Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..

2007-07-30 Terurut Topik yrsnki
, institusi, atau

 perorangan. 
   
 
 
   
   Pengalaman pribadi:
untuk mendapatkan KP 
   Penyelidikan Umum/
Eksplorasi (gak 
   perlu sebut nama daerah.)
diisyaratkan oleh 
 pihak 
   berwenang
kita harus 
   merogoh kocek Rp 3M - terang-terangan
via sms 
 lagi 
   mintanya. Padahal
boleh 
   di bilang sukses ratio -nya mungkin hanya
1% 
 atau 
   lebih kecil. Padahal lagi

   ini gak ada aturan UU, PP, atau sejenisnya - 
 jadi 
   kalau kita bayar ya 
   masuklah ke kantong pribadi ybs. Buat investor 
   serius - hal ini menjadikan 
  
kesulitan besar, karena mesti bersaing dengan 
 PT-PT 
   Gak Jelas yg mau bayar 

  kontan utk dapat KP. Dan saya yakin masih banyak 

  cerita2 serem spt ini... 
   

  
   
   Dan yang lebih
negative tentunya ini men-down 
 grade 
 
 posisi Indonesia sebagai 
   tujuan eksplorasi
(yg serius). 
   
  

   
   Kayaknya ini buah dari
semangat otoda yg 
 kelewatan 
   ya..
sehingga gak ada 
   lagi yg bisa ngontrol lagi. 
   
   
   
   Petisi IAGI - boleh juga tuh .. paling tidak 
   BERSUARA KERAS DULU, perkara 
  
didengar atau tidak - kita lihat saja. 
   
   
   
  
Salam - daru 
   
   
   
   _ 
 
 
   
From: Agus Hendratno 

[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
   

  Sent: Friday, July 27, 2007 4:44 PM 
   To:
iagi-net@iagi.or.id 
   Subject: Re: [iagi-net-l]
Tanah Air for sale vs 
   Eforia Eksplorasi; PP-IAGI

   kumpul dong.. 
   
   
   
  
Dalam rangka mengkritisi hal ini, beberapa hari 
 yang 
   lalu PERHAPI langsung 
  
merapatkan barisan di Jakarta, diundang pelaku 
  
bisnis tambang yang mapan, 
   komisi 7 DPR-RI juga
diminta ngomong (termasuk 
 ketua 
  
Komisi 7). Kebetulan 
   saya hadir, khusus untuk
mendengarkan keresahan 
 ini. 
   
   Nah, ada baiknya PP-IAGI kumpul, undang 
 kawan-kawan 
   dari migas, mining, 
   regulator, komisi-7, birokrat pemda. PP-IAGI 
 bisa 
   minta sponsor dari 

  kawan-kawan di migas dan mining. Lalu buat 
 
 pernyataan yang mengarah 
   pembenahan kegiatan
eksplorasi mining, termasuk 
 yang 
  
mendirikan PT. Telo 
 
 === message truncated ===

 
 
 Sang Murid AlamDeni Rahayu -
ExplorationistMobile: 62-817-612447Email: 
 [EMAIL PROTECTED] 
 
 
 



 Building a website is a piece of cake. Yahoo! Small Business
gives you all 
 the tools to get online. 

http://smallbusiness.yahoo.com/webhosting 
 



 Hot News!!! 
 EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER
SUBMISSION: 
 228 papers have been accepted to be presented; 
 send the extended-abstract or full paper 
 by 16 August
2007 to [EMAIL PROTECTED] 
 Joint Convention Bali 2007 
 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention
and 
 Exhibition, 
 Bali Convention Center, 13-16
November 2007 



 To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id 
 To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id 
 Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id 
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: 
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta 
 No. Rek: 123
0085005314 
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) 
 Bank BCA KCP. Manara Mulia 
 No. Rekening: 255-1088580 
 A/n: Shinta Damayanti 
 IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ 
 IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi 

- 
 
 



Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..

2007-07-29 Terurut Topik mohammad syaiful
mungkin yg dimaksud mas budi santoso adalah FKDPM alias forum
komunikasi daerah penghasil migas.

salam,
syaiful

On 7/29/07, budi santoso [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Urun rembug pak . . .

 Satu hal yang mungkin bisa dilakukan PIAGI melalui
 divisinya mas Ketut;

 adalah menghubungi pihak forum komunikasinya bupati
 seluruh Indonesia (maaf saya lupa namanya) tapi yang
 jelas mereka punya wadah tersebut. Wadah tersebut
 cukup sering melakukan kegiatan promosi di Jakarta
 jadi untuk 'nebeng' menggolkan agenda tersebut
 sepertinya tidak begitu sulit. sasaran langsung kepada
 para Bupati moga-moga bisa lebih 'mengena', selain
 bebarapa hal positif yang akan/sedang/telah dilakukan
 pihak PERHAPI terhadap para 'petinggi di Jakarta' yang
 kadang 'abunya' tak sampai dan dianggap sepi oleh para
 pejabat di daerah . .

 Agendanya:
 memberikan masukan yang proporsional tentang seluk
 beluk dunia/bisnis pertambangan yang sesungguhnya
 (dari jenis komoditi, sukses rasio, tren dunia,
 pengalaman dari belahan dunia lain atau bahkan
 kabupaten lain) kepada para Bupati tersebut.

 Yang pernah kami alami adalah:

 Ketika kami  berkunjung ke salah satu bupati di
 Kalimantan dan menyampaikan maksud kami untuk
 mengajukan aplikasi sebuah KP di kabupaten tersebut,
 Begitu beliau tahu bahwa komoditasnya adalah tembaga
 dan emas yang muncul di benak beliau dan para stafnya
 adalah logika sederhana; emas, tembaga  harganya
 lebih mahal daripada batubara, aluminium, besi maupun
 nikel = harga ijinnya juga harus lebih besar.

 Mungkin karena ketidak tahuan mereka maka hal seperti
 ini sering terjadi, mungkin beliau-beliau ini
 tidak/belum paham dengan apa yang dikatakan mas Daru
 tentang sukses ratio untuk komoditas tertentu yang
 yang hanya 1% itu dan seluk beluk lain berkaitan
 dengan bisnis pertambanagn secara umum baik teknis
 maupun non teknis

 IAGI melalui divisinya mas Ketut bisa membantu
 beliau-beliau ini untuk lebih mamahami atau mengerti
 tentang betapa tidak sederhananya proses eksplorasi
 bahan tambang yang tidak bisa langsung 'dijual'
 seperti emas atau tembaga dibandingkan bahan tambang
 yang lain dan betapa kontra produktifnya bagi daerah
 jika praktik-praktik 'liar' itu tetap atau bahkan
 semakin giat dilakukan oleh para pejabat di daerah.

 Hal ini tidak berarti bahwa tindakan 'memeras' rekan
 lain yang bergerak di komoditas besi, batubara, nikel
 atau bauksit 'boleh diperas' dengan alasan
 komoditasnya relatif mudah dijual tetapi mestinya ada
 pemahaman yang cukup dari pihak eksekutif (di daerah)
 tentang hal ini. Yang pada akhirnya diharapkan mereka
 bisa mampu melihat peluang menarik investor (yang
 serius bahasanya mas Daru) untuk berinvestasi di
 daerah mereka dan bukan sebaliknya; siapapun calon
 investornya digebyah uyah (disamaratakan) dengan
 para broker KP yang mengejar untung sesaat dan relatif
 tidak seberapa . . .

 sTJ

 --- Sukmandaru Prihatmoko [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Pak Andri dan rekan yang lain..
 
 
 
  Prihatin sekali mendengarnya  walau hal ini
  sudah berlangsung bbrp tahun
  tapi makin parah belakangan ini. Jual beli KP (yg
  sudah ditangan) atau
  jualan KP yg belum dikeluarkan .. wah.. ngeri
  mengikutinya karena melibatkan
  banyak sekali sector, institusi, atau perorangan.
 
 
 
  Pengalaman pribadi: untuk mendapatkan KP
  Penyelidikan Umum/ Eksplorasi (gak
  perlu sebut nama daerah.) diisyaratkan oleh pihak
  berwenang kita harus
  merogoh kocek Rp 3M - terang-terangan via sms lagi
  mintanya. Padahal boleh
  di bilang sukses ratio -nya mungkin hanya 1% atau
  lebih kecil. Padahal lagi
  ini gak ada aturan UU, PP, atau sejenisnya - jadi
  kalau kita bayar ya
  masuklah ke kantong pribadi ybs. Buat investor
  serius - hal ini menjadikan
  kesulitan besar, karena mesti bersaing dengan PT-PT
  Gak Jelas yg mau bayar
  kontan utk dapat KP. Dan saya yakin masih banyak
  cerita2 serem spt ini...
 
 
 
  Dan yang lebih negative tentunya ini men-down grade
  posisi Indonesia sebagai
  tujuan eksplorasi (yg serius).
 
 
 
  Kayaknya ini buah dari semangat otoda yg kelewatan
  ya.. sehingga gak ada
  lagi yg bisa ngontrol lagi.
 
 
 
  Petisi IAGI - boleh juga tuh .. paling tidak
  BERSUARA KERAS DULU, perkara
  didengar atau tidak - kita lihat saja.
 
 
 
  Salam - daru
 
 
 
_
 
  From: Agus Hendratno [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 
  Sent: Friday, July 27, 2007 4:44 PM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs
  Eforia Eksplorasi; PP-IAGI
  kumpul dong..
 
 
 
  Dalam rangka mengkritisi hal ini, beberapa hari yang
  lalu PERHAPI langsung
  merapatkan barisan di Jakarta, diundang pelaku
  bisnis tambang yang mapan,
  komisi 7 DPR-RI juga diminta ngomong (termasuk ketua
  Komisi 7). Kebetulan
  saya hadir, khusus untuk mendengarkan keresahan ini.
 
  Nah, ada baiknya PP-IAGI kumpul, undang kawan-kawan
  dari migas, mining,
  regulator, komisi-7, birokrat pemda. PP-IAGI bisa
  minta sponsor dari
  kawan-kawan di migas dan mining. Lalu buat

Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..

2007-07-29 Terurut Topik Deni Rahayu
 pribadi ybs. Buat investor
   serius - hal ini menjadikan
   kesulitan besar, karena mesti bersaing dengan
 PT-PT
   Gak Jelas yg mau bayar
   kontan utk dapat KP. Dan saya yakin masih banyak
   cerita2 serem spt ini...
  
  
  
   Dan yang lebih negative tentunya ini men-down
 grade
   posisi Indonesia sebagai
   tujuan eksplorasi (yg serius).
  
  
  
   Kayaknya ini buah dari semangat otoda yg
 kelewatan
   ya.. sehingga gak ada
   lagi yg bisa ngontrol lagi.
  
  
  
   Petisi IAGI - boleh juga tuh .. paling tidak
   BERSUARA KERAS DULU, perkara
   didengar atau tidak - kita lihat saja.
  
  
  
   Salam - daru
  
  
  
 _
  
   From: Agus Hendratno
 [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  
   Sent: Friday, July 27, 2007 4:44 PM
   To: iagi-net@iagi.or.id
   Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs
   Eforia Eksplorasi; PP-IAGI
   kumpul dong..
  
  
  
   Dalam rangka mengkritisi hal ini, beberapa hari
 yang
   lalu PERHAPI langsung
   merapatkan barisan di Jakarta, diundang pelaku
   bisnis tambang yang mapan,
   komisi 7 DPR-RI juga diminta ngomong (termasuk
 ketua
   Komisi 7). Kebetulan
   saya hadir, khusus untuk mendengarkan keresahan
 ini.
  
   Nah, ada baiknya PP-IAGI kumpul, undang
 kawan-kawan
   dari migas, mining,
   regulator, komisi-7, birokrat pemda. PP-IAGI
 bisa
   minta sponsor dari
   kawan-kawan di migas dan mining. Lalu buat
   pernyataan yang mengarah
   pembenahan kegiatan eksplorasi mining, termasuk
 yang
   mendirikan PT. Telo
 
=== message truncated ===


Sang Murid AlamDeni Rahayu - ExplorationistMobile: 62-817-612447Email: [EMAIL 
PROTECTED]


   

Building a website is a piece of cake. Yahoo! Small Business gives you all the 
tools to get online.
http://smallbusiness.yahoo.com/webhosting 


Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..

2007-07-28 Terurut Topik budi santoso
Urun rembug pak . . . 

Satu hal yang mungkin bisa dilakukan PIAGI melalui
divisinya mas Ketut;

adalah menghubungi pihak forum komunikasinya bupati
seluruh Indonesia (maaf saya lupa namanya) tapi yang
jelas mereka punya wadah tersebut. Wadah tersebut
cukup sering melakukan kegiatan promosi di Jakarta
jadi untuk 'nebeng' menggolkan agenda tersebut
sepertinya tidak begitu sulit. sasaran langsung kepada
para Bupati moga-moga bisa lebih 'mengena', selain
bebarapa hal positif yang akan/sedang/telah dilakukan
pihak PERHAPI terhadap para 'petinggi di Jakarta' yang
kadang 'abunya' tak sampai dan dianggap sepi oleh para
pejabat di daerah . . 

Agendanya:
memberikan masukan yang proporsional tentang seluk
beluk dunia/bisnis pertambangan yang sesungguhnya
(dari jenis komoditi, sukses rasio, tren dunia,
pengalaman dari belahan dunia lain atau bahkan
kabupaten lain) kepada para Bupati tersebut. 

Yang pernah kami alami adalah:

Ketika kami  berkunjung ke salah satu bupati di
Kalimantan dan menyampaikan maksud kami untuk
mengajukan aplikasi sebuah KP di kabupaten tersebut,
Begitu beliau tahu bahwa komoditasnya adalah tembaga
dan emas yang muncul di benak beliau dan para stafnya
adalah logika sederhana; emas, tembaga  harganya
lebih mahal daripada batubara, aluminium, besi maupun
nikel = harga ijinnya juga harus lebih besar. 

Mungkin karena ketidak tahuan mereka maka hal seperti
ini sering terjadi, mungkin beliau-beliau ini
tidak/belum paham dengan apa yang dikatakan mas Daru
tentang sukses ratio untuk komoditas tertentu yang
yang hanya 1% itu dan seluk beluk lain berkaitan
dengan bisnis pertambanagn secara umum baik teknis
maupun non teknis 

IAGI melalui divisinya mas Ketut bisa membantu
beliau-beliau ini untuk lebih mamahami atau mengerti
tentang betapa tidak sederhananya proses eksplorasi
bahan tambang yang tidak bisa langsung 'dijual'
seperti emas atau tembaga dibandingkan bahan tambang
yang lain dan betapa kontra produktifnya bagi daerah
jika praktik-praktik 'liar' itu tetap atau bahkan
semakin giat dilakukan oleh para pejabat di daerah.

Hal ini tidak berarti bahwa tindakan 'memeras' rekan
lain yang bergerak di komoditas besi, batubara, nikel
atau bauksit 'boleh diperas' dengan alasan
komoditasnya relatif mudah dijual tetapi mestinya ada
pemahaman yang cukup dari pihak eksekutif (di daerah)
tentang hal ini. Yang pada akhirnya diharapkan mereka
bisa mampu melihat peluang menarik investor (yang
serius bahasanya mas Daru) untuk berinvestasi di
daerah mereka dan bukan sebaliknya; siapapun calon
investornya digebyah uyah (disamaratakan) dengan
para broker KP yang mengejar untung sesaat dan relatif
tidak seberapa . . . 

sTJ

--- Sukmandaru Prihatmoko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Andri dan rekan yang lain..
 
  
 
 Prihatin sekali mendengarnya  walau hal ini
 sudah berlangsung bbrp tahun
 tapi makin parah belakangan ini. Jual beli KP (yg
 sudah ditangan) atau
 jualan KP yg belum dikeluarkan .. wah.. ngeri
 mengikutinya karena melibatkan
 banyak sekali sector, institusi, atau perorangan. 
 
  
 
 Pengalaman pribadi: untuk mendapatkan KP
 Penyelidikan Umum/ Eksplorasi (gak
 perlu sebut nama daerah.) diisyaratkan oleh pihak
 berwenang kita harus
 merogoh kocek Rp 3M - terang-terangan via sms lagi
 mintanya. Padahal boleh
 di bilang sukses ratio -nya mungkin hanya 1% atau
 lebih kecil. Padahal lagi
 ini gak ada aturan UU, PP, atau sejenisnya - jadi
 kalau kita bayar ya
 masuklah ke kantong pribadi ybs. Buat investor
 serius - hal ini menjadikan
 kesulitan besar, karena mesti bersaing dengan PT-PT
 Gak Jelas yg mau bayar
 kontan utk dapat KP. Dan saya yakin masih banyak
 cerita2 serem spt ini... 
 
  
 
 Dan yang lebih negative tentunya ini men-down grade
 posisi Indonesia sebagai
 tujuan eksplorasi (yg serius).
 
  
 
 Kayaknya ini buah dari semangat otoda yg kelewatan
 ya.. sehingga gak ada
 lagi yg bisa ngontrol lagi. 
 
  
 
 Petisi IAGI - boleh juga tuh .. paling tidak
 BERSUARA KERAS DULU, perkara
 didengar atau tidak - kita lihat saja.
 
  
 
 Salam - daru 
 
  
 
   _  
 
 From: Agus Hendratno [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 
 Sent: Friday, July 27, 2007 4:44 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs
 Eforia Eksplorasi; PP-IAGI
 kumpul dong..
 
  
 
 Dalam rangka mengkritisi hal ini, beberapa hari yang
 lalu PERHAPI langsung
 merapatkan barisan di Jakarta, diundang pelaku
 bisnis tambang yang mapan,
 komisi 7 DPR-RI juga diminta ngomong (termasuk ketua
 Komisi 7). Kebetulan
 saya hadir, khusus untuk mendengarkan keresahan ini.
 
 Nah, ada baiknya PP-IAGI kumpul, undang kawan-kawan
 dari migas, mining,
 regulator, komisi-7, birokrat pemda. PP-IAGI bisa
 minta sponsor dari
 kawan-kawan di migas dan mining. Lalu buat
 pernyataan yang mengarah
 pembenahan kegiatan eksplorasi mining, termasuk yang
 mendirikan PT. Telo
 Pendhem...dll; juga mas komisi 7; komisi bidang
 perindustrian dan
 perdagangan di DPR-RI, juga komandan armada TNI-AL 
 Yaach..., minimal pemanasan sebelum JCB di

RE: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..

2007-07-27 Terurut Topik Sukmandaru Prihatmoko
Pak Andri dan rekan yang lain..

 

Prihatin sekali mendengarnya  walau hal ini sudah berlangsung bbrp tahun
tapi makin parah belakangan ini. Jual beli KP (yg sudah ditangan) atau
jualan KP yg belum dikeluarkan .. wah.. ngeri mengikutinya karena melibatkan
banyak sekali sector, institusi, atau perorangan. 

 

Pengalaman pribadi: untuk mendapatkan KP Penyelidikan Umum/ Eksplorasi (gak
perlu sebut nama daerah.) diisyaratkan oleh pihak berwenang kita harus
merogoh kocek Rp 3M - terang-terangan via sms lagi mintanya. Padahal boleh
di bilang sukses ratio -nya mungkin hanya 1% atau lebih kecil. Padahal lagi
ini gak ada aturan UU, PP, atau sejenisnya - jadi kalau kita bayar ya
masuklah ke kantong pribadi ybs. Buat investor serius - hal ini menjadikan
kesulitan besar, karena mesti bersaing dengan PT-PT Gak Jelas yg mau bayar
kontan utk dapat KP. Dan saya yakin masih banyak cerita2 serem spt ini... 

 

Dan yang lebih negative tentunya ini men-down grade posisi Indonesia sebagai
tujuan eksplorasi (yg serius).

 

Kayaknya ini buah dari semangat otoda yg kelewatan ya.. sehingga gak ada
lagi yg bisa ngontrol lagi. 

 

Petisi IAGI - boleh juga tuh .. paling tidak BERSUARA KERAS DULU, perkara
didengar atau tidak - kita lihat saja.

 

Salam - daru 

 

  _  

From: Agus Hendratno [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 27, 2007 4:44 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI
kumpul dong..

 

Dalam rangka mengkritisi hal ini, beberapa hari yang lalu PERHAPI langsung
merapatkan barisan di Jakarta, diundang pelaku bisnis tambang yang mapan,
komisi 7 DPR-RI juga diminta ngomong (termasuk ketua Komisi 7). Kebetulan
saya hadir, khusus untuk mendengarkan keresahan ini. 
Nah, ada baiknya PP-IAGI kumpul, undang kawan-kawan dari migas, mining,
regulator, komisi-7, birokrat pemda. PP-IAGI bisa minta sponsor dari
kawan-kawan di migas dan mining. Lalu buat pernyataan yang mengarah
pembenahan kegiatan eksplorasi mining, termasuk yang mendirikan PT. Telo
Pendhem...dll; juga mas komisi 7; komisi bidang perindustrian dan
perdagangan di DPR-RI, juga komandan armada TNI-AL 
Yaach..., minimal pemanasan sebelum JCB di Balai nanti. Ada semacam masukan
atau petisi atau pernyataan sikap. 
Kasus Lumpur saja, IAGI bisa lantang, bagaimana dengan eksplorasi yang
kebablasan tanpa kaidah bisnis dan kajian yang matang. Saya kira ada baiknya
PP-IAGI bersikap; tidak jelek..koq; malah beramal. Insya Allah merindhoi
langkah IAGI untuk ini. Baca Al-Fatihah 3x.; aman...

Barusan...saya ditelpon dari PT ANU untuk membuat FS Penambangan Bijih besi
di Kalteng (hanya diberi waktu 2 minggu, instan; busyet); karena bupati
sudah ngebet dengan investor untuk segera dikeluarkan KP Eksploitasi.
Maklum, bupati pasti dapat royalti.
Maka, saya tolak; dan institusi kami tidak mengajarkan yang demikian...
Dengan mengkritisi pola kajian yang dilakukannya, saya tembak langsung
tadisi pimpro-nya; ternyata dia take over dari PT Anu-Anu yang lain.
Lah...blok KP Eksplorasi sudah dilego (pasti gak prospek), koq dijual. Nekad
kalee..., gilaa...ternyata kayak gitu juga ada brokernya

piye jal...,mas Andri...dunia geologi eksplorasi, koq begini...; apa kita
salah mendidik dan mengajarkan konsep geologi eksplorasi di
kampus.??

salam tanah air geologi..
agus hend

nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] wrote:

Mari kita dukung rame2 kepedulian IAGI sebagai organisasi profesi untuk
memberikan sumbangsih kepada Tanah Air kita, yang mungkin bisa berupa petisi
resmi ataupun Himbauan ke Pemerintah agar melakukan langkah2 nyata untuk
menghindari kerugian2 negara yang lebih besar lagi terutama dengan
ber-macam2 penambangan bahan2 tambang  galian di Indonesia yang lebih
bertanggungjawab  ramah lingkungan, serta yang paling penting seperti kata
Pak Parlaungan yaitu harus ada nilai tambah bagi perkembangan kesejahteraan
rakyat setempat  bukan sebaliknya ! 

 

Mari pak Ketua  Para Pengurus2nya untuk menggalang pendapat dari para
anggota profesi yang saya percaya banyak  piawai dalam hal menyusun petisi
semacam ini.  Kalau bisa lebih proaktif kan lebih baik, tidak harus hanya
menunggu diundang DPR/MPR ataupun Lembaga Pemerintahan untuk dimintai
pendapat  maupun masukan ilmiahnya. 

 

Wass,

nyoto

 

 

 

 

On 7/27/07, Parlaungan Dalimunthe [EMAIL PROTECTED] wrote: 

Sebagai organisasi profesi yang berbasis ilmu kebumian, IAGI tentu mempunyai
tanggung jawab moral untuk mengatasi masalah jual Tanah Air. Suarakan
keprihatinanmu tentang maraknya penambangan yang dilakukan secara instan,
tanpa perencanaan dan studi yang matang, mengekspor bijih dengan tanpa ada
nilai tambah bagi dalam negeri, dan yang utama juga tanpa ada melakukan
kegiatan reklamasi dan rehabilitasi wilayah bekas tambang.   Hayo IAGI
tunjukkan kepedulianmu. Buat petisi yang ditujukan ke RI-1, DPR dll tentang
larangan jual Tanah Air. 


 

On 7/27/07, Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED]  wrote: 

Terimakasih Bung

Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..

2007-07-27 Terurut Topik Agus Hendratno
Dalam rangka mengkritisi hal ini, beberapa hari yang lalu PERHAPI langsung 
merapatkan barisan di Jakarta, diundang pelaku bisnis tambang yang mapan, 
komisi 7 DPR-RI juga diminta ngomong (termasuk ketua Komisi 7). Kebetulan saya 
hadir, khusus untuk mendengarkan keresahan ini. 
Nah, ada baiknya PP-IAGI kumpul, undang kawan-kawan dari migas, mining, 
regulator, komisi-7, birokrat pemda. PP-IAGI bisa minta sponsor dari 
kawan-kawan di migas dan mining. Lalu buat pernyataan yang mengarah pembenahan 
kegiatan eksplorasi mining, termasuk yang mendirikan PT. Telo Pendhem...dll; 
juga mas komisi 7; komisi bidang perindustrian dan perdagangan di DPR-RI, juga 
komandan armada TNI-AL 
Yaach..., minimal pemanasan sebelum JCB di Balai nanti. Ada semacam masukan 
atau petisi atau pernyataan sikap. 
Kasus Lumpur saja, IAGI bisa lantang, bagaimana dengan eksplorasi yang 
kebablasan tanpa kaidah bisnis dan kajian yang matang. Saya kira ada baiknya 
PP-IAGI bersikap; tidak jelek..koq; malah beramal. Insya Allah merindhoi 
langkah IAGI untuk ini. Baca Al-Fatihah 3x.; aman...

Barusan...saya ditelpon dari PT ANU untuk membuat FS Penambangan Bijih besi di 
Kalteng (hanya diberi waktu 2 minggu, instan; busyet); karena bupati sudah 
ngebet dengan investor untuk segera dikeluarkan KP Eksploitasi. Maklum, bupati 
pasti dapat royalti.
Maka, saya tolak; dan institusi kami tidak mengajarkan yang demikian... 
Dengan mengkritisi pola kajian yang dilakukannya, saya tembak langsung 
tadisi pimpro-nya; ternyata dia take over dari PT Anu-Anu yang lain. 
Lah...blok KP Eksplorasi sudah dilego (pasti gak prospek), koq dijual. Nekad 
kalee..., gilaa...ternyata kayak gitu juga ada brokernya

piye jal...,mas Andri...dunia geologi eksplorasi, koq begini...; apa kita salah 
mendidik dan mengajarkan konsep geologi eksplorasi di kampus.??

salam tanah air geologi..
agus hend

nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] wrote: Mari kita dukung rame2 kepedulian IAGI 
sebagai organisasi profesi untuk memberikan sumbangsih kepada Tanah Air kita, 
yang mungkin bisa berupa petisi resmi ataupun Himbauan ke Pemerintah agar 
melakukan langkah2 nyata untuk menghindari kerugian2 negara yang lebih besar 
lagi terutama dengan ber-macam2 penambangan bahan2 tambang  galian di 
Indonesia yang lebih bertanggungjawab  ramah lingkungan, serta yang paling 
penting seperti kata Pak Parlaungan yaitu harus ada nilai tambah bagi 
perkembangan kesejahteraan rakyat setempat  bukan sebaliknya ! 
  
 Mari pak Ketua  Para Pengurus2nya untuk menggalang pendapat dari para anggota 
profesi yang saya percaya banyak  piawai dalam hal menyusun petisi semacam 
ini.  Kalau bisa lebih proaktif kan lebih baik, tidak harus hanya menunggu 
diundang DPR/MPR ataupun Lembaga Pemerintahan untuk dimintai pendapat  maupun 
masukan ilmiahnya. 
  
 Wass,
 nyoto
  
  
  

 
 On 7/27/07, Parlaungan Dalimunthe [EMAIL PROTECTED] wrote:  Sebagai 
organisasi profesi yang berbasis ilmu kebumian, IAGI tentu mempunyai tanggung 
jawab moral untuk mengatasi masalah jual Tanah Air. Suarakan keprihatinanmu 
tentang maraknya penambangan yang dilakukan secara instan, tanpa perencanaan 
dan studi yang matang, mengekspor bijih dengan tanpa ada nilai tambah bagi 
dalam negeri, dan yang utama juga tanpa ada melakukan kegiatan reklamasi dan 
rehabilitasi wilayah bekas tambang.   Hayo IAGI tunjukkan kepedulianmu. Buat 
petisi yang ditujukan ke RI-1, DPR dll tentang larangan jual Tanah Air.  
 
 
 On 7/27/07, Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED]  wrote:Terimakasih Bung 
Agus! Kenyataannya Tanah Air kita hanya bisa ekspor Tanah Air ...dan 
TKW..tentunya! Ekspor pisang sama cabe rawit aja tidak bisa...! Pisang keburu 
jadi Selai di Pabean atau di pelabuhan...maklum mesti lewat ratusan meja...seng 
okeh tikusss..se!  
  - Original Message - 
 From: Agus Hendratno  
 To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Friday, July 27, 2007 12:00 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi
 
 
 Apiikkk tenan..., memang pemain bisnis yang menjual tanah air' lagi 
genjar-genjarnya. Kemarin, ada PT Telo Pendhem, PT Minyak-Minyakan, PT 
Mangan-manganan, dst; yang semula core bisnis-nya memang bukan bidang migas 
atau mining, tapi masuk ke wilayah migas dan mining, yang high risk, hightech, 
tapi potong kompas saja, sedikit kerja.., untung besar. Karena regulasi 
memungkinkan;  
Yaa..sah-sah saja, karena punya uang. Tetapi yang kita keluhkan dan juga 
dikeluhkan pemerintah, lewat PERHAPI dan dirjend.Minerba Pabum, yang kemarin 
saya mendengar bahwa, mestinya ada nilai tambah dari bahan tambang logam yang 
ditambang di indonesia, dengan mengembangkan industri pertambangan hilir 
(pengolahan endapan logam menjadi barang jadi, besi, baja, yang pabriknya ada 
di indonesia). Selama ini yang terjadi pemain-pemain kecil bidang mining 
endapan logam, itu benar-benar menjual tanah air' ke buyer-buyer di China. 
Tapi di Pemda juga demikian senangnya, karena dapat jatah dari 

Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi; PP-IAGI kumpul dong..

2007-07-27 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Pengajaran tehnis bagaimana mengesplorasinya sih aku rasa sudah pas
mas Agus. Mungkin perlu ditambahkan saja materi kalao tehnis itu tidak
dijalankan maka akibatnya akan beginu :)
Bukan sekedar amdal tapi juga amdose - analisa mengenai dampak sosial ekonomi.

Rdp


On 7/27/07, Agus Hendratno [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Dalam rangka mengkritisi hal ini, beberapa hari yang lalu PERHAPI langsung
 merapatkan barisan di Jakarta, diundang pelaku bisnis tambang yang mapan,
 komisi 7 DPR-RI juga diminta ngomong (termasuk ketua Komisi 7). Kebetulan
 saya hadir, khusus untuk mendengarkan keresahan ini.
 Nah, ada baiknya PP-IAGI kumpul, undang kawan-kawan dari migas, mining,
 regulator, komisi-7, birokrat pemda. PP-IAGI bisa minta sponsor dari
 kawan-kawan di migas dan mining. Lalu buat pernyataan yang mengarah
 pembenahan kegiatan eksplorasi mining, termasuk yang mendirikan PT. Telo
 Pendhem...dll; juga mas komisi 7; komisi bidang perindustrian dan
 perdagangan di DPR-RI, juga komandan armada TNI-AL
 Yaach..., minimal pemanasan sebelum JCB di Balai nanti. Ada semacam masukan
 atau petisi atau pernyataan sikap.
 Kasus Lumpur saja, IAGI bisa lantang, bagaimana dengan eksplorasi yang
 kebablasan tanpa kaidah bisnis dan kajian yang matang. Saya kira ada baiknya
 PP-IAGI bersikap; tidak jelek..koq; malah beramal. Insya Allah merindhoi
 langkah IAGI untuk ini. Baca Al-Fatihah 3x.; aman...

