136 KK, 700 Jiwa di Desa Cikidang, Sukabumi, Kelaparan!
2007-02-28 10:13:00
            Sebanyak 136 kepala keluarga, atau sekitar 700 jiwa di empat 
kampung di Desa Cikidang, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi menderita 
kelaparan sejak Januari 2007. Kondisi ini juga sudah dilaporkan oleh Pjs. 
Kepala Desa Cikidang, Sarnadi, kepada pihak Muspika setempat dan perlu mendapat 
perhatian serius dari pihak terkait. Bahkan, beberapa balita di desa tersebut 
diduga menderita kurang gizi dan gizi buruk.  
“Benar sekali pak, mulanya hanya 27 KK saja, tetapi sekarang meningkat menjadi 
136 KK. Kondisi seperti ini diawali dengan lemahnya daya beli masyarakat akibat 
musim kering selama delapan bulan lalu, sehingga mereka yang kebanyakan buruh 
tani tidak lagi bertani dan sudah pasti tidak mendapatkan uang,” ungkap 
Sarnadi, Pjs. Kepala Desa Cikidang. 
 Menurut Sarnadi, dari 9923 warga desa Cikidang, terdapat tidak kurang 700 
warga yang menderita kelaparan. Mereka tersebar di empat kampung, yakni Kampung 
Neglasari, Kampung Parabon Cijambrong, Kampung Galumpit dan Kampung Cikidang. 
“Kampung Neglasari yang terparah, ada sekitar 66 KK dan hampir seratus persen 
warga kampung tersebut sudah kehabisan bahan makanan,” tambah Sarnadi. 
 Akibat kekeringan selama hampir tiga musim di tahun 2006 lalu, sawah dan 
ladang tempat warga bekerja tidak mendapatkan air. Sehingga sawah dan ladang 
mereka menjadi lahan mati. Dan sepanjang musim kering tersebut, warga tidak 
punya pilihan pekerjaan dan hanya memanfaatkan sisa hasil ladang untuk makan 
sehari-hari. “Sejak Januari 2007 lalu, persediaan bahan makanan mereka sudah 
habis hingga saat ini. Jangankan beras, nasi aking dan singkong pun mereka 
sudah tidak punya,” jelas Kepala Desa Cikidang. 
 Selain itu, menurut Sarnadi, lokasi empat kampung tersebut berada jauh dibalik 
bukit dan sulitnya transportasi untuk bisa masuk ke kampung. Tim ACT yang 
mendapat laporan tersebut langsung mendatangi Desa Cikidang, Selasa (27/2) dan 
langsung membawa bantuan secukupnya. Benar saja, sekitar 25 kilometer dari 
jalan raya Sukabumi harus ditempuh menggunakan mobil. Selebihnya harus berjalan 
kaki naik turun bukit sejauh hampir tiga kilometer. 
 Di Kampung Neglasari misalnya, tim banyak menemukan warga yang dalam kondisi 
memprihatinkan. “Yaah, makan apa saja yang bisa dimakan pak. Malah kadang tidak 
ada apa-apa untuk dimakan,” terang Abdul Rohman (43 tahun), bapak tujuh orang 
anak. Bahkan anak bungsu Abdul Rohman bernama Agus Supiyatman (15 bulan) 
didiagnosa menderita gizi buruk. Selain Agus, terdapat dua anak lain yang 
menderita gizi buruk di Kampung Neglasari. Itu pun belum termasuk puluhan anak 
yang teridentifikasi kurang gizi. 
 Lain lagi dengan Sudarno (23 tahun), Ayah dua anak. Sehari-hari pekerjaannya 
sebagai buruh tani. Namun sudah sejak musim kering lalu ia tidak lagi bekerja. 
“Kami tidak punya apa-apa lagi. Kalau kami masih bisa tahan lapar, tapi 
anak-anak nangis terus. Mereka kan tidak tahan lapar,” tuturnya. 
 Pada kesempatan itu, ACT membawa sejumlah bantuan seperti beras, sardines, 
ikan asin, biskuit dan sejumlah bantuan untuk balita gizi buruk untuk selama 
dua pekan. “Terima kasih atas bantuannya pak, sampaikan salam kami kepada para 
donatur. Beginilah keadaan warga kami saat ini. Sekali lagi, terima kasih,” 
tutup Sarnadi. (Gaw)

Info:
Bayu Gawtama
Communication Senior Manager ACT
0852 190 68581, 0815 105 35424
Komplek Perkantoran Ciputat Indah Permai
Blok B-8 No.
Jl. Ir. H. Juanda No. 50, Ciputat 15419
[EMAIL PROTECTED]
www.aksicepattanggap.com

 
---------------------------------
 Get your own web address.
 Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke