Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut

2006-06-28 Terurut Topik Ben Sapiie

Bpk Sanggam, ok nuhun atas infonya..

BS
- Original Message - 
From: sanggam hutabarat [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, June 22, 2006 10:53 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut



Pak Mino
 data electrical images Kujung bisanya memperlihatkan SHmax berarah NE-SW 
dan SHmin NW-SE (arah breakout) dan memang tampaknya dominan regim 
compresi/thrust. Kujung sendiri umumnya dapat dikategorikan Fractured 
Reservoir Type 2 (kombinasi vugular dan fracture). Fracture tektonik yang 
terbuka umumnya sejajar SHmax. Namun arah2 pada Kujung di beberapa sumur 
lainnya reservoirnya highly variable (fracture lebih dominan dari vugular 
dan sebaliknya) misalnya SHmaxnya malah N-S dan fracture dominant 
W-E..Jadi memang local control, drilling practice dan faktor lainnya 
memang patut dipertimbangkan..


 sgm
 --


Ben Sapiie [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Memang masih banyak yang harus dipertanyakan dan yang harus dipetakan
lagi...tetapi paling tidak sekarang sudah ada penjelasan2 yang bersifat
rinci serta gambaran situasi geolologi dan beberapa diskusi yang menyakut
mekanik. Dari data seismiknya sebenarnya saya malahan masih mempertanyakan
ada atau tidak reefnya??? Fault juga banyak sekali dan beberapa memotong
target Kunjung?? bahkan kemungkinan besar sekali memotong BJP-1. Statusnya
sendiri belum jelas. Jika MW FP sangat memungkinkan berakibat pada Fault
Reactivation yang bisa menimbulkan lost circulation yang berkelanjutan
menjadi jalan untuk eruption diluar sumur. Saya akan sangat sulit
membayangkan kalau Kujung Pressure  HP, terutama pada kedalaman 9000ft.

Kalau dilihat dari tectonics mungkin stress regime adalah thrust yaitu
ShmaxShminSv dimana system stress sangat memungkinkan membentuk breakout
karena penekanan pada lubang bor belum lagi ditambah overpressure dan
pre-exisitng faults. Saya kira faktor2 ini harus kita masukan dalam
equation failure sehingga dapat model yang maximum.

Anyway, next step IAGI team sudah punya banyak bahan untuk ditindak 
lanjuti

supaya diskusi2 net ini bermanfaat.

Salam,

Ben Sapiie

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 




-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut

2006-06-21 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Saya pernah kursus tentang pressure juga soal breakout (stress
analysis by hole shape indicator). Disitu dibilang bahwa LOT kadang
tidak berarti apa-apa (?)

LOT itu lebih menunjukkan max Lithostatic Stress that rocks can handle
(break out pressure).
LOT tidak menunjukkan PorePressure (Formation Pressure).
Jadi kalau menggunakan nilai LOT sebagai pembatas maksimum MW, bukan
berarti ada jaminan tidak loss dibawah nilai LOT.

RDP


On 6/21/06, Ismed Mahmud [EMAIL PROTECTED] wrote:

Kalau tidak salah minimum principal stress dapat dihitung dari data LOT
(Leak off Test).
jadi untuk prognosis pre-drilling ambil saja data LOT sumur sekitarnya.
Dalam 100 feet  bisa saja terjadi variasi PP,jadi disitulah gunanya casing
untuk di set.
Dimensi breakout dan induced fracture sebetulnya bisa diketahui dengan
meng-simulasi pressure terhadap sample core yang ada,tentunya ini dilakukan
di Lab.

   Kalau prognosis pre-drilling magnitude kuantitatif minimum principal
  stresses biasanya ditentukan gimana? pemodelan?
 
bisa tidak terjadi variasi MWFP dan MWFD dalam satu section
  lubang-bor yang pendek (katakan 100 feet-an) yang bisa bikin macem2
  fenomena wellbore failure (eg breakout dan induced fracture
 selang-seling
  dalam section tsb?)..ECD naon? Dimensi breakout dan induced fracture
 bisa
  sampai berapa sich vertically dan laterally away from well-bore?
 
maap banyak nanya dan thx untuk sharenya,
shb
--
 
 Leo Anis [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ingin sedikit koreksi, setau saya jika MWFP tidak akan selalu
 terjadi
 losses, krn. jika drilling overbalance (yg. biasanya selalu dilakukan
 selain drilling underbalance dimana MWutk. menghindari fenomena kick.
 Losses akan terjadi terutama di fractured
 formation/permeable form. jika MW atau ECD lebih besar dr. minimum
 principal stresses (atau frac. openin/closing pressure)
 
 Salam
 Leo Anis
 At 09:31 PM 6/20/2006, you wrote:
  Sorri salah ketik dikit dan nambah.
  Loss Mud itu hanyalah MW FP, tetapi bukan berarti FP  HP
  MW = Mud Weight
  FO = Formation Pressure
  HP = hydrostatic pressure.
  
  Yang saya duga terjadi adalah, Ketika masuk di Kujung terjadi loss,
  mungkin bukan hilang masuk ke Kujung. Mungkin masuk ke formasi
  diatasnya. Ketika loss selalu komplikasi dengan gain karena kolom
  lumpur akan berkurang dan yg nendang berikutnya justru dari Kujung.
  
  Kalau melihat air yg keluar, sepertinya air dari Kujung yang bercampur
  dengan shale/clas diatasnya yang membentuk lumpur (mud) volkano.
  
  rdp
  
  On 6/20/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote:
  On 6/20/06, Andang Bachtiar wrote:
OVERPRESSURE). Nah, begitu masuk ke Kujung (presumably) terjadilah
 Loss
Circulation. Jadi, Kujungnya sendiri mungkin tidak overpressure.
Selebihnya: persepsi Fauzan sudah sama dengan maksud saya.
   
Salam
   
ADB
  
  Sepertinya Pak Andang harus melihat berapa pressure di Kujung 
  baru berbicara apakah Kujung OP atau tidak.
  Loss Mud itu hanyalah MW FM tetapi bukan berarti FP  HP
  (hydrostatic pressure.)
  Terminology OP itu dibandingkan dengan HP bukan dengan MW.
  
  Kalau Pak Andang menengok sumur Porong-1. maka pengukuran pressure
  dengan RFT di Kujung sudah menunjukkan Formation pressure 15.7 ppg ...
  ini jelas overpressure Pak ADB.
  Di sumur BD-1/2 anda akan lihat wellhead flowing pressure mencapai
  6000pst utk test dikedalaman sekitar 1 feet. Nah karena kita tahu
  yg keluar Oil and Gas, tentunya bisa dikira-kira berapa formation
  presurenya. Dan disini juga Kujung sudah OP.
  
  Tetapi kalau benar di BP-1 Fm Kujung tidak OP malah ada hal yg aneh,
  karena Kujung di Porong-1 dan BP-1 masih satu reef buildup.
  .
  Kesimpulan Kujung tidak OP ini mungkin karena salahsatu pendapat di
  Lapindo karena dengan asumsi gas yang ada di Wunut berasal dari
  bocoran Porong-1. Namun pengukuran pressure ini menurutku menunjukkan
  Kujung masih OP. Kemungkinann lain adalah dahulunya Kujung Pernah
  bocor dengan melihat bukti adanya Paleo Colapse yg digambarkan oleh
  Arse di artikelnya di AAPG. Namun kemudian tertutup lagi dan kembali
  OP. Saya sendiri belum tahu apakah benar bisa buka-tuptup seperti ini.
  
  salam
  
  rdp
  
  
  --
  How to win the game without breaking the rule -- make the new one !
  
  -
  - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
  - Call For Papers until 26 May 2006
  - Submit to: [EMAIL PROTECTED]
  -
  To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
  To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
  Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
  Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
  Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
  No. Rek: 123 0085005314
  Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
  Bank BCA KCP. Manara Mulia
  No. Rekening: 255-1088580
  A/n: Shinta Damayanti
  IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut

2006-06-21 Terurut Topik Ismed Mahmud

Kalau 'cementing job' setelah 'run casing' itu jelek,biasanya hasil LOT yang
didapat tidak merefleksikan fracture gradient dari lithology
sekitarnya,karena titik lemahnya itu sendiri di 'casing shoe'.
Memang betul nilai LOT tidak bisa dijadikan pembatas maximum ECD yang dapat
dipergunakan karena secara teori ,keseimbangan tekanan di bawah sana telah
terganggu dengan 'leak' itu sendiri,sehingga perlu dicari keseimbangan baru
yang kalau kita di sini menyebutkan sebagai 'stabilized LOT' yang harganya
lebih kecil dari LOT itu sendiri dan ini dijadikan sebagai batas maximum ECD
yang bisa dipakai.
angka stabilized LOT itu bisa didapat ketika melakukan LOT job.


On 6/21/06, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:


Saya pernah kursus tentang pressure juga soal breakout (stress
analysis by hole shape indicator). Disitu dibilang bahwa LOT kadang
tidak berarti apa-apa (?)

LOT itu lebih menunjukkan max Lithostatic Stress that rocks can handle
(break out pressure).
LOT tidak menunjukkan PorePressure (Formation Pressure).
Jadi kalau menggunakan nilai LOT sebagai pembatas maksimum MW, bukan
berarti ada jaminan tidak loss dibawah nilai LOT.

RDP


On 6/21/06, Ismed Mahmud [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kalau tidak salah minimum principal stress dapat dihitung dari data LOT
 (Leak off Test).
 jadi untuk prognosis pre-drilling ambil saja data LOT sumur sekitarnya.
 Dalam 100 feet  bisa saja terjadi variasi PP,jadi disitulah gunanya
casing
 untuk di set.
 Dimensi breakout dan induced fracture sebetulnya bisa diketahui dengan
 meng-simulasi pressure terhadap sample core yang ada,tentunya ini
dilakukan
 di Lab.

Kalau prognosis pre-drilling magnitude kuantitatif minimum principal
   stresses biasanya ditentukan gimana? pemodelan?
  
 bisa tidak terjadi variasi MWFP dan MWFD dalam satu section
   lubang-bor yang pendek (katakan 100 feet-an) yang bisa bikin macem2
   fenomena wellbore failure (eg breakout dan induced fracture
  selang-seling
   dalam section tsb?)..ECD naon? Dimensi breakout dan induced fracture
  bisa
   sampai berapa sich vertically dan laterally away from well-bore?
  
 maap banyak nanya dan thx untuk sharenya,
 shb
 --
  
  Leo Anis [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Ingin sedikit koreksi, setau saya jika MWFP tidak akan selalu
  terjadi
  losses, krn. jika drilling overbalance (yg. biasanya selalu dilakukan
  selain drilling underbalance dimana MWutk. menghindari fenomena kick.
  Losses akan terjadi terutama di fractured
  formation/permeable form. jika MW atau ECD lebih besar dr. minimum
  principal stresses (atau frac. openin/closing pressure)
  
  Salam
  Leo Anis
  At 09:31 PM 6/20/2006, you wrote:
   Sorri salah ketik dikit dan nambah.
   Loss Mud itu hanyalah MW FP, tetapi bukan berarti FP  HP
   MW = Mud Weight
   FO = Formation Pressure
   HP = hydrostatic pressure.
   
   Yang saya duga terjadi adalah, Ketika masuk di Kujung terjadi loss,
   mungkin bukan hilang masuk ke Kujung. Mungkin masuk ke formasi
   diatasnya. Ketika loss selalu komplikasi dengan gain karena kolom
   lumpur akan berkurang dan yg nendang berikutnya justru dari
Kujung.
   
   Kalau melihat air yg keluar, sepertinya air dari Kujung yang
bercampur
   dengan shale/clas diatasnya yang membentuk lumpur (mud) volkano.
   
   rdp
   
   On 6/20/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote:
   On 6/20/06, Andang Bachtiar wrote:
 OVERPRESSURE). Nah, begitu masuk ke Kujung (presumably)
terjadilah
  Loss
 Circulation. Jadi, Kujungnya sendiri mungkin tidak
overpressure.
 Selebihnya: persepsi Fauzan sudah sama dengan maksud saya.

 Salam

 ADB
   
   Sepertinya Pak Andang harus melihat berapa pressure di Kujung 
   baru berbicara apakah Kujung OP atau tidak.
   Loss Mud itu hanyalah MW FM tetapi bukan berarti FP  HP
   (hydrostatic pressure.)
   Terminology OP itu dibandingkan dengan HP bukan dengan MW.
   
   Kalau Pak Andang menengok sumur Porong-1. maka pengukuran pressure
   dengan RFT di Kujung sudah menunjukkan Formation pressure 15.7 ppg
...
   ini jelas overpressure Pak ADB.
   Di sumur BD-1/2 anda akan lihat wellhead flowing pressure mencapai
   6000pst utk test dikedalaman sekitar 1 feet. Nah karena kita
tahu
   yg keluar Oil and Gas, tentunya bisa dikira-kira berapa formation
   presurenya. Dan disini juga Kujung sudah OP.
   
   Tetapi kalau benar di BP-1 Fm Kujung tidak OP malah ada hal yg
aneh,
   karena Kujung di Porong-1 dan BP-1 masih satu reef buildup.
   .
   Kesimpulan Kujung tidak OP ini mungkin karena salahsatu pendapat
di
   Lapindo karena dengan asumsi gas yang ada di Wunut berasal dari
   bocoran Porong-1. Namun pengukuran pressure ini menurutku
menunjukkan
   Kujung masih OP. Kemungkinann lain adalah dahulunya Kujung Pernah
   bocor dengan melihat bukti adanya Paleo Colapse yg digambarkan
oleh
   Arse di artikelnya di AAPG. Namun kemudian tertutup lagi dan
kembali
   OP. Saya sendiri belum tahu apakah benar bisa buka-tuptup seperti
ini.
   
   salam
   
   rdp
   
   
  

Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut

2006-06-21 Terurut Topik Nataniel Mangiwa

mas,
well yang di drill itu ada wsg nya toh? apa tidak ada sedikit cerita dari
wsg nya? apa memang ada policy-nya wsg dari well tsb tidak diperbolehkan
memberikan sedikit cerita? saya bener-bener interest untuk dengar cerita
langsung dari yg mengalami, atau mungkin tdc nya atau dari loggernya
mungkin.

::natan::


On 6/20/06, Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED] wrote:


Info tambahan untuk Fauzan:
Gambar sketsa yang ditayangkan kurang sempurna, karena sketsa itu saya
modifikasi dari slide-nya Tim IAGI (Pak Edy Sunardi) agak terburu-buru
dengan harapan dapat menampilkan konsep MUD VOLCANO-nya. Yang benar, data
DXc sumur menunjukkan mulai kedalaman +/- 1500-an feet kondisi section
yang
ditembus lubang sumur  sudah mulai overpressure, makin meningkat terus
sampai kedalaman 6200-an (termasuk section Upper Kalibeng Clay dr 2000-an
s/d 6100-an feet yang sampai 14.7ppg EMW pressurenya). Dari 6200-an ketika
mereka ketemu volcanic sandstone yang terus menerus sampai 9200-an DXc
menunjukkan konstan 14.7ppg EMW (mustinya kalo dikalibrasi ke shale
section
instead of sand, DXc akan turun ke level 14.7ppgemw,.. WALAUPUN MASIH
TETEP
OVERPRESSURE). Nah, begitu masuk ke Kujung (presumably) terjadilah Loss
Circulation. Jadi, Kujungnya sendiri mungkin tidak overpressure.
Selebihnya: persepsi Fauzan sudah sama dengan maksud saya.

Salam

ADB

- Original Message -
From: Fauzan Arif [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, June 20, 2006 6:47 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut


 mohon dikoreksi..
 Yang saya tangkap dari wawancara ADB di Metro
 Ada dua overpressure zones (kalibeng shale (...') dan kujung (8000')),
dan
 zona diantaranya normal pressure. (??)
 semburan berasal dari kalibeng shale (depth...) dan belum dicasing (??)
 Kalibeng shale overpressure --- rapid sedimentation(???)
 Kenapa ada semburan???fractures
 apa yang memicu fracturing??earthquake??mungkin (ada yg lain?)
 mohon geoscientist yg lain mengkoreksi dan menambahi...

 Fauzan Arif


 - Original Message -
 From: Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Tuesday, June 20, 2006 4:06 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6 (was : Pengamat
 Perminyakan dan Lumpur Panas)


 Session tanya jawabnya bisa ditulis ulang dan disebarkan lewat milist
ini
 supaya semua bisa tahu. gimana? setuju khan?


 On 6/20/06, Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Insya Allah jam 6 sore nanti ADB akan bicara di Metro TV soal Lumpur
 Porong mudah2an masyarakat jadi lebih jelas dan penjelasan tsb
bisa
 ikut
 menenangkan situasi...

 ar




 -
 -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 -  Call For Papers until 26 May 2006 -  Submit to:
 [EMAIL PROTECTED]
-
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut

2006-06-21 Terurut Topik Yogi . PRIYADI
Sodara Natan,

Pernah denger cerita khan ketika ada rig blow out...orang2 yang ada disana
setelah dievakuasi ga langsung boleh pulang, tapi dikarantina selama
beberapa hari..sampai company ngeluarin statement resmi/suasana
redamungkin aja mereka dikarantina hehe.btw, biasanya kalo ga pada
cerita, berarti memang ada yang aneh coy :)...

rgds,
YP



|-+
| |   Nataniel|
| |   Mangiwa |
| |   nataniel.mangiwa|
| |   @gmail.com  |
| ||
| |   06/21/2006 04:22 |
| |   PM   |
| |   Please respond to|
| |   iagi-net |
| ||
|-+
  
-|
  | 
|
  |   To:   iagi-net@iagi.or.id 
|
  |   cc:   
|
  |   Subject:  Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih 
lanjut  |
  
-|




mas,
well yang di drill itu ada wsg nya toh? apa tidak ada sedikit cerita dari
wsg nya? apa memang ada policy-nya wsg dari well tsb tidak diperbolehkan
memberikan sedikit cerita? saya bener-bener interest untuk dengar cerita
langsung dari yg mengalami, atau mungkin tdc nya atau dari loggernya
mungkin.

::natan::


On 6/20/06, Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Info tambahan untuk Fauzan:
 Gambar sketsa yang ditayangkan kurang sempurna, karena sketsa itu saya
 modifikasi dari slide-nya Tim IAGI (Pak Edy Sunardi) agak terburu-buru
 dengan harapan dapat menampilkan konsep MUD VOLCANO-nya. Yang benar, data
 DXc sumur menunjukkan mulai kedalaman +/- 1500-an feet kondisi section
 yang
 ditembus lubang sumur  sudah mulai overpressure, makin meningkat terus
 sampai kedalaman 6200-an (termasuk section Upper Kalibeng Clay dr 2000-an
 s/d 6100-an feet yang sampai 14.7ppg EMW pressurenya). Dari 6200-an
ketika
 mereka ketemu volcanic sandstone yang terus menerus sampai 9200-an DXc
 menunjukkan konstan 14.7ppg EMW (mustinya kalo dikalibrasi ke shale
 section
 instead of sand, DXc akan turun ke level 14.7ppgemw,.. WALAUPUN MASIH
 TETEP
 OVERPRESSURE). Nah, begitu masuk ke Kujung (presumably) terjadilah Loss
 Circulation. Jadi, Kujungnya sendiri mungkin tidak overpressure.
 Selebihnya: persepsi Fauzan sudah sama dengan maksud saya.

 Salam

 ADB

 - Original Message -
 From: Fauzan Arif [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Tuesday, June 20, 2006 6:47 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut


  mohon dikoreksi..
  Yang saya tangkap dari wawancara ADB di Metro
  Ada dua overpressure zones (kalibeng shale (...') dan kujung (8000')),
 dan
  zona diantaranya normal pressure. (??)
  semburan berasal dari kalibeng shale (depth...) dan belum dicasing (??)
  Kalibeng shale overpressure --- rapid sedimentation(???)
  Kenapa ada semburan???fractures
  apa yang memicu fracturing??earthquake??mungkin (ada yg lain?)
  mohon geoscientist yg lain mengkoreksi dan menambahi...
 
  Fauzan Arif
 
 
  - Original Message -
  From: Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED]
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Tuesday, June 20, 2006 4:06 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6 (was : Pengamat
  Perminyakan dan Lumpur Panas)
 
 
  Session tanya jawabnya bisa ditulis ulang dan disebarkan lewat milist
 ini
  supaya semua bisa tahu. gimana? setuju khan?
 
 
  On 6/20/06, Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Insya Allah jam 6 sore nanti ADB akan bicara di Metro TV soal Lumpur
  Porong mudah2an masyarakat jadi lebih jelas dan penjelasan tsb
 bisa
  ikut
  menenangkan situasi...
 
  ar
 
 
 
 
  -
  -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
  -  Call For Papers until 26 May 2006 -  Submit to:
  [EMAIL PROTECTED]
 -
  To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
  To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
  Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
  Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
  Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
  No. Rek: 123 0085005314
  Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
  Bank BCA KCP. Manara Mulia
  No. Rekening: 255-1088580
  A/n: Shinta Damayanti
  IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net

Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut

2006-06-21 Terurut Topik Ben Sapiie
Memang masih banyak yang harus dipertanyakan dan yang harus dipetakan 
lagi...tetapi paling tidak sekarang sudah ada penjelasan2 yang bersifat 
rinci serta gambaran situasi geolologi dan beberapa diskusi yang menyakut 
mekanik. Dari data  seismiknya sebenarnya saya malahan masih mempertanyakan 
ada atau tidak reefnya??? Fault juga banyak sekali dan beberapa memotong 
target Kunjung?? bahkan kemungkinan besar sekali memotong BJP-1. Statusnya 
sendiri belum jelas. Jika MW FP sangat memungkinkan berakibat pada Fault 
Reactivation yang bisa menimbulkan lost circulation yang berkelanjutan 
menjadi jalan untuk eruption diluar sumur. Saya akan sangat sulit 
membayangkan kalau Kujung Pressure  HP, terutama pada kedalaman 9000ft.


Kalau dilihat dari tectonics mungkin stress regime adalah thrust yaitu 
ShmaxShminSv dimana system stress sangat memungkinkan membentuk breakout 
karena penekanan pada lubang bor belum lagi ditambah overpressure dan 
pre-exisitng faults.  Saya kira faktor2 ini harus kita masukan dalam 
equation failure sehingga dapat model yang maximum.


Anyway, next step IAGI team sudah punya banyak bahan untuk ditindak lanjuti 
supaya diskusi2 net ini bermanfaat.


Salam,

Ben Sapiie

- Original Message - 
From: Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, June 20, 2006 9:48 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut



Thx info-nya Kang Vicky,...
Oleh karena tidak yakin itulah maka saya menambahkan kata mungkin tidak 
overpressure untuk Kujung (perhatikan kembali statement saya yang anda 
quote dalam teks)


Kemungkinan lainnya:
- Kujung puya pressure lebih kecil dari section di atasnya (karena H2S 
hanya keluar di awal2 semburan waktu KICK, dan H2S adalah ciri dari fluida 
Kujung di daerah tsb). Karena pressurenya lebih kecil dari section 
diatasnya (walaupun tetap overpressure), maka pada fasa-fasa berikutnya 
dari semburan (setelah KICK), fluida dari Kujung tidak dapat lagi naik ke 
atas karena tidak mungkin fluida dg pressure yg lebih kecil bisa naik ke 
permukaan melewati zoan yang pressure-nya lebih besar. Hal ini dikuatkan 
dg bukti mengecilnya (dan hilangnya) kadar H2S di fasa-fasa lanjut dari 
semburan.


Komentar lainnya:
- Belum tentu juga Kujung yang ditembus di TD yang menyebabkan loss 
circulation,... bisa juga: FAULT (ingat: section Kalibeng di BP-1 jauh 
lebih panjang dr section serupa di Porong-1, malahan dalam prognosisnya 
sebenarnya kawan2 Lapindo memprediksi top Kujung pada 8500 feet -- bukan 
9290an feet --  berarti ada kesalahan prediksi berupa penebalan +/- 790 
feet dari section Kalibeng tersebut. Apakah ini karena T-D conversionnya 
kurang pas, atau karena faktor struktur-stratigrafi,... perlu diurai lebih 
lanjut)


Komentar lainnya lagi:
- Bisa jadi Reef Kujung di BP-1 tidak satu build-up yang sama dg Reef di 
Porong-1 () Bukti hanya baru dari pemetaan seismik, belum 
proven dengan pengeboran dan pengukuran pressure yang sempurna pada 
kedua sumur tersebut.



Salam

adb
arema


- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, June 20, 2006 9:22 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut



On 6/20/06, Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED] wrote:

OVERPRESSURE). Nah, begitu masuk ke Kujung (presumably) terjadilah Loss
Circulation. Jadi, Kujungnya sendiri mungkin tidak overpressure.
Selebihnya: persepsi Fauzan sudah sama dengan maksud saya.

Salam

ADB


Sepertinya Pak Andang harus melihat berapa pressure di Kujung 
baru berbicara apakah Kujung OP atau tidak.
Loss Mud itu hanyalah MW FM tetapi bukan berarti FP  HP
(hydrostatic pressure.)
Terminology OP itu dibandingkan dengan HP bukan dengan MW.

Kalau Pak Andang menengok sumur Porong-1. maka pengukuran pressure
dengan RFT di Kujung sudah menunjukkan Formation pressure 15.7 ppg ...
ini jelas overpressure Pak ADB.
Di sumur BD-1/2 anda akan lihat wellhead flowing pressure mencapai
6000pst utk test dikedalaman sekitar 1 feet. Nah karena kita tahu
yg keluar Oil and Gas, tentunya bisa dikira-kira berapa formation
presurenya. Dan disini juga Kujung sudah OP.

Tetapi kalau benar di BP-1 Fm Kujung tidak OP malah ada hal yg aneh,
karena Kujung di Porong-1 dan BP-1 masih satu reef buildup.
.
Kesimpulan Kujung tidak OP ini mungkin karena salahsatu pendapat di
Lapindo karena dengan asumsi gas yang ada di Wunut berasal dari
bocoran Porong-1. Namun pengukuran pressure ini menurutku menunjukkan
Kujung masih OP. Kemungkinann lain adalah dahulunya Kujung Pernah
bocor dengan melihat bukti adanya Paleo Colapse yg digambarkan oleh
Arse di artikelnya di AAPG. Namun kemudian tertutup lagi dan kembali
OP. Saya sendiri belum tahu apakah benar bisa buka-tuptup seperti ini.

salam

rdp

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 -  Submit to: 
[EMAIL

[iagi-net-l] Reef Banjar Panji (was RE: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut)

2006-06-21 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Dari data seismik, offset well Porong-1, dan sedimentasi regional di wilayah 
ini (a.l : Satyana  Djumlati, 2003 : Oligo-Miocene Carbonates of the East Java 
Basin...AAPG Barcelona Conference), sangat kuat bahwa reef Banjar Panji (BP) 
akan muncul di lokasi BP. 

Reef BP menempati pojok paling baratdaya dari BD ridge. Ke timur lautnya, ada 
Porong reef dan Banjar Sari reef, yang ke offshore Selat Madura bersambung ke 
seri reef KE dan terakhir reef BD. Belajar dari semua pinnacle reefs yang 
muncul di isolated platforms (ridge) di East Java Basin - yaitu bahwa semua 
ridge tersebut miring ke baratdaya - maka reef2 yang lokasinya di pojok 
baratdaya setiap ridge akan menderita penenggelaman yang paling besar sehingga 
pertumbuhannya akan yang paling minimum.

Begitu pula dengan reef Banjar Panji. Reef ini berbeda dengan reef Porong dan 
sekuen (stage) di BP tak sebanyak stage di Porong sebab reef BP-Porong-Banjar 
Sari tumbuh secara backstepping ke arah Banjar Sari sehingga stages yang paling 
lengkap akan ada di Banjar Sari. Lalu, kita pun harus melibatkan volkanisme 
Oligo-Miosen di selatan Jawa pada saat pertumbuhan reef-reef di BD Ridge ini 
karena ridge ini merupakan ridge paling selatan yang secara ruang dan waktu 
menempati wilayah dan periode geologi yang sama dengan volkanisme Oligo-Miosen 
(Awal) (Satyana, 2005 : Oligo-Miocene Carbonates of Java : Tectonic-Volcanic 
Setting and Petroleum Implications - Proceedings IPA). Reef BP berpeluang yang 
akan mati terlebih dahulu di samping ia menderita penenggelaman paling 
maksimum, juga ia yang paling dekat dengan sumber volkanisme di jalur selatan 
Jawa. Terbukti, bahwa di atas sekuen reef BP ditemukan sedimen volkaniklastik 
yang di Porong tidak muncul. Tinggal kita dating saja volkaniklastik ini masuk 
ke formasi mana, apakah Semilir, apakah Lower Kalibeng. Tetapi, poros 
volkanisme dari Miosen Awal-Kuarter kelihatannya tak banyak bergeser di wilayah 
sekitar BP ini, terbukti bahwa ia pun sekarang ada di areal volcanic cone Kelud.

Setiap reef yang paling tenggelam dan sekuennya tak lengkap tak harus yang 
paling buruk, bahkan bisa sebaliknya (ia lebih bagus dari reef yang stages-nya 
terus tumbuh). Bukti ini muncul di reef2 yang dibor Pertamina di East Cepu 
Ridge, yaitu memperbandingkan antara Kedungtuban dan Randublatung (Purwaningsih 
et al., 2002 : Evolution of the late Oligocene Kujung reef complex in the 
western East Cepu High - Proceedings IAGI). Randublatung lebih baratdaya 
daripada Kedungtuban, lebih tenggelam, dan sekuennya tak lengkap. Tetapi saat 
dibor, ia lebih porous dan punya gas lebih banyak, bahkan menyebabkan blow out 
saat gas kick-nya tak terkendali. Reef Banyu Urip pun lebih tenggelam daripada 
Sukowati dan Mudi, tetapi ia lebih prospektif.

Semoga kasus erupsi lumpur di Banjar Panji tak mengurangi niat untuk tetap 
mengeksplorasi reef-reef Oligo-Miosen ini di East Java Basin. Hanya, yang sulit 
sekarang, adalah bagaimana meyakinkan masyarakat Sidoarjo dan masyarakat 
wilayah lain di Jawa Timur, bahwa kasus Banjar Panji bukanlah semua kasus 
pengeboran eksplorasi pada umumnya.

Salam,
awang
 
-Original Message-
From: Ben Sapiie [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, June 21, 2006 9:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut

Memang masih banyak yang harus dipertanyakan dan yang harus dipetakan 
lagi...tetapi paling tidak sekarang sudah ada penjelasan2 yang bersifat 
rinci serta gambaran situasi geolologi dan beberapa diskusi yang menyakut 
mekanik. Dari data  seismiknya sebenarnya saya malahan masih mempertanyakan 
ada atau tidak reefnya??? -cut

-- 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.9.2/370 - Release Date: 6/20/2006
 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut

2006-06-21 Terurut Topik sanggam hutabarat
Pak Mino
  data electrical images Kujung bisanya memperlihatkan SHmax berarah NE-SW dan 
SHmin NW-SE (arah breakout) dan memang tampaknya dominan regim compresi/thrust. 
Kujung sendiri umumnya dapat dikategorikan Fractured Reservoir Type 2 
(kombinasi vugular dan fracture). Fracture tektonik yang terbuka umumnya 
sejajar SHmax. Namun arah2 pada Kujung di beberapa sumur  lainnya reservoirnya 
highly variable (fracture lebih dominan dari vugular dan sebaliknya) misalnya 
SHmaxnya malah N-S dan fracture dominant W-E..Jadi memang local control, 
drilling practice dan faktor lainnya memang patut dipertimbangkan..
   
  sgm
  --
  

Ben Sapiie [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Memang masih banyak yang harus dipertanyakan dan yang harus dipetakan 
lagi...tetapi paling tidak sekarang sudah ada penjelasan2 yang bersifat 
rinci serta gambaran situasi geolologi dan beberapa diskusi yang menyakut 
mekanik. Dari data seismiknya sebenarnya saya malahan masih mempertanyakan 
ada atau tidak reefnya??? Fault juga banyak sekali dan beberapa memotong 
target Kunjung?? bahkan kemungkinan besar sekali memotong BJP-1. Statusnya 
sendiri belum jelas. Jika MW FP sangat memungkinkan berakibat pada Fault 
Reactivation yang bisa menimbulkan lost circulation yang berkelanjutan 
menjadi jalan untuk eruption diluar sumur. Saya akan sangat sulit 
membayangkan kalau Kujung Pressure  HP, terutama pada kedalaman 9000ft.

Kalau dilihat dari tectonics mungkin stress regime adalah thrust yaitu 
ShmaxShminSv dimana system stress sangat memungkinkan membentuk breakout 
karena penekanan pada lubang bor belum lagi ditambah overpressure dan 
pre-exisitng faults. Saya kira faktor2 ini harus kita masukan dalam 
equation failure sehingga dapat model yang maximum.

Anyway, next step IAGI team sudah punya banyak bahan untuk ditindak lanjuti 
supaya diskusi2 net ini bermanfaat.

Salam,

Ben Sapiie

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut

2006-06-20 Terurut Topik Fauzan Arif

mohon dikoreksi..
Yang saya tangkap dari wawancara ADB di Metro
Ada dua overpressure zones (kalibeng shale (...') dan kujung (8000')), dan 
zona diantaranya normal pressure. (??)

semburan berasal dari kalibeng shale (depth...) dan belum dicasing (??)
Kalibeng shale overpressure --- rapid sedimentation(???)
Kenapa ada semburan???fractures
apa yang memicu fracturing??earthquake??mungkin (ada yg lain?)
mohon geoscientist yg lain mengkoreksi dan menambahi...

Fauzan Arif


- Original Message - 
From: Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, June 20, 2006 4:06 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6 (was : Pengamat Perminyakan 
dan Lumpur Panas)




Session tanya jawabnya bisa ditulis ulang dan disebarkan lewat milist ini
supaya semua bisa tahu. gimana? setuju khan?


On 6/20/06, Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:


Insya Allah jam 6 sore nanti ADB akan bicara di Metro TV soal Lumpur
Porong mudah2an masyarakat jadi lebih jelas dan penjelasan tsb bisa 
ikut

menenangkan situasi...

ar






-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut

2006-06-20 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Sorri salah ketik dikit dan nambah.
Loss Mud itu hanyalah MW FP, tetapi bukan berarti FP  HP
MW = Mud Weight
FO = Formation Pressure
HP = hydrostatic pressure.

Yang saya duga terjadi adalah, Ketika masuk di Kujung terjadi loss,
mungkin bukan hilang masuk ke Kujung. Mungkin masuk ke formasi
diatasnya. Ketika loss selalu komplikasi dengan gain karena kolom
lumpur akan berkurang dan yg nendang berikutnya justru dari Kujung.

Kalau melihat air yg keluar, sepertinya air dari Kujung yang bercampur
dengan shale/clas diatasnya yang membentuk lumpur (mud) volkano.

rdp

On 6/20/06, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:

On 6/20/06, Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED] wrote:
 OVERPRESSURE). Nah, begitu masuk ke Kujung (presumably) terjadilah Loss
 Circulation. Jadi, Kujungnya sendiri mungkin tidak overpressure.
 Selebihnya: persepsi Fauzan sudah sama dengan maksud saya.

 Salam

 ADB

Sepertinya Pak Andang harus melihat berapa pressure di Kujung 
baru berbicara apakah Kujung OP atau tidak.
Loss Mud itu hanyalah MW FM tetapi bukan berarti FP  HP
(hydrostatic pressure.)
Terminology OP itu dibandingkan dengan HP bukan dengan MW.

Kalau Pak Andang menengok sumur Porong-1. maka pengukuran pressure
dengan RFT di Kujung sudah menunjukkan Formation pressure 15.7 ppg ...
ini jelas overpressure Pak ADB.
Di sumur BD-1/2 anda akan lihat wellhead flowing pressure mencapai
6000pst utk test dikedalaman sekitar 1 feet. Nah karena kita tahu
yg keluar Oil and Gas, tentunya bisa dikira-kira berapa formation
presurenya. Dan disini juga Kujung sudah OP.

Tetapi kalau benar di BP-1 Fm Kujung tidak OP malah ada hal yg aneh,
karena Kujung di Porong-1 dan BP-1 masih satu reef buildup.
.
Kesimpulan Kujung tidak OP ini mungkin karena salahsatu pendapat di
Lapindo karena dengan asumsi gas yang ada di Wunut berasal dari
bocoran Porong-1. Namun pengukuran pressure ini menurutku menunjukkan
Kujung masih OP. Kemungkinann lain adalah dahulunya Kujung Pernah
bocor dengan melihat bukti adanya Paleo Colapse yg digambarkan oleh
Arse di artikelnya di AAPG. Namun kemudian tertutup lagi dan kembali
OP. Saya sendiri belum tahu apakah benar bisa buka-tuptup seperti ini.

salam

rdp




--
How to win the game without breaking the rule -- make the new one !

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut

2006-06-20 Terurut Topik Andang Bachtiar

Thx info-nya Kang Vicky,...
Oleh karena tidak yakin itulah maka saya menambahkan kata mungkin tidak 
overpressure untuk Kujung (perhatikan kembali statement saya yang anda quote 
dalam teks)


Kemungkinan lainnya:
- Kujung puya pressure lebih kecil dari section di atasnya (karena H2S hanya 
keluar di awal2 semburan waktu KICK, dan H2S adalah ciri dari fluida Kujung 
di daerah tsb). Karena pressurenya lebih kecil dari section diatasnya 
(walaupun tetap overpressure), maka pada fasa-fasa berikutnya dari semburan 
(setelah KICK), fluida dari Kujung tidak dapat lagi naik ke atas karena 
tidak mungkin fluida dg pressure yg lebih kecil bisa naik ke permukaan 
melewati zoan yang pressure-nya lebih besar. Hal ini dikuatkan dg bukti 
mengecilnya (dan hilangnya) kadar H2S di fasa-fasa lanjut dari semburan.


Komentar lainnya:
- Belum tentu juga Kujung yang ditembus di TD yang menyebabkan loss 
circulation,... bisa juga: FAULT (ingat: section Kalibeng di BP-1 jauh lebih 
panjang dr section serupa di Porong-1, malahan dalam prognosisnya sebenarnya 
kawan2 Lapindo memprediksi top Kujung pada 8500 feet -- bukan 9290an feet --  
berarti ada kesalahan prediksi berupa penebalan +/- 790 feet dari section 
Kalibeng tersebut. Apakah ini karena T-D conversionnya kurang pas, atau 
karena faktor struktur-stratigrafi,... perlu diurai lebih lanjut)


Komentar lainnya lagi:
- Bisa jadi Reef Kujung di BP-1 tidak satu build-up yang sama dg Reef di 
Porong-1 () Bukti hanya baru dari pemetaan seismik, belum 
proven dengan pengeboran dan pengukuran pressure yang sempurna pada kedua 
sumur tersebut.



Salam

adb
arema


- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, June 20, 2006 9:22 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut



On 6/20/06, Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED] wrote:

OVERPRESSURE). Nah, begitu masuk ke Kujung (presumably) terjadilah Loss
Circulation. Jadi, Kujungnya sendiri mungkin tidak overpressure.
Selebihnya: persepsi Fauzan sudah sama dengan maksud saya.

Salam

ADB


Sepertinya Pak Andang harus melihat berapa pressure di Kujung 
baru berbicara apakah Kujung OP atau tidak.
Loss Mud itu hanyalah MW FM tetapi bukan berarti FP  HP
(hydrostatic pressure.)
Terminology OP itu dibandingkan dengan HP bukan dengan MW.

Kalau Pak Andang menengok sumur Porong-1. maka pengukuran pressure
dengan RFT di Kujung sudah menunjukkan Formation pressure 15.7 ppg ...
ini jelas overpressure Pak ADB.
Di sumur BD-1/2 anda akan lihat wellhead flowing pressure mencapai
6000pst utk test dikedalaman sekitar 1 feet. Nah karena kita tahu
yg keluar Oil and Gas, tentunya bisa dikira-kira berapa formation
presurenya. Dan disini juga Kujung sudah OP.

Tetapi kalau benar di BP-1 Fm Kujung tidak OP malah ada hal yg aneh,
karena Kujung di Porong-1 dan BP-1 masih satu reef buildup.
.
Kesimpulan Kujung tidak OP ini mungkin karena salahsatu pendapat di
Lapindo karena dengan asumsi gas yang ada di Wunut berasal dari
bocoran Porong-1. Namun pengukuran pressure ini menurutku menunjukkan
Kujung masih OP. Kemungkinann lain adalah dahulunya Kujung Pernah
bocor dengan melihat bukti adanya Paleo Colapse yg digambarkan oleh
Arse di artikelnya di AAPG. Namun kemudian tertutup lagi dan kembali
OP. Saya sendiri belum tahu apakah benar bisa buka-tuptup seperti ini.

salam

rdp

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 -  Submit to: 
[EMAIL PROTECTED]-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
- 


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net

Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut-overpressure?

2006-06-20 Terurut Topik B. Pujasmadi
Saya belum bisa memahami terjadinya overpressure di batuan karbonat. Mungkin 
ada yang bisa menjelaskan secara singkat teorinya. Jangan-jangan formation 
pressure yang 15.7 ppg itu supercharge? Adakah data PLT yang mendukung?
   
  BPJ

Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Thx info-nya Kang Vicky,...
Oleh karena tidak yakin itulah maka saya menambahkan kata mungkin tidak 
overpressure untuk Kujung (perhatikan kembali statement saya yang anda quote 
dalam teks)

Kemungkinan lainnya:
- Kujung puya pressure lebih kecil dari section di atasnya (karena H2S hanya 
keluar di awal2 semburan waktu KICK, dan H2S adalah ciri dari fluida Kujung 
di daerah tsb). Karena pressurenya lebih kecil dari section diatasnya 
(walaupun tetap overpressure), maka pada fasa-fasa berikutnya dari semburan 
(setelah KICK), fluida dari Kujung tidak dapat lagi naik ke atas karena 
tidak mungkin fluida dg pressure yg lebih kecil bisa naik ke permukaan 
melewati zoan yang pressure-nya lebih besar. Hal ini dikuatkan dg bukti 
mengecilnya (dan hilangnya) kadar H2S di fasa-fasa lanjut dari semburan.

Komentar lainnya:
- Belum tentu juga Kujung yang ditembus di TD yang menyebabkan loss 
circulation,... bisa juga: FAULT (ingat: section Kalibeng di BP-1 jauh lebih 
panjang dr section serupa di Porong-1, malahan dalam prognosisnya sebenarnya 
kawan2 Lapindo memprediksi top Kujung pada 8500 feet -- bukan 9290an feet -- 
berarti ada kesalahan prediksi berupa penebalan +/- 790 feet dari section 
Kalibeng tersebut. Apakah ini karena T-D conversionnya kurang pas, atau 
karena faktor struktur-stratigrafi,... perlu diurai lebih lanjut)

Komentar lainnya lagi:
- Bisa jadi Reef Kujung di BP-1 tidak satu build-up yang sama dg Reef di 
Porong-1 () Bukti hanya baru dari pemetaan seismik, belum 
proven dengan pengeboran dan pengukuran pressure yang sempurna pada kedua 
sumur tersebut.


Salam

adb
arema


- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: 
Sent: Tuesday, June 20, 2006 9:22 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut


 On 6/20/06, Andang Bachtiar wrote:
 OVERPRESSURE). Nah, begitu masuk ke Kujung (presumably) terjadilah Loss
 Circulation. Jadi, Kujungnya sendiri mungkin tidak overpressure.
 Selebihnya: persepsi Fauzan sudah sama dengan maksud saya.

 Salam

 ADB

 Sepertinya Pak Andang harus melihat berapa pressure di Kujung 
 baru berbicara apakah Kujung OP atau tidak.
 Loss Mud itu hanyalah MW FM tetapi bukan berarti FP  HP
 (hydrostatic pressure.)
 Terminology OP itu dibandingkan dengan HP bukan dengan MW.

 Kalau Pak Andang menengok sumur Porong-1. maka pengukuran pressure
 dengan RFT di Kujung sudah menunjukkan Formation pressure 15.7 ppg ...
 ini jelas overpressure Pak ADB.
 Di sumur BD-1/2 anda akan lihat wellhead flowing pressure mencapai
 6000pst utk test dikedalaman sekitar 1 feet. Nah karena kita tahu
 yg keluar Oil and Gas, tentunya bisa dikira-kira berapa formation
 presurenya. Dan disini juga Kujung sudah OP.

 Tetapi kalau benar di BP-1 Fm Kujung tidak OP malah ada hal yg aneh,
 karena Kujung di Porong-1 dan BP-1 masih satu reef buildup.
 .
 Kesimpulan Kujung tidak OP ini mungkin karena salahsatu pendapat di
 Lapindo karena dengan asumsi gas yang ada di Wunut berasal dari
 bocoran Porong-1. Namun pengukuran pressure ini menurutku menunjukkan
 Kujung masih OP. Kemungkinann lain adalah dahulunya Kujung Pernah
 bocor dengan melihat bukti adanya Paleo Colapse yg digambarkan oleh
 Arse di artikelnya di AAPG. Namun kemudian tertutup lagi dan kembali
 OP. Saya sendiri belum tahu apakah benar bisa buka-tuptup seperti ini.

 salam

 rdp

 -
 - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: 
 [EMAIL PROTECTED] 
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 - 

-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006 
- Submit to: [EMAIL PROTECTED] 
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek

Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut-overpressure?

2006-06-20 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Kalau memahahami overpressure di lensa batupasir yg berada diantara shale
bisa ngga ?

RDP

On 6/21/06, B. Pujasmadi [EMAIL PROTECTED] wrote:


Saya belum bisa memahami terjadinya overpressure di batuan karbonat.
Mungkin ada yang bisa menjelaskan secara singkat teorinya. Jangan-jangan
formation pressure yang 15.7 ppg itu supercharge? Adakah data PLT yang
mendukung?

  BPJ

Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Thx info-nya Kang Vicky,...
Oleh karena tidak yakin itulah maka saya menambahkan kata mungkin tidak
overpressure untuk Kujung (perhatikan kembali statement saya yang anda
quote
dalam teks)

Kemungkinan lainnya:
- Kujung puya pressure lebih kecil dari section di atasnya (karena H2S
hanya
keluar di awal2 semburan waktu KICK, dan H2S adalah ciri dari fluida
Kujung
di daerah tsb). Karena pressurenya lebih kecil dari section diatasnya
(walaupun tetap overpressure), maka pada fasa-fasa berikutnya dari
semburan
(setelah KICK), fluida dari Kujung tidak dapat lagi naik ke atas karena
tidak mungkin fluida dg pressure yg lebih kecil bisa naik ke permukaan
melewati zoan yang pressure-nya lebih besar. Hal ini dikuatkan dg bukti
mengecilnya (dan hilangnya) kadar H2S di fasa-fasa lanjut dari semburan.

Komentar lainnya:
- Belum tentu juga Kujung yang ditembus di TD yang menyebabkan loss
circulation,... bisa juga: FAULT (ingat: section Kalibeng di BP-1 jauh
lebih
panjang dr section serupa di Porong-1, malahan dalam prognosisnya
sebenarnya
kawan2 Lapindo memprediksi top Kujung pada 8500 feet -- bukan 9290an feet
--
berarti ada kesalahan prediksi berupa penebalan +/- 790 feet dari
section
Kalibeng tersebut. Apakah ini karena T-D conversionnya kurang pas, atau
karena faktor struktur-stratigrafi,... perlu diurai lebih lanjut)

Komentar lainnya lagi:
- Bisa jadi Reef Kujung di BP-1 tidak satu build-up yang sama dg Reef di
Porong-1 () Bukti hanya baru dari pemetaan seismik, belum
proven dengan pengeboran dan pengukuran pressure yang sempurna pada
kedua
sumur tersebut.


Salam

adb
arema


- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari
To:
Sent: Tuesday, June 20, 2006 9:22 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut


 On 6/20/06, Andang Bachtiar wrote:
 OVERPRESSURE). Nah, begitu masuk ke Kujung (presumably) terjadilah Loss
 Circulation. Jadi, Kujungnya sendiri mungkin tidak overpressure.
 Selebihnya: persepsi Fauzan sudah sama dengan maksud saya.

 Salam

 ADB

 Sepertinya Pak Andang harus melihat berapa pressure di Kujung 
 baru berbicara apakah Kujung OP atau tidak.
 Loss Mud itu hanyalah MW FM tetapi bukan berarti FP  HP
 (hydrostatic pressure.)
 Terminology OP itu dibandingkan dengan HP bukan dengan MW.

 Kalau Pak Andang menengok sumur Porong-1. maka pengukuran pressure
 dengan RFT di Kujung sudah menunjukkan Formation pressure 15.7 ppg ...
 ini jelas overpressure Pak ADB.
 Di sumur BD-1/2 anda akan lihat wellhead flowing pressure mencapai
 6000pst utk test dikedalaman sekitar 1 feet. Nah karena kita tahu
 yg keluar Oil and Gas, tentunya bisa dikira-kira berapa formation
 presurenya. Dan disini juga Kujung sudah OP.

 Tetapi kalau benar di BP-1 Fm Kujung tidak OP malah ada hal yg aneh,
 karena Kujung di Porong-1 dan BP-1 masih satu reef buildup.
 .
 Kesimpulan Kujung tidak OP ini mungkin karena salahsatu pendapat di
 Lapindo karena dengan asumsi gas yang ada di Wunut berasal dari
 bocoran Porong-1. Namun pengukuran pressure ini menurutku menunjukkan
 Kujung masih OP. Kemungkinann lain adalah dahulunya Kujung Pernah
 bocor dengan melihat bukti adanya Paleo Colapse yg digambarkan oleh
 Arse di artikelnya di AAPG. Namun kemudian tertutup lagi dan kembali
 OP. Saya sendiri belum tahu apakah benar bisa buka-tuptup seperti ini.

 salam

 rdp

 -
 - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to:
 [EMAIL PROTECTED]
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -

-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006
- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke

Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut-overpressure?

2006-06-20 Terurut Topik B. Pujasmadi
Kalau lensa batupasir overpressure karena letaknya  di dalam shale yang 
overpressure, saya bisa memahami. Tapi untuk membuat formasi batugamping yang 
pelamparannya luas, berapa overpressure shale yang menyelimuti. Ini yang agak 
sulit saya pahami. 
   
  Kalau memang benar formation pressure 15.7 ppg, kemudian terjadi loss 
circulation, berapa berat lumpur yang dipakai waktu drilling. Saya kira kalau 
hanya 1-2 ppg di atas formation pressure, masih belum mengakibatkan lost 
circulation. Apakah di BP-1 drilling dengan mw  di atas 17 ppg? 
   
  BPJ
   
   
  
Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalau memahahami overpressure di lensa batupasir yg berada diantara shale
bisa ngga ?

RDP

On 6/21/06, B. Pujasmadi 
wrote:

 Saya belum bisa memahami terjadinya overpressure di batuan karbonat.
 Mungkin ada yang bisa menjelaskan secara singkat teorinya. Jangan-jangan
 formation pressure yang 15.7 ppg itu supercharge? Adakah data PLT yang
 mendukung?

 BPJ

 Andang Bachtiar wrote:
 Thx info-nya Kang Vicky,...
 Oleh karena tidak yakin itulah maka saya menambahkan kata mungkin tidak
 overpressure untuk Kujung (perhatikan kembali statement saya yang anda
 quote
 dalam teks)

 Kemungkinan lainnya:
 - Kujung puya pressure lebih kecil dari section di atasnya (karena H2S
 hanya
 keluar di awal2 semburan waktu KICK, dan H2S adalah ciri dari fluida
 Kujung
 di daerah tsb). Karena pressurenya lebih kecil dari section diatasnya
 (walaupun tetap overpressure), maka pada fasa-fasa berikutnya dari
 semburan
 (setelah KICK), fluida dari Kujung tidak dapat lagi naik ke atas karena
 tidak mungkin fluida dg pressure yg lebih kecil bisa naik ke permukaan
 melewati zoan yang pressure-nya lebih besar. Hal ini dikuatkan dg bukti
 mengecilnya (dan hilangnya) kadar H2S di fasa-fasa lanjut dari semburan.

 Komentar lainnya:
 - Belum tentu juga Kujung yang ditembus di TD yang menyebabkan loss
 circulation,... bisa juga: FAULT (ingat: section Kalibeng di BP-1 jauh
 lebih
 panjang dr section serupa di Porong-1, malahan dalam prognosisnya
 sebenarnya
 kawan2 Lapindo memprediksi top Kujung pada 8500 feet -- bukan 9290an feet
 --
 berarti ada kesalahan prediksi berupa penebalan +/- 790 feet dari
 section
 Kalibeng tersebut. Apakah ini karena T-D conversionnya kurang pas, atau
 karena faktor struktur-stratigrafi,... perlu diurai lebih lanjut)

 Komentar lainnya lagi:
 - Bisa jadi Reef Kujung di BP-1 tidak satu build-up yang sama dg Reef di
 Porong-1 () Bukti hanya baru dari pemetaan seismik, belum
 proven dengan pengeboran dan pengukuran pressure yang sempurna pada
 kedua
 sumur tersebut.


 Salam

 adb
 arema


 - Original Message -
 From: Rovicky Dwi Putrohari
 To:
 Sent: Tuesday, June 20, 2006 9:22 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut


  On 6/20/06, Andang Bachtiar wrote:
  OVERPRESSURE). Nah, begitu masuk ke Kujung (presumably) terjadilah Loss
  Circulation. Jadi, Kujungnya sendiri mungkin tidak overpressure.
  Selebihnya: persepsi Fauzan sudah sama dengan maksud saya.
 
