[Ida-Krisna Show] Re: Saat Dia Berpaling
Assalamualaikum... Buat teman-teman semua. saat aku baca cerita di bawah ini aku gak tau bahwa cerita ini berhubungan dengan salah seorang sepupuku. Memang waktu baca ceriita ini pengarangnya Helvy, saya langsung ingat sama seorang teman dekatnya yang telah menjadi kakak sepupuku, tapi saya tidak pernah punya fikiran bahwa cerita ini adalah cerita tentang keluarga mereka. Ternyata beberapa hari kemudian, suamiku yang satu kantor dengan suami dalam cerita ini datang dengan berita yang menjadi petir di siang hari, bahwa mereka sudah berpisah! Buat teman-teman, memang cerita ini dilihat dari sisi wanita, tapi memang kesalahan akan dilakukan oleh kedua belah pihak, baik suami atau istri. Tadi sang suami datang untuk bercerita panjang lebar, dan bagi kami, bukan artinya sebuah pembenaran adanya WIL, tapi memang semua adalah akumulasi dari ketidakharmonisan hubungan suami istri dalam hal ini mungkin faktor komunikasi yang sudah tidak sehat lagi, ditambah dominasi sang istri yang tidak cuma pendidikan dan penghasilan yang jauh lebih tinggi, tapi juga karena ada rambu-rambu yang telah dilanggar sehingga harga diri laki-laki menjadi jauh lebih rendah di bawahnya. Untuk direnungkan oleh para istri! Yah buat teman-teman, cerita di bawah ini hanyalah sebuah ceriita saja, tapi ada baiknya kita mendalami agar tidak terjadi pada keluarga kita semuaAmien PS : Tanggal 13 Maret, telah habis masa iddah sang istri, karena tidak ada kata rujuk, otomatis akan jatuh talak 2. Saat Dia Berpaling (by: helvytr) Betapa perihnya. Perempuan itu menggigit bibirnya yang tiba-tiba asin darah. Sejak pagi hingga malam menyergap, ia masih menangis. Tak mungkin, desisnya, tetapi itu nyata. Ia sendiri yang membaca semua sms mesra itu. Suaminya telah berpaling. Sandaran hidup, pria terbaik di dunia itu, ayah anaknya, berkhianat! Sejauh apakah? Ia gelisah. Ia tatap potret perkawinan di dinding kamar mereka. Tiba tiba tangannya sudah bergerak meraih potret itu namun urung membantingnya. Gumpalan-gumpalan benci semakin membesar. Lalu ia pun tersungkur begitu saja di sudut kamar. Lelaki. Apa mereka semua sama? Perlahan ia raih lagi ponsel suaminya yang tertinggal hari itu. Nyeri sekali. Perempuan yang entah siapa, hanya berinisial S menyapa suaminya melalui sms dengan cinta, say, kiss u, dan semacamnya. Beberapa saat lalu ia hanya cengengesan membacanya. Mungkin teman yang iseng. Tapi ia terhenyak dan tiba-tiba merasa terbanting. Pada bagian sent, ia melihat balasan sms suaminya! Kata- kata say dan kiss u juga ada di sana! Airmatanya semakin berderai-derai dan beliung-beliung dari berbagai penjuru menikam batinnya. Belasan tahun bukan waktu yang sebentar untuk mengenal suaminya. Tapi hari itu ia merasa suaminya tak lebih dari orang asing. Sangat asing. Ia telepon suaminya sambil menangis. Apakah abang baik-baik saja? isaknya. Suara sang suami datar menjawab bahwa ia baik-baik saja dan menanyakan kabar istrinya. Perempuan itu tak sanggup. Ia putuskan telepon. Ia sms suaminya dengan satu kata: S. Dengan bercanda suaminya membalas sms. S? Bukan siapa-siapa. Hanya teman virtual. Bisa jadi siapa saja. Mungkin nenek-nenek atau lelaki. Tapi perempuan itu telah membaca gelagat. Ia