Title: Message
Betul
Mas Wahyu, malem minggu kemarin saya silaturahmi lebaran di rumah Om saya,
kebetulan teman Om saya pejabat dari Ditjen Anggaran, bilang kalau BBM tdk naik
negara akan bangkrut.. (Lho yang bikin bangkrut negara ini, siapa
sebenarnya? pejabat, pengusaha, atau rakyat?) lalu saya protes, lho
naik ya naik, tetapi yang bijaksana dilakukan secara bertahap dong, agar
rakyat bisa menyesuaikan dan tidak shock, mestinya tahun ini naik 40%, next year
40% dan next year naik lagi 40%, mungkin rakyat lebih siap menerimanya.
Kesannya pemerintah tdk mau susah langsung BBM dinaikkan sebesar 84 -
104%. Wass #Sugiarto
-Original Message-From:
idakrisnashow@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of Wahyu SusiloSent: Monday, November 14, 2005 10:03
AMTo: idakrisnashow@yahoogroups.comSubject: [Ida-Krisna
Show] Republik Indonesia ternyata sudah pailit !!!: Kekayaan Negara Negatif Rp
497 Triliun
Senin, 14 November 2005
Headline
Kekayaan Negara Negatif Rp 497 Triliun
Pemerintah menerbitkan Laporan Keuangan Tahun 2004.
JAKARTA -- Pemerintah menerbitkan Laporan Keuangan Tahun 2004.
Laporan keuangan ini merupakan yang pertama kali dibuat sejak Republik
Indonesia berdiri.Dalam laporan keuangan ini terungkap bahwa kekayaan
bersih (ekuitas) pemerintah negatif Rp 497,2 triliun per 31 Desember 2004.
Penyebabnya adalah utang yang harus dibayar jauh lebih besar, yakni Rp 1.349
triliun, dibanding aset yang hanya Rp 851,9 triliun.Meski kekayaan
minus, beruntung arus kas pemerintah pusat masih positif. Saldo akhir kas
pemerintah masih Rp 52,3 triliun. Duit segar ini dipakai untuk pelbagai
pengeluaran tahun ini.Menurut Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara
Departemen Keuangan Mulia Nasution, kekayaan masih negatif karena penilaian
terhadap seluruh aset milik negara belum rampung. "Masih ada aset yang dinilai
Rp 1," katanya di Jakarta.Mulia mengakui, laporan keuangan 2004 masih
banyak kekurangan. Untuk itu, pemerintah sudah punya niat merevaluasi seluruh
aset, terutama tanah dan bangunan. "Jika revaluasi selesai, jumlah aset akan
lebih besar daripada kewajiban," ujarnya.Pada Juni, Badan Pemeriksa
Keuangan pernah menemukan nilai aset yang hanya seperak. Penyebabnya
pemerintah masih kesulitan menentukan nilainya. Misalnya saja aset tanah yang
dibeli pada 1970 seharga Rp 10 juta. Nilai tanah itu, kata Mulia, seharusnya
akan naik pada saat ini. Permasalahannya nilai aset paling mutakhir tak bisa
ditentukan karena dokumen pembelian aset banyak yang hilang. Selama
ini pun BPK tak pernah memberikan nilai alias disclaimer pada laporan keuangan
pemerintah. Penyebabnya laporan keuangan itu tidak komprehensif. Dalam laporan
keuangan itu pemerintah hanya mencantumkan seluruh data kekayaan dilengkapi
neraca, arus kas, dan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2004.
Menurut anggota BPK Baharuddin Aritonang, kekayaan negatiflah yang
menyebabkan laporan keuangan pemerintah masih tak beropini. "Ketua BPK akan
kirim surat ke Presiden supaya para pembantunya segera menghitung seluruh aset
yang ada," katanya kemarin.Aritonang mengakui, aset negara Rp 851,9
triliun masih data sementara. Karena itu, BPK akan menunggu perhitungan aset
untuk audit anggaran 2005. Tapi dia tak menjamin apakah laporan keuangan tahun
ini kembali tidak beropini. "Sepanjang ada kemajuan laporan, BPK akan
menilainya," ujarnya. BAGJA HIDAYAT | SURYANI
IKAKORAN TEMPO
Wahyu SusiloProject Officer Poverty &
MDGsInternational NGO Forum on Indonesian Development (INFID)Jl.
Mampang Prapatan XI/23Jakarta 12790Phone: 62-21-79196721/22Fax:
62-21-7941577e-mail: [EMAIL PROTECTED]
website: www.infid.org, www.infid.be
=
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida & Krisna
Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM
Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB
SMS di 0818-333582
=
YAHOO! GROUPS LINKS
Visit your group "idakrisnashow" on the web.
To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED]
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.