  Salam
 
  ADB
 
  Sepertinya Pak Andang harus melihat berapa pressure di Kujung 
  baru berbicara apakah Kujung OP atau tidak.
  Loss Mud itu hanyalah MW FM tetapi bukan berarti FP  HP
  (hydrostatic pressure.)
  Terminology OP itu dibandingkan dengan HP bukan dengan MW.
 
  Kalau Pak Andang menengok sumur Porong-1. maka pengukuran pressure
  dengan RFT di Kujung sudah menunjukkan Formation pressure 15.7 ppg ...
  ini jelas overpressure Pak ADB.
  Di sumur BD-1/2 anda akan lihat wellhead flowing pressure mencapai
  6000pst utk test dikedalaman sekitar 1 feet. Nah karena kita tahu
  yg keluar Oil and Gas, tentunya bisa dikira-kira berapa formation
  presurenya. Dan disini juga Kujung sudah OP.
 
  Tetapi kalau benar di BP-1 Fm Kujung tidak OP malah ada hal yg aneh,
  karena Kujung di Porong-1 dan BP-1 masih satu reef buildup.
  .
  Kesimpulan Kujung tidak OP ini mungkin karena salahsatu pendapat di
  Lapindo karena dengan asumsi gas yang ada di Wunut berasal dari
  bocoran Porong-1. Namun pengukuran pressure ini menurutku menunjukkan
  Kujung masih OP. Kemungkinann lain adalah dahulunya Kujung Pernah
  bocor dengan melihat bukti adanya Paleo Colapse yg digambarkan oleh
  Arse di artikelnya di AAPG. Namun kemudian tertutup lagi dan kembali
  OP. Saya sendiri belum tahu apakah benar bisa buka-tuptup seperti ini.
 
  salam
 
  rdp
 
  -
  - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
  - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to:
  [EMAIL PROTECTED]
  To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
  To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
  Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
  Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
  Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
  No. Rek: 123 0085005314
  Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
  Bank BCA KCP. Manara Mulia
  No. Rekening: 255-1088580

Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut

2006-06-20 Terurut Topik Leo Anis
Ingin sedikit koreksi, setau saya jika MWFP tidak akan selalu terjadi 
losses, krn. jika drilling overbalance (yg. biasanya selalu dilakukan 
selain drilling underbalance dimana MWFP) MW selalu lebih besar dr. FP 
utk. menghindari fenomena kick. Losses akan terjadi terutama di fractured 
formation/permeable form. jika MW atau ECD lebih besar dr. minimum 
principal stresses (atau frac. openin/closing pressure)


Salam
Leo Anis
At 09:31 PM 6/20/2006, you wrote:

Sorri salah ketik dikit dan nambah.
Loss Mud itu hanyalah MW FP, tetapi bukan berarti FP  HP
MW = Mud Weight
FO = Formation Pressure
HP = hydrostatic pressure.

Yang saya duga terjadi adalah, Ketika masuk di Kujung terjadi loss,
mungkin bukan hilang masuk ke Kujung. Mungkin masuk ke formasi
diatasnya. Ketika loss selalu komplikasi dengan gain karena kolom
lumpur akan berkurang dan yg nendang berikutnya justru dari Kujung.

Kalau melihat air yg keluar, sepertinya air dari Kujung yang bercampur
dengan shale/clas diatasnya yang membentuk lumpur (mud) volkano.

rdp

On 6/20/06, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:

On 6/20/06, Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED] wrote:
 OVERPRESSURE). Nah, begitu masuk ke Kujung (presumably) terjadilah Loss
 Circulation. Jadi, Kujungnya sendiri mungkin tidak overpressure.
 Selebihnya: persepsi Fauzan sudah sama dengan maksud saya.

 Salam

 ADB

Sepertinya Pak Andang harus melihat berapa pressure di Kujung 
baru berbicara apakah Kujung OP atau tidak.
Loss Mud itu hanyalah MW FM tetapi bukan berarti FP  HP
(hydrostatic pressure.)
Terminology OP itu dibandingkan dengan HP bukan dengan MW.

Kalau Pak Andang menengok sumur Porong-1. maka pengukuran pressure
dengan RFT di Kujung sudah menunjukkan Formation pressure 15.7 ppg ...
ini jelas overpressure Pak ADB.
Di sumur BD-1/2 anda akan lihat wellhead flowing pressure mencapai
6000pst utk test dikedalaman sekitar 1 feet. Nah karena kita tahu
yg keluar Oil and Gas, tentunya bisa dikira-kira berapa formation
presurenya. Dan disini juga Kujung sudah OP.

Tetapi kalau benar di BP-1 Fm Kujung tidak OP malah ada hal yg aneh,
karena Kujung di Porong-1 dan BP-1 masih satu reef buildup.
.
Kesimpulan Kujung tidak OP ini mungkin karena salahsatu pendapat di
Lapindo karena dengan asumsi gas yang ada di Wunut berasal dari
bocoran Porong-1. Namun pengukuran pressure ini menurutku menunjukkan
Kujung masih OP. Kemungkinann lain adalah dahulunya Kujung Pernah
bocor dengan melihat bukti adanya Paleo Colapse yg digambarkan oleh
Arse di artikelnya di AAPG. Namun kemudian tertutup lagi dan kembali
OP. Saya sendiri belum tahu apakah benar bisa buka-tuptup seperti ini.

salam

rdp



--
How to win the game without breaking the rule -- make the new one !

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut

2006-06-20 Terurut Topik sanggam hutabarat
Le
   
  Kalau prognosis pre-drilling magnitude kuantitatif minimum principal stresses 
biasanya ditentukan gimana? pemodelan? 
   
  bisa tidak terjadi variasi MWFP dan MWFD dalam satu section lubang-bor yang 
pendek (katakan 100 feet-an) yang bisa bikin macem2 fenomena wellbore failure 
(eg breakout dan induced fracture selang-seling dalam section tsb?)..ECD naon? 
Dimensi breakout dan induced fracture bisa sampai berapa sich vertically dan 
laterally away from well-bore?
   
  maap banyak nanya dan thx untuk sharenya,
  shb
  -- 

Leo Anis [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Ingin sedikit koreksi, setau saya jika MWFP tidak akan selalu terjadi 
losses, krn. jika drilling overbalance (yg. biasanya selalu dilakukan 
selain drilling underbalance dimana MWutk. menghindari fenomena kick. Losses 
akan terjadi terutama di fractured 
formation/permeable form. jika MW atau ECD lebih besar dr. minimum 
principal stresses (atau frac. openin/closing pressure)

Salam
Leo Anis
At 09:31 PM 6/20/2006, you wrote:
Sorri salah ketik dikit dan nambah.
Loss Mud itu hanyalah MW FP, tetapi bukan berarti FP  HP
MW = Mud Weight
FO = Formation Pressure
HP = hydrostatic pressure.

Yang saya duga terjadi adalah, Ketika masuk di Kujung terjadi loss,
mungkin bukan hilang masuk ke Kujung. Mungkin masuk ke formasi
diatasnya. Ketika loss selalu komplikasi dengan gain karena kolom
lumpur akan berkurang dan yg nendang berikutnya justru dari Kujung.

Kalau melihat air yg keluar, sepertinya air dari Kujung yang bercampur
dengan shale/clas diatasnya yang membentuk lumpur (mud) volkano.

rdp

On 6/20/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote:
On 6/20/06, Andang Bachtiar wrote:
  OVERPRESSURE). Nah, begitu masuk ke Kujung (presumably) terjadilah Loss
  Circulation. Jadi, Kujungnya sendiri mungkin tidak overpressure.
  Selebihnya: persepsi Fauzan sudah sama dengan maksud saya.
 
  Salam
 
  ADB

Sepertinya Pak Andang harus melihat berapa pressure di Kujung 
baru berbicara apakah Kujung OP atau tidak.
Loss Mud itu hanyalah MW FM tetapi bukan berarti FP  HP
(hydrostatic pressure.)
Terminology OP itu dibandingkan dengan HP bukan dengan MW.

Kalau Pak Andang menengok sumur Porong-1. maka pengukuran pressure
dengan RFT di Kujung sudah menunjukkan Formation pressure 15.7 ppg ...
ini jelas overpressure Pak ADB.
Di sumur BD-1/2 anda akan lihat wellhead flowing pressure mencapai
6000pst utk test dikedalaman sekitar 1 feet. Nah karena kita tahu
yg keluar Oil and Gas, tentunya bisa dikira-kira berapa formation
presurenya. Dan disini juga Kujung sudah OP.

Tetapi kalau benar di BP-1 Fm Kujung tidak OP malah ada hal yg aneh,
karena Kujung di Porong-1 dan BP-1 masih satu reef buildup.
.
Kesimpulan Kujung tidak OP ini mungkin karena salahsatu pendapat di
Lapindo karena dengan asumsi gas yang ada di Wunut berasal dari
bocoran Porong-1. Namun pengukuran pressure ini menurutku menunjukkan
Kujung masih OP. Kemungkinann lain adalah dahulunya Kujung Pernah
bocor dengan melihat bukti adanya Paleo Colapse yg digambarkan oleh
Arse di artikelnya di AAPG. Namun kemudian tertutup lagi dan kembali
OP. Saya sendiri belum tahu apakah benar bisa buka-tuptup seperti ini.

salam

rdp


--
How to win the game without breaking the rule -- make the new one !

