Re: [iagi-net-l] RE: Spam:Re: [iagi-net-l] Subsidi BBM

2008-05-15 Terurut Topik yanto R.Sumantri


Kang Rayi

Jadi tak perlu ada Partai Politik kitu ? Semuanya
indipendent wae ???
Kok jadi gitu ya ???

Si Abah

 
 
i -Original Message-Dan kalau anggaran
pemerintah kita itu 30%-nya
 dikorupsi, maka sebenarnya yang kita
subsidi itu para koruptor.- dan
 PARTAI POLITIK Choy...
 
 Abah ANOM
 
 

From:
Andang Bachtiar Arema [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent:
Tuesday, May 13, 2008 6:32 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id

Subject: Spam:Re: [iagi-net-l] Subsidi BBM
 
 Kalau
memakai konsep (logika) Kwik Kian Gie, dimana revenue yang kita

dapatkan dari lifting migas seharusnya dipakai full untuk membiayai
 kebutuhan energi dalam negeri (yang kekurangannya diambil dari
impor
 crude/bbm), maka sebenarnya yang kita subsidi itu adalah
sektor
 non-migas
 dari anggaran pemerintah kita. Dan
kalau anggaran pemerintah kita itu
 30%-nya dikorupsi, maka
sebenarnya yang kita subsidi itu para koruptor.
 
 
 - Original Message -

From: Winderasta,
Wikan (wikanw) [EMAIL PROTECTED]
 To:
iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Tuesday, May 13, 2008 4:03
PM
 Subject: RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM
 


 
 Setuju sekali untuk menyegerakan membeli BBM non
subsidi. Bagi umat
 muslim yang muzakki (membayar zakat) tentunya
malu sekali rasanya
 mengambil hak kaum kurang mampu yang
sebenarnya menjadi target subsidi
 negara.
 

WW
 
 
 -Original Message-

From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday,
May 13, 2008 2:57 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject:
[iagi-net-l] Subsidi BBM
 
 JK dalam pidatonya kemarin
mengatakan subsidi BBM dinikmati oleh
 sebagian besar orang kaya 
( 80 % ? ), jadi kalau demo menolak kenaikan
 BBM artinya membela
orang kaya .( opo bener ya logika ini  ?) Data di
 Gaikindo
menunjukan penjualan Mobil ( segala jenis ) thn 2007 sdh

mencapai hampir 435 rb , artinya kalau 1 mobil pakai 10 lt/hari , maka
 akan terjadi penambahann konsumsi BBM di tahun 2008 ini 4,35 Jt
ltr.(
 belum kalau ditambah motor ) dst untuk tahun tahun
berikutnya ( apalagi
 tahun depan ada Pemilu banyak mobil baru ,
karena setiap pemilu belanja
 barang naik ) , sekarang kalau
dibandingkan dg laju pertumbuhan produksi
 minyak baru per tahun
mungkin bisa bisa  lama lama malah minus.
 Kalau  1 mbl perlu 2
mtr , maka akan terjadi penambahan jalur jalan baru
 kira kira
870 Km, Pertanyaan selanjutnya adalah perlukan pembatasan
 mobil
disamping perlukah subsidi BBM.
 Yangb jelas kemarin dinaytakan
juga oleh salah satu menteri , Tidak ada
 tanggungan setelah 
kenaikan BBM yang rencananya akhir bulan ini , tidak
 akan ada
lagi kenaikan.
 Yang juga merepotkan adalah pengumuman  akan
adanya kenaikan BBM sudah
 diumumkan duluan sebelum keputusan
diambil , apalagi formulanya juga
 masih dihitung hitung ,
akibatnya saat ini terjadi spekulan orang
 ngantri BBM dimana
mana .
 Tidak banyak tapi bisa membantu , makanya mulai hari ini
mari beli BBM
 non subsidi ( Petramax ) . Kalau semua anggota
iagi beli non subsidi kan
 lumayan juga ya...
 
 ISM
 
 
 


 
 PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
 * acara
utama: 27-28 Agustus 2008
 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30
April 2008
 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
 *
abstrak / makalah dikirimkan ke:
 www.grdc.esdm.go.id/aplod
 username: iagi2008
 password: masukdanaplod
 


 
 PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
 *
pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
 *
penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI
 ANDA SEKARANG JUGA!!!
 


 -
 To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
 Website:
http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank
Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP.
Manara
 Mulia No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta
Damayanti
 IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

-
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
or others. In no
 event shall IAGI and its members be liable for
any, including but not
 limited to direct or indirect damages, or
damages of any kind
 whatsoever, resulting from loss of use, data
or profits, arising out of
 or in connection with the use of any
information posted on IAGI mailing
 list.

-
 
 


 
 PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
 * acara
utama: 27-28 Agustus 2008
 * penerimaan abstrak: 

[iagi-net-l] RE: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM

2008-05-14 Terurut Topik Tonny P. Sastramihardja
Kasus BBM,
1. Pemerintah dalam menjalankan perannya apakah sudah: A) Betul dalam
membuat regulasi atau kebijakannya? Misal ttg kebutuhan riel BBM per
jenisnya, penetapan harga BBM per jenisnya,.B) Apakah sudah transparan?
Dan tidak ada 'kong kalikong' baik dalam eksport, import maupun
pendistribusiannya? . C) Apakah sudah 'tidak ada lagi kebocoran', dll.
2) Para pengguna BBM (kaya ataupun miskin) kalau harga jual dari
pemerintah TIDAK DISUBSIDI pasti akan berpikir beberapa kali untuk
melakukan PEMBOROSAN BBM ataupun pemborosan LISTRIK (karena masih
banyak pembangkit listrik yang menggunakan BBM bersubsidi), secara
naluri/alami pasti akan melakukan efisiensi. Demikian pula tidak akan
ada lagi 'penimbun' atau 'penyelundup' maupun 'penadah' BBM.
3) Mahalnya harga dan langkanya minyak tanah, memacu inovasi 'penjual
gorengan' (pisang, tahu, tempe, bala-bala, dll) di depan rumah yg mana
'dengan menggunakan hukum bernauli' memasang selang kecil dari kompornya
dan tangki kecil minyak tanah di naik turunkan tergantung apakah
kompornya sudah panas atau belum. Hasilnya luar biasa irit, karena
dengan operasi kompor menyala 14 jam/hari konsumsi minyak tanah tdk
sampai 1 liter. Inovasi inovasi lainnya pasti bermunculan lebih banyak
lagi, alias masyarakat menjadi genius karena 'kepepet'.

Salam
TPS

-Original Message-
From: Winderasta, Wikan (wikanw) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, May 14, 2008 8:24 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM

Minimal ada 3 individu/institusi yang sekarang terlibat dalam krisis BBM
ini:
1. Pemerintah, yang bertugas membuat kebijakan
(subsidi/non-subsidi/APBN), memberikan layanan kepada masyarakat (suplai
BBM, fasilitas umum, dll.), dan menindak pencoleng BBM/koruptor. 
2. Orang kaya, baik yang tidak peduli, atau ada yang gemar mencicipi
subsidi dan ikut-ikutan ribut, atau ada pula yang berusaha tahu diri dan
berupaya membantu negara sekecil apapun.
3. Orang miskin atau yang sebelumnya kaya turun tarafnya menjadi miskin,
yang menderita karena harga BBM yang tinggi. Ada yang kreatif positif
dan berhemat tetapi tetap tegar dan bersyukur, ada juga yang nelangsa
menangisi nasib.

Bisa juga ditambahkan pengamat/LSM/mahasiswa/DPR, ada yang memberikan
solusi/membantu melaporkan pencoleng BBM, ataupun ada yang sekedar
mengkritik tapi diam-diam boros energi.

Tinggal menempatkan dimana posisi kita masing-masing dan sama-sama
menjaga agar tidak ada aksi anarki. Yang penting semuanya akan
dipertanggungjawabkan kelak.

Salam,
ww



-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, May 14, 2008 7:45 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Subsidi BBM

Kalau ikut logikanya abang JK (dan pemerintah), subsidi BBM sebagian
besar dinikmati oleh orang orang kaya, termasuk mobil dinasnya presiden,
wapres dan pengawal pengawalnya kali ya ?. Padahal beberapa tahun lalu
narasi yang dipake juga sama persis, subsidi dinikmati orang kaya.
dengan mengurangi subsidi berarti membantu orang miskin, diharapkan yang
miskin bakal naik tingkat kesejahteraannya, kalau subsidi dikurangi
bahkan kalo mungkin dicabut. lantas pengganti subsidi BBM dikasih
bantuan langsung tunai yang langsung habis hari itu juga. Lha
kenyataannya sampe sekarang malah yang miskin tambah miskin, yang kaya
ya tetep aja masih bisa tambah beli mobil buat menuhin jalan. Atau ini
sekedar shock terapy buat masyarakat, ben masyarakat merasa bersalah
dengan poster-poster yang ditempel di pom bensin. ben masyarakat mau
berkorban (lagi dan lagi) untuk pemerintah bukan untuk negara. Padahal
pemerintah sampai hari ini juga tidak pernah serius menggarap public
transportation yang memadai, nyaman,aman dan murah. Ahh.,paling ini
salah satu cara supaya pom bensin asing bisa lebih kompetitif
mencengkram kukunya di indonesia. hebat.

rgds,
senoaji
tiap hari pakai thunder kadang diisi pertamax




Andang Bachtiar Arema [EMAIL PROTECTED]
05/13/2008 06:40 PM
Please respond to
iagi-net@iagi.or.id


To
iagi-net@iagi.or.id
cc

Subject
Re: [iagi-net-l] Subsidi BBM






Kalau memakai konsep (logika) Kwik Kian Gie, dimana revenue yang kita 
dapatkan dari lifting migas seharusnya dipakai full untuk membiayai 
kebutuhan energi dalam negeri (yang kekurangannya diambil dari impor 
crude/bbm), maka sebenarnya yang kita subsidi itu adalah sektor
non-migas 
dari anggaran pemerintah kita. Dan kalau anggaran pemerintah kita itu 
30%-nya dikorupsi, maka sebenarnya yang kita subsidi itu para koruptor.


