). Evolusi di pulau terpencil akan terjadi melalui dua perubahan 
: gigantisme, dan sebaliknya dwarfisme. Gigantisme jarang terjadi, dan paling 
besar pun yang pernah terjadi adalah 3x ukuran asalnya. King Kong jauh melebihi 
rasio 3x. Dwarfisme lebih sering terjadi, karena efek keterbatasan makanan di 
pulau terpencil. Ingat saja Homo floresiansis, yang kemungkinan akibat efek 
pengerdilan hominid yang pindah dari Jawa ke Flores.
   
  Keberatan (3). Dalam biologi evolusi, hewan ukuran besar akan punya jumlah 
populasi kecil, sedangkan hewan kecil akan punya jumlah populasi besar. Maka, 
hewan besar akan cenderung lebih cepat punah dibandingkan hewan kecil. Tetapi, 
di Pulau Tengkorak terjadi yang sebaliknya.
   
  Keberatan (4). Coba amati T. rex di situ, di mana ada T. rex dengan tiga 
cakar ? Hanya di film itu, T rex. sebenarnya hanya punya dua cakar.
   
  Keberatan (5). Emang dinosaurus punya periode hidup sama dengan manusia dan 
gorila ? Tidak, mereka telah punah sejak di K-T boundary di 65 Ma.
   
  Ah...kan hanya film, emang ! Selamat nonton film bagus yang sudah susah 
dibuat ini.
   
  salam,
  awang

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com