-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006
- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006 
- Submit to: [EMAIL PROTECTED] 
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut

2006-06-20 Terurut Topik B. Pujasmadi
Setahu saya terjadi lost circulation di atas bit depth bisa terjadi kalau MW di 
naikkan setelah menembus formasi tersebut hingge bit depth, atau terjadi 
penyumbatan di annulus.  Kalau tidak ada penambahan MW dan tidak ada 
peningkatan pressure di annulus, maka dapat dipastikan lost circulation terjadi 
at bit depth, bukan di atasnya, karena pada bit ada penambahan pressure dari 
bit nozzle. 
   
  Lain halnya kalau sudah ada zona lost di atas bit depth, kita tidak bisa tahu 
secara persis apakah terjadinya lost baru pada bit depth atau aktifasi zona 
loss di atasnya yang sudah ada.
   
  Jadi untuk mengetahui apakah lost di Kujung atau di atasnya perlu di cek, 
apakah ada penambahan MW sebelum masuk Kujung dan  apakah ada peningkatan pump 
pressure sebelum terjadi lost?
   
   
  BPJ
  

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sorri salah ketik dikit dan nambah.
Loss Mud itu hanyalah MW FP, tetapi bukan berarti FP  HP
MW = Mud Weight
FO = Formation Pressure
HP = hydrostatic pressure.

Yang saya duga terjadi adalah, Ketika masuk di Kujung terjadi loss,
mungkin bukan hilang masuk ke Kujung. Mungkin masuk ke formasi
diatasnya. Ketika loss selalu komplikasi dengan gain karena kolom
lumpur akan berkurang dan yg nendang berikutnya justru dari Kujung.

Kalau melihat air yg keluar, sepertinya air dari Kujung yang bercampur
dengan shale/clas diatasnya yang membentuk lumpur (mud) volkano.

rdp

On 6/20/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote:
 On 6/20/06, Andang Bachtiar wrote:
  OVERPRESSURE). Nah, begitu masuk ke Kujung (presumably) terjadilah Loss
  Circulation. Jadi, Kujungnya sendiri mungkin tidak overpressure.
  Selebihnya: persepsi Fauzan sudah sama dengan maksud saya.
 
  Salam
 
  ADB

 Sepertinya Pak Andang harus melihat berapa pressure di Kujung 
 baru berbicara apakah Kujung OP atau tidak.
 Loss Mud itu hanyalah MW FM tetapi bukan berarti FP  HP
 (hydrostatic pressure.)
 Terminology OP itu dibandingkan dengan HP bukan dengan MW.

 Kalau Pak Andang menengok sumur Porong-1. maka pengukuran pressure
 dengan RFT di Kujung sudah menunjukkan Formation pressure 15.7 ppg ...
 ini jelas overpressure Pak ADB.
 Di sumur BD-1/2 anda akan lihat wellhead flowing pressure mencapai
 6000pst utk test dikedalaman sekitar 1 feet. Nah karena kita tahu
 yg keluar Oil and Gas, tentunya bisa dikira-kira berapa formation
 presurenya. Dan disini juga Kujung sudah OP.

 Tetapi kalau benar di BP-1 Fm Kujung tidak OP malah ada hal yg aneh,
 karena Kujung di Porong-1 dan BP-1 masih satu reef buildup.
 .
 Kesimpulan Kujung tidak OP ini mungkin karena salahsatu pendapat di
 Lapindo karena dengan asumsi gas yang ada di Wunut berasal dari
 bocoran Porong-1. Namun pengukuran pressure ini menurutku menunjukkan
 Kujung masih OP. Kemungkinann lain adalah dahulunya Kujung Pernah
 bocor dengan melihat bukti adanya Paleo Colapse yg digambarkan oleh
 Arse di artikelnya di AAPG. Namun kemudian tertutup lagi dan kembali
 OP. Saya sendiri belum tahu apakah benar bisa buka-tuptup seperti ini.

 salam

 rdp



-- 
How to win the game without breaking the rule -- make the new one !

-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006 
- Submit to: [EMAIL PROTECTED] 
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




-
Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ 
countries) for 2ยข/min or less.

Re: [iagi-net-l] ADB di Metro TV jam 6---diskusi lebih lanjut

2006-06-20 Terurut Topik Ismed Mahmud

Kalau tidak salah minimum principal stress dapat dihitung dari data LOT
(Leak off Test).
jadi untuk prognosis pre-drilling ambil saja data LOT sumur sekitarnya.
Dalam 100 feet  bisa saja terjadi variasi PP,jadi disitulah gunanya casing
untuk di set.
Dimensi breakout dan induced fracture sebetulnya bisa diketahui dengan
meng-simulasi pressure terhadap sample core yang ada,tentunya ini dilakukan
di Lab.


  Kalau prognosis pre-drilling magnitude kuantitatif minimum principal
 stresses biasanya ditentukan gimana? pemodelan?

   bisa tidak terjadi variasi MWFP dan MWFD dalam satu section
 lubang-bor yang pendek (katakan 100 feet-an) yang bisa bikin macem2
 fenomena wellbore failure (eg breakout dan induced fracture
selang-seling
 dalam section tsb?)..ECD naon? Dimensi breakout dan induced fracture
bisa
 sampai berapa sich vertically dan laterally away from well-bore?

   maap banyak nanya dan thx untuk sharenya,
   shb
   --

Leo Anis [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Ingin sedikit koreksi, setau saya jika MWFP tidak akan selalu
terjadi
losses, krn. jika drilling overbalance (yg. biasanya selalu dilakukan
selain drilling underbalance dimana MWutk. menghindari fenomena kick.
Losses akan terjadi terutama di fractured
formation/permeable form. jika MW atau ECD lebih besar dr. minimum
principal stresses (atau frac. openin/closing pressure)

Salam
Leo Anis
At 09:31 PM 6/20/2006, you wrote:
 Sorri salah ketik dikit dan nambah.
 Loss Mud itu hanyalah MW FP, tetapi bukan berarti FP  HP
 MW = Mud Weight
 FO = Formation Pressure
 HP = hydrostatic pressure.
 
 Yang saya duga terjadi adalah, Ketika masuk di Kujung terjadi loss,
 mungkin bukan hilang masuk ke Kujung. Mungkin masuk ke formasi
 diatasnya. Ketika loss selalu komplikasi dengan gain karena kolom
 lumpur akan berkurang dan yg nendang berikutnya justru dari Kujung.
 
 Kalau melihat air yg keluar, sepertinya air dari Kujung yang bercampur
 dengan shale/clas diatasnya yang membentuk lumpur (mud) volkano.
 
 rdp
 
 On 6/20/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote:
 On 6/20/06, Andang Bachtiar wrote:
   OVERPRESSURE). Nah, begitu masuk ke Kujung (presumably) terjadilah
Loss
   Circulation. Jadi, Kujungnya sendiri mungkin tidak overpressure.
   Selebihnya: persepsi Fauzan sudah sama dengan maksud saya.
  
   Salam
  
   ADB
 
 Sepertinya Pak Andang harus melihat berapa pressure di Kujung 
 baru berbicara apakah Kujung OP atau tidak.
 Loss Mud itu hanyalah MW FM tetapi bukan berarti FP  HP
 (hydrostatic pressure.)
 Terminology OP itu dibandingkan dengan HP bukan dengan MW.
 
 Kalau Pak Andang menengok sumur Porong-1. maka pengukuran pressure
 dengan RFT di Kujung sudah menunjukkan Formation pressure 15.7 ppg ...
 ini jelas overpressure Pak ADB.
 Di sumur BD-1/2 anda akan lihat wellhead flowing pressure mencapai
 6000pst utk test dikedalaman sekitar 1 feet. Nah karena kita tahu
 yg keluar Oil and Gas, tentunya bisa dikira-kira berapa formation
 presurenya. Dan disini juga Kujung sudah OP.
 
 Tetapi kalau benar di BP-1 Fm Kujung tidak OP malah ada hal yg aneh,
 karena Kujung di Porong-1 dan BP-1 masih satu reef buildup.
 .
 Kesimpulan Kujung tidak OP ini mungkin karena salahsatu pendapat di
 Lapindo karena dengan asumsi gas yang ada di Wunut berasal dari
 bocoran Porong-1. Namun pengukuran pressure ini menurutku menunjukkan
 Kujung masih OP. Kemungkinann lain adalah dahulunya Kujung Pernah
 bocor dengan melihat bukti adanya Paleo Colapse yg digambarkan oleh
 Arse di artikelnya di AAPG. Namun kemudian tertutup lagi dan kembali
 OP. Saya sendiri belum tahu apakah benar bisa buka-tuptup seperti ini.
 
 salam
 
 rdp
 
 
 --
 How to win the game without breaking the rule -- make the new one !
 
 -
 - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 - Call For Papers until 26 May 2006
 - Submit to: [EMAIL PROTECTED]
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -


-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
- Call For Papers until 26 May 2006
- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: