Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-14 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Masalah fore-arc, back-arc dan foreland basin sering dikacaukan. Bahkan 
seseorang ahli karbonate terkemuka (Longman) dalam membahas Ramba field dan 
Air Serdang) menyebut South Sumatra sebagai foreland basin. Memang foreland 
basin dan back-arc basin sangat mirip. Back-arc basin sebetulnya berhubungan 
dengan suatu subduction, sedangkan foreland basin berhubungan dengan 
collision. Bahkan collision dan subduction saja sering dianggap sama.
Fore-arc basin sering tidak dianggap potential untuk migas karena mempunyai 
heatflow yangn sangat rendah (cold basin). Tetapi sering suatu fore-arc atau 
interarc basin itu numpang diatas suatu basin lain, misalnya di Bengkulu dan 
di Meulaboh basin, pada Paleogene ada rift-basin dibawahnya, sedangkan 
berkembang menjadi suatu fore-arc basin sesudah Mid-Miocene. Yang jadi 
harapan adalah adanya sourcrock yang matang pada syn-rift deposit dan 
terjadi akumulasi pada fore-arc sediments yang berada di atasnya, seperti 
hal nya di Bengkulu atau di Meulaboh dan Tapanuli basin yang  masih berada 
di atas continental crust dimana rifting terjadi pada Paleogene. Di fore-arc 
basin di Jawa pada umumnya tidak ada rift basin di bawahnya (tidak ada 
continental crust) kecuali di Banten selatan, yang diyakini berada di atas 
continental crust. Jadi kalau kita bicara jenis basin kita harus nyatakan 
pada zaman kapan, karena basins itu bisa berevolusi dari jenis yang satu 
menjadi jenis yang lain, jadi bisa bertumpang tindih. Yang sangat 
memusingkan itu adalah di Makasar Strait dalam hubungannya dengan Kutei 
delta basin di sebelah baratnya pada zaman Neogene, dengan foreland basin di 
bahagian timurnya juga pada zaman late Neogene, dengan rift basins yang ada 
di bawahnya pada Paleogene, bahkan diselang dengan adanya jenis back-arc 
basin. Jadi kita harus memperhatikan time and space-nya.

RPK
- Original Message - 
From: Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, October 14, 2005 11:01 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was : RE: 
[Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )



membicarakan gas Tangguh adalah membicarakan gas yang keluar dari mulut 
pabrik LNG nantinya (gas yang bernilai jual ke China itu). Membicarakan 
gas (HC) pada diskusi arc-arc, ya yang dibicarakan adalah gas-gas lapangan 
(terminologinya GG). Nama TANGGUH itu bukanlah untuk nama Field tetapi 
lebih untuk nama Proyek LNG. Sepertinya LNG Tangguh itu source gas-nya 
adalah dari Wiriagar Gas Field, Vorwata Field dll.


Apakah memang kebiasaan dari kita2, rekan2 upstream (GG)  ndompleng nama 
pada terminologi-nya rekan-rekan dari enjineering/prosesing? atau karena 
nama Wiriagar, Vorwata kalah ngetop dengan Tangguh? Strategi komunikasi 
dan Sejarahnya gimana sih Kun?



salam,
ar-.

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalau Tangguh field dianggap berada di fore-arc basin (Bintuni basin+
fore-arc basin?) apakah sebetulnya yang dianggap fore-arc basin?

- Original Message - 
From: Edward, Syafron

To:
Sent: Thursday, October 13, 2005 7:22 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was : RE:
[Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )



Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc
basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin)

Salam Explorasi
edo



-
Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free. 



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-13 Terurut Topik Edward, Syafron
Betul sekali, didaerah Bintuni memang memiliki problem overpressure yang
salah satu penyebabnya adalah cepatnya sedimentasi Klasafet dan
Steenkool di Bintuni Basin..

Salam
edo 

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, October 13, 2005 8:41 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Betul Pak Nataniel, kasus-kasus overpressuring yang pernah saya amati di
beberapa tempat (selatan Sorong Fault di foredeep Salawati, selatan
Yapen Fault di foredeep Rombebai, di Bintuni di barat Lengguru belt, di
Selat Madura di selatan Madura inverted island, di Banyumas, di inner
Kutei, dan Makassar Strait) semuanya berhubungan dengan sedimentasi yang
cepat dan sulitnya dewatering dari clay terjadi.
 
salam,
awang

Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote:
(Sedimentasi Cepat) Rapid Sedimentation ini juga yang divonis sebagai
penyebab Overpressure di Delta Mahakam. jadi kalau kita mempelajari
regional setting suatu daerah dan sempat terjadi rapid sedimentation
maka kita sudah bisa mengira-ngira di mana akan ketemu Overpressure.

Terimakasih Pak Awang

On 10/13/05, Awang Satyana wrote:
Overpressure di Banyumas terjadi oleh sedimentasi cepat saat terjadi
peralihan dari intra-arc setting ke fore-arc setting, kira-kira di
Intra-Miocene time. Fore-arc setting menyediakan space accomodation yang
voluminous yang begitu dekatnya dengan sebuah tinggian ex intra-arc
setting. Ke depresi itulah eroded sediments dibuang dalam waktu yang
cepat, dan overpressuring pun terjadi.

Di Banyumas jelas terlihat pergeseran magmatic arc Oligo-Miosen Old
Andesite Gabon Formation ke volcanic arc Mio-Pliosen di wilayah North
Serayu ke sebelah utara.

salam,
awang

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi
Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M.
Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan
Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-13 Terurut Topik Edward, Syafron
Pak Awang,
Terima kasih atas pencerahannya..

Salam
edo 

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, October 13, 2005 11:53 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Edo,
 
Pengklasifikasian fore-arc, intra-arc, back-arc basins harus mengacu
kepada arc (volcanic arc). Maka, kita harus mencari dulu di mana
volcanic arc-nya. Kalau bukan volcanic arc, hati-hati, kita akan salah
menafsirkannya, sebab kalau sekedar tinggian, non-volcanic pun bisa.
 
Di Indonesia, ada 10 basin yang SAAT INI cocok disebut fore-arc basins :
1. Meulaboh, 2. Nias, 3. Mentawai-Bengkulu : di depan Barisan volcanic
arc; 4. SW Java, 5. South Central Java, 6. SE Java, 7. South Java, 8.
South Bali-Lombok, dan 9. Sawu : di depan Jawa-Nusa Tenggara volcanic
arcs, dan 10. South Minahasa : di depan North Sulawesi volcanic arcs.
SAAT INI karena basin bisa multi-history alias setting tektonik-nya bisa
berganti-ganti sepanjang zaman geologi.
 
Bintuni Basin, kalau mengacu ke Lengguru FTB (fold-thrust belt) tak bisa
disebut fore-arc, ini bukan volcanic arc. Kalau asal FTB ini sama dengan
Central Range Papua, hanya ia terseret dua couple strike-slip di Kepala
Burung (Sorong dan Tarera-Aiduna), maka Bintuni hanya sekedar foredeep
sebuah foreland basin yang biasa dibatasi oleh fold thrust belt hasil
collision; justru ini sangat khas foreland basin (lihat contoh lain
untuk Barito foredeep yang dibatasi Meratus, dan Salawati foredeep yang
dibatasi oleh Sorong FTB). 
 
Keberadaan Misool-Onin Geanticline justru menguatkan bahwa Bintuni
adalah sangat khas foreland basin. Suatu foreland basin akan punya
foredeep dan forebulge di sisi yang berlawanan. Nah, Bintuni Deep di
Muturi itu adalah foredeep-nya dan Misool-Onin adalah forebulgenya.
Misool Onin pun berlaku sebagai forebulge buat Salawati yang punya
foredeep di selatan Sorong Fault.
 
Dan, dalam sejarahnya, kalau kita tarik sampai ke Mesozoik, Bintuni
hanyalah peri-cratonic graben, alias passive margin basin yang retak di
sekitar Triassic Jurassic dari NW Australia margin. Karena collision
Melanesian orogeny-lah (yang membentuk Central Ranges of Papua dan
Lengguru Belt) ia lalu jadi foreland basin.
 
Maka, saya tak menemukan bukti bahwa Bintuni pernah jadi fore-arc. Tak
ada volcanic arc yang cukup kuat yang bisa dijadikan pegangan buat
menaruh Bintuni maupun Salawati sebagai fore-arc basins.
 
salam,
awang

Edward, Syafron [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ini pendapat saya pribadi pak Awang, hampir disemua report ARCO
menyebutkan kalau Bintuni adalah Foreland basin...

Mengapa bisa berbeda.?, karena ada dua episode neogene tektonik penting
yang involve di daerah Bintuni ini yaitu terbentuknya Lengguru Fold Belt
yang meyebabkan terbentuknya Foredeep Bintuni basin ayng didalamnya
diendapkan Steenkol dan Klasafet dan yang kedua adalah Banda Arch
collision yang menyebabkan terbentuknya Misool Onin Ridge...

Disini menariknya, kalau kita mengacu pada Misool Onin Ridge ini, memang
intuni basin digolongkan Foreland Basin, tapi kalau melihat tektonik
yang sedikit lebih tua dari itu atau mengacu pada lengguru Fold belt,
Bintuni basin bisa digolongkan sebagai fore arc basin...

Memang tektonik yang complex didaerah ini bisa menyebabkan perbedaan
pendapat, apalagi kalau mengacu pada Tektonik yang lebih tua yaitu pada
saat Australian Plate collision dengan Island arch dari Pacific plate
pada umur Oligocene, maka area didaerah Bintuni semuanya adalah Fore arc
basin

Salam
edo 

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, October 13, 2005 8:53 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Menarik kalau Edo menyebut Bintuni sebagai fore-arc basin. Apakah ini
pendapat BP, he..he.. ? Seperti Pak Ukat, saya juga
mengklasifikasikannya sebagai Foreland Basin : foredeepnya persis
sebelah barat Lengguru Belt, dan platformnya jauh ke barat ke bagian
barat Teluk Berau menuju Misool.

Salawati pun adalah Foreland, tetapi ia kemudian jadi Transform Margin
karena efek Sorong Fault dengan sangat kuat mempengaruhi cekungan ini
sejak Pliosen.

salam,
awang

Ukat Sukanta wrote:

Kalau Bintuni Basin, kalau saya menamakannya Foreland Basin.

-Original Message-
From: Edward, Syafron [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, October 13, 2005 7:23 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc
basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin)

Salam Explorasi
edo

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 12, 2005 1:46 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore

RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-13 Terurut Topik Edward, Syafron
Mas Oki,

Kalau Pre-tertier itu jelas bukan fore-arc basin
Yang tadinya saya kira bisa digolongkan sebagai Fore-Arc dan
tahu-tahunya definisi saya salah adalah Bintuni basin (yang isinya
Klasafet dan Steenkool fm dan terbentuk karena naiknya Lengguru)..

Salam
edo 

-Original Message-
From: oki musakti [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, October 13, 2005 2:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Fore arc basin...? Maksudnya Jurassic reservoir yang di Bintuni (Tangguh
dan teman2nya) ...?
 
Seingat saya , analisa QFL pada petrographicnya sangat berat ke Q
(Quartz) element. Jadi dimana dan berapa jauh lokasi  arc nya? Atau ada
data baru?
Kalau saya sih setuju dengan pak Ukat, bahwa Bintuni itu adalah Foreland
basin
 
Oki

Ukat Sukanta [EMAIL PROTECTED] wrote:
-Original Message-
From: Edward, Syafron [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, October 13, 2005 7:23 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc
basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin)

Salam Explorasi
edo

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 12, 2005 1:46 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Sekedar pertanyaan,
bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
(tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem
Fore-arc basin ini?

dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab
overpressure zone yang ada di sumur Jati-1?

terimakasih

On 10/12/05, Awang Satyana wrote:
Untuk itu, saya sangat berharap bahwa Lundin Banyumas berhasil dengan
Jati-1, sumur yang sedang dibornya di fore-arc basin Banyumas. Nah, ini
memang sumur yang risikonya sangat tinggi tetapi BPMIGAS mendukungnya
dengan penuh. Sebelum sampai ke titik bor Jati, mungkin ada tiga tahun
sendiri dihabiskan untuk membangun pengetahuan geologi yang komprehensif
untuk Banyumas fore-arc, termasuk melakukan survai seismik di Karang
Sambung dan mencari reservoir klastik Eosen sampai ke Citarum dan Bayah.

Kalau kita mencari contoh bagaimana berbagai studi dan survai dilakukan
di suatu cekungan termasuk bagaimana drama pencarian partner untuk
berbagi risiko (?) atau keberhasilan (?) sampai menggiring ke penajakan
sebuah sumur eksplorasi, Blok Banyumas akan menjadi contoh yang baik.

Saat ini, sumur Jati-1 tengah mengalami kesulitan menembus barier yang
dulu juga menjadi barier sumur2 Pertamina dan menghentikannya :
overpressured zone ! Saat diskusi dulu, itu sudah kita peringatkan,
semoga Lundin telah cukup mempunyai solusi untuk itu.

Di Banyumas, rembesan lumayan subur, masa kita tidak berhasil juga
mencari si mutiara hitam ini setelah lebih dari 30 tahun ?

Fore-arc dan intra-arc basins adalah salah satu dari sekian tantangan
eksplorasi di Indonesia. Itu ada dalam perhatian secara khusus oleh
BPMIGAS saat ini mengacu kepada perannya yang tertuang dalam UU Migas
2001. BPMIGAS sedang mengubah organisasinya, dan akan ada satu bagian
baru di dalamnya yang menangani masalah evaluasi cekungan/new venture.
Bagian ini akan berasosiasi nantinya dengan Ditjen Migas dalam urusan
yang sama.

Jangan kuatir, mestinya kita telah banyak belajar dari model2 penawaran
lahan lima tahun terakhir ini, di mana kekuatan dan kelemahannya, semua
akan dievaluasi untuk menuju ke penawaran yang lebih baik.

Tidak sulit memanggil service company untuk melakukan gravity atau
magnetics regional di lahan-lahan yang akan ditawarkan. Model itu telah
dilakukan 3 tahun ke belakang untuk seismik speculative survey.
Sekarang yang sedang dibenahi adalah masalah bagaimana pembebanan biaya
itu dalam hubungannya dengan kontrak PSC.

Tantangan eksplorasi Indonesia masih sangat besar. Dalam tantangan,
selalu ada peluang berhasil dan risiko gagal. Tanpa menjawab tantangan
itu sudah pasti kita akan gagal !

salam,
awang


Kuntadi Nugrahanto wrote:
Setuju dengan Anda, mari kita lihat seeps dengan optimistis.
Dan saya setuju sekali kalau usaha eksplorasi di daerah fore arc basins
di seluruh Indonesia harus dimulai dengan menawarkan banyak blok di
daerah2 tersebut dengan penawaran jangka waktu eksplorasi yg lebih
panjang, komitmen dan bagi hasil PSC yang jauh lebih menarik mengingat
faktor resiko yang sangat tinggi ini.

Oleh karenanya mungkin perlu ada suatu sesi penawaran khusus dari
pemerintah RI untuk menawarkan wilayah fore arc basins ini dalam satu
term sekaligus dlm waktu bersamaan. Dengan telah adanya beberapa sumur
yang di bor dan terdapat indikasi hidrokarbon, tentunya bisa menambah
menarik investor untuk mengkaji daerah dimaksud. Perpetaan gaya berat
dan gravitasi regional di bbrapa tempat pilihan

Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-13 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Kalau Tangguh field dianggap berada di fore-arc basin  (Bintuni basin+ 
fore-arc basin?) apakah sebetulnya yang dianggap fore-arc basin?


- Original Message - 
From: Edward, Syafron [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, October 13, 2005 7:22 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was : RE: 
[Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )




Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc
basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin)

Salam Explorasi
edo

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 12, 2005 1:46 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Sekedar pertanyaan,
bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
(tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem
Fore-arc basin ini?

dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab
overpressure zone yang ada di sumur Jati-1?

terimakasih

On 10/12/05, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Untuk itu, saya sangat berharap bahwa Lundin Banyumas berhasil dengan
Jati-1, sumur yang sedang dibornya di fore-arc basin Banyumas. Nah, ini
memang sumur yang risikonya sangat tinggi tetapi BPMIGAS mendukungnya
dengan penuh. Sebelum sampai ke titik bor Jati, mungkin ada tiga tahun
sendiri dihabiskan untuk membangun pengetahuan geologi yang komprehensif
untuk Banyumas fore-arc, termasuk melakukan survai seismik di Karang
Sambung dan mencari reservoir klastik Eosen sampai ke Citarum dan Bayah.

Kalau kita mencari contoh bagaimana berbagai studi dan survai dilakukan
di suatu cekungan termasuk bagaimana drama pencarian partner untuk
berbagi risiko (?) atau keberhasilan (?) sampai menggiring ke penajakan
sebuah sumur eksplorasi, Blok Banyumas akan menjadi contoh yang baik.

Saat ini, sumur Jati-1 tengah mengalami kesulitan menembus barier yang
dulu juga menjadi barier sumur2 Pertamina dan menghentikannya :
overpressured zone ! Saat diskusi dulu, itu sudah kita peringatkan,
semoga Lundin telah cukup mempunyai solusi untuk itu.

Di Banyumas, rembesan lumayan subur, masa kita tidak berhasil juga
mencari si mutiara hitam ini setelah lebih dari 30 tahun ?

Fore-arc dan intra-arc basins adalah salah satu dari sekian tantangan
eksplorasi di Indonesia. Itu ada dalam perhatian secara khusus oleh
BPMIGAS saat ini mengacu kepada perannya yang tertuang dalam UU Migas
2001. BPMIGAS sedang mengubah organisasinya, dan akan ada satu bagian
baru di dalamnya yang menangani masalah evaluasi cekungan/new venture.
Bagian ini akan berasosiasi nantinya dengan Ditjen Migas dalam urusan
yang sama.

Jangan kuatir, mestinya kita telah banyak belajar dari model2 penawaran
lahan lima tahun terakhir ini, di mana kekuatan dan kelemahannya, semua
akan dievaluasi untuk menuju ke penawaran yang lebih baik.

Tidak sulit memanggil service company untuk melakukan gravity atau
magnetics regional di lahan-lahan yang akan ditawarkan. Model itu telah
dilakukan 3 tahun ke belakang untuk seismik speculative survey.
Sekarang yang sedang dibenahi adalah masalah bagaimana pembebanan biaya
itu dalam hubungannya dengan kontrak PSC.

Tantangan eksplorasi Indonesia masih sangat besar. Dalam tantangan,
selalu ada peluang berhasil dan risiko gagal. Tanpa menjawab tantangan
itu sudah pasti kita akan gagal !

salam,
awang


Kuntadi Nugrahanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Setuju dengan Anda, mari kita lihat seeps dengan optimistis.
Dan saya setuju sekali kalau usaha eksplorasi di daerah fore arc basins
di seluruh Indonesia harus dimulai dengan menawarkan banyak blok di
daerah2 tersebut dengan penawaran jangka waktu eksplorasi yg lebih
panjang, komitmen dan bagi hasil PSC yang jauh lebih menarik mengingat
faktor resiko yang sangat tinggi ini.

Oleh karenanya mungkin perlu ada suatu sesi penawaran khusus dari
pemerintah RI untuk menawarkan wilayah fore arc basins ini dalam satu
term sekaligus dlm waktu bersamaan.  Dengan telah adanya beberapa sumur
yang di bor dan terdapat indikasi hidrokarbon, tentunya bisa menambah
menarik investor untuk mengkaji daerah dimaksud.  Perpetaan gaya berat
dan gravitasi regional di bbrapa tempat pilihan perlu dilakukan lebih
dulu sepertinya Mas Awang? apakah ada perusahaan Airborne gravity /
magnetics yang mau invest di sini untuk mengetahui seberapa dalam dan
terbentuk dari litologi apa sih kitchen yang ada di sabuk fore arc ini?
Apakah memang intrusinya ataupun karbonatnya tersebar merata atau hanya
setempat? semua ini insya Allah dapat terjawab dengan perpetaan
dimaksud.

Regards, kuntadi

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net

Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-13 Terurut Topik Benyamin Sapiie
Saya setuju dengan pak Koesoema, harus didefinisikan dulu apa yang
dimaksud dengnan fore-arc basin dan kapan (timing of tectonic).  Karena
yang dimaksud  bisa posisi hari ini atau system pengendapan sedimennya.

Sejauh pengetahuan saya belum ada proven field fore-basin di Indonesia.
Eksplorasinya sudah dilakukan oleh PCPI sepanjang pantai barat Sumatra dan
shell di daerah banyumas dgn dua pemborannya (Borelis dan Aveolina)
seperti yang dijabrkan oleh pak Awang.

Salam,

Ben Sapiie




 Ku Tangguh field dianggap berada di fore-arc basin  (Bintuni basin+
 fore-arc b Syafron [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Thursday, October 13, 2005 7:22 AM
 Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was : RE:
 [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )


 Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc
 basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin)

 Salam Explorasi
 edo

 -Original Message-
 From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, October 12, 2005 1:46 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
 RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

 Sekedar pertanyaan,
 bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
 (tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem
 Fore-arc basin ini?

 dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab
 overpressure zone yang ada di sumur Jati-1?

 terimakasih

 On 10/12/05, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Untuk itu, saya sangat berharap bahwa Lundin Banyumas berhasil dengan
 Jati-1, sumur yang sedang dibornya di fore-arc basin Banyumas. Nah, ini
 memang sumur yang risikonya sangat tinggi tetapi BPMIGAS mendukungnya
 dengan penuh. Sebelum sampai ke titik bor Jati, mungkin ada tiga tahun
 sendiri dihabiskan untuk membangun pengetahuan geologi yang komprehensif
 untuk Banyumas fore-arc, termasuk melakukan survai seismik di Karang
 Sambung dan mencari reservoir klastik Eosen sampai ke Citarum dan Bayah.

 Kalau kita mencari contoh bagaimana berbagai studi dan survai dilakukan
 di suatu cekungan termasuk bagaimana drama pencarian partner untuk
 berbagi risiko (?) atau keberhasilan (?) sampai menggiring ke penajakan
 sebuah sumur eksplorasi, Blok Banyumas akan menjadi contoh yang baik.

 Saat ini, sumur Jati-1 tengah mengalami kesulitan menembus barier yang
 dulu juga menjadi barier sumur2 Pertamina dan menghentikannya :
 overpressured zone ! Saat diskusi dulu, itu sudah kita peringatkan,
 semoga Lundin telah cukup mempunyai solusi untuk itu.

 Di Banyumas, rembesan lumayan subur, masa kita tidak berhasil juga
 mencari si mutiara hitam ini setelah lebih dari 30 tahun ?

 Fore-arc dan intra-arc basins adalah salah satu dari sekian tantangan
 eksplorasi di Indonesia. Itu ada dalam perhatian secara khusus oleh
 BPMIGAS saat ini mengacu kepada perannya yang tertuang dalam UU Migas
 2001. BPMIGAS sedang mengubah organisasinya, dan akan ada satu bagian
 baru di dalamnya yang menangani masalah evaluasi cekungan/new venture.
 Bagian ini akan berasosiasi nantinya dengan Ditjen Migas dalam urusan
 yang sama.

 Jangan kuatir, mestinya kita telah banyak belajar dari model2 penawaran
 lahan lima tahun terakhir ini, di mana kekuatan dan kelemahannya, semua
 akan dievaluasi untuk menuju ke penawaran yang lebih baik.

 Tidak sulit memanggil service company untuk melakukan gravity atau
 magnetics regional di lahan-lahan yang akan ditawarkan. Model itu telah
 dilakukan 3 tahun ke belakang untuk seismik speculative survey.
 Sekarang yang sedang dibenahi adalah masalah bagaimana pembebanan biaya
 itu dalam hubungannya dengan kontrak PSC.

 Tantangan eksplorasi Indonesia masih sangat besar. Dalam tantangan,
 selalu ada peluang berhasil dan risiko gagal. Tanpa menjawab tantangan
 itu sudah pasti kita akan gagal !

 salam,
 awang


 Kuntadi Nugrahanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Setuju dengan Anda, mari kita lihat seeps dengan optimistis.
 Dan saya setuju sekali kalau usaha eksplorasi di daerah fore arc basins
 di seluruh Indonesia harus dimulai dengan menawarkan banyak blok di
 daerah2 tersebut dengan penawaran jangka waktu eksplorasi yg lebih
 panjang, komitmen dan bagi hasil PSC yang jauh lebih menarik mengingat
 faktor resiko yang sangat tinggi ini.

 Oleh karenanya mungkin perlu ada suatu sesi penawaran khusus dari
 pemerintah RI untuk menawarkan wilayah fore arc basins ini dalam satu
 term sekaligus dlm waktu bersamaan.  Dengan telah adanya beberapa sumur
 yang di bor dan terdapat indikasi hidrokarbon, tentunya bisa menambah
 menarik investor untuk mengkaji daerah dimaksud.  Perpetaan gaya berat
 dan gravitasi regional di bbrapa tempat pilihan perlu dilakukan lebih
 dulu sepertinya Mas Awang? apakah ada perusahaan Airborne gravity /
 magnetics yang mau invest di sini untuk mengetahui seberapa dalam dan
 terbentuk dari litologi apa sih kitchen yang ada di sabuk fore arc ini?
 Apakah memang intrusinya

RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-13 Terurut Topik Kuntadi, Nugrahanto
Siapa bilang Papua gak jauh Edo...he..he..sorry yah..
Tapi saya setuju dengan Pak Ukatbintuni itu insya Allah Foreland
Basin Edo.
Fore arcnya Sendiri sudah gak preserved karena tumbukan antar plate yang
menyebabkan terbentuknya Banda microplate sebelah barat Seram.  Tapi
jejak2 volcanism ditemukan di P. Seram lalu juga di barat P.Kai dimana
konon penyebab tightnya thick Jurassic sand di sumur Kai Besar-1 UTP
dulu adalah adanya efek fluid krn volcanism...wallahu alam.

-Original Message-
From: Edward, Syafron [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, October 13, 2005 7:23 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc
basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin)

Salam Explorasi
edo 

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 12, 2005 1:46 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Sekedar pertanyaan,
bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
(tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem
Fore-arc basin ini?

dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab
overpressure zone yang ada di sumur Jati-1?

terimakasih

On 10/12/05, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Untuk itu, saya sangat berharap bahwa Lundin Banyumas berhasil dengan
Jati-1, sumur yang sedang dibornya di fore-arc basin Banyumas. Nah, ini
memang sumur yang risikonya sangat tinggi tetapi BPMIGAS mendukungnya
dengan penuh. Sebelum sampai ke titik bor Jati, mungkin ada tiga tahun
sendiri dihabiskan untuk membangun pengetahuan geologi yang komprehensif
untuk Banyumas fore-arc, termasuk melakukan survai seismik di Karang
Sambung dan mencari reservoir klastik Eosen sampai ke Citarum dan Bayah.

Kalau kita mencari contoh bagaimana berbagai studi dan survai dilakukan
di suatu cekungan termasuk bagaimana drama pencarian partner untuk
berbagi risiko (?) atau keberhasilan (?) sampai menggiring ke penajakan
sebuah sumur eksplorasi, Blok Banyumas akan menjadi contoh yang baik.

Saat ini, sumur Jati-1 tengah mengalami kesulitan menembus barier yang
dulu juga menjadi barier sumur2 Pertamina dan menghentikannya :
overpressured zone ! Saat diskusi dulu, itu sudah kita peringatkan,
semoga Lundin telah cukup mempunyai solusi untuk itu.

Di Banyumas, rembesan lumayan subur, masa kita tidak berhasil juga
mencari si mutiara hitam ini setelah lebih dari 30 tahun ?

Fore-arc dan intra-arc basins adalah salah satu dari sekian tantangan
eksplorasi di Indonesia. Itu ada dalam perhatian secara khusus oleh
BPMIGAS saat ini mengacu kepada perannya yang tertuang dalam UU Migas
2001. BPMIGAS sedang mengubah organisasinya, dan akan ada satu bagian
baru di dalamnya yang menangani masalah evaluasi cekungan/new venture.
Bagian ini akan berasosiasi nantinya dengan Ditjen Migas dalam urusan
yang sama.

Jangan kuatir, mestinya kita telah banyak belajar dari model2 penawaran
lahan lima tahun terakhir ini, di mana kekuatan dan kelemahannya, semua
akan dievaluasi untuk menuju ke penawaran yang lebih baik.

Tidak sulit memanggil service company untuk melakukan gravity atau
magnetics regional di lahan-lahan yang akan ditawarkan. Model itu telah
dilakukan 3 tahun ke belakang untuk seismik speculative survey.
Sekarang yang sedang dibenahi adalah masalah bagaimana pembebanan biaya
itu dalam hubungannya dengan kontrak PSC.

Tantangan eksplorasi Indonesia masih sangat besar. Dalam tantangan,
selalu ada peluang berhasil dan risiko gagal. Tanpa menjawab tantangan
itu sudah pasti kita akan gagal !

salam,
awang


Kuntadi Nugrahanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Setuju dengan Anda, mari kita lihat seeps dengan optimistis.
Dan saya setuju sekali kalau usaha eksplorasi di daerah fore arc basins
di seluruh Indonesia harus dimulai dengan menawarkan banyak blok di
daerah2 tersebut dengan penawaran jangka waktu eksplorasi yg lebih
panjang, komitmen dan bagi hasil PSC yang jauh lebih menarik mengingat
faktor resiko yang sangat tinggi ini.

Oleh karenanya mungkin perlu ada suatu sesi penawaran khusus dari
pemerintah RI untuk menawarkan wilayah fore arc basins ini dalam satu
term sekaligus dlm waktu bersamaan.  Dengan telah adanya beberapa sumur
yang di bor dan terdapat indikasi hidrokarbon, tentunya bisa menambah
menarik investor untuk mengkaji daerah dimaksud.  Perpetaan gaya berat
dan gravitasi regional di bbrapa tempat pilihan perlu dilakukan lebih
dulu sepertinya Mas Awang? apakah ada perusahaan Airborne gravity /
magnetics yang mau invest di sini untuk mengetahui seberapa dalam dan
terbentuk dari litologi apa sih kitchen yang ada di sabuk fore arc ini?
Apakah memang intrusinya ataupun karbonatnya tersebar merata atau hanya
setempat? semua ini insya Allah dapat terjawab dengan perpetaan
dimaksud

Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-13 Terurut Topik Ariadi Subandrio
membicarakan gas Tangguh adalah membicarakan gas yang keluar dari mulut pabrik 
LNG nantinya (gas yang bernilai jual ke China itu). Membicarakan gas (HC) pada 
diskusi arc-arc, ya yang dibicarakan adalah gas-gas lapangan (terminologinya 
GG). Nama TANGGUH itu bukanlah untuk nama Field tetapi lebih untuk nama Proyek 
LNG. Sepertinya LNG Tangguh itu source gas-nya adalah dari Wiriagar Gas Field, 
Vorwata Field dll.
 
Apakah memang kebiasaan dari kita2, rekan2 upstream (GG)  ndompleng nama pada 
terminologi-nya rekan-rekan dari enjineering/prosesing? atau karena nama 
Wiriagar, Vorwata kalah ngetop dengan Tangguh? Strategi komunikasi dan 
Sejarahnya gimana sih Kun?
 
 
salam,
ar-.

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalau Tangguh field dianggap berada di fore-arc basin (Bintuni basin+ 
fore-arc basin?) apakah sebetulnya yang dianggap fore-arc basin?

- Original Message - 
From: Edward, Syafron 
To: 
Sent: Thursday, October 13, 2005 7:22 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was : RE: 
[Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )


 Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc
 basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin)

 Salam Explorasi
 edo


-
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-12 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
Sekedar pertanyaan,
bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
(tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di
sistem Fore-arc basin ini?

dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab
overpressure zone yang ada di sumur Jati-1?

terimakasih

On 10/12/05, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Untuk itu, saya sangat berharap bahwa Lundin Banyumas berhasil dengan
Jati-1, sumur yang sedang dibornya di fore-arc basin Banyumas. Nah,
ini memang sumur yang risikonya sangat tinggi tetapi BPMIGAS
mendukungnya dengan penuh. Sebelum sampai ke titik bor Jati, mungkin
ada tiga tahun sendiri dihabiskan untuk membangun pengetahuan geologi
yang komprehensif untuk Banyumas fore-arc, termasuk melakukan survai
seismik di Karang Sambung dan mencari reservoir klastik Eosen sampai
ke Citarum dan Bayah.

Kalau kita mencari contoh bagaimana berbagai studi dan survai
dilakukan di suatu cekungan termasuk bagaimana drama pencarian partner
untuk berbagi risiko (?) atau keberhasilan (?) sampai menggiring ke
penajakan sebuah sumur eksplorasi, Blok Banyumas akan menjadi contoh
yang baik.

Saat ini, sumur Jati-1 tengah mengalami kesulitan menembus barier yang
dulu juga menjadi barier sumur2 Pertamina dan menghentikannya :
overpressured zone ! Saat diskusi dulu, itu sudah kita peringatkan,
semoga Lundin telah cukup mempunyai solusi untuk itu.

Di Banyumas, rembesan lumayan subur, masa kita tidak berhasil juga
mencari si mutiara hitam ini setelah lebih dari 30 tahun ?

Fore-arc dan intra-arc basins adalah salah satu dari sekian tantangan
eksplorasi di Indonesia. Itu ada dalam perhatian secara khusus oleh
BPMIGAS saat ini mengacu kepada perannya yang tertuang dalam UU Migas
2001. BPMIGAS sedang mengubah organisasinya, dan akan ada satu bagian
baru di dalamnya yang menangani masalah evaluasi cekungan/new venture.
Bagian ini akan berasosiasi nantinya dengan Ditjen Migas dalam urusan
yang sama.

Jangan kuatir, mestinya kita telah banyak belajar dari model2
penawaran lahan lima tahun terakhir ini, di mana kekuatan dan
kelemahannya, semua akan dievaluasi untuk menuju ke penawaran yang
lebih baik.

Tidak sulit memanggil service company untuk melakukan gravity atau
magnetics regional di lahan-lahan yang akan ditawarkan. Model itu
telah dilakukan 3 tahun ke belakang untuk seismik speculative survey.
Sekarang yang sedang dibenahi adalah masalah bagaimana pembebanan
biaya itu dalam hubungannya dengan kontrak PSC.

Tantangan eksplorasi Indonesia masih sangat besar. Dalam tantangan,
selalu ada peluang berhasil dan risiko gagal. Tanpa menjawab tantangan
itu sudah pasti kita akan gagal !

salam,
awang


Kuntadi Nugrahanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Setuju dengan Anda, mari kita lihat seeps dengan optimistis.
Dan saya setuju sekali kalau usaha eksplorasi di daerah fore arc
basins di seluruh Indonesia harus dimulai dengan menawarkan banyak
blok di daerah2 tersebut dengan penawaran jangka waktu eksplorasi yg
lebih panjang, komitmen dan bagi hasil PSC yang jauh lebih menarik
mengingat faktor resiko yang sangat tinggi ini.

Oleh karenanya mungkin perlu ada suatu sesi penawaran khusus dari
pemerintah RI untuk menawarkan wilayah fore arc basins ini dalam satu
term sekaligus dlm waktu bersamaan.  Dengan telah adanya beberapa
sumur yang di bor dan terdapat indikasi hidrokarbon, tentunya bisa
menambah menarik investor untuk mengkaji daerah dimaksud.  Perpetaan
gaya berat dan gravitasi regional di bbrapa tempat pilihan perlu
dilakukan lebih dulu sepertinya Mas Awang? apakah ada perusahaan
Airborne gravity / magnetics yang mau invest di sini untuk mengetahui
seberapa dalam dan terbentuk dari litologi apa sih kitchen yang ada di
sabuk fore arc ini? Apakah memang intrusinya ataupun karbonatnya
tersebar merata atau hanya setempat? semua ini insya Allah dapat
terjawab dengan perpetaan dimaksud.

Regards, kuntadi

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-12 Terurut Topik arissetiawan

kalau yang ini pak ketum iagi sangat faseh. yang jelas sudah ada gas-nya
adalah ex-meulaboh block sama nias block, forearc basin di pantai barat
aceh, sumut dan sumbar. di bengkulu dilaporkan ada oil show. tapi kalau
kita lihat negara jiran, justru ada producing gas field di pandorra field,
papua new guinea. terus kalau kita terusin ke utara dari panbat sumatra ada
giant gas field di myanmar (yetagun, yadana), mungkin menerus sampai
krishna godavari di india (tapi udah different tectonic setting).




  
  Nataniel Mangiwa  
  
  nataniel.mangiwa To:  iagi-net@iagi.or.id
  
  @gmail.com   cc: 
  
Subject: Re: [iagi-net-l] 
Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
  12/10/2005 02:46  RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak 
Blok Banten ) 
  PM
  
  Please respond to 
  
  iagi-net  
  

  

  



Sekedar pertanyaan,
bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
(tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di
sistem Fore-arc basin ini?

dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab
overpressure zone yang ada di sumur Jati-1?

terimakasih









-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-12 Terurut Topik Edward, Syafron
Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc
basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin)

Salam Explorasi
edo 

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, October 12, 2005 1:46 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Sekedar pertanyaan,
bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
(tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem
Fore-arc basin ini?

dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab
overpressure zone yang ada di sumur Jati-1?

terimakasih

On 10/12/05, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Untuk itu, saya sangat berharap bahwa Lundin Banyumas berhasil dengan
Jati-1, sumur yang sedang dibornya di fore-arc basin Banyumas. Nah, ini
memang sumur yang risikonya sangat tinggi tetapi BPMIGAS mendukungnya
dengan penuh. Sebelum sampai ke titik bor Jati, mungkin ada tiga tahun
sendiri dihabiskan untuk membangun pengetahuan geologi yang komprehensif
untuk Banyumas fore-arc, termasuk melakukan survai seismik di Karang
Sambung dan mencari reservoir klastik Eosen sampai ke Citarum dan Bayah.

Kalau kita mencari contoh bagaimana berbagai studi dan survai dilakukan
di suatu cekungan termasuk bagaimana drama pencarian partner untuk
berbagi risiko (?) atau keberhasilan (?) sampai menggiring ke penajakan
sebuah sumur eksplorasi, Blok Banyumas akan menjadi contoh yang baik.

Saat ini, sumur Jati-1 tengah mengalami kesulitan menembus barier yang
dulu juga menjadi barier sumur2 Pertamina dan menghentikannya :
overpressured zone ! Saat diskusi dulu, itu sudah kita peringatkan,
semoga Lundin telah cukup mempunyai solusi untuk itu.

