Subject: FW: [K3_LH] Formalin tidak berbahaya ?
RADAR JOGJA
Minggu, 08 Jan
2006
_____
Minggu, 08 Jan 2006 Formalin di Makanan
Tak Berbahaya
Diurai Jadi CO2 dalam Waktu 1,5 Menit JOGJA - Kandungan
formalin pada bahan makanan ternyata tidak akan menimbulkan efek negatif bagi
manusia. Termasuk kandungan formalin yang terdapat pada mie basah, ikan
segar, tahu, dan ikan asin. Berdasarkan penelitian WHO, kandungan formalin
yang membahayakan sebesar 6 gram. Padahal rata-rata kandungan formalin yang
terdapat pada mie basah 20 mg/kg mie. Selain itu, formalin yang masuk ke
tubuh manusia akan diurai dalam waktu 1,5 menit menjadi CO2.
Dekan
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma (USD) Dr Yuswanto menjelaskan,
berdasarkan penelitian yang dilakukan pihaknya pada tahun 2002, kandungan
formalin pada mie basah di pasar Jogja sekitar 20 mg/kg mie. Kadar itu belum
secara signifikan menimbulkan toksifikasi bagi tubuh
manusia.
"Penelitian WHO menyebutkan kadar formalin baru akan
menimbulkan toksifikasi atau pengaruh negatif jika mencapai 6 gram," jelas
Yuswanto saat dihubungi Radar Jogja, kemarin. Menurut Yuswanto, sebenarnya
proses alam juga menghasilkan zat formalin yang selanjutnya terserap
oleh sayur-sayuran, buah dan daging hewan.
Dikatakan, buah-buahan dan
sayuran juga mengandung zat formalin sebagai hasil proses biologis alami.
"Alam ini sebenarnya menghasilkan zat formalin yang diserap oleh tumbuhan dan
hewan. Daging sapi mengandung formalin kira-kira 30 mg, dan kerang laut
mengandung formalin 100 mg per kg. Tapi itu formalin yang dihasilkan dari
proses alami," katanya.
Bahkan, lanjut Yuswanto, para peternak sengaja
membubuhkan formalin dalam makanan ternaknya. Makanan ternak diberi kandungan
formalin sebesar 660 mg per kg. Tujuannya untuk membunuh bakteri.
"Keberadaan formalin tidak mengakibatkan keracunan hewan ternak,"
tambahnya.
Akan tetapi, kata Yuswanto, kandungan formalin baru akan
menimbulkan bahaya jika dihirup oleh alat pernapasan. Jika hanya dicerna
alat pencernaan, tidak akan menimbulkan risiko negatif. "Pemakaian
formalin hanya merugikan kalangan peternak. Ketika mereka menghirup
formalin lewat alat pernapasan, berpotensi menimbulkan kanker
paru-paru."
Yuswanto menyimpulkan, ada kesalahan informasi di masyarakat
tentang bahaya formalin di mie basah, ikan segar, dan ikan asin.
Sebenarnya, ketika formalin masuk melalui alat pencernaan, tidak akan
berpengaruh negatif.
Kondisi itu akan berbeda jika secara terus
menerus formalin masuk melalui alat pernafasan, maka dikhawatirkan akan
menyebabkan kanker paru-paru. "Perokok juga berpotensi menghirup formalin
dari setiap batang rokok yang dikonsumsinya. Ketika setiap hari menghisap 20
batang rokok, sama saja setiap hari menghirup 10 mg formalin," tambah
Yuswanto.
Kenapa formalin di makanan tidak berbahaya? Kata Yuswanto,
proses metabolisme formalin yang masuk ke tubuh manusia sangat cepat.
Tubuh manusia akan mengubah formalin menjadi Co2 dan air seni dalam waktu
1,5 menit.
"Secara alami, setiap liter darah manusia mengandung
formalin 3 mililiter. Sedangkan formalin yang masuk bersama makanan
akan didegradasi menjadi CO2 dan dibuang melalui alat pernapasan. Jadi,
meski formalin dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama, tidak
akan terjadi proses akumulasi dan menyebabkan toksifikasi."
Yuswanto
menegaskan, informasi yang berkembang di masyarakat salah kaprah. Sebab, baru
dalam dosis besar yakni sekitar 6 gram, formalin akan memunculkan efek
negatif bagi tubuh manusia.
"Lagi-lagi yang dirugikan masyarakat kecil.
Penjual mie basah, tahu, dan ikan asin dirugikan. Seharusnya, kita berpegang
pada hasil penelitian yang akurat. Pemerintah harus segera mengambil sikap
atas kekacauan ini. Kasihan pedagang kecil," tambah
Yuswanto.
|