Re: [iagi-net-l] Selamatkan... kawasan resapan (lagi)

2012-03-01 Terurut Topik Fajar Lubis
Terimakasih pak Avi, maaf saya lupa menjelaskan bahwa di hidrogeologi, datum 
yang digunakan umumnya adalah di atas permukaan laut (dpl atau MSL).

Pengamatan yang dilakukan adalah pada sumur artesis, yaitu sumur yang mengambil 
pada sistem airtanah tertekan atau yang memiliki tekanan lebih besar dari 1 
atm. Betul seperti kata bapak, untuk kondisi yang bapak sebut itu adalah sistem 
non artesis atau sistem airtanah bebas (ini kalau menggunakan klasifikasi 
kedalaman  60 m dari pak Sukardi di Jakarta). Sistem ini akan berfluktuasi 
dengan iklim.. pada saat kemarau muka airtanah akan turun dan dalam beberapa 
kasus hingga kering .. pada saat musim hujan muka airtanah akan naik terisi 
kembali.

Pemboran artesis di Jakarta yang saya bicarakan adalah adalah pemboran dengan 
target hidrostratigrafi akifer zone 2 yaitu Fm Genteng, Serpong dan Kaliwangu 
(mengacu kepada pembagian yang dibuat pak Fahri dan Pak Lambok).


Salam,
Fajar (2114)
Kang Jae, apa kabar? .. Kita pindah gelanggang untuk diskusi yang terlalu 
teknis dan sulit

 



 From: rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, March 1, 2012 9:14 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Selamatkan... kawasan resapan (lagi)
 

Fajar, ada pengamatan ngga kira2 formasi apa yg dianggap aquifer itu, apa just 
sand or limestone reservoir misal di bawak kedalaman 125 meter. Karena kalo 
sumur di rumah2 ku di Jaksel MAT ada di 3-5 meter, black sand aquifer di 16-25 
meter (tergantung lokasi), tuff aquifer di 4 meter to 15 meter. Kalau aquifer2 
yg kusebut tadi ngga ada yg artetis.

Oh ya pada saat bikin perhitungan artetis plus sekian itu apa sudah dikoreksi 
dg topografi? mungkin akan lebih baek kalau plus sekian dari MSL (mean sea 
level).

Well done selamat ber-observasi
Avi
NPA 0666 nomor cuantik

Re: [iagi-net-l] Selamatkan... kawasan resapan (lagi)

2012-02-29 Terurut Topik Fajar Lubis
Bisa dilihat dari hasil observasinya pak Dhe,

Pemboran artesis pertama yang dilaporkan di Jakarta adalah di Benteng Prince 
Frederick tahun 1848 dengan kondisi artesis positif (flowing well) dengan 
ketinggian +2,4 meter... sayang sampai kemarin cari-cari sumur ini masih belum 
ketemu :(.. hanya saat ini muka airtanah di wilayah ini berdasarkan data pada 
sumur pantau adalah artesis negatif - 25 meter

Semarang... ini saya masih mencari informasi sumur tertuanya (mohon info dari 
rekan-rekan jika mengetahuinya), hanya ada data pada sumur pantau yang dibuat 
pada tahun 1970 memiliki kondisi artesis positif juga dengan ketingian +1,5 
meter saat ini telah menjadi artesis negatif -18 meter

Bandung.. pemboran pertama dilaporkan di stasiun Kereta Api Bandung dengan 
kondisi artesis positif dengan ketinggian + 4 meter .. saat ini juga telah 
menjadi artesis negatif.

Data pendukung lainnya adalah dengan menghitung head pada minimal 3 
piesometer/sumur pantau yang diletakkan pada sistem akifer yang sama dengan 
kedalaman yang berbeda. Untuk di Jakarta ini bisa dihitung di kompleks sumur 
pantau Senayan sedangkan untuk di Semarang ini bisa dihitung di komplek kecil 
sumur pantau di Distamben Jawa Tengah. Hanya untuk detail perhitungan dengan 
metode ini, mungkin kita diskusikan di gelanggang lain saja pak Dhe, agar tidak 
terlalu sulit untuk rakyat.


Salam,
Fajar (2114)
Mohon dikoreksi jika ada yang memiliki data lebih akurat... terimakasih

 



 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

 
Mas Fajar,
Menarik sekali mengenai perubahan kawasan resapan ini. 
Apakah nilai (angka) resapan ini diukur atau diperkirakan berdasarkan 
parameter lithologi, tutupan lahan dll ? Maksud saya, apakah ada usaha (hasil) 
pengukuran jumlah air yang meresap setelah hujan, dan jumlah air yang menjadi 
runoff. 
 
Salam RDP

Re: [iagi-net-l] Selamatkan... kawasan resapan (lagi)

2012-02-29 Terurut Topik rakhmadi avianto
Fajar, ada pengamatan ngga kira2 formasi apa yg dianggap aquifer itu, apa
just sand or limestone reservoir misal di bawak kedalaman 125 meter. Karena
kalo sumur di rumah2 ku di Jaksel MAT ada di 3-5 meter, black sand aquifer
di 16-25 meter (tergantung lokasi), tuff aquifer di 4 meter to 15 meter.
Kalau aquifer2 yg kusebut tadi ngga ada yg artetis.

