Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..
, institusi, atau perorangan. Pengalaman pribadi: untuk mendapatkan KP Penyelidikan Umum/ Eksplorasi (gak perlu sebut nama daerah.) diisyaratkan oleh pihak berwenang kita harus merogoh kocek Rp 3M - terang-terangan via sms lagi mintanya. Padahal boleh di bilang sukses ratio -nya mungkin hanya 1% atau lebih kecil. Padahal lagi ini gak ada aturan UU, PP, atau sejenisnya - jadi kalau kita bayar ya masuklah ke kantong pribadi ybs. Buat investor serius - hal ini menjadikan kesulitan besar, karena mesti bersaing dengan PT-PT Gak Jelas yg mau bayar kontan utk dapat KP. Dan saya yakin masih banyak cerita2 serem spt ini... Dan yang lebih negative tentunya ini men-down grade posisi Indonesia sebagai tujuan eksplorasi (yg serius). Kayaknya ini buah dari semangat otoda yg kelewatan ya.. sehingga gak ada lagi yg bisa ngontrol lagi. Petisi IAGI - boleh juga tuh .. paling tidak BERSUARA KERAS DULU, perkara didengar atau tidak - kita lihat saja. Salam - daru _ From: Agus Hendratno [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, July 27, 2007 4:44 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong.. Dalam rangka mengkritisi hal ini, beberapa hari yang lalu PERHAPI langsung merapatkan barisan di Jakarta, diundang pelaku bisnis tambang yang mapan, komisi 7 DPR-RI juga diminta ngomong (termasuk ketua Komisi 7). Kebetulan saya hadir, khusus untuk mendengarkan keresahan ini. Nah, ada baiknya PP-IAGI kumpul, undang kawan-kawan dari migas, mining, regulator, komisi-7, birokrat pemda. PP-IAGI bisa minta sponsor dari kawan-kawan di migas dan mining. Lalu buat pernyataan yang mengarah pembenahan kegiatan eksplorasi mining, termasuk yang mendirikan PT. Telo === message truncated === Sang Murid AlamDeni Rahayu - ExplorationistMobile: 62-817-612447Email: [EMAIL PROTECTED] Building a website is a piece of cake. Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online. http://smallbusiness.yahoo.com/webhosting Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..
mungkin yg dimaksud mas budi santoso adalah FKDPM alias forum komunikasi daerah penghasil migas. salam, syaiful On 7/29/07, budi santoso [EMAIL PROTECTED] wrote: Urun rembug pak . . . Satu hal yang mungkin bisa dilakukan PIAGI melalui divisinya mas Ketut; adalah menghubungi pihak forum komunikasinya bupati seluruh Indonesia (maaf saya lupa namanya) tapi yang jelas mereka punya wadah tersebut. Wadah tersebut cukup sering melakukan kegiatan promosi di Jakarta jadi untuk 'nebeng' menggolkan agenda tersebut sepertinya tidak begitu sulit. sasaran langsung kepada para Bupati moga-moga bisa lebih 'mengena', selain bebarapa hal positif yang akan/sedang/telah dilakukan pihak PERHAPI terhadap para 'petinggi di Jakarta' yang kadang 'abunya' tak sampai dan dianggap sepi oleh para pejabat di daerah . . Agendanya: memberikan masukan yang proporsional tentang seluk beluk dunia/bisnis pertambangan yang sesungguhnya (dari jenis komoditi, sukses rasio, tren dunia, pengalaman dari belahan dunia lain atau bahkan kabupaten lain) kepada para Bupati tersebut. Yang pernah kami alami adalah: Ketika kami berkunjung ke salah satu bupati di Kalimantan dan menyampaikan maksud kami untuk mengajukan aplikasi sebuah KP di kabupaten tersebut, Begitu beliau tahu bahwa komoditasnya adalah tembaga dan emas yang muncul di benak beliau dan para stafnya adalah logika sederhana; emas, tembaga harganya lebih mahal daripada batubara, aluminium, besi maupun nikel = harga ijinnya juga harus lebih besar. Mungkin karena ketidak tahuan mereka maka hal seperti ini sering terjadi, mungkin beliau-beliau ini tidak/belum paham dengan apa yang dikatakan mas Daru tentang sukses ratio untuk komoditas tertentu yang yang hanya 1% itu dan seluk beluk lain berkaitan dengan bisnis pertambanagn secara umum baik teknis maupun non teknis IAGI melalui divisinya mas Ketut bisa membantu beliau-beliau ini untuk lebih mamahami atau mengerti tentang betapa tidak sederhananya proses eksplorasi bahan tambang yang tidak bisa langsung 'dijual' seperti emas atau tembaga dibandingkan bahan tambang yang lain dan betapa kontra produktifnya bagi daerah jika praktik-praktik 'liar' itu tetap atau bahkan semakin giat dilakukan oleh para pejabat di daerah. Hal ini tidak berarti bahwa tindakan 'memeras' rekan lain yang bergerak di komoditas besi, batubara, nikel atau bauksit 'boleh diperas' dengan alasan komoditasnya relatif mudah dijual tetapi mestinya ada pemahaman yang cukup dari pihak eksekutif (di daerah) tentang hal ini. Yang pada akhirnya diharapkan mereka bisa mampu melihat peluang menarik investor (yang serius bahasanya mas Daru) untuk berinvestasi di daerah mereka dan bukan sebaliknya; siapapun calon investornya digebyah uyah (disamaratakan) dengan para broker KP yang mengejar untung sesaat dan relatif tidak seberapa . . . sTJ --- Sukmandaru Prihatmoko [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Andri dan rekan yang lain.. Prihatin sekali mendengarnya walau hal ini sudah berlangsung bbrp tahun tapi makin parah belakangan ini. Jual beli KP (yg sudah ditangan) atau jualan KP yg belum dikeluarkan .. wah.. ngeri mengikutinya karena melibatkan banyak sekali sector, institusi, atau perorangan. Pengalaman pribadi: untuk mendapatkan KP Penyelidikan Umum/ Eksplorasi (gak perlu sebut nama daerah.) diisyaratkan oleh pihak berwenang kita harus merogoh kocek Rp 3M - terang-terangan via sms lagi mintanya. Padahal boleh di bilang sukses ratio -nya mungkin hanya 1% atau lebih kecil. Padahal lagi ini gak ada aturan UU, PP, atau sejenisnya - jadi kalau kita bayar ya masuklah ke kantong pribadi ybs. Buat investor serius - hal ini menjadikan kesulitan besar, karena mesti bersaing dengan PT-PT Gak Jelas yg mau bayar kontan utk dapat KP. Dan saya yakin masih banyak cerita2 serem spt ini... Dan yang lebih negative tentunya ini men-down grade posisi Indonesia sebagai tujuan eksplorasi (yg serius). Kayaknya ini buah dari semangat otoda yg kelewatan ya.. sehingga gak ada lagi yg bisa ngontrol lagi. Petisi IAGI - boleh juga tuh .. paling tidak BERSUARA KERAS DULU, perkara didengar atau tidak - kita lihat saja. Salam - daru _ From: Agus Hendratno [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, July 27, 2007 4:44 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong.. Dalam rangka mengkritisi hal ini, beberapa hari yang lalu PERHAPI langsung merapatkan barisan di Jakarta, diundang pelaku bisnis tambang yang mapan, komisi 7 DPR-RI juga diminta ngomong (termasuk ketua Komisi 7). Kebetulan saya hadir, khusus untuk mendengarkan keresahan ini. Nah, ada baiknya PP-IAGI kumpul, undang kawan-kawan dari migas, mining, regulator, komisi-7, birokrat pemda. PP-IAGI bisa minta sponsor dari kawan-kawan di migas dan mining. Lalu buat
Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..
pribadi ybs. Buat investor serius - hal ini menjadikan kesulitan besar, karena mesti bersaing dengan PT-PT Gak Jelas yg mau bayar kontan utk dapat KP. Dan saya yakin masih banyak cerita2 serem spt ini... Dan yang lebih negative tentunya ini men-down grade posisi Indonesia sebagai tujuan eksplorasi (yg serius). Kayaknya ini buah dari semangat otoda yg kelewatan ya.. sehingga gak ada lagi yg bisa ngontrol lagi. Petisi IAGI - boleh juga tuh .. paling tidak BERSUARA KERAS DULU, perkara didengar atau tidak - kita lihat saja. Salam - daru _ From: Agus Hendratno [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, July 27, 2007 4:44 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong.. Dalam rangka mengkritisi hal ini, beberapa hari yang lalu PERHAPI langsung merapatkan barisan di Jakarta, diundang pelaku bisnis tambang yang mapan, komisi 7 DPR-RI juga diminta ngomong (termasuk ketua Komisi 7). Kebetulan saya hadir, khusus untuk mendengarkan keresahan ini. Nah, ada baiknya PP-IAGI kumpul, undang kawan-kawan dari migas, mining, regulator, komisi-7, birokrat pemda. PP-IAGI bisa minta sponsor dari kawan-kawan di migas dan mining. Lalu buat pernyataan yang mengarah pembenahan kegiatan eksplorasi mining, termasuk yang mendirikan PT. Telo === message truncated === Sang Murid AlamDeni Rahayu - ExplorationistMobile: 62-817-612447Email: [EMAIL PROTECTED] Building a website is a piece of cake. Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online. http://smallbusiness.yahoo.com/webhosting Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..
Urun rembug pak . . . Satu hal yang mungkin bisa dilakukan PIAGI melalui divisinya mas Ketut; adalah menghubungi pihak forum komunikasinya bupati seluruh Indonesia (maaf saya lupa namanya) tapi yang jelas mereka punya wadah tersebut. Wadah tersebut cukup sering melakukan kegiatan promosi di Jakarta jadi untuk 'nebeng' menggolkan agenda tersebut sepertinya tidak begitu sulit. sasaran langsung kepada para Bupati moga-moga bisa lebih 'mengena', selain bebarapa hal positif yang akan/sedang/telah dilakukan pihak PERHAPI terhadap para 'petinggi di Jakarta' yang kadang 'abunya' tak sampai dan dianggap sepi oleh para pejabat di daerah . . Agendanya: memberikan masukan yang proporsional tentang seluk beluk dunia/bisnis pertambangan yang sesungguhnya (dari jenis komoditi, sukses rasio, tren dunia, pengalaman dari belahan dunia lain atau bahkan kabupaten lain) kepada para Bupati tersebut. Yang pernah kami alami adalah: Ketika kami berkunjung ke salah satu bupati di Kalimantan dan menyampaikan maksud kami untuk mengajukan aplikasi sebuah KP di kabupaten tersebut, Begitu beliau tahu bahwa komoditasnya adalah tembaga dan emas yang muncul di benak beliau dan para stafnya adalah logika sederhana; emas, tembaga harganya lebih mahal daripada batubara, aluminium, besi maupun nikel = harga ijinnya juga harus lebih besar. Mungkin karena ketidak tahuan mereka maka hal seperti ini sering terjadi, mungkin beliau-beliau ini tidak/belum paham dengan apa yang dikatakan mas Daru tentang sukses ratio untuk komoditas tertentu yang yang hanya 1% itu dan seluk beluk lain berkaitan dengan bisnis pertambanagn secara umum baik teknis maupun non teknis IAGI melalui divisinya mas Ketut bisa membantu beliau-beliau ini untuk lebih mamahami atau mengerti tentang betapa tidak sederhananya proses eksplorasi bahan tambang yang tidak bisa langsung 'dijual' seperti emas atau tembaga dibandingkan bahan tambang yang lain dan betapa kontra produktifnya bagi daerah jika praktik-praktik 'liar' itu tetap atau bahkan semakin giat dilakukan oleh para pejabat di daerah. Hal ini tidak berarti bahwa tindakan 'memeras' rekan lain yang bergerak di komoditas besi, batubara, nikel atau bauksit 'boleh diperas' dengan alasan komoditasnya relatif mudah dijual tetapi mestinya ada pemahaman yang cukup dari pihak eksekutif (di daerah) tentang hal ini. Yang pada akhirnya diharapkan mereka bisa mampu melihat peluang menarik investor (yang serius bahasanya mas Daru) untuk berinvestasi di daerah mereka dan bukan sebaliknya; siapapun calon investornya digebyah uyah (disamaratakan) dengan para broker KP yang mengejar untung sesaat dan relatif tidak seberapa . . . sTJ --- Sukmandaru Prihatmoko [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Andri dan rekan yang lain.. Prihatin sekali mendengarnya walau hal ini sudah berlangsung bbrp tahun tapi makin parah belakangan ini. Jual beli KP (yg sudah ditangan) atau jualan KP yg belum dikeluarkan .. wah.. ngeri mengikutinya karena melibatkan banyak sekali sector, institusi, atau perorangan. Pengalaman pribadi: untuk mendapatkan KP Penyelidikan Umum/ Eksplorasi (gak perlu sebut nama daerah.) diisyaratkan oleh pihak berwenang kita harus merogoh kocek Rp 3M - terang-terangan via sms lagi mintanya. Padahal boleh di bilang sukses ratio -nya mungkin hanya 1% atau lebih kecil. Padahal lagi ini gak ada aturan UU, PP, atau sejenisnya - jadi kalau kita bayar ya masuklah ke kantong pribadi ybs. Buat investor serius - hal ini menjadikan kesulitan besar, karena mesti bersaing dengan PT-PT Gak Jelas yg mau bayar kontan utk dapat KP. Dan saya yakin masih banyak cerita2 serem spt ini... Dan yang lebih negative tentunya ini men-down grade posisi Indonesia sebagai tujuan eksplorasi (yg serius). Kayaknya ini buah dari semangat otoda yg kelewatan ya.. sehingga gak ada lagi yg bisa ngontrol lagi. Petisi IAGI - boleh juga tuh .. paling tidak BERSUARA KERAS DULU, perkara didengar atau tidak - kita lihat saja. Salam - daru _ From: Agus Hendratno [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, July 27, 2007 4:44 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong.. Dalam rangka mengkritisi hal ini, beberapa hari yang lalu PERHAPI langsung merapatkan barisan di Jakarta, diundang pelaku bisnis tambang yang mapan, komisi 7 DPR-RI juga diminta ngomong (termasuk ketua Komisi 7). Kebetulan saya hadir, khusus untuk mendengarkan keresahan ini. Nah, ada baiknya PP-IAGI kumpul, undang kawan-kawan dari migas, mining, regulator, komisi-7, birokrat pemda. PP-IAGI bisa minta sponsor dari kawan-kawan di migas dan mining. Lalu buat pernyataan yang mengarah pembenahan kegiatan eksplorasi mining, termasuk yang mendirikan PT. Telo Pendhem...dll; juga mas komisi 7; komisi bidang perindustrian dan perdagangan di DPR-RI, juga komandan armada TNI-AL Yaach..., minimal pemanasan sebelum JCB di
RE: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..
