RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar

2010-04-28 Terurut Topik Doddy Suryanto
Pak Cepi,

Best guess pun tiap kumpeni juga mempunyai cara pandang yang berbeda.

Ada yang memakai "mode" seperti tempat bapak bekerja, ada yang memakai
P50, dan ada juga yang memakai "mean".

Menurut hemat saya, POS geologi lebih dikaitkan dengan risk yang dalam
hal ini POS=1-risk.

Sedangkan besaran cadangan lebih banyak dikaitkan dengan uncertainty. 

Sebagai contohnya adalah besarnya volumetrik dari suatu cadangan yang
salah satunya dipengaruhi oleh kolom hidrokarbon.

Kolom hidrokarbon ini adalah salah satu faktor uncertainty dalam
perhitungan cadangan (kecuali kalo menemukan kontak)dan bukan sebagai
risk.

Jadi saya lebih berfikir POS dikaitkan dengan kesuksesan semua petroleum
system bekerja untuk menangkap hidrokarbon tanpa harus dikaitkan dengan
berapa besar hidrokarbon yang terperangkap.

Setelah itu barulah POS komersial atau ekonomik yang berperan dalam
penentuan keputusan untuk mengebor atau tidak.

Kecuali kalau NPV yang dihitung telah memasukkan biaya-biaya facility
dan produksi dengan asumsi sumur menemukan cadangan yang cukup untuk
diproduksi.

Kalau kasusnya di development sedikit lebih sederhana karena kadang
hanya memasukkan biaya completion saja tanpa harus memasukkan biaya
facility yang biasanya telah ditanggung oleh sumur eksplorasi.

Kemudian soal POS yang tidak dilihat secara statistik, bukannya mode
adalah salah satu term yang ada di statistik? Dimana mode adalah nilai
yang sering keluar dalam suatu data statistik?

 

Salam,

-doddy-

  

 

-Original Message-
From: m-adam.c...@total.com [mailto:m-adam.c...@total.com] 
Sent: Wednesday, 28 April, 2010 7:48 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on
North Makassar

 

Pak Doddy,

 

Memang definisi PoS berbeda-beda, ditempat saya PoS geologi lebih sering


(walaupun tidak selalu) dikaitkan dengan kemungkinan untuk menemukan 

cadangan paling tidak "mode". Karena  nilai mode adalah nilai "best
guess" 

dari data dan proses evaluasi prospek yang kita lakukan. Jadi penilaian 

subyektivitas parameter kita adalah terhadap nilai "best guess"
tersebut. 

 

Agak aneh memang, walaupun dalam eksplorasi teman-teman produksi dan 

ekonomi kadang-kadang terlibat. Karena filosofinya setiap sumur
eksplorasi 

,kalau sukses, akan diikuti oleh proses berikutnya (ke-ekonomian,
strategi 

development dst). Jadi objective kita bukan "menemukan minyak/gas" tapi 

"menemukan cadangan yang cukup untuk diproduksi dalam time frame
ekonomi" 

Saya setuju kadang-kadang dengan filosofi seperti itu kita agak sulit 

bergerak.

 

salam

 

cp

 

 

 

 

"Doddy Suryanto"  

28/04/2010 12:29

Please respond to



 

 

To



cc

 

Subject

RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North
Makassar

 

 

 

 

 

 

Pak Cepi,

 

Kalo membaca uraian email dari bapak dibawah sepertinya artian POS

adalah mendapatkan cadangan sebesar paling tidak "mode".

 

POS disini apakah POS geologi atau komersial atau ekonomik?

 

Sependek pengetahuan saya soal POS geologi, setiap kumpeni sepertinya

mempunyai pengertian yang berbeda soal ini.

 

Ada yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan

cadangan yang terkecil (P99?).

 

Ada juga yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk

mendapatkan 1 barel minyak.

 

Ada juga yang menganggap setetes minyak.

 

Untuk ekonomik suatu sumur atau bahkan proyek, POS geologi ini hanyalah

angka awal untuk mendapatkan POS yang lebih berarti seperti POS

komersial atau ekonomik.

 

Tapi menurut hemat saya definisi POS geologi sebagai kemungkinan untuk

mendapatkan cadangan sebesar paling tidak "mode" adalah terlalu

OPTIMISTIS..

 

Jadi POS yang manakah yang kita diskusikan ini?

 

 

 

Salam,

 

-doddy-

 

 

 

-Original Message-

From: m-adam.c...@total.com [mailto:m-adam.c...@total.com] 

Sent: Wednesday, 28 April, 2010 6:05 PM

To: iagi-net@iagi.or.id

Cc: fo...@hagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id

Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on

North Makassar

 

 

 

Saya sedikit berbeda pendapat dengan Pak Awang mengenai PoS. Saya tidak 

 

melihatnya secara statistik frequensial seperti yang diutarakan Pak

Awang 

 

dimana PoS 20 % diartikan dari 5 sumur yang dibor minimal akan ada satu 

 

sumur sukses. Karena setiap sumur pasti mempunyai nilai PoS sendiri yang

 

 

dibangun dari data, asumsi, knowledge dan resiko yang kita identifikasi.

 

 

 

 

Saya lebih mengartikan PoS 20 % adalah probabilitas sumur tersebut 

 

menemukan reservoir dengan parameter yang kita prediksi dan 20 % 

 

kemungkinan membuktikan cadangan dalam range paling tidak mode kalau

sumur 

 

itu sukses. Sementara rasio keberhasilan sumur itu sendiri bagi saya 

 

tetaplah biner (dry or discovery).

 

 

 

Pengartian seperti diatas sedikit tidak relevan bila kita akan membor 

 

sumur den

RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar

2010-04-28 Terurut Topik M-Adam . CEPI
Pak Doddy,

Memang definisi PoS berbeda-beda, ditempat saya PoS geologi lebih sering 
(walaupun tidak selalu) dikaitkan dengan kemungkinan untuk menemukan 
cadangan paling tidak "mode". Karena  nilai mode adalah nilai "best guess" 
dari data dan proses evaluasi prospek yang kita lakukan. Jadi penilaian 
subyektivitas parameter kita adalah terhadap nilai "best guess" tersebut. 

Agak aneh memang, walaupun dalam eksplorasi teman-teman produksi dan 
ekonomi kadang-kadang terlibat. Karena filosofinya setiap sumur eksplorasi 
,kalau sukses, akan diikuti oleh proses berikutnya (ke-ekonomian, strategi 
development dst). Jadi objective kita bukan "menemukan minyak/gas" tapi 
"menemukan cadangan yang cukup untuk diproduksi dalam time frame ekonomi" 
Saya setuju kadang-kadang dengan filosofi seperti itu kita agak sulit 
bergerak.

salam

cp




"Doddy Suryanto"  
28/04/2010 12:29
Please respond to



To

cc

Subject
RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar






Pak Cepi,

Kalo membaca uraian email dari bapak dibawah sepertinya artian POS
adalah mendapatkan cadangan sebesar paling tidak "mode".

POS disini apakah POS geologi atau komersial atau ekonomik?

Sependek pengetahuan saya soal POS geologi, setiap kumpeni sepertinya
mempunyai pengertian yang berbeda soal ini.

Ada yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan
cadangan yang terkecil (P99?).

Ada juga yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk
mendapatkan 1 barel minyak.

Ada juga yang menganggap setetes minyak.

Untuk ekonomik suatu sumur atau bahkan proyek, POS geologi ini hanyalah
angka awal untuk mendapatkan POS yang lebih berarti seperti POS
komersial atau ekonomik.

Tapi menurut hemat saya definisi POS geologi sebagai kemungkinan untuk
mendapatkan cadangan sebesar paling tidak "mode" adalah terlalu
OPTIMISTIS..

Jadi POS yang manakah yang kita diskusikan ini?

 

Salam,

-doddy-

 

-Original Message-
From: m-adam.c...@total.com [mailto:m-adam.c...@total.com] 
Sent: Wednesday, 28 April, 2010 6:05 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: fo...@hagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on
North Makassar

 

Saya sedikit berbeda pendapat dengan Pak Awang mengenai PoS. Saya tidak 

melihatnya secara statistik frequensial seperti yang diutarakan Pak
Awang 

dimana PoS 20 % diartikan dari 5 sumur yang dibor minimal akan ada satu 

sumur sukses. Karena setiap sumur pasti mempunyai nilai PoS sendiri yang


dibangun dari data, asumsi, knowledge dan resiko yang kita identifikasi.


 

Saya lebih mengartikan PoS 20 % adalah probabilitas sumur tersebut 

menemukan reservoir dengan parameter yang kita prediksi dan 20 % 

kemungkinan membuktikan cadangan dalam range paling tidak mode kalau
sumur 

itu sukses. Sementara rasio keberhasilan sumur itu sendiri bagi saya 

tetaplah biner (dry or discovery).

 

Pengartian seperti diatas sedikit tidak relevan bila kita akan membor 

sumur dengan nilai PoS 70 % di lapangan Sisi-Nubi misalnya yang sudah
ada 

banyak sumur. Kita tidak bisa bilang bahwa dari 10 sumur yang akan dibor
7 

akan sukses. Secara intuitive saja kita bisa menduga bahwa sumur
tersebut 

akan menemukan cadangan (discovery) dan secara statistik sumur yang
sudah 

dibor di field tersebut rasio kesuksesan adalah 100 %. 

 

Mungkin definisi PoS saya tidak seperti yang dimaksud Pak Awang. Kalau 

penegrtian PoS seperti apa yang saya maksudkan, saya tidak yakin bisa 

meyakinkan Pak Noor untuk membor sumur yang kelima (PoS 20%) di
deepwater 

Makassar (dengan cost 50 juta) misalnya dimana empat sumur sebelumnya
dry. 

Lagipula tidak terlalu sehat untuk karir eksplorasi kita  : - )

 

Salam

 

cp

 

 

 

 

Awang Satyana  

28/04/2010 08:39

Please respond to



 

 

To

iagi-net@iagi.or.id

cc

fo...@hagi.or.id

Subject

Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar

 

 

 

 

 

 

Geologi yang memang akan menentukan suatu play itu masih harus terus 

dikerjakan atau segera ditinggalkan saja. Tetapi, dalam hal risiko, 

statistik sudah bermain, dan manajemen banyak membuat keputusan 

berdasarkan statistik. Hubungan antara berapa banyak pantasnya sumur
dibor 

untuk pembuktian play ditentukan oleh POS-nya sendiri. Bila POS-nya 20
%, 

artinya dari 10 sumur dibor 2 akan berhasil, atau dari 5  sumur dibor 1 

berhasil, maka jumlah maksimum sumur eksplorasi untuk membuktikannya 

adalah 5 sumur. Jadi, makin tinggi POS play, makin sedikit sumur 

eksplorasi dibutuhkan, sebaliknya makin rendah POS makin banyak sumur 

eksplorasi diperlukan untuk membuktikannya. Tentu dasar POS ini tak bisa


berdiri sendiri, ia harus dipertimbangkan dari besarmya sumberdaya. 

Struktur yg dihitung punya sumberdaya 500 mmbo recoverable tetapi POS 10


%, maka jangn meninggalkannya sebelum mengebor maksimum 10 sumur. Namun 

ini perhitungan sede

RE: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar

2010-04-28 Terurut Topik Doddy Suryanto
Pak Cepi,

Kalo membaca uraian email dari bapak dibawah sepertinya artian POS
adalah mendapatkan cadangan sebesar paling tidak "mode".

POS disini apakah POS geologi atau komersial atau ekonomik?

Sependek pengetahuan saya soal POS geologi, setiap kumpeni sepertinya
mempunyai pengertian yang berbeda soal ini.

Ada yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan
cadangan yang terkecil (P99?).

Ada juga yang menganggap POS geologi sebagai kemungkinan untuk
mendapatkan 1 barel minyak.

Ada juga yang menganggap setetes minyak.

Untuk ekonomik suatu sumur atau bahkan proyek, POS geologi ini hanyalah
angka awal untuk mendapatkan POS yang lebih berarti seperti POS
komersial atau ekonomik.

Tapi menurut hemat saya definisi POS geologi sebagai kemungkinan untuk
mendapatkan cadangan sebesar paling tidak "mode" adalah terlalu
OPTIMISTIS..

Jadi POS yang manakah yang kita diskusikan ini?

 

Salam,

-doddy-

 

-Original Message-
From: m-adam.c...@total.com [mailto:m-adam.c...@total.com] 
Sent: Wednesday, 28 April, 2010 6:05 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: fo...@hagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on
North Makassar

 

Saya sedikit berbeda pendapat dengan Pak Awang mengenai PoS. Saya tidak 

melihatnya secara statistik frequensial seperti yang diutarakan Pak
Awang 

dimana PoS 20 % diartikan dari 5 sumur yang dibor minimal akan ada satu 

sumur sukses. Karena setiap sumur pasti mempunyai nilai PoS sendiri yang


dibangun dari data, asumsi, knowledge dan resiko yang kita identifikasi.


 

Saya lebih mengartikan PoS 20 % adalah probabilitas sumur tersebut 

menemukan reservoir dengan parameter yang kita prediksi dan 20 % 

kemungkinan membuktikan cadangan dalam range paling tidak mode kalau
sumur 

itu sukses. Sementara rasio keberhasilan sumur itu sendiri bagi saya 

tetaplah biner (dry or discovery).

 

Pengartian seperti diatas sedikit tidak relevan bila kita akan membor 

sumur dengan nilai PoS 70 % di lapangan Sisi-Nubi misalnya yang sudah
ada 

banyak sumur. Kita tidak bisa bilang bahwa dari 10 sumur yang akan dibor
7 

akan sukses. Secara intuitive saja kita bisa menduga bahwa sumur
tersebut 

akan menemukan cadangan (discovery) dan secara statistik sumur yang
sudah 

dibor di field tersebut rasio kesuksesan adalah 100 %. 

 

Mungkin definisi PoS saya tidak seperti yang dimaksud Pak Awang. Kalau 

penegrtian PoS seperti apa yang saya maksudkan, saya tidak yakin bisa 

meyakinkan Pak Noor untuk membor sumur yang kelima (PoS 20%) di
deepwater 

Makassar (dengan cost 50 juta) misalnya dimana empat sumur sebelumnya
dry. 

Lagipula tidak terlalu sehat untuk karir eksplorasi kita  : - )

 

Salam

 

cp

 

 

 

 

Awang Satyana  

28/04/2010 08:39

Please respond to



 

 

To

iagi-net@iagi.or.id

cc

fo...@hagi.or.id

Subject

Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar

 

 

 

 

 

 

Geologi yang memang akan menentukan suatu play itu masih harus terus 

dikerjakan atau segera ditinggalkan saja. Tetapi, dalam hal risiko, 

statistik sudah bermain, dan manajemen banyak membuat keputusan 

berdasarkan statistik. Hubungan antara berapa banyak pantasnya sumur
dibor 

untuk pembuktian play ditentukan oleh POS-nya sendiri. Bila POS-nya 20
%, 

artinya dari 10 sumur dibor 2 akan berhasil, atau dari 5  sumur dibor 1 

berhasil, maka jumlah maksimum sumur eksplorasi untuk membuktikannya 

adalah 5 sumur. Jadi, makin tinggi POS play, makin sedikit sumur 

eksplorasi dibutuhkan, sebaliknya makin rendah POS makin banyak sumur 

eksplorasi diperlukan untuk membuktikannya. Tentu dasar POS ini tak bisa


berdiri sendiri, ia harus dipertimbangkan dari besarmya sumberdaya. 

Struktur yg dihitung punya sumberdaya 500 mmbo recoverable tetapi POS 10


%, maka jangn meninggalkannya sebelum mengebor maksimum 10 sumur. Namun 

ini perhitungan sederhana saja sebab penentuan POS dan

 volumetrik pun jelas bisa meleset. Akhirnya, belajarlah dari sumur2 

kering, agar selanjutnya bisa lebih baik. Kegagalan dalam eksplorasi
akan 

tetap bermnfaat, khususnya di wilayah frontier.

 

Salam,

Awang

 

Pada Rab, 28 Apr 2010 11:56 ICT Rovicky Dwi Putrohari menulis:

 

>2010/4/27 Awang Satyana 

> 

>> Semangat ! Banyak lapangan besar dan raksasa di Indonesia ditemukan 

bukan

>> dengan satu dua sumur eksplorasi, tetapi baru ditemukan oleh lebih
dari 

lima

>> sumur eksplorasi.

>> 

> 

>Yaps stuju bangget !!!

> 

>Jumlah sumur yg diperlukan mengetest

>Play<

http://rovicky.wordpress.com/2006/07/04/jumlah-sumur-yg-diperlukan-menge
test-play/

> 

>Posted on 4 Juli 2006 by Rovicky |

><http://rovicky.wordpress.com/wp-admin/post.php?post=69&action=edit>

> Rate This

> 

>[image: Quantcast]

> 

> 

>[image: Dont Missed

>!]<http://rovicky.files.wordpress.com/2006/07/dont-missed.jpg>Tentunya

>ki

Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar

2010-04-28 Terurut Topik M-Adam . CEPI
Saya sedikit berbeda pendapat dengan Pak Awang mengenai PoS. Saya tidak 
melihatnya secara statistik frequensial seperti yang diutarakan Pak Awang 
dimana PoS 20 % diartikan dari 5 sumur yang dibor minimal akan ada satu 
sumur sukses. Karena setiap sumur pasti mempunyai nilai PoS sendiri yang 
dibangun dari data, asumsi, knowledge dan resiko yang kita identifikasi. 

Saya lebih mengartikan PoS 20 % adalah probabilitas sumur tersebut 
menemukan reservoir dengan parameter yang kita prediksi dan 20 % 
kemungkinan membuktikan cadangan dalam range paling tidak mode kalau sumur 
itu sukses. Sementara rasio keberhasilan sumur itu sendiri bagi saya 
tetaplah biner (dry or discovery).

Pengartian seperti diatas sedikit tidak relevan bila kita akan membor 
sumur dengan nilai PoS 70 % di lapangan Sisi-Nubi misalnya yang sudah ada 
banyak sumur. Kita tidak bisa bilang bahwa dari 10 sumur yang akan dibor 7 
akan sukses. Secara intuitive saja kita bisa menduga bahwa sumur tersebut 
akan menemukan cadangan (discovery) dan secara statistik sumur yang sudah 
dibor di field tersebut rasio kesuksesan adalah 100 %. 

Mungkin definisi PoS saya tidak seperti yang dimaksud Pak Awang. Kalau 
penegrtian PoS seperti apa yang saya maksudkan, saya tidak yakin bisa 
meyakinkan Pak Noor untuk membor sumur yang kelima (PoS 20%) di deepwater 
Makassar (dengan cost 50 juta) misalnya dimana empat sumur sebelumnya dry. 
Lagipula tidak terlalu sehat untuk karir eksplorasi kita  : - )

Salam

cp




Awang Satyana  
28/04/2010 08:39
Please respond to



To
iagi-net@iagi.or.id
cc
fo...@hagi.or.id
Subject
Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar






Geologi yang memang akan menentukan suatu play itu masih harus terus 
dikerjakan atau segera ditinggalkan saja. Tetapi, dalam hal risiko, 
statistik sudah bermain, dan manajemen banyak membuat keputusan 
berdasarkan statistik. Hubungan antara berapa banyak pantasnya sumur dibor 
untuk pembuktian play ditentukan oleh POS-nya sendiri. Bila POS-nya 20 %, 
artinya dari 10 sumur dibor 2 akan berhasil, atau dari 5  sumur dibor 1 
berhasil, maka jumlah maksimum sumur eksplorasi untuk membuktikannya 
adalah 5 sumur. Jadi, makin tinggi POS play, makin sedikit sumur 
eksplorasi dibutuhkan, sebaliknya makin rendah POS makin banyak sumur 
eksplorasi diperlukan untuk membuktikannya. Tentu dasar POS ini tak bisa 
berdiri sendiri, ia harus dipertimbangkan dari besarmya sumberdaya. 
Struktur yg dihitung punya sumberdaya 500 mmbo recoverable tetapi POS 10 
%, maka jangn meninggalkannya sebelum mengebor maksimum 10 sumur. Namun 
ini perhitungan sederhana saja sebab penentuan POS dan
 volumetrik pun jelas bisa meleset. Akhirnya, belajarlah dari sumur2 
kering, agar selanjutnya bisa lebih baik. Kegagalan dalam eksplorasi akan 
tetap bermnfaat, khususnya di wilayah frontier.

Salam,
Awang

Pada Rab, 28 Apr 2010 11:56 ICT Rovicky Dwi Putrohari menulis:

>2010/4/27 Awang Satyana 
>
>> Semangat ! Banyak lapangan besar dan raksasa di Indonesia ditemukan 
bukan
>> dengan satu dua sumur eksplorasi, tetapi baru ditemukan oleh lebih dari 
lima
>> sumur eksplorasi.
>>
>
>Yaps stuju bangget !!!
>
>Jumlah sumur yg diperlukan mengetest
>Play<
http://rovicky.wordpress.com/2006/07/04/jumlah-sumur-yg-diperlukan-mengetest-play/
>
>Posted on 4 Juli 2006 by Rovicky |
><http://rovicky.wordpress.com/wp-admin/post.php?post=69&action=edit>
> Rate This
>
>[image: Quantcast]
>
>
>[image: Dont Missed
>!]<http://rovicky.files.wordpress.com/2006/07/dont-missed.jpg>Tentunya
>kita tidak dapat selamanya mengejar sebuah kemungkinan adanya jebakan 
dalam
>sebuah rangkaian jebakan *(play fairway)*. Ada kalanya kita harus
>meninggalkan.
>* As an explorationist we have to know when to pursue the prospects, and
>when to quit.*
>
>Nah tentunya ada perhitungannya.
>Berapa jumlah sumur yg diperlukan untuk meyakinkan bahwa kita sudah
>mengetest sebuah “Play fairway” ? Boleh jadi konseptual Play fairway itu
>benar (sukses dan *discovery*) ataupun gagal (*failed and dry*).
>Tentunya tergantung dari “geological risk” dari play itu sendiri. Nah 
kalau
>saja risknya POS (Possiblity of Success) suatu Play adalah 20%, maka 
berapa
>jumlah sumur yg diperlukan utk meningkatkan keyakinan hingga “*Pretty 
Sure*”
>(70%) atau “*Very Sure*” (95%) ?
>
>Ada yg tahu ?
> <http://rovicky.files.wordpress.com/2006/07/number-of-wells.jpg>
>
>Jumlah sumur yang diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya minyak dalam 
satu
>"play concept"
>
>*answer ?*
>Pendekatan statistik dapat dilakukan untuk menghitung jumlah sumur yg
>diperlukan utk “meyakinkan”. Tergantung berapa nilai yakin yang kita
>inginkan. Saya memberi contoh seandainya kita sebut “*pretty sure*” 
sebagai
>70% yakin dan “*very sure*” adalah 90% yakin.
>* POS* adalah *Probability of success* = 1-Risk

Bls: Re: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar

2010-04-28 Terurut Topik Awang Satyana
Geologi yang memang akan menentukan suatu play itu masih harus terus dikerjakan 
atau segera ditinggalkan saja. Tetapi, dalam hal risiko, statistik sudah 
bermain, dan manajemen banyak membuat keputusan berdasarkan statistik. Hubungan 
antara berapa banyak pantasnya sumur dibor untuk pembuktian play ditentukan 
oleh POS-nya sendiri. Bila POS-nya 20 %, artinya dari 10 sumur dibor 2 akan 
berhasil, atau dari 5  sumur dibor 1 berhasil, maka jumlah maksimum sumur 
eksplorasi untuk membuktikannya adalah 5 sumur. Jadi, makin tinggi POS play, 
makin sedikit sumur eksplorasi dibutuhkan, sebaliknya makin rendah POS makin 
banyak sumur eksplorasi diperlukan untuk membuktikannya. Tentu dasar POS ini 
tak bisa berdiri sendiri, ia harus dipertimbangkan dari besarmya sumberdaya. 
Struktur yg dihitung punya sumberdaya 500 mmbo recoverable tetapi POS 10 %, 
maka jangn meninggalkannya sebelum mengebor maksimum 10 sumur. Namun ini 
perhitungan sederhana saja sebab penentuan POS dan
 volumetrik pun jelas bisa meleset. Akhirnya, belajarlah dari sumur2 kering, 
agar selanjutnya bisa lebih baik. Kegagalan dalam eksplorasi akan tetap 
bermnfaat, khususnya di wilayah frontier.

Salam,
Awang

Pada Rab, 28 Apr 2010 11:56 ICT Rovicky Dwi Putrohari menulis:

>2010/4/27 Awang Satyana 
>
>> Semangat ! Banyak lapangan besar dan raksasa di Indonesia ditemukan bukan
>> dengan satu dua sumur eksplorasi, tetapi baru ditemukan oleh lebih dari lima
>> sumur eksplorasi.
>>
>
>Yaps stuju bangget !!!
>
>Jumlah sumur yg diperlukan mengetest
>Play
>Posted on 4 Juli 2006 by Rovicky |
>
> Rate This
>
>[image: Quantcast]
>
>
>[image: Dont Missed
>!]Tentunya
>kita tidak dapat selamanya mengejar sebuah kemungkinan adanya jebakan dalam
>sebuah rangkaian jebakan *(play fairway)*. Ada kalanya kita harus
>meninggalkan.
>* As an explorationist we have to know when to pursue the prospects, and
>when to quit.*
>
>Nah tentunya ada perhitungannya.
>Berapa jumlah sumur yg diperlukan untuk meyakinkan bahwa kita sudah
>mengetest sebuah “Play fairway” ? Boleh jadi konseptual Play fairway itu
>benar (sukses dan *discovery*) ataupun gagal (*failed and dry*).
>Tentunya tergantung dari “geological risk” dari play itu sendiri. Nah kalau
>saja risknya POS (Possiblity of Success) suatu Play adalah 20%, maka berapa
>jumlah sumur yg diperlukan utk meningkatkan keyakinan hingga “*Pretty Sure*”
>(70%) atau “*Very Sure*” (95%) ?
>
>Ada yg tahu ?
> 
>
>Jumlah sumur yang diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya minyak dalam satu
>"play concept"
>
>*answer ?*
>Pendekatan statistik dapat dilakukan untuk menghitung jumlah sumur yg
>diperlukan utk “meyakinkan”. Tergantung berapa nilai yakin yang kita
>inginkan. Saya memberi contoh seandainya kita sebut “*pretty sure*” sebagai
>70% yakin dan “*very sure*” adalah 90% yakin.
>* POS* adalah *Probability of success* = 1-Risk
>
>Pendekatan statistik ini akan menunjukkan jumlah sumur lebih banyak yg
>diperlukan untuk memberikan keyakinan “*failed*” sebelum angkat kaki dari
>daerah tersebut.
>
>Mengapa ?
>Pendekatan statistik ini tentunya akan jauh berbeda dengan pendekatan
>deterministik. Misalnya kita langsung drill *source rock*nya, dan seandainya
>dijumpai *source rock* yg tidak matang atau tidak ada sama sekali maka akan
>dikatakan “*very sure*” hanya dengan satu sumur saja. Atau kalau tidak ada
>reservoir sama sekali kita bisa langsung mengubah nilai *propability of
>success (POS*). Dimana probabilitas selanjutnya akan menjadikan patokan
>sumur berikutnya. Itulah sebabnya semua kegiatan eksplorasi migas tidak
>melulu dilakukan berdasarkan atas pertimbangan probabilitas yang akan
>mengesankan judi. Dan pada kenyataannya di Indonesia ini secara statistik
>memiliki nilai kesuksesan eksplorasi diatas 10%, seperti yg ditulis
>sebelumnya disini.
>
>Dan disinilah peran geologist atau explorationist mengurangi jumlah sumur yg
>diperlukan seorang gambler. Geologist (explorationist) mengurangi jumlah
>sumur yg diperlukan sesuai dengan kaidah ilmiah akademis.
>
>hef e nais dey
>
>*Note : Saya mendapatkan ilmu ini ketika belajar atau “ngenger” di Shell
>Brunei.*
>
> DIarsipkan di bawah: Energi ,
>Explorations 
> rdp
>
>-- 
>You can do hard way or you can do smart way ... both ways need you to do it
>any way ... not just discuss it in the hall way.





PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan 

Bls: RE: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar

2010-04-27 Terurut Topik Awang Satyana
Beberapa pemikiran menyebutkan bahwa rifting Makassar Strait berpengaruh kepada 
rifting East Java Basin pada Paleogen. South Makassar Basin dan East Java Basin 
pun terjadi di tepi timur dan tenggara Sundaland. Horst dan graben di East Java 
Basin seperti JS-1 Ridge, Central Deep, North Madura Platform dsb. mungkin saja 
terhubung ke pembukaan South Makassar Basin.

Para operator di South Makassar Basin pun telah mengetahui ini dan proven play 
types di East Java Basin telah dicobakan di South Makassar Basin. Secara 
tektonik, kedua cekungan ini bisa sama, tetapi secara detail petroleum system 
belum tentu sama. Kegagalan kemarin kebetulan tak berhubungan dengan masalah 
migrasi atau charging, posisi sumur2 sudah diposisikan  akan menampung  
charging. Tetapi, akumulasi hidrokarbon akan terjadi melalui banyak syarat 
unsur2 dan proses2 petroleum system.

Salam,
Awang

Pada Rab, 28 Apr 2010 08:36 ICT Kuntadi, Nugrahanto menulis:

>Terima kasih Pak Minarwan atas infonya - insyaa Allah masih ada harapan untuk 
>bangsa ini mendapatkan temuan yang bermanfaat, aamiin.
>
>Pak Awang, terima kasih juga atas koreksinya tentang lokasi Mandar PSC yg 
>seyogyanya berada di bagian utara timur laut South Makassar Basin.  Saya 
>sependapat bahwa banyak sekali contoh penemuan besar yang didahului oleh 
>beberapa kesuksesan yang tertunda yaitu melalui sumur-sumur kering yang 
>tentunya telah menambah data points utk melakukan evaluasi lebih lanjut dari 
>potensi cekungan dimaksud.
>
>BTW secara tektonostratigrafi, karena berada di selatan Adang Fault system 
>apakah saya boleh mengatakan bahwa South Makassar basin memiliki potensi 
>hidrokarbon yang lebih mirip dengan cekungan2 berproduksi di Jawa Timur?  
>Sehingga kemungkinan terdapatnya rift basins klasik yg umum dijumpai di 
>cekungan2 Jawa Timur, maka di South Makassar basin lebih tinggi kemungkinannya 
>bila dibandingkan dengan cekungan yang berada di North Makassar?  Artinya 
>pendekatan eksplorasi lanjut dapat lebih disesuaikan untuk mengambil 
>analog-analog sukses yang lebih mirip ketimbang misalnya memaksakan analog2 
>sukses dari daerah yg secara paleomorphology / tectonic berbeda.
>
>Kita ambil contoh sederhana bila memang rift basins terindikasi pada sumur2 yg 
>telah dibor ini, atau maupun dari data seismik yang baru, maka melakukan 
>eksplorasi lanjut ke daerah flexural margin dari setiap rift2 utama yg 
>diharapkan menjadi matured kitchens mungkin dapat memberikan hasil yang lebih 
>baik.  First-trap definition di depan matured kitchen merupakan suatu 
>keniscayaan yg seyogyanya di test terlebih dahulu, ketimbang 
>struktur/perangkap yang lebih besar tetapi berpotensi terhalang dari arah 
>migrasi hidrokarbon dari arah kitchen, misal sayap terluar dari flexure margin 
>yg berpotensi terhalang banyaknya patahan antithethics dari major bounding 
>rift/fault, ataupun membor struktur besar di foot-wall-fault block adjacent to 
>the major bounding fault/rift system.
>
>Just two cents.
>
>Salam hormat,
>Kuntadi
>
>-Original Message-
>From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
>Sent: Tuesday, April 27, 2010 11:26 PM
>To: iagi-net@iagi.or.id
>Cc: Forum HAGI
>Subject: Bls: [iagi-net-l] Another dissapointing results on North Makassar
>
>Kuntadi,
> 
>Dua sumur yang dibor EMOI terakhir (Sultan-1 dan Kris-1) berlokasi di WK 
>Mandar, termasuk ke dalam South Makassar Basin bagian utara timurlaut. Sumur 
>pertama EMOI di Selat Makassar adalah Rangkong-1 di WK Surumana, North 
>Makassar Basin. Ketiga sumur P&A, EMOI belum beruntung meskipun segala 
>pendekatan ilmiah telah dilakukan. Selalu ada sisi-sisi yang tak bisa didekati 
>atau diantisipasi.
> 
>Selat Makassar sangat menarik secara geologi, tetapi tantangan eksplorasi dan 
>operasi di wilayah ini besar. Paling tidak, record sumur eksplorasi dengan 
>laut terdalam dan termahal di Indonesia saat ini dipegang oleh 
>Rangkong-1 (kedalaman laut sekitar 2300 meter). 
> 
>Dalam dua tahun ke depan akan ada 12 sumur eksplorasi dibor di sepanjang Selat 
>Makassar offshore West dan South Sulawesi. Kegagalan yang ada tidak mematikan 
>petroleum system di wilayah ini sebab kegagalan2 tersebut lebih bersifat 
>lokal, bukan regional. Jadi, mestinya para operator lainnya yang siap mengebor 
>sumur2 komitmennya mestinya tetap semangat. Semangat ! Banyak lapangan besar 
>dan raksasa di Indonesia ditemukan bukan dengan satu dua sumur eksplorasi, 
>tetapi baru ditemukan oleh lebih dari lima sumur eksplorasi.
> 
>Paleogene build up reefs on horst block dan synrift sequence within graben 
>(keduanya bukti bahwa Makassar Strait ex rifting di 
>area Kalimantan-Sulawesi), serta fold-thrust belt Neogene di sisi barat 
>Sulawesi adalah plays yang menantang di wilayah ini. 
> 
>Selamat mengeksplorasi wilayah frontier deepwater nan menarik ini. Saya 
>pribadi di BPMIGAS akan mendukung usaha2 eksplorasi semacam ini.
> 
>salam,
>Awang
> 
>
>--- Pada Sel, 27/4/10, Kuntadi, Nugrahanto  
>menulis:
>
>
>Dari: Kuntadi, Nugrahanto 
>J