Pak Awang

Matur nuwun ini saya yg anggota baru jadi memang perlu banyak dpt arahan

Sekali lagi thank you

Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Awang Harun Satyana <aha...@bpmigas.go.id>
Date: Fri, 30 Sep 2011 08:17:02 
To: 'iagi-net@iagi.or.id'<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: RE: [iagi-net-l] Lusi
Pak Avi,

Perdebatan tentang asal/penyebab Lusi sudah berjalan selama lima tahun di milis 
ini; di beberapa forum nasional dan internasional pun pernah dilakukan. Yang 
ditulis Pak Avi di bawah juga pernah didiskusikan. Bila Pak Avi tertarik, 
silakan diklik saja di arsip IAGI-net dan ketik kata kunci LUSI, di situ banyak 
ulasan/perdebatan soal Lusi dari berbagai pihak.

Arsip diskusi-diskusi di IAGI-net:

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

Salam,
Awang

From: rakhmadi avianto [mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com]
Sent: 23 September 2011 6:06
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Lusi

Agan Awang dan Agan Bambang Istadi,

Wah seneng nih milist jadi rame gara2 ada orang baru masuk, ini mas Bambang 
temen saya karaoke dulu piis bro gue sehat2 saja dan alhamdulillah masih bisa 
berkarya, siapa tahu someday kita kerja bareng ya.

Pak Awang kenapa data itu jadi konfidensial ya?, karena data ini kunci 
pemecahan persolan, tanpa data maka kita ini bukan saintis, artinya kita2 ini 
akan jadi Preacher, yg percaya berdasarkan faith dan tanpa metodis empiris dan 
bukti dengan demikian bagaimana kita bisa setuju dg pendapat pak Awang?

Dalam hal ini termasuk pemahaman mud volcano induced by earthquake? kalau di 
subsurface memang ada indikasi mud volcano apa betul ada significant break di 
sonic value dari Normal ke Over presure, pertanyaan selanjutnya kenapa praktisi 
dari perminyakan tidak ada yg di undang untuk memberikan jastifikasi TEKNIS 
bahwa kesimpulan itu sudah yg terbaek. Kalau dari data seismik yg saya lihat 
kok tidak terlihat adanya overpressure diatas limestonenya ya? Tapi pendapat 
ini belum dilakukan evaluasi velocity analysis dari Gathernya, mungkin dg 
analisa Stack Gather akan lebih akurat untuk analisa adanya gejala reversal 
volocity di kedalaman yg biasanya berhubungan dg adanya High pressure zone. 
Kenapa saya membahas hal ini karena saya ingin lebih memfokuskan penyebab utama 
dari gerakan bawah permukaan ini MUD VOLCANO atau memang dari reservoir. Kalau 
penyebabnya bukan Mud Volcano maka tentu penyebabnya adalah dari reservoar.

Data lapangan menunjukkan bahwa persentase SOLID lebih dominan dari pada fluida 
(baca air), 150rb m3/day wooooow dg semburan setinggi 3-5 meter (baca di koran 
dan lihat di tipi), yg slow but sure semburannya makin rendah makan hari, ini 
kemungkinan yg paling tinggi adalah aliran air reservoir yg bergerak vertikal, 
tentunya dalam perjalanan ke permukaan air panas ini mengerosi dinding lobang 
sumur yg umumnya clay dari formasi yg relatif muda, dan hasilnya nampak seperti 
lumpur yg keluar akibat Mud Volcano. Kalau benar demikian maka ini adalah 
blow-out biasa yg faktanya saat operasi lobang sumur ditutup dg BOP shg aliran 
dari bawah permukaan tidak bisa blow-out lewat well bore, tapi dan tentu akan 
mencari weak zone yaitu faults yg memang banyak terlihat di 2D seismik (harap 
lihat 2D seismik sebelum well di bor, perhatikan minor discontinuity disitu, yg 
mungkin banyak di simplified biar prospectnya nampak utuh dan tidak banyak 
faultsnya). Sebetulnya itu kenapa pak DR Rubiandini lebih memfokuskan untuk 
RELIEF Well dan kita yg datang saat itu setuju, blio minta dukungan kita dan 
kita bilang ya mendukung. Detail HOW to Attack problem pak DR Rubiandini punya 
detailnya, dan kita cuma ngangguk2 aja tanda setuju.

Untuk Isotop ini kita ambil second opinion dong kalau mau yg neutral, kalau mau 
ada air yg berhubungan dg Magma apa iya? mungkin man teman yg lebih pakar dari 
ana agar bisa memberikan pendapatnya.

Harap teman2 ingat maksud saya menulis ini Pertama bukan untuk sok pinter tapi 
lebih memberi edukasi bagi yg belum pernah bekerja di perminyakan dan teutama 
adik2 mahasiswa yg mungkin rajin baca milis ini. Kedua Indonesia ini kok ngga 
maju2 ya padahal banyak orang pinter, dimana letak kesalahan kita?