Pak Andri dan rekan yang lain.. Prihatin sekali mendengarnya walau hal ini sudah berlangsung bbrp tahun tapi makin parah belakangan ini. Jual beli KP (yg sudah ditangan) atau jualan KP yg belum dikeluarkan .. wah.. ngeri mengikutinya karena melibatkan banyak sekali sector, institusi, atau perorangan. Pengalaman pribadi: untuk mendapatkan KP Penyelidikan Umum/ Eksplorasi (gak perlu sebut nama daerah.) diisyaratkan oleh pihak berwenang kita harus merogoh kocek Rp 3M - terang-terangan via sms lagi mintanya. Padahal boleh di bilang sukses ratio -nya mungkin hanya 1% atau lebih kecil. Padahal lagi ini gak ada aturan UU, PP, atau sejenisnya - jadi kalau kita bayar ya masuklah ke kantong pribadi ybs. Buat investor serius - hal ini menjadikan kesulitan besar, karena mesti bersaing dengan PT-PT Gak Jelas yg mau bayar kontan utk dapat KP. Dan saya yakin masih banyak cerita2 serem spt ini... Dan yang lebih negative tentunya ini men-down grade posisi Indonesia sebagai tujuan eksplorasi (yg serius). Kayaknya ini buah dari semangat otoda yg kelewatan ya.. sehingga gak ada lagi yg bisa ngontrol lagi. Petisi IAGI - boleh juga tuh .. paling tidak BERSUARA KERAS DULU, perkara didengar atau tidak - kita lihat saja. Salam - daru _ From: Agus Hendratno [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, July 27, 2007 4:44 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong.. Dalam rangka mengkritisi hal ini, beberapa hari yang lalu PERHAPI langsung merapatkan barisan di Jakarta, diundang pelaku bisnis tambang yang mapan, komisi 7 DPR-RI juga diminta ngomong (termasuk ketua Komisi 7). Kebetulan saya hadir, khusus untuk mendengarkan keresahan ini. Nah, ada baiknya PP-IAGI kumpul, undang kawan-kawan dari migas, mining, regulator, komisi-7, birokrat pemda. PP-IAGI bisa minta sponsor dari kawan-kawan di migas dan mining. Lalu buat pernyataan yang mengarah pembenahan kegiatan eksplorasi mining, termasuk yang mendirikan PT. Telo Pendhem...dll; juga mas komisi 7; komisi bidang perindustrian dan perdagangan di DPR-RI, juga komandan armada TNI-AL Yaach..., minimal pemanasan sebelum JCB di Balai nanti. Ada semacam masukan atau petisi atau pernyataan sikap. Kasus Lumpur saja, IAGI bisa lantang, bagaimana dengan eksplorasi yang kebablasan tanpa kaidah bisnis dan kajian yang matang. Saya kira ada baiknya PP-IAGI bersikap; tidak jelek..koq; malah beramal. Insya Allah merindhoi langkah IAGI untuk ini. Baca Al-Fatihah 3x.; aman... Barusan...saya ditelpon dari PT ANU untuk membuat FS Penambangan Bijih besi di Kalteng (hanya diberi waktu 2 minggu, instan; busyet); karena bupati sudah ngebet dengan investor untuk segera dikeluarkan KP Eksploitasi. Maklum, bupati pasti dapat royalti. Maka, saya tolak; dan institusi kami tidak mengajarkan yang demikian... Dengan mengkritisi pola kajian yang dilakukannya, saya tembak langsung tadisi pimpro-nya; ternyata dia take over dari PT Anu-Anu yang lain. Lah...blok KP Eksplorasi sudah dilego (pasti gak prospek), koq dijual. Nekad kalee..., gilaa...ternyata kayak gitu juga ada brokernya piye jal...,mas Andri...dunia geologi eksplorasi, koq begini...; apa kita salah mendidik dan mengajarkan konsep geologi eksplorasi di kampus.?? salam tanah air geologi.. agus hend nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] wrote: Mari kita dukung rame2 kepedulian IAGI sebagai organisasi profesi untuk memberikan sumbangsih kepada Tanah Air kita, yang mungkin bisa berupa petisi resmi ataupun Himbauan ke Pemerintah agar melakukan langkah2 nyata untuk menghindari kerugian2 negara yang lebih besar lagi terutama dengan ber-macam2 penambangan bahan2 tambang galian di Indonesia yang lebih bertanggungjawab ramah lingkungan, serta yang paling penting seperti kata Pak Parlaungan yaitu harus ada nilai tambah bagi perkembangan kesejahteraan rakyat setempat bukan sebaliknya ! Mari pak Ketua Para Pengurus2nya untuk menggalang pendapat dari para anggota profesi yang saya percaya banyak piawai dalam hal menyusun petisi semacam ini. Kalau bisa lebih proaktif kan lebih baik, tidak harus hanya menunggu diundang DPR/MPR ataupun Lembaga Pemerintahan untuk dimintai pendapat maupun masukan ilmiahnya. Wass, nyoto On 7/27/07, Parlaungan Dalimunthe [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebagai organisasi profesi yang berbasis ilmu kebumian, IAGI tentu mempunyai tanggung jawab moral untuk mengatasi masalah jual Tanah Air. Suarakan keprihatinanmu tentang maraknya penambangan yang dilakukan secara instan, tanpa perencanaan dan studi yang matang, mengekspor bijih dengan tanpa ada nilai tambah bagi dalam negeri, dan yang utama juga tanpa ada melakukan kegiatan reklamasi dan rehabilitasi wilayah bekas tambang. Hayo IAGI tunjukkan kepedulianmu. Buat petisi yang ditujukan ke RI-1, DPR dll tentang larangan jual Tanah Air. On 7/27/07, Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: Terimakasih Bung
Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..
Dalam rangka mengkritisi hal ini, beberapa hari yang lalu PERHAPI langsung merapatkan barisan di Jakarta, diundang pelaku bisnis tambang yang mapan, komisi 7 DPR-RI juga diminta ngomong (termasuk ketua Komisi 7). Kebetulan saya hadir, khusus untuk mendengarkan keresahan ini. Nah, ada baiknya PP-IAGI kumpul, undang kawan-kawan dari migas, mining, regulator, komisi-7, birokrat pemda. PP-IAGI bisa minta sponsor dari kawan-kawan di migas dan mining. Lalu buat pernyataan yang mengarah pembenahan kegiatan eksplorasi mining, termasuk yang mendirikan PT. Telo Pendhem...dll; juga mas komisi 7; komisi bidang perindustrian dan perdagangan di DPR-RI, juga komandan armada TNI-AL Yaach..., minimal pemanasan sebelum JCB di Balai nanti. Ada semacam masukan atau petisi atau pernyataan sikap. Kasus Lumpur saja, IAGI bisa lantang, bagaimana dengan eksplorasi yang kebablasan tanpa kaidah bisnis dan kajian yang matang. Saya kira ada baiknya PP-IAGI bersikap; tidak jelek..koq; malah beramal. Insya Allah merindhoi langkah IAGI untuk ini. Baca Al-Fatihah 3x.; aman... Barusan...saya ditelpon dari PT ANU untuk membuat FS Penambangan Bijih besi di Kalteng (hanya diberi waktu 2 minggu, instan; busyet); karena bupati sudah ngebet dengan investor untuk segera dikeluarkan KP Eksploitasi. Maklum, bupati pasti dapat royalti. Maka, saya tolak; dan institusi kami tidak mengajarkan yang demikian... Dengan mengkritisi pola kajian yang dilakukannya, saya tembak langsung tadisi pimpro-nya; ternyata dia take over dari PT Anu-Anu yang lain. Lah...blok KP Eksplorasi sudah dilego (pasti gak prospek), koq dijual. Nekad kalee..., gilaa...ternyata kayak gitu juga ada brokernya piye jal...,mas Andri...dunia geologi eksplorasi, koq begini...; apa kita salah mendidik dan mengajarkan konsep geologi eksplorasi di kampus.?? salam tanah air geologi.. agus hend nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] wrote: Mari kita dukung rame2 kepedulian IAGI sebagai organisasi profesi untuk memberikan sumbangsih kepada Tanah Air kita, yang mungkin bisa berupa petisi resmi ataupun Himbauan ke Pemerintah agar melakukan langkah2 nyata untuk menghindari kerugian2 negara yang lebih besar lagi terutama dengan ber-macam2 penambangan bahan2 tambang galian di Indonesia yang lebih bertanggungjawab ramah lingkungan, serta yang paling penting seperti kata Pak Parlaungan yaitu harus ada nilai tambah bagi perkembangan kesejahteraan rakyat setempat bukan sebaliknya ! Mari pak Ketua Para Pengurus2nya untuk menggalang pendapat dari para anggota profesi yang saya percaya banyak piawai dalam hal menyusun petisi semacam ini. Kalau bisa lebih proaktif kan lebih baik, tidak harus hanya menunggu diundang DPR/MPR ataupun Lembaga Pemerintahan untuk dimintai pendapat maupun masukan ilmiahnya. Wass, nyoto On 7/27/07, Parlaungan Dalimunthe [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebagai organisasi profesi yang berbasis ilmu kebumian, IAGI tentu mempunyai tanggung jawab moral untuk mengatasi masalah jual Tanah Air. Suarakan keprihatinanmu tentang maraknya penambangan yang dilakukan secara instan, tanpa perencanaan dan studi yang matang, mengekspor bijih dengan tanpa ada nilai tambah bagi dalam negeri, dan yang utama juga tanpa ada melakukan kegiatan reklamasi dan rehabilitasi wilayah bekas tambang. Hayo IAGI tunjukkan kepedulianmu. Buat petisi yang ditujukan ke RI-1, DPR dll tentang larangan jual Tanah Air. On 7/27/07, Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:Terimakasih Bung Agus! Kenyataannya Tanah Air kita hanya bisa ekspor Tanah Air ...dan TKW..tentunya! Ekspor pisang sama cabe rawit aja tidak bisa...! Pisang keburu jadi Selai di Pabean atau di pelabuhan...maklum mesti lewat ratusan meja...seng okeh tikusss..se! - Original Message - From: Agus Hendratno To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, July 27, 2007 12:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi Apiikkk tenan..., memang pemain bisnis yang menjual tanah air' lagi genjar-genjarnya. Kemarin, ada PT Telo Pendhem, PT Minyak-Minyakan, PT Mangan-manganan, dst; yang semula core bisnis-nya memang bukan bidang migas atau mining, tapi masuk ke wilayah migas dan mining, yang high risk, hightech, tapi potong kompas saja, sedikit kerja.., untung besar. Karena regulasi memungkinkan; Yaa..sah-sah saja, karena punya uang. Tetapi yang kita keluhkan dan juga dikeluhkan pemerintah, lewat PERHAPI dan dirjend.Minerba Pabum, yang kemarin saya mendengar bahwa, mestinya ada nilai tambah dari bahan tambang logam yang ditambang di indonesia, dengan mengembangkan industri pertambangan hilir (pengolahan endapan logam menjadi barang jadi, besi, baja, yang pabriknya ada di indonesia). Selama ini yang terjadi pemain-pemain kecil bidang mining endapan logam, itu benar-benar menjual tanah air' ke buyer-buyer di China. Tapi di Pemda juga demikian senangnya, karena dapat jatah dari
Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..
Pengajaran tehnis bagaimana mengesplorasinya sih aku rasa sudah pas mas Agus. Mungkin perlu ditambahkan saja materi kalao tehnis itu tidak dijalankan maka akibatnya akan beginu :) Bukan sekedar amdal tapi juga amdose - analisa mengenai dampak sosial ekonomi. Rdp On 7/27/07, Agus Hendratno [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam rangka mengkritisi hal ini, beberapa hari yang lalu PERHAPI langsung merapatkan barisan di Jakarta, diundang pelaku bisnis tambang yang mapan, komisi 7 DPR-RI juga diminta ngomong (termasuk ketua Komisi 7). Kebetulan saya hadir, khusus untuk mendengarkan keresahan ini. Nah, ada baiknya PP-IAGI kumpul, undang kawan-kawan dari migas, mining, regulator, komisi-7, birokrat pemda. PP-IAGI bisa minta sponsor dari kawan-kawan di migas dan mining. Lalu buat pernyataan yang mengarah pembenahan kegiatan eksplorasi mining, termasuk yang mendirikan PT. Telo Pendhem...dll; juga mas komisi 7; komisi bidang perindustrian dan perdagangan di DPR-RI, juga komandan armada TNI-AL Yaach..., minimal pemanasan sebelum JCB di Balai nanti. Ada semacam masukan atau petisi atau pernyataan sikap. Kasus Lumpur saja, IAGI bisa lantang, bagaimana dengan eksplorasi yang kebablasan tanpa kaidah bisnis dan kajian yang matang. Saya kira ada baiknya PP-IAGI bersikap; tidak jelek..koq; malah beramal. Insya Allah merindhoi langkah IAGI untuk ini. Baca Al-Fatihah 3x.; aman... Barusan...saya ditelpon dari PT ANU untuk membuat FS Penambangan Bijih besi di Kalteng (hanya diberi waktu 2 minggu, instan; busyet); karena bupati sudah ngebet dengan investor untuk segera dikeluarkan KP Eksploitasi. Maklum, bupati pasti dapat royalti. Maka, saya tolak; dan institusi kami tidak mengajarkan yang demikian... Dengan mengkritisi pola kajian yang dilakukannya, saya tembak langsung tadisi pimpro-nya; ternyata dia take over dari PT Anu-Anu yang lain. Lah...blok KP Eksplorasi sudah dilego (pasti gak prospek), koq dijual. Nekad kalee..., gilaa...ternyata kayak gitu juga ada brokernya piye jal...,mas Andri...dunia geologi eksplorasi, koq begini...; apa kita salah mendidik dan mengajarkan konsep geologi eksplorasi di kampus.?? salam tanah air geologi.. agus hend nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] wrote: Mari kita dukung rame2 kepedulian IAGI sebagai organisasi profesi untuk memberikan sumbangsih kepada Tanah Air kita, yang mungkin bisa berupa petisi resmi ataupun Himbauan ke Pemerintah agar melakukan langkah2 nyata untuk menghindari kerugian2 negara yang lebih besar lagi terutama dengan ber-macam2 penambangan bahan2 tambang galian di Indonesia yang lebih bertanggungjawab ramah lingkungan, serta yang paling penting seperti kata Pak Parlaungan yaitu harus ada nilai tambah bagi perkembangan kesejahteraan rakyat setempat bukan sebaliknya ! Mari pak Ketua Para Pengurus2nya untuk menggalang pendapat dari para anggota profesi yang saya percaya banyak piawai dalam hal menyusun petisi semacam ini. Kalau bisa lebih proaktif kan lebih baik, tidak harus hanya menunggu diundang DPR/MPR ataupun Lembaga Pemerintahan untuk dimintai pendapat maupun masukan ilmiahnya. Wass, nyoto On 7/27/07, Parlaungan Dalimunthe [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebagai organisasi profesi yang berbasis ilmu kebumian, IAGI tentu mempunyai tanggung jawab moral untuk mengatasi masalah jual Tanah Air. Suarakan keprihatinanmu tentang maraknya penambangan yang dilakukan secara instan, tanpa perencanaan dan studi yang matang, mengekspor bijih dengan tanpa ada nilai tambah bagi dalam negeri, dan yang utama juga tanpa ada melakukan kegiatan reklamasi dan rehabilitasi wilayah bekas tambang. Hayo IAGI tunjukkan kepedulianmu. Buat petisi yang ditujukan ke RI-1, DPR dll tentang larangan jual Tanah Air. On 7/27/07, Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:Terimakasih Bung Agus! Kenyataannya Tanah Air kita hanya bisa ekspor Tanah Air ...dan TKW..tentunya! Ekspor pisang sama cabe rawit aja tidak bisa...! Pisang keburu jadi Selai di Pabean atau di pelabuhan...maklum mesti lewat ratusan meja...seng okeh tikusss..se! - Original Message - From: Agus Hendratno To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, July 27, 2007 12:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi Apiikkk tenan..., memang pemain bisnis yang menjual tanah air' lagi genjar-genjarnya. Kemarin, ada PT Telo Pendhem, PT Minyak-Minyakan, PT Mangan-manganan, dst; yang semula core bisnis-nya memang bukan bidang migas atau mining, tapi masuk ke wilayah migas dan mining, yang high risk, hightech, tapi potong kompas saja, sedikit kerja.., untung besar. Karena regulasi memungkinkan; Yaa..sah-sah saja, karena punya uang. Tetapi yang kita keluhkan dan juga dikeluhkan pemerintah, lewat PERHAPI dan dirjend.Minerba Pabum, yang kemarin saya mendengar bahwa, mestinya ada nilai tambah dari bahan tambang logam yang ditambang di indonesia, dengan mengembangkan industri