Khitan Menangkal AIDS?

Nuim Khaiyath, Wartawan senior Radio ABC Australia

Suara Hidayatullah, edisi 02/XV/Juni 2002/Rabiul Awal-Rb. Akhir 1423



         Silang pendapat mengenai khasiat khitan tidak pernah sepi. Bagi
seorang muslim, sebagaimana seorang Yahudi, maka khitan dianggap sebagai
keharusan, apalagi untuk anak lelaki.

         Kini ada teori yang menyebutkan bahwa apabila semua bayi laki-laki
dikhitan maka ini akan membantu pembendungan wabah IADS secara global alias
menjagat. Kehebohan niscaya akan meledak, mengalahi letusan Gunung merapi
Krakatau.

         Seorang maha guru bidang kebidanan (*obstetrics*) dari Universitas
Melbourne, Australia, Profesor Roger Short, bersama seorang sejawatnya,
Robert Szabo, menyimpulkan bahwa kekulupan memberikan peluang kepada
berbagai organisme yang asing untuk melekatkan diri pada bagian dalam kulit
kulup (pada kemaluan seorang lelaki), dan kemudian berpindah ke manusia
lewat persetubuhan.

         Ini adalah suatu tesis yang sangat menghebohkan, karena persoalan
khitan memang bukan sekedar membuang "kulit yang berlebih" pada kemaluan,
namun punya nuansa budaya dan bahkan agama.

         Dalam masyarakat barat, tentu saja ada kalangan yang tetap kurang
menerima segala yang berbau ke-Yahudi-an dan ke-Islam-an dan khitan
merupakan salah satu lambang paling menyolok dari kedua agama tersebut.

         Beberapa waktu yang lalu, banyak anak-anak bukan Yahudi dan bukan
Islam di Barat yang dikhitan karena adanya kepercayaan bahwa pengeratan
"kulit berlebih" itu adalah demi kebersihan.

         Akan tetapi, kemudian pengkhitanan dinilai sebagai salah satu
penganiayaan yang dilakukan terhadap seorang anak lelaki tanpa seizinnya.
Singkatnya pelanggaran HAM sang-anak, dan di Australia, banyak lelaki dewasa
yang telah dikhitan, menjalani bedah khusus untuk kulup kembali. Ternyata
ini memang bisa dilakukan, bukan ibarat nasi yang telah menjadi bubur.

         Dengan kian menjadi-jadinya wabah AIDS berjangkit, maka seharusnya
ummat manusia melupakan segala "sentimen" terhadap ke-Yahudi-an dan
ke-Islam-an. Namun tidak demikian nyatanya.

         Diperkirakan 50 juta kasus AIDS kini merajalela sedangkan kematian
akibat penyakit ganas itu lebih dari 16 juta. Dikatakan, AIDS merupakan
salah satu malapetaka kesehatan terburuk manusia sejak apa yang dalam
sejarah di sebut "Maut Hitam" (*tha'un*) yang pernah melanda Eropa sekian
ratus tahun yang lalu.

         Akan tetapi, teori kedua orang ilmuwan Australia yang disebutkan
tadi masih diragukan oleh banyak ilmuwan lainnya, sehingga makalh mereka ini
tidak dapat disampaikan dalam suatu konferensi internasional.

         Profesor Roger Short dan Robert Szabo mengemukakan, telah mencatat
perbedaan tajam dalam kasus infeksi HIV (cikal bakal AIDS) antara apa yang
dikenal sebagai "sarang AIDS" di negara-negara selatan Sahara di Afrika. Di
sementara kawasan kasus infeksinya mencapai sampai setinggi 25 persen,
sedangkan di tempat lain bisa sampai serendah 1 persen. Dan tingkat infeksi
yang lebih rendah ini erat berkaitan dengan berlakunya kebiasaan mengkhitan
anak lelaki di tempat tersebut.

         Dalam makalah kedua ilmuwan dari Universitas Melbourne itu
dikemukakan bahwa keterkaitan ini lebih kuat di bidang indikator-indikator
lazim lainnya, seperti pergaulan yang terlalu bebas, penyakit-penyakit yang
ditularkan lewat persetubuhan lainnya dan poligami atau kawin-cerai yang
acap.

         Suatu pengkajian di Uganda yang dilaporkan bulan Februari yang
lalu, menunjukkan, di kalangan kelompok besar dari apa yang disebut pasangan
yang berkelainan, maksudnya seorang menderita HIV sedangkan yang lainnya
tidak, maka tidak ada seorang pun lelaki yang dikhitan tertular HIV dalam
jangka waktu 30 bulan, kendati istri mereka mengidap HIV.

         Di luar Afrika, polanya juga menunjukkan kesamaan. Negara-negara di
mana tingkat pengkhitanan di kalangan anak lelakinya rendah, seperti
Thailand, India dan Kamboja, maka tingkat penderita HIV-nya bisa mencapai
antara 10 hingga 50 persen lebih tinggi dibanding dengan negara-negara yang
tinggi tingkat pengkhitanannya, seperti Filipina, Bangladesh dan Indonesia.

         Begitu mendapat lampu hijau dari kalangan mancanegara, Profesor
Roger Short dan sejawatnya Robert Szabo bermaksud menguji kesimpulan mereka
ini dengan menularkan HIV yang hidup ke "kulit berlebih yang masih segar
(diperoleh dari seseorang yang baru dikhitan), untuk melihat sampai di mana
penularan bisa terjadi.

         Pada hemat mereka, sekitar 80 persen dari infeksi HIV di kalangan
pria terjadi lewat "kulit berlebih" dimaksud. *Wallahu a'lam*.

artikelnya udah lama banget... tp baru nemu, mudah2an bs jd bahan
referensi...
yg mau download format pdf nya bisa ambil di
sini<http://www.geocities.com/kasdulagh/khitan_menangkal_aids.pdf>

^_^


[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Create your own customized LAUNCHcast Internet Radio station. 
Rate your favorite Artists, Albums, and Songs. Skip songs. Click here!
http://us.click.yahoo.com/r4oloD/xA5HAA/kkyPAA/iPMolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=================================================================
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke