--- In idakrisnashow@yahoogroups.com, Herman B. Subroto
[EMAIL PROTECTED] wrote:
lokasi tepatnya diperbatasan kukusan beji tdk jauh dari polsek
Beji, letaknya sebelah kiri jalan ...
kalau soal kebutuhan, nggak lah, soalnya aja di Tanah Baru (2 km
dari sana) udah ada 2 pom bensin...
# memang sih, tapi sepertinya untuk angkutan kota yang melalui jalur
ini agak kesulitan kalau harus ke tanah baru ... mungkin ini yang
dilihat sebagai peluang ...
yang jadi persoalan kalau jalan tsb (Beji-Kukusan) dilalui truk BBM
20 ton apa gak hancur tuh jalan ?
# kalau soal ini sepertinya sudah bukan rahasia lagi, banyak jalan --
bukan hanya di depok -- yang tidak digunakan sesuai kelasnya ... apa
memang aturan kelas jalan tidak berlaku lagi? soalnya belasan tahun
yang lalu di setiap angkutan niaga selalu tertera nomor kelas jalan
yang bisa dilalui dengan ukuran besar ... kemudian di ruas jalan
tertentu ada rambu kelas jalan dengan angka romawi ... tetapi sekarang
seperti tidak terlihat lagi ...
kalau soal tol, itu jalurnya sejajar dengan pipa gas, 10 meter dari
pipa gas, bukan diatas pipa gas-nya, seperti jalan Juanda itu.
# meskipun sejajar jalur gas, sepertinya pertamina belum yakin kalau
faktor keamanannya bisa dijamin ...
Koran Tempo Sabtu, 24 Desember 2005
Metro
Jalan Tol di Jalur Merah
Pemerintah Kota Depok pada 2006 akan mulai membangun dua ruas jalan
tol yang diimpikan. Pertama, proyek jalan tol kawasan barat-timur yang
menghubungkan wilayah Tangerang dan Bekasi. Adapun ruas jalan tol
kedua melintasi kawasan utara-selatan menghubungkan Jakarta dengan Bogor.
Pada ruas barat-timur diproyeksikan panjang jalan tol mencapai 14
kilometer. Titik berat pembangunan jalan ini berpatokan pada jaringan
jalur pipa gas Jalan Juanda, Depok. Sementara itu, ruas utara-selatan
dengan panjang jalan 22 kilometer berpatokan pada Jalan Pangeran
Antasari, Jakarta Selatan, mengikuti aliran Kali Krukut.
Menurut Kepala Bagian Tata Usaha Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Depok Herman Hidayat, proses tender proyek telah kelar. Tender
dilakukan oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Departemen Pekerjaan
Umum, ujarnya pekan lalu.
Pemenang tender kedua ruas tol itu pun sudah membentuk konsorsium.
Gabungan beberapa perusahan itu meliputi PT Citra Marga Nusa Phala
yang menggandeng Bakrie Group, kontraktor Nidya Karya, dan
Istakakarya. Konsorsium ini akan menggarap jalan tol ruas barat ke
timur atau Cinere-Jagorawi.
Konsorsium berikutnya, masih PT Citra Marga Nusa Phala, berkongsi
dengan Hutama Karya, PT Pembangunan Perumahan, Waskita Karya, dan
Bosowa, menggarap ruas tol Depok-Antasari.
Pembangunan dua ruas tol menjadi bagian rencana pemerintah pusat dalam
mewujudkan proyek 1.600 kilometer jalan tol di Pulau Jawa. Dua ruas
jalan tol Depok merupakan proyek Jakarta Outer Ring Road penghubung
kawasan Jakarta dengan daerah penyangga, seperti Bogor, Tangerang, dan
Bekasi.
Kendala yang dihadapi proyek ini tidak kecil. Selain rumitnya
konstruksi bangunan, lahan yang akan dilintasi berpotensi mengalami
perubahan dari rencana sebelumnya. Pada awalnya ruas tol barat ke
timur yang menghubungkan kawasan Bekasi-Tangerang dibangun di sebelah
selatan Kota Depok.
Keputusan itu berubah setelah muncul pertimbangan bahwa daerah tadi
akan dijadikan daerah resapan air. Mau tak mau, rencana pembangunan
jalan tol digeser ke utara sejajar dengan jalur pipa gas. Padahal
jalur pipa gas, yang oleh Pertamina digolongkan daerah jalur merah,
mesti dihindari dari berbagai aktivitas.
Demikian juga dengan ruas jalan tol penghubung Jakarta-Bogor ikut
mengalami pergeseran. Semula akan dibangun menyusuri Kali Krukut.
Lantaran ada pertimbangan menghindari permukiman padat penduduk,
posisi proyek digeser ke arah barat sejauh 2 kilometer atau sejajar
dengan anak Kali Krukut.
Alasan menggeser lokasi jalan tol ke sisi jalur pipa gas sepintas
mempermudah proses pembebasan lahan. Padahal di posisi yang baru
beragam kendala telah menghadang. Salah satunya risiko yang ditanggung
apabila tiang pancang jalan bersentuhan dengan pipa gas.
Herman Hidayat mengaku, risiko tersebut sudah diantisipasi karena
lokasi proyek telah diuji kelayakannya. Kami juga sudah berkoordinasi
dengan Pertamina, kata Kepala Bagian Tata Usaha Bappeda Kota Depok itu.
Juru bicara Pertamina, Abadi Purnomo, membenarkan bahwa pihaknya sudah
diajak bicara dengan Pemerintah Kota Depok. Kendati begitu, Pertamina
tidak percaya begitu saja. Pihaknya mengajukan persyaratan berkaitan
dengan keselamatan instalasi pipa gas bertekanan tinggi tersebut.
Menurut dia, jalur pipa gas yang membentang dari Cirebon hingga
Cilegon merupakan kawasan jalur merah yang harus bebas dari kegiatan
pembangunan. Minimal 10 meter di sebelah kiri dan 10 meter sebelah
kanan harus bebas, kata Abadi.
Kalau tidak, kata dia, selain faktor keamanan, pada saat ada perbaikan
pipa gas dengan menggunakan alat-alat berat harus ada jaminan
alat-alat tersebut tidak terhalang jalan tol.
Selagi tidak