Oh ya pada saat bikin perhitungan artetis plus sekian itu apa sudah
dikoreksi dg topografi? mungkin akan lebih baek kalau plus sekian dari MSL
(mean sea level).

Well done selamat ber-observasi
Avi
NPA 0666 nomor cuantik


2012/3/1 Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com

 Bisa dilihat dari hasil observasinya pak Dhe,

 Pemboran artesis pertama yang dilaporkan di Jakarta adalah di Benteng
 Prince Frederick tahun 1848 dengan kondisi artesis positif (flowing well)
 dengan ketinggian +2,4 meter... sayang sampai kemarin cari-cari sumur ini
 masih belum ketemu :(.. hanya saat ini muka airtanah di wilayah ini
 berdasarkan data pada sumur pantau adalah artesis negatif - 25 meter

 Semarang... ini saya masih mencari informasi sumur tertuanya (mohon info
 dari rekan-rekan jika mengetahuinya), hanya ada data pada sumur pantau yang
 dibuat pada tahun 1970 memiliki kondisi artesis positif juga dengan
 ketingian +1,5 meter saat ini telah menjadi artesis negatif -18 meter

 Bandung.. pemboran pertama dilaporkan di stasiun Kereta Api Bandung dengan
 kondisi artesis positif dengan ketinggian + 4 meter .. saat ini juga telah
 menjadi artesis negatif.

 Data pendukung lainnya adalah dengan menghitung head pada minimal 3
 piesometer/sumur pantau yang diletakkan pada sistem akifer yang sama dengan
 kedalaman yang berbeda. Untuk di Jakarta ini bisa dihitung di kompleks
 sumur pantau Senayan sedangkan untuk di Semarang ini bisa dihitung di
 komplek kecil sumur pantau di Distamben Jawa Tengah. Hanya untuk detail
 perhitungan dengan metode ini, mungkin kita diskusikan di gelanggang lain
 saja pak Dhe, agar tidak terlalu sulit untuk rakyat.


 Salam,
 Fajar (2114)
 Mohon dikoreksi jika ada yang memiliki data lebih akurat... terimakasih


   --
 *From:* Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 **

 Mas Fajar,
 Menarik sekali mengenai perubahan kawasan resapan ini.
 Apakah nilai (angka) resapan ini diukur atau diperkirakan berdasarkan
 parameter lithologi, tutupan lahan dll ? Maksud saya, apakah ada usaha
 (hasil) pengukuran jumlah air yang meresap setelah hujan, dan jumlah air
 yang menjadi runoff.

 Salam RDP





Re: [iagi-net-l] Selamatkan... kawasan resapan (lagi)

2012-02-29 Terurut Topik jaenudinj
Kang Fajar,
Gak perlu pindah gelanggang lain disini saja untuk memperkaya pengetahuan kita

Jadi inget waktu di lab dulu, cari cari data hidro jkt

Salam,

Jdn
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com
Date: Thu, 1 Mar 2012 09:36:21 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Selamatkan... kawasan resapan (lagi)
Bisa dilihat dari hasil observasinya pak Dhe,

Pemboran artesis pertama yang dilaporkan di Jakarta adalah di Benteng Prince 
Frederick tahun 1848 dengan kondisi artesis positif (flowing well) dengan 
ketinggian +2,4 meter... sayang sampai kemarin cari-cari sumur ini masih belum 
ketemu :(.. hanya saat ini muka airtanah di wilayah ini berdasarkan data pada 
sumur pantau adalah artesis negatif - 25 meter

Semarang... ini saya masih mencari informasi sumur tertuanya (mohon info dari 
rekan-rekan jika mengetahuinya), hanya ada data pada sumur pantau yang dibuat 
pada tahun 1970 memiliki kondisi artesis positif juga dengan ketingian +1,5 
meter saat ini telah menjadi artesis negatif -18 meter

Bandung.. pemboran pertama dilaporkan di stasiun Kereta Api Bandung dengan 
kondisi artesis positif dengan ketinggian + 4 meter .. saat ini juga telah 
menjadi artesis negatif.

Data pendukung lainnya adalah dengan menghitung head pada minimal 3 
piesometer/sumur pantau yang diletakkan pada sistem akifer yang sama dengan 
kedalaman yang berbeda. Untuk di Jakarta ini bisa dihitung di kompleks sumur 
pantau Senayan sedangkan untuk di Semarang ini bisa dihitung di komplek kecil 
sumur pantau di Distamben Jawa Tengah. Hanya untuk detail perhitungan dengan 
metode ini, mungkin kita diskusikan di gelanggang lain saja pak Dhe, agar tidak 
terlalu sulit untuk rakyat.


Salam,
Fajar (2114)
Mohon dikoreksi jika ada yang memiliki data lebih akurat... terimakasih

 



 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

 
Mas Fajar,
Menarik sekali mengenai perubahan kawasan resapan ini. 
Apakah nilai (angka) resapan ini diukur atau diperkirakan berdasarkan 
parameter lithologi, tutupan lahan dll ? Maksud saya, apakah ada usaha (hasil) 
pengukuran jumlah air yang meresap setelah hujan, dan jumlah air yang menjadi 
runoff. 
 
Salam RDP