http://aceh.tribunnews.com/2012/02/18/pertamina-pasang-pipa-untuk-bakar-gas-liar
Pertamina Pasang Pipa untuk Bakar Gas Liar Sabtu, 18 Februari 2012 13:25 WIB More Sharing ServicesShare | Share on facebook Share on myspace Share on google Share on twitter Berita Terkait •Kesulitan Air Bersih, Warga Konsumsi Air Kubangan •LSM: Evaluasi Amdal PKS •Empat Bocah Ditelantarkan Orangtuanya •Duta Lingkungan Sabang Bersihkan Objek Wisata •Populasi Gajah di Aceh Kian Terancam •Ormas Islam dan Warga Minta Hentikan Kontes Waria •Walhi Gelar Pelatihan Foto Lingkungan •Warga Lampanah Datangi Bapedal Aceh •Warga Protes Karaoke Dekat Masjid dan Pesantren •Maman dan Silvia Duta Lingkungan Aceh Barat KUALA SIMPANG – Semburan gas bercampur lumpur di pekarangan SMPN 1 Kejuruan Muda, Kampung Kebun Rantau, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang masih terus dikendalikan oleh PT Pertamina EP (Eksplorasi dan Produksi) Rantau. Salah satu cara yang dilakukan adalah memasang pipa sepanjang 20 meter dari titik semburan untuk memblokir dan mengalirkan gas liar itu, lalu gasnya dibakar. Pantauan Serambi, Jumat (17/2), di dua titik semburan gas campur lumpur itu yakni di kamar mandi dan di samping mushalla sekolah itu sudah dipasangi pipa besi sepanjang 20 meter. Sejumlah pekerja tampak membersihkan lumpur di kamar mandi dengan cara dimasukkan ke dalam goni, lalu diangkut. Sementara air masih terus ke luar dari titik semburan gas tersebut. “Semburan gas di dua dari semula lima titik itu kini tinggal fase intermiten saja. Artinya, volume dan tekanan gas yang tersisa hanya sedikit lagi,” jelas Kepala Layanan Operasi PT Pertamina EP Rantau, Tergiah Sembiring kepada Serambi, Jumat (17/2). Pertamina, lanjut Tergiah, sengaja memasang pipa besi di titik semburan agar gas terblokir sehingga tak bergerak ke mana-mana. Kemudian ujung pipa gas itu dibakar untuk memusnahkan gas. Setelah fase ini selesai, barulah disemen dalam formasi dinding beton. Untuk mendeteksi keberadaan gas, kata Tergiah, pihak Pertamina menggunakan detektor gas. Sebagaimana diakuinya Kamis lalu, semburan gas campur lumpur di kompleks SMPN 1 Kejuruan Muda itu merupakan ekses dari pencarian dan pengeboran minyak di titik pengeboran (reg) yang hanya berjarak 150 meter dari sekolah. Tapi anehnya, lumpur yang ada di titik pengeboran tidak sama jenisnya dengan yang muncul di pekarangan sekolah. Sejauh ini, lanjut Tergiah, semburan gas itu tidak sampai meresahkan warga sekitar. “Tapi untuk saat ini, pencairan minyak di Reg RNT-SZ 14 Reg 2 masih dihentikan,” ujarnya. Ngadiman, pesuruh di sekolah tersebut menceritakan, semburan gas bercampur lumpur di kamar mandi mushalla sekolah itu Kamis (16/2) pagi sempat mencapai tiga meter tingginya. Semburan gas itu bahkan menghantam seng atap kamar mandi sekolah tersebut. Sehingga di mushalla terdapat enam retakan, masing-masing dekat pintu, kosen, dinding, dan lantai mushalla. Namun, menurut Tergiah, dinding yang retak-retak di mushalla itu justru sudah lebih duluan ada. Semburan gas itu hanya untuk mendorong lumpur ke luar. Jadi, tidak ada getaran seperti gempa yang menyebabkan dinding bangunan bisa retak.(md) tindakan pertamina - Semburan gas bercampur lumpur di pekarangan SMPN 1 Kejuruan Muda, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang masih terus berlangsung - Salah satu upaya pengendalian yang dilakukan Pertamina adalah memasang pipa sepanjang 20 meter dari titik semburan - Tujuannya untuk memblokir dan mengalirkan gas liar itu, lalu gasnya dibakar - Semburan gas di dua dari semula lima titik itu kini tinggal fase intermiten saja - Artinya, volume dan tekanan gas yang tersisa hanya sedikit lagi Sekolah Masih diliburkan HINGGA kemarin SMP negeri tersebut masih diliburkan, karena dua dari lima titik semburan terbilang masih aktif. “Nanti kita lihat sampai siang hari, kalau gasnya sudah kecil, maka pipa yang gasnya dibakar bisa kita tarik ke belakang sekolah,” ujar Targian. Sementara Ketua Mukim Rantau, Miswan mengatakan, kemungkinan besar siswa akan aktif kembali bersekolah pada Senin (20/2). Soalnya, saat ini para staf Pertamina masih berkerja di pekarangan sekolah untuk mengendalikan gas dan lumpur agar tidak membahayakan peserta didik. “Kalau ada anak-anak, nanti mereka ingin tahu apa yang sedang dikerjakan petugas, sehingga terganggu dan rawan bahaya,” ujar Miswan.(md) Editor : hasyim -------------------------------------------------------------------------------- PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com -------------------------------------------------------------------------------- Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. -------------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------