menangkap aroma kebohongan itu. Dengan sekuat hati mencoba menjaga emosi, ia pergi menuju wartel terdekat. Ia telpon perempuan misterius itu. Ia berpura-pura mengetahui nomor itu dari seseorang dan akan mengabarkan tentang seseorang lainnya yang sakit parah. Suara di ujung telepon menjawab sekadarnya: Salah sambung! Boleh saya tahu ini siapa? Saya Lina. Dengan sebukit ingin tahu yang kian meninggi, perempuan itu menekan nomor hp S kembali. Mohon maaf ya, tapi saya diberikan nomor ini. Apa betul ini Mbak N? Nama saya Shinta! Saya di bandung bukan di Menteng. Saya lagi puasa! Salah sambung! ketusnya. Tapi tadi Lina, sekarang Shinta? Perempuan itu kembali ke rumah dengan langkah yang semakin gontai dan airmata yang terus bercucuran. Ia sms kembali suaminya: Siapa dia Bang? Mengapa? Bkn siapa-siapa. Hny teman virtual. Aku malah tdk ingin btemu dngnnya. Tidak ingin tahu siapa dia. Aku hanya curhat. Curhat? Mengapa bkn dengan aku saja, Bang? Maafkan aku, maafkan kekuranganku hingga Abang harus bpaling. Aku memang istri yang tidak peka dan tidak berguna. Aku merasa . Sayang, aku yang minta maaf. Mungkin seumur hidup kamu akan terus terluka. Aku menyesal. Apapun kekuranganmu tak boleh membuatku berpaling darimu . Hening. Airmata. Entah bagaimana, tiba-tiba kata maaf dan penyesalan dari suaminya bertubi-tubi muncul di ponsel perempuan itu. Tolong maafkan aku. Aku yang salah karena meladeninya. Aku mrs menemkn sosok ibu rmh tg yg baik pd drnya. Tlg maafkan aku. Jgn hkm dirimu krn keslhanku. Aku yg slh, bdh, tdk peka. Tidak berguna sbg istri. Setelah ini mgkn aku tak sanggup lg mhadapi matahari. Perempuan
[Ida-Krisna Show] Re: Saat Dia Berpaling
Assalamualaikum... Buat teman-teman semua. saat aku baca cerita di bawah ini aku gak tau bahwa cerita ini berhubungan dengan salah seorang sepupuku. Memang waktu baca ceriita ini pengarangnya Helvy, saya langsung ingat sama seorang teman dekatnya yang telah menjadi kakak sepupuku, tapi saya tidak pernah punya fikiran bahwa cerita ini adalah cerita tentang keluarga mereka. Ternyata beberapa hari kemudian, suamiku yang satu kantor dengan suami dalam cerita ini datang dengan berita yang menjadi petir di siang hari, bahwa mereka sudah berpisah! Buat teman-teman, memang cerita ini dilihat dari sisi wanita, tapi memang kesalahan akan dilakukan oleh kedua belah pihak, baik suami atau istri. Tadi sang suami datang untuk bercerita panjang lebar, dan bagi kami, bukan artinya sebuah pembenaran adanya WIL, tapi memang semua adalah akumulasi dari ketidakharmonisan hubungan suami istri dalam hal ini mungkin faktor komunikasi yang sudah tidak sehat lagi, ditambah dominasi sang istri yang tidak cuma pendidikan dan penghasilan yang jauh lebih tinggi, tapi juga karena ada rambu-rambu yang telah dilanggar sehingga harga diri laki-laki menjadi jauh lebih rendah di bawahnya. Untuk direnungkan oleh para istri! Yah buat teman-teman, cerita di bawah ini hanyalah sebuah ceriita saja, tapi ada baiknya kita mendalami agar tidak terjadi pada keluarga kita semuaAmien PS : Tanggal 13 Maret, telah habis masa iddah sang istri, karena tidak ada kata rujuk, otomatis akan jatuh talak 2. Saat Dia Berpaling (by: helvytr) Betapa perihnya. Perempuan itu menggigit bibirnya yang tiba-tiba