- Original Message - 
From: Winderasta, Wikan (wikanw) [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, May 13, 2008 4:03 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM



Setuju sekali untuk menyegerakan membeli BBM non subsidi. Bagi umat
muslim yang muzakki (membayar zakat) tentunya malu sekali rasanya
mengambil hak kaum kurang mampu yang sebenarnya menjadi target subsidi
negara.

WW


-Original Message-
From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 

Re: [iagi-net-l] RE: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM

2008-05-14 Terurut Topik Wahyu_Senoaji
Rencana kenaikan BBM semestinya membuat pemerintah juga semakin berfikir 
keras untuk mencari solusi alternatif lain sebagai efek kenaikan harga. 
Harga BBM naik atau tidak pun masyarakat juga pasti mengikuti saja. Lha 
wong posisi masyarakat juga lemah. Sekarang ini  dikondisikan sepertinya 
pemerintah nelangsa sekali dengan kenaikan harga minyak dunia, sehingga 
jalan terakhir yang mesti diambil (yang kita gak pernah tau alternatif 
satu,kedua, ketiga dll itu apa ?) ya menaikkan harga BBM. Tapi anehnya 
efek kenaikan harga cuma diimbangi dengan keluarnya BLT. Jadi kalo BLT mau 
keluar ya harga BBM mesti naik dulu. Kok logikanya dibolak balik begini ya 
??. Bukannya pekerjaan pemerintah yang utama itu ya mensejahterakan 
rakyat, membantu masyarakat miskin supaya jadi sejahtera, tanpa perlu 
melihat harga bensin. Lha ini kok aneh, kebijakan pemerintah kok pake 
pamrih. Kalopun harga BBM mesti naik apakah ada :
1.  Peningkatan support pemerintah terhadap transportasi alternatif yang 
layak untuk publik. Kalopun harga BBM harus naik, apakah pemerintah juga 
punya solusi supaya pengendara kendaraaan pribadi beralih ke transportasi 
publik ?. Dari harga BBM ratusan perak sampe mau naik lebih dari lima ribu 
pun gak pernah ada perhatian serius pemerintah menggarap transportasi 
publik yang nyaman, aman, dan murah.  Sehingga masyarakat ya tetep naik 
kendaraan pribadi, pilihan minimal beralih ke motor daripada mesti naik 
kendaraan umum yang kondisinya juga runyam. Busway yang sekarang ada juga 
gak jelas gimana kelanjutannya, padahal jalanan sudah semakin sempit buat 
jalur busway. 
2.  Intensifikasi bantuan terhadap pendidikan dari tingkat dasar sampai 
minimal tingkat menengah. Promosinya pendidikan gratis, spp iya gratis 
tapi ada uang sumbangan gedung, sumbangan operasional, sumbangan2 yang 
lain bikin sekolah ternyata juga tidak murah.
3.  Pengembangan potensi lokal untuk mensupport energi. Ada banyak potensi 
yang belum digarap maksimal, seperti mikrohidro, biogas dari septictank 
(ini beneran), blue energy, distribusi gas efek pengeboran yang dialirkan 
ke rumah2  dll. 
4.  Gak perlu menaikkan harga pun masyarakat sudah banyak berhemat 
sekarang. semua harga kebutuhan pokok naik, TDL juga naik. Penghematan 
juga semestinya dilakukan di semua instansi pemerintah. Kalau perlu 
pejabat negara jangan dikasih subsidi uang BBM, ben mereka beli sendiri, 
biar tau rasanya beli pertamax. Nah sampe sekarang saya masih bermimpi 
melihat pejabat negara yang gak pake ngiung ngiung dan jajaran land 
cruiser di tengah jalan. 
5.  Pelayan publik di bidang kesehatan dan sosial mestinya ada 
peningkatan, inikan juga janjinya pemerintah sebagai efek kenaikan harga 
BBM. Lha wong sampe sekarang korban lumpur panas sidoarjo masih belum 
jelas nasibnya gimana. yang diperlukan langkah aktif buat solusi bukan 
sekedar tangisannya presiden.

