Re: [iagi-net-l] Seberapa siap mengantisipasi lahar hujan?
Sdr ET Terima kasih atas infonya ,saya akan cek lagi si Abah Undang2 tentang bencana sudah ada pak. UU No 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Turunan yang dimandatkan oleh undang2 itu juga sudah disusun, kecuali satu tentang Status Bencana Salam ET On Mon, 2010-12-13 at 16:32 +0700, yanto R.Sumantri wrote: Vick Tentu dan mestinya HARUS ada , itulah sakah satu tujuan dibentuuk BNPB yang bersifat nasional maupun daerah. Yang positip dari dibentuknya badan ini adalah suatu bukti bahwa ada atau sudah ada kesadaran bahwa kita hidup dibagian panet yang mempunyai potensi bencana alam yang besar. Jelasnya ada di PP yang saya sebutkan tadi , RUU Bencana sendiri sudah disiapkan .(katanya). si Abah Pak Yanto. Yang saat ini terjadi di jogja adalah pasca bencana erupsi Merapi. Tetapi yang sedang terjadi adalah 'bencana' sedimen atau fenomena terjadinya LAHAR HUJAN. Jadi prosesi bencananya belom selesai. Memang sudah ada yg masuk recovery utk bencana erupsi. Ini terutama klaten ke arah timur. Dimana hanya kena dampat abu dan hujan pasir saja. Kalau yg terkena awanpanas saat ini sedang waswas lahar hujan. Mnurut bocoran seorang kawan di bnpb, lahar hujan merupakan tupoksinya PU sebagai bagian dari bencana sediment. Namun saya ga tahu apakah di PU juga ada sense utk masa krisis spt yg ada di PVMBG atau BMKG ? Ke PUan biasanya begerak dengan modus proyek bukan disaster. Cmiiw Rdp On 10/12/2010, yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote: Vick Kalau saya baca dari PP No.21 thn 2008 , koordinator bencana dari pre- pasca adal;ah BNPB baik Ousat daerah (provinsi) maupun Kabupaten . Daam hal Pasca Bencana ada dua tahapan yaitu Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Dalam hal ini seluruh daerah otonom bertugas untuk urun biaya. Dalam hal daerah tidak sanggup maka mereka dapat meminta bantuan ke Pusat yang mempunyai dana . Seluruh dana yang diperlukan haruis ada dalam APBN maupun APBD. Jadi hakekatbya ada koordinasi llintas kementerian. Baca PP No 21 / 2008, akan sangat jelas definisi definisinya. si Abah Btw Siapa penanggung jawab pengendalian atau pemegang kendali (koordinasi) fenomena (bencana) LAHAR HUJAN ? : - PVMBG, walau bukan bahaya erupsi langsung tapi merupakan ikutan kegiatan gunungapi, atau - BNPB, karena ini berpotensi menyebabkan bencana. - atau PU, karena merupakan bagian dari pengendalian (bencana) sedimen. - atau BMKG, karena dipicu oleh hujan deras Ada yang tahu siapa yg menentukan daerah bahaya atau daerah rawan lahar hujan dan skenario pengendaliannya ? Rdp On 08/12/2010, Sulastama Raharja sraha...@gmail.com wrote: Kemarin, saya sekilas membaca Instrumental lahar monitoring at Merapi Volcano, Central Java, Indonesia. Di paper itu disebutkan, monitoring lahar secara instrumental dilakukan dengan cara alat2 real-time seismic amplitude measurement (RSAM), seismic spectral amplitude measurement (SSAM) and acoustic flow monitoring (AFM) systems. Saya belum tahu RSAM dan SSAM, nanti coba saya baca lebih detil, cuman sedikit tahu tentang AFM yang pernah saya translate di sini http://mountmerapi.net/2010/11/17/sistem-deteksi-lahar/ http://mountmerapi.net/2010/11/17/sistem-deteksi-lahar/ Di paper itu, yang membuat saya sedikit terkejut adalah jumlah banjir lahar hujan yang menerpa sungai Boyong, Bedok dan Bebeng 1994-1995, 50 kali dengan durasi antara setengah jam sampai 1,5 jam. Waktu itu (November 1994) guguran lava hanya menghasilkan material sebesar 3,5 jt meter kubik dan 2,5 jt meter kubik diantaranya ada di hulu sungai boyong. Kalau kita bandingkan dengan erupsi tahun 2010, yang konon mengeluarkan material sebesar 140 jt meter kubik, jumlah material tahun 1994 relatif tidak besar, dan itu pun sudah menghasilkan frekuensi banjir lahar yang banyak. Saya tidak tahu persis seberapa banyak material yang ada di sungai-sungai yang berhulu di Merapi, hanya bisa menyebut banyak. Sudahkah kita siap mengantisipasi banjir lahar hujan ini? Paper yang lain, Lahars at Merapi volcano, Central Java: an overview, 1930: Large scale; 33 events in 1930âeuro;ldquo;1931 in the Batang River; *large, scale on 2, 11, 14 January,* 19, 20 March, and 27 April; 162, events in 1931âeuro;ldquo;1932; large scale on 17 February and 7 April. 1969: Very large lahars; several overflows; 44 cold lahars in 1969; *large events on 19, 20, 22, 23 January, 26 February*, and 5 April; 21 events in 1970 and 1971; *largest lahar on 17 January 1971, (h = 7 m at Salam*). (note: pada tahun 1969 material piroklastiknya 7,7 jt m 3) Dari dua data diatas, sedikit benang merah yang bisa diambil: 1. Banjir lahar hujan terjadi dalam rentang waktu yang cukup lama, bisa berganti tahun meskipun banjir laharnya kadang cuma sebentar 2. Banyak event banjir lahar terjadi di bulan Januari yang
Re: [iagi-net-l] Seberapa siap mengantisipasi lahar hujan?