Di Banyumas, rembesan lumayan subur, masa kita tidak berhasil juga
mencari si mutiara hitam ini setelah lebih dari 30 tahun ?

Fore-arc dan intra-arc basins adalah salah satu dari sekian tantangan
eksplorasi di Indonesia. Itu ada dalam perhatian secara khusus oleh
BPMIGAS saat ini mengacu kepada perannya yang tertuang dalam UU Migas
2001. BPMIGAS sedang mengubah organisasinya, dan akan ada satu bagian
baru di dalamnya yang menangani masalah evaluasi cekungan/new venture.
Bagian ini akan berasosiasi nantinya dengan Ditjen Migas dalam urusan
yang sama.

Jangan kuatir, mestinya kita telah banyak belajar dari model2 penawaran
lahan lima tahun terakhir ini, di mana kekuatan dan kelemahannya, semua
akan dievaluasi untuk menuju ke penawaran yang lebih baik.

Tidak sulit memanggil service company untuk melakukan gravity atau
magnetics regional di lahan-lahan yang akan ditawarkan. Model itu telah
dilakukan 3 tahun ke belakang untuk seismik speculative survey.
Sekarang yang sedang dibenahi adalah masalah bagaimana pembebanan biaya
itu dalam hubungannya dengan kontrak PSC.

Tantangan eksplorasi Indonesia masih sangat besar. Dalam tantangan,
selalu ada peluang berhasil dan risiko gagal. Tanpa menjawab tantangan
itu sudah pasti kita akan gagal !

salam,
awang


Kuntadi Nugrahanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Setuju dengan Anda, mari kita lihat seeps dengan optimistis.
Dan saya setuju sekali kalau usaha eksplorasi di daerah fore arc basins
di seluruh Indonesia harus dimulai dengan menawarkan banyak blok di
daerah2 tersebut dengan penawaran jangka waktu eksplorasi yg lebih
panjang, komitmen dan bagi hasil PSC yang jauh lebih menarik mengingat
faktor resiko yang sangat tinggi ini.

Oleh karenanya mungkin perlu ada suatu sesi penawaran khusus dari
pemerintah RI untuk menawarkan wilayah fore arc basins ini dalam satu
term sekaligus dlm waktu bersamaan.  Dengan telah adanya beberapa sumur
yang di bor dan terdapat indikasi hidrokarbon, tentunya bisa menambah
menarik investor untuk mengkaji daerah dimaksud.  Perpetaan gaya berat
dan gravitasi regional di bbrapa tempat pilihan perlu dilakukan lebih
dulu sepertinya Mas Awang? apakah ada perusahaan Airborne gravity /
magnetics yang mau invest di sini untuk mengetahui seberapa dalam dan
terbentuk dari litologi apa sih kitchen yang ada di sabuk fore arc ini?
Apakah memang intrusinya ataupun karbonatnya tersebar merata atau hanya
setempat? semua ini insya Allah dapat terjawab dengan perpetaan
dimaksud.

Regards, kuntadi

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi
Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M.
Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan
Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED

Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-12 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
Terimakasih Pak Aris dan Pak Edo

On 10/13/05, Edward, Syafron [EMAIL PROTECTED] wrote:
Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di
Fore-Arc basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin)

Salam Explorasi
edo

On 10/13/05, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:

kalau yang ini pak ketum iagi sangat faseh. yang jelas sudah ada
gas-nya adalah ex-meulaboh block sama nias block, forearc basin di
pantai barat aceh, sumut dan sumbar. di bengkulu dilaporkan ada oil
show. tapi kalau kita lihat negara jiran, justru ada producing gas
field di pandorra field, papua new guinea. terus kalau kita terusin ke
utara dari panbat sumatra ada giant gas field di myanmar (yetagun,
yadana), mungkin menerus sampai krishna godavari di india (tapi udah
different tectonic setting).

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-12 Terurut Topik Awang Satyana
Overpressure di Banyumas terjadi oleh sedimentasi cepat saat terjadi peralihan 
dari intra-arc setting ke fore-arc setting, kira-kira di Intra-Miocene time. 
Fore-arc setting menyediakan space accomodation yang voluminous yang begitu 
dekatnya dengan sebuah tinggian ex intra-arc setting. Ke depresi itulah eroded 
sediments dibuang dalam waktu yang cepat, dan overpressuring pun terjadi.
 
Di Banyumas jelas terlihat pergeseran magmatic arc Oligo-Miosen Old Andesite 
Gabon Formation ke volcanic arc Mio-Pliosen di wilayah North Serayu ke sebelah 
utara. 
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:

kalau yang ini pak ketum iagi sangat faseh. yang jelas sudah ada gas-nya
adalah ex-meulaboh block sama nias block, forearc basin di pantai barat
aceh, sumut dan sumbar. di bengkulu dilaporkan ada oil show. tapi kalau
kita lihat negara jiran, justru ada producing gas field di pandorra field,
papua new guinea. terus kalau kita terusin ke utara dari panbat sumatra ada
giant gas field di myanmar (yetagun, yadana), mungkin menerus sampai
krishna godavari di india (tapi udah different tectonic setting).




Nataniel Mangiwa 
@gmail.com cc: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was : 
12/10/2005 02:46 RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten ) 
PM 
Please respond to 
iagi-net 





Sekedar pertanyaan,
bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
(tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di
sistem Fore-arc basin ini?

dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab
overpressure zone yang ada di sumur Jati-1?

terimakasih









-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-12 Terurut Topik Ukat Sukanta

Kalau Bintuni Basin, kalau saya menamakannya Foreland Basin.

-Original Message-
From: Edward, Syafron [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, October 13, 2005 7:23 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc
basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin)

Salam Explorasi
edo

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 12, 2005 1:46 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Sekedar pertanyaan,
bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
(tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem
Fore-arc basin ini?

dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab
overpressure zone yang ada di sumur Jati-1?

terimakasih

On 10/12/05, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Untuk itu, saya sangat berharap bahwa Lundin Banyumas berhasil dengan
Jati-1, sumur yang sedang dibornya di fore-arc basin Banyumas. Nah, ini
memang sumur yang risikonya sangat tinggi tetapi BPMIGAS mendukungnya
dengan penuh. Sebelum sampai ke titik bor Jati, mungkin ada tiga tahun
sendiri dihabiskan untuk membangun pengetahuan geologi yang komprehensif
untuk Banyumas fore-arc, termasuk melakukan survai seismik di Karang
Sambung dan mencari reservoir klastik Eosen sampai ke Citarum dan Bayah.

Kalau kita mencari contoh bagaimana berbagai studi dan survai dilakukan
di suatu cekungan termasuk bagaimana drama pencarian partner untuk
berbagi risiko (?) atau keberhasilan (?) sampai menggiring ke penajakan
sebuah sumur eksplorasi, Blok Banyumas akan menjadi contoh yang baik.

Saat ini, sumur Jati-1 tengah mengalami kesulitan menembus barier yang
dulu juga menjadi barier sumur2 Pertamina dan menghentikannya :
overpressured zone ! Saat diskusi dulu, itu sudah kita peringatkan,
semoga Lundin telah cukup mempunyai solusi untuk itu.

Di Banyumas, rembesan lumayan subur, masa kita tidak berhasil juga
mencari si mutiara hitam ini setelah lebih dari 30 tahun ?

Fore-arc dan intra-arc basins adalah salah satu dari sekian tantangan
eksplorasi di Indonesia. Itu ada dalam perhatian secara khusus oleh
BPMIGAS saat ini mengacu kepada perannya yang tertuang dalam UU Migas
2001. BPMIGAS sedang mengubah organisasinya, dan akan ada satu bagian
baru di dalamnya yang menangani masalah evaluasi cekungan/new venture.
Bagian ini akan berasosiasi nantinya dengan Ditjen Migas dalam urusan
yang sama.

Jangan kuatir, mestinya kita telah banyak belajar dari model2 penawaran
lahan lima tahun terakhir ini, di mana kekuatan dan kelemahannya, semua
akan dievaluasi untuk menuju ke penawaran yang lebih baik.

Tidak sulit memanggil service company untuk melakukan gravity atau
magnetics regional di lahan-lahan yang akan ditawarkan. Model itu telah
dilakukan 3 tahun ke belakang untuk seismik speculative survey.
Sekarang yang sedang dibenahi adalah masalah bagaimana pembebanan biaya
itu dalam hubungannya dengan kontrak PSC.

Tantangan eksplorasi Indonesia masih sangat besar. Dalam tantangan,
selalu ada peluang berhasil dan risiko gagal. Tanpa menjawab tantangan
itu sudah pasti kita akan gagal !

salam,
awang


Kuntadi Nugrahanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Setuju dengan Anda, mari kita lihat seeps dengan optimistis.
Dan saya setuju sekali kalau usaha eksplorasi di daerah fore arc basins
di seluruh Indonesia harus dimulai dengan menawarkan banyak blok di
daerah2 tersebut dengan penawaran jangka waktu eksplorasi yg lebih
panjang, komitmen dan bagi hasil PSC yang jauh lebih menarik mengingat
faktor resiko yang sangat tinggi ini.

Oleh karenanya mungkin perlu ada suatu sesi penawaran khusus dari
pemerintah RI untuk menawarkan wilayah fore arc basins ini dalam satu
term sekaligus dlm waktu bersamaan.  Dengan telah adanya beberapa sumur
yang di bor dan terdapat indikasi hidrokarbon, tentunya bisa menambah
menarik investor untuk mengkaji daerah dimaksud.  Perpetaan gaya berat
dan gravitasi regional di bbrapa tempat pilihan perlu dilakukan lebih
dulu sepertinya Mas Awang? apakah ada perusahaan Airborne gravity /
magnetics yang mau invest di sini untuk mengetahui seberapa dalam dan
terbentuk dari litologi apa sih kitchen yang ada di sabuk fore arc ini?
Apakah memang intrusinya ataupun karbonatnya tersebar merata atau hanya
setempat? semua ini insya Allah dapat terjawab dengan perpetaan
dimaksud.

Regards, kuntadi

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna

Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-12 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
(Sedimentasi Cepat) Rapid Sedimentation ini juga yang divonis sebagai
penyebab Overpressure di Delta Mahakam. jadi kalau kita mempelajari
regional setting suatu daerah dan sempat terjadi rapid sedimentation
maka kita sudah bisa mengira-ngira di mana akan ketemu Overpressure.

Terimakasih Pak Awang

On 10/13/05, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Overpressure di Banyumas terjadi oleh sedimentasi cepat saat terjadi
peralihan dari intra-arc setting ke fore-arc setting, kira-kira di
Intra-Miocene time. Fore-arc setting menyediakan space accomodation
yang voluminous yang begitu dekatnya dengan sebuah tinggian ex
intra-arc setting. Ke depresi itulah eroded sediments dibuang dalam
waktu yang cepat, dan overpressuring pun terjadi.

Di Banyumas jelas terlihat pergeseran magmatic arc Oligo-Miosen Old
Andesite Gabon Formation ke volcanic arc Mio-Pliosen di wilayah North
Serayu ke sebelah utara.

salam,
awang

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-12 Terurut Topik Awang Satyana
Betul Pak Nataniel, kasus-kasus overpressuring yang pernah saya amati di 
beberapa tempat (selatan Sorong Fault di foredeep Salawati, selatan Yapen Fault 
di foredeep Rombebai, di Bintuni di barat Lengguru belt, di Selat Madura di 
selatan Madura inverted island, di Banyumas, di inner Kutei, dan Makassar 
Strait) semuanya berhubungan dengan sedimentasi yang cepat dan sulitnya 
dewatering dari clay terjadi.
 
salam,
awang

Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote:
(Sedimentasi Cepat) Rapid Sedimentation ini juga yang divonis sebagai
penyebab Overpressure di Delta Mahakam. jadi kalau kita mempelajari
regional setting suatu daerah dan sempat terjadi rapid sedimentation
maka kita sudah bisa mengira-ngira di mana akan ketemu Overpressure.

Terimakasih Pak Awang

On 10/13/05, Awang Satyana wrote:
Overpressure di Banyumas terjadi oleh sedimentasi cepat saat terjadi
peralihan dari intra-arc setting ke fore-arc setting, kira-kira di
Intra-Miocene time. Fore-arc setting menyediakan space accomodation
yang voluminous yang begitu dekatnya dengan sebuah tinggian ex
intra-arc setting. Ke depresi itulah eroded sediments dibuang dalam
waktu yang cepat, dan overpressuring pun terjadi.

Di Banyumas jelas terlihat pergeseran magmatic arc Oligo-Miosen Old
Andesite Gabon Formation ke volcanic arc Mio-Pliosen di wilayah North
Serayu ke sebelah utara.

salam,
awang

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-12 Terurut Topik Awang Satyana
Menarik kalau Edo menyebut Bintuni sebagai fore-arc basin. Apakah ini pendapat 
BP, he..he.. ? Seperti Pak Ukat, saya juga mengklasifikasikannya sebagai 
Foreland Basin : foredeepnya persis sebelah barat Lengguru Belt, dan 
platformnya jauh ke barat ke bagian barat Teluk Berau menuju Misool.
 
Salawati pun adalah Foreland, tetapi ia kemudian jadi Transform Margin karena 
efek Sorong Fault dengan sangat kuat mempengaruhi cekungan ini sejak Pliosen.
 
salam,
awang

Ukat Sukanta [EMAIL PROTECTED] wrote:

Kalau Bintuni Basin, kalau saya menamakannya Foreland Basin.

-Original Message-
From: Edward, Syafron [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, October 13, 2005 7:23 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc
basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin)

Salam Explorasi
edo

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 12, 2005 1:46 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Sekedar pertanyaan,
bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
(tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem
Fore-arc basin ini?

dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab
overpressure zone yang ada di sumur Jati-1?

terimakasih

On 10/12/05, Awang Satyana wrote:
Untuk itu, saya sangat berharap bahwa Lundin Banyumas berhasil dengan
Jati-1, sumur yang sedang dibornya di fore-arc basin Banyumas. Nah, ini
memang sumur yang risikonya sangat tinggi tetapi BPMIGAS mendukungnya
dengan penuh. Sebelum sampai ke titik bor Jati, mungkin ada tiga tahun
sendiri dihabiskan untuk membangun pengetahuan geologi yang komprehensif
untuk Banyumas fore-arc, termasuk melakukan survai seismik di Karang
Sambung dan mencari reservoir klastik Eosen sampai ke Citarum dan Bayah.

Kalau kita mencari contoh bagaimana berbagai studi dan survai dilakukan
di suatu cekungan termasuk bagaimana drama pencarian partner untuk
berbagi risiko (?) atau keberhasilan (?) sampai menggiring ke penajakan
sebuah sumur eksplorasi, Blok Banyumas akan menjadi contoh yang baik.

Saat ini, sumur Jati-1 tengah mengalami kesulitan menembus barier yang
dulu juga menjadi barier sumur2 Pertamina dan menghentikannya :
overpressured zone ! Saat diskusi dulu, itu sudah kita peringatkan,
semoga Lundin telah cukup mempunyai solusi untuk itu.

Di Banyumas, rembesan lumayan subur, masa kita tidak berhasil juga
mencari si mutiara hitam ini setelah lebih dari 30 tahun ?

Fore-arc dan intra-arc basins adalah salah satu dari sekian tantangan
eksplorasi di Indonesia. Itu ada dalam perhatian secara khusus oleh
BPMIGAS saat ini mengacu kepada perannya yang tertuang dalam UU Migas
2001. BPMIGAS sedang mengubah organisasinya, dan akan ada satu bagian
baru di dalamnya yang menangani masalah evaluasi cekungan/new venture.
Bagian ini akan berasosiasi nantinya dengan Ditjen Migas dalam urusan
yang sama.

Jangan kuatir, mestinya kita telah banyak belajar dari model2 penawaran
lahan lima tahun terakhir ini, di mana kekuatan dan kelemahannya, semua
akan dievaluasi untuk menuju ke penawaran yang lebih baik.

Tidak sulit memanggil service company untuk melakukan gravity atau
magnetics regional di lahan-lahan yang akan ditawarkan. Model itu telah
dilakukan 3 tahun ke belakang untuk seismik speculative survey.
Sekarang yang sedang dibenahi adalah masalah bagaimana pembebanan biaya
itu dalam hubungannya dengan kontrak PSC.

Tantangan eksplorasi Indonesia masih sangat besar. Dalam tantangan,
selalu ada peluang berhasil dan risiko gagal. Tanpa menjawab tantangan
itu sudah pasti kita akan gagal !

salam,
awang


Kuntadi Nugrahanto wrote:
Setuju dengan Anda, mari kita lihat seeps dengan optimistis.
Dan saya setuju sekali kalau usaha eksplorasi di daerah fore arc basins
di seluruh Indonesia harus dimulai dengan menawarkan banyak blok di
daerah2 tersebut dengan penawaran jangka waktu eksplorasi yg lebih
panjang, komitmen dan bagi hasil PSC yang jauh lebih menarik mengingat
faktor resiko yang sangat tinggi ini.

Oleh karenanya mungkin perlu ada suatu sesi penawaran khusus dari
pemerintah RI untuk menawarkan wilayah fore arc basins ini dalam satu
term sekaligus dlm waktu bersamaan. Dengan telah adanya beberapa sumur
yang di bor dan terdapat indikasi hidrokarbon, tentunya bisa menambah
menarik investor untuk mengkaji daerah dimaksud. Perpetaan gaya berat
dan gravitasi regional di bbrapa tempat pilihan perlu dilakukan lebih
dulu sepertinya Mas Awang? apakah ada perusahaan Airborne gravity /
magnetics yang mau invest di sini untuk mengetahui seberapa dalam dan
terbentuk dari litologi apa sih kitchen yang ada di sabuk fore arc ini?
Apakah memang intrusinya ataupun karbonatnya tersebar merata atau hanya
setempat? semua ini

RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-12 Terurut Topik Edward, Syafron
Ini pendapat saya pribadi pak Awang, hampir disemua report ARCO
menyebutkan kalau Bintuni adalah Foreland basin...

Mengapa bisa berbeda.?, karena ada dua episode neogene tektonik penting
yang involve di daerah Bintuni ini yaitu terbentuknya Lengguru Fold Belt
yang meyebabkan terbentuknya Foredeep Bintuni basin ayng didalamnya
diendapkan Steenkol dan Klasafet dan yang kedua adalah Banda Arch
collision yang menyebabkan terbentuknya Misool Onin Ridge...

Disini menariknya, kalau kita mengacu pada Misool Onin Ridge ini, memang
intuni basin digolongkan Foreland Basin, tapi kalau melihat tektonik
yang sedikit lebih tua dari itu atau mengacu pada lengguru Fold belt,
Bintuni basin bisa digolongkan sebagai fore arc basin...

Memang tektonik yang complex didaerah ini bisa menyebabkan perbedaan
pendapat, apalagi kalau mengacu pada Tektonik yang lebih tua yaitu pada
saat Australian Plate collision dengan Island arch dari Pacific plate
pada umur Oligocene, maka area didaerah Bintuni semuanya adalah Fore arc
basin

Salam
edo 

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, October 13, 2005 8:53 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Menarik kalau Edo menyebut Bintuni sebagai fore-arc basin. Apakah ini
pendapat BP, he..he.. ? Seperti Pak Ukat, saya juga
mengklasifikasikannya sebagai Foreland Basin : foredeepnya persis
sebelah barat Lengguru Belt, dan platformnya jauh ke barat ke bagian
barat Teluk Berau menuju Misool.
 
Salawati pun adalah Foreland, tetapi ia kemudian jadi Transform Margin
karena efek Sorong Fault dengan sangat kuat mempengaruhi cekungan ini
sejak Pliosen.
 
salam,
awang

Ukat Sukanta [EMAIL PROTECTED] wrote:

Kalau Bintuni Basin, kalau saya menamakannya Foreland Basin.

-Original Message-
From: Edward, Syafron [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, October 13, 2005 7:23 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc
basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin)

Salam Explorasi
edo

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 12, 2005 1:46 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Sekedar pertanyaan,
bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
(tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem
Fore-arc basin ini?

dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab
overpressure zone yang ada di sumur Jati-1?

terimakasih

On 10/12/05, Awang Satyana wrote:
Untuk itu, saya sangat berharap bahwa Lundin Banyumas berhasil dengan
Jati-1, sumur yang sedang dibornya di fore-arc basin Banyumas. Nah, ini
memang sumur yang risikonya sangat tinggi tetapi BPMIGAS mendukungnya
dengan penuh. Sebelum sampai ke titik bor Jati, mungkin ada tiga tahun
sendiri dihabiskan untuk membangun pengetahuan geologi yang komprehensif
untuk Banyumas fore-arc, termasuk melakukan survai seismik di Karang
Sambung dan mencari reservoir klastik Eosen sampai ke Citarum dan Bayah.

Kalau kita mencari contoh bagaimana berbagai studi dan survai dilakukan
di suatu cekungan termasuk bagaimana drama pencarian partner untuk
berbagi risiko (?) atau keberhasilan (?) sampai menggiring ke penajakan
sebuah sumur eksplorasi, Blok Banyumas akan menjadi contoh yang baik.

Saat ini, sumur Jati-1 tengah mengalami kesulitan menembus barier yang
dulu juga menjadi barier sumur2 Pertamina dan menghentikannya :
overpressured zone ! Saat diskusi dulu, itu sudah kita peringatkan,
semoga Lundin telah cukup mempunyai solusi untuk itu.

Di Banyumas, rembesan lumayan subur, masa kita tidak berhasil juga
mencari si mutiara hitam ini setelah lebih dari 30 tahun ?

Fore-arc dan intra-arc basins adalah salah satu dari sekian tantangan
eksplorasi di Indonesia. Itu ada dalam perhatian secara khusus oleh
BPMIGAS saat ini mengacu kepada perannya yang tertuang dalam UU Migas
2001. BPMIGAS sedang mengubah organisasinya, dan akan ada satu bagian
baru di dalamnya yang menangani masalah evaluasi cekungan/new venture.
Bagian ini akan berasosiasi nantinya dengan Ditjen Migas dalam urusan
yang sama.

Jangan kuatir, mestinya kita telah banyak belajar dari model2 penawaran
lahan lima tahun terakhir ini, di mana kekuatan dan kelemahannya, semua
akan dievaluasi untuk menuju ke penawaran yang lebih baik.

Tidak sulit memanggil service company untuk melakukan gravity atau
magnetics regional di lahan-lahan yang akan ditawarkan. Model itu telah
dilakukan 3 tahun ke belakang untuk seismik speculative survey.
Sekarang yang sedang dibenahi adalah masalah bagaimana pembebanan biaya
itu dalam hubungannya dengan kontrak PSC.

Tantangan

RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-12 Terurut Topik yrsnki
 Pak Ukat dan Awang

  Tolong saya mohon pencerahan (sudah agak lupa) apa term forc arc
  basin dan foreland basin itu berasal dari theori tektonik  yang sama?


  Si Abah

  Menarik kalau Edo menyebut Bintuni sebagai fore-arc basin. Apakah ini
 pendapat BP, he..he.. ? Seperti Pak Ukat, saya juga mengklasifikasikannya
 sebagai Foreland Basin : foredeepnya persis sebelah barat Lengguru Belt,
 dan platformnya jauh ke barat ke bagian barat Teluk Berau menuju Misool.

 Salawati pun adalah Foreland, tetapi ia kemudian jadi Transform Margin
 karena efek Sorong Fault dengan sangat kuat mempengaruhi cekungan ini
 sejak Pliosen.

 salam,
 awang

 Ukat Sukanta [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau Bintuni Basin, kalau saya menamakannya Foreland Basin.

 -Original Message-
 From: Edward, Syafron [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, October 13, 2005 7:23 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
 RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

 Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc
 basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin)

 Salam Explorasi
 edo

 -Original Message-
 From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, October 12, 2005 1:46 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
 RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

 Sekedar pertanyaan,
 bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
 (tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem
 Fore-arc basin ini?

 dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab
 overpressure zone yang ada di sumur Jati-1?

 terimakasih

 On 10/12/05, Awang Satyana wrote:
 Untuk itu, saya sangat berharap bahwa Lundin Banyumas berhasil dengan
 Jati-1, sumur yang sedang dibornya di fore-arc basin Banyumas. Nah, ini
 memang sumur yang risikonya sangat tinggi tetapi BPMIGAS mendukungnya
 dengan penuh. Sebelum sampai ke titik bor Jati, mungkin ada tiga tahun
 sendiri dihabiskan untuk membangun pengetahuan geologi yang komprehensif
 untuk Banyumas fore-arc, termasuk melakukan survai seismik di Karang
 Sambung dan mencari reservoir klastik Eosen sampai ke Citarum dan Bayah.

 Kalau kita mencari contoh bagaimana berbagai studi dan survai dilakukan
 di suatu cekungan termasuk bagaimana drama pencarian partner untuk
 berbagi risiko (?) atau keberhasilan (?) sampai menggiring ke penajakan
 sebuah sumur eksplorasi, Blok Banyumas akan menjadi contoh yang baik.

 Saat ini, sumur Jati-1 tengah mengalami kesulitan menembus barier yang
 dulu juga menjadi barier sumur2 Pertamina dan menghentikannya :
 overpressured zone ! Saat diskusi dulu, itu sudah kita peringatkan,
 semoga Lundin telah cukup mempunyai solusi untuk itu.

 Di Banyumas, rembesan lumayan subur, masa kita tidak berhasil juga
 mencari si mutiara hitam ini setelah lebih dari 30 tahun ?

 Fore-arc dan intra-arc basins adalah salah satu dari sekian tantangan
 eksplorasi di Indonesia. Itu ada dalam perhatian secara khusus oleh
 BPMIGAS saat ini mengacu kepada perannya yang tertuang dalam UU Migas
 2001. BPMIGAS sedang mengubah organisasinya, dan akan ada satu bagian
 baru di dalamnya yang menangani masalah evaluasi cekungan/new venture.
 Bagian ini akan berasosiasi nantinya dengan Ditjen Migas dalam urusan
 yang sama.

 Jangan kuatir, mestinya kita telah banyak belajar dari model2 penawaran
 lahan lima tahun terakhir ini, di mana kekuatan dan kelemahannya, semua
 akan dievaluasi untuk menuju ke penawaran yang lebih baik.

 Tidak sulit memanggil service company untuk melakukan gravity atau
 magnetics regional di lahan-lahan yang akan ditawarkan. Model itu telah
 dilakukan 3 tahun ke belakang untuk seismik speculative survey.
 Sekarang yang sedang dibenahi adalah masalah bagaimana pembebanan biaya
 itu dalam hubungannya dengan kontrak PSC.

 Tantangan eksplorasi Indonesia masih sangat besar. Dalam tantangan,
 selalu ada peluang berhasil dan risiko gagal. Tanpa menjawab tantangan
 itu sudah pasti kita akan gagal !

 salam,
 awang


 Kuntadi Nugrahanto wrote:
 Setuju dengan Anda, mari kita lihat seeps dengan optimistis.
 Dan saya setuju sekali kalau usaha eksplorasi di daerah fore arc basins
 di seluruh Indonesia harus dimulai dengan menawarkan banyak blok di
 daerah2 tersebut dengan penawaran jangka waktu eksplorasi yg lebih
 panjang, komitmen dan bagi hasil PSC yang jauh lebih menarik mengingat
 faktor resiko yang sangat tinggi ini.

 Oleh karenanya mungkin perlu ada suatu sesi penawaran khusus dari
 pemerintah RI untuk menawarkan wilayah fore arc basins ini dalam satu
 term sekaligus dlm waktu bersamaan. Dengan telah adanya beberapa sumur
 yang di bor dan terdapat indikasi hidrokarbon, tentunya bisa menambah
 menarik investor untuk mengkaji daerah dimaksud. Perpetaan gaya berat
 dan gravitasi regional di bbrapa tempat pilihan perlu dilakukan lebih
 dulu sepertinya Mas Awang? apakah ada perusahaan

RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-12 Terurut Topik Awang Satyana
Edo,
 
Pengklasifikasian fore-arc, intra-arc, back-arc basins harus mengacu kepada arc 
(volcanic arc). Maka, kita harus mencari dulu di mana volcanic arc-nya. Kalau 
bukan volcanic arc, hati-hati, kita akan salah menafsirkannya, sebab kalau 
sekedar tinggian, non-volcanic pun bisa.
 
Di Indonesia, ada 10 basin yang SAAT INI cocok disebut fore-arc basins : 1. 
Meulaboh, 2. Nias, 3. Mentawai-Bengkulu : di depan Barisan volcanic arc; 4. SW 
Java, 5. South Central Java, 6. SE Java, 7. South Java, 8. South Bali-Lombok, 
dan 9. Sawu : di depan Jawa-Nusa Tenggara volcanic arcs, dan 10. South Minahasa 
: di depan North Sulawesi volcanic arcs. SAAT INI karena basin bisa 
multi-history alias setting tektonik-nya bisa berganti-ganti sepanjang zaman 
geologi.
 
Bintuni Basin, kalau mengacu ke Lengguru FTB (fold-thrust belt) tak bisa 
disebut fore-arc, ini bukan volcanic arc. Kalau asal FTB ini sama dengan 
Central Range Papua, hanya ia terseret dua couple strike-slip di Kepala Burung 
(Sorong dan Tarera-Aiduna), maka Bintuni hanya sekedar foredeep sebuah foreland 
basin yang biasa dibatasi oleh fold thrust belt hasil collision; justru ini 
sangat khas foreland basin (lihat contoh lain untuk Barito foredeep yang 
dibatasi Meratus, dan Salawati foredeep yang dibatasi oleh Sorong FTB). 
 
Keberadaan Misool-Onin Geanticline justru menguatkan bahwa Bintuni adalah 
sangat khas foreland basin. Suatu foreland basin akan punya foredeep dan 
forebulge di sisi yang berlawanan. Nah, Bintuni Deep di Muturi itu adalah 
foredeep-nya dan Misool-Onin adalah forebulgenya. Misool Onin pun berlaku 
sebagai forebulge buat Salawati yang punya foredeep di selatan Sorong Fault.
 
Dan, dalam sejarahnya, kalau kita tarik sampai ke Mesozoik, Bintuni hanyalah 
peri-cratonic graben, alias passive margin basin yang retak di sekitar Triassic 
Jurassic dari NW Australia margin. Karena collision Melanesian orogeny-lah 
(yang membentuk Central Ranges of Papua dan Lengguru Belt) ia lalu jadi 
foreland basin.
 
Maka, saya tak menemukan bukti bahwa Bintuni pernah jadi fore-arc. Tak ada 
volcanic arc yang cukup kuat yang bisa dijadikan pegangan buat menaruh Bintuni 
maupun Salawati sebagai fore-arc basins.
 
salam,
awang

Edward, Syafron [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ini pendapat saya pribadi pak Awang, hampir disemua report ARCO
menyebutkan kalau Bintuni adalah Foreland basin...

Mengapa bisa berbeda.?, karena ada dua episode neogene tektonik penting
yang involve di daerah Bintuni ini yaitu terbentuknya Lengguru Fold Belt
yang meyebabkan terbentuknya Foredeep Bintuni basin ayng didalamnya
diendapkan Steenkol dan Klasafet dan yang kedua adalah Banda Arch
collision yang menyebabkan terbentuknya Misool Onin Ridge...

Disini menariknya, kalau kita mengacu pada Misool Onin Ridge ini, memang
intuni basin digolongkan Foreland Basin, tapi kalau melihat tektonik
yang sedikit lebih tua dari itu atau mengacu pada lengguru Fold belt,
Bintuni basin bisa digolongkan sebagai fore arc basin...

Memang tektonik yang complex didaerah ini bisa menyebabkan perbedaan
pendapat, apalagi kalau mengacu pada Tektonik yang lebih tua yaitu pada
saat Australian Plate collision dengan Island arch dari Pacific plate
pada umur Oligocene, maka area didaerah Bintuni semuanya adalah Fore arc
basin

Salam
edo 

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, October 13, 2005 8:53 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Menarik kalau Edo menyebut Bintuni sebagai fore-arc basin. Apakah ini
pendapat BP, he..he.. ? Seperti Pak Ukat, saya juga
mengklasifikasikannya sebagai Foreland Basin : foredeepnya persis
sebelah barat Lengguru Belt, dan platformnya jauh ke barat ke bagian
barat Teluk Berau menuju Misool.

Salawati pun adalah Foreland, tetapi ia kemudian jadi Transform Margin
karena efek Sorong Fault dengan sangat kuat mempengaruhi cekungan ini
sejak Pliosen.

salam,
awang

Ukat Sukanta wrote:

Kalau Bintuni Basin, kalau saya menamakannya Foreland Basin.

-Original Message-
From: Edward, Syafron [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, October 13, 2005 7:23 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc
basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin)

Salam Explorasi
edo

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 12, 2005 1:46 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

Sekedar pertanyaan,
bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
(tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem
Fore-arc basin ini?

dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira

RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc Intra-Arc Basins (was : RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

2005-10-12 Terurut Topik Awang Satyana
Abah,
 
fore-arc dan foreland basin sama-sama lahir di era plate-tectonic setting akhir 
1960-an dan awal 1970-an, tetapi dari penulis yang berbeda2.. 
 
Foreland basins di satu hal bisa overlaps dengan back-arc basins. Lalu, ada 
juga pengembangan pengertian untuk foreland basins yang terjadi di sekitar 
pertengahan tahun 1990-an. Foreland basins pada awalnya didefinisikan sebagai 
cekungan2 muka daratan, cekungan2 di depan massa kontinen yang cratonic. Ke 
dalam klasifikasi ini masuk semua cekungan di Sumatra (NSB, CSB, SSB, West 
Java, East Java, Barito, Kutei, dll.). Ini mengacu kepada tulisan Soeparjadi et 
al. (1975) yang membagi cekungan di SE Asia jadi : outer arc, foreland, 
interior cratonic, open shelf on continental margin.
 
Pertengahan tahun 1990-an, AAPG mengeluarkan sebuah edisi khusus tentang 
foreland basins. Kalau dibaca di dalamnya, foreland basins yang dimaksud di 
sini adalah yang mengacu ke model di Canadian Rockies, yaitu suatu depresi yang 
dibatasi oleh suatu tinggian fold thrust belt (sekaligus provenance sedimen) di 
sisi luarnya dan ke depresi itulah sumber sedimen ditumpahkan. Maka, setelah 
Barisan naik, semua bagian barat NSB, CSB, SSB akan punya bagian foreland 
basins, bukan ?
 
Tetapi, definisi fore-arc dan foreland cukup rigid perbedaannya sehingga  tak 
sulit membedakannya.
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Ukat dan Awang

Tolong saya mohon pencerahan (sudah agak lupa) apa term forc arc
basin dan foreland basin itu berasal dari theori tektonik yang sama?


Si Abah

Menarik kalau Edo menyebut Bintuni sebagai fore-arc basin. Apakah ini
 pendapat BP, he..he.. ? Seperti Pak Ukat, saya juga mengklasifikasikannya
 sebagai Foreland Basin : foredeepnya persis sebelah barat Lengguru Belt,
 dan platformnya jauh ke barat ke bagian barat Teluk Berau menuju Misool.

 Salawati pun adalah Foreland, tetapi ia kemudian jadi Transform Margin
 karena efek Sorong Fault dengan sangat kuat mempengaruhi cekungan ini
 sejak Pliosen.

 salam,
 awang

 Ukat Sukanta wrote:

 Kalau Bintuni Basin, kalau saya menamakannya Foreland Basin.

 -Original Message-
 From: Edward, Syafron [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, October 13, 2005 7:23 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
 RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

 Tidak usah jauh-jauh, Di Indonesia juga ada Field ditemukan di Fore-Arc
 basin yaitu Tangguh Field Papua (Bintuni Basin)

 Salam Explorasi
 edo

 -Original Message-
 From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, October 12, 2005 1:46 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tantangan Fore-arc  Intra-Arc Basins (was :
 RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten )

 Sekedar pertanyaan,
 bisa sedikit di sharing pengetahuannya Pak, di mana daerah/field
 (tentunya di luar Indonesia) yang sudah proven menghasilkan HC di sistem
 Fore-arc basin ini?

 dan, ada juga pertanyaan teknis yaitu: kira-kira darimana penyebab
 overpressure zone yang ada di sumur Jati-1?

 terimakasih

 On 10/12/05, Awang Satyana wrote:
 Untuk itu, saya sangat berharap bahwa Lundin Banyumas berhasil dengan
 Jati-1, sumur yang sedang dibornya di fore-arc basin Banyumas. Nah, ini
 memang sumur yang risikonya sangat tinggi tetapi BPMIGAS mendukungnya
 dengan penuh. Sebelum sampai ke titik bor Jati, mungkin ada tiga tahun
 sendiri dihabiskan untuk membangun pengetahuan geologi yang komprehensif
 untuk Banyumas fore-arc, termasuk melakukan survai seismik di Karang
 Sambung dan mencari reservoir klastik Eosen sampai ke Citarum dan Bayah.

 Kalau kita mencari contoh bagaimana berbagai studi dan survai dilakukan
 di suatu cekungan termasuk bagaimana drama pencarian partner untuk
 berbagi risiko (?) atau keberhasilan (?) sampai menggiring ke penajakan
 sebuah sumur eksplorasi, Blok Banyumas akan menjadi contoh yang baik.

 Saat ini, sumur Jati-1 tengah mengalami kesulitan menembus barier yang
 dulu juga menjadi barier sumur2 Pertamina dan menghentikannya :
 overpressured zone ! Saat diskusi dulu, itu sudah kita peringatkan,
 semoga Lundin telah cukup mempunyai solusi untuk itu.

 Di Banyumas, rembesan lumayan subur, masa kita tidak berhasil juga
 mencari si mutiara hitam ini setelah lebih dari 30 tahun ?

 Fore-arc dan intra-arc basins adalah salah satu dari sekian tantangan
 eksplorasi di Indonesia. Itu ada dalam perhatian secara khusus oleh
 BPMIGAS saat ini mengacu kepada perannya yang tertuang dalam UU Migas
 2001. BPMIGAS sedang mengubah organisasinya, dan akan ada satu bagian
 baru di dalamnya yang menangani masalah evaluasi cekungan/new venture.
 Bagian ini akan berasosiasi nantinya dengan Ditjen Migas dalam urusan
 yang sama.

 Jangan kuatir, mestinya kita telah banyak belajar dari model2 penawaran
 lahan lima tahun terakhir ini, di mana kekuatan dan kelemahannya, semua
 akan dievaluasi untuk menuju ke penawaran yang lebih baik.

 Tidak sulit memanggil service company untuk melakukan