Note: forwarded message attached.

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Life without art & music? Keep the arts alive today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/FXrMlA/dnQLAA/Zx0JAA/iPMolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida & Krisna

Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM
Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB
SMS di 0818-333582
=================================================================
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 
--- Begin Message --- Assalamu'alaikum wr.wb.

Saya tuliskan kenangan ini untuk menjadi ingatan buat saya pribadi
dan mungkin bisa diambil pelajaran bagi teman-teman sekalian.

Semoga Allah memberikan pertolonganNya kepada kita yang masih hidup
untuk mempersiapkan diri lebih baik menuju pertemuan kita denganNya
kelak. Amiien.

Mohon maaf kalau terlalu panjang ceritanya :-)

salam/... umul

----

~ Yang Kubaca ~

Ketika kau ungkapkan rasa bahagiamu akan datangnya waktu itu,
Aku baca tentang kerinduan yang `kan berbalas pertemuan.

Ketika kau tuturkan 30 tahun harapan kau pupuk dalam kepasrahan,
Aku baca tentang keteguhan tekad dan cintamu.

Hari demi hari kian dekat,
Degup jantung dan nervous akan kekuatan fisikmu
Bagi saat-saat yang ditunggu-tunggu itu,
Membuatmu untuk sesaat jatuh sakit.
Aku baca padamu akan kelemahan seorang hamba di hadapan Kebesaran-
Nya.

Hingga tibalah saat keberangkatanmu
Diiring doa dan harapan untuk kesempurnaan ibadah.

Satu bulan lebih engkau tinggalkan kami
Untuk memuaskan rindu yang telah engkau pupuk sekian lamanya.
Untuk menunaikan kewajiban ibadah yang ditetapkan bagi hamba-hambaNya
Menyambut panggilan suci-Nya
Labbaika Allohumma labbaik…

Kembalimu dari tanah suci
Menyempurnakan catatan kisah
Bagi perjalanan hidup di dunia ini
Tunainya rukun Islam yang kelima.

Sampai engkau tuturkan,
Kemudahan yang engkau dapatkan selama prosesi di tanah suci.
Maka, kubaca akan pertolongan Allah padamu
Atas semua kekhawatiran yang menghantui pikiranmu.

Kelengkapan ibadah haji dan sunnah Arbain.
Pun masih ditambah tiga kali khatam qur'an selama keberadaanmu
disana.
Maka kubaca kesungguhanmu dalam memenuhi panggilan-Nya

Dan ketika dalam keheranan harus kuungkap akan hidangan yang masih
banyak juga
Dan tamu-tamu yang juga masih berdatangan,
Ada yang bilang "Demikianlah keberkahan-Nya telah dilimpahkan."

Dan kalau pagi itu dalam tidur malamku,
Kulihat badanmu yang bercahaya di bawah sinar matahari yang terang
benderang
siap terbang ke langit,
Aku tidak mampu membaca…..
Apakah itu tanda diterimanya ibadahmu……?
Ataukah itu tanda perpisahan yang kian dekat…..?

Diatas semuanya,
Hanya doa yang terukir dalam hati ini untukmu Ibu tercinta.
"Semoga hajimu adalah haji yang mabrur."


24 Maret 2003

…………

Ibu,
Pagi hari saat kepergianmu, serasa semua menjadi jelas bagiku….
Begitu banyak tanda-tanda kebaikan yang mewujud mengiringi
kepergianmu.

Ibu,
Engkau yang biasa terlihat keriput termakan usia, kulitmu terlihat
begitu kencang dan bersih bersinar….
Keringat yang biasanya kurang kami suka baunya karena kecut, hari
itu tercium seperti harum kenanga….
Dan rambutmu tetap hitam legam Ibu…..
Tanganmu yang bergerak-gerak dalam ketidak-sadaranmu, mengingatkan
kami akan tasbih yang biasa engkau putar….
Tanda apakah itu Ibu?

Ibu,
Menjelang bepergianmu, alarm di kamar tempatmu dirawat tiba-tiba
berbunyi sendiri tanpa ada seorangpun dari kami yang menyentuh….
Engkau telah membuat para perawat dan kami kebingungan mencari
sumber bunyi itu.
Karena mengkhawatirkan kondisimu.

Bu, mengapa langit yang berlihat cerah berbintang,
pagi itu turun gerimis kecil saat kami mendorong jasadmu menuju
kamar jenazah?
Seolah-olah air mata menetes dari wajah langit….
Dan saat engkau di kamar jenazah,
Tiba-tiba seluruh lampu rumah sakit padam kira-kira satu menit…
Padahal saat itu kakak mendapat berita tidak ada lampu mati waktu
itu di kota Malang…
Tanda apakah itu Ibu?

Bu, saat kita meninggalkan rumah sakit dengan mobil ambulan,
Aku yang duduk di depan dengan kakak melihat suasana yang lengang
dan jalanan yang kita lalui basah oleh gerimis pagi itu.

Kita tiba di rumah saat qiroah berkumandang dari masjid-masjid untuk
menyambut adzan subuh?
Bukankah itu adalah waktu engkau biasanya berangkat ke masjid Bu?

Tahukah engkau Ibu?
Saat kami merawat jenazahmu, kota yang menjadi tempat tinggalmu
turun hujan
Dan mereka yang sedang jalan kaki ke pasar, menjadi basah kuyup
karenanya Ibu...
Saat kami membacakan surah Yaasin di dekatmu, engkau seperti tidur
Yang sungguh kami akan menyambut dengan senang sekali kalau engkau
bangun kembali Ibu…..

Ah Ibu,
Saat engkau diangkat keluar rumah untuk upacara mengantar
kepergianmu di halaman rumah pagi itu,
Matahari bersinar redup.
Aku tidak berani menatap langit untuk melihat apakah berawan atau
tidak Ibu….
Dan aku harus menahan tangisku saat bapak itu menanyakan apakah
engkau orang yang baik atau tidak…..
Tiga kali dengan suara yang tegas mereka mempersaksikan engkau orang
baik…..
Sedang mereka adalah sahabat-sahabat yang ingin mengantar
kepergianmu dari jamaah pengajian, tahlil, kelompok haji dan orang-
orang yang ingin mengantar kepergianmu…..
Dan kami, anak-anakmu pun mempersaksikan engkau adalah Ibu yang
baik…..

Dan Bu, kami diberitahu tetangga,
kalau ada orang gila mengambil bunga dari makammu di petang hari
setelah engkau dikebumikan.
Dan meletakkannya diatas buntalan yang dia arak lewat depan rumah
kita.
Waktu anak-anak muda dekat rumah menertawakan ulahnya,
Dia marah Bu sambil berkata, "Mengapa tertawa? Ini tanda turut
berduka cita!"
Tiba-tiba kami teringat dengan orang gila yang biasa engkau beri
makan setiap kali lewat di depan toko.
Apa engkau mengenalnya Bu?
Karena kalau begitu, kami tahu perbuatannya tidak akan mengurangi
kehormatanmu.

Saat kami kunjungi tempat istirahatmu, aku sungguh heran Bu!
Mengapa makammu begitu panjang?
Sepertinya melebihi tinggi badanmu semasa hidup di dunia fana ini
Bahkan setengahnya lebih panjang dari makam nenek yang berbaring
disampingmu.
Apakah itu pertanda derajatmu disisiNya lebih mulia dibanding semasa
hidup di dunia fana ini Bu?

Bu,
Waktu kami sedang mencuci piring gelas usai tahlil malam ketiga
sambil tertawa riang sebagaimana saat hadirmu disisi kami.
Acara itu serasa seperti pesta yang kami adakan untuk merayakan
pertemuanmu dengan-Nya, Bu.
Mungkin inilah maksud mimpi berulang dari beberapa orang yang
melihat rumah kita mengadakan pesta perkawinan.
Hari wafatmu seolah menjadi pesta perkawinanmu.

Di malam itu juga Bu,
kami kedatangan seorang tamu laki-laki tak dikenal, meminta nasi
putih.
Dia memakai pakaian putih-putih agak lusuh namun berwajah bersih
tapi tingkah lakunya seperti orang gila Bu.
Wajahnya mengingatkan kami pada seorang sepupu yang telah meninggal
dunia.
Yang membuat kami bertanya-tanya, dia tersenyum-senyum sambil
meracau, "Ibu masih utuh, Ibu masih utuh!"
Apakah itu artinya Bu?
Apakah itu pertanda jasadmu masih utuh dalam perut bumi?
Kalau demikian adanya semoga keridhoan-Nya senantiasa tercurah
untukmu Bu!

Oh ya Bu,
Kami tiba-tiba mencium wangi bau kenanga di dekat kami
saat kami ngobrol-ngobrol tentang pentingnya pelajaran agama tidak
hanya sekedar menjadi wacana tapi harus diamalkan.
Kakak juga sempat mencium wangi bau itu usia jamaah shubuh di rumah
pagi itu.
Apakah engkau juga hadir bersama kami waktu itu Bu?
Karena aku ingat sebelum meninggalmu,
Engkau sempat mencari-cari sajadah barumu yang engkau persiapkan
untuk hari raya Idul Fitri nanti.
Dan engkau belum sempat menemukannya hingga wafatmu,
Sedang kami belum pernah tahu bagaimana modelnya.
Apakah kehilangan itu juga pertanda Bu?
Karena kata kakak, Ayah juga kehilangan sarung yang biasa dipakai
untuk sholat menjelang wafat beliau di bulan Romadhon 25 tahun yang
lalu.

……. (2)






--- End Message ---

Kirim email ke