RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

2012-02-16 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Pak Awang, 

Maaf saya tidak pernah menafsirkan Sadahurip, G. Padang G. Lalakon dsb sebagai 
cinder cone. Saya hanya sharing, bahwa suatu volcanic activity tidak selalu 
ditandai adanya center eruption features seperti sisa kepundan, kawah, volcanic 
neck dsb. Saya hanya ngasih contoh aja G. Kiamis yang kebetulan ada di Garut 
adalah cindercone. Pesan saya jelas, tidak mudah untuk interpretasi volkanik. 
Ada lagi volcano (kecil) yang disebut hornito (rootless volcano).yang 
terakir ini adalah kerucut kecil gunungapi yang tidak punya feeder (kepundan) 
jadi tidak ada volcanic neck segala.Letusan terjadi saat lava panas mengalir ke 
laut, impact antara lava dan air laut menimbulkan letusan, hasilnya sering juga 
disebut littoral cone atau hornito dalam bhs Mexico.Sekali lagi saya juga tidak 
menyimpulkan Sadahurip adalah hornito.
Mengenai critical angle, itu memang betul terutama untuk material lepas. 
Critical angle itu hanya berlaku pada saat erupsi selesai. Setelah itu ada 
proses erosi, digenesis, mungkin alterasi dsb yang akhirnya memberikan bentuk 
morfologi yang sekarang.
Harap tahu saja, kalo anda sempat jalan- jalan mulai Padalarang, Cililin, 
Cimahi, Banjaran, sampai Garut Selatan, anda akan menjumpai puluhan Piramid 
dengan berbagai ukuran dan bentuk, ada yang simetris, ada yang tidak simetris, 
bahkan di Bandung Selatan sudah banyak yang dibuat Quarry sehingga bagian dalam 
Pyramid ini jelas terlihat. Dan itu semua adalah volcanic remnant yang 
umurnya mungkin sekitar Miosen Atas- Plestosen. Dan nama yang cocok adalah 
kerucut bukan pyramid. Karena kalau pyramid harus segi empat dasarnya 
dengan pinggiran yang runcing.Satu hal yang saya sangat setuju adalah adanya 
situs megalitik di tempat G Padang itu. Pertanyaan saya kpd rekan arkeologis: 
Apakah Situs Berundak itu sama atau identik dengan Pyramid? Setahu saya situs 
megalitik di dunia dikenal dari susunan batu-batu besar, menhir, dolmen, 
patung-patung besar dengan bentuk primitive, dan tidak ada sentuhan teknologi 
canggih seperti pada Piramid Mesir, atau Candi, atau bangunan besar lainnya. 
Maaf saya tanya karena saya bukan arkeologis.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 5:08 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose


Critical angle of repose perlu diterapkan ke penafsiran
cinder cone, bukan ke step pyramid, kecuali kalau perundakan piramida ini mau 
ditutupi 'casing' sehingga membentuk bidang miring, tetapi bidang miring 
bukanlah arkitektur Gunung Padang.

Gunung Padang secara regional duduk di atas/di sekitar jalur Sesar 
Cimandiri,goyangan gempa tentu jadi risikonya. Orang2 dulu para pembangunnya 
telah menyadari hal ini dan mereka memasukkan butiran pasir di antara bilah2 
kolom andesit basaltik sebagai peredam adalah sebuah kecerdasan yang patut 
dikagumi dibanding masanya, bandingannya adalah seperti bantalan peluru bulat 
di poros engkol mekanik yang senantiasa bergerak.

Gempa tentu tak terlihat, hanya goyangannya dirasakan, dulu waktu membangunnya 
juga mungkin sempat porak-poranda, tetapi mungkin mereka kemudian menemukan 
cara meredamnya. Letusan gunungapi Gunung Gede tentu mereka lihat dan 
menakutkan, Sang Hyang yang menghuni Gunung Gede marah, maka mereka mendirikan 
kuil alam Gunung Padang buat menyembahnya. Kosmologi agama purba Jawa 
menyatakan gunung adalah tempat suci yang harus diindahkan, dan ini berlanjut 
terus sampai masa sejarah.

Jadi meskipun mereka cerdas menemukan teknologi peredam gempa, toh mereka
menyembah gunung juga, wajar saja itu terjadi pada sekitar 3000 SM.

Perhatikan bahwa semua piramida di Mesir saja dibangun di tepi barat Sungai 
Nil, tak ada yang di tepi timurnya, melambangkan bahwa bangunan ini dibangun 
dengan suatu kepercayaan akan Dewa Matahari (Ra) dan tempat kematian saat 
matahari terbenam, maka di tepi barat; tak masalah bahwa piramida ini dibangun 
dengan teknologi canggih pada masanya, dibangun pada saat manusia belum 
mengenal teknologi roda...

salam,
Awang







PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

2012-02-16 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Pak Yatno yg saya lihat elaborasi anda masuk akal

Makasi pak

Salam
Avi 0666
Nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 16:08:55 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose
Pak Awang, 

Maaf saya tidak pernah menafsirkan Sadahurip, G. Padang G. Lalakon dsb sebagai 
cinder cone. Saya hanya sharing, bahwa suatu volcanic activity tidak selalu 
ditandai adanya center eruption features seperti sisa kepundan, kawah, volcanic 
neck dsb. Saya hanya ngasih contoh aja G. Kiamis yang kebetulan ada di Garut 
adalah cindercone. Pesan saya jelas, tidak mudah untuk interpretasi volkanik. 
Ada lagi volcano (kecil) yang disebut hornito (rootless volcano).yang 
terakir ini adalah kerucut kecil gunungapi yang tidak punya feeder (kepundan) 
jadi tidak ada volcanic neck segala.Letusan terjadi saat lava panas mengalir ke 
laut, impact antara lava dan air laut menimbulkan letusan, hasilnya sering juga 
disebut littoral cone atau hornito dalam bhs Mexico.Sekali lagi saya juga tidak 
menyimpulkan Sadahurip adalah hornito.
Mengenai critical angle, itu memang betul terutama untuk material lepas. 
Critical angle itu hanya berlaku pada saat erupsi selesai. Setelah itu ada 
proses erosi, digenesis, mungkin alterasi dsb yang akhirnya memberikan bentuk 
morfologi yang sekarang.
Harap tahu saja, kalo anda sempat jalan- jalan mulai Padalarang, Cililin, 
Cimahi, Banjaran, sampai Garut Selatan, anda akan menjumpai puluhan Piramid 
dengan berbagai ukuran dan bentuk, ada yang simetris, ada yang tidak simetris, 
bahkan di Bandung Selatan sudah banyak yang dibuat Quarry sehingga bagian dalam 
Pyramid ini jelas terlihat. Dan itu semua adalah volcanic remnant yang 
umurnya mungkin sekitar Miosen Atas- Plestosen. Dan nama yang cocok adalah 
kerucut bukan pyramid. Karena kalau pyramid harus segi empat dasarnya 
dengan pinggiran yang runcing.Satu hal yang saya sangat setuju adalah adanya 
situs megalitik di tempat G Padang itu. Pertanyaan saya kpd rekan arkeologis: 
Apakah Situs Berundak itu sama atau identik dengan Pyramid? Setahu saya situs 
megalitik di dunia dikenal dari susunan batu-batu besar, menhir, dolmen, 
patung-patung besar dengan bentuk primitive, dan tidak ada sentuhan teknologi 
canggih seperti pada Piramid Mesir, atau Candi, atau bangunan besar lainnya. 
Maaf saya tanya karena saya bukan arkeologis.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 5:08 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose


Critical angle of repose perlu diterapkan ke penafsiran
cinder cone, bukan ke step pyramid, kecuali kalau perundakan piramida ini mau 
ditutupi 'casing' sehingga membentuk bidang miring, tetapi bidang miring 
bukanlah arkitektur Gunung Padang.

Gunung Padang secara regional duduk di atas/di sekitar jalur Sesar 
Cimandiri,goyangan gempa tentu jadi risikonya. Orang2 dulu para pembangunnya 
telah menyadari hal ini dan mereka memasukkan butiran pasir di antara bilah2 
kolom andesit basaltik sebagai peredam adalah sebuah kecerdasan yang patut 
dikagumi dibanding masanya, bandingannya adalah seperti bantalan peluru bulat 
di poros engkol mekanik yang senantiasa bergerak.

Gempa tentu tak terlihat, hanya goyangannya dirasakan, dulu waktu membangunnya 
juga mungkin sempat porak-poranda, tetapi mungkin mereka kemudian menemukan 
cara meredamnya. Letusan gunungapi Gunung Gede tentu mereka lihat dan 
menakutkan, Sang Hyang yang menghuni Gunung Gede marah, maka mereka mendirikan 
kuil alam Gunung Padang buat menyembahnya. Kosmologi agama purba Jawa 
menyatakan gunung adalah tempat suci yang harus diindahkan, dan ini berlanjut 
terus sampai masa sejarah.

Jadi meskipun mereka cerdas menemukan teknologi peredam gempa, toh mereka
menyembah gunung juga, wajar saja itu terjadi pada sekitar 3000 SM.

Perhatikan bahwa semua piramida di Mesir saja dibangun di tepi barat Sungai 
Nil, tak ada yang di tepi timurnya, melambangkan bahwa bangunan ini dibangun 
dengan suatu kepercayaan akan Dewa Matahari (Ra) dan tempat kematian saat 
matahari terbenam, maka di tepi barat; tak masalah bahwa piramida ini dibangun 
dengan teknologi canggih pada masanya, dibangun pada saat manusia belum 
mengenal teknologi roda...

salam,
Awang







PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

2012-02-16 Terurut Topik Bandono Salim
Wah ini pengertian  baru tentang pyramida bagiku.
Karena dlm ilmu geometri selama ini dasar segi empat sama sisi yang ditutup 
dengan 4 segitiga yang puncaknya ketemu di satu titik tengah.
Kalau piramida terpotong pernah liat di vandi sukuh.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana aha...@bpmigas.go.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 09:27:12 
To: 'iagi-net@iagi.or.id'iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose
Pak Yatno,

Terima kasih atas tambahan informasinya, salah satu jenis bukit volkanik lain 
juga adalah apa yang disebut dalam bahasa Indonesia gumuk piroklastika yang 
mungkin juga tak punya pipa kepundan, hanya tumpukan piroklastika.

Tentang piramida, banyak jenisnya, yang Pak Yatno sebutkan di bawah adalah yang 
dklasifikasikan sebagai square pyramid yang diwakili oleh piramida2 terkenal 
di kompleks Giza, selatan Cairo. Kebanyakan orang menganggap bahwa itulah 
satu2nya bentuk piramid, ternyata bukan. Bahkan yang tak simetris pun tetapi 
disebut piramid ada, yaitu bent pyramid, misalnya piramid Snefru (2600 SM) 
atau Pepi (2250 SM).

Piramida2 di Mesir berkembang dari punden berundak yang juga dinamakan sebagai 
piramida, berangkat dari punden berundak dua-tiga tingkat yang terkenal dengan 
nama mastaba, atau punden berundak yang lebih tinggi misalnya piramida Djoser 
(2630 SM). Dan pembangunan piramida2 terkenal di Giza itu, Cheops/Khufu 
misalnya ia tahap pembangunannya melalui punden berundak (step pyramid) lalu 
di-casing sehingga undakannya tidak terlihat, sisa bidang miringnya.

Dalam terminologi baku, punden berundak diterjemahkan sebagai 'step pyramid' 
dan Gunung Padang serta Borobudur telah biasa masuk dalam literatur2 arkeologi 
dari luar disebut sebagai 'step pyramid'.

Salam,
Awang

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 16 Februari 2012 4:09
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

Pak Awang, 

Maaf saya tidak pernah menafsirkan Sadahurip, G. Padang G. Lalakon dsb sebagai 
cinder cone. Saya hanya sharing, bahwa suatu volcanic activity tidak selalu 
ditandai adanya center eruption features seperti sisa kepundan, kawah, volcanic 
neck dsb. Saya hanya ngasih contoh aja G. Kiamis yang kebetulan ada di Garut 
adalah cindercone. Pesan saya jelas, tidak mudah untuk interpretasi volkanik. 
Ada lagi volcano (kecil) yang disebut hornito (rootless volcano).yang 
terakir ini adalah kerucut kecil gunungapi yang tidak punya feeder (kepundan) 
jadi tidak ada volcanic neck segala.Letusan terjadi saat lava panas mengalir ke 
laut, impact antara lava dan air laut menimbulkan letusan, hasilnya sering juga 
disebut littoral cone atau hornito dalam bhs Mexico.Sekali lagi saya juga tidak 
menyimpulkan Sadahurip adalah hornito.
Mengenai critical angle, itu memang betul terutama untuk material lepas. 
Critical angle itu hanya berlaku pada saat erupsi selesai. Setelah itu ada 
proses erosi, digenesis, mungkin alterasi dsb yang akhirnya memberikan bentuk 
morfologi yang sekarang.
Harap tahu saja, kalo anda sempat jalan- jalan mulai Padalarang, Cililin, 
Cimahi, Banjaran, sampai Garut Selatan, anda akan menjumpai puluhan Piramid 
dengan berbagai ukuran dan bentuk, ada yang simetris, ada yang tidak simetris, 
bahkan di Bandung Selatan sudah banyak yang dibuat Quarry sehingga bagian dalam 
Pyramid ini jelas terlihat. Dan itu semua adalah volcanic remnant yang 
umurnya mungkin sekitar Miosen Atas- Plestosen. Dan nama yang cocok adalah 
kerucut bukan pyramid. Karena kalau pyramid harus segi empat dasarnya 
dengan pinggiran yang runcing.Satu hal yang saya sangat setuju adalah adanya 
situs megalitik di tempat G Padang itu. Pertanyaan saya kpd rekan arkeologis: 
Apakah Situs Berundak itu sama atau identik dengan Pyramid? Setahu saya situs 
megalitik di dunia dikenal dari susunan batu-batu besar, menhir, dolmen, 
patung-patung besar dengan bentuk primitive, dan tidak ada sentuhan teknologi 
canggih seperti pada Piramid Mesir, atau Candi, atau bangunan besar lainnya. 
Maaf saya tanya karena saya bukan arkeologis.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 5:08 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose


Critical angle of repose perlu diterapkan ke penafsiran
cinder cone, bukan ke step pyramid, kecuali kalau perundakan piramida ini mau 
ditutupi 'casing' sehingga membentuk bidang miring, tetapi bidang miring 
bukanlah arkitektur Gunung Padang.

Gunung Padang secara regional duduk di atas/di sekitar jalur Sesar 
Cimandiri,goyangan gempa tentu jadi risikonya. Orang2 dulu para pembangunnya 
telah menyadari hal ini dan mereka memasukkan butiran pasir di antara bilah2 
kolom andesit basaltik sebagai peredam adalah sebuah kecerdasan yang patut 
dikagumi dibanding masanya, bandingannya adalah seperti

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

2012-02-16 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Pak Awang, 
Terima kasih penjelasannya. Satu lagi: apakah kalau hanya satu sisi gunung saja 
yang ada situs berundak, sedang sisi lainnya tidak ada sentuhan manusia sama 
sekali, apakah dalam arkeologi juga disebut pyramid? Kalau ini juga disebut 
pyramid, maka harus ada konvensi baru untuk istilah pyramid ini. Dan saya harus 
protes pada guru-guru SD yang mendeskripsi pyramid itu, supaya di diskripsi 
ulang.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:aha...@bpmigas.go.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:27 PM
To: 'iagi-net@iagi.or.id'
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

Pak Yatno,

Terima kasih atas tambahan informasinya, salah satu jenis bukit volkanik lain 
juga adalah apa yang disebut dalam bahasa Indonesia gumuk piroklastika yang 
mungkin juga tak punya pipa kepundan, hanya tumpukan piroklastika.

Tentang piramida, banyak jenisnya, yang Pak Yatno sebutkan di bawah adalah yang 
dklasifikasikan sebagai square pyramid yang diwakili oleh piramida2 terkenal 
di kompleks Giza, selatan Cairo. Kebanyakan orang menganggap bahwa itulah 
satu2nya bentuk piramid, ternyata bukan. Bahkan yang tak simetris pun tetapi 
disebut piramid ada, yaitu bent pyramid, misalnya piramid Snefru (2600 SM) 
atau Pepi (2250 SM).

Piramida2 di Mesir berkembang dari punden berundak yang juga dinamakan sebagai 
piramida, berangkat dari punden berundak dua-tiga tingkat yang terkenal dengan 
nama mastaba, atau punden berundak yang lebih tinggi misalnya piramida Djoser 
(2630 SM). Dan pembangunan piramida2 terkenal di Giza itu, Cheops/Khufu 
misalnya ia tahap pembangunannya melalui punden berundak (step pyramid) lalu 
di-casing sehingga undakannya tidak terlihat, sisa bidang miringnya.

Dalam terminologi baku, punden berundak diterjemahkan sebagai 'step pyramid' 
dan Gunung Padang serta Borobudur telah biasa masuk dalam literatur2 arkeologi 
dari luar disebut sebagai 'step pyramid'.

Salam,
Awang

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 16 Februari 2012 4:09
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

Pak Awang, 

Maaf saya tidak pernah menafsirkan Sadahurip, G. Padang G. Lalakon dsb sebagai 
cinder cone. Saya hanya sharing, bahwa suatu volcanic activity tidak selalu 
ditandai adanya center eruption features seperti sisa kepundan, kawah, volcanic 
neck dsb. Saya hanya ngasih contoh aja G. Kiamis yang kebetulan ada di Garut 
adalah cindercone. Pesan saya jelas, tidak mudah untuk interpretasi volkanik. 
Ada lagi volcano (kecil) yang disebut hornito (rootless volcano).yang 
terakir ini adalah kerucut kecil gunungapi yang tidak punya feeder (kepundan) 
jadi tidak ada volcanic neck segala.Letusan terjadi saat lava panas mengalir ke 
laut, impact antara lava dan air laut menimbulkan letusan, hasilnya sering juga 
disebut littoral cone atau hornito dalam bhs Mexico.Sekali lagi saya juga tidak 
menyimpulkan Sadahurip adalah hornito.
Mengenai critical angle, itu memang betul terutama untuk material lepas. 
Critical angle itu hanya berlaku pada saat erupsi selesai. Setelah itu ada 
proses erosi, digenesis, mungkin alterasi dsb yang akhirnya memberikan bentuk 
morfologi yang sekarang.
Harap tahu saja, kalo anda sempat jalan- jalan mulai Padalarang, Cililin, 
Cimahi, Banjaran, sampai Garut Selatan, anda akan menjumpai puluhan Piramid 
dengan berbagai ukuran dan bentuk, ada yang simetris, ada yang tidak simetris, 
bahkan di Bandung Selatan sudah banyak yang dibuat Quarry sehingga bagian dalam 
Pyramid ini jelas terlihat. Dan itu semua adalah volcanic remnant yang 
umurnya mungkin sekitar Miosen Atas- Plestosen. Dan nama yang cocok adalah 
kerucut bukan pyramid. Karena kalau pyramid harus segi empat dasarnya 
dengan pinggiran yang runcing.Satu hal yang saya sangat setuju adalah adanya 
situs megalitik di tempat G Padang itu. Pertanyaan saya kpd rekan arkeologis: 
Apakah Situs Berundak itu sama atau identik dengan Pyramid? Setahu saya situs 
megalitik di dunia dikenal dari susunan batu-batu besar, menhir, dolmen, 
patung-patung besar dengan bentuk primitive, dan tidak ada sentuhan teknologi 
canggih seperti pada Piramid Mesir, atau Candi, atau bangunan besar lainnya. 
Maaf saya tanya karena saya bukan arkeologis.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 5:08 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose


Critical angle of repose perlu diterapkan ke penafsiran
cinder cone, bukan ke step pyramid, kecuali kalau perundakan piramida ini mau 
ditutupi 'casing' sehingga membentuk bidang miring, tetapi bidang miring 
bukanlah arkitektur Gunung Padang.

Gunung Padang secara regional duduk di atas/di sekitar jalur Sesar 
Cimandiri,goyangan gempa tentu jadi risikonya. Orang2 dulu para pembangunnya 
telah menyadari hal ini dan mereka memasukkan butiran pasir di antara bilah2 
kolom

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

2012-02-16 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Ha ha ha ha bener mas Yatno setahu saya Piramid tuh gitu, di Paris juga di 
bikin Piramid di Museum Louvre

Avi
0666

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 17:17:58 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose
Pak Awang, 
Terima kasih penjelasannya. Satu lagi: apakah kalau hanya satu sisi gunung saja 
yang ada situs berundak, sedang sisi lainnya tidak ada sentuhan manusia sama 
sekali, apakah dalam arkeologi juga disebut pyramid? Kalau ini juga disebut 
pyramid, maka harus ada konvensi baru untuk istilah pyramid ini. Dan saya harus 
protes pada guru-guru SD yang mendeskripsi pyramid itu, supaya di diskripsi 
ulang.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:aha...@bpmigas.go.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:27 PM
To: 'iagi-net@iagi.or.id'
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

Pak Yatno,

Terima kasih atas tambahan informasinya, salah satu jenis bukit volkanik lain 
juga adalah apa yang disebut dalam bahasa Indonesia gumuk piroklastika yang 
mungkin juga tak punya pipa kepundan, hanya tumpukan piroklastika.

Tentang piramida, banyak jenisnya, yang Pak Yatno sebutkan di bawah adalah yang 
dklasifikasikan sebagai square pyramid yang diwakili oleh piramida2 terkenal 
di kompleks Giza, selatan Cairo. Kebanyakan orang menganggap bahwa itulah 
satu2nya bentuk piramid, ternyata bukan. Bahkan yang tak simetris pun tetapi 
disebut piramid ada, yaitu bent pyramid, misalnya piramid Snefru (2600 SM) 
atau Pepi (2250 SM).

Piramida2 di Mesir berkembang dari punden berundak yang juga dinamakan sebagai 
piramida, berangkat dari punden berundak dua-tiga tingkat yang terkenal dengan 
nama mastaba, atau punden berundak yang lebih tinggi misalnya piramida Djoser 
(2630 SM). Dan pembangunan piramida2 terkenal di Giza itu, Cheops/Khufu 
misalnya ia tahap pembangunannya melalui punden berundak (step pyramid) lalu 
di-casing sehingga undakannya tidak terlihat, sisa bidang miringnya.

Dalam terminologi baku, punden berundak diterjemahkan sebagai 'step pyramid' 
dan Gunung Padang serta Borobudur telah biasa masuk dalam literatur2 arkeologi 
dari luar disebut sebagai 'step pyramid'.

Salam,
Awang

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 16 Februari 2012 4:09
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

Pak Awang, 

Maaf saya tidak pernah menafsirkan Sadahurip, G. Padang G. Lalakon dsb sebagai 
cinder cone. Saya hanya sharing, bahwa suatu volcanic activity tidak selalu 
ditandai adanya center eruption features seperti sisa kepundan, kawah, volcanic 
neck dsb. Saya hanya ngasih contoh aja G. Kiamis yang kebetulan ada di Garut 
adalah cindercone. Pesan saya jelas, tidak mudah untuk interpretasi volkanik. 
Ada lagi volcano (kecil) yang disebut hornito (rootless volcano).yang 
terakir ini adalah kerucut kecil gunungapi yang tidak punya feeder (kepundan) 
jadi tidak ada volcanic neck segala.Letusan terjadi saat lava panas mengalir ke 
laut, impact antara lava dan air laut menimbulkan letusan, hasilnya sering juga 
disebut littoral cone atau hornito dalam bhs Mexico.Sekali lagi saya juga tidak 
menyimpulkan Sadahurip adalah hornito.
Mengenai critical angle, itu memang betul terutama untuk material lepas. 
Critical angle itu hanya berlaku pada saat erupsi selesai. Setelah itu ada 
proses erosi, digenesis, mungkin alterasi dsb yang akhirnya memberikan bentuk 
morfologi yang sekarang.
Harap tahu saja, kalo anda sempat jalan- jalan mulai Padalarang, Cililin, 
Cimahi, Banjaran, sampai Garut Selatan, anda akan menjumpai puluhan Piramid 
dengan berbagai ukuran dan bentuk, ada yang simetris, ada yang tidak simetris, 
bahkan di Bandung Selatan sudah banyak yang dibuat Quarry sehingga bagian dalam 
Pyramid ini jelas terlihat. Dan itu semua adalah volcanic remnant yang 
umurnya mungkin sekitar Miosen Atas- Plestosen. Dan nama yang cocok adalah 
kerucut bukan pyramid. Karena kalau pyramid harus segi empat dasarnya 
dengan pinggiran yang runcing.Satu hal yang saya sangat setuju adalah adanya 
situs megalitik di tempat G Padang itu. Pertanyaan saya kpd rekan arkeologis: 
Apakah Situs Berundak itu sama atau identik dengan Pyramid? Setahu saya situs 
megalitik di dunia dikenal dari susunan batu-batu besar, menhir, dolmen, 
patung-patung besar dengan bentuk primitive, dan tidak ada sentuhan teknologi 
canggih seperti pada Piramid Mesir, atau Candi, atau bangunan besar lainnya. 
Maaf saya tanya karena saya bukan arkeologis.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 5:08 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose


Critical angle of repose perlu diterapkan ke penafsiran
cinder cone, bukan ke step pyramid, kecuali

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

2012-02-16 Terurut Topik hsemim
Pak Awang, Pak Yatno, et al., saya juga pernah ikut nimbrung masalah Gn. 
Sadahurip ini dan memberikan satu kemungkinan alternatif dari sekian puluh 
alternatif lainnya.  Alternatif saya waktu itu adalah merupakan remnant dari 
bagian tubuh gunungapi yang lebih tua (Galunggung Tua? Atau lainnya?), apakah 
itu sisa flank-nya, kaki-nya, dll karena saya belum pernah lihat Gn. Sadahurip 
ini secara langsung physically.  Seandainya, tiba2 disitu ditemukan artefak, 
apakah akan serta merta itu diinterpretasikan sebagai pyramid sisa kebudayaan 
megalitik yang dibangun oleh mereka?  Bagaimana kalau bentuk pyramid itu 
asli bangunan alam sisa kegiatan volkanik, lalu oleh manusia pada waktu itu 
digunakan untuk tempat pemujaan dewa mereka karena mereka tak perlu susah 
payah membuat pyramid karena sdh dibuatkan oleh yang Maha Kuasa melalui 
proses alam?  Dan mereka meninggalkan sisa2 aktifitasnya disana yang oleh kita 
disebut artefak? Apakah kalau ditemukan artefak lalu penelitian geologi-nya 
akan dihentikan ? 

Just a two cents.

Habash
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana aha...@bpmigas.go.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 09:27:12 
To: 'iagi-net@iagi.or.id'iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose
Pak Yatno,

Terima kasih atas tambahan informasinya, salah satu jenis bukit volkanik lain 
juga adalah apa yang disebut dalam bahasa Indonesia gumuk piroklastika yang 
mungkin juga tak punya pipa kepundan, hanya tumpukan piroklastika.

Tentang piramida, banyak jenisnya, yang Pak Yatno sebutkan di bawah adalah yang 
dklasifikasikan sebagai square pyramid yang diwakili oleh piramida2 terkenal 
di kompleks Giza, selatan Cairo. Kebanyakan orang menganggap bahwa itulah 
satu2nya bentuk piramid, ternyata bukan. Bahkan yang tak simetris pun tetapi 
disebut piramid ada, yaitu bent pyramid, misalnya piramid Snefru (2600 SM) 
atau Pepi (2250 SM).

Piramida2 di Mesir berkembang dari punden berundak yang juga dinamakan sebagai 
piramida, berangkat dari punden berundak dua-tiga tingkat yang terkenal dengan 
nama mastaba, atau punden berundak yang lebih tinggi misalnya piramida Djoser 
(2630 SM). Dan pembangunan piramida2 terkenal di Giza itu, Cheops/Khufu 
misalnya ia tahap pembangunannya melalui punden berundak (step pyramid) lalu 
di-casing sehingga undakannya tidak terlihat, sisa bidang miringnya.

Dalam terminologi baku, punden berundak diterjemahkan sebagai 'step pyramid' 
dan Gunung Padang serta Borobudur telah biasa masuk dalam literatur2 arkeologi 
dari luar disebut sebagai 'step pyramid'.

Salam,
Awang

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 16 Februari 2012 4:09
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

Pak Awang, 

Maaf saya tidak pernah menafsirkan Sadahurip, G. Padang G. Lalakon dsb sebagai 
cinder cone. Saya hanya sharing, bahwa suatu volcanic activity tidak selalu 
ditandai adanya center eruption features seperti sisa kepundan, kawah, volcanic 
neck dsb. Saya hanya ngasih contoh aja G. Kiamis yang kebetulan ada di Garut 
adalah cindercone. Pesan saya jelas, tidak mudah untuk interpretasi volkanik. 
Ada lagi volcano (kecil) yang disebut hornito (rootless volcano).yang 
terakir ini adalah kerucut kecil gunungapi yang tidak punya feeder (kepundan) 
jadi tidak ada volcanic neck segala.Letusan terjadi saat lava panas mengalir ke 
laut, impact antara lava dan air laut menimbulkan letusan, hasilnya sering juga 
disebut littoral cone atau hornito dalam bhs Mexico.Sekali lagi saya juga tidak 
menyimpulkan Sadahurip adalah hornito.
Mengenai critical angle, itu memang betul terutama untuk material lepas. 
Critical angle itu hanya berlaku pada saat erupsi selesai. Setelah itu ada 
proses erosi, digenesis, mungkin alterasi dsb yang akhirnya memberikan bentuk 
morfologi yang sekarang.
Harap tahu saja, kalo anda sempat jalan- jalan mulai Padalarang, Cililin, 
Cimahi, Banjaran, sampai Garut Selatan, anda akan menjumpai puluhan Piramid 
dengan berbagai ukuran dan bentuk, ada yang simetris, ada yang tidak simetris, 
bahkan di Bandung Selatan sudah banyak yang dibuat Quarry sehingga bagian dalam 
Pyramid ini jelas terlihat. Dan itu semua adalah volcanic remnant yang 
umurnya mungkin sekitar Miosen Atas- Plestosen. Dan nama yang cocok adalah 
kerucut bukan pyramid. Karena kalau pyramid harus segi empat dasarnya 
dengan pinggiran yang runcing.Satu hal yang saya sangat setuju adalah adanya 
situs megalitik di tempat G Padang itu. Pertanyaan saya kpd rekan arkeologis: 
Apakah Situs Berundak itu sama atau identik dengan Pyramid? Setahu saya situs 
megalitik di dunia dikenal dari susunan batu-batu besar, menhir, dolmen, 
patung-patung besar dengan bentuk primitive, dan tidak ada sentuhan teknologi 
canggih seperti pada Piramid Mesir, atau Candi, atau bangunan besar lainnya. 
Maaf saya tanya karena saya bukan arkeologis.
Salam,
Yatno

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

2012-02-16 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
ikutan ya.
sebenarnya masih ada satu uncertainty tentang bangunan2 besar seperti piramid, 
candi dll.
apakah manusia purba membangun bangunan itu hanya untuk memuja Tuhan mereka? 
atau untuk makam (interpretasi dari piramid Giza).  apakah tidak mungkin untuk 
hal yang lain?

terus apa perlu nya mengetahui hal ini?
keperluannya adalah supaya kita tidak usah cari2 hubungannya dengan tatanan 
bintang atau gunung2 sekitarnya.  maksudnya tidak harus ada hubungannya.

jadi kita tidak bisa meng eliminasi kemungkinan ttg adanya piramid kalau tidak 
mengikuti kaidah2 itu.

saya rasa sistem eliminasi untuk menebak apakah itu buatan manusia atau alam 
harus dilakukan dengan hati2. karena  terlalu banyak asumsi yang kita terima 
sekarang sebagai suatu yang benar belum tentu tepat digunakan dalam hal ini.

selamat berdiskusi ilmiah.

salam,
frank





 From: hse...@gmail.com hse...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, February 16, 2012 10:06 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose
 
Pak Awang, Pak Yatno, et al., saya juga pernah ikut nimbrung masalah Gn. 
Sadahurip ini dan memberikan satu kemungkinan alternatif dari sekian puluh 
alternatif lainnya.  Alternatif saya waktu itu adalah merupakan remnant dari 
bagian tubuh gunungapi yang lebih tua (Galunggung Tua? Atau lainnya?), apakah 
itu sisa flank-nya, kaki-nya, dll karena saya belum pernah lihat Gn. Sadahurip 
ini secara langsung physically.  Seandainya, tiba2 disitu ditemukan artefak, 
apakah akan serta merta itu diinterpretasikan sebagai pyramid sisa kebudayaan 
megalitik yang dibangun oleh mereka?  Bagaimana kalau bentuk pyramid itu 
asli bangunan alam sisa kegiatan volkanik, lalu oleh manusia pada waktu itu 
digunakan untuk tempat pemujaan dewa mereka karena mereka tak perlu susah 
payah membuat pyramid karena sdh dibuatkan oleh yang Maha Kuasa melalui 
proses alam?  Dan mereka meninggalkan sisa2 aktifitasnya disana yang oleh kita 
disebut artefak? Apakah kalau ditemukan
 artefak lalu penelitian geologi-nya akan dihentikan ? 

Just a two cents.

Habash
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana aha...@bpmigas.go.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 09:27:12 
To: 'iagi-net@iagi.or.id'iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose
Pak Yatno,

Terima kasih atas tambahan informasinya, salah satu jenis bukit volkanik lain 
juga adalah apa yang disebut dalam bahasa Indonesia gumuk piroklastika yang 
mungkin juga tak punya pipa kepundan, hanya tumpukan piroklastika.

Tentang piramida, banyak jenisnya, yang Pak Yatno sebutkan di bawah adalah yang 
dklasifikasikan sebagai square pyramid yang diwakili oleh piramida2 terkenal 
di kompleks Giza, selatan Cairo. Kebanyakan orang menganggap bahwa itulah 
satu2nya bentuk piramid, ternyata bukan. Bahkan yang tak simetris pun tetapi 
disebut piramid ada, yaitu bent pyramid, misalnya piramid Snefru (2600 SM) 
atau Pepi (2250 SM).

Piramida2 di Mesir berkembang dari punden berundak yang juga dinamakan sebagai 
piramida, berangkat dari punden berundak dua-tiga tingkat yang terkenal dengan 
nama mastaba, atau punden berundak yang lebih tinggi misalnya piramida Djoser 
(2630 SM). Dan pembangunan piramida2 terkenal di Giza itu, Cheops/Khufu 
misalnya ia tahap pembangunannya melalui punden berundak (step pyramid) lalu 
di-casing sehingga undakannya tidak terlihat, sisa bidang miringnya.

Dalam terminologi baku, punden berundak diterjemahkan sebagai 'step pyramid' 
dan Gunung Padang serta Borobudur telah biasa masuk dalam literatur2 arkeologi 
dari luar disebut sebagai 'step pyramid'.

Salam,
Awang

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 16 Februari 2012 4:09
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

Pak Awang, 

Maaf saya tidak pernah menafsirkan Sadahurip, G. Padang G. Lalakon dsb sebagai 
cinder cone. Saya hanya sharing, bahwa suatu volcanic activity tidak selalu 
ditandai adanya center eruption features seperti sisa kepundan, kawah, volcanic 
neck dsb. Saya hanya ngasih contoh aja G. Kiamis yang kebetulan ada di Garut 
adalah cindercone. Pesan saya jelas, tidak mudah untuk interpretasi volkanik. 
Ada lagi volcano (kecil) yang disebut hornito (rootless volcano).yang 
terakir ini adalah kerucut kecil gunungapi yang tidak punya feeder (kepundan) 
jadi tidak ada volcanic neck segala.Letusan terjadi saat lava panas mengalir ke 
laut, impact antara lava dan air laut menimbulkan letusan, hasilnya sering juga 
disebut littoral cone atau hornito dalam bhs Mexico.Sekali lagi saya juga tidak 
menyimpulkan Sadahurip adalah hornito.
Mengenai critical angle, itu memang betul terutama untuk material lepas. 
Critical angle itu hanya berlaku pada saat erupsi selesai. Setelah itu ada 
proses erosi, digenesis, mungkin alterasi dsb yang akhirnya memberikan bentuk 
morfologi yang sekarang.
Harap tahu

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose

2012-02-15 Terurut Topik Awang Satyana

Critical angle of repose perlu diterapkan ke penafsiran
cinder cone, bukan ke step pyramid, kecuali kalau perundakan piramida ini mau 
ditutupi 'casing' sehingga membentuk bidang miring, tetapi bidang miring 
bukanlah arkitektur Gunung Padang.

Gunung Padang secara regional duduk di atas/di sekitar jalur Sesar 
Cimandiri,goyangan gempa tentu jadi risikonya. Orang2 dulu para pembangunnya 
telah menyadari hal ini dan mereka memasukkan butiran pasir di antara bilah2 
kolom andesit basaltik sebagai peredam adalah sebuah kecerdasan yang patut 
dikagumi dibanding masanya, bandingannya adalah seperti bantalan peluru bulat 
di poros engkol mekanik yang senantiasa bergerak.

Gempa tentu tak terlihat, hanya goyangannya dirasakan, dulu waktu membangunnya 
juga mungkin sempat porak-poranda, tetapi mungkin mereka kemudian menemukan 
cara meredamnya. Letusan gunungapi Gunung Gede tentu mereka lihat dan 
menakutkan, Sang Hyang yang menghuni Gunung Gede marah, maka mereka mendirikan 
kuil alam Gunung Padang buat menyembahnya. Kosmologi agama purba Jawa 
menyatakan gunung adalah tempat suci yang harus diindahkan, dan ini berlanjut 
terus sampai masa sejarah.

Jadi meskipun mereka cerdas menemukan teknologi peredam gempa, toh mereka
menyembah gunung juga, wajar saja itu terjadi pada sekitar 3000 SM.

Perhatikan bahwa semua piramida di Mesir saja dibangun di tepi barat Sungai 
Nil, tak ada yang di tepi timurnya, melambangkan bahwa bangunan ini dibangun 
dengan suatu kepercayaan akan Dewa Matahari (Ra) dan tempat kematian saat 
matahari terbenam, maka di tepi barat; tak masalah bahwa piramida ini dibangun 
dengan teknologi canggih pada masanya, dibangun pada saat manusia belum 
mengenal teknologi roda...

salam,
Awang



--- Pada Rab, 15/2/12, mufar...@gmail.com mufar...@gmail.com menulis:

Dari: mufar...@gmail.com mufar...@gmail.com
Judul: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Rabu, 15 Februari, 2012, 2:49 PM

Kalo di aplikasikan ke gunung padang jadi gak klop karena gunung padang adalah 
step piramid. Otomatis material vulkanik gunung gede (?) akan nemplok aja di 
atap piramid dan bikin bangunan gampang runtuh. 

Disatu sisi penghuni gunung padang dianggap maju karena bisa bikin bangunan 
peredam gempa, disisi lain mereka ternyata gak punya knowledge ttg bahaya 
gunung api

Salam
Razi 
From:  amienwid...@yahoo.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 06:41:38 +To: iagi-net@iagi.or.idReplyTo:  
iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG... Angle of Repose
Asli DERAJAT dan rumah2 di lereng Brpmo bagian atas sudut kemiringan atapnya 
sekitar 55 DERAJAT kalau nggak gitu rumah mereka akan runtuh 
Waktu itu saya memang ngira sekitar 45 derajat tapi kenyataanya demikian. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®From:  Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 13:04:31 +0700To: iagi-net@iagi.or.idReplyTo:  
iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Amien, hanya minta klarifikasi
Apakah ini 50-55 derajat ataukan 50-55 % (persen). Kalau memang benar dalam 
derajat berarti AoR nya sangat curam sekali ya ? Mungkin karena materialnya 
tidak seragam sehingga ada faktor pengisi diantara ruang kosong yg 
mempengaruhi AoR (cmiiw)


Dibawah ini saya ambil dari wiki:


 
 
 
  Material (condition) 
  Angle of Repose (degrees)
 
 
  Ashes 
  40°
 
 
  Asphalt
  (crushed) 
  30–45°
 
 
  Bark (wood
  refuse) 
  45°
 
 
  Bran 
  30–45°
 
 
  Chalk 
  45°
 
 
  Clay (dry
  lump) 
  25–40°
 
 
  Clay (wet
  excavated) 
  15°
 
 
  Clover seed 
  28°
 
 
  Coconut
  (shredded) 
  45°
 
 
  Coffee bean
  (fresh) 
  35–45°
 
 
  Earth 
  30–45°
 
 
  Flour
  (wheat) 
  45°
 
 
  Granite 
  35–40°
 
 
  Gravel
  (loose dry) 
  30–45°
 
 
  Gravel
  (natural w/ sand) 
  25–30°
 
 
  Malt 
  30–45°
 
 
  Sand (dry) 
  34°
 
 
  Sand (water
  filled) 
  15–30°
 
 
  Sand (wet) 
  45°
 
 
  Wheat 
  28°
 

sebagai info saja AoR lebih tepatnya critical angle of repose, ini sudut yg 
dibentuk oleh horizon (datar) lereng material  lepas (uncemented/uncompacted 
cmiiw).

RDP


2012/2/15  amienwid...@yahoo.com
kebetulan saya punya penelitian terkait dengan Angle of Repose pasir gunung 
Bromo (pasir andesit basaltis). Penelitian bertujuan untuk mendesain atap rumah 
di kawan rawan hujan abu. Hasilnya sekitar 50-55 derajat dan kalau basah  55 
derajat.


Powered by Telkomsel BlackBerry®



-Original Message-

From: Bandono Salim bandon...@gmail.com

Date: Wed, 15 Feb 2012 04:16:55

To: iagi-net@iagi.or.id

Reply-To: iagi-net@iagi.or.id

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO



Pak, mangokim sudah mendaki sampai puncak, lereng terjal itu dari andesit, jadi 
dpt saja angle of reposenya sampai lebih dari 60, nah mari manh okim, tugas 
anda menjawab.

Powered by Telkomsel BlackBerry®



-Original Message-

From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

Date: Wed, 15 Feb 2012 11:39:54

To: iagi-net@iagi.or.id

Reply