Ini yang disebut "Banjir Cileuncang" pak.... asal padanan katanya dari bahasa Sunda yang digunakan untuk menjelaskan air hujan yang tidak dapat meresap dan menggenangi wilayah tersebut sebagai banjir sementara.
Belum ada padanan dalam bahasa Inggris :) .. karena istilah flash flood lebih cocok untuk menjelaskan fenomena banjir bandang seperti di Wasior, Papua tempo hari. (Pernah saya presentasikan istilah ini di KL, Providence, Bandung dan Bengalor, mereka setuju hanya "agak protes" karena sulit untuk pengucapannya terutama di penekanan konsonan "eu"nya bagi beberapa bangsa... kalau para netters punya istilah lain, mohon untuk berbagi ya). Salam, Fajar (2441) "Dampak drainase sudah dihitung pak hanya harus berpacu dengan perawatan" ________________________________ From: Rus Soeripto <rsoeri...@yahoo.com> To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Tuesday, February 28, 2012 5:36 PM Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG Menurut pengamatan saya, banyak sekali selokan, sungai-sungai kecil mengalir dari selatan ke utara yang dahulu alirannya lancar sekarang sangat mudah luber menggenangi jalan-jalan dan permukiman.. Hujan agak lama sedikit saja sudah penuh melewati ketinggian natural leveenya. Sungai dan selokan kelihatannya mampet disekitar jalan-jalan baru yang dibangun memotong arah aliran.. Seperti jalan tembus Casablanca, JORR Pondok Indah Cikunir kondisi saat ini di daerah selatan (hulu) dari jalan tsb sangat rentan genangan. Memang bukan banjir, menurut istilah Bang Foke hanyalah genangan biasa saja, tapi bisa memacetkan lalulintas selama beberapa jam. Dugaan saya pembangunan jalan toll yang jauh lebih rendah dari sistem drainage dibawah jalan toll, belum didesign untuk menampung dan mengalirkan drainage plus run-off saat hujan.. Yah akibatnya nang menggenang terus dan makin lama makin tidak terkontrol. Beberapa alur sungai dijadikan satu jembatan sehingga terjadi bottle neck. Karena saya awam di bidang hidro(geo)logi, hanya bisa bertanya, apakah saat pembangunan jalan melintang terutama jalan toll sudah memperhatikan aspek hidrologi ? Kalau sudah diperhatikan, apakah pernah dilakukan post-construction audit, sehingga ke depannya tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yl. Jadi masalahnya tidak hanya luasan resapan yang sangat berkurang, tapi juga pembangunan infrastruktur kurang memperhatkan aspek hidro(geo)logi... Siapa tahu diantara IAGI netters ada yang pakar dibidang hidrologi bisa memberikan pencerahan.. Ruskamto NPA 1061 ________________________________ To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, February 28, 2012 4:01 PM Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG Bang Syaiful, Belum lama ini Pemda DKI membagi-bagikan alat bor portabel untuk membuat biopori di pekarangan warga. Ini ada harganya lho. Sebagai ketua RT (sudah tiga periode masih kepilih terus) saya juga kebagian untuk dipinjamkan ke warga, tujuannya yaitu tadi untuk menyelamatkan air. Padahal 25 th yll ketika masuk rumah baru saya sudah membuat bbrp resapan air di halaman dengan menggali 40x40 cm sedalam 50 cm lalu diisi ijuk, pasir dan kerikil dan diatasnya ditanami rumput. Bbrp tetangga juga ikut bikin. Ketika rapat RW teknik pembuatan resapan yg amat sederhana ini juga saya kemukakan, dan ada yg menirunya. Jadi tidak usah menunggu Pemda membagi alat bor kecil. Untuk menyelamatkan air (agar tidak terjadi banjir) khususnya di Jkt saya rasa ya perlu pembenahan resapan di bagian Selatan, lalu sungai-2 "dibenahi". Banyak sungai di sekitar Lebakbulus yang menyempit karena warga pada membuat dapur, tempat mandi dll. di atas sungai engan menancapkan pancang-2. Rasanya ini akan menghambat aliran air. Salam, sugeng