RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-23 Terurut Topik parvita . siregar
Iya Abah, di sebuah kampung di Jakarta ada lomba menyetrika kemeja buat 
bapak2 dan mereka ngga ada yang bisa nyeterika dengan rapih.






"Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
04/21/2006 10:54 AM
Please respond to iagi-net

 
To: 
cc: 
Subject:        RE: [iagi-net-l] Hari Kartini


Abah,

Ada yang masih tidur, ada yang layap-layap tertidur, ada yang baru bangun, 
ada yang sudah lama bangun. Proporsinya mungkin Abah sendiri tahu.

Wanita (sarjana atau bukan) yang memilih menjalankan tugasnya di rumah 
adalah melakukan tugas mulia. Tidak ada lelaki berkeluarga yang sukses 
tanpa dukungan istrinya, sekecil apapun. Contoh sederhana saja, apakah 
sang ayah bisa menjalankan kariernya dengan mulus sampai sukses bila 
anak2nya terlantar tak ada yang mengurusi di rumah ? Maka keberhasilan 
lelaki berkeluarga setengahnya dikontribusi oleh istrinya.

Berpendidikan tak identik harus bersekolah. "Menjadi apa diri kita 
bergantung kepada apa yang kita baca setelah semua guru-guru kita selesai 
mendidik kita. Maka, universitas yang paling besar adalah kumpulan 
buku-buku" (Thomas Carlylee). Walaupun di rumah, ibu-ibu rumah tangga bisa 
sepintar kaumnya yang pergi ke kantor atau bersekolah. Asal, mereka rajin 
belajar sambil mengurus rumah tangga (tentu tantangannya lebih besar dan 
lebih berat, maka saya sangat salut kepada ibu2 rumah tangga yang pintar). 


Coba kita para lelaki tinggal di rumah seminggu saja dan lakukan A-Z 
pekerjaan rumah tangga serta mengurus anak2, hm..sungguh tak mudah dan tak 
ringan. Jadi, hormati dan hargailah para wanita yang memilih tinggal di 
rumah agar karier suaminya sukses (sebab secara jujur itu belum tentu 
keinginan mereka juga)

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 21, 2006 9:57 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

  Dulu, semasa masih sekolah menengah-kuliah, saya tulis besar2 di dinding
kamar saya, "doloris sopitam recreant vulnera viva animam" - luka duka
dan derita akan membangunkan kemampuan jiwa yang layap-layap tertidur.
>
> Salam,
> Awang
_
   Awang

   Sekarang kalau Anda amati bangsa kita apakah dia masih layap layap apa
   masih tidur juga ?
   Ngomomg - ngomong Hari Kartini , selalu ada pertanyaan dihati saya :
   " Apakah wanita yang memilih menjadi ibu/isteri yang menjalankan
   tugas-nya dirumah belum atau tidak sesuai dengan semangat Kartini?".
   Tah , kumaha pendapat Parvita dan Kartini IAGI lainnya ?

   Si - Abah
>
> -Original Message-
> From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, April 20, 2006 1:36 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini
>
> ini ngutip dari mana Pak Awang? atau berdasarkan pelajaran hidup ;)
>
> "Tidak akan ada kepintaran kalau tidak ada kebodohan"
>
> just curious..
>
> On 4/20/06, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> "Tidak akan ada kepintaran kalau tidak ada kebodohan" (orang harus
>> menyadari dulu  kebodohannya sebelum ia berusaha untuk menjadi pintar).
>>
>>  Ingat hari Ibu Kartini, ingat kumpulan surat-suratnya kepada
>> teman-teman Belandanya yang kemudian dibukukan berjudul "Door
>> Duisternis tot Licht". Buku ini suka diterjemahkan sebagai "Habis Gelap
>> Terbitlah Terang".  Saya pikir, yang lebih cocok mewakili pemikiran2
>> Kartini adalah kalau diterjemahkan "Karena Kegelapan Terbitlah Terang"
>> atau "Oleh Kegelapan Terbitlah Terang". Ini bukan hanya secara leksikal
>> bahasa Belanda lebih mengena, tetapi juga secara maknawi lebih pas.
>>
>>  Kartini mengeluh dalam surat2nya (semoga banyak perempuan Indonesia
>> telah membacanya) tentang sistem (saat itu) yang membendung agar
>> perempuan Indonesia tidak menjadi pintar - hanya cukup di dapur dan
>> melayani suami serta anak2nya. Maka, tak heran kalau kebodohan
>> (kegelapan akan ilmu pengetahuan) melanda mereka (bagaimana bisa
>> menjadi pintar kalau membaca pun tidak bisa ?).
>>
>>  Menyadari bahwa banyak kaumnya yang masih ada di dalam kegelapan,
>> Kartini berani menentang zamannya dengan mendirikan sekolah buat
>> kaumnya walaupun tak lama umurnya (karena terhalang "tugas klasik" pula
>> sebagai perempuan bersuami). Baguslah ada penerus2nya sehingga
>> perempuan2 Indonesia pun pada saat itu mulai banyak yang sepintar
>> Kartini.
>>
>>  Maka, tepatlah kalau Abendanon, teman senior Kartini, memberikan judul
>> "Door Duisternis tot Licht"  - oleh kegelapan kebodohan terbitlah
>> terang kepintaran.
>>
>>  Da

Re: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-23 Terurut Topik mohammad syaiful
sekedar komentar singkat tanpa ingin berdebat:

agama barat? kenapa mesti pakai kata 'barat'?

socrates bukan orang purba dan sudah ada ajaran agama pada jamannya. sbg
perbandingan saja, socrates hidup 469-399 sebelum masehi, sementara ibrahim
yg dipercaya sbg bapak segala nabi (muslim dan agama samawi) hidup pda
2166-1991 sebelum masehi (jauh hari sebelum socrates lahir).

salam,
syaiful
*ref.: dr. jerald f. dirks, ibrahim sang sahabat tuhan, 2004 (juga penulis
buku salib di bulan sabit).


On 4/23/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> .



Socrates dan Plato adalah orang 'purba' (dalam artian paham mereka lahir
> sebelum keluarnya ajaran agama barat) yang telah mempercayai bahwa
> perempuan dan laki laki itu adalah setara, namun anehnya Aristoteles malah
> beranggapan bahwa perempuan adalah bentukan  tidak sempurna dari laki laki
> . Paham Aristoteles ini sangat berpengaruh  di daerah eropa selatan
> dan
> afrika barat pad saat itu ...saya curiga jangan jangan karena inilah maka
> agama barat mengadopsi memahaman serupa ( misalnya Eve berasal dari rusuk
> Adam)
>
>
> --
> Mohammad Syaiful - Explorationist
> Mobile: 62-812-9372808
> Email: [EMAIL PROTECTED]
>
> Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
> Head Office:
> Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
> Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
> Email: [EMAIL PROTECTED]


RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-23 Terurut Topik Yuriza . NOOR
Hari Kartini dirayakan di kantor saya dengan mengundang ibu Ratih
Sanggarwati untuk ceramah mengenai berpakaian yang baik.
Saya  tidak mengerti kenapa hari Kartini disambut dimana mana dengan lomba
konde dan kebaya, lomba menghias tumpeng, lomba masak, lomba merangkai
bunga, fashion show, seminar berpakaian yang baik, seminar how to prevent
your husband getting another wives dan sejenis itu  kadang  di sinetron
muncul pula anak kecil nangis nangis atau sakit panas gara gara ibunya lagi
meeting dengan client diluar rumah (bapak anak ini kemana sih ?, bapak
bapak kan juga mestinya bisa ngurusi anak sakit panas .)

Sepengertian saya sih Kartini menginginkan kesetaraan antara perempuan
dengan laki laki ...artinya perempuan diberikan penghargaan dan kesempatan
yang sama dengan laki laki, bukan karena alasan apa apa tapi karena kita
semua adalah manusia yang setara. dengan alasan yang sama menurut saya
pengadaan cuti haid dua hari sebulan mestinya tidak diperlukan, toh kalau
haid itu memang  menimbulkan sakit si wanita itu berhak untuk tidak kerja
karena sakit, sementara buat wanita lain yang bisa haid tanpa sakit tidak
perlu ikutan libur .menurut saya cuti haid itu mengabuse  dan
kontraproduktip terhadap perjuangan wanita untuk mendapat pengakuan dan
kesetaraan.

Socrates dan Plato adalah orang 'purba' (dalam artian paham mereka lahir
sebelum keluarnya ajaran agama barat) yang telah mempercayai bahwa
perempuan dan laki laki itu adalah setara, namun anehnya Aristoteles malah
beranggapan bahwa perempuan adalah bentukan  tidak sempurna dari laki laki
. Paham Aristoteles ini sangat berpengaruh  di daerah eropa selatan dan
afrika barat pad saat itu ...saya curiga jangan jangan karena inilah maka
agama barat mengadopsi memahaman serupa ( misalnya Eve berasal dari rusuk
Adam)

Berbicara mengenai kecerdasan/ide/pengetahuan, Plato beranggapan bahwa ide
itu bersifat inate (dibawa dari lahir) sementara Aristoteles menyanggah
ajaran gurunya itu, dia berpendapat bahwa ide itu didapat dari belajar.
Saya sendiri cendrung berpendapat bahwa keduanya sih benar : ada kecerdasan
inate dan ada kecerdasan karena belajar.
Saya punya nenek buta huruf tapi cerdas/witty, curious dan berpikiran
terbuka...dia membiarkan anak anak perempuannya pergi jauh menyebrangi
lautan untuk menuntut ilmu (rare saat itu)... kecerdasannya ini pastilah
inate  dan kecerdasan kecerdasan inate inilah yang mungkin bisa
menerangkan lompatan lompatan inovasi di masa lalu contohnya kompleks
pagoda angkorwat itu didesain oleh seorang arsitek jenius masa itu .

Jadi tampaknya  tanpa bukupun orang bisa menjadi pintar asal dia curious
dan  berpikiran terbuka, pepatah minang mengatakan  'alam takambang manjadi
guru'  artinya  alam inilah guru kita . kalau mau baca buku buku tentu
hasilnya akan jadi lebih baik lagi .. karena buku adalah  rangkuman
belajar orang lain .
Mungkin yang paling penting kita ajarkan kepada diri kita dan anak anak
kita adalah curious, dan berpikirian terbuka ini, terutama dijaman sekarang
dimana trend umum adalah curiga dan merasa benar sendiri 




|-+>
| |   "Awang Harun |
| |   Satyana" |
| |   <[EMAIL PROTECTED]|
| |   om>  |
| ||
| |   21/04/2006 12:08 |
| |   PM   |
| |   Please respond to|
| |   iagi-net |
| ||
|-+>
  
>---|
  | 
  |
  |   To:  
  |
  |   cc:   
                  |
  |   Subject:  RE: [iagi-net-l] Hari Kartini   
  |
  
>---|




Abah,

Betul, yang saya maksudkan dengan kebodohan dalam diskusi ini adalah
ketidaktahuan, kegelapan akan ilmu pengetahuan. Sedangkan "kebodohan" yang
satu lagi lebih cocok kalau disebut saja KETIDAKPEDULIAN. Orang yang semula
bodoh akan menjadi pintar asal dia sadar akan kebodohannya dan berusaha
untuk menjadi pintar. Tetapi orang yang tidak peduli, akan tetap bodoh,
sebab ia tidak mau tahu walaupun ditawari untuk menjadi tahu.

Ketidakpedulian atau apatisme adalah penyakit yang sangat berbahaya. Kata
Hellen Keller, "Ilmu pengetahuan mungkin menemukan obat untuk banyak
penyakit, tetapi ia tidak dapat menemukan obat untuk peny

RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-22 Terurut Topik oki musakti
Ingat belasan tahun yang lalu nonton operete Kartini besutan Titik Puspa di 
YVRI (masih satu-satunya stasiun). Chicha Koeswoyo memerankan Kartini cilik dan 
kalau nggak salah Dewi Yull jadi kartini remaja dan dewasa.
   
  Menurut operet ini (yang konon berdasarkan buku habis gelap terbitlah terang) 
politik etis sudah diundangkan saat Kartini beranjak remaja dan mulai menulis 
surat-suratnya. Operet Kartini juga 'menuduh' bahwa politik etis cuma sekedar 
lip service dan tidak dilaksanakan sepenuh hati lewat adegan percakapan di 
pantai Jepara antara Kartini dan Abendanon dimana Meneer Abendanon berusaha 
menggagalkan niat Kartini untuk melanjutkan pendidikannya ke Netherland.
   
  BTW, banyak yang tidak tahu bahwa Kartini punya peran cukup besar dalam 
gerakan modernisasi Islam (ala Muhammadiyah dan Persis setelahnya) di 
Indonesia. Beliau  dan kakaknya RM Sosrokartono ikut mendorong KH Saleh Darat, 
seorang ulama terkenal di daerah Semarang untuk menterjemahkan kitab suci Al 
Quran dalam bahasa Jawa. At least begitu menurut 'alternative historian' pak 
Mansur Suryanegara dari Unpad.
   
  Salam
  Oki

"Graha, Satia (grhs)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Selamat hari kartini.jadi tergelitik juga, sekedar uneg uneg
saja..apakah ada yang tahu, mana yang terlebih dahulu muncul dalam
sejarah bangsa kita, Trias van deventer (trias politika yang dikemukakan
oleh douwes dekker dkk) atau era Kartini..???

Wassalam..

Satia 

-Original Message-
From: Dr. Premonowati [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 21, 2006 6:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini

Selamat Hari Kartini. 



> Maka, kebodohan adalah dorongan yang kuat menuju kepintaran. Sadar
dulu
> bahwa kita bodoh adalah langkah awal kepada pembelajaran.


-
Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low
rates.


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




-
Blab-away for as little as 1¢/min. Make  PC-to-Phone Calls using Yahoo! 
Messenger with Voice.

RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik bpriadi
Harusnya ya sudah tho Abah, karena (yang saya tahu), ide Kartini kan
antara lain meningkatkan peluang wanita menikmati pendidikan yang lebih
baik, dgn pemikiran wanita adalah garda depan dalam mendidik anak-anaknya.

Ibu berpendidikan akan menghasilkan didikan yang akan beda dengan yang
memakai pola ala kadarnya. Kalau nurut saya siih, setelah kuliah terus
menekuni profesi rumah-tangga ya sudah memenuhi ide Kartini lah (ya asal
sudah cukup hitungan pensiunnya kalau si bapaknya harus tiba-tiba
"pergi").

Nuhun, BP


>Awang
>
>Sekarang kalau Anda amati bangsa kita apakah dia masih layap layap
> apa masih tidur juga ?
>Ngomomg - ngomong Hari Kartini , selalu ada pertanyaan dihati saya :
> " Apakah wanita yang memilih menjadi ibu/isteri yang menjalankan
> tugas-nya dirumah belum atau tidak sesuai dengan semangat Kartini?".
> Tah , kumaha pendapat Parvita dan Kartini IAGI lainnya ?
>
>Si - Abah




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik erawati fitriyani adji
assalamu,alaikum, Pak Sonny.
bagaimana kabarnya?
sehat-sehat kan Pak?
saya kurang tau pak berapa jumlah mahasiswi geologi di
Indonesia...
Angkatan saya, 2003 ada 19 mahasiswi dari 100 orang.
angkatan 2004, sekitar 9 mahasiswi dari 70 orang.
angkatan 2005, sekitar 6 mahasiswi dari 54 orang.
sepertinya kurang dari 20% dari total mahasiswa tiap
angkatan
tapi sebagai kaum hawa kami tidak kalah juga dengan
kaum adam loh Pak!!!
hehehe.;}
hari ini, kami sepakat pakai rok batik ke kampus...;}
coba bapak bisa dateng lagi ke kampus kami
kan seru tuh pak!!!...;}
wassalam


--- "Pangestu, Sonny T" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> mungkin maksudnya wanita "geologist" (bukan
> "geologist" wanita) 
> 
> -Original Message-
> From: johnson achmad paju [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> 
> Sent: 22 April 2006 10:15
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini
> 
> iseng-iseng sambil usil dikitberapa sih jumlah
> geologist wanita
> indonesia ? dulu waktu masih jadi mahasiswa sering
> saya dengar anekdot
> kalo mahasiswa geologi itu semuanya laki-laki :-)
> 
> 
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> 
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> 
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> 
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> 
> 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Abah,

Betul, yang saya maksudkan dengan kebodohan dalam diskusi ini adalah 
ketidaktahuan, kegelapan akan ilmu pengetahuan. Sedangkan "kebodohan" yang satu 
lagi lebih cocok kalau disebut saja KETIDAKPEDULIAN. Orang yang semula bodoh 
akan menjadi pintar asal dia sadar akan kebodohannya dan berusaha untuk menjadi 
pintar. Tetapi orang yang tidak peduli, akan tetap bodoh, sebab ia tidak mau 
tahu walaupun ditawari untuk menjadi tahu.

Ketidakpedulian atau apatisme adalah penyakit yang sangat berbahaya. Kata 
Hellen Keller, "Ilmu pengetahuan mungkin menemukan obat untuk banyak penyakit, 
tetapi ia tidak dapat menemukan obat untuk penyakit paling parah : sikap 
ketidakpedulian umat manusia".

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 21, 2006 10:51 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

>
  Vick , Awang

  Dalam theori yang Anda diskusikan apakah bedanya :
  KEBODOHAN dan KETIDAK-TAHUAN ?

  Menurut saya yang dimaksudkan dengan Ke - bodohan oleh Awang adalah
  ketidak-tahuan atau rasa tidak tahu yang menyebabkan JADI ingin tahu.
  (apa itu bhs Inggrisnya ). Sedangkan Kebodohan yang lain adalah
  sifat sifat mental . Jadi bisa dia merasa tahu (sekali) atau bahkan
  tidak tahu sama sekali (tapi dia tidak perduli).



  Si - Abah.

___

  Menarik, Pak Rovicky. Yang saya maksudkan tentu adalah kebodohan yang di
> kuadran 2. Yang no. 3 kasihan tetapi absurd rasanya. Banyak juga yang tahu
> tetapi tidak mau memberitahukan.
>
> Orang harus sadar akan kekurangan untuk mencapai kelebihan. Thomas Alfa
> Edison pernah berkata, "Kegelisahan adalah ketidakpuasan - dan
> ketidakpuasan adalah hal pertama yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan"
> Ini sesuai dengan orang2 di kuadran 2 (kegelisahan dibaca sebagai sadar
> akan kebodohan)
>
> Dan benar sekali bahwa orang yang di kuadran 1 mudah tergelincir ke
> kuadran 4. Untuk ini pun, Edison menulis, "Tunjukkan kepadaku orang yang
> mengaku benar-benar puas, dan aku akan menunjukkan kepadanya sebuah
> kegagalan"
>
> Jadi, adalah lebih baik kalau kita tetap mempertahankan kesadaran akan
> "kebodohan" agar rajin belajar sambil memelihara terus spirit
> keingintahuan yang benar sudah menjadi kodrat manusia.
>
> Salam,
> Awang
>
> -Original Message-
> From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, April 20, 2006 4:59 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: [iagi-net-l] Hari Kartini
>
> Pendekatan Pak Awang ini memang dulu sering dipakai untuk menunjukkan
> mengapa atau apa motivasi seseorang utk melakukan sesuatu. Perasaan tidak
> memiliki menjadi keinginan memilki. Karena merasa sangat "negatip"
> (kurang)
> maka ada keinginan menjadi "positip". Ini pendekatan dua kutub + dan -
>
> Namun dalam hal ilmu pengetahuan atau pendidikan kadangkala ada yg
> melihatnya dengan kacamata berbeda berbeda. Dengan menggunakan empat
> kwadran.
> Kalau dibuat empat kwadran :
> 1. - Tahu bahwa dirinya tahu - Ini bener-bener wong pinter
> 2. - Tahu bahwa dirinya tidak tahu - Ini yg menjadikan orang yg rajin
> blajar
> 3. - Tidak tahu bahwa dirinya tahu -
> 4. - Tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu -
>
> Curiousity atau keingintahuan bukan karena merasa tidak tahu tetapi sebuah
> perasaan manusia yg "sudah ada dari sono". Mengapa bukan kebodohan ?
> Orang bodoh adalah orang yg masuk dalam kwadran 4 "tidak tahu bahwa
> dirinya
> tidak tahu". Sehingga sulit bagi si kwadran 4 untuk menjadi tahu (sadar).
> Lah diberitahu sampai "meniren" ya ndak bakalan tahu.
>
> Perubahan dari satu kwadran ke kwadran yg lain ini diperlukan pencerahan "
> enlightment", aku sendiri belum tahu apa yg menjadikan orang bisa
> mendapatkan "pencerahan". Seringkali datangnya "ujug-ujug mak pluk !"
> (disini aku masuk kwadran 2 atau mungkin 4 :).
>
> Enlightmen ini bisa berupa inspirasi
> Seperti Newton, yang katanya mendapat ide ketika kejatuhan apel. Peristiwa
> tak terduga yg akhirnya membawa ke teori gravitasi dan membuaka cakrawala
> dunia. Hal yang sama dengan Archimedes yg tiba-tiba melonjak keluar dari
> tempat berendamnya. Peristiwa ini kalau dilihat sepintas sepertinya
> memalukan, berlari-lari masih dalam keadaan telanjang, namun membuat
> sebuat
> teori apungan benda. Apakah mereka-mereka ini duduk diam saja ? Tentu
> tidak
>  keingintahuan yg terus menerus dan berulang inilah yg menimbulkan ide
> dan inspirasi dan akhirnya bersiklus menjadikan manusia mengerti, sadar
> akan
> dirinya (conciousness). Namun tidak jarang manusia ini malah berubah dari
> kwadran 1 kembali ke kwadr

RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Abah,

Ada yang masih tidur, ada yang layap-layap tertidur, ada yang baru bangun, ada 
yang sudah lama bangun. Proporsinya mungkin Abah sendiri tahu.

Wanita (sarjana atau bukan) yang memilih menjalankan tugasnya di rumah adalah 
melakukan tugas mulia. Tidak ada lelaki berkeluarga yang sukses tanpa dukungan 
istrinya, sekecil apapun. Contoh sederhana saja, apakah sang ayah bisa 
menjalankan kariernya dengan mulus sampai sukses bila anak2nya terlantar tak 
ada yang mengurusi di rumah ? Maka keberhasilan lelaki berkeluarga setengahnya 
dikontribusi oleh istrinya.

Berpendidikan tak identik harus bersekolah. "Menjadi apa diri kita bergantung 
kepada apa yang kita baca setelah semua guru-guru kita selesai mendidik kita. 
Maka, universitas yang paling besar adalah kumpulan buku-buku" (Thomas 
Carlylee). Walaupun di rumah, ibu-ibu rumah tangga bisa sepintar kaumnya yang 
pergi ke kantor atau bersekolah. Asal, mereka rajin belajar sambil mengurus 
rumah tangga (tentu tantangannya lebih besar dan lebih berat, maka saya sangat 
salut kepada ibu2 rumah tangga yang pintar). 

Coba kita para lelaki tinggal di rumah seminggu saja dan lakukan A-Z pekerjaan 
rumah tangga serta mengurus anak2, hm..sungguh tak mudah dan tak ringan. Jadi, 
hormati dan hargailah para wanita yang memilih tinggal di rumah agar karier 
suaminya sukses (sebab secara jujur itu belum tentu keinginan mereka juga)

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 21, 2006 9:57 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

  Dulu, semasa masih sekolah menengah-kuliah, saya tulis besar2 di dinding
kamar saya, "doloris sopitam recreant vulnera viva animam" - luka duka
dan derita akan membangunkan kemampuan jiwa yang layap-layap tertidur.
>
> Salam,
> Awang
_
   Awang

   Sekarang kalau Anda amati bangsa kita apakah dia masih layap layap apa
   masih tidur juga ?
   Ngomomg - ngomong Hari Kartini , selalu ada pertanyaan dihati saya :
   " Apakah wanita yang memilih menjadi ibu/isteri yang menjalankan
   tugas-nya dirumah belum atau tidak sesuai dengan semangat Kartini?".
   Tah , kumaha pendapat Parvita dan Kartini IAGI lainnya ?

   Si - Abah
>
> -Original Message-
> From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, April 20, 2006 1:36 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini
>
> ini ngutip dari mana Pak Awang? atau berdasarkan pelajaran hidup ;)
>
> "Tidak akan ada kepintaran kalau tidak ada kebodohan"
>
> just curious..
>
> On 4/20/06, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> "Tidak akan ada kepintaran kalau tidak ada kebodohan" (orang harus
>> menyadari dulu  kebodohannya sebelum ia berusaha untuk menjadi pintar).
>>
>>  Ingat hari Ibu Kartini, ingat kumpulan surat-suratnya kepada
>> teman-teman Belandanya yang kemudian dibukukan berjudul "Door
>> Duisternis tot Licht". Buku ini suka diterjemahkan sebagai "Habis Gelap
>> Terbitlah Terang".  Saya pikir, yang lebih cocok mewakili pemikiran2
>> Kartini adalah kalau diterjemahkan "Karena Kegelapan Terbitlah Terang"
>> atau "Oleh Kegelapan Terbitlah Terang". Ini bukan hanya secara leksikal
>> bahasa Belanda lebih mengena, tetapi juga secara maknawi lebih pas.
>>
>>  Kartini mengeluh dalam surat2nya (semoga banyak perempuan Indonesia
>> telah membacanya) tentang sistem (saat itu) yang membendung agar
>> perempuan Indonesia tidak menjadi pintar - hanya cukup di dapur dan
>> melayani suami serta anak2nya. Maka, tak heran kalau kebodohan
>> (kegelapan akan ilmu pengetahuan) melanda mereka (bagaimana bisa
>> menjadi pintar kalau membaca pun tidak bisa ?).
>>
>>  Menyadari bahwa banyak kaumnya yang masih ada di dalam kegelapan,
>> Kartini berani menentang zamannya dengan mendirikan sekolah buat
>> kaumnya walaupun tak lama umurnya (karena terhalang "tugas klasik" pula
>> sebagai perempuan bersuami). Baguslah ada penerus2nya sehingga
>> perempuan2 Indonesia pun pada saat itu mulai banyak yang sepintar
>> Kartini.
>>
>>  Maka, tepatlah kalau Abendanon, teman senior Kartini, memberikan judul
>> "Door Duisternis tot Licht"  - oleh kegelapan kebodohan terbitlah
>> terang kepintaran.
>>
>>  Dalam dunia geologi, semoga makin banyak geologist wanita Indonesia
>> yang cemerlang, yang berani mengemukakan pendapatnya, yang banyak
>> menulis paper. Buat rekan2 saya, geologist wanita Indonesia, selamat
>> hari Ibu Kartini, semoga bisa menangkap semangatnya !
>>
>>  salam,
>>  awang
>
> --

RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik yrsnki
an. Sadar dulu
>> bahwa kita bodoh adalah langkah awal kepada pembelajaran.
>>
>> Kalau saya, selalu beprinsip semua hal negatif (tekanan, ketidaktahuan,
>> kebodohan, kemiskinan, siksaan, penghinaan, kelemahan) adalah dorongan
>> yang
>> kuat sekali untuk menuju kutub2 sebaliknya. Dulu, semasa masih sekolah
>> menengah-kuliah, saya tulis besar2 di dinding kamar saya, "doloris
>> sopitam
>> recreant vulnera viva animam" - luka duka dan derita akan membangunkan
>> kemampuan jiwa yang layap-layap tertidur.
>>
>> Salam,
>> Awang
>>
>> -Original Message-
>> From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>> Sent: Thursday, April 20, 2006 1:36 PM
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Cc: [EMAIL PROTECTED]
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini
>>
>> ini ngutip dari mana Pak Awang? atau berdasarkan pelajaran hidup ;)
>>
>> "Tidak akan ada kepintaran kalau tidak ada kebodohan"
>>
>> just curious..
>>
>> On 4/20/06, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> > "Tidak akan ada kepintaran kalau tidak ada kebodohan" (orang harus
>> menyadari dulu  kebodohannya sebelum ia berusaha untuk menjadi pintar).
>> >
>> >  Ingat hari Ibu Kartini, ingat kumpulan surat-suratnya kepada
>> teman-teman Belandanya yang kemudian dibukukan berjudul "Door Duisternis
>> tot
>> Licht". Buku ini suka diterjemahkan sebagai "Habis Gelap Terbitlah
>> Terang".  Saya pikir, yang lebih cocok mewakili pemikiran2 Kartini
>> adalah
>> kalau diterjemahkan "Karena Kegelapan Terbitlah Terang" atau "Oleh
>> Kegelapan
>> Terbitlah Terang". Ini bukan hanya secara leksikal bahasa Belanda lebih
>> mengena, tetapi juga secara maknawi lebih pas.
>> >
>> >  Kartini mengeluh dalam surat2nya (semoga banyak perempuan Indonesia
>> telah membacanya) tentang sistem (saat itu) yang membendung agar
>> perempuan
>> Indonesia tidak menjadi pintar - hanya cukup di dapur dan melayani suami
>> serta anak2nya. Maka, tak heran kalau kebodohan (kegelapan akan ilmu
>> pengetahuan) melanda mereka (bagaimana bisa menjadi pintar kalau membaca
>> pun
>> tidak bisa ?).
>> >
>> >  Menyadari bahwa banyak kaumnya yang masih ada di dalam kegelapan,
>> Kartini berani menentang zamannya dengan mendirikan sekolah buat kaumnya
>> walaupun tak lama umurnya (karena terhalang "tugas klasik" pula sebagai
>> perempuan bersuami). Baguslah ada penerus2nya sehingga perempuan2
>> Indonesia
>> pun pada saat itu mulai banyak yang sepintar Kartini.
>> >
>> >  Maka, tepatlah kalau Abendanon, teman senior Kartini, memberikan
>> judul
>> "Door Duisternis tot Licht"  - oleh kegelapan kebodohan terbitlah terang
>> kepintaran.
>> >
>> >  Dalam dunia geologi, semoga makin banyak geologist wanita Indonesia
>> yang cemerlang, yang berani mengemukakan pendapatnya, yang banyak
>> menulis
>> paper. Buat rekan2 saya, geologist wanita Indonesia, selamat hari Ibu
>> Kartini, semoga bisa menangkap semangatnya !
>> >
>> >  salam,
>> >  awang
>>
>> -
>> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>>
>> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>> -
>>
>>
>> --
>> No virus found in this incoming message.
>> Checked by AVG Free Edition.
>> Version: 7.1.385 / Virus Database: 268.4.4/319 - Release Date: 4/19/2006
>>
>>
>> --
>> No virus found in this outgoing message.
>> Checked by AVG Free Edition.
>> Version: 7.1.385 / Virus Database: 268.4.4/319 - Release Date: 4/19/2006
>>
>>
>> -
>> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>
>> Pembayaran iuran anggo

RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik Pangestu, Sonny T
mungkin maksudnya wanita "geologist" (bukan "geologist" wanita) 

-Original Message-
From: johnson achmad paju [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 22 April 2006 10:15
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini

iseng-iseng sambil usil dikitberapa sih jumlah geologist wanita
indonesia ? dulu waktu masih jadi mahasiswa sering saya dengar anekdot
kalo mahasiswa geologi itu semuanya laki-laki :-)


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik yrsnki
>
  Vick,

  Makanya di Bandung ada jalan van de Venter bersebelahan dengan jalan
Kartini ya.
Akh , Si Abah baru yahu tuh, thanks ya informasinya.

  Si-Abah

___

  Conrad Theodore Van Deventer (1857-1915)
>
> dari wikipedia terbaca bahwa mereka pernah bertemu.Bahkan Van Deventer
> sangat kagum dengan kartini,
>
> --- quote -
> Ketika pada tahuan 1911 surat-surat Kartini diterbitkan, Van Deventer
> terkesan sekali, sehingga tergerak untuk menulis sebuah resensi yang
> panjang-lebar, sekadar untuk menyebarluaskan cita-cita Kartini, yang
> cocok dengan cita-cita Deventer sendiri : mengangkat bangsa pribumi
> secara rohani dan ekonomis, memperjuangkan emansipasi mereka.
>
> Secara pribadi, Van Deventer pernah bertemu dengan Kartini, waktu
> puteri Bupati Jepara itu berumur 12 tahun, tapi komunikasi tidak
> berlanjut. Waktu Kartini mulai menulis surat-suratnya kepada
> teman-teman puteri di Negeri Belanda, keluarga Van Deventer sudah
> meninggalkan Indonesia. Baru lewat surat-surat terbitan Abendanon,
> keluarga Deventer menaruh minat terhadap cita-cita Kartini.
>
> Sejak itulah, Nyonya Van Deventer tampil ke muka. Tahun 1913 ia
> mendirikan Yayasan Kartini, yang dimaksudkan untuk membuka
> sekolah-sekolah bagi puteri-puteri pribumi sesudah van Deventer
> meninggal (1915), Nyonya Deventer sendirilah yang mengurus
> segala-galanya dengan tak kenal lelah. Ribuan murid puteri pun
> memasuki "Sekolah Kartini" yang bernaung dibawah Yayasan Kartini.
>
> Waktu Belanda diduduki Jerman (1942), Nyonya Deventer meninggal dalam
> usia 85 tahun. Ia mewariskan sejumlah besar dana yang harus
> dimanfaatkan untuk memajukan bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan.
> Selanjutnya dana tersebut dikelola oleh Van Deventer-Maasstichting.
> ===On 4/21/06, Graha, Satia (grhs)
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> Selamat hari kartini.jadi tergelitik juga, sekedar uneg uneg
>> saja..apakah ada yang tahu, mana yang terlebih dahulu muncul dalam
>> sejarah bangsa kita, Trias van deventer (trias politika yang dikemukakan
>> oleh douwes dekker dkk) atau era Kartini..???
>>
>> Wassalam..
>>
>> Satia
>>
>> -----Original Message-
>> From: Dr. Premonowati [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>> Sent: Friday, April 21, 2006 6:32 AM
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini
>>
>> Selamat Hari Kartini.
>>
>>
>>
>>   > Maka, kebodohan adalah dorongan yang kuat menuju kepintaran. Sadar
>> dulu
>> > bahwa kita bodoh adalah langkah awal kepada pembelajaran.
>>
>>
>> -
>> Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low
>> rates.
>>
>>
>> -
>> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>>
>> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>> -
>>
>>
>
>
> --
> "First they ignore you, then they laugh at you, then they fight you,
> then you win." Mahatma Gandhi.
>
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
>
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
>
>



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Kelihatannya Politik Etis yang diajukan van Deventer tak terhubung ke Trias 
Douwes Dekker (Setiabudi Danudirdja), Tjipto Mangunnkusumo, dan Ki Hadjar 
Dewantoro - Indische Partij; memang mungkin mempengaruhinya. 

Pada pergantian abad 19 ke 20, van Deventer dan Pieter Brooshooft menulis 
kritikan pedas di Belanda sana mengeritik pemerintahnya yang telah memeras 
Indonesia selama ratusan tahun. Karena gelombang kritikan bersambut terus maka 
Kerajaan Belanda panas juga kupingnya, dan berpidatolah Ratu Wilhelmina tanggal 
17 September 1901 di depan parlemen Belanda "Een Eer Schuld" - Balas Budi. Maka 
menggelindinglah politik etis van Deventer-Brooshooft.

Sebagian pejabat Belanda di Indonesia ada yang pro Deventer ini, salah satunya 
Douwes Dekker dan Abendanon (direktur Kebudayaan dan Pendidikan saat itu). 
Abendanon dekat dengan Kartini, dan Kartini pernah menulis surat kepadanya yang 
dibalas dengan menyambut baik gagasan2 Kartini.

Kartini (1879-1904) mulai punya pemikiran2nya yang cemerlang soal kesetaraan 
gender dalam memperoleh pendidikan dan kemajuan di akhir abad ke-20, semasa 
dengan van Deventer menggugat pemerintahnya (Belanda) soal balas budi Belanda 
kepada Indonesia.

Jadi soal mana dulu, saya pikir Kartini dan van Deventer sezaman. Politik Etis 
van Deventer digulirkan 1901, tetapi pemikiran2 Kartini sudah dari akhir abad 
ke-19, bahkan mungkin sejak 1891 saat Kartini yang umurnya baru 12 tahun 
dipingit di rumah, tak boleh ke sekolah lagi. Van Deventer dan Kartini 
pengaruh-mempengaruhi.

Salam,
awang



-Original Message-
From: Graha, Satia (grhs) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 21, 2006 9:35 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

Selamat hari kartini.jadi tergelitik juga, sekedar uneg uneg
saja..apakah ada yang tahu, mana yang terlebih dahulu muncul dalam
sejarah bangsa kita, Trias van deventer (trias politika yang dikemukakan
oleh douwes dekker dkk) atau era Kartini..???

Wassalam..

Satia 

 

-- 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.385 / Virus Database: 268.4.4/320 - Release Date: 4/20/2006
 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik budi . permana
Pas angkatan saya dari 63 orang hanya 3 orang wanita..




"johnson achmad paju" <[EMAIL PROTECTED]>
04/22/2006 10:14 AM
Please respond to iagi-net

 
To: 
cc: 
Subject:        Re: [iagi-net-l] Hari Kartini


iseng-iseng sambil usil dikitberapa sih jumlah geologist wanita
indonesia ? dulu waktu masih jadi mahasiswa sering saya dengar anekdot 
kalo
mahasiswa geologi itu semuanya laki-laki :-)


- Original Message -
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, April 21, 2006 10:08 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini


Conrad Theodore Van Deventer (1857-1915)

dari wikipedia terbaca bahwa mereka pernah bertemu.Bahkan Van Deventer
sangat kagum dengan kartini,

--- quote -
Ketika pada tahuan 1911 surat-surat Kartini diterbitkan, Van Deventer
terkesan sekali, sehingga tergerak untuk menulis sebuah resensi yang
panjang-lebar, sekadar untuk menyebarluaskan cita-cita Kartini, yang
cocok dengan cita-cita Deventer sendiri : mengangkat bangsa pribumi
secara rohani dan ekonomis, memperjuangkan emansipasi mereka.

Secara pribadi, Van Deventer pernah bertemu dengan Kartini, waktu
puteri Bupati Jepara itu berumur 12 tahun, tapi komunikasi tidak
berlanjut. Waktu Kartini mulai menulis surat-suratnya kepada
teman-teman puteri di Negeri Belanda, keluarga Van Deventer sudah
meninggalkan Indonesia. Baru lewat surat-surat terbitan Abendanon,
keluarga Deventer menaruh minat terhadap cita-cita Kartini.

Sejak itulah, Nyonya Van Deventer tampil ke muka. Tahun 1913 ia
mendirikan Yayasan Kartini, yang dimaksudkan untuk membuka
sekolah-sekolah bagi puteri-puteri pribumi sesudah van Deventer
meninggal (1915), Nyonya Deventer sendirilah yang mengurus
segala-galanya dengan tak kenal lelah. Ribuan murid puteri pun
memasuki "Sekolah Kartini" yang bernaung dibawah Yayasan Kartini.

Waktu Belanda diduduki Jerman (1942), Nyonya Deventer meninggal dalam
usia 85 tahun. Ia mewariskan sejumlah besar dana yang harus
dimanfaatkan untuk memajukan bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan.
Selanjutnya dana tersebut dikelola oleh Van Deventer-Maasstichting.
=

On 4/21/06, Graha, Satia (grhs) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Selamat hari kartini.jadi tergelitik juga, sekedar uneg uneg
> saja..apakah ada yang tahu, mana yang terlebih dahulu muncul dalam
> sejarah bangsa kita, Trias van deventer (trias politika yang dikemukakan
> oleh douwes dekker dkk) atau era Kartini..???
>
> Wassalam..
>
> Satia
>
> -Original Message-
> From: Dr. Premonowati [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, April 21, 2006 6:32 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini
>
> Selamat Hari Kartini.
>
>
>
>   > Maka, kebodohan adalah dorongan yang kuat menuju kepintaran. Sadar
> dulu
> > bahwa kita bodoh adalah langkah awal kepada pembelajaran.
>
>
> -
> Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low
> rates.
>
>
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
>
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
>
>


--
"First they ignore you, then they laugh at you, then they fight you,
then you win." Mahatma Gandhi.

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005

Re: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik johnson achmad paju
iseng-iseng sambil usil dikitberapa sih jumlah geologist wanita
indonesia ? dulu waktu masih jadi mahasiswa sering saya dengar anekdot kalo
mahasiswa geologi itu semuanya laki-laki :-)


- Original Message -
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, April 21, 2006 10:08 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini


Conrad Theodore Van Deventer (1857-1915)

dari wikipedia terbaca bahwa mereka pernah bertemu.Bahkan Van Deventer
sangat kagum dengan kartini,

--- quote -
Ketika pada tahuan 1911 surat-surat Kartini diterbitkan, Van Deventer
terkesan sekali, sehingga tergerak untuk menulis sebuah resensi yang
panjang-lebar, sekadar untuk menyebarluaskan cita-cita Kartini, yang
cocok dengan cita-cita Deventer sendiri : mengangkat bangsa pribumi
secara rohani dan ekonomis, memperjuangkan emansipasi mereka.

Secara pribadi, Van Deventer pernah bertemu dengan Kartini, waktu
puteri Bupati Jepara itu berumur 12 tahun, tapi komunikasi tidak
berlanjut. Waktu Kartini mulai menulis surat-suratnya kepada
teman-teman puteri di Negeri Belanda, keluarga Van Deventer sudah
meninggalkan Indonesia. Baru lewat surat-surat terbitan Abendanon,
keluarga Deventer menaruh minat terhadap cita-cita Kartini.

Sejak itulah, Nyonya Van Deventer tampil ke muka. Tahun 1913 ia
mendirikan Yayasan Kartini, yang dimaksudkan untuk membuka
sekolah-sekolah bagi puteri-puteri pribumi sesudah van Deventer
meninggal (1915), Nyonya Deventer sendirilah yang mengurus
segala-galanya dengan tak kenal lelah. Ribuan murid puteri pun
memasuki "Sekolah Kartini" yang bernaung dibawah Yayasan Kartini.

Waktu Belanda diduduki Jerman (1942), Nyonya Deventer meninggal dalam
usia 85 tahun. Ia mewariskan sejumlah besar dana yang harus
dimanfaatkan untuk memajukan bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan.
Selanjutnya dana tersebut dikelola oleh Van Deventer-Maasstichting.
=

On 4/21/06, Graha, Satia (grhs) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Selamat hari kartini.jadi tergelitik juga, sekedar uneg uneg
> saja..apakah ada yang tahu, mana yang terlebih dahulu muncul dalam
> sejarah bangsa kita, Trias van deventer (trias politika yang dikemukakan
> oleh douwes dekker dkk) atau era Kartini..???
>
> Wassalam..
>
> Satia
>
> -Original Message-
> From: Dr. Premonowati [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, April 21, 2006 6:32 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini
>
> Selamat Hari Kartini.
>
>
>
>   > Maka, kebodohan adalah dorongan yang kuat menuju kepintaran. Sadar
> dulu
> > bahwa kita bodoh adalah langkah awal kepada pembelajaran.
>
>
> -
> Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low
> rates.
>
>
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
>
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
>
>


--
"First they ignore you, then they laugh at you, then they fight you,
then you win." Mahatma Gandhi.

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik Graha, Satia (grhs)
Terima kasih atas pencerahannya Pak Rovicky

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 21, 2006 10:09 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini

Conrad Theodore Van Deventer (1857-1915)

dari wikipedia terbaca bahwa mereka pernah bertemu.Bahkan Van Deventer
sangat kagum dengan kartini,

--- quote -
Ketika pada tahuan 1911 surat-surat Kartini diterbitkan, Van Deventer
terkesan sekali, sehingga tergerak untuk menulis sebuah resensi yang
panjang-lebar, sekadar untuk menyebarluaskan cita-cita Kartini, yang
cocok dengan cita-cita Deventer sendiri : mengangkat bangsa pribumi
secara rohani dan ekonomis, memperjuangkan emansipasi mereka.

Secara pribadi, Van Deventer pernah bertemu dengan Kartini, waktu puteri
Bupati Jepara itu berumur 12 tahun, tapi komunikasi tidak berlanjut.
Waktu Kartini mulai menulis surat-suratnya kepada teman-teman puteri di
Negeri Belanda, keluarga Van Deventer sudah meninggalkan Indonesia. Baru
lewat surat-surat terbitan Abendanon, keluarga Deventer menaruh minat
terhadap cita-cita Kartini.

Sejak itulah, Nyonya Van Deventer tampil ke muka. Tahun 1913 ia
mendirikan Yayasan Kartini, yang dimaksudkan untuk membuka
sekolah-sekolah bagi puteri-puteri pribumi sesudah van Deventer
meninggal (1915), Nyonya Deventer sendirilah yang mengurus
segala-galanya dengan tak kenal lelah. Ribuan murid puteri pun memasuki
"Sekolah Kartini" yang bernaung dibawah Yayasan Kartini.

Waktu Belanda diduduki Jerman (1942), Nyonya Deventer meninggal dalam
usia 85 tahun. Ia mewariskan sejumlah besar dana yang harus dimanfaatkan
untuk memajukan bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan.
Selanjutnya dana tersebut dikelola oleh Van Deventer-Maasstichting.
=

On 4/21/06, Graha, Satia (grhs) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Selamat hari kartini.jadi tergelitik juga, sekedar uneg uneg 
> saja..apakah ada yang tahu, mana yang terlebih dahulu muncul dalam 
> sejarah bangsa kita, Trias van deventer (trias politika yang 
> dikemukakan oleh douwes dekker dkk) atau era Kartini..???
>
> Wassalam..
>
> Satia
>
> -Original Message-
> From: Dr. Premonowati [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, April 21, 2006 6:32 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini
>
> Selamat Hari Kartini.
>
>
>
>   > Maka, kebodohan adalah dorongan yang kuat menuju kepintaran. Sadar

> dulu
> > bahwa kita bodoh adalah langkah awal kepada pembelajaran.
>
>
> -
> Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low 
> rates.
>
>
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit 
> IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
>
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
>
>


--
"First they ignore you, then they laugh at you, then they fight you,
then you win." Mahatma Gandhi.

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Conrad Theodore Van Deventer (1857-1915)

dari wikipedia terbaca bahwa mereka pernah bertemu.Bahkan Van Deventer
sangat kagum dengan kartini,

--- quote -
Ketika pada tahuan 1911 surat-surat Kartini diterbitkan, Van Deventer
terkesan sekali, sehingga tergerak untuk menulis sebuah resensi yang
panjang-lebar, sekadar untuk menyebarluaskan cita-cita Kartini, yang
cocok dengan cita-cita Deventer sendiri : mengangkat bangsa pribumi
secara rohani dan ekonomis, memperjuangkan emansipasi mereka.

Secara pribadi, Van Deventer pernah bertemu dengan Kartini, waktu
puteri Bupati Jepara itu berumur 12 tahun, tapi komunikasi tidak
berlanjut. Waktu Kartini mulai menulis surat-suratnya kepada
teman-teman puteri di Negeri Belanda, keluarga Van Deventer sudah
meninggalkan Indonesia. Baru lewat surat-surat terbitan Abendanon,
keluarga Deventer menaruh minat terhadap cita-cita Kartini.

Sejak itulah, Nyonya Van Deventer tampil ke muka. Tahun 1913 ia
mendirikan Yayasan Kartini, yang dimaksudkan untuk membuka
sekolah-sekolah bagi puteri-puteri pribumi sesudah van Deventer
meninggal (1915), Nyonya Deventer sendirilah yang mengurus
segala-galanya dengan tak kenal lelah. Ribuan murid puteri pun
memasuki "Sekolah Kartini" yang bernaung dibawah Yayasan Kartini.

Waktu Belanda diduduki Jerman (1942), Nyonya Deventer meninggal dalam
usia 85 tahun. Ia mewariskan sejumlah besar dana yang harus
dimanfaatkan untuk memajukan bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan.
Selanjutnya dana tersebut dikelola oleh Van Deventer-Maasstichting.
=

On 4/21/06, Graha, Satia (grhs) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Selamat hari kartini.jadi tergelitik juga, sekedar uneg uneg
> saja..apakah ada yang tahu, mana yang terlebih dahulu muncul dalam
> sejarah bangsa kita, Trias van deventer (trias politika yang dikemukakan
> oleh douwes dekker dkk) atau era Kartini..???
>
> Wassalam..
>
> Satia
>
> -Original Message-
> From: Dr. Premonowati [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, April 21, 2006 6:32 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini
>
> Selamat Hari Kartini.
>
>
>
>   > Maka, kebodohan adalah dorongan yang kuat menuju kepintaran. Sadar
> dulu
> > bahwa kita bodoh adalah langkah awal kepada pembelajaran.
>
>
> -
> Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low
> rates.
>
>
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
>
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
>
>


--
"First they ignore you, then they laugh at you, then they fight you,
then you win." Mahatma Gandhi.

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik yrsnki
  Dulu, semasa masih sekolah menengah-kuliah, saya tulis besar2 di dinding
kamar saya, "doloris sopitam recreant vulnera viva animam" - luka duka
dan derita akan membangunkan kemampuan jiwa yang layap-layap tertidur.
>
> Salam,
> Awang
_
   Awang

   Sekarang kalau Anda amati bangsa kita apakah dia masih layap layap apa
   masih tidur juga ?
   Ngomomg - ngomong Hari Kartini , selalu ada pertanyaan dihati saya :
   " Apakah wanita yang memilih menjadi ibu/isteri yang menjalankan
   tugas-nya dirumah belum atau tidak sesuai dengan semangat Kartini?".
   Tah , kumaha pendapat Parvita dan Kartini IAGI lainnya ?

   Si - Abah
>
> -Original Message-
> From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, April 20, 2006 1:36 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini
>
> ini ngutip dari mana Pak Awang? atau berdasarkan pelajaran hidup ;)
>
> "Tidak akan ada kepintaran kalau tidak ada kebodohan"
>
> just curious..
>
> On 4/20/06, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> "Tidak akan ada kepintaran kalau tidak ada kebodohan" (orang harus
>> menyadari dulu  kebodohannya sebelum ia berusaha untuk menjadi pintar).
>>
>>  Ingat hari Ibu Kartini, ingat kumpulan surat-suratnya kepada
>> teman-teman Belandanya yang kemudian dibukukan berjudul "Door
>> Duisternis tot Licht". Buku ini suka diterjemahkan sebagai "Habis Gelap
>> Terbitlah Terang".  Saya pikir, yang lebih cocok mewakili pemikiran2
>> Kartini adalah kalau diterjemahkan "Karena Kegelapan Terbitlah Terang"
>> atau "Oleh Kegelapan Terbitlah Terang". Ini bukan hanya secara leksikal
>> bahasa Belanda lebih mengena, tetapi juga secara maknawi lebih pas.
>>
>>  Kartini mengeluh dalam surat2nya (semoga banyak perempuan Indonesia
>> telah membacanya) tentang sistem (saat itu) yang membendung agar
>> perempuan Indonesia tidak menjadi pintar - hanya cukup di dapur dan
>> melayani suami serta anak2nya. Maka, tak heran kalau kebodohan
>> (kegelapan akan ilmu pengetahuan) melanda mereka (bagaimana bisa
>> menjadi pintar kalau membaca pun tidak bisa ?).
>>
>>  Menyadari bahwa banyak kaumnya yang masih ada di dalam kegelapan,
>> Kartini berani menentang zamannya dengan mendirikan sekolah buat
>> kaumnya walaupun tak lama umurnya (karena terhalang "tugas klasik" pula
>> sebagai perempuan bersuami). Baguslah ada penerus2nya sehingga
>> perempuan2 Indonesia pun pada saat itu mulai banyak yang sepintar
>> Kartini.
>>
>>  Maka, tepatlah kalau Abendanon, teman senior Kartini, memberikan judul
>> "Door Duisternis tot Licht"  - oleh kegelapan kebodohan terbitlah
>> terang kepintaran.
>>
>>  Dalam dunia geologi, semoga makin banyak geologist wanita Indonesia
>> yang cemerlang, yang berani mengemukakan pendapatnya, yang banyak
>> menulis paper. Buat rekan2 saya, geologist wanita Indonesia, selamat
>> hari Ibu Kartini, semoga bisa menangkap semangatnya !
>>
>>  salam,
>>  awang
>
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
>
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
>
>
> --
> No virus found in this incoming message.
> Checked by AVG Free Edition.
> Version: 7.1.385 / Virus Database: 268.4.4/319 - Release Date: 4/19/2006
>
>
> --
> No virus found in this outgoing message.
> Checked by AVG Free Edition.
> Version: 7.1.385 / Virus Database: 268.4.4/319 - Release Date: 4/19/2006
>
>
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/

RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik Graha, Satia (grhs)
Selamat hari kartini.jadi tergelitik juga, sekedar uneg uneg
saja..apakah ada yang tahu, mana yang terlebih dahulu muncul dalam
sejarah bangsa kita, Trias van deventer (trias politika yang dikemukakan
oleh douwes dekker dkk) atau era Kartini..???

Wassalam..

Satia 

-Original Message-
From: Dr. Premonowati [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 21, 2006 6:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini

Selamat Hari Kartini. 
  

 
  > Maka, kebodohan adalah dorongan yang kuat menuju kepintaran. Sadar
dulu
> bahwa kita bodoh adalah langkah awal kepada pembelajaran.


-
Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low
rates.


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Budi,

Biasanya Sekretariat IAGI tanggap memuat diskusi2 di IAGI-net yang penting 
untuk diarsipkan via Berita-IAGI, atau Pak Rovicky juga aktif memuatnya ke 
dalam website IAGI.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 21, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

Pak rovicky dan pak awang...mungkin diskusi mengenai ini bagusnya 
dicurahkan juga dalam buletin IAGI, sehingga tidak hilang begitu saja. 
Karena hal ini menggugah para orang2 Indonesia bahwa kita bisa dan 
mengandung spirit untuk majukarena selama ini kita dikerdilkan oleh 
banyak hal
Bagaimana Pak rovicky dan Pak awang?
salam
Budi




"Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
04/21/2006 08:37 AM
Please respond to iagi-net

 
To: 
cc: 
Subject:        RE: [iagi-net-l] Hari Kartini


Menarik, Pak Rovicky. Yang saya maksudkan tentu adalah kebodohan yang di 
kuadran 2. Yang no. 3 kasihan tetapi absurd rasanya. Banyak juga yang tahu 
tetapi tidak mau memberitahukan.

Orang harus sadar akan kekurangan untuk mencapai kelebihan. Thomas Alfa 
Edison pernah berkata, "Kegelisahan adalah ketidakpuasan - dan 
ketidakpuasan adalah hal pertama yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan" 
Ini sesuai dengan orang2 di kuadran 2 (kegelisahan dibaca sebagai sadar 
akan kebodohan)

Dan benar sekali bahwa orang yang di kuadran 1 mudah tergelincir ke 
kuadran 4. Untuk ini pun, Edison menulis, "Tunjukkan kepadaku orang yang 
mengaku benar-benar puas, dan aku akan menunjukkan kepadanya sebuah 
kegagalan"

Jadi, adalah lebih baik kalau kita tetap mempertahankan kesadaran akan 
"kebodohan" agar rajin belajar sambil memelihara terus spirit 
keingintahuan yang benar sudah menjadi kodrat manusia.

Salam,
Awang

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 20, 2006 4:59 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Hari Kartini

Pendekatan Pak Awang ini memang dulu sering dipakai untuk menunjukkan
mengapa atau apa motivasi seseorang utk melakukan sesuatu. Perasaan tidak
memiliki menjadi keinginan memilki. Karena merasa sangat "negatip" 
(kurang)
maka ada keinginan menjadi "positip". Ini pendekatan dua kutub + dan -

Namun dalam hal ilmu pengetahuan atau pendidikan kadangkala ada yg
melihatnya dengan kacamata berbeda berbeda. Dengan menggunakan empat
kwadran.
Kalau dibuat empat kwadran :
1. - Tahu bahwa dirinya tahu - Ini bener-bener wong pinter
2. - Tahu bahwa dirinya tidak tahu - Ini yg menjadikan orang yg rajin 
blajar
3. - Tidak tahu bahwa dirinya tahu -
4. - Tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu -

Curiousity atau keingintahuan bukan karena merasa tidak tahu tetapi sebuah
perasaan manusia yg "sudah ada dari sono". Mengapa bukan kebodohan ?
Orang bodoh adalah orang yg masuk dalam kwadran 4 "tidak tahu bahwa 
dirinya
tidak tahu". Sehingga sulit bagi si kwadran 4 untuk menjadi tahu (sadar).
Lah diberitahu sampai "meniren" ya ndak bakalan tahu.

Perubahan dari satu kwadran ke kwadran yg lain ini diperlukan pencerahan "
enlightment", aku sendiri belum tahu apa yg menjadikan orang bisa
mendapatkan "pencerahan". Seringkali datangnya "ujug-ujug mak pluk !"
(disini aku masuk kwadran 2 atau mungkin 4 :).

Enlightmen ini bisa berupa inspirasi
Seperti Newton, yang katanya mendapat ide ketika kejatuhan apel. Peristiwa
tak terduga yg akhirnya membawa ke teori gravitasi dan membuaka cakrawala
dunia. Hal yang sama dengan Archimedes yg tiba-tiba melonjak keluar dari
tempat berendamnya. Peristiwa ini kalau dilihat sepintas sepertinya
memalukan, berlari-lari masih dalam keadaan telanjang, namun membuat 
sebuat
teori apungan benda. Apakah mereka-mereka ini duduk diam saja ? Tentu 
tidak
 keingintahuan yg terus menerus dan berulang inilah yg menimbulkan ide
dan inspirasi dan akhirnya bersiklus menjadikan manusia mengerti, sadar 
akan
dirinya (conciousness). Namun tidak jarang manusia ini malah berubah dari
kwadran 1 kembali ke kwadran 4 ... karena kesombongan atau ketidak 
tahuannya
justru akhirnya menjadi "sok tahu" 

salam
RDP
"bagaimana orang lain tahu kalau kamu tahu, kalau kamu ndak pernah
memberitahu"

On 4/20/06, Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Berdasarkan logika, pengamatan, pendapat pribadi dan pelajaran hidup 
saja
> Pak Nataniel. Contoh sederhana saja, orang yang mengambil kursus/les 
bahasa
> inggris tentu karena dia merasa masih kurang (katakanlah bodoh) 
penguasaan
> bahasa inggrisnya, orang yang memilih mengambil kursus sequence 
stratigraphy
> tentu adalah orang yang tertarik dengan sequence stratigraphy tetapi dia
> sendiri tak tahu banyak soal yang diminatinya.
>
> Maka, kebodohan adalah dorongan yang kuat menuju kepintaran. Sadar dulu
> bahwa kita bodoh adalah langka

RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik budi . permana
Pak rovicky dan pak awang...mungkin diskusi mengenai ini bagusnya 
dicurahkan juga dalam buletin IAGI, sehingga tidak hilang begitu saja. 
Karena hal ini menggugah para orang2 Indonesia bahwa kita bisa dan 
mengandung spirit untuk majukarena selama ini kita dikerdilkan oleh 
banyak hal
Bagaimana Pak rovicky dan Pak awang?
salam
Budi




"Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
04/21/2006 08:37 AM
Please respond to iagi-net

 
To: 
cc: 
Subject:        RE: [iagi-net-l] Hari Kartini


Menarik, Pak Rovicky. Yang saya maksudkan tentu adalah kebodohan yang di 
kuadran 2. Yang no. 3 kasihan tetapi absurd rasanya. Banyak juga yang tahu 
tetapi tidak mau memberitahukan.

Orang harus sadar akan kekurangan untuk mencapai kelebihan. Thomas Alfa 
Edison pernah berkata, "Kegelisahan adalah ketidakpuasan - dan 
ketidakpuasan adalah hal pertama yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan" 
Ini sesuai dengan orang2 di kuadran 2 (kegelisahan dibaca sebagai sadar 
akan kebodohan)

Dan benar sekali bahwa orang yang di kuadran 1 mudah tergelincir ke 
kuadran 4. Untuk ini pun, Edison menulis, "Tunjukkan kepadaku orang yang 
mengaku benar-benar puas, dan aku akan menunjukkan kepadanya sebuah 
kegagalan"

Jadi, adalah lebih baik kalau kita tetap mempertahankan kesadaran akan 
"kebodohan" agar rajin belajar sambil memelihara terus spirit 
keingintahuan yang benar sudah menjadi kodrat manusia.

Salam,
Awang

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 20, 2006 4:59 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Hari Kartini

Pendekatan Pak Awang ini memang dulu sering dipakai untuk menunjukkan
mengapa atau apa motivasi seseorang utk melakukan sesuatu. Perasaan tidak
memiliki menjadi keinginan memilki. Karena merasa sangat "negatip" 
(kurang)
maka ada keinginan menjadi "positip". Ini pendekatan dua kutub + dan -

Namun dalam hal ilmu pengetahuan atau pendidikan kadangkala ada yg
melihatnya dengan kacamata berbeda berbeda. Dengan menggunakan empat
kwadran.
Kalau dibuat empat kwadran :
1. - Tahu bahwa dirinya tahu - Ini bener-bener wong pinter
2. - Tahu bahwa dirinya tidak tahu - Ini yg menjadikan orang yg rajin 
blajar
3. - Tidak tahu bahwa dirinya tahu -
4. - Tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu -

Curiousity atau keingintahuan bukan karena merasa tidak tahu tetapi sebuah
perasaan manusia yg "sudah ada dari sono". Mengapa bukan kebodohan ?
Orang bodoh adalah orang yg masuk dalam kwadran 4 "tidak tahu bahwa 
dirinya
tidak tahu". Sehingga sulit bagi si kwadran 4 untuk menjadi tahu (sadar).
Lah diberitahu sampai "meniren" ya ndak bakalan tahu.

Perubahan dari satu kwadran ke kwadran yg lain ini diperlukan pencerahan "
enlightment", aku sendiri belum tahu apa yg menjadikan orang bisa
mendapatkan "pencerahan". Seringkali datangnya "ujug-ujug mak pluk !"
(disini aku masuk kwadran 2 atau mungkin 4 :).

Enlightmen ini bisa berupa inspirasi
Seperti Newton, yang katanya mendapat ide ketika kejatuhan apel. Peristiwa
tak terduga yg akhirnya membawa ke teori gravitasi dan membuaka cakrawala
dunia. Hal yang sama dengan Archimedes yg tiba-tiba melonjak keluar dari
tempat berendamnya. Peristiwa ini kalau dilihat sepintas sepertinya
memalukan, berlari-lari masih dalam keadaan telanjang, namun membuat 
sebuat
teori apungan benda. Apakah mereka-mereka ini duduk diam saja ? Tentu 
tidak
 keingintahuan yg terus menerus dan berulang inilah yg menimbulkan ide
dan inspirasi dan akhirnya bersiklus menjadikan manusia mengerti, sadar 
akan
dirinya (conciousness). Namun tidak jarang manusia ini malah berubah dari
kwadran 1 kembali ke kwadran 4 ... karena kesombongan atau ketidak 
tahuannya
justru akhirnya menjadi "sok tahu" 

salam
RDP
"bagaimana orang lain tahu kalau kamu tahu, kalau kamu ndak pernah
memberitahu"

On 4/20/06, Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Berdasarkan logika, pengamatan, pendapat pribadi dan pelajaran hidup 
saja
> Pak Nataniel. Contoh sederhana saja, orang yang mengambil kursus/les 
bahasa
> inggris tentu karena dia merasa masih kurang (katakanlah bodoh) 
penguasaan
> bahasa inggrisnya, orang yang memilih mengambil kursus sequence 
stratigraphy
> tentu adalah orang yang tertarik dengan sequence stratigraphy tetapi dia
> sendiri tak tahu banyak soal yang diminatinya.
>
> Maka, kebodohan adalah dorongan yang kuat menuju kepintaran. Sadar dulu
> bahwa kita bodoh adalah langkah awal kepada pembelajaran.
>
> Kalau saya, selalu beprinsip semua hal negatif (tekanan, ketidaktahuan,
> kebodohan, kemiskinan, siksaan, penghinaan, kelemahan) adalah dorongan 
yang
> kuat sekali untuk menuju kutub2 sebaliknya. Dulu, semasa masih sekolah
> menengah-kuliah, saya tulis besar2 di dinding kamar saya, "doloris 
sopitam
> recreant vulnera 

RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Menarik, Pak Rovicky. Yang saya maksudkan tentu adalah kebodohan yang di 
kuadran 2. Yang no. 3 kasihan tetapi absurd rasanya. Banyak juga yang tahu 
tetapi tidak mau memberitahukan.

Orang harus sadar akan kekurangan untuk mencapai kelebihan. Thomas Alfa Edison 
pernah berkata, "Kegelisahan adalah ketidakpuasan - dan ketidakpuasan adalah 
hal pertama yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan" Ini sesuai dengan orang2 
di kuadran 2 (kegelisahan dibaca sebagai sadar akan kebodohan)

Dan benar sekali bahwa orang yang di kuadran 1 mudah tergelincir ke kuadran 4. 
Untuk ini pun, Edison menulis, "Tunjukkan kepadaku orang yang mengaku 
benar-benar puas, dan aku akan menunjukkan kepadanya sebuah kegagalan"

Jadi, adalah lebih baik kalau kita tetap mempertahankan kesadaran akan 
"kebodohan" agar rajin belajar sambil memelihara terus spirit keingintahuan 
yang benar sudah menjadi kodrat manusia.

Salam,
Awang

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 20, 2006 4:59 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Hari Kartini

Pendekatan Pak Awang ini memang dulu sering dipakai untuk menunjukkan
mengapa atau apa motivasi seseorang utk melakukan sesuatu. Perasaan tidak
memiliki menjadi keinginan memilki. Karena merasa sangat "negatip" (kurang)
maka ada keinginan menjadi "positip". Ini pendekatan dua kutub + dan -

Namun dalam hal ilmu pengetahuan atau pendidikan kadangkala ada yg
melihatnya dengan kacamata berbeda berbeda. Dengan menggunakan empat
kwadran.
Kalau dibuat empat kwadran :
1. - Tahu bahwa dirinya tahu - Ini bener-bener wong pinter
2. - Tahu bahwa dirinya tidak tahu - Ini yg menjadikan orang yg rajin blajar
3. - Tidak tahu bahwa dirinya tahu -
4. - Tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu -

Curiousity atau keingintahuan bukan karena merasa tidak tahu tetapi sebuah
perasaan manusia yg "sudah ada dari sono". Mengapa bukan kebodohan ?
Orang bodoh adalah orang yg masuk dalam kwadran 4 "tidak tahu bahwa dirinya
tidak tahu". Sehingga sulit bagi si kwadran 4 untuk menjadi tahu (sadar).
Lah diberitahu sampai "meniren" ya ndak bakalan tahu.

Perubahan dari satu kwadran ke kwadran yg lain ini diperlukan pencerahan "
enlightment", aku sendiri belum tahu apa yg menjadikan orang bisa
mendapatkan "pencerahan". Seringkali datangnya "ujug-ujug mak pluk !"
(disini aku masuk kwadran 2 atau mungkin 4 :).

Enlightmen ini bisa berupa inspirasi
Seperti Newton, yang katanya mendapat ide ketika kejatuhan apel. Peristiwa
tak terduga yg akhirnya membawa ke teori gravitasi dan membuaka cakrawala
dunia. Hal yang sama dengan Archimedes yg tiba-tiba melonjak keluar dari
tempat berendamnya. Peristiwa ini kalau dilihat sepintas sepertinya
memalukan, berlari-lari masih dalam keadaan telanjang, namun membuat sebuat
teori apungan benda. Apakah mereka-mereka ini duduk diam saja ? Tentu tidak
 keingintahuan yg terus menerus dan berulang inilah yg menimbulkan ide
dan inspirasi dan akhirnya bersiklus menjadikan manusia mengerti, sadar akan
dirinya (conciousness). Namun tidak jarang manusia ini malah berubah dari
kwadran 1 kembali ke kwadran 4 ... karena kesombongan atau ketidak tahuannya
justru akhirnya menjadi "sok tahu" 

salam
RDP
"bagaimana orang lain tahu kalau kamu tahu, kalau kamu ndak pernah
memberitahu"

On 4/20/06, Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Berdasarkan logika, pengamatan, pendapat pribadi dan pelajaran hidup saja
> Pak Nataniel. Contoh sederhana saja, orang yang mengambil kursus/les bahasa
> inggris tentu karena dia merasa masih kurang (katakanlah bodoh) penguasaan
> bahasa inggrisnya, orang yang memilih mengambil kursus sequence stratigraphy
> tentu adalah orang yang tertarik dengan sequence stratigraphy tetapi dia
> sendiri tak tahu banyak soal yang diminatinya.
>
> Maka, kebodohan adalah dorongan yang kuat menuju kepintaran. Sadar dulu
> bahwa kita bodoh adalah langkah awal kepada pembelajaran.
>
> Kalau saya, selalu beprinsip semua hal negatif (tekanan, ketidaktahuan,
> kebodohan, kemiskinan, siksaan, penghinaan, kelemahan) adalah dorongan yang
> kuat sekali untuk menuju kutub2 sebaliknya. Dulu, semasa masih sekolah
> menengah-kuliah, saya tulis besar2 di dinding kamar saya, "doloris sopitam
> recreant vulnera viva animam" - luka duka dan derita akan membangunkan
> kemampuan jiwa yang layap-layap tertidur.
>
> Salam,
> Awang
>
> -Original Message-
> From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, April 20, 2006 1:36 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini
>
> ini ngutip dari mana Pak Awang? atau berdasarkan pelajaran hidup ;)
>
> "Tidak akan ada kepintaran kalau tidak ada kebodohan"
>
> just curious..
>
>

Re: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik budi_satrio

RDP : Menurut Pak Sigit ini banyak GGE Indonesia yg sebenernya pinter,
mereka tahu banyak tentang teori dan aplikasi serta segala aktifitas dalam
usaha perminyakan
ini, namun banyak diantaranya yg tidak tahu bahwa pengetahuan GGE ini
jauuuh
lebih tinggi dari orang lain, juga jauuh lebih tinggi dari orang-orang
"bule" sekalipun.

Saya juga ikutan juga dalam obrolan tsb dan salah satu pengakuan yang
menarik adl bahwa Sigit lebih banyak bermain di luar kandang (s/d Nigeria)
daripada di Indonesia yang banyak saingan orang pinternya.

Budi Satrio



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
ereka ini duduk diam saja ? Tentu
> tidak
>  keingintahuan yg terus menerus dan berulang inilah yg menimbulkan ide
> dan inspirasi dan akhirnya bersiklus menjadikan manusia mengerti, sadar
> akan
> dirinya (conciousness). Namun tidak jarang manusia ini malah berubah dari
> kwadran 1 kembali ke kwadran 4 ... karena kesombongan atau ketidak
> tahuannya
> justru akhirnya menjadi "sok tahu" 
>
> salam
> RDP
> "bagaimana orang lain tahu kalau kamu tahu, kalau kamu ndak pernah
> memberitahu"
>
> On 4/20/06, Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Berdasarkan logika, pengamatan, pendapat pribadi dan pelajaran hidup
> saja
> > Pak Nataniel. Contoh sederhana saja, orang yang mengambil kursus/les
> bahasa
> > inggris tentu karena dia merasa masih kurang (katakanlah bodoh)
> penguasaan
> > bahasa inggrisnya, orang yang memilih mengambil kursus sequence
> stratigraphy
> > tentu adalah orang yang tertarik dengan sequence stratigraphy tetapi dia
> > sendiri tak tahu banyak soal yang diminatinya.
> >
> > Maka, kebodohan adalah dorongan yang kuat menuju kepintaran. Sadar dulu
> > bahwa kita bodoh adalah langkah awal kepada pembelajaran.
> >
> > Kalau saya, selalu beprinsip semua hal negatif (tekanan, ketidaktahuan,
> > kebodohan, kemiskinan, siksaan, penghinaan, kelemahan) adalah dorongan
> yang
> > kuat sekali untuk menuju kutub2 sebaliknya. Dulu, semasa masih sekolah
> > menengah-kuliah, saya tulis besar2 di dinding kamar saya, "doloris
> sopitam
> > recreant vulnera viva animam" - luka duka dan derita akan membangunkan
> > kemampuan jiwa yang layap-layap tertidur.
> >
> > Salam,
> > Awang
> >
> > -Original Message-
> > From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Thursday, April 20, 2006 1:36 PM
> > To: iagi-net@iagi.or.id
> > Cc: [EMAIL PROTECTED]
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini
> >
> > ini ngutip dari mana Pak Awang? atau berdasarkan pelajaran hidup ;)
> >
> > "Tidak akan ada kepintaran kalau tidak ada kebodohan"
> >
> > just curious..
> >
> > On 4/20/06, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > "Tidak akan ada kepintaran kalau tidak ada kebodohan" (orang harus
> > menyadari dulu  kebodohannya sebelum ia berusaha untuk menjadi pintar).
> > >
> > >  Ingat hari Ibu Kartini, ingat kumpulan surat-suratnya kepada
> > teman-teman Belandanya yang kemudian dibukukan berjudul "Door Duisternis
> tot
> > Licht". Buku ini suka diterjemahkan sebagai "Habis Gelap Terbitlah
> > Terang".  Saya pikir, yang lebih cocok mewakili pemikiran2 Kartini
> adalah
> > kalau diterjemahkan "Karena Kegelapan Terbitlah Terang" atau "Oleh
> Kegelapan
> > Terbitlah Terang". Ini bukan hanya secara leksikal bahasa Belanda lebih
> > mengena, tetapi juga secara maknawi lebih pas.
> > >
> > >  Kartini mengeluh dalam surat2nya (semoga banyak perempuan Indonesia
> > telah membacanya) tentang sistem (saat itu) yang membendung agar
> perempuan
> > Indonesia tidak menjadi pintar - hanya cukup di dapur dan melayani suami
> > serta anak2nya. Maka, tak heran kalau kebodohan (kegelapan akan ilmu
> > pengetahuan) melanda mereka (bagaimana bisa menjadi pintar kalau membaca
> pun
> > tidak bisa ?).
> > >
> > >  Menyadari bahwa banyak kaumnya yang masih ada di dalam kegelapan,
> > Kartini berani menentang zamannya dengan mendirikan sekolah buat kaumnya
> > walaupun tak lama umurnya (karena terhalang "tugas klasik" pula sebagai
> > perempuan bersuami). Baguslah ada penerus2nya sehingga perempuan2
> Indonesia
> > pun pada saat itu mulai banyak yang sepintar Kartini.
> > >
> > >  Maka, tepatlah kalau Abendanon, teman senior Kartini, memberikan
> judul
> > "Door Duisternis tot Licht"  - oleh kegelapan kebodohan terbitlah terang
> > kepintaran.
> > >
> > >  Dalam dunia geologi, semoga makin banyak geologist wanita Indonesia
> > yang cemerlang, yang berani mengemukakan pendapatnya, yang banyak
> menulis
> > paper. Buat rekan2 saya, geologist wanita Indonesia, selamat hari Ibu
> > Kartini, semoga bisa menangkap semangatnya !
> > >
> > >  salam,
> > >  awang
> >
> > -
> > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> >
> > 

Re: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik budi . permana
Pak rovicky,
tentang empat kwadran ini cukup menarik. Saya mengerti untuk kwadrat 
1,2,dan 4. bisa tolong beri penjelasan lebih lanjut untuk kwadran 3?
menurut pendapat saya tentang "enlightment" mungkin akan lebih mudah 
mendapatkannya bila orang tersebut merupakan orang yang "open mind"
dengan analog dalam menanggapi pendapat atau opini seseorang dia bersikap 
gelas kosong sehingga dia akan menampung opini yang ada. Bukan menerapkan 
prinsip seperti gelas yang penuh dengan larutan, sehingga segala pendapat 
orang lain akan percuma karena akan "mudal" dalam bahasa sundanya.




"Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
04/20/2006 04:59 PM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:[iagi-net-l] Hari Kartini


Pendekatan Pak Awang ini memang dulu sering dipakai untuk menunjukkan
mengapa atau apa motivasi seseorang utk melakukan sesuatu. Perasaan tidak
memiliki menjadi keinginan memilki. Karena merasa sangat "negatip" 
(kurang)
maka ada keinginan menjadi "positip". Ini pendekatan dua kutub + dan -

Namun dalam hal ilmu pengetahuan atau pendidikan kadangkala ada yg
melihatnya dengan kacamata berbeda berbeda. Dengan menggunakan empat
kwadran.
Kalau dibuat empat kwadran :
1. - Tahu bahwa dirinya tahu - Ini bener-bener wong pinter
2. - Tahu bahwa dirinya tidak tahu - Ini yg menjadikan orang yg rajin 
blajar
3. - Tidak tahu bahwa dirinya tahu -
4. - Tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu -

Curiousity atau keingintahuan bukan karena merasa tidak tahu tetapi sebuah
perasaan manusia yg "sudah ada dari sono". Mengapa bukan kebodohan ?
Orang bodoh adalah orang yg masuk dalam kwadran 4 "tidak tahu bahwa 
dirinya
tidak tahu". Sehingga sulit bagi si kwadran 4 untuk menjadi tahu (sadar).
Lah diberitahu sampai "meniren" ya ndak bakalan tahu.

Perubahan dari satu kwadran ke kwadran yg lain ini diperlukan pencerahan "
enlightment", aku sendiri belum tahu apa yg menjadikan orang bisa
mendapatkan "pencerahan". Seringkali datangnya "ujug-ujug mak pluk !"
(disini aku masuk kwadran 2 atau mungkin 4 :).

Enlightmen ini bisa berupa inspirasi
Seperti Newton, yang katanya mendapat ide ketika kejatuhan apel. Peristiwa
tak terduga yg akhirnya membawa ke teori gravitasi dan membuaka cakrawala
dunia. Hal yang sama dengan Archimedes yg tiba-tiba melonjak keluar dari
tempat berendamnya. Peristiwa ini kalau dilihat sepintas sepertinya
memalukan, berlari-lari masih dalam keadaan telanjang, namun membuat 
sebuat
teori apungan benda. Apakah mereka-mereka ini duduk diam saja ? Tentu 
tidak
 keingintahuan yg terus menerus dan berulang inilah yg menimbulkan ide
dan inspirasi dan akhirnya bersiklus menjadikan manusia mengerti, sadar 
akan
dirinya (conciousness). Namun tidak jarang manusia ini malah berubah dari
kwadran 1 kembali ke kwadran 4 ... karena kesombongan atau ketidak 
tahuannya
justru akhirnya menjadi "sok tahu" 

salam
RDP
"bagaimana orang lain tahu kalau kamu tahu, kalau kamu ndak pernah
memberitahu"

On 4/20/06, Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Berdasarkan logika, pengamatan, pendapat pribadi dan pelajaran hidup 
saja
> Pak Nataniel. Contoh sederhana saja, orang yang mengambil kursus/les 
bahasa
> inggris tentu karena dia merasa masih kurang (katakanlah bodoh) 
penguasaan
> bahasa inggrisnya, orang yang memilih mengambil kursus sequence 
stratigraphy
> tentu adalah orang yang tertarik dengan sequence stratigraphy tetapi dia
> sendiri tak tahu banyak soal yang diminatinya.
>
> Maka, kebodohan adalah dorongan yang kuat menuju kepintaran. Sadar dulu
> bahwa kita bodoh adalah langkah awal kepada pembelajaran.
>
> Kalau saya, selalu beprinsip semua hal negatif (tekanan, ketidaktahuan,
> kebodohan, kemiskinan, siksaan, penghinaan, kelemahan) adalah dorongan 
yang
> kuat sekali untuk menuju kutub2 sebaliknya. Dulu, semasa masih sekolah
> menengah-kuliah, saya tulis besar2 di dinding kamar saya, "doloris 
sopitam
> recreant vulnera viva animam" - luka duka dan derita akan membangunkan
> kemampuan jiwa yang layap-layap tertidur.
>
> Salam,
> Awang
>
> -Original Message-
> From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, April 20, 2006 1:36 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini
>
> ini ngutip dari mana Pak Awang? atau berdasarkan pelajaran hidup ;)
>
> "Tidak akan ada kepintaran kalau tidak ada kebodohan"
>
> just curious..
>
> On 4/20/06, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > "Tidak akan ada kepintaran kalau tidak ada kebodohan" (orang harus
> menyadari dulu  kebodohannya sebelum ia berusaha untuk menjadi pintar).
> >
> >  Ingat hari Ibu Kartini, ingat kumpu

Re: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik budi . permana
just a joke
Ternyata  ibu kita kartini bukan lah nama sebenarnya, kalau kita ngambil 
referensi dari lagu wajib ibu kita kartini maka nama asli beliau adalah 
HARUM...




"Dr. Premonowati" <[EMAIL PROTECTED]>
04/21/2006 06:32 AM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:        Re: [iagi-net-l] Hari Kartini


Selamat Hari Kartini. 
 

 
  > Maka, kebodohan adalah dorongan yang kuat menuju kepintaran. Sadar 
dulu
> bahwa kita bodoh adalah langkah awal kepada pembelajaran.

 
-
Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low rates.



Re: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-20 Terurut Topik Dr. Premonowati
Selamat Hari Kartini. 
  

 
  > Maka, kebodohan adalah dorongan yang kuat menuju kepintaran. Sadar dulu
> bahwa kita bodoh adalah langkah awal kepada pembelajaran.


-
Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low rates.

RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-19 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Berdasarkan logika, pengamatan, pendapat pribadi dan pelajaran hidup saja Pak 
Nataniel. Contoh sederhana saja, orang yang mengambil kursus/les bahasa inggris 
tentu karena dia merasa masih kurang (katakanlah bodoh) penguasaan bahasa 
inggrisnya, orang yang memilih mengambil kursus sequence stratigraphy tentu 
adalah orang yang tertarik dengan sequence stratigraphy tetapi dia sendiri tak 
tahu banyak soal yang diminatinya.

Maka, kebodohan adalah dorongan yang kuat menuju kepintaran. Sadar dulu bahwa 
kita bodoh adalah langkah awal kepada pembelajaran.

Kalau saya, selalu beprinsip semua hal negatif (tekanan, ketidaktahuan, 
kebodohan, kemiskinan, siksaan, penghinaan, kelemahan) adalah dorongan yang 
kuat sekali untuk menuju kutub2 sebaliknya. Dulu, semasa masih sekolah 
menengah-kuliah, saya tulis besar2 di dinding kamar saya, "doloris sopitam 
recreant vulnera viva animam" - luka duka dan derita akan membangunkan 
kemampuan jiwa yang layap-layap tertidur. 

Salam,
Awang

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 20, 2006 1:36 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Hari Kartini

ini ngutip dari mana Pak Awang? atau berdasarkan pelajaran hidup ;)

"Tidak akan ada kepintaran kalau tidak ada kebodohan"

just curious..

On 4/20/06, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> "Tidak akan ada kepintaran kalau tidak ada kebodohan" (orang harus menyadari 
> dulu  kebodohannya sebelum ia berusaha untuk menjadi pintar).
>
>  Ingat hari Ibu Kartini, ingat kumpulan surat-suratnya kepada teman-teman 
> Belandanya yang kemudian dibukukan berjudul "Door Duisternis tot Licht". Buku 
> ini suka diterjemahkan sebagai "Habis Gelap Terbitlah Terang".  Saya pikir, 
> yang lebih cocok mewakili pemikiran2 Kartini adalah kalau diterjemahkan 
> "Karena Kegelapan Terbitlah Terang" atau "Oleh Kegelapan Terbitlah Terang". 
> Ini bukan hanya secara leksikal bahasa Belanda lebih mengena, tetapi juga 
> secara maknawi lebih pas.
>
>  Kartini mengeluh dalam surat2nya (semoga banyak perempuan Indonesia telah 
> membacanya) tentang sistem (saat itu) yang membendung agar perempuan 
> Indonesia tidak menjadi pintar - hanya cukup di dapur dan melayani suami 
> serta anak2nya. Maka, tak heran kalau kebodohan (kegelapan akan ilmu 
> pengetahuan) melanda mereka (bagaimana bisa menjadi pintar kalau membaca pun 
> tidak bisa ?).
>
>  Menyadari bahwa banyak kaumnya yang masih ada di dalam kegelapan, Kartini 
> berani menentang zamannya dengan mendirikan sekolah buat kaumnya walaupun tak 
> lama umurnya (karena terhalang "tugas klasik" pula sebagai perempuan 
> bersuami). Baguslah ada penerus2nya sehingga perempuan2 Indonesia pun pada 
> saat itu mulai banyak yang sepintar Kartini.
>
>  Maka, tepatlah kalau Abendanon, teman senior Kartini, memberikan judul "Door 
> Duisternis tot Licht"  - oleh kegelapan kebodohan terbitlah terang kepintaran.
>
>  Dalam dunia geologi, semoga makin banyak geologist wanita Indonesia yang 
> cemerlang, yang berani mengemukakan pendapatnya, yang banyak menulis paper. 
> Buat rekan2 saya, geologist wanita Indonesia, selamat hari Ibu Kartini, 
> semoga bisa menangkap semangatnya !
>
>  salam,
>  awang

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


-- 
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.385 / Virus Database: 268.4.4/319 - Release Date: 4/19/2006
 

-- 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.385 / Virus Database: 268.4.4/319 - Release Date: 4/19/2006
 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-19 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
ini ngutip dari mana Pak Awang? atau berdasarkan pelajaran hidup ;)

"Tidak akan ada kepintaran kalau tidak ada kebodohan"

just curious..

On 4/20/06, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> "Tidak akan ada kepintaran kalau tidak ada kebodohan" (orang harus menyadari 
> dulu  kebodohannya sebelum ia berusaha untuk menjadi pintar).
>
>  Ingat hari Ibu Kartini, ingat kumpulan surat-suratnya kepada teman-teman 
> Belandanya yang kemudian dibukukan berjudul "Door Duisternis tot Licht". Buku 
> ini suka diterjemahkan sebagai "Habis Gelap Terbitlah Terang".  Saya pikir, 
> yang lebih cocok mewakili pemikiran2 Kartini adalah kalau diterjemahkan 
> "Karena Kegelapan Terbitlah Terang" atau "Oleh Kegelapan Terbitlah Terang". 
> Ini bukan hanya secara leksikal bahasa Belanda lebih mengena, tetapi juga 
> secara maknawi lebih pas.
>
>  Kartini mengeluh dalam surat2nya (semoga banyak perempuan Indonesia telah 
> membacanya) tentang sistem (saat itu) yang membendung agar perempuan 
> Indonesia tidak menjadi pintar - hanya cukup di dapur dan melayani suami 
> serta anak2nya. Maka, tak heran kalau kebodohan (kegelapan akan ilmu 
> pengetahuan) melanda mereka (bagaimana bisa menjadi pintar kalau membaca pun 
> tidak bisa ?).
>
>  Menyadari bahwa banyak kaumnya yang masih ada di dalam kegelapan, Kartini 
> berani menentang zamannya dengan mendirikan sekolah buat kaumnya walaupun tak 
> lama umurnya (karena terhalang "tugas klasik" pula sebagai perempuan 
> bersuami). Baguslah ada penerus2nya sehingga perempuan2 Indonesia pun pada 
> saat itu mulai banyak yang sepintar Kartini.
>
>  Maka, tepatlah kalau Abendanon, teman senior Kartini, memberikan judul "Door 
> Duisternis tot Licht"  - oleh kegelapan kebodohan terbitlah terang kepintaran.
>
>  Dalam dunia geologi, semoga makin banyak geologist wanita Indonesia yang 
> cemerlang, yang berani mengemukakan pendapatnya, yang banyak menulis paper. 
> Buat rekan2 saya, geologist wanita Indonesia, selamat hari Ibu Kartini, 
> semoga bisa menangkap semangatnya !
>
>  salam,
>  awang

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-19 Terurut Topik Awang Satyana
"Tidak akan ada kepintaran kalau tidak ada kebodohan" (orang harus menyadari 
dulu  kebodohannya sebelum ia berusaha untuk menjadi pintar).
   
  Ingat hari Ibu Kartini, ingat kumpulan surat-suratnya kepada teman-teman 
Belandanya yang kemudian dibukukan berjudul "Door Duisternis tot Licht". Buku 
ini suka diterjemahkan sebagai "Habis Gelap Terbitlah Terang".  Saya pikir, 
yang lebih cocok mewakili pemikiran2 Kartini adalah kalau diterjemahkan "Karena 
Kegelapan Terbitlah Terang" atau "Oleh Kegelapan Terbitlah Terang". Ini bukan 
hanya secara leksikal bahasa Belanda lebih mengena, tetapi juga secara maknawi 
lebih pas.
   
  Kartini mengeluh dalam surat2nya (semoga banyak perempuan Indonesia telah 
membacanya) tentang sistem (saat itu) yang membendung agar perempuan Indonesia 
tidak menjadi pintar - hanya cukup di dapur dan melayani suami serta anak2nya. 
Maka, tak heran kalau kebodohan (kegelapan akan ilmu pengetahuan) melanda 
mereka (bagaimana bisa menjadi pintar kalau membaca pun tidak bisa ?).
   
  Menyadari bahwa banyak kaumnya yang masih ada di dalam kegelapan, Kartini 
berani menentang zamannya dengan mendirikan sekolah buat kaumnya walaupun tak 
lama umurnya (karena terhalang "tugas klasik" pula sebagai perempuan bersuami). 
Baguslah ada penerus2nya sehingga perempuan2 Indonesia pun pada saat itu mulai 
banyak yang sepintar Kartini. 
   
  Maka, tepatlah kalau Abendanon, teman senior Kartini, memberikan judul "Door 
Duisternis tot Licht"  - oleh kegelapan kebodohan terbitlah terang kepintaran. 
   
  Dalam dunia geologi, semoga makin banyak geologist wanita Indonesia yang 
cemerlang, yang berani mengemukakan pendapatnya, yang banyak menulis paper. 
Buat rekan2 saya, geologist wanita Indonesia, selamat hari Ibu Kartini, semoga 
bisa menangkap semangatnya !
   
  salam,
  awang
  

Prasiddha Hestu Narendra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Buat ibu-ibu IAGIbesok adalah hari Kartini
ada nggak ya yg pake baju daerah ke kantor seperti jaman SD
dulu

ahhh bisa dibayangkan kalo ke kantor pake baju daerah..
yg laki bisa pake blangkon + bajubeskap + kain, atau, baju
betawi + tempelan kumis jampang + sabuk gede + golok

yg ibu-ibu pake kain kebaya, sandal jinjit, selendang, dan
yg lebih eksotik pake konde dan gincu yg menor

atau temen-temen di Freeport ke kantor pakai koteka juga
boleh

ahhh...sekedar intermezzo cinta bangsa dan memori jaman SD

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




-
How low will we go? Check out Yahoo! MessengerÂ’s low  PC-to-Phone call rates.

RE: [iagi-net-l] Hari Kartini

2006-04-19 Terurut Topik Djuharlan
Wah kami di FMI susah kalo besok disuruh pake Koteka, nanti ngetiknya a
semua
A... a... ah...

Salam,
Md Johaness Djuharlan
PT Freeport Indonesia
Tembagapura 99930, Indonesia
Mobile: 0812-338-7176
Phone: 0901-352-090
 

-Original Message-
From: Prasiddha Hestu Narendra [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 20, 2006 12:50 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Hari Kartini

Buat ibu-ibu IAGIbesok adalah hari Kartini
ada nggak ya yg pake baju daerah ke kantor seperti jaman SD
dulu

ahhh bisa dibayangkan kalo ke kantor pake baju daerah..
yg laki bisa pake blangkon + bajubeskap + kain, atau, baju
betawi + tempelan kumis jampang + sabuk gede + golok

yg ibu-ibu pake kain kebaya, sandal jinjit, selendang, dan
yg lebih eksotik pake konde dan gincu yg menor

atau temen-temen di Freeport ke kantor pakai koteka juga
boleh

ahhh...sekedar intermezzo cinta bangsa dan memori jaman SD

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-