 Barusan...saya ditelpon dari PT ANU untuk membuat FS Penambangan Bijih besi
 di Kalteng (hanya diberi waktu 2 minggu, instan; busyet); karena bupati
 sudah ngebet dengan investor untuk segera dikeluarkan KP Eksploitasi.
 Maklum, bupati pasti dapat royalti.
 Maka, saya tolak; dan institusi kami tidak mengajarkan yang demikian...
 Dengan mengkritisi pola kajian yang dilakukannya, saya tembak langsung
 tadisi pimpro-nya; ternyata dia take over dari PT Anu-Anu yang lain.
 Lah...blok KP Eksplorasi sudah dilego (pasti gak prospek), koq dijual. Nekad
 kalee..., gilaa...ternyata kayak gitu juga ada brokernya

 piye jal...,mas Andri...dunia geologi eksplorasi, koq begini...; apa kita
 salah mendidik dan mengajarkan konsep geologi eksplorasi di
 kampus.??

 salam tanah air geologi..
 agus hend

 nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] wrote: Mari kita dukung rame2 kepedulian
 IAGI sebagai organisasi profesi untuk memberikan sumbangsih kepada Tanah Air
 kita, yang mungkin bisa berupa petisi resmi ataupun Himbauan ke Pemerintah
 agar melakukan langkah2 nyata untuk menghindari kerugian2 negara yang lebih
 besar lagi terutama dengan ber-macam2 penambangan bahan2 tambang  galian di
 Indonesia yang lebih bertanggungjawab  ramah lingkungan, serta yang paling
 penting seperti kata Pak Parlaungan yaitu harus ada nilai tambah bagi
 perkembangan kesejahteraan rakyat setempat  bukan sebaliknya !

  Mari pak Ketua  Para Pengurus2nya untuk menggalang pendapat dari para
 anggota profesi yang saya percaya banyak  piawai dalam hal menyusun petisi
 semacam ini.  Kalau bisa lebih proaktif kan lebih baik, tidak harus hanya
 menunggu diundang DPR/MPR ataupun Lembaga Pemerintahan untuk dimintai
 pendapat  maupun masukan ilmiahnya.

  Wass,
  nyoto





  On 7/27/07, Parlaungan Dalimunthe [EMAIL PROTECTED] wrote:  Sebagai
 organisasi profesi yang berbasis ilmu kebumian, IAGI tentu mempunyai
 tanggung jawab moral untuk mengatasi masalah jual Tanah Air. Suarakan
 keprihatinanmu tentang maraknya penambangan yang dilakukan secara instan,
 tanpa perencanaan dan studi yang matang, mengekspor bijih dengan tanpa ada
 nilai tambah bagi dalam negeri, dan yang utama juga tanpa ada melakukan
 kegiatan reklamasi dan rehabilitasi wilayah bekas tambang.   Hayo IAGI
 tunjukkan kepedulianmu. Buat petisi yang ditujukan ke RI-1, DPR dll tentang
 larangan jual Tanah Air.


  On 7/27/07, Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED]  wrote:Terimakasih
 Bung Agus! Kenyataannya Tanah Air kita hanya bisa ekspor Tanah Air ...dan
 TKW..tentunya! Ekspor pisang sama cabe rawit aja tidak bisa...! Pisang
 keburu jadi Selai di Pabean atau di pelabuhan...maklum mesti lewat ratusan
 meja...seng okeh tikusss..se!
   - Original Message -
  From: Agus Hendratno
  To: iagi-net@iagi.or.id
   Sent: Friday, July 27, 2007 12:00 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi


  Apiikkk tenan..., memang pemain bisnis yang menjual tanah air' lagi
 genjar-genjarnya. Kemarin, ada PT Telo Pendhem, PT Minyak-Minyakan, PT
 Mangan-manganan, dst; yang semula core bisnis-nya memang bukan bidang migas
 atau mining, tapi masuk ke wilayah migas dan mining, yang high risk,
 hightech, tapi potong kompas saja, sedikit kerja.., untung besar. Karena
 regulasi memungkinkan;
 Yaa..sah-sah saja, karena punya uang. Tetapi yang kita keluhkan dan juga
 dikeluhkan pemerintah, lewat PERHAPI dan dirjend.Minerba Pabum, yang kemarin
 saya mendengar bahwa, mestinya ada nilai tambah dari bahan tambang logam
 yang ditambang di indonesia, dengan mengembangkan industri