asin darah. Sejak pagi hingga malam menyergap, ia masih menangis. Tak mungkin, desisnya, tetapi itu nyata. Ia sendiri yang membaca semua sms mesra itu. Suaminya telah berpaling. Sandaran hidup, pria terbaik di dunia itu, ayah anaknya, berkhianat! Sejauh apakah? Ia gelisah. Ia tatap potret perkawinan di dinding kamar mereka. Tiba tiba tangannya sudah bergerak meraih potret itu namun urung membantingnya. Gumpalan-gumpalan benci semakin membesar. Lalu ia pun tersungkur begitu saja di sudut kamar. Lelaki. Apa mereka semua sama? Perlahan ia raih lagi ponsel suaminya yang tertinggal hari itu. Nyeri sekali. Perempuan yang entah siapa, hanya berinisial S menyapa suaminya melalui sms dengan cinta, say, kiss u, dan semacamnya. Beberapa saat lalu ia hanya cengengesan membacanya. Mungkin teman yang iseng. Tapi ia terhenyak dan tiba-tiba merasa terbanting. Pada bagian sent, ia melihat balasan sms suaminya! Kata- kata say dan kiss u juga ada di sana! Airmatanya semakin berderai-derai dan beliung-beliung dari berbagai penjuru menikam batinnya. Belasan tahun bukan waktu yang sebentar untuk mengenal suaminya. Tapi hari itu ia merasa suaminya tak lebih dari orang asing. Sangat asing. Ia telepon suaminya sambil menangis. Apakah abang baik-baik saja? isaknya. Suara sang suami datar menjawab bahwa ia baik-baik saja dan menanyakan kabar istrinya. Perempuan itu tak sanggup. Ia putuskan telepon. Ia sms suaminya dengan satu kata: S. Dengan bercanda suaminya membalas sms. S? Bukan siapa-siapa. Hanya teman virtual. Bisa jadi siapa saja. Mungkin nenek-nenek atau lelaki. Tapi perempuan itu telah membaca gelagat. Ia menangkap aroma kebohongan itu. Dengan sekuat hati mencoba menjaga emosi, ia pergi menuju wartel terdekat. Ia telpon perempuan misterius itu. Ia berpura-pura mengetahui nomor itu dari seseorang dan akan mengabarkan tentang seseorang lainnya yang sakit parah. Suara di ujung telepon menjawab sekadarnya: Salah sambung! Boleh saya tahu ini siapa? Saya Lina. Dengan sebukit ingin tahu yang kian meninggi, perempuan itu menekan nomor hp S kembali. Mohon maaf ya, tapi saya diberikan nomor ini. Apa betul ini Mbak N? Nama saya Shinta! Saya di bandung bukan di Menteng. Saya lagi puasa! Salah sambung! ketusnya. Tapi tadi Lina, sekarang Shinta? Perempuan itu kembali ke rumah dengan langkah yang semakin gontai dan airmata yang terus bercucuran. Ia sms kembali suaminya: Siapa dia Bang? Mengapa? Bkn siapa-siapa. Hny teman virtual. Aku malah tdk ingin btemu dngnnya. Tidak ingin tahu siapa dia. Aku hanya curhat. Curhat? Mengapa bkn dengan aku saja, Bang? Maafkan aku, maafkan kekuranganku hingga Abang harus bpaling. Aku memang istri yang tidak peka dan tidak berguna. Aku merasa . Sayang, aku yang minta maaf. Mungkin seumur hidup kamu akan terus terluka. Aku menyesal. Apapun kekuranganmu tak boleh membuatku berpaling darimu . Hening. Airmata. Entah bagaimana, tiba-tiba kata maaf dan penyesalan dari suaminya bertubi-tubi muncul di ponsel perempuan itu. Tolong maafkan aku. Aku yang salah karena meladeninya. Aku mrs menemkn sosok ibu rmh tg yg baik pd drnya. Tlg maafkan aku. Jgn hkm dirimu krn keslhanku. Aku yg slh, bdh, tdk peka. Tidak berguna sbg istri. Setelah ini mgkn aku tak sanggup lg mhadapi matahari. Perempuan