Sekali lagi kapan2 kita temu darat yok dan bahas masalah ini, kalo di milis 
kadang2 ada ketebatasan ruang dan waktu, sukur2 datanya komplit

Piis and Merdeka
Avi..... NPA 0666



2011/9/23 Bambang P. Istadi 
<bambang.ist...@energi-mp.com<mailto:bambang.ist...@energi-mp.com>>
Pak Avianto yang sudah mumpuni,.. selamat bergabung ke IAGI-net,.. apa kabarnya 
bro?

Alhamdulillah masih banyak yang concern tentang Lusi dan mau mematikan.  Siapa 
tahu bisa betul2 dimatikan. Dulu aliran lumpur >150 ribu m3, lebih dari 1 juta 
bbl/d. sekarang <10 ribu m3, jadi sudah sangat kecil dan malah sering berhenti 
secara total, tidak ada kepulan steam sama sekali mencapai belasan menit. Jadi 
mungkin saja lebih gampang untuk dimatikan,.. atau memang sudah masuk dalam 
tahap akan mati dengan sendirinya.

Mematikan boleh2 saja tapi perlu dipertimbangkan, peta bawah permukaan seperti 
apa? Bukan hanya berdasarkan asumsi, oleh kerenanya, kita sepakat dengan ide 3D 
untuk mengetahui kondisi bawah permukaan. Kalau mau melakukan sesuatu, seperti 
kata mbak Suro “Dalam kondisi seperti sekarang, pertanyaan simple yg muncul, 
dititik mana (koordinat) dan kedalaman berapa anda akan pompakan kill-mud / 
cement ato apapun, berapa volume yg anda butuhkan etc…etc…??”

Diperkirakan pastinya sudah banyak multiple faults, fractures baik reactivated 
ataupun baru yang bisa dilihat dari banyaknya gas seeps/gas bubbles di lebih 
dari 200 lokasi. Mungkin saja disebabkan oleh subsidence, pergerakan tektonik, 
sumur dan loading dangkal, atau kombinasi dari faktor2 tersebut.

Perllu jadi bahan pertimbangan: Studi oleh Badan Geologi soal gas dan 
temperature yang dipublish IAGI saat PIT di Lombok, Sutaningsih et al., 2010, 
yang saya cuplik “Isotop Gas Geothermometer C-13. Salah satu cara untuk 
memperkirakan suhu bawah permukaan adalah dengan isotop C-13 yang terdapat 
dalam CH4 dan CO2 dari sampel gas (Blattner, P., and Hoefs, J., 1994) dengan 
rumus :
13CCO2-CH4 = ((15650/(t + 168)) – 9
t (°C) = 15650/( + 9 ) + 168
Data hasil analisis isotop C-13 yang terdapat dalam CH4 dan CO2 yang terkandung 
dalam gas kering dari semburan gas di sekitar semburan lumpur panas Sidoarjo 
dipakai untuk memperkirakan suhu bawah permukaan. Dengan rumus tersebut diatas 
dan diperoleh hasil yang disajikan dalam tabel 7. Dari tabel 7 diperoleh suhu 
rata-rata bawah permukaan semburan Lumpur panas Sidoarjo dan sekitarnya adalah 
548 oC.”

Hal lain yang perlu dipertimbangkan “Hasil analisis isotop H-2 dan O-18, air 
lumpur dari pusat semburan lumpur panas Sidoarjo mempunyai nilai simpangan 
konsentrasi H-2 dari -17,5 ‰ sampai -2,7 ‰ dan simpangan konsentrasi O-18 dari 
+5,28 ‰ sampai +10,11 ‰ yang semuanya mengindikasikan cairan berasosiasi dengan 
batuan beku panas (igneous rock) yang berasal dari magma”. Bukankah pak Avi 
bertujuan untuk menghentikan dengan saya quote kata2 pak Avi “, kita bor ke 
reservoirnya kemudian di spot lumpur berat shg lama2 aliran dari bawah bisa di 
stop” Apa yakin semburan, at least airnya berasal dari reservoir? Reservoir 
yang mana? Reservoir properties seperti apa yang bisa menghasilkan lebih dari 
satu juta barel perhari, katakanlah diawal semburan rasionya 70:30, dimana yang 
70% berupa air, jadi reservoir tersebut harus bisa menghasilkan rate sebesar 
700 ribu barel/hari. Kalau hanya berasal dari lubang sumur, seberapa besar 
lubangnya? Kenapa fish dalam lubang sumur ngga jatuh?

Mungkin saja menurut pak Avi relief well adalah solusi yang paling tepat, tapi 
saya rasa ngga perlu melecehkan soal bola2 beton daripada nanti ada yang 
kesinggung,.. Bola2 beton merupakan purely ide temen2 ITB diusulkan oleh kang 
Bagus Endar cs dan disetujui oleh Timnas..

Peace bro,

Bambang

From: rakhmadi avianto 
[mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com<mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com>]
Sent: Thursday, September 22, 2011 4:10 PM

To: iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Lusi

Ide DR Rubiandini DR Kusuma dan kawan2 ini brilliant lho, secara fisika dg 
relief well suksess rasionya lebih tinggi
pak Doktor telah berhasil menjinakkan sumur JOB PPEJ di Gersik dg gejala awal 
yg sama dg Lusi.Kita alumnus Geologi UGM pernah minta waktu khusus ke pak DR 
Rubiandini untuk mempresenasikan ide beliau dan kita lihat dari segi operation 
Geologist dan drilling kayaknya yg paling masuk akal, sehingga kita yg datang 
waktu semua setuju dg ide DR Rubiandini. SEbagai info tambahan kita2 Alumini 
Geologi UGM yg datang di presntasi tersebut sudah berpengalaman kerja di 
Chevron, ExxonMobil, CNOOC, IAPCO, BP dan Pertamina dg penglaman 15-28 th jadi 
sudah tuwuk makan asam garam drilling operation, seismik, sekwen strat, 
petrophysik dll. Kita menilai bukan kita anti pemerintah tapi sebagai saintis 
kita terpanggil untuk menkontribusikan solusi yg paling tepat, dan kesimpulan 
kita, SETUJU dg DR Rubiandini at all.

Kalo 3D seismik selain datanya akan tidak bagus at the end juga akan mengarah 
ke relief well, ojo di cemplungin beton dari atas mas itu ga bener, kita bor ke 
reservoirnya kemudian di spot lumpur berat shg lama2 aliran dari bawah bisa di 
stop

Salam
Avi
2011/9/22 kartiko samodro 
<kartiko.samo...@gmail.com<mailto:kartiko.samo...@gmail.com>>
sepertinya kalau relief well sekarang sudah terlambat...sudah jebol dan  rekah 
di mana mana...

3d seismic mungkin bisa untuk mendeteksi daerah mana yang memiliki rekahan 
besar yang menyebabkan semburan ..tapi terus bagaimana menutupnya , apakah kita 
bisa  injeksikan semen di rekahan rekahan tersebut ?                            
                              Solusi terakhir mungkin memang harus dialirkan ke 
sungai porong sehingga sedikit demi sedikit dapat dibuang ke laut....
Untuk pengurangan pencemaran kalau memang ada zat berbahaya, maka bisa 
dilakukan pengolahan limbah dulu sebelum dialirkan ke sungai porong atau ke 
laut...pertanyaannya lagi ada budgetnya tidak ?

2011/9/22 <rakhmadi.avia...@gmail.com<mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com>>
Masalah Lusi ini memang udah di plesetin ke yg kurang tepat tentunya ada pihak2 
dg kepentingan yg berbeda

Kok saya stuju dg ide DR Rubiandini untuk di pake reief well yg lebih make 
sense secara ilmiyah, untuk yg lain mungkin sudah terlanjur remek di near 
surfacenya shg ide 3D seismik data yg akan diperoleh disangsikan akan bagus krn 
noisenya udah terlalu kuat

He he he baru gabung kok yo wis komentar

Last but least miss you all dan salam kenal

Sebagai perkenalan saya ini alumni Geologi UGM lulus 1982 kerja di Mobil Oil 
Indonesia 82-94 Mobil Nigeria 95-97 jadi ExxonMobil 98-2006 sejak itu nyangkul 
di Samudra Energy ltd
Pengalaman banyak di Exploration dan production
Tambahan saya itu musuh bebuyutan abah Yanto Sumatri di lapangan Golf

Mungkin itu aja jati diri saya
Salam damai

Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "Yanto R.Sumantri" <yrs...@rad.net.id<mailto:yrs...@rad.net.id>>
Date: Thu, 22 Sep 2011 13:40:11
To: <iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>>
Subject: Re: [iagi-net-l] Lusi


Nyoto

Amburadulnya , karena telah menyeleweng (dengan sadar lagi ) atau
selingkuh dari UUD - 45 dan Pancasila.
Kita meng-agung2 kan demokrasi liberal sembari lupa bahwa kita  bernegara
ini dalam bingkai NKRI yang sebenarnya sudah mempunyai budaya yang tidak
akan cocok dengan demokrasi liberal yang sangat individualistis.
Itu kata Bung Karno , dan saya percaya itu.

ADB saya kira tidak memihak  , hanya dia tidak sependapat dengan Awang
mengenai apa yang men"triger" lumpur.



si Abah.




Kirim email ke