Kalau masyarakat yang 220 juta ini bisa dipaksa untuk kreatif dan 
bertahan hidup. semestinya orang-orang di pemerintahan yang pintar-pintar 
itu juga bisa lebih kreatif dan cerdas bekerja bukan sekedar menjadi 
penguasa.

salam kebangkitan,
senoaji





Tonny P. Sastramihardja [EMAIL PROTECTED] 
05/14/2008 04:14 PM
Please respond to
iagi-net@iagi.or.id


To
iagi-net@iagi.or.id
cc

Subject
[iagi-net-l] RE: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM






Kasus BBM,
1. Pemerintah dalam menjalankan perannya apakah sudah: A) Betul dalam
membuat regulasi atau kebijakannya? Misal ttg kebutuhan riel BBM per
jenisnya, penetapan harga BBM per jenisnya,.B) Apakah sudah transparan?
Dan tidak ada 'kong kalikong' baik dalam eksport, import maupun
pendistribusiannya? . C) Apakah sudah 'tidak ada lagi kebocoran', dll.
2) Para pengguna BBM (kaya ataupun miskin) kalau harga jual dari
pemerintah TIDAK DISUBSIDI pasti akan berpikir beberapa kali untuk
melakukan PEMBOROSAN BBM ataupun pemborosan LISTRIK (karena masih
banyak pembangkit listrik yang menggunakan BBM bersubsidi), secara
naluri/alami pasti akan melakukan efisiensi. Demikian pula tidak akan
ada lagi 'penimbun' atau 'penyelundup' maupun 'penadah' BBM.
3) Mahalnya harga dan langkanya minyak tanah, memacu inovasi 'penjual
gorengan' (pisang, tahu, tempe, bala-bala, dll) di depan rumah yg mana
'dengan menggunakan hukum bernauli' memasang selang kecil dari kompornya
dan tangki kecil minyak tanah di naik turunkan tergantung apakah
kompornya sudah panas atau belum. Hasilnya luar biasa irit, karena
dengan operasi kompor menyala 14 jam/hari konsumsi minyak tanah tdk
sampai 1 liter. Inovasi inovasi lainnya pasti bermunculan lebih banyak
lagi, alias masyarakat menjadi genius karena 'kepepet'.

Salam
TPS

-Original Message-
From: Winderasta, Wikan (wikanw) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, May 14, 2008 8:24 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM

Minimal ada 3 individu/institusi yang sekarang terlibat dalam krisis BBM
ini:
1. Pemerintah, yang bertugas membuat kebijakan
(subsidi/non-subsidi/APBN), memberikan layanan kepada

Re: [iagi-net-l] RE: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM

2008-05-14 Terurut Topik Suryanegara, Yoga
Waduh, semakin banyak aja nih tanggapan, saran dan pendapat seputar isu 
kenaikan bbm ini.
Tapi kok kayaknya usulan2 ini berkembang menjadi sesuatu yg semakin 
membingungkan kita semua.
Kenapa nggk dicoba cara berpikir sederhana dan kita balikan lagi kepokok 
masalahnya.
Inti masalahnyakan adalah subsidi bbm yg mestinya utk rakyat miskin ternyata 
pada pelaksanaannya justru salah sasaran malah sebagian besar dinilkmati org2 
kaya. Nah, pemecahannya sungguh2 sederhana, cabut saja subsidinya.
Kebayang 130 triliyun yg mestinya bisa dipakai utk kebutuhan lainnya, justru 
dinikmati manager2 minyak, manager2 tambang, direktur2, para keluarga2 jendral 
dst, tragis
Back again, apapun alasannya, pemecahannya cuma satu, segera cabut subsidi bbm 
(gitu aja kok ribet)

Salam
Yg beruntung tdk bayar pajak ke pemerintah Ind.
Yoga

- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wed May 14 18:16:41 2008
Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM

Rencana kenaikan BBM semestinya membuat pemerintah juga semakin berfikir 
keras untuk mencari solusi alternatif lain sebagai efek kenaikan harga. 
Harga BBM naik atau tidak pun masyarakat juga pasti mengikuti saja. Lha 
wong posisi masyarakat juga lemah. Sekarang ini  dikondisikan sepertinya 
pemerintah nelangsa sekali dengan kenaikan harga minyak dunia, sehingga 
jalan terakhir yang mesti diambil (yang kita gak pernah tau alternatif 
satu,kedua, ketiga dll itu apa ?) ya menaikkan harga BBM. Tapi anehnya 
efek kenaikan harga cuma diimbangi dengan keluarnya BLT. Jadi kalo BLT mau 
keluar ya harga BBM mesti naik dulu. Kok logikanya dibolak balik begini ya 
??. Bukannya pekerjaan pemerintah yang utama itu ya mensejahterakan 
rakyat, membantu masyarakat miskin supaya jadi sejahtera, tanpa perlu 
melihat harga bensin. Lha ini kok aneh, kebijakan pemerintah kok pake 
pamrih. Kalopun harga BBM mesti naik apakah ada :
1.  Peningkatan support pemerintah terhadap transportasi alternatif yang 
layak untuk publik. Kalopun harga BBM harus naik, apakah pemerintah juga 
punya solusi supaya pengendara kendaraaan pribadi beralih ke transportasi 
publik ?. Dari harga BBM ratusan perak sampe mau naik lebih dari lima ribu 
pun gak pernah ada perhatian serius pemerintah menggarap transportasi 
publik yang nyaman, aman, dan murah.  Sehingga masyarakat ya tetep naik 
kendaraan pribadi, pilihan minimal beralih ke motor daripada mesti naik 
kendaraan umum yang kondisinya juga runyam. Busway yang sekarang ada juga 
gak jelas gimana kelanjutannya, padahal jalanan sudah semakin sempit buat 
jalur busway. 
2.  Intensifikasi bantuan terhadap pendidikan dari tingkat dasar sampai 
minimal tingkat menengah. Promosinya pendidikan gratis, spp iya gratis 
tapi ada uang sumbangan gedung, sumbangan operasional, sumbangan2 yang 
lain bikin sekolah ternyata juga tidak murah.
3.  Pengembangan potensi lokal untuk mensupport energi. Ada banyak potensi 
yang belum digarap maksimal, seperti mikrohidro, biogas dari septictank 
(ini beneran), blue energy, distribusi gas efek pengeboran yang dialirkan 
ke rumah2  dll. 
4.  Gak perlu menaikkan harga pun masyarakat sudah banyak berhemat 
sekarang. semua harga kebutuhan pokok naik, TDL juga naik. Penghematan 
juga semestinya dilakukan di semua instansi pemerintah. Kalau perlu 
pejabat negara jangan dikasih subsidi uang BBM, ben mereka beli sendiri, 
biar tau rasanya beli pertamax. Nah sampe sekarang saya masih bermimpi 
melihat pejabat negara yang gak pake ngiung ngiung dan jajaran land 
cruiser di tengah jalan. 
5.  Pelayan publik di bidang kesehatan dan sosial mestinya ada 
peningkatan, inikan juga janjinya pemerintah sebagai efek kenaikan harga 
BBM. Lha wong sampe sekarang korban lumpur panas sidoarjo masih belum 
jelas nasibnya gimana. yang diperlukan langkah aktif buat solusi bukan 
sekedar tangisannya presiden.

Kalau masyarakat yang 220 juta ini bisa dipaksa untuk kreatif dan 
bertahan hidup. semestinya orang-orang di pemerintahan yang pintar-pintar 
itu juga bisa lebih kreatif dan cerdas bekerja bukan sekedar menjadi 
penguasa.

salam kebangkitan,
senoaji





Tonny P. Sastramihardja [EMAIL PROTECTED] 
05/14/2008 04:14 PM
Please respond to
iagi-net@iagi.or.id


To
iagi-net@iagi.or.id
cc

Subject
[iagi-net-l] RE: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM






Kasus BBM,
1. Pemerintah dalam menjalankan perannya apakah sudah: A) Betul dalam
membuat regulasi atau kebijakannya? Misal ttg kebutuhan riel BBM per
jenisnya, penetapan harga BBM per jenisnya,.B) Apakah sudah transparan?
Dan tidak ada 'kong kalikong' baik dalam eksport, import maupun
pendistribusiannya? . C) Apakah sudah 'tidak ada lagi kebocoran', dll.
2) Para pengguna BBM (kaya ataupun miskin) kalau harga jual dari
pemerintah TIDAK DISUBSIDI pasti akan berpikir beberapa kali untuk
melakukan PEMBOROSAN BBM ataupun pemborosan LISTRIK (karena masih
banyak pembangkit listrik yang menggunakan BBM bersubsidi), secara
naluri/alami

RE: [iagi-net-l] RE: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM

2008-05-14 Terurut Topik Leonard Lisapaly


Kalo subsidi BBM dicabut, orang kaya tetap bisa beli BBM, orang kelas
menengah paling menurunkan pengeluaran terkait BBM atau cari tambahan lain,
orang kurang mampu ya disubsidi saja. Keuntungan pencabutan subsidi BBM sih
menurut saya sih cukup banyak.

LL

 

-Original Message-
From: Suryanegara, Yoga [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, May 15, 2008 8:35 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM

Waduh, semakin banyak aja nih tanggapan, saran dan pendapat seputar isu
kenaikan bbm ini.
Tapi kok kayaknya usulan2 ini berkembang menjadi sesuatu yg semakin
membingungkan kita semua.
Kenapa nggk dicoba cara berpikir sederhana dan kita balikan lagi kepokok
masalahnya.
Inti masalahnyakan adalah subsidi bbm yg mestinya utk rakyat miskin ternyata
pada pelaksanaannya justru salah sasaran malah sebagian besar dinilkmati org2
kaya. Nah, pemecahannya sungguh2 sederhana, cabut saja subsidinya.
Kebayang 130 triliyun yg mestinya bisa dipakai utk kebutuhan lainnya, justru
dinikmati manager2 minyak, manager2 tambang, direktur2, para keluarga2
jendral dst, tragis
Back again, apapun alasannya, pemecahannya cuma satu, segera cabut subsidi
bbm (gitu aja kok ribet)

Salam
Yg beruntung tdk bayar pajak ke pemerintah Ind.
Yoga

- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wed May 14 18:16:41 2008
Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM

Rencana kenaikan BBM semestinya membuat pemerintah juga semakin berfikir 
keras untuk mencari solusi alternatif lain sebagai efek kenaikan harga. 
Harga BBM naik atau tidak pun masyarakat juga pasti mengikuti saja. Lha 
wong posisi masyarakat juga lemah. Sekarang ini  dikondisikan sepertinya 
pemerintah nelangsa sekali dengan kenaikan harga minyak dunia, sehingga 
jalan terakhir yang mesti diambil (yang kita gak pernah tau alternatif 
satu,kedua, ketiga dll itu apa ?) ya menaikkan harga BBM. Tapi anehnya 
efek kenaikan harga cuma diimbangi dengan keluarnya BLT. Jadi kalo BLT mau 
keluar ya harga BBM mesti naik dulu. Kok logikanya dibolak balik begini ya 
??. Bukannya pekerjaan pemerintah yang utama itu ya mensejahterakan 
rakyat, membantu masyarakat miskin supaya jadi sejahtera, tanpa perlu 
melihat harga bensin. Lha ini kok aneh, kebijakan pemerintah kok pake 
pamrih. Kalopun harga BBM mesti naik apakah ada :
1.  Peningkatan support pemerintah terhadap transportasi alternatif yang 
layak untuk publik. Kalopun harga BBM harus naik, apakah pemerintah juga 
punya solusi supaya pengendara kendaraaan pribadi beralih ke transportasi 
publik ?. Dari harga BBM ratusan perak sampe mau naik lebih dari lima ribu 
pun gak pernah ada perhatian serius pemerintah menggarap transportasi 
publik yang nyaman, aman, dan murah.  Sehingga masyarakat ya tetep naik 
kendaraan pribadi, pilihan minimal beralih ke motor daripada mesti naik 
kendaraan umum yang kondisinya juga runyam. Busway yang sekarang ada juga 
gak jelas gimana kelanjutannya, padahal jalanan sudah semakin sempit buat 
jalur busway. 
2.  Intensifikasi bantuan terhadap pendidikan dari tingkat dasar sampai 
minimal tingkat menengah. Promosinya pendidikan gratis, spp iya gratis 
tapi ada uang sumbangan gedung, sumbangan operasional, sumbangan2 yang 
lain bikin sekolah ternyata juga tidak murah.
3.  Pengembangan potensi lokal untuk mensupport energi. Ada banyak potensi 
yang belum digarap maksimal, seperti mikrohidro, biogas dari septictank 
(ini beneran), blue energy, distribusi gas efek pengeboran yang dialirkan 
ke rumah2  dll. 
4.  Gak perlu menaikkan harga pun masyarakat sudah banyak berhemat 
sekarang. semua harga kebutuhan pokok naik, TDL juga naik. Penghematan 
juga semestinya dilakukan di semua instansi pemerintah. Kalau perlu 
pejabat negara jangan dikasih subsidi uang BBM, ben mereka beli sendiri, 
biar tau rasanya beli pertamax. Nah sampe sekarang saya masih bermimpi 
melihat pejabat negara yang gak pake ngiung ngiung dan jajaran land 
cruiser di tengah jalan. 
5.  Pelayan publik di bidang kesehatan dan sosial mestinya ada 
peningkatan, inikan juga janjinya pemerintah sebagai efek kenaikan harga 
BBM. Lha wong sampe sekarang korban lumpur panas sidoarjo masih belum 
jelas nasibnya gimana. yang diperlukan langkah aktif buat solusi bukan 
sekedar tangisannya presiden.

Kalau masyarakat yang 220 juta ini bisa dipaksa untuk kreatif dan 
bertahan hidup. semestinya orang-orang di pemerintahan yang pintar-pintar 
itu juga bisa lebih kreatif dan cerdas bekerja bukan sekedar menjadi 
penguasa.

salam kebangkitan,
senoaji





Tonny P. Sastramihardja [EMAIL PROTECTED] 
05/14/2008 04:14 PM
Please respond to
iagi-net@iagi.or.id


To
iagi-net@iagi.or.id
cc

Subject
[iagi-net-l] RE: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM






Kasus BBM,
1. Pemerintah dalam menjalankan perannya apakah sudah: A) Betul dalam
membuat regulasi atau kebijakannya? Misal ttg kebutuhan riel BBM per
jenisnya, penetapan harga

RE: [iagi-net-l] RE: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM

2008-05-14 Terurut Topik Winderasta, Wikan (wikanw)
Mungkin istilah kebijakannya bukan cabut subsidi, tapi pembatasan orang
yang dapat menikmati subsidi BBM dan pengurangan subsidi BBM. 

Caranya dengan pelarangan orang mampu/kaya dan dinas aparatur negara
untuk membeli premium. 
Kalau BBM bersubsidi (premium/solar/minyak tanah) dinaikkan harganya,
mungkin masih ada porsi subsidi juga, misalnya premium menjadi Rp 6,000
kan masih disubsidi juga namanya, cuma jumlah subsidinya dikurangi.

ww

-Original Message-
From: Leonard Lisapaly [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, May 15, 2008 10:19 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM



Kalo subsidi BBM dicabut, orang kaya tetap bisa beli BBM, orang kelas
menengah paling menurunkan pengeluaran terkait BBM atau cari tambahan
lain, orang kurang mampu ya disubsidi saja. Keuntungan pencabutan
subsidi BBM sih menurut saya sih cukup banyak.

LL

 

-Original Message-
From: Suryanegara, Yoga [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, May 15, 2008 8:35 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM

Waduh, semakin banyak aja nih tanggapan, saran dan pendapat seputar isu
kenaikan bbm ini.
Tapi kok kayaknya usulan2 ini berkembang menjadi sesuatu yg semakin
membingungkan kita semua.
Kenapa nggk dicoba cara berpikir sederhana dan kita balikan lagi kepokok
masalahnya.
Inti masalahnyakan adalah subsidi bbm yg mestinya utk rakyat miskin
ternyata pada pelaksanaannya justru salah sasaran malah sebagian besar
dinilkmati org2 kaya. Nah, pemecahannya sungguh2 sederhana, cabut saja
subsidinya.
Kebayang 130 triliyun yg mestinya bisa dipakai utk kebutuhan lainnya,
justru dinikmati manager2 minyak, manager2 tambang, direktur2, para
keluarga2 jendral dst, tragis
Back again, apapun alasannya, pemecahannya cuma satu, segera cabut
subsidi bbm (gitu aja kok ribet)

Salam
Yg beruntung tdk bayar pajak ke pemerintah Ind.
Yoga

- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wed May 14 18:16:41 2008
Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Spam:RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM

Rencana kenaikan BBM semestinya membuat pemerintah juga semakin berfikir
keras untuk mencari solusi alternatif lain sebagai efek kenaikan harga. 
Harga BBM naik atau tidak pun masyarakat juga pasti mengikuti saja. Lha
wong posisi masyarakat juga lemah. Sekarang ini  dikondisikan sepertinya
pemerintah nelangsa sekali dengan kenaikan harga minyak dunia,
sehingga jalan terakhir yang mesti diambil (yang kita gak pernah tau
alternatif satu,kedua, ketiga dll itu apa ?) ya menaikkan harga BBM.
Tapi anehnya efek kenaikan harga cuma diimbangi dengan keluarnya BLT.
Jadi kalo BLT mau keluar ya harga BBM mesti naik dulu. Kok logikanya
dibolak balik begini ya ??. Bukannya pekerjaan pemerintah yang utama itu
ya mensejahterakan rakyat, membantu masyarakat miskin supaya jadi
sejahtera, tanpa perlu melihat harga bensin. Lha ini kok aneh, kebijakan
pemerintah kok pake pamrih. Kalopun harga BBM mesti naik apakah ada :
1.  Peningkatan support pemerintah terhadap transportasi alternatif yang
layak untuk publik. Kalopun harga BBM harus naik, apakah pemerintah juga
punya solusi supaya pengendara kendaraaan pribadi beralih ke
transportasi publik ?. Dari harga BBM ratusan perak sampe mau naik lebih
dari lima ribu pun gak pernah ada perhatian serius pemerintah menggarap
transportasi publik yang nyaman, aman, dan murah.  Sehingga masyarakat
ya tetep naik kendaraan pribadi, pilihan minimal beralih ke motor
daripada mesti naik kendaraan umum yang kondisinya juga runyam. Busway
yang sekarang ada juga gak jelas gimana kelanjutannya, padahal jalanan
sudah semakin sempit buat jalur busway. 
2.  Intensifikasi bantuan terhadap pendidikan dari tingkat dasar sampai
minimal tingkat menengah. Promosinya pendidikan gratis, spp iya gratis
tapi ada uang sumbangan gedung, sumbangan operasional, sumbangan2 yang
lain bikin sekolah ternyata juga tidak murah.
3.  Pengembangan potensi lokal untuk mensupport energi. Ada banyak
potensi yang belum digarap maksimal, seperti mikrohidro, biogas dari
septictank (ini beneran), blue energy, distribusi gas efek pengeboran
yang dialirkan ke rumah2  dll. 
4.  Gak perlu menaikkan harga pun masyarakat sudah banyak berhemat
sekarang. semua harga kebutuhan pokok naik, TDL juga naik. Penghematan
juga semestinya dilakukan di semua instansi pemerintah. Kalau perlu
pejabat negara jangan dikasih subsidi uang BBM, ben mereka beli sendiri,
biar tau rasanya beli pertamax. Nah sampe sekarang saya masih bermimpi
melihat pejabat negara yang gak pake ngiung ngiung dan jajaran land
cruiser di tengah jalan. 
5.  Pelayan publik di bidang kesehatan dan sosial mestinya ada
peningkatan, inikan juga janjinya pemerintah sebagai efek kenaikan harga
BBM. Lha wong sampe sekarang korban lumpur panas sidoarjo masih belum
jelas nasibnya gimana. yang diperlukan langkah aktif buat solusi bukan
sekedar tangisannya presiden.

Kalau

[iagi-net-l] RE: Spam:Re: [iagi-net-l] Subsidi BBM

2008-05-13 Terurut Topik Tonny P. Sastramihardja


-Original Message-Dan kalau anggaran pemerintah kita itu 30%-nya
dikorupsi, maka sebenarnya yang kita subsidi itu para koruptor.- dan
PARTAI POLITIK Choy...

Abah ANOM


From: Andang Bachtiar Arema [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, May 13, 2008 6:32 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Spam:Re: [iagi-net-l] Subsidi BBM

Kalau memakai konsep (logika) Kwik Kian Gie, dimana revenue yang kita 
dapatkan dari lifting migas seharusnya dipakai full untuk membiayai 
kebutuhan energi dalam negeri (yang kekurangannya diambil dari impor 
crude/bbm), maka sebenarnya yang kita subsidi itu adalah sektor
non-migas 
dari anggaran pemerintah kita. Dan kalau anggaran pemerintah kita itu 
30%-nya dikorupsi, maka sebenarnya yang kita subsidi itu para koruptor.


- Original Message - 
From: Winderasta, Wikan (wikanw) [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, May 13, 2008 4:03 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Subsidi BBM



Setuju sekali untuk menyegerakan membeli BBM non subsidi. Bagi umat
muslim yang muzakki (membayar zakat) tentunya malu sekali rasanya
mengambil hak kaum kurang mampu yang sebenarnya menjadi target subsidi
negara.

WW


-Original Message-
From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, May 13, 2008 2:57 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Subsidi BBM

JK dalam pidatonya kemarin mengatakan subsidi BBM dinikmati oleh
sebagian besar orang kaya  ( 80 % ? ), jadi kalau demo menolak kenaikan
BBM artinya membela orang kaya .( opo bener ya logika ini  ?) Data di
Gaikindo menunjukan penjualan Mobil ( segala jenis ) thn 2007 sdh
mencapai hampir 435 rb , artinya kalau 1 mobil pakai 10 lt/hari , maka
akan terjadi penambahann konsumsi BBM di tahun 2008 ini 4,35 Jt ltr.(
belum kalau ditambah motor ) dst untuk tahun tahun berikutnya ( apalagi
tahun depan ada Pemilu banyak mobil baru , karena setiap pemilu belanja
barang naik ) , sekarang kalau dibandingkan dg laju pertumbuhan produksi
minyak baru per tahun mungkin bisa bisa  lama lama malah minus.
Kalau  1 mbl perlu 2 mtr , maka akan terjadi penambahan jalur jalan baru
kira kira 870 Km, Pertanyaan selanjutnya adalah perlukan pembatasan
mobil disamping perlukah subsidi BBM.
Yangb jelas kemarin dinaytakan juga oleh salah satu menteri , Tidak ada
tanggungan setelah  kenaikan BBM yang rencananya akhir bulan ini , tidak
akan ada lagi kenaikan.
Yang juga merepotkan adalah pengumuman  akan adanya kenaikan BBM sudah
diumumkan duluan sebelum keputusan diambil , apalagi formulanya juga
masih dihitung hitung , akibatnya saat ini terjadi spekulan orang
ngantri BBM dimana mana .
Tidak banyak tapi bisa membantu , makanya mulai hari ini mari beli BBM
non subsidi ( Petramax ) . Kalau semua anggota iagi beli non subsidi kan
lumayan juga ya...

ISM





PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod



PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI
ANDA SEKARANG JUGA!!!


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
Mulia No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
event shall IAGI and its members be liable for any, including but not
limited to direct or indirect damages, or damages of any kind
whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of
or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing
list.
-




PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod