RE: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

2008-02-21 Terurut Topik H. Edison Sirodj (XD/PCSB)
Pak Untung yang saya hormati,
InsyaAllah bapak dalam keadaan sehat walafiat dan terus memperhati
tulisan-tulisan gravity dan magnetik. Yah lumayan sibuk pak.
Saya setuju sekali Pak, bahwa perlunya survey grav/mag disekitar pulau
itu. Apakah selama survey seismic regional, BPPT juga sekaligus memasang
alat gravitimeter? Kalo iya  datanya sangat baik untuk stripping model
dengan lintasan seismicnya dalam penentuan apakah ada reef body atau
volcanic dll.

Pak Untung, Data yang kami gunakan dari Getech UK. Mungkin bpk masih
ingat dgn Dr. Derek Fairhead?

Wassalam,
Edison Sirodj

-Original Message-
From: untungm [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, 21 February, 2008 7:22 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

Pak Edison yang baik,
Apa khabar? Semoga baik-baik saja. Sibuk sekali kelihatannya. Data
gayaberat 
sekitar Simulue perlu dievaluasi lebih mendalam. Kalau perlu dilalukan
suatu 
survey lokal di pulau dan disekitarnya untuk membuat peta kontur yang
detil. 
Kalau menganalisa dari image map sifatnya sangat regional. Kita hanya
dapat 
cerita yang sangat kualitatif. Sekian saja dulu. Sudah ada adzan magrib.

Sapai ketemu dan kita bisa berbincang soal ini. Selamat bekeja dan
success..
Wassalaam.
M. Untung
- Original Message - 
From: H. Edison Sirodj (XD/PCSB) [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, February 20, 2008 1:22 PM
Subject: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.


 Maaf rekans, masih menambah sedikit info lagi nih.

 Peta Isostatic gravity yang diproses menjadi Horizontal derivation
 gravity dari daerah sekitar Pulau Simaleu sampai lokasi Arun Field
yang
 umumnya dataran rendah memang tampak beberapa paleohigh yang cukup
 menarik.

 Dengan membandingkan paleohigh yang ditempati oleh Arun field dengan
 kontras density yang cukup kuat dan membentuk lingkaran kecil yang
 dikelilingi low density kontras yang cukup luas (Lho-Sukon sub basin),
 ternyata di sekitar pulau Simeulue terdapat beberapa indikasi
paleohigh
 yang ukurannya ada yang sama dan ada yang lebih besar dari paleo-high
 Arun Field. Teramati ada 4 paleohigh.

 Problem yang tampak dari HDR gravity tersebut, tidak meluasnya
 penyebaran low density contras batuan yang umumnya mencirikan adanya
 cekungan-cekungan besar di sekitar pulau Simaleu itu. Yang ada hanya
 indikasi cekungan kecil kecil diantara paleo ridge yang berarah 90N.

 EGS.


 -Original Message-
 From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, 18 February, 2008 5:13 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Trs: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa
di
 Aceh.

 hanya meneruskan beritqa dari Jawa Pos.


 - Pesan Diteruskan 
 Dari: bambang kuntjoro [EMAIL PROTECTED]
 Kepada: [EMAIL PROTECTED]
 Terkirim: Senin, 18 Febuari, 2008 7:25:27
 Topik: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

 Bagi yang belum membaca dan sulit mengakses beritanya di Jawa Pos,
saya
 sampaikan berikut dibawah ini.

 BPPT: Lebih Besar dari Milik Arab Saudi
 JAKARTA - Bencana dahsyat tsunami di Aceh 26 Desember 2004 memunculkan
 berkah tak terduga empat tahun kemudian. Berawal dari studi pascagempa
 tsunami di perairan barat Sumatera, Badan Pengkajian dan Penerapan
 Teknologi (BPPT) kemarin (11/2) mempublikasikan temuan blok dengan
 potensi kandungan migas raksasa.
 Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf
 Surahman mengatakan, Survei BPPT bersama Bundesanspalp fur
 Geowissnschaften und Rohftoffe (BGR Jerman) itu menemukan kawasan
 perairan yang di dalam buminya diperkirakan terkandung migas 107,5
 hingga 320,79 miliar barel. Lapangan migas tersebut terletak di daerah
 cekungan busur muka atau fore arc basin perairan timur laut Pulau
 Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Kandungan migas itu luar
 biasa besar, ujar Yusuf di Kantor BPPT Jakarta kemarin (11/2).
 Sebagai perbandingan untuk menunjukkan besarnya kandungan migas di
Aceh
 tersebut, Yusuf menyebutkan, saat ini cadangan terbukti di Arab Saudi
 mencapai 264,21 miliar barel atau hanya 80 persen dari kandungan migas
 di Aceh. Sementara itu, cadangan Lapangan Banyu Urip di Cepu
 diperkirakan hanya 450 juta barel. Lapangan migas dapat dikategorikan
 raksasa atau giant field jika cadangan terhitungnya lebih dari 500
juta
 barel.
 Menurut Yusuf, angka potensi tersebut didapat dari hitungan porositas
30
 persen. Artinya, diasumsikan hanya 30 persen dari volume cekungan
batuan
 itu yang mengandung migas. Meski demikian, lanjut dia, belum tentu
 seluruh cekungan tersebut diisi hidrokarbon yang merupakan unsur
 pembentuk minyak. Karena itu, penemuan ini perlu kajian lebih
lanjut,
 katanya.Dia menyatakan, meski belum diketahui secara pasti, salah satu
 indikasi awal keberadaan migas di cekungan tersebut dapat dilihat dari
 adanya carbonate build ups sebagai reservoir atau penampung minyak
serta
 bright spot yang merupakan indikasi adanya gas.
 Sejauh ini, lanjut Yusuf, Tim BPPT optimistis

Re: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

2008-02-20 Terurut Topik Iwan B
Bang Edison,

Kalau ada gambar atau petanya, tentu akan memudahkan kita utk
memahaminya. Apakah anda tidak keberatan utk berbagi gambar gravity
sekitar P. Simelue?


2008/2/20 H. Edison Sirodj (XD/PCSB) [EMAIL PROTECTED]:
 Maaf rekans, masih menambah sedikit info lagi nih.

 Peta Isostatic gravity yang diproses menjadi Horizontal derivation
 gravity dari daerah sekitar Pulau Simaleu sampai lokasi Arun Field yang
 umumnya dataran rendah memang tampak beberapa paleohigh yang cukup
 menarik.

 Dengan membandingkan paleohigh yang ditempati oleh Arun field dengan
 kontras density yang cukup kuat dan membentuk lingkaran kecil yang
 dikelilingi low density kontras yang cukup luas (Lho-Sukon sub basin),
 ternyata di sekitar pulau Simeulue terdapat beberapa indikasi paleohigh
 yang ukurannya ada yang sama dan ada yang lebih besar dari paleo-high
 Arun Field. Teramati ada 4 paleohigh.

 Problem yang tampak dari HDR gravity tersebut, tidak meluasnya
 penyebaran low density contras batuan yang umumnya mencirikan adanya
 cekungan-cekungan besar di sekitar pulau Simaleu itu. Yang ada hanya
 indikasi cekungan kecil kecil diantara paleo ridge yang berarah 90N.

 EGS.


 -Original Message-
 From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, 18 February, 2008 5:13 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Trs: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di
 Aceh.

 hanya meneruskan beritqa dari Jawa Pos.


 - Pesan Diteruskan 
 Dari: bambang kuntjoro [EMAIL PROTECTED]
 Kepada: [EMAIL PROTECTED]
 Terkirim: Senin, 18 Febuari, 2008 7:25:27
 Topik: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

 Bagi yang belum membaca dan sulit mengakses beritanya di Jawa Pos, saya
 sampaikan berikut dibawah ini.

 BPPT: Lebih Besar dari Milik Arab Saudi
 JAKARTA - Bencana dahsyat tsunami di Aceh 26 Desember 2004 memunculkan
 berkah tak terduga empat tahun kemudian. Berawal dari studi pascagempa
 tsunami di perairan barat Sumatera, Badan Pengkajian dan Penerapan
 Teknologi (BPPT) kemarin (11/2) mempublikasikan temuan blok dengan
 potensi kandungan migas raksasa.
 Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf
 Surahman mengatakan, Survei BPPT bersama Bundesanspalp fur
 Geowissnschaften und Rohftoffe (BGR Jerman) itu menemukan kawasan
 perairan yang di dalam buminya diperkirakan terkandung migas 107,5
 hingga 320,79 miliar barel. Lapangan migas tersebut terletak di daerah
 cekungan busur muka atau fore arc basin perairan timur laut Pulau
 Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Kandungan migas itu luar
 biasa besar, ujar Yusuf di Kantor BPPT Jakarta kemarin (11/2).
 Sebagai perbandingan untuk menunjukkan besarnya kandungan migas di Aceh
 tersebut, Yusuf menyebutkan, saat ini cadangan terbukti di Arab Saudi
 mencapai 264,21 miliar barel atau hanya 80 persen dari kandungan migas
 di Aceh. Sementara itu, cadangan Lapangan Banyu Urip di Cepu
 diperkirakan hanya 450 juta barel. Lapangan migas dapat dikategorikan
 raksasa atau giant field jika cadangan terhitungnya lebih dari 500 juta
 barel.
 Menurut Yusuf, angka potensi tersebut didapat dari hitungan porositas 30
 persen. Artinya, diasumsikan hanya 30 persen dari volume cekungan batuan
 itu yang mengandung migas. Meski demikian, lanjut dia, belum tentu
 seluruh cekungan tersebut diisi hidrokarbon yang merupakan unsur
 pembentuk minyak. Karena itu, penemuan ini perlu kajian lebih lanjut,
 katanya.Dia menyatakan, meski belum diketahui secara pasti, salah satu
 indikasi awal keberadaan migas di cekungan tersebut dapat dilihat dari
 adanya carbonate build ups sebagai reservoir atau penampung minyak serta
 bright spot yang merupakan indikasi adanya gas.
 Sejauh ini, lanjut Yusuf, Tim BPPT optimistis perairan timur laut Pulau
 Simeuleu mengandung migas skala raksasa. Sebab, beberapa daerah yang
 memiliki karakteristik sama sudah terbukti mengandung migas. Di
 antaranya, di wilayah Myanmar, Andaman, serta California, AS.Meski
 demikian, BPPT akan tetap membuat perhitungan realistis. Menurut Yusuf,
 jika porositas diperkecil menjadi 15 persen, artinya diasumsikan hanya
 15 persen dari volume cekungan yang mengandung migas, angka minimal
 cadangannya masih 53,7 miliar barel. Tetap saja angka itu masih sangat
 besar, terangnya.Penemuan BPPT tersebut mendapat tanggapan positif dari
 ahli geologi perminyakan Andang Bachtiar yang kemarin juga hadir di
 Kantor BPPT. Chairman PT Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) itu
 mengatakan, wilayah perairan Indonesia memang memiliki banyak cekungan
 atau basin yang berpotensi mengandung migas. Banyak di antaranya yang
 belum teridentifikasi, ujarnya.Hingga saat ini, kata
  dia, sudah ada 66 cekungan plus 6 cekungan fore arc basin yang
 teridentifikasi berisi minyak. Pada 2003, lanjut dia, Ikatan Ahli
 Geologi Indonesia (IAGI) berhasil mengidentifikasi hipotesis cadangan
 gas sebesar 26,7 triliun kaki kubik (TCF) yang tersebar di beberapa
 wilayah. Kebanyakan memang berada di sebelah barat Sumatera,
 

RE: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

2008-02-20 Terurut Topik H. Edison Sirodj (XD/PCSB)
Mas Iwan,
Peta hardcopy itu cukup besar dan harus discan.

egs

-Original Message-
From: Iwan B [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, 20 February, 2008 6:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

Bang Edison,

Kalau ada gambar atau petanya, tentu akan memudahkan kita utk
memahaminya. Apakah anda tidak keberatan utk berbagi gambar gravity
sekitar P. Simelue?


2008/2/20 H. Edison Sirodj (XD/PCSB) [EMAIL PROTECTED]:
 Maaf rekans, masih menambah sedikit info lagi nih.

 Peta Isostatic gravity yang diproses menjadi Horizontal derivation
 gravity dari daerah sekitar Pulau Simaleu sampai lokasi Arun Field
yang
 umumnya dataran rendah memang tampak beberapa paleohigh yang cukup
 menarik.

 Dengan membandingkan paleohigh yang ditempati oleh Arun field dengan
 kontras density yang cukup kuat dan membentuk lingkaran kecil yang
 dikelilingi low density kontras yang cukup luas (Lho-Sukon sub basin),
 ternyata di sekitar pulau Simeulue terdapat beberapa indikasi
paleohigh
 yang ukurannya ada yang sama dan ada yang lebih besar dari paleo-high
 Arun Field. Teramati ada 4 paleohigh.

 Problem yang tampak dari HDR gravity tersebut, tidak meluasnya
 penyebaran low density contras batuan yang umumnya mencirikan adanya
 cekungan-cekungan besar di sekitar pulau Simaleu itu. Yang ada hanya
 indikasi cekungan kecil kecil diantara paleo ridge yang berarah 90N.

 EGS.


 -Original Message-
 From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, 18 February, 2008 5:13 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Trs: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa
di
 Aceh.

 hanya meneruskan beritqa dari Jawa Pos.


 - Pesan Diteruskan 
 Dari: bambang kuntjoro [EMAIL PROTECTED]
 Kepada: [EMAIL PROTECTED]
 Terkirim: Senin, 18 Febuari, 2008 7:25:27
 Topik: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

 Bagi yang belum membaca dan sulit mengakses beritanya di Jawa Pos,
saya
 sampaikan berikut dibawah ini.

 BPPT: Lebih Besar dari Milik Arab Saudi
 JAKARTA - Bencana dahsyat tsunami di Aceh 26 Desember 2004 memunculkan
 berkah tak terduga empat tahun kemudian. Berawal dari studi pascagempa
 tsunami di perairan barat Sumatera, Badan Pengkajian dan Penerapan
 Teknologi (BPPT) kemarin (11/2) mempublikasikan temuan blok dengan
 potensi kandungan migas raksasa.
 Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf
 Surahman mengatakan, Survei BPPT bersama Bundesanspalp fur
 Geowissnschaften und Rohftoffe (BGR Jerman) itu menemukan kawasan
 perairan yang di dalam buminya diperkirakan terkandung migas 107,5
 hingga 320,79 miliar barel. Lapangan migas tersebut terletak di daerah
 cekungan busur muka atau fore arc basin perairan timur laut Pulau
 Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Kandungan migas itu luar
 biasa besar, ujar Yusuf di Kantor BPPT Jakarta kemarin (11/2).
 Sebagai perbandingan untuk menunjukkan besarnya kandungan migas di
Aceh
 tersebut, Yusuf menyebutkan, saat ini cadangan terbukti di Arab Saudi
 mencapai 264,21 miliar barel atau hanya 80 persen dari kandungan migas
 di Aceh. Sementara itu, cadangan Lapangan Banyu Urip di Cepu
 diperkirakan hanya 450 juta barel. Lapangan migas dapat dikategorikan
 raksasa atau giant field jika cadangan terhitungnya lebih dari 500
juta
 barel.
 Menurut Yusuf, angka potensi tersebut didapat dari hitungan porositas
30
 persen. Artinya, diasumsikan hanya 30 persen dari volume cekungan
batuan
 itu yang mengandung migas. Meski demikian, lanjut dia, belum tentu
 seluruh cekungan tersebut diisi hidrokarbon yang merupakan unsur
 pembentuk minyak. Karena itu, penemuan ini perlu kajian lebih
lanjut,
 katanya.Dia menyatakan, meski belum diketahui secara pasti, salah satu
 indikasi awal keberadaan migas di cekungan tersebut dapat dilihat dari
 adanya carbonate build ups sebagai reservoir atau penampung minyak
serta
 bright spot yang merupakan indikasi adanya gas.
 Sejauh ini, lanjut Yusuf, Tim BPPT optimistis perairan timur laut
Pulau
 Simeuleu mengandung migas skala raksasa. Sebab, beberapa daerah yang
 memiliki karakteristik sama sudah terbukti mengandung migas. Di
 antaranya, di wilayah Myanmar, Andaman, serta California, AS.Meski
 demikian, BPPT akan tetap membuat perhitungan realistis. Menurut
Yusuf,
 jika porositas diperkecil menjadi 15 persen, artinya diasumsikan hanya
 15 persen dari volume cekungan yang mengandung migas, angka minimal
 cadangannya masih 53,7 miliar barel. Tetap saja angka itu masih
sangat
 besar, terangnya.Penemuan BPPT tersebut mendapat tanggapan positif
dari
 ahli geologi perminyakan Andang Bachtiar yang kemarin juga hadir di
 Kantor BPPT. Chairman PT Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) itu
 mengatakan, wilayah perairan Indonesia memang memiliki banyak cekungan
 atau basin yang berpotensi mengandung migas. Banyak di antaranya yang
 belum teridentifikasi, ujarnya.Hingga saat ini, kata
  dia, sudah ada 66 cekungan plus 6 cekungan fore arc basin yang
 teridentifikasi

RE: RE: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

2008-02-20 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Edison,

Tidak meragukan lagi bahwa dari Nias sampai TL Simeulue terdapat beberapa model 
struktur build up yang terdapat di atas paleo-high basement. Sedimentasi di 
wilayah ini memang didominasi fine-grained turbiditic siliciclastic dan reefal 
build up berumur lebih muda dari Miosen yang sedikit banyak berselingan dengan 
lapisan litologi volkanik. Lintasan seismik 1500 km yang disurvey RV (research 
vessel) Sonne oleh BGR Jerman tahun 2006 menemukan lebih dari 20 struktur 
buildup semacam itu. Ini bisa hanya basement high yang ditumbuhi reefal 
carbonate, bisa basement high yang ditutupi draping folds di atasnya, bisa juga 
volcanic cone. Semua positive structures itu akan membuat high gravity. 
Struktur2 memang ada, tetapi mengkaji apakah mempunyai hidrokarbon di dalamnya 
adalah cerita yang lain dan tak bisa langsung dianalogikan ke Arun.

Salam,
awang

-Original Message-
From: H. Edison Sirodj (XD/PCSB) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, February 21, 2008 7:13 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

Mas Iwan,
Peta hardcopy itu cukup besar dan harus discan.

egs

-Original Message-
From: Iwan B [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, 20 February, 2008 6:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

Bang Edison,

Kalau ada gambar atau petanya, tentu akan memudahkan kita utk
memahaminya. Apakah anda tidak keberatan utk berbagi gambar gravity
sekitar P. Simelue?


2008/2/20 H. Edison Sirodj (XD/PCSB) [EMAIL PROTECTED]:
 Maaf rekans, masih menambah sedikit info lagi nih.

 Peta Isostatic gravity yang diproses menjadi Horizontal derivation
 gravity dari daerah sekitar Pulau Simaleu sampai lokasi Arun Field
yang
 umumnya dataran rendah memang tampak beberapa paleohigh yang cukup
 menarik.

 Dengan membandingkan paleohigh yang ditempati oleh Arun field dengan
 kontras density yang cukup kuat dan membentuk lingkaran kecil yang
 dikelilingi low density kontras yang cukup luas (Lho-Sukon sub basin),
 ternyata di sekitar pulau Simeulue terdapat beberapa indikasi
paleohigh
 yang ukurannya ada yang sama dan ada yang lebih besar dari paleo-high
 Arun Field. Teramati ada 4 paleohigh.

 Problem yang tampak dari HDR gravity tersebut, tidak meluasnya
 penyebaran low density contras batuan yang umumnya mencirikan adanya
 cekungan-cekungan besar di sekitar pulau Simaleu itu. Yang ada hanya
 indikasi cekungan kecil kecil diantara paleo ridge yang berarah 90N.

 EGS.


 -Original Message-
 From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, 18 February, 2008 5:13 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Trs: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa
di
 Aceh.

 hanya meneruskan beritqa dari Jawa Pos.


 - Pesan Diteruskan 
 Dari: bambang kuntjoro [EMAIL PROTECTED]
 Kepada: [EMAIL PROTECTED]
 Terkirim: Senin, 18 Febuari, 2008 7:25:27
 Topik: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

 Bagi yang belum membaca dan sulit mengakses beritanya di Jawa Pos,
saya
 sampaikan berikut dibawah ini.

 BPPT: Lebih Besar dari Milik Arab Saudi
 JAKARTA - Bencana dahsyat tsunami di Aceh 26 Desember 2004 memunculkan
 berkah tak terduga empat tahun kemudian. Berawal dari studi pascagempa
 tsunami di perairan barat Sumatera, Badan Pengkajian dan Penerapan
 Teknologi (BPPT) kemarin (11/2) mempublikasikan temuan blok dengan
 potensi kandungan migas raksasa.
 Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf
 Surahman mengatakan, Survei BPPT bersama Bundesanspalp fur
 Geowissnschaften und Rohftoffe (BGR Jerman) itu menemukan kawasan
 perairan yang di dalam buminya diperkirakan terkandung migas 107,5
 hingga 320,79 miliar barel. Lapangan migas tersebut terletak di daerah
 cekungan busur muka atau fore arc basin perairan timur laut Pulau
 Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Kandungan migas itu luar
 biasa besar, ujar Yusuf di Kantor BPPT Jakarta kemarin (11/2).
 Sebagai perbandingan untuk menunjukkan besarnya kandungan migas di
Aceh
 tersebut, Yusuf menyebutkan, saat ini cadangan terbukti di Arab Saudi
 mencapai 264,21 miliar barel atau hanya 80 persen dari kandungan migas
 di Aceh. Sementara itu, cadangan Lapangan Banyu Urip di Cepu
 diperkirakan hanya 450 juta barel. Lapangan migas dapat dikategorikan
 raksasa atau giant field jika cadangan terhitungnya lebih dari 500
juta
 barel.
 Menurut Yusuf, angka potensi tersebut didapat dari hitungan porositas
30
 persen. Artinya, diasumsikan hanya 30 persen dari volume cekungan
batuan
 itu yang mengandung migas. Meski demikian, lanjut dia, belum tentu
 seluruh cekungan tersebut diisi hidrokarbon yang merupakan unsur
 pembentuk minyak. Karena itu, penemuan ini perlu kajian lebih
lanjut,
 katanya.Dia menyatakan, meski belum diketahui secara pasti, salah satu
 indikasi awal keberadaan migas di cekungan tersebut dapat dilihat dari
 adanya carbonate build ups sebagai reservoir atau penampung minyak
serta
 bright spot yang

RE: RE: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

2008-02-20 Terurut Topik H. Edison Sirodj (XD/PCSB)
Pak Awang,

Saya setuju sekali bahwa masalah HC di Simeulue tidak dapat di
analogikan dengan Arun. Karenanya di uraian gravity saya itu hanya
menganalogikan paleohigh yang ditumpangi oleh Arun Reef yang banyak juga
tersebar di sekitar pulau tersebut. 
Saya infokan juga gravity low disekitar pulau tersebut tidak menyerupai
luasnya gravity low disekitar Arun.

Posisi paleohigh yang terdapat di sekitar pulau tersebut lebih dekat di
analogikan dengan paleohigh yang terdapat di Yadana yang sama-sama dekat
garis Axis of 90N Arch.

Edison

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, 21 February, 2008 9:16 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: RE: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

Pak Edison,

Tidak meragukan lagi bahwa dari Nias sampai TL Simeulue terdapat
beberapa model struktur build up yang terdapat di atas paleo-high
basement. Sedimentasi di wilayah ini memang didominasi fine-grained
turbiditic siliciclastic dan reefal build up berumur lebih muda dari
Miosen yang sedikit banyak berselingan dengan lapisan litologi volkanik.
Lintasan seismik 1500 km yang disurvey RV (research vessel) Sonne oleh
BGR Jerman tahun 2006 menemukan lebih dari 20 struktur buildup semacam
itu. Ini bisa hanya basement high yang ditumbuhi reefal carbonate, bisa
basement high yang ditutupi draping folds di atasnya, bisa juga volcanic
cone. Semua positive structures itu akan membuat high gravity. Struktur2
memang ada, tetapi mengkaji apakah mempunyai hidrokarbon di dalamnya
adalah cerita yang lain dan tak bisa langsung dianalogikan ke Arun.

Salam,
awang

-Original Message-
From: H. Edison Sirodj (XD/PCSB) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, February 21, 2008 7:13 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

Mas Iwan,
Peta hardcopy itu cukup besar dan harus discan.

egs

-Original Message-
From: Iwan B [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, 20 February, 2008 6:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

Bang Edison,

Kalau ada gambar atau petanya, tentu akan memudahkan kita utk
memahaminya. Apakah anda tidak keberatan utk berbagi gambar gravity
sekitar P. Simelue?


2008/2/20 H. Edison Sirodj (XD/PCSB) [EMAIL PROTECTED]:
 Maaf rekans, masih menambah sedikit info lagi nih.

 Peta Isostatic gravity yang diproses menjadi Horizontal derivation
 gravity dari daerah sekitar Pulau Simaleu sampai lokasi Arun Field
yang
 umumnya dataran rendah memang tampak beberapa paleohigh yang cukup
 menarik.

 Dengan membandingkan paleohigh yang ditempati oleh Arun field dengan
 kontras density yang cukup kuat dan membentuk lingkaran kecil yang
 dikelilingi low density kontras yang cukup luas (Lho-Sukon sub basin),
 ternyata di sekitar pulau Simeulue terdapat beberapa indikasi
paleohigh
 yang ukurannya ada yang sama dan ada yang lebih besar dari paleo-high
 Arun Field. Teramati ada 4 paleohigh.

 Problem yang tampak dari HDR gravity tersebut, tidak meluasnya
 penyebaran low density contras batuan yang umumnya mencirikan adanya
 cekungan-cekungan besar di sekitar pulau Simaleu itu. Yang ada hanya
 indikasi cekungan kecil kecil diantara paleo ridge yang berarah 90N.

 EGS.


 -Original Message-
 From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, 18 February, 2008 5:13 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Trs: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa
di
 Aceh.

 hanya meneruskan beritqa dari Jawa Pos.


 - Pesan Diteruskan 
 Dari: bambang kuntjoro [EMAIL PROTECTED]
 Kepada: [EMAIL PROTECTED]
 Terkirim: Senin, 18 Febuari, 2008 7:25:27
 Topik: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

 Bagi yang belum membaca dan sulit mengakses beritanya di Jawa Pos,
saya
 sampaikan berikut dibawah ini.

 BPPT: Lebih Besar dari Milik Arab Saudi
 JAKARTA - Bencana dahsyat tsunami di Aceh 26 Desember 2004 memunculkan
 berkah tak terduga empat tahun kemudian. Berawal dari studi pascagempa
 tsunami di perairan barat Sumatera, Badan Pengkajian dan Penerapan
 Teknologi (BPPT) kemarin (11/2) mempublikasikan temuan blok dengan
 potensi kandungan migas raksasa.
 Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf
 Surahman mengatakan, Survei BPPT bersama Bundesanspalp fur
 Geowissnschaften und Rohftoffe (BGR Jerman) itu menemukan kawasan
 perairan yang di dalam buminya diperkirakan terkandung migas 107,5
 hingga 320,79 miliar barel. Lapangan migas tersebut terletak di daerah
 cekungan busur muka atau fore arc basin perairan timur laut Pulau
 Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Kandungan migas itu luar
 biasa besar, ujar Yusuf di Kantor BPPT Jakarta kemarin (11/2).
 Sebagai perbandingan untuk menunjukkan besarnya kandungan migas di
Aceh
 tersebut, Yusuf menyebutkan, saat ini cadangan terbukti di Arab Saudi
 mencapai 264,21 miliar barel atau hanya 80 persen dari kandungan migas
 di Aceh. Sementara itu, cadangan Lapangan Banyu Urip di Cepu