Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam. Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang; dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di mana minyaknya? Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus membaca buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan) agar supaya ilmunya terus bertambah. Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka merasa terdesak dengan banyaknya mudlogger dari negeri seberang. Saya pun tidak dapat berbuat apa-2 karena mereka, para TKA ini sudah mengantongi ijin kerja yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Salam hangat, Sugeng - Original Message - From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 08, 2010 7:17 AM Subject: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? ok, sip pak edy. tambah jelas mau mulai dari mana. saya akan gelitik dulu para pentolan bamus ini, semuanya juga 'kan orang2 IAGI, sekaligus kawan2 yg jaga perguruan tinggi masing2. siapa tahu, pak agus hh, om toyo, n om agus g, juga sedang memonitor milis tercinta ini. halo? salam, syaiful 2010/4/8 Bagus e_suna...@yahoo.co.id: Pak Syaiful, Kabar saya baik2saja, dengan senang hati saya siap Mas Iful. Sejak awal IAGI-KNPGI memposisikan diri sebagai partner Perguruan Tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai tambahan informasi, Kepengurusan Bamus Geologi (sejak 30 Mei 2005): Ketua : Dr. Agus Handoyo (ITB), Sekretaris : Dr. Sutoyo (UPN), Bendahara : Dr. Agus Guntoro (Usakti). Salam, Edy Sunardi --- Pada Rab, 7/4/10, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis: Dari: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Rabu, 7 April, 2010, 10:45 AM Halo pak Edy Sunardi, Apa kabar? Terimakasih infonya. Kami juga sempat ngobrol dengan Ketua Bamus Geologi, yaitu pak Agus HH, pada kesempatan rapat IAGI di Bandung sekian bulan lalu (tahun lalu). Intinya, kita akan coba aktifkan kembali KNPGI atau Bamus Geologi. Jika kawan2 lama yg dulu aktif tidak bisa bergabung lagi, paling tidak akan minta kehadiran pak Edy Sunardi dan pak Agus HH pada awal2 pertemuan nanti. Forum ini diharapkan dapat menjadi jembatan yg baik utk menghubungkan semua jurusan atau departemen atau prodi atau apa pun namanya, yg ada 'geologi'-nya. Tentu pihak lainnya dari kalangan praktisi atau pengguna produk atau profesi geologi, akan diundang pula. Semoga niat ini dapat segera terlaksana. salam, syaiful 2010/4/7 Bagus e_suna...@yahoo.co.id: Mas Syaiful n Mas Agus Hen, IAGI sesungguhnya sudah melihat ini paling tidak sejak 10 tahun yang lalu, sayangnya memang sejak 2006 tidak tertangani lagi, karena saya waktu itu ditunjuk sebagai Ketua Tim Penelitian Semburan Lumpur Sidoarjo, selanjutnya ada pergantian Pengurus PP IAGI. Mas Syaiful supaya tidak bekerja dari nol lagi, semua arsip yang berkaitan dengan ldquo;Peranan IAGI dalam Pendidikan Geologi di Indonesiardquo;, bila akan digunakan sebagai referernsi, sudah saya dokumentasikan dengan baik (atas inisiatif Kang ADB sebagai Ketua Umum IAGI saat itu, dan saya sebagai Ketua Komisi SDM IAGI/Liason KNPGI, kemudian dllanjutkan saat Mas Lutfi Presiden IAGI, saya sbg Ketua Departemen Pengembangan Ilmu IAGI). Sejarah serta produk yang dihasilkan: - Diskusi Panel pada PIT IAGI ke-28, bertema Pendidikan Geologi di Indonesia yang diselenggarakan IAGI di Jakarta pada tanggal 1 Desember 1999 (Inisiator Pak Yanto Sumantri dan Kang Asep Suhendan), menghasilkan rekomendasi untuk pembentukan forum Pendidikan Geologi. - Pembentukan Komite Nasional Pendidikan Geologi Indonesia (KNPGI) pada tanggal 1 April 2000 di Kampus Unpad Jatinangor, dibentuk oleh unsur dari PT, Industri Migas (KPS
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
saya diundang untuk hadir di acara presentasi mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang; dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di mana minyaknya? Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus membaca buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan) agar supaya ilmunya terus bertambah. Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka merasa terdesak dengan banyaknya mudlogger dari negeri seberang. Saya pun tidak dapat berbuat apa-2 karena mereka, para TKA ini sudah mengantongi ijin kerja yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Salam hangat, Sugeng - Original Message - From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 08, 2010 7:17 AM Subject: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? ok, sip pak edy. tambah jelas mau mulai dari mana. saya akan gelitik dulu para pentolan bamus ini, semuanya juga 'kan orang2 IAGI, sekaligus kawan2 yg jaga perguruan tinggi masing2. siapa tahu, pak agus hh, om toyo, n om agus g, juga sedang memonitor milis tercinta ini. halo? salam, syaiful 2010/4/8 Bagus e_suna...@yahoo.co.id: Pak Syaiful, Kabar saya baik2saja, dengan senang hati saya siap Mas Iful. Sejak awal IAGI-KNPGI memposisikan diri sebagai partner Perguruan Tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai tambahan informasi, Kepengurusan Bamus Geologi (sejak 30 Mei 2005): Ketua : Dr. Agus Handoyo (ITB), Sekretaris : Dr. Sutoyo (UPN), Bendahara : Dr. Agus Guntoro (Usakti). Salam, Edy Sunardi --- Pada Rab, 7/4/10, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis: Dari: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Rabu, 7 April, 2010, 10:45 AM Halo pak Edy Sunardi, Apa kabar? Terimakasih infonya. Kami juga sempat ngobrol dengan Ketua Bamus Geologi, yaitu pak Agus HH, pada kesempatan rapat IAGI di Bandung sekian bulan lalu (tahun lalu). Intinya, kita akan coba aktifkan kembali KNPGI atau Bamus Geologi. Jika kawan2 lama yg dulu aktif tidak bisa bergabung lagi, paling tidak akan minta kehadiran pak Edy Sunardi dan pak Agus HH pada awal2 pertemuan nanti. Forum ini diharapkan dapat menjadi jembatan yg baik utk menghubungkan semua jurusan atau departemen atau prodi atau apa pun namanya, yg ada 'geologi'-nya. Tentu pihak lainnya dari kalangan praktisi atau pengguna produk atau profesi geologi, akan diundang pula. Semoga niat ini dapat segera terlaksana. salam, syaiful 2010/4/7 Bagus e_suna...@yahoo.co.id: Mas Syaiful n Mas Agus Hen, IAGI sesungguhnya sudah melihat ini paling tidak sejak 10 tahun yang lalu, sayangnya memang sejak 2006 tidak tertangani lagi, karena saya waktu itu ditunjuk sebagai Ketua Tim Penelitian Semburan Lumpur Sidoarjo, selanjutnya ada pergantian Pengurus PP IAGI. Mas Syaiful supaya tidak bekerja dari nol lagi, semua arsip yang berkaitan dengan ldquo;Peranan IAGI dalam Pendidikan Geologi di Indonesiardquo;, bila akan digunakan sebagai referernsi, sudah saya dokumentasikan dengan baik (atas inisiatif Kang ADB sebagai Ketua Umum IAGI saat itu, dan saya sebagai Ketua Komisi SDM IAGI/Liason KNPGI, kemudian dllanjutkan saat Mas Lutfi Presiden IAGI, saya sbg Ketua Departemen Pengembangan Ilmu IAGI). Sejarah serta produk yang dihasilkan: - Diskusi Panel pada PIT IAGI ke-28, bertema Pendidikan Geologi di Indonesia yang diselenggarakan IAGI di Jakarta pada tanggal 1 Desember 1999 (Inisiator Pak Yanto Sumantri dan Kang Asep Suhendan), menghasilkan rekomendasi untuk pembentukan forum Pendidikan Geologi. - Pembentukan Komite Nasional Pendidikan Geologi Indonesia (KNPGI) pada tanggal 1 April 2000 di Kampus Unpad Jatinangor, dibentuk oleh unsur dari PT, Industri Migas (KPS), Instansi Pemerintah dan Asosiasi Profesi (IAGI) seluruhnya 35 peserta. PT terdiri dari (Para Ketua Jurusan Geologi/BAMUS-Geologi dari barat ke timur yaitu: ITM Medan, Universitas Trisakti Jakarta, Universitas Pakuan Bogor, ITB Bandung, UNPAD Bandung, STTNAS Yogyakarta, UGM Yogyakarta, UPN ldquo;Veteranrdquo; Yogyakarta, dan UNHAS Makassar). Pimpinan
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Pak Nas Benar...Mas Zulmar juga ikutan milis ini ..dia sudah hubungi saya...wah terharu deh bagaimanapun beliau'lah yang memberi kesempatan kepada saya untuk mengenal well site geology...25 thn yang lampau Wassalam Sanggam --- On Fri, 9/4/10, Chairul Nas chairul_...@yahoo.co.id wrote: From: Chairul Nas chairul_...@yahoo.co.id Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, 9 April, 2010, 7:07 AM Mas Nyoto, Mohon informasinya bila Mas Nyoto dapat alamat atau hp Pak Zulmar Zainudin. Beliau adalah teman saya sekelas di SMA Bkt 1967-1969. Jika benar Zulmar Z yg saya maksud, kalau nggak salah beliau terakhir sudah pensiun dari perusahaan minyak dan bertani di Cisarua Bogor. Beliau adalah alumni Geologi UPN Jogya; apa betul ZZ yg dimaksud ? Terimakasih. Chairul Nas --- Pada Jum, 9/4/10, nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com menulis: Dari: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Jumat, 9 April, 2010, 6:19 AM Pak Zulmar sekarang berada di Abu Dhabi, tapi nggak tahu apa companynya ... wass, nyoto 2010/4/9 sanggam hutabarat shthutaba...@yahoo.com Pak Sugeng, eks WSG and Mudlogger Lha inti testnya untuk mudlogger masih skala Mohs dan bedain batuan? interview 25 thn yg lampau oleh Baroid juga hal sama. Musti diubah dan dimodifikasi donk kalo enggak calon udah bersiap2 jauh2 hari...hehe Hanya 'unik' nya dari sekian pelamar sekitar 80 orang pada itu, penginterview utama (mas Zulmar Z, dimana ya sekarang?) memutuskan/bereksperimen hanya 9 orang diterima: 3 dari ITB, 3 dari UGM dan 3 dari UPN. Enggak sampai sekitar 3-6 bulan?, 5 orang 'rontok' keluar, yang menurut Mas Zulmar semakin memperkuat sinyalemen bahwa alumni geologi universitas tertentu akan secara 'alami' /bertendensi berkelompok dan bekerja pada employer tertentu pada jenis pekerjaan gelogi tertentu..apakah sinyalemen ini masih lanjut?? Sanggam eks logger --- On Thu, 8/4/10, Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id wrote: From: Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? To: iagi-net@iagi.or.id Date: Thursday, 8 April, 2010, 8:18 AM Pak Syaiful dan semuanya, Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman sbb: Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di perusahaan mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat menjelaskan perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan ini menerangkan bahwa Shell itu kerang atau nama perusahaan minyak Belanda. Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun peserta yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz, korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan geologist muda. Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya). Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam. Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang; dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di mana minyaknya? Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus membaca buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan) agar supaya ilmunya terus bertambah. Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka merasa terdesak dengan banyaknya mudlogger dari negeri seberang. Saya pun tidak dapat
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Kang Rovicky Versi saya ttg sembilan fresh graduate yg diterima itu entah ya masuk Y or X? (yg jelas samplenya terlalu kecil untuk di treat statistik): - 1 orang tetap sebagai logger/pressure engineer +/- 15 thn, kemudian pindah ke oil.com besar/Total sebagai operations geologist sampai sekarang - 2 orang menjadi non-geologist (bisnis ..palugada/apa lu mau gua ada...maaf canda), yg satu logger 3 bulan, yang lain logger ca. 2 thn saja - 1 orang +/- 7 thn sbg logger dan kmudian menjadi freelance/konsultan - 1 hanya logger 1 thn, lalu pindah keberbagai service com. selama 20 thn, dan akhirnya menjadi geologist operator (oil comp) - 2 orang 3 bulan jadi logger, satu jadi PNS (dinas pertambangan daerah), yg satu lagi Pertamina - yang dua lagi tidak ter-update yg jelas enggak lama jadi logger (1thn?) Please di koreksi apabila ada teman2 di atas tersangkut dalam milis ini.. Pengamatan saya biasanya orang enggak akan lama2 mau jadi logger sama fenomenanya seperti field engineer-nya Slb atau Hal biasanya 10 thn kemudian menjadi keyboard engineers di office, atau sekolah lagi MBA waktu itu populer pernah sekarang.. Shb - --- On Fri, 9/4/10, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, 9 April, 2010, 7:44 AM 2010/4/9 sanggam hutabarat shthutaba...@yahoo.com Hanya 'unik' nya dari sekian pelamar sekitar 80 orang pada itu, penginterview utama (mas Zulmar Z, dimana ya sekarang?) memutuskan/bereksperimen hanya 9 orang diterima: 3 dari ITB, 3 dari UGM dan 3 dari UPN. Enggak sampai sekitar 3-6 bulan?, 5 orang 'rontok' keluar, yang menurut Mas Zulmar semakin memperkuat sinyalemen bahwa alumni geologi universitas tertentu akan secara 'alami' /bertendensi berkelompok dan bekerja pada employer tertentu pada jenis pekerjaan gelogi tertentu..apakah sinyalemen ini masih lanjut?? Mnarik Bang Sanggam. Apakah 5 dari mereka yang rontok keluar menjadi non geologist, ataukah pindah dari cutting geologist masuk menjadi keyboard geologist ? Btw, aku sendiri melihat gejala umum generasi Y if they lost their passion on their job, they will quit . easily !! RDP New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Pak Sanggam and All, Mas ZZ konon sudah mundur dari dunia minyak, menyepi jadi petani dan exportir sayuran. Saya masih simpan fotonya ketika dia menggelantung dng pinggangnya diikat air-hoist di rig Salawati untuk memperbaiki alat bristol depth recorder, kalau tidak salah tahun 1976. Waktu itu kantor kami masih di Orhard Towers. Salam hangat, sugeng - Original Message - From: sanggam hutabarat shthutaba...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, April 09, 2010 3:28 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? Pak Nas Benar...Mas Zulmar juga ikutan milis ini ..dia sudah hubungi saya...wah terharu deh bagaimanapun beliau'lah yang memberi kesempatan kepada saya untuk mengenal well site geology...25 thn yang lampau Wassalam Sanggam --- On Fri, 9/4/10, Chairul Nas chairul_...@yahoo.co.id wrote: From: Chairul Nas chairul_...@yahoo.co.id Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, 9 April, 2010, 7:07 AM Mas Nyoto, Mohon informasinya bila Mas Nyoto dapat alamat atau hp Pak Zulmar Zainudin. Beliau adalah teman saya sekelas di SMA Bkt 1967-1969. Jika benar Zulmar Z yg saya maksud, kalau nggak salah beliau terakhir sudah pensiun dari perusahaan minyak dan bertani di Cisarua Bogor. Beliau adalah alumni Geologi UPN Jogya; apa betul ZZ yg dimaksud ? Terimakasih. Chairul Nas --- Pada Jum, 9/4/10, nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com menulis: Dari: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Jumat, 9 April, 2010, 6:19 AM Pak Zulmar sekarang berada di Abu Dhabi, tapi nggak tahu apa companynya ... wass, nyoto 2010/4/9 sanggam hutabarat shthutaba...@yahoo.com Pak Sugeng, eks WSG and Mudlogger Lha inti testnya untuk mudlogger masih skala Mohs dan bedain batuan? interview 25 thn yg lampau oleh Baroid juga hal sama. Musti diubah dan dimodifikasi donk kalo enggak calon udah bersiap2 jauh2 hari...hehe Hanya 'unik' nya dari sekian pelamar sekitar 80 orang pada itu, penginterview utama (mas Zulmar Z, dimana ya sekarang?) memutuskan/bereksperimen hanya 9 orang diterima: 3 dari ITB, 3 dari UGM dan 3 dari UPN. Enggak sampai sekitar 3-6 bulan?, 5 orang 'rontok' keluar, yang menurut Mas Zulmar semakin memperkuat sinyalemen bahwa alumni geologi universitas tertentu akan secara 'alami' /bertendensi berkelompok dan bekerja pada employer tertentu pada jenis pekerjaan gelogi tertentu..apakah sinyalemen ini masih lanjut?? Sanggam eks logger --- On Thu, 8/4/10, Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id wrote: From: Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? To: iagi-net@iagi.or.id Date: Thursday, 8 April, 2010, 8:18 AM Pak Syaiful dan semuanya, Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman sbb: Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di perusahaan mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat menjelaskan perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan ini menerangkan bahwa Shell itu kerang atau nama perusahaan minyak Belanda. Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun peserta yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz, korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan geologist muda. Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya). Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam. Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Update info p.ZZ ex SperrySun job di AbuDabi, coba akses di Facebook nya Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id Date: Fri, 9 Apr 2010 16:02:35 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? Pak Sanggam and All, Mas ZZ konon sudah mundur dari dunia minyak, menyepi jadi petani dan exportir sayuran. Saya masih simpan fotonya ketika dia menggelantung dng pinggangnya diikat air-hoist di rig Salawati untuk memperbaiki alat bristol depth recorder, kalau tidak salah tahun 1976. Waktu itu kantor kami masih di Orhard Towers. Salam hangat, sugeng - Original Message - From: sanggam hutabarat shthutaba...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, April 09, 2010 3:28 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? Pak Nas Benar...Mas Zulmar juga ikutan milis ini ..dia sudah hubungi saya...wah terharu deh bagaimanapun beliau'lah yang memberi kesempatan kepada saya untuk mengenal well site geology...25 thn yang lampau Wassalam Sanggam --- On Fri, 9/4/10, Chairul Nas chairul_...@yahoo.co.id wrote: From: Chairul Nas chairul_...@yahoo.co.id Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, 9 April, 2010, 7:07 AM Mas Nyoto, Mohon informasinya bila Mas Nyoto dapat alamat atau hp Pak Zulmar Zainudin. Beliau adalah teman saya sekelas di SMA Bkt 1967-1969. Jika benar Zulmar Z yg saya maksud, kalau nggak salah beliau terakhir sudah pensiun dari perusahaan minyak dan bertani di Cisarua Bogor. Beliau adalah alumni Geologi UPN Jogya; apa betul ZZ yg dimaksud ? Terimakasih. Chairul Nas --- Pada Jum, 9/4/10, nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com menulis: Dari: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Jumat, 9 April, 2010, 6:19 AM Pak Zulmar sekarang berada di Abu Dhabi, tapi nggak tahu apa companynya ... wass, nyoto 2010/4/9 sanggam hutabarat shthutaba...@yahoo.com Pak Sugeng, eks WSG and Mudlogger Lha inti testnya untuk mudlogger masih skala Mohs dan bedain batuan? interview 25 thn yg lampau oleh Baroid juga hal sama. Musti diubah dan dimodifikasi donk kalo enggak calon udah bersiap2 jauh2 hari...hehe Hanya 'unik' nya dari sekian pelamar sekitar 80 orang pada itu, penginterview utama (mas Zulmar Z, dimana ya sekarang?) memutuskan/bereksperimen hanya 9 orang diterima: 3 dari ITB, 3 dari UGM dan 3 dari UPN. Enggak sampai sekitar 3-6 bulan?, 5 orang 'rontok' keluar, yang menurut Mas Zulmar semakin memperkuat sinyalemen bahwa alumni geologi universitas tertentu akan secara 'alami' /bertendensi berkelompok dan bekerja pada employer tertentu pada jenis pekerjaan gelogi tertentu..apakah sinyalemen ini masih lanjut?? Sanggam eks logger --- On Thu, 8/4/10, Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id wrote: From: Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? To: iagi-net@iagi.or.id Date: Thursday, 8 April, 2010, 8:18 AM Pak Syaiful dan semuanya, Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman sbb: Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di perusahaan mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat menjelaskan perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan ini menerangkan bahwa Shell itu kerang atau nama perusahaan minyak Belanda. Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun peserta yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz, korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan geologist muda. Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya). Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam. Pada kesempatan lain saya diundang untuk
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Pak Nyoto, Ketika Amoco ngebor di lepas pantai di selatan Pelabuhanratu, wsg-nya manajer eksplorasi, sudah sepuh. Agak rewel. Sering mengontrol cara ambil cutting samples. Sample tidak boleh terbuang sehingga ditampung dng dua ember, semua harus terambil. Di kamarnya ada mikroskop bagus, sampai semua fosil kecil2 terlihat dng jelas. Laporannya? Sering sampai 2 meter panjangnya, waktu itu masih ditulis oleh radioman, dikirim dng telex. Sekarang ada mudloggers yang sudah mempunyai contoh deskripsi mis. Claystone, Sandstone, Shale, Siltstone, Limestone dll. Contoh deskripsi ini ditempel di dinding dekat mikroskop. Tidak jarang mereka nyontek yang di dinding itu, terkadang tidak cocok dng sample yg sedang dilihat. Ada logger (tka) uring-2an, dan sibuk memeriksa gas line dari mudlogging unit ke gastrap. Kenapa? Karena pembacaan gasnya rendah terus, rupanya dia takut sama wsg-nya; dia tidak tahu kalau pemboran memang sudah masuk Basement. Mudlogger kawan kita hanya senyum-2 saja. Mau tahu ijin kerja tka ini?: Specialist Processing engineer! salam, sugeng - Original Message - From: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 08, 2010 8:48 AM Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? Wah kalau pengalaman mas Sugeng ini betul, yaitu waktu cari geologist muda utk mudlogger ditanya skala mohs aja nggak tahu (lupa), nggak tahu bedanya antara shale clay, dan juga nggak tahu beberapa prinsip dasar geologi, ya payah juga yach ..? Mungkin itu gara2 ngejar setoran utk bisa cepet lulus, tapi kwalitas lulusannya dilupakan, ya memang sangat memprihatinkan sekali lah. Disalah satu sumur explorasi yg saya juga sedang pegang sekarang ini, kebetulan 2 wellsite geologistnya orang2 UK/Inggris, yg sangat2 berpengalaman 25 th sbg wsg. Waktu saya baca deskripsi cutting nya, utk mendescribe shale aja sampai menghabiskan 5-6 kalimat, dan panjang2 kalimatnya, pokoknya detail sekalilah deksripsi serpihnya. Sampai2 akhirnya para boss kita di head quarter office di Houston sana meminta supaya deksripsi cuttingnya jangan terlalu ber-tele2, berikan aja yg simple jelas apa maksudnya apa yg membedakan dg shale2 sebelumnya (diatasnya), misalnya warnanya atau kekompkannya dll, jangan setiap shale didescribe sampai berpanjang2 kalimatnya, macem deskripsi utk PhD aja, demikian komentar management kita. wass, nyoto 2010/4/8 Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id Pak Syaiful dan semuanya, Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman sbb: Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di perusahaan mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat menjelaskan perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan ini menerangkan bahwa Shell itu kerang atau nama perusahaan minyak Belanda. Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun peserta yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz, korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan geologist muda. Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya). Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam. Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang; dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di mana minyaknya? Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus membaca buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan) agar supaya ilmunya terus bertambah. Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka merasa terdesak dengan
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Makanya tka wsg tsb bisa masuk bekerja di Indo ya, soalnya dia kan sebagai specialist processing engineer bukan sebagai wsg, koq bisa ya ? wass, nyoto 2010/4/8 Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id Pak Nyoto, Ketika Amoco ngebor di lepas pantai di selatan Pelabuhanratu, wsg-nya manajer eksplorasi, sudah sepuh. Agak rewel. Sering mengontrol cara ambil cutting samples. Sample tidak boleh terbuang sehingga ditampung dng dua ember, semua harus terambil. Di kamarnya ada mikroskop bagus, sampai semua fosil kecil2 terlihat dng jelas. Laporannya? Sering sampai 2 meter panjangnya, waktu itu masih ditulis oleh radioman, dikirim dng telex. Sekarang ada mudloggers yang sudah mempunyai contoh deskripsi mis. Claystone, Sandstone, Shale, Siltstone, Limestone dll. Contoh deskripsi ini ditempel di dinding dekat mikroskop. Tidak jarang mereka nyontek yang di dinding itu, terkadang tidak cocok dng sample yg sedang dilihat. Ada logger (tka) uring-2an, dan sibuk memeriksa gas line dari mudlogging unit ke gastrap. Kenapa? Karena pembacaan gasnya rendah terus, rupanya dia takut sama wsg-nya; dia tidak tahu kalau pemboran memang sudah masuk Basement. Mudlogger kawan kita hanya senyum-2 saja. Mau tahu ijin kerja tka ini?: Specialist Processing engineer! salam, sugeng - Original Message - From: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 08, 2010 8:48 AM Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? Wah kalau pengalaman mas Sugeng ini betul, yaitu waktu cari geologist muda utk mudlogger ditanya skala mohs aja nggak tahu (lupa), nggak tahu bedanya antara shale clay, dan juga nggak tahu beberapa prinsip dasar geologi, ya payah juga yach ..? Mungkin itu gara2 ngejar setoran utk bisa cepet lulus, tapi kwalitas lulusannya dilupakan, ya memang sangat memprihatinkan sekali lah. Disalah satu sumur explorasi yg saya juga sedang pegang sekarang ini, kebetulan 2 wellsite geologistnya orang2 UK/Inggris, yg sangat2 berpengalaman 25 th sbg wsg. Waktu saya baca deskripsi cutting nya, utk mendescribe shale aja sampai menghabiskan 5-6 kalimat, dan panjang2 kalimatnya, pokoknya detail sekalilah deksripsi serpihnya. Sampai2 akhirnya para boss kita di head quarter office di Houston sana meminta supaya deksripsi cuttingnya jangan terlalu ber-tele2, berikan aja yg simple jelas apa maksudnya apa yg membedakan dg shale2 sebelumnya (diatasnya), misalnya warnanya atau kekompkannya dll, jangan setiap shale didescribe sampai berpanjang2 kalimatnya, macem deskripsi utk PhD aja, demikian komentar management kita. wass, nyoto 2010/4/8 Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id Pak Syaiful dan semuanya, Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman sbb: Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di perusahaan mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat menjelaskan perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan ini menerangkan bahwa Shell itu kerang atau nama perusahaan minyak Belanda. Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun peserta yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz, korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan geologist muda. Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya). Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam. Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang; dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di mana minyaknya? Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Mas Sugeng anda mengingatkan saya ketika masih sering jadi wsg yang kalau pas malas akhirnya hanya menulis - As above - Ternyata di era dijital saat ini akhirnya diganti cut and paste ... ... haddduh !!! RDP 2010/4/8 Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id Pak Nyoto, Ketika Amoco ngebor di lepas pantai di selatan Pelabuhanratu, wsg-nya manajer eksplorasi, sudah sepuh. Agak rewel. Sering mengontrol cara ambil cutting samples. Sample tidak boleh terbuang sehingga ditampung dng dua ember, semua harus terambil. Di kamarnya ada mikroskop bagus, sampai semua fosil kecil2 terlihat dng jelas. Laporannya? Sering sampai 2 meter panjangnya, waktu itu masih ditulis oleh radioman, dikirim dng telex. Sekarang ada mudloggers yang sudah mempunyai contoh deskripsi mis. Claystone, Sandstone, Shale, Siltstone, Limestone dll. Contoh deskripsi ini ditempel di dinding dekat mikroskop. Tidak jarang mereka nyontek yang di dinding itu, terkadang tidak cocok dng sample yg sedang dilihat.
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Pak Sugeng, eks WSG and Mudlogger Lha inti testnya untuk mudlogger masih skala Mohs dan bedain batuan? interview 25 thn yg lampau oleh Baroid juga hal sama. Musti diubah dan dimodifikasi donk kalo enggak calon udah bersiap2 jauh2 hari...hehe Hanya 'unik' nya dari sekian pelamar sekitar 80 orang pada itu, penginterview utama (mas Zulmar Z, dimana ya sekarang?) memutuskan/bereksperimen hanya 9 orang diterima: 3 dari ITB, 3 dari UGM dan 3 dari UPN. Enggak sampai sekitar 3-6 bulan?, 5 orang 'rontok' keluar, yang menurut Mas Zulmar semakin memperkuat sinyalemen bahwa alumni geologi universitas tertentu akan secara 'alami' /bertendensi berkelompok dan bekerja pada employer tertentu pada jenis pekerjaan gelogi tertentu..apakah sinyalemen ini masih lanjut?? Sanggam eks logger --- On Thu, 8/4/10, Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id wrote: From: Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? To: iagi-net@iagi.or.id Date: Thursday, 8 April, 2010, 8:18 AM Pak Syaiful dan semuanya, Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman sbb: Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di perusahaan mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat menjelaskan perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan ini menerangkan bahwa Shell itu kerang atau nama perusahaan minyak Belanda. Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun peserta yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz, korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan geologist muda. Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya). Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam. Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang; dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di mana minyaknya? Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus membaca buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan) agar supaya ilmunya terus bertambah. Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka merasa terdesak dengan banyaknya mudlogger dari negeri seberang. Saya pun tidak dapat berbuat apa-2 karena mereka, para TKA ini sudah mengantongi ijin kerja yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Salam hangat, Sugeng - Original Message - From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 08, 2010 7:17 AM Subject: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? ok, sip pak edy. tambah jelas mau mulai dari mana. saya akan gelitik dulu para pentolan bamus ini, semuanya juga 'kan orang2 IAGI, sekaligus kawan2 yg jaga perguruan tinggi masing2. siapa tahu, pak agus hh, om toyo, n om agus g, juga sedang memonitor milis tercinta ini. halo? salam, syaiful 2010/4/8 Bagus e_suna...@yahoo.co.id: Pak Syaiful, Kabar saya baik2saja, dengan senang hati saya siap Mas Iful. Sejak awal IAGI-KNPGI memposisikan diri sebagai partner Perguruan Tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai tambahan informasi, Kepengurusan Bamus Geologi (sejak 30 Mei 2005): Ketua : Dr. Agus Handoyo (ITB), Sekretaris : Dr. Sutoyo (UPN), Bendahara : Dr. Agus Guntoro (Usakti). Salam, Edy Sunardi --- Pada Rab, 7/4/10, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis: Dari: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Pak Zulmar sekarang berada di Abu Dhabi, tapi nggak tahu apa companynya ... wass, nyoto 2010/4/9 sanggam hutabarat shthutaba...@yahoo.com Pak Sugeng, eks WSG and Mudlogger Lha inti testnya untuk mudlogger masih skala Mohs dan bedain batuan? interview 25 thn yg lampau oleh Baroid juga hal sama. Musti diubah dan dimodifikasi donk kalo enggak calon udah bersiap2 jauh2 hari...hehe Hanya 'unik' nya dari sekian pelamar sekitar 80 orang pada itu, penginterview utama (mas Zulmar Z, dimana ya sekarang?) memutuskan/bereksperimen hanya 9 orang diterima: 3 dari ITB, 3 dari UGM dan 3 dari UPN. Enggak sampai sekitar 3-6 bulan?, 5 orang 'rontok' keluar, yang menurut Mas Zulmar semakin memperkuat sinyalemen bahwa alumni geologi universitas tertentu akan secara 'alami' /bertendensi berkelompok dan bekerja pada employer tertentu pada jenis pekerjaan gelogi tertentu..apakah sinyalemen ini masih lanjut?? Sanggam eks logger --- On Thu, 8/4/10, Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id wrote: From: Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? To: iagi-net@iagi.or.id Date: Thursday, 8 April, 2010, 8:18 AM Pak Syaiful dan semuanya, Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman sbb: Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di perusahaan mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat menjelaskan perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan ini menerangkan bahwa Shell itu kerang atau nama perusahaan minyak Belanda. Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun peserta yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz, korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan geologist muda. Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya). Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam. Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang; dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di mana minyaknya? Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus membaca buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan) agar supaya ilmunya terus bertambah. Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka merasa terdesak dengan banyaknya mudlogger dari negeri seberang. Saya pun tidak dapat berbuat apa-2 karena mereka, para TKA ini sudah mengantongi ijin kerja yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Salam hangat, Sugeng - Original Message - From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 08, 2010 7:17 AM Subject: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? ok, sip pak edy. tambah jelas mau mulai dari mana. saya akan gelitik dulu para pentolan bamus ini, semuanya juga 'kan orang2 IAGI, sekaligus kawan2 yg jaga perguruan tinggi masing2. siapa tahu, pak agus hh, om toyo, n om agus g, juga sedang memonitor milis tercinta ini. halo? salam, syaiful 2010/4/8 Bagus e_suna...@yahoo.co.id: Pak Syaiful, Kabar saya baik2saja, dengan senang hati saya siap Mas Iful. Sejak awal IAGI-KNPGI memposisikan diri sebagai partner Perguruan Tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai tambahan informasi, Kepengurusan Bamus Geologi (sejak 30 Mei 2005): Ketua : Dr. Agus Handoyo (ITB), Sekretaris : Dr. Sutoyo (UPN), Bendahara : Dr. Agus Guntoro (Usakti). Salam, Edy Sunardi --- Pada Rab, 7/4/10, mohammad
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Mas Nyoto, Mohon informasinya bila Mas Nyoto dapat alamat atau hp Pak Zulmar Zainudin. Beliau adalah teman saya sekelas di SMA Bkt 1967-1969. Jika benar Zulmar Z yg saya maksud, kalau nggak salah beliau terakhir sudah pensiun dari perusahaan minyak dan bertani di Cisarua Bogor. Beliau adalah alumni Geologi UPN Jogya; apa betul ZZ yg dimaksud ? Terimakasih. Chairul Nas --- Pada Jum, 9/4/10, nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com menulis: Dari: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Jumat, 9 April, 2010, 6:19 AM Pak Zulmar sekarang berada di Abu Dhabi, tapi nggak tahu apa companynya ... wass, nyoto 2010/4/9 sanggam hutabarat shthutaba...@yahoo.com Pak Sugeng, eks WSG and Mudlogger Lha inti testnya untuk mudlogger masih skala Mohs dan bedain batuan? interview 25 thn yg lampau oleh Baroid juga hal sama. Musti diubah dan dimodifikasi donk kalo enggak calon udah bersiap2 jauh2 hari...hehe Hanya 'unik' nya dari sekian pelamar sekitar 80 orang pada itu, penginterview utama (mas Zulmar Z, dimana ya sekarang?) memutuskan/bereksperimen hanya 9 orang diterima: 3 dari ITB, 3 dari UGM dan 3 dari UPN. Enggak sampai sekitar 3-6 bulan?, 5 orang 'rontok' keluar, yang menurut Mas Zulmar semakin memperkuat sinyalemen bahwa alumni geologi universitas tertentu akan secara 'alami' /bertendensi berkelompok dan bekerja pada employer tertentu pada jenis pekerjaan gelogi tertentu..apakah sinyalemen ini masih lanjut?? Sanggam eks logger --- On Thu, 8/4/10, Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id wrote: From: Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id Subject: Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? To: iagi-net@iagi.or.id Date: Thursday, 8 April, 2010, 8:18 AM Pak Syaiful dan semuanya, Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman sbb: Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di perusahaan mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat menjelaskan perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan ini menerangkan bahwa Shell itu kerang atau nama perusahaan minyak Belanda. Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun peserta yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz, korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan geologist muda. Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya). Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam. Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang; dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di mana minyaknya? Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus membaca buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan) agar supaya ilmunya terus bertambah. Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka merasa terdesak dengan banyaknya mudlogger dari negeri seberang. Saya pun tidak dapat berbuat apa-2 karena mereka, para TKA ini sudah mengantongi ijin kerja yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Salam hangat, Sugeng - Original Message - From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 08, 2010 7:17 AM Subject: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? ok, sip pak edy. tambah jelas mau mulai dari mana. saya akan gelitik dulu para pentolan bamus ini, semuanya
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
2010/4/9 sanggam hutabarat shthutaba...@yahoo.com Hanya 'unik' nya dari sekian pelamar sekitar 80 orang pada itu, penginterview utama (mas Zulmar Z, dimana ya sekarang?) memutuskan/bereksperimen hanya 9 orang diterima: 3 dari ITB, 3 dari UGM dan 3 dari UPN. Enggak sampai sekitar 3-6 bulan?, 5 orang 'rontok' keluar, yang menurut Mas Zulmar semakin memperkuat sinyalemen bahwa alumni geologi universitas tertentu akan secara 'alami' /bertendensi berkelompok dan bekerja pada employer tertentu pada jenis pekerjaan gelogi tertentu..apakah sinyalemen ini masih lanjut?? Mnarik Bang Sanggam. Apakah 5 dari mereka yang rontok keluar menjadi non geologist, ataukah pindah dari cutting geologist masuk menjadi keyboard geologist ? Btw, aku sendiri melihat gejala umum generasi Y if they lost their passion on their job, they will quit . easily !! RDP
[iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
ok, sip pak edy. tambah jelas mau mulai dari mana. saya akan gelitik dulu para pentolan bamus ini, semuanya juga 'kan orang2 IAGI, sekaligus kawan2 yg jaga perguruan tinggi masing2. siapa tahu, pak agus hh, om toyo, n om agus g, juga sedang memonitor milis tercinta ini. halo? salam, syaiful 2010/4/8 Bagus e_suna...@yahoo.co.id: Pak Syaiful, Kabar saya baik2saja, dengan senang hati saya siap Mas Iful. Sejak awal IAGI-KNPGI memposisikan diri sebagai partner Perguruan Tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai tambahan informasi, Kepengurusan Bamus Geologi (sejak 30 Mei 2005): Ketua : Dr. Agus Handoyo (ITB), Sekretaris : Dr. Sutoyo (UPN), Bendahara : Dr. Agus Guntoro (Usakti). Salam, Edy Sunardi --- Pada Rab, 7/4/10, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis: Dari: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Rabu, 7 April, 2010, 10:45 AM Halo pak Edy Sunardi, Apa kabar? Terimakasih infonya. Kami juga sempat ngobrol dengan Ketua Bamus Geologi, yaitu pak Agus HH, pada kesempatan rapat IAGI di Bandung sekian bulan lalu (tahun lalu). Intinya, kita akan coba aktifkan kembali KNPGI atau Bamus Geologi. Jika kawan2 lama yg dulu aktif tidak bisa bergabung lagi, paling tidak akan minta kehadiran pak Edy Sunardi dan pak Agus HH pada awal2 pertemuan nanti. Forum ini diharapkan dapat menjadi jembatan yg baik utk menghubungkan semua jurusan atau departemen atau prodi atau apa pun namanya, yg ada 'geologi'-nya. Tentu pihak lainnya dari kalangan praktisi atau pengguna produk atau profesi geologi, akan diundang pula. Semoga niat ini dapat segera terlaksana. salam, syaiful 2010/4/7 Bagus e_suna...@yahoo.co.id: Mas Syaiful n Mas Agus Hen, IAGI sesungguhnya sudah melihat ini paling tidak sejak 10 tahun yang lalu, sayangnya memang sejak 2006 tidak tertangani lagi, karena saya waktu itu ditunjuk sebagai Ketua Tim Penelitian Semburan Lumpur Sidoarjo, selanjutnya ada pergantian Pengurus PP IAGI. Mas Syaiful supaya tidak bekerja dari nol lagi, semua arsip yang berkaitan dengan “Peranan IAGI dalam Pendidikan Geologi di Indonesia”, bila akan digunakan sebagai referernsi, sudah saya dokumentasikan dengan baik (atas inisiatif Kang ADB sebagai Ketua Umum IAGI saat itu, dan saya sebagai Ketua Komisi SDM IAGI/Liason KNPGI, kemudian dllanjutkan saat Mas Lutfi Presiden IAGI, saya sbg Ketua Departemen Pengembangan Ilmu IAGI). Sejarah serta produk yang dihasilkan: - Diskusi Panel pada PIT IAGI ke-28, bertema Pendidikan Geologi di Indonesia yang diselenggarakan IAGI di Jakarta pada tanggal 1 Desember 1999 (Inisiator Pak Yanto Sumantri dan Kang Asep Suhendan), menghasilkan rekomendasi untuk pembentukan forum Pendidikan Geologi. - Pembentukan Komite Nasional Pendidikan Geologi Indonesia (KNPGI) pada tanggal 1 April 2000 di Kampus Unpad Jatinangor, dibentuk oleh unsur dari PT, Industri Migas (KPS), Instansi Pemerintah dan Asosiasi Profesi (IAGI) seluruhnya 35 peserta. PT terdiri dari (Para Ketua Jurusan Geologi/BAMUS-Geologi dari barat ke timur yaitu: ITM Medan, Universitas Trisakti Jakarta, Universitas Pakuan Bogor, ITB Bandung, UNPAD Bandung, STTNAS Yogyakarta, UGM Yogyakarta, UPN “Veteran” Yogyakarta, dan UNHAS Makassar). Pimpinan KNPGI: Prof. Adjat Sudrajat, Prof. Emmy Suparka dan Kang Asep R. Suhendan. - Diksusi intensif KNPGI April-Nopember 2000. - Rekomendasi Pendidikan Nasional Bidang Profesi Geologi oleh IAGI-KNPGI telah disampaikan di dalam Rapat Paripurna Tahunan Anggota IAGI di Bandung pada tanggal 22 Nopember 2000. - Diskusi intensif BAMUS Geologi dimotori oleh Prof. Emmy Suparka, penyusunan Mata Kuliah serta Satuan Acara Perkuliahan, yang akan diberlakukan untuk setiap Perguruan Tinggi. - Pengesahan Draft Usulan KNPGI tentang Kurikulum Inti Pendidikan Strata-1 Program Studi Teknik Geologi (Hasil Pertemuan Bandung, 17 April 2002). - Usulan Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi Strata-1 Program Studi Teknik Geologi (IAGI – KNPGI – BAMUS Geologi, 22 Agustus 2002) kepada Pemerintah. - Pertemuan IAGI-KNPGI-BAMUS GEOLOGI di Yogyakarta, diselenggarakan di Kampus UGM pada tanggal 17 Maret 2003, thema utama membahas penyempurnaan Silabus/Satuan Acara Perkuliahan (SAP) setiap mata kuliah. Terimakasih Mas Bagyo dan Ibu Rita, serta Pak Noor Syarifudin. - Pertemuan BAMUS Geologi 25-26 April 2003 di Bandung menghasilkan Silabus/SAP setiap Mata Kuliah Kurikulum Inti, serta arahan untuk penyusunan Kurikulum Institusional untuk masing-masing universitas/institut, yaitu berdasarkan keunikan kondisi geologi. - Hasil Kerjasama IAGI-KNPGI-Bamus Geologi, turut serta disosialisasikan pada Forum Eksplorasi BPMIGAS di Surabaya, 3-4 September 2003 (thanks Pak Elan Biantoro dan Pak Chandra Negara BPMIGAS, serta M. Soeryowibowo (BP). Sayangnya Sub
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Pak Syaiful dan semuanya, Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman sbb: Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di perusahaan mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat menjelaskan perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan ini menerangkan bahwa Shell itu kerang atau nama perusahaan minyak Belanda. Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun peserta yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz, korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan geologist muda. Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya). Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam. Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang; dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di mana minyaknya? Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus membaca buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan) agar supaya ilmunya terus bertambah. Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka merasa terdesak dengan banyaknya mudlogger dari negeri seberang. Saya pun tidak dapat berbuat apa-2 karena mereka, para TKA ini sudah mengantongi ijin kerja yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Salam hangat, Sugeng - Original Message - From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 08, 2010 7:17 AM Subject: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? ok, sip pak edy. tambah jelas mau mulai dari mana. saya akan gelitik dulu para pentolan bamus ini, semuanya juga 'kan orang2 IAGI, sekaligus kawan2 yg jaga perguruan tinggi masing2. siapa tahu, pak agus hh, om toyo, n om agus g, juga sedang memonitor milis tercinta ini. halo? salam, syaiful 2010/4/8 Bagus e_suna...@yahoo.co.id: Pak Syaiful, Kabar saya baik2saja, dengan senang hati saya siap Mas Iful. Sejak awal IAGI-KNPGI memposisikan diri sebagai partner Perguruan Tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai tambahan informasi, Kepengurusan Bamus Geologi (sejak 30 Mei 2005): Ketua : Dr. Agus Handoyo (ITB), Sekretaris : Dr. Sutoyo (UPN), Bendahara : Dr. Agus Guntoro (Usakti). Salam, Edy Sunardi --- Pada Rab, 7/4/10, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis: Dari: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Rabu, 7 April, 2010, 10:45 AM Halo pak Edy Sunardi, Apa kabar? Terimakasih infonya. Kami juga sempat ngobrol dengan Ketua Bamus Geologi, yaitu pak Agus HH, pada kesempatan rapat IAGI di Bandung sekian bulan lalu (tahun lalu). Intinya, kita akan coba aktifkan kembali KNPGI atau Bamus Geologi. Jika kawan2 lama yg dulu aktif tidak bisa bergabung lagi, paling tidak akan minta kehadiran pak Edy Sunardi dan pak Agus HH pada awal2 pertemuan nanti. Forum ini diharapkan dapat menjadi jembatan yg baik utk menghubungkan semua jurusan atau departemen atau prodi atau apa pun namanya, yg ada 'geologi'-nya. Tentu pihak lainnya dari kalangan praktisi atau pengguna produk atau profesi geologi, akan diundang pula. Semoga niat ini dapat segera terlaksana. salam, syaiful 2010/4/7 Bagus e_suna...@yahoo.co.id: Mas Syaiful n Mas Agus Hen, IAGI sesungguhnya sudah melihat ini paling tidak sejak 10 tahun yang lalu, sayangnya memang sejak 2006 tidak tertangani lagi, karena saya waktu itu ditunjuk sebagai Ketua Tim Penelitian Semburan Lumpur Sidoarjo, selanjutnya ada pergantian
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Rekan-rekan, Senang sekali bila bamus KNPGI bisa diaktifkan kembali, hal ini mengingat animo calon mahasiswa masuk jurusan geologi smakin tinggi di universitas swasta (terbukti di Yogyakarta), atensi para guru geografi SMU juga dari dinas pertambangan mineral/air di daerah. Mungkin benar bila ditengarai hal tersebut berkorelasi dengan banyaknya bencana geologi (gempa, tsunami, volkanisme) dan aktivitas eksplorasi/eksploitasi (minyak, batubara dan base metal) saat ini. Larisnya geologists di pangsa pasar juga tidak diragukan lagi. Beberapa jurusan teknik geologi tahun ini juga sedang memperbaharui kurikulum lima tahunan mereka. Jadi sungguh tepat waktunya untuk bamus KNPGI berkiprah merumuskan kurikulum Geologi berbasis enterpreneurship. Salam, Premonowati 2010/4/7 mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com: ok, sip pak edy. tambah jelas mau mulai dari mana. saya akan gelitik dulu para pentolan bamus ini, semuanya juga 'kan orang2 IAGI, sekaligus kawan2 yg jaga perguruan tinggi masing2. siapa tahu, pak agus hh, om toyo, n om agus g, juga sedang memonitor milis tercinta ini. halo? salam, syaiful 2010/4/8 Bagus e_suna...@yahoo.co.id: Pak Syaiful, Kabar saya baik2saja, dengan senang hati saya siap Mas Iful. Sejak awal IAGI-KNPGI memposisikan diri sebagai partner Perguruan Tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai tambahan informasi, Kepengurusan Bamus Geologi (sejak 30 Mei 2005): Ketua : Dr. Agus Handoyo (ITB), Sekretaris : Dr. Sutoyo (UPN), Bendahara : Dr. Agus Guntoro (Usakti). Salam, Edy Sunardi --- Pada Rab, 7/4/10, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis: Dari: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Rabu, 7 April, 2010, 10:45 AM Halo pak Edy Sunardi, Apa kabar? Terimakasih infonya. Kami juga sempat ngobrol dengan Ketua Bamus Geologi, yaitu pak Agus HH, pada kesempatan rapat IAGI di Bandung sekian bulan lalu (tahun lalu). Intinya, kita akan coba aktifkan kembali KNPGI atau Bamus Geologi. Jika kawan2 lama yg dulu aktif tidak bisa bergabung lagi, paling tidak akan minta kehadiran pak Edy Sunardi dan pak Agus HH pada awal2 pertemuan nanti. Forum ini diharapkan dapat menjadi jembatan yg baik utk menghubungkan semua jurusan atau departemen atau prodi atau apa pun namanya, yg ada 'geologi'-nya. Tentu pihak lainnya dari kalangan praktisi atau pengguna produk atau profesi geologi, akan diundang pula. Semoga niat ini dapat segera terlaksana. salam, syaiful 2010/4/7 Bagus e_suna...@yahoo.co.id: Mas Syaiful n Mas Agus Hen, IAGI sesungguhnya sudah melihat ini paling tidak sejak 10 tahun yang lalu, sayangnya memang sejak 2006 tidak tertangani lagi, karena saya waktu itu ditunjuk sebagai Ketua Tim Penelitian Semburan Lumpur Sidoarjo, selanjutnya ada pergantian Pengurus PP IAGI. Mas Syaiful supaya tidak bekerja dari nol lagi, semua arsip yang berkaitan dengan “Peranan IAGI dalam Pendidikan Geologi di Indonesia”, bila akan digunakan sebagai referernsi, sudah saya dokumentasikan dengan baik (atas inisiatif Kang ADB sebagai Ketua Umum IAGI saat itu, dan saya sebagai Ketua Komisi SDM IAGI/Liason KNPGI, kemudian dllanjutkan saat Mas Lutfi Presiden IAGI, saya sbg Ketua Departemen Pengembangan Ilmu IAGI). Sejarah serta produk yang dihasilkan: - Diskusi Panel pada PIT IAGI ke-28, bertema Pendidikan Geologi di Indonesia yang diselenggarakan IAGI di Jakarta pada tanggal 1 Desember 1999 (Inisiator Pak Yanto Sumantri dan Kang Asep Suhendan), menghasilkan rekomendasi untuk pembentukan forum Pendidikan Geologi. - Pembentukan Komite Nasional Pendidikan Geologi Indonesia (KNPGI) pada tanggal 1 April 2000 di Kampus Unpad Jatinangor, dibentuk oleh unsur dari PT, Industri Migas (KPS), Instansi Pemerintah dan Asosiasi Profesi (IAGI) seluruhnya 35 peserta. PT terdiri dari (Para Ketua Jurusan Geologi/BAMUS-Geologi dari barat ke timur yaitu: ITM Medan, Universitas Trisakti Jakarta, Universitas Pakuan Bogor, ITB Bandung, UNPAD Bandung, STTNAS Yogyakarta, UGM Yogyakarta, UPN “Veteran” Yogyakarta, dan UNHAS Makassar). Pimpinan KNPGI: Prof. Adjat Sudrajat, Prof. Emmy Suparka dan Kang Asep R. Suhendan. - Diksusi intensif KNPGI April-Nopember 2000. - Rekomendasi Pendidikan Nasional Bidang Profesi Geologi oleh IAGI-KNPGI telah disampaikan di dalam Rapat Paripurna Tahunan Anggota IAGI di Bandung pada tanggal 22 Nopember 2000. - Diskusi intensif BAMUS Geologi dimotori oleh Prof. Emmy Suparka, penyusunan Mata Kuliah serta Satuan Acara Perkuliahan, yang akan diberlakukan untuk setiap Perguruan Tinggi. - Pengesahan Draft Usulan KNPGI tentang Kurikulum Inti Pendidikan Strata-1 Program Studi Teknik Geologi (Hasil Pertemuan Bandung, 17 April 2002). - Usulan Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi Strata-1 Program Studi Teknik Geologi (IAGI – KNPGI – BAMUS
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Rekan-rekan, Waktu tempuh studi mesti cepat dan target IPK3 sering kali membuat para mahasiswa lupa bahwa mereka calon Sarjana Batu. Sikap enjoy kerja di studio yang adem dan bersih serta ingin fasih menghadapi sejumlah software, mahasiswa di dlm comfort zone melupakan pentingnya batuan, fosil, struktur geologi etc.yang mendasar. Saya menyarankan rekan-rekan dosen yang memiliki mhs bimbingan skripsi di perusahaan, apabila data sumur hanya diberikan berupa log dan beberapa line seismic, maka dosen tersebut harus meminta mhsw ceking singkapan yang ada sebagai latihan menentukan jenis batuan, facies dstnya. Salam, Premonowati 2010/4/7 Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id: Pak Syaiful dan semuanya, Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman sbb: Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di perusahaan mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat menjelaskan perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan ini menerangkan bahwa Shell itu kerang atau nama perusahaan minyak Belanda. Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun peserta yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz, korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan geologist muda. Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya). Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam. Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang; dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di mana minyaknya? Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus membaca buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan) agar supaya ilmunya terus bertambah. Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka merasa terdesak dengan banyaknya mudlogger dari negeri seberang. Saya pun tidak dapat berbuat apa-2 karena mereka, para TKA ini sudah mengantongi ijin kerja yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Salam hangat, Sugeng - Original Message - From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 08, 2010 7:17 AM Subject: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? ok, sip pak edy. tambah jelas mau mulai dari mana. saya akan gelitik dulu para pentolan bamus ini, semuanya juga 'kan orang2 IAGI, sekaligus kawan2 yg jaga perguruan tinggi masing2. siapa tahu, pak agus hh, om toyo, n om agus g, juga sedang memonitor milis tercinta ini. halo? salam, syaiful 2010/4/8 Bagus e_suna...@yahoo.co.id: Pak Syaiful, Kabar saya baik2saja, dengan senang hati saya siap Mas Iful. Sejak awal IAGI-KNPGI memposisikan diri sebagai partner Perguruan Tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai tambahan informasi, Kepengurusan Bamus Geologi (sejak 30 Mei 2005): Ketua : Dr. Agus Handoyo (ITB), Sekretaris : Dr. Sutoyo (UPN), Bendahara : Dr. Agus Guntoro (Usakti). Salam, Edy Sunardi --- Pada Rab, 7/4/10, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis: Dari: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Rabu, 7 April, 2010, 10:45 AM Halo pak Edy Sunardi, Apa kabar? Terimakasih infonya. Kami juga sempat ngobrol dengan Ketua Bamus Geologi, yaitu pak Agus HH, pada kesempatan rapat IAGI di Bandung sekian bulan lalu (tahun lalu). Intinya, kita akan coba aktifkan kembali KNPGI atau Bamus Geologi. Jika kawan2 lama yg dulu aktif tidak bisa bergabung lagi, paling
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
Wah kalau pengalaman mas Sugeng ini betul, yaitu waktu cari geologist muda utk mudlogger ditanya skala mohs aja nggak tahu (lupa), nggak tahu bedanya antara shale clay, dan juga nggak tahu beberapa prinsip dasar geologi, ya payah juga yach ..? Mungkin itu gara2 ngejar setoran utk bisa cepet lulus, tapi kwalitas lulusannya dilupakan, ya memang sangat memprihatinkan sekali lah. Disalah satu sumur explorasi yg saya juga sedang pegang sekarang ini, kebetulan 2 wellsite geologistnya orang2 UK/Inggris, yg sangat2 berpengalaman 25 th sbg wsg. Waktu saya baca deskripsi cutting nya, utk mendescribe shale aja sampai menghabiskan 5-6 kalimat, dan panjang2 kalimatnya, pokoknya detail sekalilah deksripsi serpihnya. Sampai2 akhirnya para boss kita di head quarter office di Houston sana meminta supaya deksripsi cuttingnya jangan terlalu ber-tele2, berikan aja yg simple jelas apa maksudnya apa yg membedakan dg shale2 sebelumnya (diatasnya), misalnya warnanya atau kekompkannya dll, jangan setiap shale didescribe sampai berpanjang2 kalimatnya, macem deskripsi utk PhD aja, demikian komentar management kita. wass, nyoto 2010/4/8 Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id Pak Syaiful dan semuanya, Semoga usaha bagus ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga kita mempunyai geologist-2 yang mumpuni. Saya ingin menyampaikan pengalaman sbb: Seorang kawan yang melakukan test seleksi para geologist muda di perusahaan mudlogging, dia mengeluh karena banyak peserta yang tidak dapat menjelaskan perbedaan antara batu Lempung (Claystone) dan Serpih (Shale); bahkan diantara mereka selalu mengucapkan Shale dengan SHELL. Tentu saja kawan ini menerangkan bahwa Shell itu kerang atau nama perusahaan minyak Belanda. Ketika ditanyakan skala Mohs (kekerasan mineral), tidak ada satupun peserta yang ingat (talc, gips, kalsit, fluorit, apatit, feldspar, quartz, topaz, korundum, intan...semoga tidak salah); katanya ini sudah lama, jadi sudah lupa. Masih ada bbrp pengetahuan dasar Geologi yang sudah dilupakan geologist muda. Perushaan mudlogging ini menerapkan aturan bahwa trainee mudloggernya (geologist atau PE) harus jadi sample catcher selama 3 bulan; kalau tahan uji dia akan lulus dan imbalannya (remuneration) pun juga bagus, tetapi kalau tidak tahan ya akan keluar (tanpa pesangon tentunya). Pada suatu kesempatan saya membawa geologist muda yang smart untuk tugas wsg di bbrp sumur. Komentarnya sungguh bagus: Pak, mestinya para geologist yang kerja di kantor, yang hanya sibuk menekuni software geologi dll harus ditraining di wellsite, dia harus tahu proses pemboran, pengambilan cutting sample di shaker dll. Jadi penalaran geologinya menjadi lebih tajam. Pada kesempatan lain saya diundang untuk hadir di acara presentasi mahasiswa geologi yang selesai melakukan tugas akhir (S1). Obyeknya suatu lapangan minyak, yang peta konturnya mirip telor yang bulat lonjong. Di situ sudah dibor sebanyak 30-an sumur. Saya pun iseng-2 memintanya untuk membuat penampang (cross section) antara sumur di ujung kiri ke ujung kanan. Saya agak kaget karena dia perlu waktu hampir 10 menit untuk membuat penampang; dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di mana minyaknya? Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus membaca buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan) agar supaya ilmunya terus bertambah. Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka merasa terdesak dengan banyaknya mudlogger dari negeri seberang. Saya pun tidak dapat berbuat apa-2 karena mereka, para TKA ini sudah mengantongi ijin kerja yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Salam hangat, Sugeng - Original Message - From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 08, 2010 7:17 AM Subject: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? ok, sip pak edy. tambah jelas mau mulai dari mana. saya akan gelitik dulu para pentolan bamus ini, semuanya juga 'kan orang2 IAGI, sekaligus kawan2 yg jaga perguruan tinggi masing2. siapa tahu, pak agus hh, om toyo, n om agus g, juga sedang memonitor milis tercinta ini. halo? salam, syaiful 2010/4/8 Bagus e_suna...@yahoo.co.id: Pak Syaiful, Kabar saya baik2saja, dengan senang hati saya siap Mas Iful. Sejak awal IAGI-KNPGI memposisikan diri sebagai partner Perguruan Tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai tambahan informasi, Kepengurusan Bamus Geologi (sejak 30 Mei 2005): Ketua : Dr. Agus Handoyo (ITB), Sekretaris : Dr. Sutoyo (UPN), Bendahara : Dr. Agus Guntoro (Usakti). Salam, Edy Sunardi --- Pada Rab, 7/4/10, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis: Dari: mohammad syaiful mohammadsyai
Re: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi?
membuat penampang; dan lebih kaget lagi gambar penampangnya bukan cembung yg menunjukkan reef tetapi justru cekung. Salah satu teman berkomentar: Lho, kalau begitu di mana minyaknya? Setiap berada di rig, saya rela menularkan ilmu geologi saya (yang masih dangkal) kepada teman-2 mudlogger muda, menyarankan mereka untuk terus membaca buku-2 geologi (di dalam mudlogging unit sering ada perpustakaan) agar supaya ilmunya terus bertambah. Hanya saja belakangan ini ada bbrp teman mudlogger yang curhat, mereka merasa terdesak dengan banyaknya mudlogger dari negeri seberang. Saya pun tidak dapat berbuat apa-2 karena mereka, para TKA ini sudah mengantongi ijin kerja yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Salam hangat, Sugeng - Original Message - From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 08, 2010 7:17 AM Subject: [iagi-net-l] hidupkan kembali Bamus Geologi (Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? ok, sip pak edy. tambah jelas mau mulai dari mana. saya akan gelitik dulu para pentolan bamus ini, semuanya juga 'kan orang2 IAGI, sekaligus kawan2 yg jaga perguruan tinggi masing2. siapa tahu, pak agus hh, om toyo, n om agus g, juga sedang memonitor milis tercinta ini. halo? salam, syaiful 2010/4/8 Bagus e_suna...@yahoo.co.id: Pak Syaiful, Kabar saya baik2saja, dengan senang hati saya siap Mas Iful. Sejak awal IAGI-KNPGI memposisikan diri sebagai partner Perguruan Tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai tambahan informasi, Kepengurusan Bamus Geologi (sejak 30 Mei 2005): Ketua : Dr. Agus Handoyo (ITB), Sekretaris : Dr. Sutoyo (UPN), Bendahara : Dr. Agus Guntoro (Usakti). Salam, Edy Sunardi --- Pada Rab, 7/4/10, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis: Dari: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] Kur.Geologi Generation Y: Lebih tidak punya Nalar Geologi? Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Rabu, 7 April, 2010, 10:45 AM Halo pak Edy Sunardi, Apa kabar? Terimakasih infonya. Kami juga sempat ngobrol dengan Ketua Bamus Geologi, yaitu pak Agus HH, pada kesempatan rapat IAGI di Bandung sekian bulan lalu (tahun lalu). Intinya, kita akan coba aktifkan kembali KNPGI atau Bamus Geologi. Jika kawan2 lama yg dulu aktif tidak bisa bergabung lagi, paling tidak akan minta kehadiran pak Edy Sunardi dan pak Agus HH pada awal2 pertemuan nanti. Forum ini diharapkan dapat menjadi jembatan yg baik utk menghubungkan semua jurusan atau departemen atau prodi atau apa pun namanya, yg ada 'geologi'-nya. Tentu pihak lainnya dari kalangan praktisi atau pengguna produk atau profesi geologi, akan diundang pula. Semoga niat ini dapat segera terlaksana. salam, syaiful 2010/4/7 Bagus e_suna...@yahoo.co.id: Mas Syaiful n Mas Agus Hen, IAGI sesungguhnya sudah melihat ini paling tidak sejak 10 tahun yang lalu, sayangnya memang sejak 2006 tidak tertangani lagi, karena saya waktu itu ditunjuk sebagai Ketua Tim Penelitian Semburan Lumpur Sidoarjo, selanjutnya ada pergantian Pengurus PP IAGI. Mas Syaiful supaya tidak bekerja dari nol lagi, semua arsip yang berkaitan dengan “Peranan IAGI dalam Pendidikan Geologi di Indonesia”, bila akan digunakan sebagai referernsi, sudah saya dokumentasikan dengan baik (atas inisiatif Kang ADB sebagai Ketua Umum IAGI saat itu, dan saya sebagai Ketua Komisi SDM IAGI/Liason KNPGI, kemudian dllanjutkan saat Mas Lutfi Presiden IAGI, saya sbg Ketua Departemen Pengembangan Ilmu IAGI). Sejarah serta produk yang dihasilkan: - Diskusi Panel pada PIT IAGI ke-28, bertema Pendidikan Geologi di Indonesia yang diselenggarakan IAGI di Jakarta pada tanggal 1 Desember 1999 (Inisiator Pak Yanto Sumantri dan Kang Asep Suhendan), menghasilkan rekomendasi untuk pembentukan forum Pendidikan Geologi. - Pembentukan Komite Nasional Pendidikan Geologi Indonesia (KNPGI) pada tanggal 1 April 2000 di Kampus Unpad Jatinangor, dibentuk oleh unsur dari PT, Industri Migas (KPS), Instansi Pemerintah dan Asosiasi Profesi (IAGI) seluruhnya 35 peserta. PT terdiri dari (Para Ketua Jurusan Geologi/BAMUS-Geologi dari barat ke timur yaitu: ITM Medan, Universitas Trisakti Jakarta, Universitas Pakuan Bogor, ITB Bandung, UNPAD Bandung, STTNAS Yogyakarta, UGM Yogyakarta, UPN “Veteran” Yogyakarta, dan UNHAS Makassar). Pimpinan KNPGI: Prof. Adjat Sudrajat, Prof. Emmy Suparka dan Kang Asep R. Suhendan. - Diksusi intensif KNPGI April-Nopember 2000. - Rekomendasi Pendidikan Nasional Bidang Profesi Geologi oleh IAGI-KNPGI telah disampaikan di dalam Rapat Paripurna Tahunan Anggota IAGI di Bandung pada tanggal 22 Nopember 2000. - Diskusi intensif BAMUS Geologi dimotori oleh Prof. Emmy Suparka, penyusunan Mata Kuliah serta Satuan Acara