Vick Tentu dan mestinya HARUS ada , itulah sakah satu tujuan dibentuuk BNPB yang bersifat nasional maupun daerah. Yang positip dari dibentuknya badan ini adalah suatu bukti bahwa ada atau sudah ada kesadaran bahwa kita hidup dibagian panet yang mempunyai potensi bencana alam yang besar. Jelasnya ada di PP yang saya sebutkan tadi , RUU Bencana sendiri sudah disiapkan .(katanya). si Abah Pak Yanto. Yang saat ini terjadi di jogja adalah pasca bencana erupsi Merapi. Tetapi yang sedang terjadi adalah 'bencana' sedimen atau fenomena terjadinya LAHAR HUJAN. Jadi prosesi bencananya belom selesai. Memang sudah ada yg masuk recovery utk bencana erupsi. Ini terutama klaten ke arah timur. Dimana hanya kena dampat abu dan hujan pasir saja. Kalau yg terkena awanpanas saat ini sedang waswas lahar hujan. Mnurut bocoran seorang kawan di bnpb, lahar hujan merupakan tupoksinya PU sebagai bagian dari bencana sediment. Namun saya ga tahu apakah di PU juga ada sense utk masa krisis spt yg ada di PVMBG atau BMKG ? Ke PUan biasanya begerak dengan modus proyek bukan disaster. Cmiiw Rdp On 10/12/2010, yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote: Vick Kalau saya baca dari PP No.21 thn 2008 , koordinator bencana dari pre- pasca adal;ah BNPB baik Ousat daerah (provinsi) maupun Kabupaten . Daam hal Pasca Bencana ada dua tahapan yaitu Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Dalam hal ini seluruh daerah otonom bertugas untuk urun biaya. Dalam hal daerah tidak sanggup maka mereka dapat meminta bantuan ke Pusat yang mempunyai dana . Seluruh dana yang diperlukan haruis ada dalam APBN maupun APBD. Jadi hakekatbya ada koordinasi llintas kementerian. Baca PP No 21 / 2008, akan sangat jelas definisi definisinya. si Abah Btw Siapa penanggung jawab pengendalian atau pemegang kendali (koordinasi) fenomena (bencana) LAHAR HUJAN ? : - PVMBG, walau bukan bahaya erupsi langsung tapi merupakan ikutan kegiatan gunungapi, atau - BNPB, karena ini berpotensi menyebabkan bencana. - atau PU, karena merupakan bagian dari pengendalian (bencana) sedimen. - atau BMKG, karena dipicu oleh hujan deras Ada yang tahu siapa yg menentukan daerah bahaya atau daerah rawan lahar hujan dan skenario pengendaliannya ? Rdp On 08/12/2010, Sulastama Raharja sraha...@gmail.com wrote: Kemarin, saya sekilas membaca Instrumental lahar monitoring at Merapi Volcano, Central Java, Indonesia. Di paper itu disebutkan, monitoring lahar secara instrumental dilakukan dengan cara alat2 real-time seismic amplitude measurement (RSAM), seismic spectral amplitude measurement (SSAM) and acoustic flow monitoring (AFM) systems. Saya belum tahu RSAM dan SSAM, nanti coba saya baca lebih detil, cuman sedikit tahu tentang AFM yang pernah saya translate di sini http://mountmerapi.net/2010/11/17/sistem-deteksi-lahar/ http://mountmerapi.net/2010/11/17/sistem-deteksi-lahar/ Di paper itu, yang membuat saya sedikit terkejut adalah jumlah banjir lahar hujan yang menerpa sungai Boyong, Bedok dan Bebeng 1994-1995, 50 kali dengan durasi antara setengah jam sampai 1,5 jam. Waktu itu (November 1994) guguran lava hanya menghasilkan material sebesar 3,5 jt meter kubik dan 2,5 jt meter kubik diantaranya ada di hulu sungai boyong. Kalau kita bandingkan dengan erupsi tahun 2010, yang konon mengeluarkan material sebesar 140 jt meter kubik, jumlah material tahun 1994 relatif tidak besar, dan itu pun sudah menghasilkan frekuensi banjir lahar yang banyak. Saya tidak tahu persis seberapa banyak material yang ada di sungai-sungai yang berhulu di Merapi, hanya bisa menyebut banyak. Sudahkah kita siap mengantisipasi banjir lahar hujan ini? Paper yang lain, Lahars at Merapi volcano, Central Java: an overview, 1930: Large scale; 33 events in 19301931 in the Batang River; *large, scale on 2, 11, 14 January,* 19, 20 March, and 27 April; 162, events in 19311932; large scale on 17 February and 7 April. 1969: Very large lahars; several overflows; 44 cold lahars in 1969; *large events on 19, 20, 22, 23 January, 26 February*, and 5 April; 21 events in 1970 and 1971; *largest lahar on 17 January 1971, (h = 7 m at Salam*). (note: pada tahun 1969 material piroklastiknya 7,7 jt m 3) Dari dua data diatas, sedikit benang merah yang bisa diambil: 1. Banjir lahar hujan terjadi dalam rentang waktu yang cukup lama, bisa berganti tahun meskipun banjir laharnya kadang cuma sebentar 2. Banyak event banjir lahar terjadi di bulan Januari yang merupakan puncak musim hujan. So, sekarang sudah Desember.. Januari menjelang dan masih ada waktu untuk bersiap! wassalam, http://mountmerapi.net -- Sent from my mobile device *Pray for JOGJA* PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro...
Re: [iagi-net-l] Seberapa siap mengantisipasi lahar hujan?
Abah, dibawah ini penjelasan kawan yang ada di BNPB ttg penanganan lahar hujan. *Fyi, Sesuai dengan handover penanganan Merapi, pemerintah daerah prov sekarang yg pegang kendali. Pusat tetap dukung utk penggerakan resources Nasional atau International. Penanganan lahar dikoordinasikan oleh PU dlm hal ini BBWS/Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, seluruh BUMN nya PU sdh siap di Jogja. Biaya utk tanggap darurat dari BNPB. Pelaksana Teknis penanganan sungai di koordinasikan oleh BBWS/PU. Sedangkan PVMBG dan UGM memberikan info pengamatan sungai (mereka install peralatan, biaya pemasangan PVMBG dari BNPB/dana Tanggap Darurat) utk dasar penerbitan Early warning dari BBWS. Instalasi alat deteksi baru 50%, tetapi utk gendol-code sdh berfungsi. Demikian sekilas info, sy baru pulang besok sore* agak komplikated memang tetapi yang ada seperti diatas. rdp 2010/12/13 yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id Vick Tentu dan mestinya HARUS ada , itulah sakah satu tujuan dibentuuk BNPB yang bersifat nasional maupun daerah. Yang positip dari dibentuknya badan ini adalah suatu bukti bahwa ada atau sudah ada kesadaran bahwa kita hidup dibagian panet yang mempunyai potensi bencana alam yang besar. Jelasnya ada di PP yang saya sebutkan tadi , RUU Bencana sendiri sudah disiapkan .(katanya). si Abah Pak Yanto. Yang saat ini terjadi di jogja adalah pasca bencana erupsi Merapi. Tetapi yang sedang terjadi adalah 'bencana' sedimen atau fenomena terjadinya LAHAR HUJAN. Jadi prosesi bencananya belom selesai. Memang sudah ada yg masuk recovery utk bencana erupsi. Ini terutama klaten ke arah timur. Dimana hanya kena dampat abu dan hujan pasir saja. Kalau yg terkena awanpanas saat ini sedang waswas lahar hujan. Mnurut bocoran seorang kawan di bnpb, lahar hujan merupakan tupoksinya PU sebagai bagian dari bencana sediment. Namun saya ga tahu apakah di PU juga ada sense utk masa krisis spt yg ada di PVMBG atau BMKG ? Ke PUan biasanya begerak dengan modus proyek bukan disaster. Cmiiw Rdp On 10/12/2010, yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote: Vick Kalau saya baca dari PP No.21 thn 2008 , koordinator bencana dari pre- pasca adal;ah BNPB baik Ousat daerah (provinsi) maupun Kabupaten . Daam hal Pasca Bencana ada dua tahapan yaitu Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Dalam hal ini seluruh daerah otonom bertugas untuk urun biaya. Dalam hal daerah tidak sanggup maka mereka dapat meminta bantuan ke Pusat yang mempunyai dana . Seluruh dana yang diperlukan haruis ada dalam APBN maupun APBD. Jadi hakekatbya ada koordinasi llintas kementerian. Baca PP No 21 / 2008, akan sangat jelas definisi definisinya. si Abah Btw Siapa penanggung jawab pengendalian atau pemegang kendali (koordinasi) fenomena (bencana) LAHAR HUJAN ? : - PVMBG, walau bukan bahaya erupsi langsung tapi merupakan ikutan kegiatan gunungapi, atau - BNPB, karena ini berpotensi menyebabkan bencana. - atau PU, karena merupakan bagian dari pengendalian (bencana) sedimen. - atau BMKG, karena dipicu oleh hujan deras Ada yang tahu siapa yg menentukan daerah bahaya atau daerah rawan lahar hujan dan skenario pengendaliannya ? Rdp On 08/12/2010, Sulastama Raharja sraha...@gmail.com wrote: Kemarin, saya sekilas membaca Instrumental lahar monitoring at Merapi Volcano, Central Java, Indonesia. Di paper itu disebutkan, monitoring lahar secara instrumental dilakukan dengan cara alat2 real-time seismic amplitude measurement (RSAM), seismic spectral amplitude measurement (SSAM) and acoustic flow monitoring (AFM) systems. Saya belum tahu RSAM dan SSAM, nanti coba saya baca lebih detil, cuman sedikit tahu tentang AFM yang pernah saya translate di sini http://mountmerapi.net/2010/11/17/sistem-deteksi-lahar/ http://mountmerapi.net/2010/11/17/sistem-deteksi-lahar/ Di paper itu, yang membuat saya sedikit terkejut adalah jumlah banjir lahar hujan yang menerpa sungai Boyong, Bedok dan Bebeng 1994-1995, 50 kali dengan durasi antara setengah jam sampai 1,5 jam. Waktu itu (November 1994) guguran lava hanya menghasilkan material sebesar 3,5 jt meter kubik dan 2,5 jt meter kubik diantaranya ada di hulu sungai boyong. Kalau kita bandingkan dengan erupsi tahun 2010, yang konon mengeluarkan material sebesar 140 jt meter kubik, jumlah material tahun 1994 relatif tidak besar, dan itu pun sudah menghasilkan frekuensi banjir lahar yang banyak. Saya tidak tahu persis seberapa banyak material yang ada di sungai-sungai yang berhulu di Merapi, hanya bisa menyebut banyak. Sudahkah kita siap mengantisipasi banjir lahar hujan ini? Paper yang lain, Lahars at Merapi volcano, Central Java: an overview, 1930: Large scale; 33 events in 1930–1931 in the Batang River; *large, scale on 2, 11, 14 January,* 19, 20 March, and 27 April; 162, events in 1931–1932; large scale on 17 February and 7 April. 1969: Very large lahars; several
Re: [iagi-net-l] Seberapa siap mengantisipasi lahar hujan?
Undang2 tentang bencana sudah ada pak. UU No 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Turunan yang dimandatkan oleh undang2 itu juga sudah disusun, kecuali satu tentang Status Bencana Salam ET On Mon, 2010-12-13 at 16:32 +0700, yanto R.Sumantri wrote: Vick Tentu dan mestinya HARUS ada , itulah sakah satu tujuan dibentuuk BNPB yang bersifat nasional maupun daerah. Yang positip dari dibentuknya badan ini adalah suatu bukti bahwa ada atau sudah ada kesadaran bahwa kita hidup dibagian panet yang mempunyai potensi bencana alam yang besar. Jelasnya ada di PP yang saya sebutkan tadi , RUU Bencana sendiri sudah disiapkan .(katanya). si Abah Pak Yanto. Yang saat ini terjadi di jogja adalah pasca bencana erupsi Merapi. Tetapi yang sedang terjadi adalah 'bencana' sedimen atau fenomena terjadinya LAHAR HUJAN. Jadi prosesi bencananya belom selesai. Memang sudah ada yg masuk recovery utk bencana erupsi. Ini terutama klaten ke arah timur. Dimana hanya kena dampat abu dan hujan pasir saja. Kalau yg terkena awanpanas saat ini sedang waswas lahar hujan. Mnurut bocoran seorang kawan di bnpb, lahar hujan merupakan tupoksinya PU sebagai bagian dari bencana sediment. Namun saya ga tahu apakah di PU juga ada sense utk masa krisis spt yg ada di PVMBG atau BMKG ? Ke PUan biasanya begerak dengan modus proyek bukan disaster. Cmiiw Rdp On 10/12/2010, yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote: Vick Kalau saya baca dari PP No.21 thn 2008 , koordinator bencana dari pre- pasca adal;ah BNPB baik Ousat daerah (provinsi) maupun Kabupaten . Daam hal Pasca Bencana ada dua tahapan yaitu Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Dalam hal ini seluruh daerah otonom bertugas untuk urun biaya. Dalam hal daerah tidak sanggup maka mereka dapat meminta bantuan ke Pusat yang mempunyai dana . Seluruh dana yang diperlukan haruis ada dalam APBN maupun APBD. Jadi hakekatbya ada koordinasi llintas kementerian. Baca PP No 21 / 2008, akan sangat jelas definisi definisinya. si Abah Btw Siapa penanggung jawab pengendalian atau pemegang kendali (koordinasi) fenomena (bencana) LAHAR HUJAN ? : - PVMBG, walau bukan bahaya erupsi langsung tapi merupakan ikutan kegiatan gunungapi, atau - BNPB, karena ini berpotensi menyebabkan bencana. - atau PU, karena merupakan bagian dari pengendalian (bencana) sedimen. - atau BMKG, karena dipicu oleh hujan deras Ada yang tahu siapa yg menentukan daerah bahaya atau daerah rawan lahar hujan dan skenario pengendaliannya ? Rdp On 08/12/2010, Sulastama Raharja sraha...@gmail.com wrote: Kemarin, saya sekilas membaca Instrumental lahar monitoring at Merapi Volcano, Central Java, Indonesia. Di paper itu disebutkan, monitoring lahar secara instrumental dilakukan dengan cara alat2 real-time seismic amplitude measurement (RSAM), seismic spectral amplitude measurement (SSAM) and acoustic flow monitoring (AFM) systems. Saya belum tahu RSAM dan SSAM, nanti coba saya baca lebih detil, cuman sedikit tahu tentang AFM yang pernah saya translate di sini http://mountmerapi.net/2010/11/17/sistem-deteksi-lahar/ http://mountmerapi.net/2010/11/17/sistem-deteksi-lahar/ Di paper itu, yang membuat saya sedikit terkejut adalah jumlah banjir lahar hujan yang menerpa sungai Boyong, Bedok dan Bebeng 1994-1995, 50 kali dengan durasi antara setengah jam sampai 1,5 jam. Waktu itu (November 1994) guguran lava hanya menghasilkan material sebesar 3,5 jt meter kubik dan 2,5 jt meter kubik diantaranya ada di hulu sungai boyong. Kalau kita bandingkan dengan erupsi tahun 2010, yang konon mengeluarkan material sebesar 140 jt meter kubik, jumlah material tahun 1994 relatif tidak besar, dan itu pun sudah menghasilkan frekuensi banjir lahar yang banyak. Saya tidak tahu persis seberapa banyak material yang ada di sungai-sungai yang berhulu di Merapi, hanya bisa menyebut banyak. Sudahkah kita siap mengantisipasi banjir lahar hujan ini? Paper yang lain, Lahars at Merapi volcano, Central Java: an overview, 1930: Large scale; 33 events in 1930–1931 in the Batang River; *large, scale on 2, 11, 14 January,* 19, 20 March, and 27 April; 162, events in 1931–1932; large scale on 17 February and 7 April. 1969: Very large lahars; several overflows; 44 cold lahars in 1969; *large events on 19, 20, 22, 23 January, 26 February*, and 5 April; 21 events in 1970 and 1971; *largest lahar on 17 January 1971, (h = 7 m at Salam*). (note: pada tahun 1969 material piroklastiknya 7,7 jt m 3) Dari dua data diatas, sedikit benang merah yang bisa diambil: 1. Banjir lahar hujan terjadi dalam rentang waktu yang cukup lama, bisa berganti tahun meskipun banjir laharnya kadang cuma sebentar 2. Banyak event banjir lahar terjadi di bulan Januari yang merupakan puncak musim hujan. So, sekarang sudah Desember.. Januari menjelang dan masih ada waktu untuk bersiap!
Re: [iagi-net-l] Seberapa siap mengantisipasi lahar hujan?
Memang sementara kelihatannya agakompleks ,tapi sayaaya melihat msih dalam spirit PP - nya. si Abah Abah, dibawah ini penjelasan kawan yang ada di BNPB ttg penanganan lahar hujan. *Fyi, Sesuai dengan handover penanganan Merapi, pemerintah daerah prov sekarang yg pegang kendali. Pusat tetap dukung utk penggerakan resources Nasional atau International. Penanganan lahar dikoordinasikan oleh PU dlm hal ini BBWS/Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, seluruh BUMN nya PU sdh siap di Jogja. Biaya utk tanggap darurat dari BNPB. Pelaksana Teknis penanganan sungai di koordinasikan oleh BBWS/PU. Sedangkan PVMBG dan UGM memberikan info pengamatan sungai (mereka install peralatan, biaya pemasangan PVMBG dari BNPB/dana Tanggap Darurat) utk dasar penerbitan Early warning dari BBWS. Instalasi alat deteksi baru 50%, tetapi utk gendol-code sdh berfungsi. Demikian sekilas info, sy baru pulang besok sore* agak komplikated memang tetapi yang ada seperti diatas. rdp 2010/12/13 yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id Vick Tentu dan mestinya HARUS ada , itulah sakah satu tujuan dibentuuk BNPB yang bersifat nasional maupun daerah. Yang positip dari dibentuknya badan ini adalah suatu bukti bahwa ada atau sudah ada kesadaran bahwa kita hidup dibagian panet yang mempunyai potensi bencana alam yang besar. Jelasnya ada di PP yang saya sebutkan tadi , RUU Bencana sendiri sudah disiapkan .(katanya). si Abah Pak Yanto. Yang saat ini terjadi di jogja adalah pasca bencana erupsi Merapi. Tetapi yang sedang terjadi adalah 'bencana' sedimen atau fenomena terjadinya LAHAR HUJAN. Jadi prosesi bencananya belom selesai. Memang sudah ada yg masuk recovery utk bencana erupsi. Ini terutama klaten ke arah timur. Dimana hanya kena dampat abu dan hujan pasir saja. Kalau yg terkena awanpanas saat ini sedang waswas lahar hujan. Mnurut bocoran seorang kawan di bnpb, lahar hujan merupakan tupoksinya PU sebagai bagian dari bencana sediment. Namun saya ga tahu apakah di PU juga ada sense utk masa krisis spt yg ada di PVMBG atau BMKG ? Ke PUan biasanya begerak dengan modus proyek bukan disaster. Cmiiw Rdp On 10/12/2010, yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote: Vick Kalau saya baca dari PP No.21 thn 2008 , koordinator bencana dari pre- pasca adal;ah BNPB baik Ousat daerah (provinsi) maupun Kabupaten . Daam hal Pasca Bencana ada dua tahapan yaitu Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Dalam hal ini seluruh daerah otonom bertugas untuk urun biaya. Dalam hal daerah tidak sanggup maka mereka dapat meminta bantuan ke Pusat yang mempunyai dana . Seluruh dana yang diperlukan haruis ada dalam APBN maupun APBD. Jadi hakekatbya ada koordinasi llintas kementerian. Baca PP No 21 / 2008, akan sangat jelas definisi definisinya. si Abah Btw Siapa penanggung jawab pengendalian atau pemegang kendali (koordinasi) fenomena (bencana) LAHAR HUJAN ? : - PVMBG, walau bukan bahaya erupsi langsung tapi merupakan ikutan kegiatan gunungapi, atau - BNPB, karena ini berpotensi menyebabkan bencana. - atau PU, karena merupakan bagian dari pengendalian (bencana) sedimen. - atau BMKG, karena dipicu oleh hujan deras Ada yang tahu siapa yg menentukan daerah bahaya atau daerah rawan lahar hujan dan skenario pengendaliannya ? Rdp On 08/12/2010, Sulastama Raharja sraha...@gmail.com wrote: Kemarin, saya sekilas membaca Instrumental lahar monitoring at Merapi Volcano, Central Java, Indonesia. Di paper itu disebutkan, monitoring lahar secara instrumental dilakukan dengan cara alat2 real-time seismic amplitude measurement (RSAM), seismic spectral amplitude measurement (SSAM) and acoustic flow monitoring (AFM) systems. Saya belum tahu RSAM dan SSAM, nanti coba saya baca lebih detil, cuman sedikit tahu tentang AFM yang pernah saya translate di sini http://mountmerapi.net/2010/11/17/sistem-deteksi-lahar/ http://mountmerapi.net/2010/11/17/sistem-deteksi-lahar/ Di paper itu, yang membuat saya sedikit terkejut adalah jumlah banjir lahar hujan yang menerpa sungai Boyong, Bedok dan Bebeng 1994-1995, 50 kali dengan durasi antara setengah jam sampai 1,5 jam. Waktu itu (November 1994) guguran lava hanya menghasilkan material sebesar 3,5 jt meter kubik dan 2,5 jt meter kubik diantaranya ada di hulu sungai boyong. Kalau kita bandingkan dengan erupsi tahun 2010, yang konon mengeluarkan material sebesar 140 jt meter kubik, jumlah material tahun 1994 relatif tidak besar, dan itu pun sudah menghasilkan frekuensi banjir lahar yang banyak. Saya tidak tahu persis seberapa banyak material yang ada di sungai-sungai yang berhulu di Merapi, hanya bisa menyebut banyak. Sudahkah kita siap mengantisipasi banjir lahar hujan ini? Paper yang lain, Lahars at Merapi volcano, Central Java: an overview, 1930: Large scale; 33 events in 19301931 in the Batang River; *large, scale on 2, 11, 14 January,* 19,
Re: [iagi-net-l] Seberapa siap mengantisipasi lahar hujan?
Vick Kalau saya baca dari PP No.21 thn 2008 , koordinator bencana dari pre- pasca adal;ah BNPB baik Ousat daerah (provinsi) maupun Kabupaten . Daam hal Pasca Bencana ada dua tahapan yaitu Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Dalam hal ini seluruh daerah otonom bertugas untuk urun biaya. Dalam hal daerah tidak sanggup maka mereka dapat meminta bantuan ke Pusat yang mempunyai dana . Seluruh dana yang diperlukan haruis ada dalam APBN maupun APBD. Jadi hakekatbya ada koordinasi llintas kementerian. Baca PP No 21 / 2008, akan sangat jelas definisi definisinya. si Abah Btw Siapa penanggung jawab pengendalian atau pemegang kendali (koordinasi) fenomena (bencana) LAHAR HUJAN ? : - PVMBG, walau bukan bahaya erupsi langsung tapi merupakan ikutan kegiatan gunungapi, atau - BNPB, karena ini berpotensi menyebabkan bencana. - atau PU, karena merupakan bagian dari pengendalian (bencana) sedimen. - atau BMKG, karena dipicu oleh hujan deras Ada yang tahu siapa yg menentukan daerah bahaya atau daerah rawan lahar hujan dan skenario pengendaliannya ? Rdp On 08/12/2010, Sulastama Raharja sraha...@gmail.com wrote: Kemarin, saya sekilas membaca Instrumental lahar monitoring at Merapi Volcano, Central Java, Indonesia. Di paper itu disebutkan, monitoring lahar secara instrumental dilakukan dengan cara alat2 real-time seismic amplitude measurement (RSAM), seismic spectral amplitude measurement (SSAM) and acoustic flow monitoring (AFM) systems. Saya belum tahu RSAM dan SSAM, nanti coba saya baca lebih detil, cuman sedikit tahu tentang AFM yang pernah saya translate di sini http://mountmerapi.net/2010/11/17/sistem-deteksi-lahar/ http://mountmerapi.net/2010/11/17/sistem-deteksi-lahar/ Di paper itu, yang membuat saya sedikit terkejut adalah jumlah banjir lahar hujan yang menerpa sungai Boyong, Bedok dan Bebeng 1994-1995, 50 kali dengan durasi antara setengah jam sampai 1,5 jam. Waktu itu (November 1994) guguran lava hanya menghasilkan material sebesar 3,5 jt meter kubik dan 2,5 jt meter kubik diantaranya ada di hulu sungai boyong. Kalau kita bandingkan dengan erupsi tahun 2010, yang konon mengeluarkan material sebesar 140 jt meter kubik, jumlah material tahun 1994 relatif tidak besar, dan itu pun sudah menghasilkan frekuensi banjir lahar yang banyak. Saya tidak tahu persis seberapa banyak material yang ada di sungai-sungai yang berhulu di Merapi, hanya bisa menyebut banyak. Sudahkah kita siap mengantisipasi banjir lahar hujan ini? Paper yang lain, Lahars at Merapi volcano, Central Java: an overview, 1930: Large scale; 33 events in 19301931 in the Batang River; *large, scale on 2, 11, 14 January,* 19, 20 March, and 27 April; 162, events in 19311932; large scale on 17 February and 7 April. 1969: Very large lahars; several overflows; 44 cold lahars in 1969; *large events on 19, 20, 22, 23 January, 26 February*, and 5 April; 21 events in 1970 and 1971; *largest lahar on 17 January 1971, (h = 7 m at Salam*). (note: pada tahun 1969 material piroklastiknya 7,7 jt m 3) Dari dua data diatas, sedikit benang merah yang bisa diambil: 1. Banjir lahar hujan terjadi dalam rentang waktu yang cukup lama, bisa berganti tahun meskipun banjir laharnya kadang cuma sebentar 2. Banyak event banjir lahar terjadi di bulan Januari yang merupakan puncak musim hujan. So, sekarang sudah Desember.. Januari menjelang dan masih ada waktu untuk bersiap! wassalam, http://mountmerapi.net -- Sent from my mobile device *Pray for JOGJA* PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in
Re: [iagi-net-l] Seberapa siap mengantisipasi lahar hujan?
Pak Yanto. Yang saat ini terjadi di jogja adalah pasca bencana erupsi Merapi. Tetapi yang sedang terjadi adalah 'bencana' sedimen atau fenomena terjadinya LAHAR HUJAN. Jadi prosesi bencananya belom selesai. Memang sudah ada yg masuk recovery utk bencana erupsi. Ini terutama klaten ke arah timur. Dimana hanya kena dampat abu dan hujan pasir saja. Kalau yg terkena awanpanas saat ini sedang waswas lahar hujan. Mnurut bocoran seorang kawan di bnpb, lahar hujan merupakan tupoksinya PU sebagai bagian dari bencana sediment. Namun saya ga tahu apakah di PU juga ada sense utk masa krisis spt yg ada di PVMBG atau BMKG ? Ke PUan biasanya begerak dengan modus proyek bukan disaster. Cmiiw Rdp On 10/12/2010, yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote: Vick Kalau saya baca dari PP No.21 thn 2008 , koordinator bencana dari pre- pasca adal;ah BNPB baik Ousat daerah (provinsi) maupun Kabupaten . Daam hal Pasca Bencana ada dua tahapan yaitu Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Dalam hal ini seluruh daerah otonom bertugas untuk urun biaya. Dalam hal daerah tidak sanggup maka mereka dapat meminta bantuan ke Pusat yang mempunyai dana . Seluruh dana yang diperlukan haruis ada dalam APBN maupun APBD. Jadi hakekatbya ada koordinasi llintas kementerian. Baca PP No 21 / 2008, akan sangat jelas definisi definisinya. si Abah Btw Siapa penanggung jawab pengendalian atau pemegang kendali (koordinasi) fenomena (bencana) LAHAR HUJAN ? : - PVMBG, walau bukan bahaya erupsi langsung tapi merupakan ikutan kegiatan gunungapi, atau - BNPB, karena ini berpotensi menyebabkan bencana. - atau PU, karena merupakan bagian dari pengendalian (bencana) sedimen. - atau BMKG, karena dipicu oleh hujan deras Ada yang tahu siapa yg menentukan daerah bahaya atau daerah rawan lahar hujan dan skenario pengendaliannya ? Rdp On 08/12/2010, Sulastama Raharja sraha...@gmail.com wrote: Kemarin, saya sekilas membaca Instrumental lahar monitoring at Merapi Volcano, Central Java, Indonesia. Di paper itu disebutkan, monitoring lahar secara instrumental dilakukan dengan cara alat2 real-time seismic amplitude measurement (RSAM), seismic spectral amplitude measurement (SSAM) and acoustic flow monitoring (AFM) systems. Saya belum tahu RSAM dan SSAM, nanti coba saya baca lebih detil, cuman sedikit tahu tentang AFM yang pernah saya translate di sini http://mountmerapi.net/2010/11/17/sistem-deteksi-lahar/ http://mountmerapi.net/2010/11/17/sistem-deteksi-lahar/ Di paper itu, yang membuat saya sedikit terkejut adalah jumlah banjir lahar hujan yang menerpa sungai Boyong, Bedok dan Bebeng 1994-1995, 50 kali dengan durasi antara setengah jam sampai 1,5 jam. Waktu itu (November 1994) guguran lava hanya menghasilkan material sebesar 3,5 jt meter kubik dan 2,5 jt meter kubik diantaranya ada di hulu sungai boyong. Kalau kita bandingkan dengan erupsi tahun 2010, yang konon mengeluarkan material sebesar 140 jt meter kubik, jumlah material tahun 1994 relatif tidak besar, dan itu pun sudah menghasilkan frekuensi banjir lahar yang banyak. Saya tidak tahu persis seberapa banyak material yang ada di sungai-sungai yang berhulu di Merapi, hanya bisa menyebut banyak. Sudahkah kita siap mengantisipasi banjir lahar hujan ini? Paper yang lain, Lahars at Merapi volcano, Central Java: an overview, 1930: Large scale; 33 events in 1930–1931 in the Batang River; *large, scale on 2, 11, 14 January,* 19, 20 March, and 27 April; 162, events in 1931–1932; large scale on 17 February and 7 April. 1969: Very large lahars; several overflows; 44 cold lahars in 1969; *large events on 19, 20, 22, 23 January, 26 February*, and 5 April; 21 events in 1970 and 1971; *largest lahar on 17 January 1971, (h = 7 m at Salam*). (note: pada tahun 1969 material piroklastiknya 7,7 jt m 3) Dari dua data diatas, sedikit benang merah yang bisa diambil: 1. Banjir lahar hujan terjadi dalam rentang waktu yang cukup lama, bisa berganti tahun meskipun banjir laharnya kadang cuma sebentar 2. Banyak event banjir lahar terjadi di bulan Januari yang merupakan puncak musim hujan. So, sekarang sudah Desember.. Januari menjelang dan masih ada waktu untuk bersiap! wassalam, http://mountmerapi.net -- Sent from my mobile device *Pray for JOGJA* PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran
[iagi-net-l] Seberapa siap mengantisipasi lahar hujan?
Kemarin, saya sekilas membaca Instrumental lahar monitoring at Merapi Volcano, Central Java, Indonesia. Di paper itu disebutkan, monitoring lahar secara instrumental dilakukan dengan cara alat2 real-time seismic amplitude measurement (RSAM), seismic spectral amplitude measurement (SSAM) and acoustic flow monitoring (AFM) systems. Saya belum tahu RSAM dan SSAM, nanti coba saya baca lebih detil, cuman sedikit tahu tentang AFM yang pernah saya translate di sini http://mountmerapi.net/2010/11/17/sistem-deteksi-lahar/ http://mountmerapi.net/2010/11/17/sistem-deteksi-lahar/ Di paper itu, yang membuat saya sedikit terkejut adalah jumlah banjir lahar hujan yang menerpa sungai Boyong, Bedok dan Bebeng 1994-1995, 50 kali dengan durasi antara setengah jam sampai 1,5 jam. Waktu itu (November 1994) guguran lava hanya menghasilkan material sebesar 3,5 jt meter kubik dan 2,5 jt meter kubik diantaranya ada di hulu sungai boyong. Kalau kita bandingkan dengan erupsi tahun 2010, yang konon mengeluarkan material sebesar 140 jt meter kubik, jumlah material tahun 1994 relatif tidak besar, dan itu pun sudah menghasilkan frekuensi banjir lahar yang banyak. Saya tidak tahu persis seberapa banyak material yang ada di sungai-sungai yang berhulu di Merapi, hanya bisa menyebut banyak. Sudahkah kita siap mengantisipasi banjir lahar hujan ini? Paper yang lain, Lahars at Merapi volcano, Central Java: an overview, 1930: Large scale; 33 events in 1930–1931 in the Batang River; *large, scale on 2, 11, 14 January,* 19, 20 March, and 27 April; 162, events in 1931–1932; large scale on 17 February and 7 April. 1969: Very large lahars; several overflows; 44 cold lahars in 1969; *large events on 19, 20, 22, 23 January, 26 February*, and 5 April; 21 events in 1970 and 1971; *largest lahar on 17 January 1971, (h = 7 m at Salam*). (note: pada tahun 1969 material piroklastiknya 7,7 jt m 3) Dari dua data diatas, sedikit benang merah yang bisa diambil: 1. Banjir lahar hujan terjadi dalam rentang waktu yang cukup lama, bisa berganti tahun meskipun banjir laharnya kadang cuma sebentar 2. Banyak event banjir lahar terjadi di bulan Januari yang merupakan puncak musim hujan. So, sekarang sudah Desember.. Januari menjelang dan masih ada waktu untuk bersiap! wassalam, http://mountmerapi.net
Re: [iagi-net-l] Seberapa siap mengantisipasi lahar hujan?
PVMBG itu singkatan Pusat Vulkanologi dan Mitigrasi Bencana Geologi, jadi urusannya bukan vulkanologi saja tetapi bencana geologi juga, termasuk longsor dan tentunya lahar juga. Logisnya sih juga masih tetap ngurusin bahaya lahar juga. Tetapi ya banyak instansi yang terkait, bisa rumit juga RPK - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, December 08, 2010 8:50 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Seberapa siap mengantisipasi lahar hujan? Btw Siapa penanggung jawab pengendalian atau pemegang kendali (koordinasi) fenomena (bencana) LAHAR HUJAN ? : - PVMBG, walau bukan bahaya erupsi langsung tapi merupakan ikutan kegiatan gunungapi, atau - BNPB, karena ini berpotensi menyebabkan bencana. - atau PU, karena merupakan bagian dari pengendalian (bencana) sedimen. - atau BMKG, karena dipicu oleh hujan deras Ada yang tahu siapa yg menentukan daerah bahaya atau daerah rawan lahar hujan dan skenario pengendaliannya ? Rdp On 08/12/2010, Sulastama Raharja sraha...@gmail.com wrote: Kemarin, saya sekilas membaca Instrumental lahar monitoring at Merapi Volcano, Central Java, Indonesia. Di paper itu disebutkan, monitoring lahar secara instrumental dilakukan dengan cara alat2 real-time seismic amplitude measurement (RSAM), seismic spectral amplitude measurement (SSAM) and acoustic flow monitoring (AFM) systems. Saya belum tahu RSAM dan SSAM, nanti coba saya baca lebih detil, cuman sedikit tahu tentang AFM yang pernah saya translate di sini http://mountmerapi.net/2010/11/17/sistem-deteksi-lahar/ http://mountmerapi.net/2010/11/17/sistem-deteksi-lahar/ Di paper itu, yang membuat saya sedikit terkejut adalah jumlah banjir lahar hujan yang menerpa sungai Boyong, Bedok dan Bebeng 1994-1995, 50 kali dengan durasi antara setengah jam sampai 1,5 jam. Waktu itu (November 1994) guguran lava hanya menghasilkan material sebesar 3,5 jt meter kubik dan 2,5 jt meter kubik diantaranya ada di hulu sungai boyong. Kalau kita bandingkan dengan erupsi tahun 2010, yang konon mengeluarkan material sebesar 140 jt meter kubik, jumlah material tahun 1994 relatif tidak besar, dan itu pun sudah menghasilkan frekuensi banjir lahar yang banyak. Saya tidak tahu persis seberapa banyak material yang ada di sungai-sungai yang berhulu di Merapi, hanya bisa menyebut banyak. Sudahkah kita siap mengantisipasi banjir lahar hujan ini? Paper yang lain, Lahars at Merapi volcano, Central Java: an overview, 1930: Large scale; 33 events in 1930–1931 in the Batang River; *large, scale on 2, 11, 14 January,* 19, 20 March, and 27 April; 162, events in 1931–1932; large scale on 17 February and 7 April. 1969: Very large lahars; several overflows; 44 cold lahars in 1969; *large events on 19, 20, 22, 23 January, 26 February*, and 5 April; 21 events in 1970 and 1971; *largest lahar on 17 January 1971, (h = 7 m at Salam*). (note: pada tahun 1969 material piroklastiknya 7,7 jt m 3) Dari dua data diatas, sedikit benang merah yang bisa diambil: 1. Banjir lahar hujan terjadi dalam rentang waktu yang cukup lama, bisa berganti tahun meskipun banjir laharnya kadang cuma sebentar 2. Banyak event banjir lahar terjadi di bulan Januari yang merupakan puncak musim hujan. So, sekarang sudah Desember.. Januari menjelang dan masih ada waktu untuk bersiap! wassalam, http://mountmerapi.net -- Sent from my mobile device *Pray for JOGJA* PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list